32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya sudah tidak perlu diragukan lagi, hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari, tetapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa. Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai hal. Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasi, kedua sebagai alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi sosial, serta yang keempat sebagai alat kontrol sosial. Di Indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu karena ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis. Oleh sebab 1

MAKALAH EYD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang EYD

Citation preview

Page 1: MAKALAH EYD

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya sudah tidak perlu diragukan

lagi, hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam

kehidupan sehari hari, tetapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya

perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak

dimonopoli oleh para ahli bahasa.

Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi

karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk

mengomunikasikan berbagai hal.

Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi

setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasi,  kedua sebagai

alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi

sosial, serta yang keempat sebagai alat kontrol sosial.

Di Indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan dan dalam

penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan

sangat perlu karena ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa

terutama bahasa tulis. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai

ejaan yang dibenarkan.

.

1

Page 2: MAKALAH EYD

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis memfokuskan

masalah dengan rumusan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengertian Ejaan Yang Disempurnakan?

b. Bagaimana penggunaan kata-kata yang baik dan benar sesuai yang tercantum

pada kamus Ejaan Yang Disempurnakan?

c. Bagaimana ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengertian Ejaan Yang Disempurnakan.

b. Untuk mengetahui penggunaan kata-kata yang baik dan benar serta sesuai

dengan kaidah bahasa Indonesia yang tercantum dalam kamus EYD.

c. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan.

2

Page 3: MAKALAH EYD

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku

sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,  Ejaan Republik atau

Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa

dengan menggunakan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan

tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.

Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan

ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah

pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi

keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan

bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang

mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh

setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada,

terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk

hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.

2.2. Penggunaan kata-kata yang baik dan benar sesuai yang tercantum pada

kamus ejaan yang disempurnakan

Adapun penggunaan kata-kata yang baik dan benar harus memenuhi syarat-

syarat sebagai berikut:

1) Menggunakan penulisan  kata  dasar  yang  baik  dan  benar  sesuai

dengan EYD.

2) Menggunakan penulisan kata ulang yang baik dan benar sesuai

dengan EYD.

3) Menggunakan penulisan gabungan kata yang baik dan benar sesuai

dengan EYD.

4) Menggunakan penulisan kata depan yang baik dan benar sesuai

dengan EYD.

3

Page 4: MAKALAH EYD

5) Menggunakan penulisan  partikel  yang  baik  dan  benar  sesuai

dengan EYD.

6) Menggunakan penulisan  kata  ganti yang  baik  dan  benar  sesuai

dengan EYD.

7) Menggunakan penulisan kata serapan yang baik dan benar sesuai

dengan EYD.

8) Menggunakan penulisan angka dan lambang bilangan yang baik

dan benar sesuai dengan EYD.

9) Menggunakan penulisan bentuk singkatan, singkatan, dan akronim

yang baik dan benar sesuai dengan EYD.

10)

2.3. Ruang lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu:

a. pemakaian huruf,

b. penulisan huruf,

c. penulisan kata,

d. penulisan unsur, dan

e. pemakaian tanda baca.

1. Pemakaian Huruf

Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling

banyak menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang

digunakan sebanyak 26 buah.

a. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan  dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf

berikut. (Nama setiap huruf disertakan disebelahnya)

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A          a

B          b

C          c

D          d

a

be

ce

de

J            j

K          k

L           l

M         m

je

ka

el

em

S            s

T            t

U           u

V           v

es

te

u

ve

4

Page 5: MAKALAH EYD

E           e

F           f

G          g

H          h

I            i

e

ef

ge

ha

i

N          n

O          o

P           p

Q          q

R          r

en

o

pe

ki

er

W          w

X           x

Y           y

Z            z

we

eks

ye

zet

b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas

huruf a, e, i, o, dan u.

Huruf Vokal Contoh pemakaian dalam kata

Di awal Di tengah Di akhir

A

e

i

o

u

api

enak

itu

oleh

ulang

padi

petak

simpan

kota

bumi

lusa

sore

murni

radio

ibu

c. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri

atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf konsonan Contoh pemakaian dalam kata

Di awal Di tengah Di akhir

B

c

d

f

g

h

j

k

l

m

n

p

bahasa

cakap

dua

fakir

guna

hari

jalan

kami

lekas

maka

nama

pasang

sebut

kaca

ada

kafan

tiga

saham

manja

paksa

alas

kami

anak

apa

adab

-

abad

maaf

balig

tuah

mikraj

politik

kesal

diam

daun

siap

5

Page 6: MAKALAH EYD

q

r

s

t

v

w

x

y

z

Quran

raih

sampai

tali

varia

wanita

xenon

yakin

zeni

Furqan

bara

asli

mata

lava

hawa

-

payung

lazim

-

putar

lemas

rapat

-

-

-

-

juz

d. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan

dengan ai, au, dan oi.

Huruf Diftong Contoh pemakaian dalam kata

Di awal Di tengah Di akhir

Ai

au

oi

ain

aula

-

Syaitan

saudara

boikot

pandai

harimau

amboi

e. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang

melambangkan konsonan, yaitu: kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing

melambangkan satu bunyi konsonan.

Gabungan huruf

konsonan

Contoh pemakaian dalam kata

Di awal Di tengah Di akhir

Kh

ng

ny

sy

khusus

ngilu

nyata

syarat

Akhir

bangun

hanyut

isyarat

tarikh

senang

-

arasy

6

Page 7: MAKALAH EYD

2. Penulisan Huruf

Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,

yaitu 1) penulisan huruf besar, dan 2) penulisan huruf miring. Lebih jelasnya

dapat dilihat pada pembahasan berikut :

a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)

Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :

1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya :

Dia menulis surat di kamar.

Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.

2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya :

Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.

“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.

3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan

dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.

Misalnya :

Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.

Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.

4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan,

keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya :

Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.

Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.

5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama instansi,

dan nama tempat.

Misalnya :

Wakil Presiden Yusuf  Kalla memberi bantuan mobil.

Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.

Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.

Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.

7

Page 8: MAKALAH EYD

6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang.

Misalnya :

Nurhikmah

Dewi Rasdiana Jufri

7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

nama bahasa.

Misalnya :

bangsa Indonesia

suku Sunda

bahasa Inggris

8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya :

tahun Hijriyah                                                        hari Jumat

bulan Desember                                                     hari Lebaran

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.

Misalnya :

Laut Jawa                                                               Jazirah Arab

Asia Tenggara                                                        Tanjung Harapan

10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga

pemerintah, ketatanegaraan dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat

kata penghubung.

Misalnya :

Republik Indonesia

Majelis Permusyawaratan Rakyat

11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan

dan pengacuan.

Misalnya :

Surat Saudara sudah saya terima.

Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.

8

Page 9: MAKALAH EYD

12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya :

Surat Anda telah saya balas.

Sudahkah Anda sholat?

13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat

dan sapaan.

Misalnya :

Dr.            doktor

S.H.           sarjana hukum

14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna

yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya:

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah,

surat kabar,  dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata

penghubung.

Misalnya :

Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

b. Penulisan Huruf Miring

Huruf miring digunakan untuk :

1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam

tulisan.

Misalnya :

Buku Negarakertagama karangan Prapanca.

Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.

Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.

2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan

kelompok kata.

Misalnya :

9

Page 10: MAKALAH EYD

Huruf pertama kata abad adalah a.

Dia bukan menipu, tetapi ditipu.

Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.

3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing.

Misalnya :

Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.

3. Penulisan Kata

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :

1. Kata Dasar

Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang

ditulis sebagai suatu kesatuan.

Misalnya : Dia teman baik saya.

2. Kata Turunan (Kata berimbuhan)

Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :

Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan memasak.

Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung

mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan

kata.

Misalnya : bertepuk tangan, sebar luaskan.

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat

awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.

Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.

Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,

gabungan kata itu ditulis serangkai.

Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi, prakata.

3. Kata Ulang

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-

jenis kata ulang yaitu :

Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.

Misalnya : laki           lelaki

Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.

10

Page 11: MAKALAH EYD

Misalnya : rumah        rumah-rumah

Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.

Misalnya : sayur        sayur-mayur

Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan.

Misalnya : main         bermain-main

4. Gabungan Kata

Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah  khusus.

Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.

Misalnya : mata kuliah, orang tua.

Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan

kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan

pertalian di antara unsur bersangkutan.

Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.

Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu kata ditulis serangkai.

Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana, barangkali.

5. Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)

Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Sedangkan kata ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Misalnya : kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.

6. Kata Depan (di, ke, dari)

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang

mengikutinya, kecuali pada gabungan kata yang dianggap padu sebagai

satu kata, seperti kepada dan daripada.

Misalnya : Jangan bermian di jalan

Saya pergi ke kampung halaman.

Dewi baru pulang dari kampus.

7. Kata Sandang (si dan sang)

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak jelas.

Anjing bermusuhan dengan sang kucing.

11

Page 12: MAKALAH EYD

8. Partikel

Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu

sangat ringkas atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu.

Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :

Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang

mendahuluinya.

Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!

Apakah yang dipelajari minggu lalu?

Apatah gerangan salahku?

Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali

yang dianggap sudah menyatu.

Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.

Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis

terpisah dengan bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.

Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.

9. Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu

kata atau lebih.

Misalnya : dll = dan lain-lain

yth = yang terhormat

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,

gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret

kata yang diperlakukan sebagai kata.

Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi

IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan

10. Angka dan Lambang Bilangan

Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan ,

yaitu: 1) Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 2) Angka Romawi:

I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.

Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :

1. Bilangan utuh. Misalnya : 15         lima belas

2. Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4          tiga perempat

12

Page 13: MAKALAH EYD

3. Bilangan tingakat. Misalnya : Abad II atau Abad ke-2

4. Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.

Misalnya : tahun 50-an         lima puluhan

5. Angka yang menyatakan bilangan bulat yang besar dapat dieja

sebagian supaya mudah dibaca.

Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.

6. Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf.

Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal kalimat

dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.

Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar)

55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)

7. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata

ditulis dengan huruf, kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti

dalam perincian atau pemaparan.

Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.

4. Penulisan Unsur Serapan

Dalam hal penulisan unsur serapan  dalam bahasa Indonesia, sebagian

ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan

demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur

asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai

bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan

aturan yang telah diterapkan.

Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa Indonesia dibenarkan,

sepanjang : (a) konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam

bahasa Indonesia, dan (b) unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga

tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan,

diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. Sebaliknya apabila dalam

bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka

penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.

Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia  bukan

berarti bahasa Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur

13

Page 14: MAKALAH EYD

serapan asing merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam

penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung

kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa

berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi

saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam

masyarakat penutur bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan

“televisi”, maka diseraplah dari bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya,

di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka

menyerap bahasa Indonesia  itu dalam bahasa Inggris.

Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia

dikelompokkan dua bagian, yaitu :

1. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara

utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh

yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto,

bridge.

2. Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam

kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah

satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem,

atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.

5. Penulisan Unsur Serapan

1. Tanda Titik (.)

Penulisan tanda titik di pakai pada :

Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan

Akhir singkatan nama orang.

Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum. Bila singkatan itu

terdiri atas tiga huruf atau lebih dipakai satu tanda titik saja.

Dipakai untuk  memisahkan bilangan atau kelipatannya.

Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau

daftar.

14

Page 15: MAKALAH EYD

Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan  atau

ilustrasi dan tabel.

2. Tanda Titik (.)

Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :

Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya

yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.

Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu

mendahului induk kalimatnya.

Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat

yang terdapat pada awal kalimat.  Termasuk kata : (1) Oleh karena itu,

(2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan tetapi.

Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan

kasihan.

Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Dipakai diantara  : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) 

tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.

Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen

yang dinyatakan dengan angka.

Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya

untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Menghindari terjadinya salah baca di belakang  keterangan yang

terdapat pada awal kalimat.

Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

pustaka.

Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak

membatasi.

Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir

dengan tanda tanya atau seru.

15

Page 16: MAKALAH EYD

3. Tanda Titik Tanya ( ? )

Tanda tanya dipakai pada :

Akhir kalimat tanya.

Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang

diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

4. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru digunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan

dan rasa emosi yang kuat.

5. Tanda Titik Koma  ( ; )

Tanda titik koma dipakai :

Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai

pengganti kata penghubung.

6. Tanda Titik Dua ( : )

Tanda titik dua dipakai :

Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.

Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau

pemerian.

Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam

percakapan .

Di antara jilid atau nomor dan halaman.

Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.

Di antara judul dan anak judul suatu karangan.

Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

7. Tanda Elipsis (…)

Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan

menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika

yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik dengan titik

terakhir diberi jarak atau loncatan.

16

Page 17: MAKALAH EYD

8. Tanda Garis Miring ( / )

Tanda garis miring ( / ) di pakai :

Dalam penomoran kode surat.

Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.

9. Tanda  Penyingkat  atau Apostrof ( ‘)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.

10. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )

Tanda petik tunggal dipakai :

Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

11. Tanda Petik ( “…” )

Tanda petik dipakai :

Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan

atau yang belum dikenal.

Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam

kalimat.

Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah,

atau bahan tertulis lain.

 

17

Page 18: MAKALAH EYD

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa,

pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.

2. Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu: Pemakaian tanda baca,

Penulisan unsur serapan, Penulisan kata, Penulisan huruf dan Pemakaian huruf.

3.2. Saran

Sebaiknya antara bahasa Daerah dan bahasa Indonesia harus berkembang

secara seimbang sesuai dengan perkembangan zaman. Agar peran bahasa Indonesia

tetap diakui oleh masyarakat Internasional dan tetap berdiri tegak di bumi

Indonesia. Sementara bahasa Daerah tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya

Indonesia.

18

Page 19: MAKALAH EYD

DAFTAR PUSTAKA

blog.wisma-bahasa.com

titi-share.blogspot.com

blog.student.uny.ac.id

karinarisaf.blogspot.com

jaririndu.blogspot.com

19