117
BAB X POLA DAN PROSES KOMUIKASI DALAM KELUARGA A. DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi adalah suatu proses pertukaran perasaan, keinginan, informasi, dan opini (maccubin & dahl,1985). Menurut Galvin dan Brommel, komunikasi keluarga adalah sebuah symbol proses transaksi dalam membuat dan membagikan arti dari keluarga tersebut dimana setiap anggota keluarga mempunyai pola dan cara yang unik dalam berkomunikasi. B. ELEMEN DALAM KOMUNIKASI Komunikasi membutuhkan : 1. Pengirim pesan Seseorang yang berusaha mengirimkan pesan ke orang lain. 2. Penerima pesan Target dari pengirim pesan 3. Channel of the message Rute dari pesan yang dikirim 4. Pertemuan antar pengirim dan penerima pesan 5. Interaksi Interaksi merupakan bingkai dalam pengiriman dan penerimaan suatu pesan, termasuk di dalam nya respon dari penerima dan pengirim. Interaksi dapat menjadi dimanis, dimana merubah proses komunikasi antar individu. C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI 1

Makalah family health nursing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

family

Citation preview

Page 1: Makalah family health nursing

BAB X

POLA DAN PROSES KOMUIKASI DALAM KELUARGA

A. DEFINISI KOMUNIKASI

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran perasaan, keinginan, informasi,

dan opini (maccubin & dahl,1985). Menurut Galvin dan Brommel, komunikasi

keluarga adalah sebuah symbol proses transaksi dalam membuat dan membagikan

arti dari keluarga tersebut dimana setiap anggota keluarga mempunyai pola dan

cara yang unik dalam berkomunikasi.

B. ELEMEN DALAM KOMUNIKASI

Komunikasi membutuhkan :

1. Pengirim pesan

Seseorang yang berusaha mengirimkan pesan ke orang lain.

2. Penerima pesan

Target dari pengirim pesan

3. Channel of the message

Rute dari pesan yang dikirim

4. Pertemuan antar pengirim dan penerima pesan

5. Interaksi

Interaksi merupakan bingkai dalam pengiriman dan penerimaan suatu

pesan, termasuk di dalam nya respon dari penerima dan pengirim.

Interaksi dapat menjadi dimanis, dimana merubah proses komunikasi

antar individu.

C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Watzlawick and co-workers (1967) menyebutkan dalam Pragmatics of

Human Communication ada enam prinsip dasar komunikasi untuk memahami

proses-proses komunikasi keluarga.

1. Semua perilaku adalah komunikasi. Dalam berbagai situasi, baik dua orang

atau lebih, individu bisa atau tidak menggunakan komunikasi verbal, akan

tetapi tidak dapat luput dari komunikasi nonverbal termasuk didalamnya

seperti bahasa tubuh dalam mengekpresikan sesuatu.

1

Page 2: Makalah family health nursing

2. Bahwa komunikasi mempunyai dua tingkat yaitu informasi (isi) dan perintah

(intruksi). Isi yaitu apa yang sebenarnya sedang dikatakan (bahasa verbal).

Sedangkan intruksi adalah menyampaikan maksud dari pesan (Goldenberg,

2000). Isi suatu pesan dapat saja berupa pernyataan sederhana, tetapi

mempunyai meta – message atau intruksi bergantung pada variable seperti

emosi dan alur bicara, gerakan dan posisi tubuh serta nada suara.

3. Berhubungan dengan “pemberian tanda baca (pungtuasi) (Watzlawick et al.,

1967) atau rangkaian komunikasi” (Bateson, 1979). Komunikasi melibatkan

proses transaksi, dan dalam pertukaran tiap respon berisi komunikasi

berikutnya, selain riwayat hubungan sebelumnya (Hartman & Laird, 1983).

4. Komunikasi diuraikan oleh Watzlick dan rekannya (1979) terdapat dua tipe

komunikasi yaitu, digital dan analogik. Komunikasi digital adlah komunikasi

verbal yang pada dasarnya menggunakan kata yang mudah dipahami.

Sedangkan komunikasi analaogik yaitu ide atau suatu hal yang akan

dikomunikasikan, dikirim secara nonverbal dan sikap yang representative

(Hartman & Laird, 1983). Komunikasi analogik dikenal sebagai bahasa tubuh

, ekspresi tubuh, ekspresi wajah, irama dan nada kata yang diucapkan

(isyarat) berbagai manifestasi non verbal lainnya (non bahasa) yang dapat

dilakukan oleh seseorang (Watzlick et al, hal 62).

5. Diuraikan oleh kelompok yang sama dari beberapa ahli teori komunikasi

keluarga (Watzlick, Beavin, & Jackson, 1967) yang disebut prinsip redundasi

(kemubadziran). Prinsip ini merupakan dasar pengembangan penelitian

keluarga yang menggunakan keterbatasan pengamatan interaksi keluarga

sehingga dapat memberikan penghayatan yang valid kedalam pola umum

komunikasi

6. Semua interaksi komunikasi yang simetris atau komplementer. Pola

komunikasi simetris adalah perilaku pelaku mencerminkan perilaku pelaku

lainnya. Sedangkan komunikasi komplementer adalah perilaku seorang

pelaku interaksi melengkapi perilaku pelaku interkasi lainnya. Jika satu dari

dua tipe komunikasi tersebut digunakan secara konsisten dalam hubungan

keluarga, tipe komunikasi ini mencerminkan nilai dan peran serta anggota

keluarga dan pengaturan kekuasaan keluarga (Batson, dkk., 1963).

2

Page 3: Makalah family health nursing

D. SALURAN KOMUNIKASI KELUARGA

Saluran informasi adalah rute informasi yang sampai kepada

penerima. Dalam jaringan komunikasi keluarga juga menggunakan saluran

dalam menyampaikan pesan kepada anggota keluarga. Dalam keluarga,

saluran informasi dapat bervariasi tergantung setting hubungan anggota

keluarga.contohnya keluaga patriarchal akan memberikan komunikasi dengan

jenis perintah yang berasal dari ayah ke ibu lalu ke anak, ini disebut jaringan

komunikasi vertical.

Keluarga biasanya menggunakan saluran komunikasi sesuai dengan

struktur kekuatan keluarga, kedekatan dalam hubungan keluarga, peran

keluarga, dan popularitas dalam keluarga. Popularitas berpusat pada individu

mengindikasikan bahwa adanya konvergenitas saluran komunikasi pada satu

orang. Orang ini biasanya orang penengah dalam keluarga. Sebaliknya,

anggota keluarga yang lain akan merasa tidak popular, takut, menolak, dan

mengesampingkan posisinya.

E. PROSES –PROSES KOMUNIKASI FUNGSIONAL

Menurut sebagian besar terpi keluarga, komunikasi fungsional

dipandang sebagia landasan keberhasilan, keluarga yang sehat (Watzlick &

Goldberg, 2000) dan komunikasi fungsional didefinisikan sebagai pengiriman

dan penerima pesan, baik isi maupun tingkat instruksi pesan yang lansung

dan jelas (Sells,1973), serta sebagi sasaran antara isi dan tingkat instruksi.

Dengan kata lain komunikasi fungsional dan sehat dalam suatu keluarga

memerlukan pengirim untuk mengirimkan maksud pesan melalui saluran yang

reltif jelas dan penerima pesan mempunyai pemahaman arti yang sama

dengan apa yang dimaksud oleh pengirim (Sells). Proses komunikasi

fungsional terdiri dari beberapa unsur, antara lain :

1. Pengirim Fungsional

Satir (1967) menjelaskan bahwa pengiriman yang berkomunikasi

secara fungsional dapat menyatakan maksudnya dengan tegas dan jelas,

mengklarifikasi dan mengualifikasi apa yang ia katakan, meminta umpan balik

dan terbuka terhadap umpan balik.

a) Menyatakan kasus dengan tegas dan jelas

3

Page 4: Makalah family health nursing

Salah satu landasan untuk secara tegas menyatakan maksud

seseorang adalah penggunaan komunikasi yang selaras pada tingkat isi

dan instruksi (satir,1975). Contohnya dalam hal mengekspresikan

seseorang yang sedang marah maka nada suara, posisi tubuh dan

gestur harus sesuai.

b) Intensitas dan keterbukaan.

Intensitas berkenaan dengan kemampuan pengirim dalam

mengkomunikasikan persepsi internal dari perasaan, keinginan,dan

kebutuhan secara efektif dengan intensitas yang sama dengan

persepsi internal yang dialaminya. Agar terbuka, pengirim fungsional

menginformasikan kepada penerima tentang keseriusan pesan dengan

mengatakan bagaimana penerima seharusnya merespon pesan

tersebut. Contohnya aku ingin pulang sekarang, aku sangat lelah.

c) Mengklarifikasi dan mengualifikasi pesan

Karakteristik penting kedua dari komunikasi yang fungsional

menurut Satir adalah pernyataan klarifikaasi dan kualifikasi.

Pernyataan tersebut memungkinkan pengirim untuk lebih spesifik dan

memastikan persepsinya terhadap kenyataan dengan persepsi orang

lain.

d) Meminta umpan balik

Unsur ketiga dari pengirim fungsional adalah meminta umpan

balik, yang memungkinkan ia untuk memverifikasi apakah pesan

diterima secara akurat, dan memungkinkan pengirim untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengklarifikasi maksud.

e) Terbuka terhadap umpan balik

Pengirim yang terbuka terhadap umpan balik akan menunjukkan

kesediaan untuk mendengarkan, bereaksi tanpa ada perlawanan dan

mencoba untuk memahami.

2. Penerima Fungsional

Penerima fungsional mencoba untuk membuat pengkajian maksud

suatu pesan secara akurat. Dengan melakukan ini, mereka akan lebih baik

mempertimbangkan arti pesan dengan benar dan dapat lebih tepat mengkaji

sikap dan maksud pengirim, serta perasaan yang diekspresikan dalam

4

Page 5: Makalah family health nursing

metakomunikasi. Menurut Anderson (1972), penerima fungsional mencoba

untuk memahami pesan secara penuh sebelum mengevaluasi. Ini berarti

bahwa terdapat analisis motivasi dan metakomunikasi, serta isi. Informasi

baru, diperiksa dengan informasi yang sudah ada, dan keputusan untuk

bertindak secara seksama dioertimbangkan. Mendengar secara efektif,

memberi umpan balik, dan memvalidasi tiga tekhnik komunikasi yang

memungkinkan penerima untuk memahami dan merespons pesan pengirim

sepenuhnya.

a. Mendengarkan

Kemampuan untuk mendengar secara efektif merupakan kualitas

terpenting yang dimiliki oleh penerima fungsional. Mendengarkan secara

efektif berarti memfokuskan perhatian penuh pada seseorang terhadap

apa yang sedang dikomunikasikannya dan menutup semua hal yang

aakan merusak pesan. Penerima secara penuh memperhatikan pesan

lengkap dari pengirim bukan menyalahartikan arti dari suatu pesan.

Pendengar pasif merespons dengan ekspresi datar dan tampak tidak

peduli sedangkan pendengar aktif dengan sikap mengomunikasikan

secara aktif bahwa ia mendengarkan. Mengajukan pertanyaan

merupakan bagian penting dari mendengarkan aktif (Gottman, Notarius,

Gonso dan Markman, 1977). Mendengarkan secara aktif berarti menjadi

empati, berpikir tentang kebutuhan, dan keinginan orang lain, serta

menghindarkan terjadinya gangguan alur komunikasi pengirim.

b. Memberikan umpan balik

Karakteristik utam kedua dari penerima funbgsional adalah

memberikan umpan balik kepada pengirim yang memberitahu pengirim

bagaimana penerima menafsirkan pesan. Pernyataan ini mendorong

pengirim untuk menggali lebih lengkap. Umpan balik juga dapat melalui

suatu proses keterkaitan, yaitu penerima membuat suatu hubungan

antara pengalaman pribadi terdahulu (Gottman et.al, 1877) atau kejadian

terkait dengan komunikasi pengirim.

c. Memberi validasi

Dalam menggunakan validasi penerima menyampaikan

pemahamannya terhadap pemikiran dan perasaan pengirim. Validasi

5

Page 6: Makalah family health nursing

tidak berarti penerima setuju dengan pesan yang dikomunikasikan

pengirim, tetapi menunjukan penerimaan atas pesan tersebut berharga.

F. PROSES-PROSES KOMUNIKASI DISFUNGSIONAL

Proses Komukasi keluarga yang tidak baik atau difungsional, meliputi:

1. Pengirim Disfungsional

Komunikasi pengirim disfungsional sering tidak efektif pada satu atau lebih

karakteristik dasar dari pengirim fungsional. Dalam menyatakan kasus,

mengklarifikasi dan mengkulifikasi, dalam menguraikan dan keterbukaan

terhadap umpan balik. Penerima sering kali ditinggalkan dalam kebingungan dan

harus menebak apa yang menjadi pemikiran atau perasaan pengirim pesan.

Komunikasi pengirim disfungsional dapat bersifat aktif atau defensif secara pasif

serta sering menuntut untuk mendapatkan umpan balik yang jelas dari penerima.

Komunikasi yang tidak sehat terdiri dari :

a. Membuat asumsi

Ketika asumsi dibuat, pengim mengandalkan apa yang penerima

rasakan atau pikiran tentang suatu peristiwa atau seseorang tanpa

menvalidasi persepsinya. Pengirim disfungsional biasanya tidak menyadari

asumsi yang mereka buat, ia jarang mengklarifikasi isi atau maksud pesan

sehingga dapat terjadi distorsi pesan. Apabila hal ini terjadi, dapat

menimbulkan kemarahan pada penerima yang diberi pesan, yang pendapat

serta perasaan yang tidak dianggap.

b. Mengekspresikan perasaan secara tidak jelas

Tipe lain dari komunikasi disfungsional oleh pengirim adalah

pengungkapan perasaan tidak jelas, karena takut ditolak, ekspresi perasaan

pengirim dilakukan dengan sikap terselubung dan sama sekali tertutup.

Komunikasi tidak jelas adalah “sangat beralasan” (Satir, 1991) apabila kata-

kata pengirim tidak ada hubunganya dengan apa yang dirasakan. Pesan

dinyatakan dengan cara yang tidak emosional. Berdiam diri merupakan kasus

lain tentang pengungkapan perasaan tidak jelas. Pengirim merasa mudah

tersinggung terhadap penerima yang tetap tidak mengungkapkan

kemarahannya secara terbuka atau mengalihkan perasaannya ke orang atau

benda lain.

c. Membuat respon yang menghakimi

6

Page 7: Makalah family health nursing

Respon yang menhakimi adalah komunikasi disfungsional yang

ditandai dengan kecenderungan untuk konstan untuk menbgevaluasi pesan

yang menggunakan system nilai pengirim. Pernyataan yang menghakimi

selalu mengandung moral tambahan. Pesan pernyataan tersebut jelas bagi

penerima bahwa pengirim pesan mengevaluasi nilai dari pesan orang lain

sebagai “benar”, atau “salah”, “baik” atau “buruk”, “normal” atau “tidak

normal”.

d. Ketidakmampuan untuk mendefinisikan kebutuhan sendiri

Pengirim disfungsional tidak hanya tidak mampu untuk

menekspresikan kebutuhangnya. Namun juga karena takut ditolak menjadi

tidak mampu mendefenisikan prilaku yang ia harapkan dari penerima untuk

memenuhi kebutuhan mereka.sering kali pengirim disfungsional tidak sadar

merasa tidak berharga, tidak berhak untuk mengungkapkan kebutuhan atau

berharap kebutuhan pribadinya akan dipenuhi.

e. Komunikasi yang tidak sesuai

Penampilan komunikasi yang tidak sesuai merupakan jenis komunikasi

yang disfungsional dan terjadi apabila dua pesan yang bertentangan atau

lebih secara serentak dikirim (Goldenberg, 2000). Penerima ditinggalkan

dengan teka-teki tentang bagaimana harus merespon. Dalam kasus

ketidaksesuaian pesan verbal dan nonverbal, dua atau lebih pesan literal

dikirim secara serentak bertentangan satu sama lain. Pada ketidaksesuaian

verbal nonverbal pengirim mengkomunikasikan suatu pesan secara verbal,

namun melakukan metakomunikasi nonverbal lyang bertentangan dengan

pesan verbal. Ini biasanya diketahuin sebagai “pesan campuran”, misalnya “

saya tidak marah pada anda” diucapakan dengan keras, nada suara tinggi

dengan tangan menggempal.

2. Penerima Disfungsional

Jika penerima disfungsional, terjadi komunikasi yang terputus karena

pesan tidak diterima sebagaimana dimaksud, karena kegagalan penerima untuk

mendengarkan, atau menggunakan diskualifikasi. Merespon secara ofensif,

gagal menggali pesan pengirim, gagal memvalidas ipesan, merupakan

karakterstik disfungsional lainnya.

a. Gagal untuk mendengarkan

7

Page 8: Makalah family health nursing

Dalam kasus gagal untuk mendengarkan, suatu pesan dikirim, namun

penerima tidak memperhatikan atau mendengarkan pesan tersebut. Terdapat

beberapa alasan terjadinya kegagalan untuk mendengarkan, berkisar dari

tidak ingin memerhatikan hingga tidak memiliki kemampuan untuk

mendengarkan. Hal ini biasanya terjadi karena distraksi, seperti bising, waktu

yang tidak tepat, kecemasan tinggi, atau hanya karena gangguan

pendengaran.

b. Penggunaan diskualifikasi

Penerima disfungsional dapat menerapkan pengelakkan untuk

mendiskualifikasi suatu pesan dengan menghindari isu penting. Diskualifikasi

adalah respon tidak langsung yang memungkinkan penerima untuk tidak

menyetujui pesan tanpa memungkinkan penerima untuk tidak menyetujui

pesan tanpa benar-benar tidak menyetujuinya.

c. Menghina

Sikap ofensif komunikasi menunjukkan bahwa penerima pesan bereaksi

secara negatif, seperti sedang terancam. Penerima tampak bereaksi secara

defensif terhadap pesan yang mengasumsikan sikap oposisi dan mengambil

posisi menyerang. Pernyataan dan permintaan dibuat dengan konsisten

dengan sikap negatif atau dengan harapan yang negatif.

d. Gagal menggali pesan pengirim

Untuk mengklarifikasi maksud atau arti dari suatu pesan, penerima fungsional

mencari penjelasan lebih lanjut. Sebaliknya, penerima disfungsional

menggunkan respon tanpa menggali, seperti membuat asumsi. memberikan

saran yang prematur, atau memutuskan komunikasi.

e. Gagal memvalidasi pesan

Validasi berkenaan dengan penyampaian penerimaan penerima. Oleh karena

itu, kurangnya validasi menyiratkan bahwa penerima dapat merespon secara

netral atau mendistorsi dan menyalah tafsirkan pesan. Mengasumsikan bukan

mengklarifikasi pemikiran pengirim adalah suatu contoh kurangnya validasi.

3. Pengirim dan Penerima Disfungsional

Dua jenis urutan intearksi komunikasi yang tidak sehat, melibatkan baik

pengirim maupun penerima, juga secara luas didiskusikan dalam literatur

komunikasi. Komunikasi yang tidak sehat merupakan kominikasi yang

8

Page 9: Makalah family health nursing

mencerminkan pembicaraan “ parallel” yang menunjukan ketidakmampuan untuk

memfokuskan pada suatu isu.

Dalam pembicraan parallel, setiap individu dalam interaksi secara konstan

menyatakan kembali isunya tanpa betul-betul mendengarkan pandangan orang

lain atau mengenali kebutuhan orang lain. Orang yang berinteraksi disfungsional,

mungkin tidak mampu untuk memfokuskan pada satu isu. Tiap individu melantur

dari satu isu ke isu lain bukannya menyelesaikan satu masalah atau meminta

suatu pengungkapan.

G. POLA KOMUNIKASI KELUARGA FUNGSIONAL

Pola Komunikasi Fungsional Dalam Keluarga

1. Berkomunikasi Secara Jelas dan Selaras

Keselarasan komunikasi anggota keluarga pada kebanyakan kasus

dalam keluarga yang sehat. Keselarasan merupakan kunci dalam model

komunikasi dan pertumbuhan menurut satir. Keselarasan adalah suatun keadaan

dan cara berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain. Ketika keluarga

berkomunikasi dengan selaras terdapat konsistensi antara konten dan level

instruksi dalam komunikasi. Apa yang sedang diucapkan, sama dengan isi pesan.

Kata-kata yang diucapkan, perasaan yang kita ekspresikan, dan prilaku yang kita

tampilkan semuanya konsisten. Komunikasi pada kelurga yang sehat merupakan

suatu proses yang sangat dinamis dan saling timbal balik. Pesan tidak hanya

dikirim dan diterima.

2. Komunikasi Emosional

Komunikasi emosional berkaitan dengan ekspresi emosi dan persaan dari

persaan marah, terluka, sedih, cemburu hingga bahagia, kasih saying dan

kemesraan (Wright & Leahey, 2000). Pada keluarga fungsional perasaan anggota

keluarga diekspresikan. Komunikasi afektif pesan verbal dan nonverbal dari

caring, sikapfisik sentuhan, belaian, menggandeng dan memandang sangat

penting, ekspresi fisik dari kaisih saying pada kehidupan awal bayi dan anak-anak

penting untuk perkembangan respon afektif yang normal. Pola komunikasi afektif

verbal menjadi lebih nyata dalam menyampaikan pesan afeksional (kasih

sayang), walaupun pola mungkin beragam dengan warisan kebudayaan individu.

9

Page 10: Makalah family health nursing

3. Area Komunikasi Yang Terbuka dan Keterbukaan diri

Keluarga dengan pola komunikasi fungsional menghargai keterbukaan,

saling menghargai perasaan, pikiran, kepedulian, spontanitas, autentik dan

keterbukaan diri. Selanjutnya keluarga ini mampu mendiskusikan bidang

kehidupan isu personal, social, dan kepedulian serta tidak takut pada konflik. Area

ini disebut komunikasi terbuka. Dengan rasa hormat terhadap keterbukaan diri.

Satir (1972) menegaskan bahwa anggota keluarga yang terus terang dan jujur

antar satu dengan yang lainnya adalah orang-orang yang merasa yakin untuk

mempertaruhkan interaksi yang berarti dan cenderung untuk menghargai

keterbukaan diri (mengungkapkan keterbukaan pemikiran dan persaan akrab).

4. Hirarki Kekuasaan dan Peraturan Keluarga

System keluarga yang berlandaskan pada hirarki kekuasaan dan

komunikai mengandung komando atau perintah secara umum mengalir kebawah

dalam jaringan komunikasi keluarga. Interaksi fungsional dalam hirarki kekuasaan

terjadi apabila kekuasaan terdistribusi menurut kebutuhan perkembangan

anggota keluarga (Minuchin, 1974). Apabila kekuasaan diterpkan menurut

kemampuan dan sumber anggota keluarga serta sesuai dengan ketentuan

kebudayaan dari suatu hubungan kekuasaan keluarga.

5. Konflik Keluarga dan Resolusi Konflik Keluarga

Konflik verbal merupakan bagian rutin dalam interaksi keluarga normal.

Sumber konflik keluarga menunjukkan bahwa keluarga yang sehat tampak

mampu mengatasi konflik dan memetik manfaat yang positif, tetapi tidak terlalu

banyak konflik yang dapat mengganggu hubungan keluarga. Resolusi konflik

merupakan tugas interaksi yang vital dalam suatu keluarga (Vuchinich,1987).

Orang dewasa dalam kelurga perlu belajar untuk mengalami konflik konstruktif.

Walaupun orang dewasa menyelesaikan konflik dengan berbagai cara , resolusi

konflik yang fungsional terjadi apabila konflik tersebut dibahas secara terbuka dan

strategi diterapkan untuk menyelesaikan konflik dan ketika orang tua secara tepat

menggunakan kewenangan mereka untuk mengakhiri konflik.

6. Pengamatan Dalam Interaksi Pernikahan

Sejak tahun 1970, John Gottman telah menginvestigasiinteraksi pernikahan yang

bahagia dan tidak bahagia menggunakan metode penelitian observasional. Ada

10

Page 11: Makalah family health nursing

beberapa perbedaan yang dia temukan pada interaksi pernikahan yang bahagia

dan tidak bahagia.

a. Pasangan bahagia dalam interaksi mempertahankan respon-respon positif

dan menurunkan proporsi dri respon-respon negativ. Respon posiitif

contohnya validasi dan persetujuan. Respon negatif contohnya

menyalahkan dan konflik.

b. Pasangan bahagia cenderung menggunakan cara yang baik untuk

menyelesaikan konflik.

c. Pasangan bahagia mengurangi perasaan negativ ketika berinteraksi

d. Pada pernikahan bahagia yang bertahan lama, suami manghormati istrinya.

e. Pernikahan yang betahan lama salah satu pasangan mampu menjadi

penengah dalam permasalahan yang terjadi.

H. POLA KOMUNIKASI KELUARGA DISFUNGSIONAL

Komunikasi disfungsional didefinisikan sebagai transmisi tidak jelas atau tidak

langsung serta permintaan dari salah satu keluarga. Transmisi tidak lansung dari

suatu pesan berkenaan dari pesan yang dibelokkan dari saran yang seharusnya

kepada orang lain dalam keluarga.

Transmisi langsung dari suatu pesan berarti pesan mengenai sasaran yang

sesuai. Tiga pola komunikasi yang terkait terus menerus menyebabkan harga diri

rendah adalah egosentris, kebutuhan akan persetujuan secara total dan kurangnya

empati.

1. Harga Diri Rendah Egosentris

Individu memfokuskan pada kebutuhan diri sendiri dan mengabaikan

kebutuhan orang lain, perasaan atau perspektif yang mencirikan komunikasi

egosentris. Dengan kata lain, anggota keluarga yang egosentris mencari

sesuatu dari orang lain untuk memenuhu kebutuhan mereka. Apabila individu

tersebut harus memberikan sesuatu, maka mereka akan melakukan dengan

keengganan, dan rasa permusuhan,defensive atau sikap pengorbanan diri, jadi

tawar-menawar atau negosiasi secara efektif sulit dilakukan, karena seseorang

yang egosentris meyakini bahwa mereka tidak boleh kalah untuk sekecil apapun

yang mereka berikan.

11

Page 12: Makalah family health nursing

2. Kebutuhan Mendapatkan Persetujuan Total

Nilai keluarga tentang mempertahankan persetujuan total dan menghindari

konflik berawal ketika seseorang dewasa atau menikah menentukan bahwa

mereka berada satu sama lain, walaupun perbedaan yang pasti mungkin sulit

untuk dijelaskan seperti yang diekspresikan dalam pendapat, kebiasaan,

kesukaan atauhrapan mungkin terlihat sebagai ancaman kerena ia dapat

mengarah pada ketidaksetujuan dan kesadaran bahwa mereka merupakan dua

individu yang terpisah

3. Kurang Empati

Keluarga yang egosentris tidak dapat menteloransi perbedaan dan tidak

akan mengenal akibat dari pemikiran, persaan dan perilaku mereka sendiri

terhadap anggota keluarga yang lain. Mereka sangat terbenam dalam

pemenuhan kebutuhan mereka sendiri saja bahwa mereka tidak mampu untuk

berempati. Dibalik ketidakpedulian ini, individu dapat menderia akibat perasaan

tidak berdaya. Tidak saja mereka tidak menghargai diri mereka sendiri tapi

mereka juga tidak menghargai oaring lain. Hal ini menimbulakan suasana

tegang, ketakutan atau menyalahkan. Kondisi ini terlihat pada komunikasi yang

lebih membingungkan, samar, tidak langsung, terselubung dan defensif bukan

memperlihatkan keterbukaan, kejelasan dan kejujuran.

4. Area Komunikasi Yang Tertutup

Keluarga yang fungsional memiliki area komunikasi yang terbuka, keluarga

yang sedikit fungsional sering kali menunjukkan area komunikasi yang semakin

tertutup. Keluarga tidak mempunyai peraturan tidak tertulis tentang subjek apa

yang disetujui atau tidak disetujui untuk dibahas. Peraturan tidak tertulis ini

secara nyata terlihat ketika anggota keluarga melanggar peraturan dengan

membahas subjek yang tidak disetujui atau mengungkapkan perasaan yang

terlarang.

12

Page 13: Makalah family health nursing

I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POLA KOMUNIKASI KELUARGA

Faktor yang mempengaruhi pola komunikasi keluarga antara lain:

1. Latar belakang etnis keluarga

Etnis keluarga dengan orientasi tradisional biasanya menggunakan budaya

aslinya dalam kehidupan sehari-hari termasuk bagaimana berkomunikasi dan

dapat tergambarkan dalam jalan hidup masing-masing keluarga. Nilai dan

orientasinya berasal dari turunan budaya. 3 area yang biasanya dipengaruhi

etnis dalam pola kamunikasi keluarga adalah pembicaraan, ekspresi emosional,

dan toleransi dalam konflik.

2. Life-cycle keluarga

Pola Komunikasi keluarga berubah dan bervariasi tergantung tahap

perkembangan keluarga termasuk didalamnya umur dan isu yang berkembang

dalam keluarga. Pola komunikasinya biasanya “from a maximal reliance on

explicit talk in courtship and early marriage to increase reliance unspoken

understanding later on”.

3. Perbedaan jenis kelamin

Penelitian menyebutkan perbedaan sikap antara laki-laki dan perempuan dan

pola percakapan, perbedaan dalam pembuatan keputusan, perbedaan dalam

merespon antar satu sama lain. Perempuan menganggap percakapan adalah

cara untuk membangun hubungan dan menciptakan kedekatan, sedangkan laki-

laki menganggap percakapan untuk menunjukkan status dan pengetahuan

mereka.

4. Bentuk keluarga

Keluarga saat ini telah didefinisikan lebih luas daripada beberapa decade yang

lalu termasuk didalamnya keikutsertaan keluarga dalam masyarakat. Bentuk

keluarga bervariasi tergantung dari bentuk structural keluarga dari

tradisional/keluarga inti sampai keluarga homoseksual. bentuk/tipe keluarga

berimbas pada Komunikasi keluarga.

5. Faktor idiosinkratic : mini budaya keluarga

Fitzpatrick dan ricthie (1993) menyatakan bahwa keluarga adalah mini budaya

privat. Biasanya pola komunikasi yang digunakan adalah konfigurasi pertalian

keluarga.

13

Page 14: Makalah family health nursing

J. KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN ALTERASI KESEHATAN

Alterasi kesehatan merujuk pada segala perubahan yang

memepengaruhi proses hidup klien (fisiologis, psikologis, sosial budaya, dan

spiritual) (Carpenito,2000). Perubahan-perubahan pada status kesehatan

sering termasuk kronis dan penyakit yang mengancam nyawa dan lagi akut

atau keterbelakangan mental atau fisik yang kronis tetapi juga termasuk

perubahan pada area kesehatan lainnya.

Penelitian menemukan dari beberapa studi tentang adaptasi keluarga

pada penyakit kronis dan mengancam nyawa sudah di demonstrasikan

secara konsisten bahwa faktor terpenting pada keluarga yang sehat dengan

memfungsikan keterbuka, kejujuran, dan kejelasan komunikasi dalam

menyepakati pengalaman kesehatan yang tidak baik dan isu-isu yang terkait.

Ketika keluarga tidak mendiskusikan hal-hal penting yang mereka hadapi

maka tingkat stres dalam keluarga itu akan semakin tinggi.

K. AREA PNEGKAJIAN

Pernyataan berikut ini harus dipertimbangkan ketika menganalisis pola

komunikasi keluarga.

a) Dalam mengobservasi keluarga secara utuh atau serangkaian hubungan

keluarga, sejauh mana pola komunikasi fungsional dan disfungsional yang

digunakan?. diagram pola komunikasi sirkular yang terjadi berulang. Selain

membuat diagram pola komunikasi sirkular, perilaku spesifik berikut ini harus

dikaji:

i. Seberapa tegas dan jelas anggota menyatakan kebutuhan dan perasaan

interaksi?

ii. Sejauh mana anggota menggunakan klerifikasi dan kualifikasi dalam

interaksi?

iii. Apakah anggoata keluarga mendapatkan dan merespon umpan balik

secara baik, atau mereka secara umumtidak mendorong adanya umpan

balik dan penggalian tentang suatu isu?

iv. Sebera baik anggota keluarga mendengarkan dan memperhatikan ketika

berkomunikasi?

v. Apakah anggota mencari validasi satu sama lain?

14

Page 15: Makalah family health nursing

vi. Sejauh mana anggota menggunakan asumsi dan pernyataan yang

bersifat menghakimi dalam interksi?

vii. Apakah anggota berinterksi dengan sikap menhina terhadap pesan?

viii.Seberapa sering diskualifikasi digunakan?

b) Bagimana pesan emosional disampaikan dalam keluarga dan subsistem

keluarga?

i. Seberapa sering pesan emosional disampaikan?

ii. Jenis emosi apa yang dikirimkan ke subsistem keluarga? Apakah emosi

negatif, positif, atau kedua emosi yang dikirimkan?

c) Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi didalam jaringan komunikasi dan

rangkaian hubungan kekeluargaan?

i. Bagaimana cara/sikap anggota kelurga (suami-istri, ayah-anak,anak-

anak) saling berkomunikasi?

ii. Bagaimana pola pesan penting yang biasanya? Apakah terdapat

perantar?

iii. Apakah pesan sesuai dengan perkembangan usia anggota?

d) Apakah pesan penting keluarga sesuai dengan isi instruksi ? apabila tidak,

siapa yang menunjukkan ketidaksesuaian tersebut?

e) Jenis proses disfungsional apa yang terdapat dalam pola komunikasi keluarga?

f) Apa isu penting dari personal/keluarga yang terbuka dan tertutup untuk

dibahas?

g) Bagimana factor-faktor berikut mempengaruhi komunikasi keluarga?

i. Konteks/situasi

ii. Tahap siklus kehidupan kelurga

iii. Latar belakakang etnik kelurga

iv. Bagaimana gender dalam keluarga

v. Bentuk keluarga

vi. Status sosioekonomi keluarga

vii. Minibudaya unik keluarga

1. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Masalah komunikasi keluarga merupakan diagnosis keperawatn keluarga yang

sangat bermakna, Nort American Diagnosis Assosiation (NANDA) belum

mengidentifikasi diagnosis komunikasi yang berorientasi keluarga.

15

Page 16: Makalah family health nursing

NANDA menggunakan perilaku komunikasi sebagai bagian dari pendefisian

karakteristik pada beberapa diagnosis mereka;seperti proses berduka disfungsional

salah satu diagnosis keperawatan yang terdapat dalam daftar NANDA adalah

“hambatan komunikasi verbal”, yang berfokus pada klien individu yang tidak mampu

untuk berkomunikasi secara verbal.

Giger & Davidhizar (1995) menegaskan bahwa ”hambatan komunikasi verbal”

tidak mempertimbangkan kjebudayaan klien sehingga secara kebuyaan tidak

relevan dengan diagnosis keperawatan.

2. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dalam area komunikasi terutama melibatkan

pendidikan kesehatan dan konseling, serta kolaborasi sekunder, membuat kontrak,

dan merujuk ke kelompok self-help, organisasi komunitas, dan klinik atau terapi

keluarga.

Konsling dibidang komunikasi keluarga melibatkan dorongan dan dukungan

keluarga dalam upaya mereka untuk meningkatkan komunikasi diantara mereka

sendiri. Perawat keluarga adalah sebagai fasilitator proses kelompok dan sebagi

narasumber.

Wright dan Leahey (2000) menklasifkasiikan tentang tiga intervensi keluarga

secara lansung (berfokus pada tingkat kognitif, afektif, dan perilaku dari fungsi)

membantu dalam pengorganisasian srategi komunikasi spesifik yang dapat

diterapkan, strategi intervensi dalam masing-masing ketiga domain meliputi

pendidikan kesehatan dan konsling.

a) Intervensi keperawatan keluarga dengan focus kognitif

Memberikan ide baru tentang komunikasi. Informasi adalah pendidikan

yang dirancang untuk mendorong penyelesaian masalah keluarga. Apakah

anggota mengubah perilaku komunikasi mereka pertama sangat bergantung

pada bagiamana mereka mempersepsikan masalah. Wright & Laehey (2000)

menegaskan peran penting dari persepsi dan keyakinan.

b) Intervensi dalam area afektif

Diarahkan pada perubahan ekspresi emosi anggota keluarga baik dengan

meningkatkan maupun menurunkan tingkat komunikasi emosional dan

modifikasi mutu komunikasi emosional. Tujuan keperawatan spesifik didalam

16

Page 17: Makalah family health nursing

konteks kebudayaan keluarga, membantu anggota keluarga mengekspresikan

dan membagi perasaan mereka satu sama lain sehingga:

i. Kebutuhan emosi mereka dapat disampaikan dan ditanggapi dengan lebih

baik.

ii. Terjadi komunikasi yang lebih selaras dan jelas

iii. Upaya penyelesaian masalah keluarga difasilitasi.

c) Intervensi keperawatan keluarga berfokus pada perilaku

Perubahan perilaku menstimulasi perubahan dalam persepsi “realitas”

anggota keluarga dan persepsi menstimulasi perubahan perilaku (proses

sirkular, rekursif). Oleh karena itu, ketika perawat keluarga menolong anggota

keluarga belajar cara komunikasi yang lebih sehat. Ia juga akan membantu

anggota keluarga untuk mengubah persepsi mereka atau membangun realitas

tentang suatu situasi.

Intervensi pendidikan kesehatan dan konsling dirancang untuk mengubah

komunikasi keluarga meliputi;

i. Mengidentifikasi keinginan perubahan perilaku spesifik anggota keluarga

dan menyusun rencana kolaboratif untuk suatu perubahan

ii. Mengakui, mendukung, dan membimbing anggota keluarga ketika mereka

mulai mencoba untuk berkomunikasi secar jelas dan selaras.

iii. Memantau perubhan perilaku yang telah menjadi sasran sejak pertemuan

terdahulu. Tanyakan bagimana perilaku komunikassi yang baru, apakah

ada masalah yang terjadi, serta jika mereka mempunyai pertanyaan atau

hal penting tentang perubahan tersebut.

17

Page 18: Makalah family health nursing

BAB XI

KEKUATAN KELUARGA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. KONSEP KEKUATAN DALAM KELUARGA

1. Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke

arah positif. Kekuatan juga merupakan hal yang multidimensi yang mana

dapat mempengaruhi sosiobudaya dan interaksi dalam masyarakat.

Kekuatan keluarga sebagai karakterisktik dalam system keluarga adalah

kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan anggota

keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

Komponen utama dalam kekuatan keluarga adalah pengaruh dan

pengambilan keputusan. Pengaruh adalah sinonim parktik dari kekuatan,

yang didefinisikan sebagai derajat tekanan baik formal maupun non formal

yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga ke anggota keluarga

lainnya yang berhasil membuat kesan dalam pandangan orang lain,

walaupun itu berlawanan.

2. Otoritas atau kekuasaan

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau

kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan

kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi

kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok

untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan

keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002).

Menurut MC Donald (1980) dikutip oleh Friedman (1988), kekuasaan

didefinisikan dengan kemampuan, baik kemampuan potensial maupun

aktual dari seorang individu untuk mengontrol mempengaruhi dan merubah

tingkah laku seseorang.

Kekuasan dapat dihubungkan dengan bagian dari kepercayaan keluarga

yang mana didasarkan dengan budaya dan norma-norma yang berlaku dan

18

Page 19: Makalah family health nursing

di desain untuk anggota keluarga yang dibenarkan untuk membuat

keputusan dan menentukan pendapat.

3. Dasar kekuatan

a. Legitimate power/authority atau kekuasaan /wewenang yang sah (hak

untuk mengontrol)

Disebut juga sebagai wewenang primer yang merujuk pada

kepercayaan bersama dan persepsi dari anggota keluarga bahwa satu

orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga

yang lain. Kekuasaan ini didukung oleh peran, posisi, hak-hak secra

budaya atau tradisi seperti orang tua terhadap anak.

b. Helpass or powerless power atau kekuasaan yang tidak berdaya atau

putus asa.

Tipe kekuasaan ini merupakan suatu bentuk penting dari kekuasaan

yang sah yang didasarkan pada hak yang diterima secar umum dari

mereka yang membutuhkan atau dari mereka yang tidak berdaya yang

mengharapka dari mereka ynag mempunyai posisi untuk memberikan

bantuan. Seperti kekuasaan orang yang sedang sakit, cacat atau lanjut

usia.

c. Referent Power (Seseorang Yang Ditiru)

Kekuasaan yang dimiliki orng-orang tertentu terhadap orang lain karena

identifikasi positif terhadap mereka, seperti identifikasi positif seorang

anak dengan orang tua (sebagai role model).

d. Resorce or expert power atau kekuasaan sumber atau ahli (pendapat

ahli)

Kekuasaan sumber adalah tipe dasar kekuasaan yang datangnya dari

sumber-sumber berharga dalam jumlah yang lebih banyak dalam suatu

hubungan seperti penggunaan teknik antar pribadi. Kekuasaan ahli

adalah sumber kekuasaan yang ada dalam suatu hubungan jika seorang

yang sedang dipengarihi merasa bahwa orang lain (ahli) memiliki

pengetahuan khusus, ketrampilan/keahlian, atau pengalaman.

e. Reward power atau kekuasaan penghargaan

19

Page 20: Makalah family health nursing

Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh

seorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan

seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.

f. Coercive power atau kekuasaan paksaan atau dominasi.

Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untukmenghukum dengan

paksaan, ancaman atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.

g. Informational power atau kekuasaan informational

Dasar kekuasaan ini adalah melalui persuasi. Tipe kekuasaan ini sama

dengan kekuasaan ahli tetapi lingkupnya lebih sempit.

h. Effective power atau kekuasaan afektif

Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan

afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan sexual

pasangan suami-istri.

i. Tension management power atau kekuasaan managemen ketegangan

Tipe dasar kekuasaan ini diturunkan dari kontrol yang dicapai oleh

satupasangan dengan mengatasi ketegangan dan konflik yang ada

dalam keluarga melalui perdebatan, ketidaksepakatan dalam

memasukkan anggota keluarga untuk mengalah.

4. Hasil dari kekuatan

Area kedua dalam pengkajian hubungan kekuatan keluarga adalah hasil

keputusan. Yang mana berfokus kepada siapa pembuat keputusan akhir

atau yang berhasil mengontrol atau mempengaruhi.

Tanggung jawab dan pengambilan keputusan dalam keluarga mungkin tidak

ada hubungan dengan pola dominan dalam kekuatan keluarga. Perawat

keluarga dapat dengan mudah mengambil tanggung jawab dan memberikan

keputusan terhadap salah satu anggota keluarga daripada anggota keluarga

lain yang lebih dominan dalam keluarga tersebut.

5. Pengambilan keputusan dalam keluarga

Kekuatan keluarga biasanya digunakan untuk mengambil keputusan.

Pengambilan keputusan mengacu pada proses langsung untuk

mendapatkan persetujuan dan komitmen anggota keluarga dalam

20

Page 21: Makalah family health nursing

mempertahankan status quo. Proses pengambilan keputusan didasarkan

pada Hasil dari kekuatan tersebut seperti:

a. Konsensus

Tindakan tertentu secara bersama disetujui oleh semua yang terlibat.

Terdapat tanggung jawab seimbang pada keputusan serta kepuasan,

oleh anggota keluarga atau rekanan.

b. Tawar menawar atau akomodasi

Suatu perjanjian untuk setuju menggunakan keputusan umum dalam

menghadapi perbedaan yang tidak dapat disatukan. Akomodasi : tawar

– menawar (bargaining), kompromi, paksaan

c. Kompromi atau de facto

Hasil perdebatan dimana tidak terdapat resolusi bila isu tidak dibawa

dan didiskusikan. Keputusan ini, kemudian dibuat dengan tak ada

aktivitas daripada dengan perencanaan.

d. Paksaan

B. VARIABLE YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN DALAM KELUARGA

1. Hirarki kekuasaan keluarga

Dalam keluarga inti tradisional dan keluarga inti masa kini, struktur keluarga

jelas merupakan sebuah hierarki yang berarti struktur kekuatan keluarga

tersebut mengikat dan diturunkan. Laki-laki mempertahankan kekuatannya

dari perempuan, begitu juga orang tua terhadap anaknya.

2. Tipe bentuk keluarga (orang tua tunggal, keluarga campuran, keluarga inti

dua orang tua tradisional)

Bentuk keluarga merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi dinamika

kekuatan dalam sebuah keluarga.

3. Pembentukan koalisi

Koalisi adalah salah satu aliansi sementara yang didasarkan isu atau aliansi

jangka panjang untuk membentuk dominansi dari satu atau lebih anggota

keluarga. Pembentukan koalisi anggota keluarga bisasnya didasarkan pada

hubungan kekuatan masing-masing individu..koalisi dalam keluarga

21

Page 22: Makalah family health nursing

merupakan hal yang paling menyehatkan untuk menaikkan derajat

kekuatannya.

4. Jaringan komunikasi keluarga

Jaringan komunikasi ini berhubungan dengan stuktur kekuatan. Umurm usia,

personalitas anggota keluarga secara alami mempengaruhi jariangan

komunikasi keluarga dan intensitasnya.

5. Perbedaan gender

6. Kelas social

a. Lower class families

Laki-laki dalam keluarga miskin lebih cenderung melakukan proclaim

kekuaasaan untuk mendapatkan pengakuan atas kekuasan istrinya.

Sedangkan istri cenderung lebih merasa bertanggungjawab

dibandingkan dengan istri dari kelas sosial yang lain. Biasanya mereka

lebih bertangungjawab dalam mengatur keuangan yang diberikan suami.

b. Working class families

Edukasi dalam keluarga merupakan faktor penting dalam struktur

kekuatan dan kekuasaan dalam keluraga ini. Biasanya suami lebih

dominan karena merasa mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

c. Middle class families

Dalam keluarga ini biasanya mendasarkan pada perasaan atau

egalitarian. Suami biasanya banyak memberikan waktu untuk berbagi

dan bersikap penuh perasaan kepada istrinya.

7. Tahap perkembangan keluarga

8. Latar belakang budaya dan religious

C. KLASIFIKASI STRUKTUR KEKUATAN KELUARGA

Sistem klasifikasi yang biasanya digunakan adalah dominasi satu anggota

keluaga yang memiliki stuktrur kekuatan egalitarian atau ketidakefektifan

kepemimpinan. Dua tipe keluarga yang banyak di deskripsikan:

1. Patriakral, keluarga tradisional

22

Page 23: Makalah family health nursing

Ayah adalah kepala keluarga dengan kekuatan keluarga berada di

tangannya, sedangkan anggota keluarga lainnya berada dibawah

koordinasinya.

2. Demokratis, egalitarian atau keluarga modern.

Dalam tipe ini lebih mendasarkan keseimbangan peran antara suami dan

istri dengan pengambian keputusan melalui consensus dan meningkatkan

partisipasi anak ketika mereka sudah lebih tua.

Klasifikasi Kekuasaan dalam Subsistem Perkawinan (Herbert 1945)

a. Pola kekuasaan otokrasi/ otoriter

Apabila keluarga didominasi oleh satu orang anggota keluarga saja

b. Pola kekuasaan sinkratis

Apabila keputusan termasuk perkawinan dan keluarga, dilakukan oleh kedua

pasangan menikah.

c. Pola kekuasaan otonom

Apabila kedua pasangan berfungsi secara mandiri satu sama lain, baik dalam

pengambilan keputusan maupun aktivitas mereka.

D. KEKUATAN DALAM KELURGA SEHAT

Lewis dan asosianya (1976) melakukan penelitian yang menghasilkan

analisis bahwa keluarga dinyatakan sehat berdasarkan tiga kategori dari severe

disfungsional sampai sehat optimal. Dari severe disfungsional menunjukkan

bahwa stuktur keluarganya chaotic. Sedangakan keluarga yang sehat

dikarenakan strukturnya yang lebih fleksbel. Kekuatan dalam keluarga sehat

antara lain;

1. Orang tua memerankan peran koalisi yang krusial dalam mengembangkan

semua potensi keluarga

2. Kepemimpinan dikembangkan oleh orang tua melalui koalisi sebagai model

pembelajaran nilai terhadap anak

3. Kepemimpinan diberikan oleh orang tua.

4. Pernikahan egalitarian memperkecil jarak dan dominasi.

5. Kekuatan dan peran yang jelas dalam keluarga.

23

Page 24: Makalah family health nursing

E. KEKUATAN DALAM KELUARGA DENGAN KEKERASAN

Kekerasan dalam keluarga saat merupakan masaah kesehatan utama.

Kekerasan alami termasuk didalamnya jarak yang besar, perlakuan kasar dan

pengabaian. Kekerasan merupakan wujud dari penggunaan kekuata dalam

keluarga yang tidak sehat.

Beberapa teori mengenai kekerasan dalam keluarga, antara lain:

a. Pandangan intraindividual : berfokus kepada karakteristik personal dan

penyebab dari KDRT

b. Pandangan sosiocultural : faktor sosiobudaya, dihubungkan dnegan

perbedaaan sosial dan budaya dalam menyelesaikan, mendeskripsikan dan

menganalisa masalah

c. Pandangan sosial-psikologis : menjelaskan bahwa kekerasan dalam

keluarga adalah fungsi yang menghubungkan individu dan masyarakat

dengan menggunakan isu kekuatan, control, kelas sosial (kemiskinan),

kesempatan kerja dan transfer kemiskinan.

Steinmetz (1995) dan rekannya percaya bahwa kekuatan adalah komponen

krisis dalam kekerasan yang disebabkan oleh

a. Karakteristik dan legitimasi interaksi intrafamilial antar pasangan dan antara

orang tua dan anak.

b. Dikembangkan atas indikasi nilai sosial setempat oleh keluarga lain

c. Kekuatan adalah kemapuan spesifik keluarga didasarkan pada nilai keluarga

dalam komunitas keluarga

1. Intimate partner abuse

Melakukan sebuah pukulan kepada pasangan saat ini akan sangat mudah

diketahui oleh media massa dan para professional dan merupakan sebuah

masalah sosial yang sangat signifikan terjadi. Straus (1990) menggunakan

taktik untuk mengatasi frustasi dan stressor melalui kisah perjalanan yang

telah dilalui. Biasanya wanita yang menjadi korban, akan tetapi laki-laki juga

bisa menjadi korban, tetapi dianggap lebih biasa oleh masyarakat.

24

Page 25: Makalah family health nursing

Kekerasan didefinisikan oleh Wallace sebagai tindakan yang disengaja atau

tindakan yang berkelanjutan yang menyebabkan cedera pada pasangan.

Bolton dan Bolton (1987) menemukan hubungan karakteristik personal

dalam hubungan suami/istri dengan pelaku tindak kekerasan yaitu

dibutuhkannya control terhadap kebiasaan suami/istri pelaku tindak

kekerasan. Pengontrolan tersebut merupakan hal yang absolute harus

dilakukan ketika berada di rumah.

Wallae (1996) mempercayai bahwa abuse pada pasangan dikarenakan

karena banyak penyebab dari masyarakat, seperti stress sosial, perbedaan

kekuatan dalam pernikahan, kemandiarian istri, penggunaan alcohol oleh

suami, kehamilan, ijin pernikahan, rendahnya penghargaan diri, masalah

financial, dan lain-lain

2. Child abuse

Peningkatan kejadian ini pada anak-anak akhir-akhir ini meningkat secara

drastic, para peneliti mempercayai bahwa KDRT tidak begitu saja terjadi

secara dramatikal, namun sudah ada sejak lama dalam keluarga, akan

tetapi ksesadaran public dan penurunan toleransi pada kejadian ini

meningkat pada akhir-akhir ini.

Child abuse dapat berupa fisik, emosi, seksual, atau kombinasi. Kekerasan

fisik didefinisikan sebagai tindakan yang dapat menghasilkan cedera fisik

oleh seseorang yang melakukan penjagaan atau mengontrol seorang anak.

Kekerasan ini banyak terjadi pada semua status sosial, ras, dan bentuk

keluarga baik laki-laki maupun perempuan. Kebiasaan orang tua yang

berhubungan dengan kekerasan fisik antara lain stress hidup, kesepian,

depresi, kecemasan, kebiasaan dan tingkah laku buruk orang tua, konflik

pernikahan dan penggunaan alcohol yang berlebih.

Kekerasan seksual yang dilakukan orang tua biasanya dikarenakan oleh

kondisi sosial dan masalah psikologis. Anak-anak dengan kondisi ini

biasanya berubah melakukan kekerasan dalan kehidupan sehari-harinya.

Perasaan bersalah, rasa malu, takut, marah biasanya ditunjukkan dalam

kehidupannya di sekolah sebagai pelampiasannya.

25

Page 26: Makalah family health nursing

3. Sibling abuse

Kekerasan terhadap saudara kandung didefinisikan sebagai berbagai

macam bentuk kekerasan fisik, mental, atau seksual yang dilakukan oleh

anak dalam unit keluarga kepada anak yang lain. Biasanya dilakukan oleh

anak yang lebih tua, kekerasan terhadap saudara yang banyak dilaporkan

adalah kekerasan fisik (menggertak, memukul, dan menendang), kekerasan

emosional (panggilan jelek, memberikan ketakutan berulang,

menghancurkan harapan personal, mengejek), dan kekerasan seksual.

4. Parent abuse

Kekerasan terhadap orang tua banyak dilakukan oleh remaja untuk

menunjukkan kemarahannya.

5. Elder abuse

Kekerasan dan pengabaian lansia meningkat akhir-akhir ini yang

didefinisikan sebagai tingkah laku yang menghasilkan cedera fisik,

psikologis, material yang menyebabkan kerugian, penyia-nyiaan pada

lansia.

F. PROSES KEPERAWATAN

1. Area pengkajian

Bagamana perawat mengukur kekuatan dalam sebuah keluarga? Ini

merupakan pertanyaan kunci. Studi tentang kekuatan keluarga masih

dibawah kritik karena ketidaksepahaman bagaimana cara mengukur

kekuatan keluarga dalam metodelogi yang sangat terbatas. Namun,

sekarang ini telah dipercaya bahwa kombinasi interaksi keluarga dengan

pelaporan diri oleh anggota keluarga mungkin bisa didapatkan data yang

valid mengenai kekuatan keluarga.

Saffilos-rothschild (1976) menuliskan salah satu pasangan dalam

keluarga mungkin memegang kekuatan mengatur, sedangkan yang lain

mempunyai kekuatan untuk mengimplementasikannya. Sehingga dalam

membuat keputusan dalam keluarganya didasarkan pada tahap

perkembangan keluarga tersebut dan karakteristik dari keluarga itu sendiri.

26

Page 27: Makalah family health nursing

a. Hasil kekuatan

Siapa yang mengatakan terakhir atau siapa yang menang. Siapa yang

membuat keputusan. Bagaimana pentingnya pengambikan keputusan

atau isu dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang

lebih spesifik dan diikuti validasi dan observasi bila memungkinkan.

Pertanyaan spesifik yang mungkin membantu antara lain:

Financial : siapa yang membuat budget, membayar bill dan

bagaimana menyisihkan uang

Sosial : siapa yang memutuskan bagaimana menghabiskan malam

atau siapa teman atau hubungan

Keputusan utama : siapa yang memutuska perubahan pekerjaaan

dan tempat tinggal

Membesarkan anak : siapa yang membuat aturan dan memutuskan

kegiatan anak

b. Proses pengambilan keputusan

Apa teknik yang digunakan untuk mengambil keputusan dan seberapa

luas keputusan tersebut

Consensus

Akomodasi : tawar menawar, kompromi, paksaan

De facto

c. Dasar kekuatan

Sumber-sumber kekuatan antara lain;

Kekuatan legitimasi/kewenanga

Helpless atau powerless power

Referent power

Resourse and expert power

Reward power

Coercive power

Informational power – direct and indirect

Affective power

Tension management power

27

Page 28: Makalah family health nursing

Pertanyaan yang diajukan didasarkan pada sumber-sumber tersebut

dan pertanyaan spesifik lainnya dalam membuat keputusan

d. Variable yang mempengaruhi kekuatan keluarga

Multiple variable dalam kekuatan keluarga, antara lain

Hierarki kekuatan keluarga

Bentuk keluarga

Koalisi

Jaringan komunikasi keluarga

Perbedaan gender

Usia dan tahap perkembangan keluarga

Budaya dan interpersonal

Kelas sosial

Mengenali pengaruh yang berkembang dalam keluarga dapat

membantu perawat memberikan intervensi dan interpretasi pada

keluarga

e. Sistem keluarga secara menyeluruh dan subsistem kekuatan

Setelah melakukan pengkajian dalam area yang luas, perawat mungki

bisa mengenali karakteristik mana yang lebih mendominasi seperti

anggota keluarga yang dewasa, anak, atau kakek nenek, seperti

egalitarian, sinkratik atau otonomi, seperti kurangnya kemampuan

memimpin atau chaotic

Untuk mengkaji pola kekuatan, bisa ditanyakan pertanyaan terbuka.

Subsistem juga perlu dikaji melalui observasi interaksi orang dewasa,

orangtua anak dan wawancara emngenai karakteristik kekuatan

subsistem keluarga.

2. Diagnosa keperawatan

Kepahaman dalam struktur kekuatan keluarga dibutuhkan untuk

membuat formula yang tepat dalam mendiagnosa dan memberikan

intervensi keperawatan yang efektif.

Ketika keputusan dalam perawatan kesehatan dibuat oleh family,

perawat harus tahu siapa yang memerang kekuatan dalam keputusan

28

Page 29: Makalah family health nursing

mereka, pengetahuan bagaimana keputusan dibuat akan memberikan

bimbingan kepada perawa untuk berbicara kepada orang yang tepat

mengenai keputusan yang diambil oleh keluarga.

Saat keluarga sudah mendapatkan kejelasan, kekuatan hierarki dalam

keluarga akan berfungsi dnegan baik, sehingga perawat data mendukung,

menguatkan, membantu menyusun kembali stuktur kesehatan kelauragda

dengan menggunakan kekuatan hubungan dalam keluarga.

3. Intervensi keperawatan

Intervensi yang diberikan perawat biasanya ditujukan kepada konflik

pembuatan keputusan dan konflik kekuatan yang lain. Jika keluarga tertarik

dalam konflik, perawt akan membantu memecahkan konflik tersebut.

Apabila kekerasan dalam rumah tangga ditemukan, perawata akan

memberikan bantuan dengan memberikan perlindungan anggota keluarga.

Tujuan yang ingin dicapai antara lain:

Mengenali dan melaporkan kekerasan anak

Mendukung dan mengarahkan keluarga

Koordinasi peraawatan keluarga dan kolaborasi dengan anggota

keluarga

Selain itu, perawat juga dapat memberikan kekuasaan kepada anggota

keluarga yang lain untuk menjadi lebih kuat dan memandirikan hubungan

keluarga dnegan otonomi dan respek mutual.

G. KESIMPULAN

• Kekuatan dilihat dalam teks ini , adalah salah satu dari empat dimensi

struktural saling bergantung dari keluarga , dan seperti adalah refleksi dari

aturan keluarga tidak tertulis keluarga dan sistem nilai yang mendasarinya

• Kekuatan adalah kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk

mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke

arah positif.

• Kekuatan diwujudkan melalui proses pengambilan keputusan dalam

keluarga . Pengambilan keputusan dan kekuasaan keluarga umumnya lebih

29

Page 30: Makalah family health nursing

berbagi dalam keluarga sekarang dibandingkan dekade sebelumnya

• Karena orang-orang yang sangat tidak akurat dalam menggambarkan

perilaku mereka sendiri , kombinasi dari pengamatan interaksi keluarga

dengan diri - pelaporan oleh anggota keluarga dapat memberikan data yang

lebih valid tentang kekuasaan keluarga daripada laporan diri sendiri

• Contoh sumber daya dalam keluarga termasuk autority sah, powerof

berdaya , tak berdaya listrik , daya rujukan , sumber daya listrik , daya ahli ,

menghargai kekuasaan, kekuasaan koersif , kekuasaan afferctive , dan

ketegangan manajemen daya .

• Tiga jenis proses pengambilan keputusan dalam keluarga adalah konsensus

, akomodasi , dan de facto pengambilan keputusan .

• Pria sering mengembangkan atau mempertahankan kekuasaan atas

perempuan , sering sebagai akibat dari ketidakadilan ekonomi . Orang tua

hampir selalu memiliki lebih banyak kekuasaan daripada anak-anak lakukan .

Dalam keluarga egaliter , bagaimanapun, jenis kelamin yang jelas dan

hierarki kekuasaan berbasis usia mungkin tidak ada .

• Perbedaan etnis dan agama di kalangan keluarga dapat ditentukan struktur

kekuasaan tertentu dalam keluarga .

• struktur kekuasaan keluarga juga dapat bervariasi karena pembentukan

koalisi , jaringan komunikasi keluarga , perbedaan gender , tahap

perkembangan keluarga , kelas sosial , dan bentuk-bentuk keluarga yang

berbeda .

• struktur kekuasaan keluarga dapat diklasifikasikan beberapa cara ( lihat

Gambar 11-1) , untuk menunjukkan apakah keluarga didominasi oleh salah

satu anggota , memiliki struktur kekuasaan egaliter , atau tidak memiliki

kepemimpinan yang efektif .

• Tiga perspektif teoritis tentang keluarga dan kekerasan pasangan intim

adalah intraindividual , sosial budaya , dan prespektif sosial - psikologis .

Semua penjelasan yang berbeda hadir untuk karakteristik listrik yang tidak

sehat dalam keluarga kekerasan .

• Meskipun mekanisme dasar kekerasan ( penggunaan kekuatan fisik dengan

salah satu anggota keluarga terhadap yang lain ) adalah sama , ada subtipe

kekerasan keluarga , tergantung pada pelaku dan korban adalah : pasangan /

penyalahgunaan pasangan intim ( termasuk kekerasan dalam gay dan

30

Page 31: Makalah family health nursing

lesbian hubungan , pelecehan anak ( fisik dan seksual ) , kekerasan antara

saudara kandung , pelecehan tua , dan penyalahgunaan induk.

• Memahami struktur kekuasaan dalam keluarga sangat penting dalam

merumuskan diagnosis keperawatan dan intervensi keperawatan yang

efektif .

31

Page 32: Makalah family health nursing

BAB XIII

NILAI KELUARGA

1. DEFINISI DASAR

a. Nilai

Nilai adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang

dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh seseorang, biasanya

mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar

salah (Fraenkel, 1977). Nilai berfungsi sebagai panduan umum untuk

perilaku. Dalam keluarga, nilai-nilai memandu pengembangan kepercayaan

keluarga, norma, atau aturan. Misalnya, jika seseorang meliki nilai-nilai

kesehatan yang baik dan merasa itu adalah keadaan yang diinginkan, ia jauh

lebih mungkin untuk terlibat dalam perawatan kesehatan preventif dan

kebiasaan kesehatan menyehatkan.

Ada beberapa sifat nilai yang mendasar. Beberapa nilai yang lebih

sentral, akan mempengaruhi aspek yang paling penting dari kehidupan

keluarga, sementara nilai-nilai lain yang lebih perifer dan memiliki lebih sedikit

pengaruh, hanya melibatkan aspek tertentu dari lifesyle keluarga dan fungsi

sehari-hari.

b. Nilai keluarga

Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan

kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar

maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga

dalam suatu kebudayaan lazim (Parad dan Caplan, 1965).

Warisan budaya keluarga merupakan sumber utama dari nilai-nilai

sistem keluarga dan norma. Pada gilirannya, kelompok keluarga merupakan

sumber utama anggota keluarga sistem kepercayaan, nilai-nilai sistem, dan

norma mengenai sifat dan bagaimana untuk mencapai tujuan dan aspirasi

pribadi.

Nilai-nilai keluarga tidak hanya refleksi dari masyarakat di mana

seorang individu atau keluarga berada, tetapi juga dari subkultur dengan yang

individu atau keluarga mengidentifikasi. Kebanyakan orang termasuk

32

Page 33: Makalah family health nursing

sejumlah subkultur berdasarkan kelas sosial, latar belakang etnis, pekerjaan,

jenis kelamin, kelompok sebaya, agama, dan sebagainya. Subkultur ada

dalam besar, budaya yang dominan, sehingga aspek sistem nilai juga

menyerap subkultur. Anggota respon subkultur tertentu untuk kedua sistem

nilai subkultur dan dominan, meskipun pada saat yang berbeda nilai-nilai dari

satu atau yang lain mungkin lebih relevan dengan individu atau keluarga.

Jelas, semakin besar tingkat kesesuaian antara nilai-nilai subkultur keluarga

dan nilai-nilai masyarakat, semakin mudah individu dan penyesuaian

keluarga, dan tingkat keberhasilan yang lebih besar keluarga akan memiliki

dalam berhubungan dengan masyarakat.

c. Keyakinan

Wright, Waston, dan Bell (1996) menyatakan bahwa "kepercayaan

adalah lensa melalui mana kita melihat dunia. Keyakinan adalah fondasi dari

perilaku kita dan esensi mempengaruhi kami. Keyakinan memandu tindakan

individu dan keluarga (Wright & Leahey, 2000). Dengan demikian, keyakinan

dan perilaku akan terkait dengan dan terhubung satu sama lain. Pilihan

keluarga membuat berkembang dari keyakinan mereka, yang pada gilirannya

berkembang dari sistem nilai mereka. Sistem kepercayaan Sebuah keluarga

yang dipelajari, dibagi, dan berlanjut dari waktu ke waktu. Keyakinan memiliki

akar sosial dan budaya yang mendalam.

d. Norma

Norma adalah pola perilaku yang dianggap tepat dalam suatu

masyarakat tertentu dan, dengan demikian didasarkan pada sistem nilai

keluarga. Dengan kata lain, norma-norma, meresepkan perilaku peran yang

tepat untuk masing-masing posisi dalam keluarga dan masyarakat dan

menentukan bagaimana hubungan timbal balik yang harus dipertahankan,

serta bagaimana perilaku peran dapat berubah dengan perubahan usia.

e. Aturan keluarga

Aturan keluarga adalah cerminan lebih lanjut tentang nilai-nilai

keluarga daripada norma keluarga. Aturan mengacu pada peraturan spesifik

keluarga mempertahankan seperti apa perilaku yang dapat diterima dan apa

yang tidak. Aturan keluarga, dipandu oleh nilai yang lebih abstrak,

memberikan stabilitas, kesamaan, dan keluarga bimbingan anggota

butuhkan. Holman (1979) menyatakan bahwa aturan keluarga membentuk

33

Page 34: Makalah family health nursing

miniculture keluarga, makna bersama yang menentukan karakter individu

masing-masing keluarga yang berbeda dari semua keluarga lainnya.

2. DISPARITAS DALAM SISTEM NILAI

a. Beragam Nilai Sosial

Konflik pasti ada di antara keluarga dan masyarakat karena ada begitu

banyak faktor dan pengalaman yang berfungsi untuk mengubah individu atau

nilai dan norma keluarga. Masalah atau konflik yang belum terselesaikan

sering hadir karena budaya tradisional yang muncul dari norma-norma yang

ada secara simultan, baik di dalam komunitas, keyakinan kelompok dan

individu menolak norma-norma yang muncul dan sudah melekat keras pada

pola yang lebih tradisional, sedangkan orang lain dan kelompok menemukan

pola tradisional tidak dapat diterima dan mematuhi satu budaya baru (norma-

norma dan nilai-nilai). Hasil perubahan sosial adalah bahwa wilayah-wilayah

konflik utama muncul. Meskipun masyarakat kita menghargai prularism, di

mana kedua sistem nilai tradisional muncul dan dapat hidup berdampingan,

keragaman sosial ini dimainkan dalam hasil dalam konflik dan kebingungan.

b. Perbedaan Nilai Antara Dominan Kebudayaan dan Subkultur

Sumber lain yang umum konflik nilai adalah benturan antara nilai budaya

yang dominan dan kelompok budaya keluarga. Ketika kita menganggap

keluarga sebagai agen mediasi antara budaya (atau masyarakat yang lebih

luas) dan individu, maka bahwa ketidakcocokan dasar nilai antara kelompok

keluarga dan masyarakat yang lebih luas menghasilkan konflik nilai tertentu,

yang meningkatkan stres dalam keluarga sebagai sistem dan juga negatif

mempengaruhi anggota keluarga.

c. Perbedaan nilai antar generasi

Seperti disebutkan sebelumnya, sumber ketiga nilai konflik dalam keluarga

terletak pada perbedaan generasi nilai. Sebuah keluarga dapat terdiri dari

beberapa generasi individu, masing-masing membawa ke nilai-nilai kelompok

keluarganya berdasarkan generasi. Konflik nilai yang tak terelakkan ketika

kakek memegang nilai-nilai tradisional, ketika orang tua beroperasi dengan

kombinasi (progresif) nilai-nilai tradisional dan muncul anak-anak dipengaruhi

oleh nilai-nilai emergencing. Konflik antara generasi sangat lazim jika rumah

tangga keluarga adalah keluarga besar.

34

Page 35: Makalah family health nursing

d. Perbedaan antara anggota keluarga dan profesional perawatan kesehatan.

Salah satu masalah utama dalam hubungan antara petugas kesehatan dan

klien keluarga adalah jarak sosial diciptakan karena kelas sosial dan / atau

perbedaan nilai budaya. Ketika profesional dan keluarga tidak memiliki

keyakinan dasar yang sama dan nilai-nilai, hasilnya sering tujuan yang

berbeda, komunikasi yang tidak jelas, dan masalah interaksional. Sebagai

profesional yang bekerja dalam sistem perawatan kesehatan utama, perawat

umumnya menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dominan yang sistem

perawatan kesehatan merupakan bagian. Perawat Amerika, dididik di

Amerika Serikat, termasuk dalam klasifikasi sistem nilai "Old Yanker".

Perawat Amerika berorientasi pada masa depan, dimana seorang profesional

melakukan perbuatan yang berorientasi individualis dalam pengambilan

keputusan.

Selain itu rata-rata dari usia tradisional perawat tradisional adalah sekitar 44.

Nilai konflik mungkin timbul ketika perawat baru dari generasi muda (generasi

x) berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan dengan populasi klien

meningkatnya pasien usia lanjut. Ini gambar penyedia layanan kesehatan

memiliki satu orientasi nilai umum tidak meniadakan kenyataan bahwa

banyak perawat dan mahasiswa keperawatan berasal dari berbagai latar

belakang kelas sosial dan budaya dan memiliki konfigurasi sendiri nilai-nilai

yang lebih khusus dan tujuan. Sementara juga sesuai dengan nilai-nilai

sentral sistem perawatan kesehatan yang mereka merupakan bagiannya.

Keluarga, di sisi lain, datang dari semua lapisan masyarakat dan lebih sering

daripada tidak, memegang nilai-nilai yang berbeda thn petugas kesehatan

tidak. Karena latar belakang kelas dan budaya banyak klien berbeda dari

orang-orang dari proffessional perawatan kesehatan, kemungkinan konflik

nilai hadir ( Laufer , 1980)

3. PERUBAHAN NILAI DI AMERICAN SOCIETY

Sejak tahun 1960, Amerika Serikat serta dunia pada umumnya, telah

menyaksikan sebuah revolusi besar dalam ide, nilai, dan norma-norma.

Sebagian besar literatur menunjukkan bahwa Gerakan Hak Sipil menandai awal

revolusi kebudayaan Amerika. Karena peristiwa bergolak dalam masyarakat dan

keluarga, stratifikasi sosial melebar, peningkatan kemiskinan, pertumbuhan

35

Page 36: Makalah family health nursing

konsumerisme dan materialisme (Lebey, 2001: Samuelson, 1986), globalisasi

ekonomi kita, dan yang terbaru adalah ancaman terorisme. Nilai-nilai budaya

Amerika yang terus-menerus dibentuk dan dimodifikasi. Meskipun keluarga telah

banyak dianggap sebagai terancam oleh beberapa peristiwa sosial dan

pergeseran nilai-con comitant, membalikkan arus kembali ke "hari-hari

tradisional tua yang baik" muncul sia-sia meskipun upaya sungguh-sungguh

oleh beberapa kelompok fun damentalis dan reaksioner untuk melakukannya.

Pergeseran nilai-nilai telah memicu perubahan kelembagaan seluruh

masyarakat . Kedua layanan keluarga amerika (1984) dan scanzoni (1987)

menggambarkan survei di mana orang Amerika , menurut nilai-nilai mereka

melaporkan, dibagi menjadi tiga kelompok . Di salah satu ujung kontinum adalah

" tradisionalis " , orang-orang yang mendukung nilai-nilai tradisional, seperti

menjaga hari tua yang baik , tugas , kewajiban , dan kerja keras . Di ujung lain

dari kontinum adalah " gelombang baru " , yang " progresif " , yang mengemban

nilai-nilai yang muncul dari diri - pemenuhan , kebebasan , individualisme dan

kewenangan. Bagian tengah kelompok kontinum terdiri dari sebagian besar

orang Amerika. Mereka dihargai beberapa lama dan beberapa nilai-nilai dan

tujuan-tujuan baru.

4. ORIENTASI NILAI UMUM

American society membentuk nilai pokok kehidupan keluarga serta tingkah laku

dalam perawatan kesehatan secara professional yang terdiri dari (america’s core

values) :

Produktifitas/ penghargaan individu

individualisme

matrealisme

etika kerja

pendidikan

perubahan dan penguasaan terhadap lingkungan

efisiensi, dan praktik

36

Page 37: Makalah family health nursing

kualitas hidup dan menjaga kesehatan

toleransi terhada keberagaman

5. NILAI UMUM KELUARGA

1. Nilai Keluarga Besar.

Hubungan Sanak Saudara.

Anak membutuhkan kakak dan adik (sebaliknya anak tunggal

dimanjakan dan kesepian).

Pilihan jenis kelamin.

Mungkin orang tua mempunyai keinginan khusus untuk seorang anak

laki -laki atau anak perempuan, atau suatu kombinasi tertentu.

Kelangsungan Hidup Anak.

Orang tua membutuhkan banyak anak untuk menjamin agar beberapa

anak akan hidup terus sampai dewasa dan membantu mereka pada

masa tua.

2. Nilai Keluarga Kecil.

Kesehatan Ibu.

Terlalu sering hamil tidak baik untuk kesehatan ibu.

Beban masyarakat.

Dunia ini menjadi terlalu padat.Terlalu banyak anak merupakan beban

masyarakat. Sementara itu Hoffman dan Hoffman (1973) dalam studinya

tentang hal-hal yang memotivasi seseorang sehingga ingin memiliki

anak antara lain:

a. Ingin membuktikan bahwa ia seorang dewasa.

b. Memiliki beberapa perluasan pribadi dan mungkin dari seorang

leluhur yang akan berakhir pada suatu waktu.

c. Memuaskan sejumlah standard yang pasti oleh keluarganya sendiri

maupun religi.

d. Menciptakan suatu kemesraan, afeksi dalam kehidupan kelompok

melebihi dari sekedar keluarganya sendiri.

e. Mengalami petualangan dari kemampuan memiliki anak dan

membesarkan anak.

f. Menciptakan manusia baru.

37

Page 38: Makalah family health nursing

g. Memiliki seseorang untuk bergantung dan merawat.

h. Untuk memmjukkan bahwa seseorang mampu melakukan sesuatu

dibanding orang lain.

i. Memiliki anggota keluarga yang lain untuk berbagai kerja dan untuk

menjamin di hari tua.

Masalah yang timbul dalam mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera sebagaimana diuraikan diatas adalah menekankan dan

menggiring jumlah ideal ke arab caturwarga ataupun keluarga dengan 2

anak. Dua anak dalam keluarga dua laki-laki, dua perempuan atau satu laki-

laki dan satu perempuan sudah cukup.Disini terdapat dua permasalahan

secara garis besar.yaitu:

Masalah memasyarakatkan Norma Keluarga Kecil atan Norma

Keluarga dua anak yang jelas rapat kaitannya dengan nilai-nilai sosial,

ekonomi dan psikologi dari anak, begitu juga dengan tingkat kematian

yang relatif masih tinggi.

Bagaimana mencapainya secara teknis sekali norma itu sudah mulai

berkembang. Dari sudut teknologi kontrasepsi yang ada sekarang dan

yang dapat diterima oleh masyarakat, tidaklah begitu mudah untuk

membatasinya pada 2 (dua) anak. Bagaimanapun juga keputusan

untuk menambah anak atau tidak terserah pada keputusan pasangan

suami istri dan keputusan tersebut tidak dapat dilepaskan dari konteks

sosial budaya. Tetapi yang jelas, perubahan sosial mutlak diperlukan

untuk mendukung NKKBS yang dikampanyekan dalam program

Keluarga Berencana di Indonesia.

Nilai umum keluarga

1. Nilai kasih sayang

Keluarga merupakan lingkungan primer bagi setiap individu, dan

sejak masih balita mereka mulai menerima nilai-nilai yang akan

menjadi pegangan sepanjang hidupnya. Dalam keluarga setiap

individu membutuhkan pengayoman, perlindungan dan rasa cinta

kasih untuk dapat mengembangkan dirinya secara optimal

(Megawangi, 1996). Agar anak secara psikososial dapat berkembang

38

Page 39: Makalah family health nursing

spontan dan wajar, anak sangat perlu mendapatkan perhatian,

pengertian, belaian kasih sayang, terutama sekali dari kedua orang

tuanya. Anak yang berkembang tanpa bantuan manusia akan

kehilangan hakekat kemanusiaanya (Gunarsa, 1980).

2. Nilai komunikasi

Keluarga yang mempunyai budaya komunikasi dengan anak secara

baik akan mampu menciptakan prakondisi bagi tumbuhnya

kecerdasan anak (Suyanto, 1998). Peran komunikasi yang penting

dalam keluarga adalah membangun interaksi dalam keluarga

meliputi : saling tukar informasi antar angota, sebagai sarana

sosialisasi bagi anak dan melatih tugas-tugas yang ada didalam

rumah tangga keluarga dan sebagai dasar untuk melakukan

kerjasama dalam keluarga.

3. Nilai tanggung jawab

Tugas-tugas keluarga merupakan tanggung jawab langsung setiap

pribadi. Hampir tidak ada peran tanggung jawab keluarga yang dapat

diwakilkan kepada orang lain, sehingga hampir semua orang

menyesuaikan diri atau mengaku menyesuaikan diri kepada tuntutan

keluarga. Menurut Taryati et.al (1994) pelatihan dan pembinaan

tanggung jawab diberikan kepada anak sejak kecil, yaitu pada saat

anak telah dapat diajak berkomunikasi, dapat berpikir, dan dapat

melakukan suatu pekerjaan yang paling ringan (usia 5 tahun ke atas).

4. Nilai saling menghormati

Setiap individu dianggap sebagai atasan dari bawahanya, dan harus

menjadi panutan bagi bawahanya dengan memberi perlindungan

kepada bawahanya. Sebaliknya bawahan akan memberi rasa

hormaat kepada atasanya. Sifat yang menjadi panutan ini bersumber

dari keluarga, yang masing-masing individu akan menempatkan

dirinya sesuai dengan posisinya didalam keluarga. Anak yang

terpanuhi kebutuhan rasa aman dan kasih sayangnya akan lebih

menurut dan mudah dibentuk. Atas dasar ini orang tua menanamkan

dasar-dasar kepribadian melalui penanaman nilai-nilai dan perilaku

yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga dan lingkungan sosial maupun

39

Page 40: Makalah family health nursing

masyarakat yaitu : anak menghormati orangtua, anak yang muda

menghormati yang lebih tua (Megawangi, 1996)

5. Nilai komitmen

Menurut Lukmansyah (1973) anak perlu mendapat latihan untuk

makan, tidur dan bermain menurut waktunya, serta kebiasaan-

kebiasaan lain sesuai dengan usianya sehingga anak dapat

menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam

lingkungan. Anak yang tidak dipersiapkan untuk menghadapi norma-

norma yang berlaku dalam masyarakat akan mengalami kesukaran

dalam kehidupan sosialnya.

6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI KELUARGA

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi nilai dalam keluarga. Antara lain:

a. Pendidikan orangtua

Keterlibatan seseorang dalam proses pendidikan atau tingkat pendidikan

yang dicapainya akan mempengaruhi dan membentuk cara, pola dan

kerangka berfikir, presepsi, pemahaman dan kepribadianya yang

kesemuanya itu merupakan bagian integral sebagai bekal dalam

berkomunikasi. Karena itu tingkat pendidikan baik secara langsung

maupun tidak langsung akan menentukan baik buruknya pola komunikasi

antar anggota keluarga (Gunarsa, 1991).

b. Pendapatan keluarga atau orangtua

Kondisi ekonomi yang kurang berpengaruh terhadap kondisi mental dan

psikis individu yang hidup dalam keluarga dan menentukan corak kualitas

hubungan antara pribadi dalam keluarga (Gunarsa 1991)

c. Besar keluarga

Kepadatan keluarga berpengaruh besaar kepada hubungan antar pribadi

dalam keluarga. Adanya perbedaan secara baik mengenai umur,

pendidikan, tugas dan kegiatan dan antanggung jawab akan mempersulit

proses penyesuaian. Setiap sistem interaksi memiliki kualitas emosi

tertentu yang mempuynyai pengaruh terhadap kepribadian dan sikap dari

seluruh anggota keluarga.

d. Status kerja ibu

40

Page 41: Makalah family health nursing

Pada ibu pekerja yang terpenting adalah pembagian waktu antara

pekerjaan dan perhatian anak. Kalau waktu untuk anak-anak digunakan

seoptimal mungkin dengan mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan,

maka hal ini akan mengurangi persoalan yang timbul (Sobur,1986).

e. Kepribadian orangtua

Kepribadian orangtua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

sikap orangtua dalam membina dan memelihara anak-anak yang

mempunyai terhadap kepribadian anak. Orantua yang aktif cenderung

aktif terhadap anak-anaknya, Ini tergantung dari kegiatan dan minat apa

yang dilakukan orangtua (Littauer, 1992).

f. Hubungan suami istri

Dalam membina dan memelihara anak-anak, orangtua memperlihatkan

dan menunjukkan sikap tertentu yang mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan kepribadian anak. Hubungan suami istri yang mencapai

kepuasan bagi kedua belah pihak, maka sikap orangtua lebih positif

daripada bila tidak ada kepuasaan.

g. Riwayat hidup ibu

Menurut Freud (1986 dalam Hurlock (1993) bahwa apa yang dilakukan

sseseorang saat ini mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa-

peristiwa tertentu di masa lampau yang sangat mengesankan bagi

seseorang.

Faktor internal tersebut antara lain :

1. Kemauan kerja keras menghidupi keluarga.

2. Melindungi anggota keluarga.

3. Memberi contoh berbuat baik kepada keluarga dan lingkungan hidupnya.

4. Kemampuan menciptakan norma moral bagi kehidupan keluarga.

5. Ikatan suami-istri yang telah equal, dimana wanita atau istri memiliki posisi

tawar (bargaining position) yang lebih baik akibat peningkatan pendidikan

dan peningkatan akses terhadap informasi dan kemajuan-kemajuan global,

serta kualitas dan kuantitas pengasuhan anak, terutama karena keputusan

wanita untuk memasuki sektor publik.

41

Page 42: Makalah family health nursing

6. Perubahan disiplin orang tua yang semula lebih menekankan pada

hukuman fisik, terjadi toleransi nilai kepatuhan anak, serta lebih

menekankan pada dimengertinya alasan-alasan suatu aturan,

7. Lebih perhatian dan lebih intimnya hubungan personal ayah-anak dengan

berbagi rekreasi antara orang tua dan anak,

8. Dalam hal pendidikan, peningkatan penekanan pada tanggungjawab verbal

dengan menggunakan penjelasan-penjelasan, daripada demonstrasi

kekuatan fisik.

Faktor eksternal dapat mengubah sistem nilai keluarga menuju ke arah

perbaikan dan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik daripada keadaan

sebelumnya (perubahan sistem nilai positif). Faktor eksterenal tersebut antara

lain adalah yang berikut ini :

1. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

Faktor ini membekali keluarga dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta ketrampilan guna menjadi hidup berkualitas.

2. Kegiatan keagamaan

Faktor ini membekali keluarga dengan iman dan takwa yang menjadi

pedoman kehidupan etis dan berguna sebagai pencegah perbuatan

mungkar yang merugikan diri sendiri dan keluarga.

3. Pergaulan dan komunikasi

Faktor ini membekali keluarga dengan pengalaman hidup yang bermanfaat

bagi perbaikan nasib dan menjadi sumber keberhasilan.

4. Pembauran dalam kelompok masyrakat

Faktor ini membekali keluarga dengan pengalaman sistem nilai yang

diperolehnya dari hubungan dan cara hidup masysdrakat setempat.

5. Adaptasi budaya setemopat dan budaya pendatang

Faktor ini membekali keluarga dengan sitem nilai baru yang lebih baik dari

keadaan sebelumnya karena perpaduan dan penyesuaian unsur-unsur

positif dari kedua budaya yang berlainan.

6. Kelas sosial

7. Tahap perkembangan

8. Idiosinkrasi (keadaantidak normal / tidak sesuai) keluarga dan pribadi

42

Page 43: Makalah family health nursing

9. Industrialisasi, Ilmu pengetahun, dan Teknologi, Transformasi ekonomi dari

agraris ke industri telah mengubah kehidupan keluarga melalui perubahan

nilai arti ikatan kekerabatan, dan semakin elastisitasnya ikatan keluarga.

10.Modernisasi menyebabkan komersialisasi pada berabgai aspek. Informasi

global menyebabkan terjadinya globalisasi nilai standar hidup termasuk

didalamnya perawatan kesehatan, gizi, pendidikan, dan Hak Azazi

Manusia.

11.Migrasi penduduk, karena daya dorong desa (agrasi) dan daya tarik kota

(industri). Migrasi penduduk baik urbanisasi ataupun transmigrasi, telah

merubah gambaran keluarga dari keluarga luas (ektended) menjadi

keluarga inti (nuklear), dan segala konsekuensi dari perubahan tersebut.

12.Perubahan permintaan tenaga kerja. Perkembangan ekonomi telah

merubah peta bidang-bidang usaha dan jenis-jenis pekerjaan serta

kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan masing-masing jenis

pekerjaan. Meningkatnya kebutuhan tenaga kerja yang memiliki ketekunan

dan ketelitian, yang biasanya menjadi ciri keahlian wanita, telah mendorong

wanita, bersaing dengan pria memasuki pasaran kerja.

13.Peningkatan pendidikan wanita. Semakin meningkatnya pendidikan wanita

mendorong wanita (belum menikah dan telah menikah) untuk bekerja di

luar rumah.

14.Perubahan Demografi penduduk dengan menurunnya tingkat pertambahan

penduduk dan penurunan tingkat kematian. Penurunan laju pertambahan

penduduk terjadi berkat program pengendalian pertambahan penduduk,

yaitu program KB (di Indonesia).

7. PROSES KEPERAWATAN

1. Area Pengkajian

a. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

Nama kepala keluarga (KK)

Umur

Alamat dan telepon

43

Page 44: Makalah family health nursing

Pekerjaan kepala keluarga

Pendidikan kepala keluarga

Komposisi keluarga dan genogram (genogram keluarga dalam tiga

generasi): Nama/inisial, Jenis kelamin, Tanggal lahir/ umur, Hubungan

dengan kepala keluarga, Pendidikan, Pekerjaan.

Tipe keluarga: Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah yangterjadi dengan jenis keluarga tersebut.

Latar Belakang Keluarga: Mengkaji asal suku bangsa keluarga

tersebut serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait

dengan kesehatan.

Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga:

Tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang

secara etnis besifat homogen).

Kegiatan-kegiatan keagamaan, social, budaya, rekreasi, pendidikan

Kebiasan-kebiasan diet dan berbusana (tradisional atau madern)

Struktur keluarga tradisional atau madern

Bahasa yang digunakan dirumah

Penggunakan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi

(Apakah keluarga mengunjungi pelayanan praktisi, terlibat dalam

praktisi-praktisi pelayanan kesehatan tradisional, atau

memilikikepercayaan tradisional asli dalam bidang kesehatan).

Identifikasi Religius : Mengkaji agama yamg dianut serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan:

Apakah anggota keluarga berada dalam praktek keyakinan

beragamaan mereka.

Seberapa aktif keluarga tersebut terlibat dalam kegiatan agama

atau oganisasi keagamaan.

Agama yang dianut oleh keluarga.

Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yamg dianut

dalam kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.

Status Ekonomi : Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan

baik dari kepala keluargamaupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status sosial ekonomi keluargaditentukan pula oleh kebutuhan-

44

Page 45: Makalah family health nursing

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga:

Jumlah pendapatan per bulan

Sumber-sumber pendapatan per bulan

Jumlah peneluaran per bulan

Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga

Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya

Aktivitas Rekreasi atau Waktu LuangAktivitas rekreasi keluarga tidak

hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk

mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun juga penggunaan

waktuluang/ senggang keluarga.

b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga

berdasarkan tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall, ditentukan

dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkajisejauh mana keluarga

melaksanakan tugas sesuai tahapan perkembangan. Sedangkan

riwayatkeluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan

riwayat kesehatan keluarga:

Tahapan perkembangan keluarga saat ini.

Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang

sesuai dengan tahap perkembangan saat ini.

Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini, termasuk riwayat

perkembangan dankejadian-kejadian dan pengalaman-pangalaman

kesehatan yang unik atau yang berkaitandengan kesehatan

(perceraian, kematian, hilang dll) yang terjadi dalam

kehidupankeluarga.

Riwayat keluarga sebelumnya: keluarga asal kedua orang tua (seperti

apa kehidupankeluarga asalnya; hubungan masa silam dan saat

dengan orang tua dari kedua orang tua.

c. Struktur Nilai Keluarga

Kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau

komunitasyang lebih luas

45

Page 46: Makalah family health nursing

Pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi keluarga

Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar

Konflik nilai yang menonjol dalam keluarga

Kelas sosial keluarga, latar balakang kebudayaan mempengaruhi nilai-

nilaikeluarga

Bagaimana nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga

d. Data Lingkungan

Karakteristik Rumah

Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,

dll). Apakahkeluarga memiliki rumah ini sendiri atau menyewa?

Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun ekterior rumah).

Interior rumahmeliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,

kamar tidur, dll), penggunaankamar tersebut dan bagaimana kamar

tersebut diatur. Bagaimana kondisi dankecukupan perabot.

Penerangan, ventilasi, lantai, tangga, susunan dan kondisi

bangunan.

Dapur: suplai air minum, pengunaan alat-alat masak, pengamanan

untuk kebakaran.

Kamar mandi: sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan

handuk.

Mengkaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah peraturan

tersebut memadai bagi anggota keluarga, dengan pertimbangan

usia mereka, hubungan dankebutuhan-kebutuhan khusus mereka

lainnya.

Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah

ada serbuanserangga-serangga kecil (khususnya di dalam) dan/

atau masalah-masalah sanitasiyang disebabkan oleh kehaduran

binatang piaraan.

Mengkaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah.

Apakah keluargamenganggap rumahnya memadai bagi mereka.

Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga keluarga

merasakan privasimereka memadai. Evaluasi ada dan tidak

bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah/ lingkungan.

46

Page 47: Makalah family health nursing

Evaluasi adekuasi pembuangan sampah.

Kaji perasaan puas/ tidak puas dari anggota keluarga secara

keseluruhan dengan pengaturan/ penataan rumah.

Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal

Tipe keluarga/ komunitas (desa, kota, subkota, kota).

Tipe tempat tinggal (hunian, industri, campuran hunian dan industri

kecil, agraris)di lingkungan.

Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak

terpelihara,semantara/ diperbaiki).

Sanitasi jalan, rumah (kebersihan, pengumpulan sampah dll).

Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (kebisingan, masalah-

masalah polusiair dan udara).

Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan

komunitas?

Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni.

Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung

belakangan ini dalamlingkungan/ komunitas.

Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial apa yang

ada dalamlingkungan dan komunitas?

Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, took, apotek, pasar).

Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, rumah sakit, dan

fasilitas gawatdarurat).

Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling,

pekerjaan)

Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah dilingkungan atau

komunitas?

Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini.

Tersedianya transportasi umum.

Bagaimana insiden kejahatan dilingkungan dan komunitas?

Apakah adakeselamatan yang serius?

Mobilitas Geografi Keluarga

Lama keluarga tinggal didaerah ini.

Apakah sering berpindah-pindah tempat tinggal?

47

Page 48: Makalah family health nursing

Hubungan Keluarga dan Fasilitas-fasilitas Kesehatan Dalam

Komunitasa.

Anggota keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan dantempat pelayanan kesehatannya.

Seberapa sering keluarga menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan?

Sistem pendukung keluarga

Fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga yang dapat dimanfaatkan

untuk pemeliharaan kesehatan.

Sumber pendukung keluarga pada saat keluarga membutuhkan

bantuan, (orang tua,keluarga dekat, teman-teman dekat, tetangga,

lembaga: pemerintah maupunswasta/ LSM).

Jaminan pemeliharan kesehatan yang dimiliki keluarga.

e. Struktur Keluarga

Pola-pola komunikasi.

Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan

instruksi?

Apakah anggota kelumengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan

perasaanmeraka dengan jelas?

Apakah anggota keluarga memberikan dan memperoleh respon

dengan baik terhadap pesan?

Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan?

Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?

Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung ataupun tidak

langsung?

Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam

keluarga?(langsung/ terbuka)

Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga?

Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif, positif

ataukeduanya?

Bagaimana frekuensi dan kwalitas komunikasi yang berlangsung

dalamkeluarga?

48

Page 49: Makalah family health nursing

Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan

penting?Langsung/ tidak langsung)

Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-

polakomunikasi keluarga?

Adakah hal-hal/ masalah dalam keluarga yang tertutup untuk

didiskusikan?

f. Struktur Kekuasaan

Keputusan dalam kelurga

Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga?

Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga?

Siapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaanatau

tempattinggal?

Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak?

Bagaimana cara dalam mengambil keputusan (otoriter,

musyawarah/kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)?

Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan

tersebut?

Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat

keputusan?(kekuasaan tak berdaya, keahlian, penhargaan, paksaan

kekuasaan berdasarkankekuatan/ berpengaruh, kekuasaan aktif).

g. Struktur Peran

Struktur peran formal : Posisi dan peran formal apa pada setiap

anggota keluarga gambaran bagaimanakah setiap anggota keluarga

melakukan peran-peran formalmereka.

Adakah konflik peran dalam keluarga?

Struktur peran informal

Adakah peran-peran informal dalam keluarga?

Siapa yang memainkan peran-peran tersebut dan berapa kali

peran-peran tersebut dilakukan atau bagaimana peran-peran

tersebut dilaksanakansecara konsisten?

Tujuan peran-peran yang dilaksanakan oleh keluarga.

49

Page 50: Makalah family health nursing

Peran-peran informal bersifat yang disfungsional, siapa yang

melaksanakan peran-peran ini?

Analisa metode peran

Siapa yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga?

Apakah status sosial keluarga mempengaruhi dalam pembagian

perankeluarga?

Apakah budaya masyarakat, agama mempengaruhi dalam pembagian

perankeluarga?

Apakah peran yang dijalankan oleh anggota keluarga sesuai dengan

tahapan perkembangannya?

Bagaimana masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran-

perankeluarga?

Adakah pengaturan kembali peran-peran baru dalam keluarga

(sehubungan dengan adanya yang sakit, meninggal, pindah, berpisah

dll)?

Bagaimana anggota keluarga menerima peran-peran baru/

menyesuaikandiri?

Apakah ada bukti tentang stres atau konflik akibat peran?

Bagaimana respon anggota keluarga yang sakit beraksi terhadap

perubahanatau kehilangan peran?

h. Struktur Nilai Keluarga

Kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau

komunitas yang lebih luas Pentingnya nilai-nilai yang dianut bagi

keluarga

Apakah nilai-nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar

Konflik nilai yang menonjol dalam keluarga

Kelas sosial keluarga, latar balakang kebudayaan mempengaruhi nilai-

nilaikeluarga

Bagaimana nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga.

i. Fungsi Keluarga

Fungsi Afektif :

Pola Kebutuhan Keluarga-Respon

50

Page 51: Makalah family health nursing

Saling Memperhatikan (Mutual Naturance), keakraban, dan

indentifikasi.

Keterampilan dan Keterkaitan.

Fungsi sosialisasi :

Adakah otonomi setiap anggota dalam keluarga?

Adakah saling ketergantungan dalam keluarga?c

Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan

anak ataufungsi sosialisasi?

Apakah fungsi ini dipikul bersama?

Adakah faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola-pola

membesarkananak?

Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/ resiko dalam

mengasuh anak?

Apakah lingkungan rumah cukup memadahi bagi anak-anak

bermain? (cocok dengan perkembangan anak).

Apakah ada peralatan/ permainan anak-anak yang cocok dengan

usia.

Fungsi perawatan kesehatan

Keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga.

Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/ sakit.

Pratek diet keluarga.

Kebiasaan tidur dan istirahat.

Latihan dan rekreasi.

Kebiasaan pengunaan obat-obatan dalam keluarga.

Peran keluarga dalam perawatan diri.

Praktek lingkungan.

Cara-cara pencegahan penyakit.

Riwayat kesehatan keluarga.

Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima dan dimanfaatkan

keluarga.

Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan dan perawatan

kesehatan.

Pelayanan kesehatan darurat.

51

Page 52: Makalah family health nursing

Sumber pembiayaan.

Fasilitas transfortasi untuk perawata kesehatan.

Fungsi Reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

Jumlah anak yang diinginkan keluarga.

Bagaimanakah keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.

Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlahanggota keluarga.

j. Stres dan Koping Keluarga

Stressor jangka pendek (<>)

Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada

keluarga.

Cara keluarga dalam menghadapi stressor.

8. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan

berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan

keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem

dapat digunakan rumusan NANDA. Tipologi dari diagnosa keperawatan

keluarga terdiri dari :

o Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

o Resiko (ancaman kesehatan)

o Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga

a) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual

Contoh 1 :

1. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak Rberhubungan dengan ketidaktahuan keluarga

mengenal masalah kekurangan nutrisi.

2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga

52

Page 53: Makalah family health nursing

mengambil keputusan/tindakan untukmengatasi masalah kekurangan

nutrisi.

3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),

keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga danganmasalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga)

mengandung 3 unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak

mauan mengambil keputusan dan ketidakmampuan merawat, maka dari 3

diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu diagnosa

yg ketiga, akan tetapi dalam merumuskan tujuan dan intervensi harus

melibatkan ketiga etiologi tersebut. Contoh 2 Perubahan peran dalam

keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga

mengenal masalah peran suami.

Contoh 3 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga

bapak B berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga

dengan keterbatasan gerak (rematik).

b) Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman)

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan,

misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak

adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidakadekuat, dsb. Contoh :

1. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan

ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasib.

2. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak

B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi

terhadap Balita.

c) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera

sehingga kesehatan keluargadapat ditingkatkan. Khusus untuk diagnosa

keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidakmenggunakan etiologi.

Contoh :

53

Page 54: Makalah family health nursing

1. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga

bapak R

2. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga

bapak R

3. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru

menikah keluarga bapak R

9. Intervensi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan

perencanaan mengenaidiagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan

keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dankebutuhan kesehatan dengan cara :

Memberikan informasi

Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara :

Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengancara :

Mendemonstrasikan cara perawatan

Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadisehat, dengan cara :

Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

dengan cara :

54

Page 55: Makalah family health nursing

Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan

keluarga

Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

10. Ringkasan :

• Nilai keluarga di definisikan sebagai sebagai system dari ide, perbuatan, dan

kepercayaan unntuk menjadi satu kesatuan atau konsep secara sadar atau

tidak sadar mempunyai ikatan bersama antar sesama anggota keluarga pada

suatu kebudayaan yang umum.

• Nilai digunakan sebagai penuntun tingkah laku. Termasuk dalam keluarga,

nilai menuntun perkembangan dari keyakinan, norma, dan peraturan dalam

suatu keluarga.

• Perbedaan tentang nilai sering terjadi pada hubungan klien dengan tenaga

kesehatan. Jika ini terjadi maka biasanya mengakibatkan perbedaan tujuan,

kesalahan persepsi dari komunikasi, dan menimbulkan masalah dalam

interaksi perawatan.

• Sistem nilai dan kepercayaan dari suatu keluarga biasanya terbentuk dari

pola dari masalah kesehatannya. Jadi kepercayaan dan nilai suatu keluarga

bergantung pada bagaimana keluarga menghadapi masalah kesehatan dan

mengatasi faktor-faktor stress yang dihadapinya.

• Diagnosa keperawatan pada keluarga khususnya pada area nilai dari suatu

keluarga biasanya jarang terjadi. Ini karna permasalahan nilai dari suatu

keluarga umumnya dianggap menjadi faktor yang berhubungan dari masalah

pada area yang lain yang lebih bersifat tingkah laku.

BAB XVII

FAMILY STRESS, COPING, AND ADAPTATION

How Well Families are Coping

55

Page 56: Makalah family health nursing

Tuntutan yang terjadi secara terus-menerus memaksa keluarga beradaptasi

untuk survive, continue, dan grow. Proses dan strategi koping keluarga sangatlah

penting untuk membuat semua itu menjadi mungkin. Tanpa koping keluarga yang

efektif, afektif, sosialisasi, ekonomi, dan fungsi health care tidak akan bisa dicapai.

Oleh karena itu, proses dan strategi koping keluarga yang mendasari fungsi

keluarga dapat dilakukan dengan baik. Mengkaji family resources, coping strategies,

dan proses menyediakan dasar untuk membantu mereka beradaptasi dan mencapai

higher level of wellness. Mencapai higher level of wellness merupakan tujuan dari

praktik keperawatan keluarga. Memperkuat dan mendorong tanggapan yang adaptif

dan kapasitas, serta mengurangi stres aktual dan potensial dari dalam dan luar

keluarga, merupakan bagian dari tujuan yang luas ini.

Basic Stress and Coping Concepts

Stres adalah respon atau keadaan ketegangan yang dihasilkan oleh stressor

atau dengan permintaan aktual / dirasakan tidak bisa dikelola. Agen pencetus yang

mengaktifkan stres dalam keluarga adalah peristiwa kehidupan atau kejadian cukup

besar untuk membawa perubahan dalam sistem keluarga. Stressors keluarga dapat

antarpribadi (dalam atau di luar keluarga), peristiwa lingkungan, ekonomi, sosial

budaya atau pengalaman. Stressor yang dianggap sebagai kerugian dan ambigu

(tidak jelas) memiliki efek negatif lebih besar pada keluarga; berkurang moral

keluarga dan konflik keluarga yang lebih besar disebutkan dalam hal ini. Kerugian

ambigu termasuk tidak adanya fisik anggota keluarga-"leaving without saying

goodbye", hilangnya terduga diciptakan oleh perang, bencana alam, relokasi,

penjara, desersi, bioterorisme, atau masalah kesehatan (demensia, penyakit mental

kronis, kecanduan), urusan, adopsi , dan perceraian.

Anggota keluarga / persepsi keluarga mengacu pada interpretasi anggota

keluarga tunggal atau kolektif membuat pengalaman mereka. Persepsi keluarga

adalah sangat penting. Penting untuk dicatat bahwa keluarga yang rentan krisis

konsisten cenderung untuk melihat peristiwa dalam terdistorsi, secara subyektif.

Dalam kasus ini, stres yang luas merupakan pengalaman, yang pada gilirannya

berpengaruh pada kapasitas adaptif keluarga. Koping adalah istilah yang terbatas

pada perilaku aktual atau kognisi orang yang menggunakan, bukan untuk sumber

daya yang berpotensi untuk mereka menggunakan. Koping keluarga didefinisikan

56

Page 57: Makalah family health nursing

sebagai proses aktif di mana keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga yang

ada dan mengembangkan perilaku dan sumber daya baru yang akan memperkuat

unit keluarga dan mengurangi dampak dari peristiwa kehidupan yang penuh stres.

Strategi keluarga dan koping individu berkembang dan berubah dari waktu ke waktu,

dalam menanggapi tuntutan atau stres yang dialami. Krisis keluarga telah

didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terus-menerus disruptiveness,

disorganisasi, atau menderita cacat dalam sistem keluarga. Hasil krisis ketika

sumber daya keluarga saat ini dan strategi adaptif tidak efektif dalam menangani

stres.

Ada dua jenis situasi yang dapat membuat keluarga menjadi krisis,

perkembangan dan situasional event. Perkembangan atau pematangan adalah

mereka yang berasal dari pengalaman keluarga dalam proses pertumbuhan

psikososial anggota (misalnya, menjadi orang tua, anak tumbuh sebagai remaja,

pensiun). Mereka berada dalam tahap siklus kehidupan normal dari sebuah

keluarga. Situasional event yang tidak umum atau biasanya diharapkan, seperti

kematian seorang anak atau penyakit yang serius dari salah satu anggota keluarga.

Tergantung pada sumber daya keluarga, kemampuan koping, dan presepsi peristiwa

ini, perkembangan dan situasional event dapat menjadi krisis bagi keluarga.

Berbeda dengan pandangan negatif krisis keluarga, krisis juga telah dilihat sebagai

"wake up" call, untuk menyadarkan keluarga bagaimana cara berperilaku.

Adaptasi adalah suatu proses mengelola tuntutan stressor melalui

penggunaan sumber daya, koping, dan strategi pemecahan masalah. Hasilnya

adalah sebuah keadaan yang berubah fungsi yang mungkin positif atau negatif,

menghasilkan kenaikan atau penurunan dari keadaan kesehatan keluarga. Adaptasi

keluarga secara fungsional didefinisikan sebagai suatu proses di mana keluarga

terlibat dalam respon langsung terhadap tuntutan stressor, dan menyadari bahwa

perubahan sistemik diperlukan dalam unit keluarga, untuk memulihkan stabilitas

fungsional dan meningkatkan kepuasan keluarga dan kesejahteraan. Ketika

keluarga berhasil dalam respon terhadap stres, bergerak melalui situasi dengan

relatif mudah dan hasil yang positif. ini disebut bonadaptation.

Koherensi keluarga mengacu pada kunci sumber daya resistensi alami

dalam individu dan keluarga. Keluarga yang memiliki rasa koherensi yang kuat dan

57

Page 58: Makalah family health nursing

memiliki keyakinan bahwa dunia bersifat komprehensif (stimuli internal dan eksternal

dapat diprediksi dan terstruktur), dikelola (tersedia, sumber daya yang hadir untuk

menjawab tuntutan), dan bermakna (tuntutan dipandang sebagai chalenges

investasi berharga dalam ). Ketahanan keluarga didefinisikan sebagai proses

adaptasi dalam sistem keluarga.

Time Phases of Stress and Coping Strategies

Perawat perlu menyadari dari fase saat stres, serta strategi coping anggota keluarga

dan unit keluarga bisa menggunakan selama tiga periode waktu, yaitu:

a. Antestress Period

Pada periode sebelum benar-benar menghadapi stressor (seperti

rawat inap anak), antisipasi kadang-kadang mungkin, bisa ada kesadaran

bahaya yang akan datang atau ancaman yang dirasakan dari situasi. Jika

keluarga atau membantu orang dapat mengidentifikasi stressor masa depan,

bimbingan antisipatif serta strategi penanganan pencegahan dapat dicari atau

disediakan untuk melemahkan atau mengurangi dampak dari stressor.

b. Actual Stress Period

Strategi coping selama periode stres biasanya berbeda dalam

intensitas dan jenis dari yang digunakan sebelum terjadinya stressor dan

stres. Mungkin ada keberlangsungan hidup yang sangat dasar, strategi

defensif yang digunakan selama periode ini jika stres dalam keluarga yang

ekstrim. Contoh situasi adalah ketika keluarga benar-benar mengatur

kehidupan keluarga mereka di sekitar perawatan anggota dengan penyakit

kronis. Dalam situasi ini mereka dapat menjadi sangat disfungsional dari

waktu ke waktu. Respon koping yang paling membantu selama periode stres

sering intrafamilial dan mencari dukungan spiritual.

c. Poststress Period

Strategi koping setelah periode stres akut awal, disebut fase

posttrauma, terdiri dari strategi untuk mengembalikan keluarga ke

hemeostatic, keadaan seimbang. Untuk mempromosikan kesehatan keluarga

selama fase ini, keluarga perlu bekerja sama, saling mengungkapkan

58

Page 59: Makalah family health nursing

perasaan, dan memecahkan masalah atau mencari dan memanfaatkan

dukungan keluarga untuk menyelesaikan situasi stres. Empat kemungkinan

hasil poststress telah dikutip:

1) Keluarga berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya

2) Keluarga berfungsi pada tingkat prestress sama

3) Keluarga berfungsi pada tingkat yang lebih rendah dari sebelumnya

4) Pembubaran keluarga (misalnya , pemisahan, perceraian, abandoment).

ketika keluarga berakhir pembubaran keluarga, anggota keluarga sering

perlu bantuan profesional untuk membantu mereka meningkatkan strategi

koping yang efektif.

Family Stress Theories

Dua teori stres keluarga, satu menekankan tahap sebelum krisis (model

ABCX) dan satu menekankan postcrisis (model Resiliency) dibahas dalam teks ini

sebagai panduan yang berguna bagi perawat yang bekerja dengan keluarga

mengelola situasi stres. Salah satu perbedaan antara dua model ini adalah bahwa

dalam model ABCX situasi krisis dipandang sebagai hasil negatif untuk keluarga,

tetapi dalam model Resiliency, krisis dipandang sebagai tantangan-sebagai indikasi

bahwa keluarga harus membuat beberapa perubahan mendasar bagaimana

biasanya berfungsi untuk beradaptasi dengan stressor peristiwa.

59

Page 60: Makalah family health nursing

Hill’s Family Stress Theory

Kerangka model ABCX memiliki dua bagian. Yang pertama adalah proposisi

yang berhubungan dengan faktor-faktor penentu krisis keluarga: A (acara dan

kesulitan terkait) berinteraksi dengan B (sumber daya keluarga krisis pertemuan)

berinteraksi dengan (definisi keluarga mengenai stressor event) C menghasilkan X

(krisis). Bagian kedua adalah pernyataan yang berorientasi pada proses lebih lanjut

mengenai program penyesuaian setelah krisis. Hills (1965) menjelaskan bahwa

proses penyesuaian keluarga setelah krisis melibatkan (1) periode disorganisasi, (2)

sudut pemulihan, dan (3) reorganisasi dan tingkat baru fungsi keluarga.

60

Page 61: Makalah family health nursing

The Resiliency Model of Family Stress, Adjustment, and Adaptation

Model Resiliency didasarkan pada empat asumsi mendasar tentang

kehidupan keluarga:

a. Keluarga menghadapi kesulitan dan perubahan sebagai aspek alami dan

dapat diprediksi dari kehidupan keluarga selama siklus hidup

b. Keluarga mengembangkan kekuatan dasar dan kemampuan yang dirancang

untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga dan

unit keluarga dan untuk melindungi keluarga dari gangguan utama dalam

menghadapi transisi keluarga dan perubahan

c. Keluarga mengembangkan kekuatan dasar dan unik dan kemampuan yang

dirancang untuk melindungi keluarga dari stressor dan strain tak terduga atau

normatif dan untuk mendorong adaptasi keluarga setelah krisis keluarga atau

transisi besar dan perubahan dan

d. Keluarga memanfaatkan dan berkontribusi terhadap jaringan hubungan dan

sumber daya dalam masyarakat, khususnya selama periode stres keluarga

dan krisis

Dalam model Resiliency, tanggapan keluarga terhadap peristiwa kehidupan

yang penuh stres dan transisi terjadi dalam dua tahap:

1. Tahap Penyesuaian

61

Page 62: Makalah family health nursing

Tahap penyesuaian model menggambarkan respon keluarga terhadap

peristiwa yang tidak ada kesulitan utama dan hanya membutuhkan

perubahan kecil dalam bagaimana unit keluarga saat ini berfungsi atau

respon awal keluarga untuk kejadian yang lebih besar.

2. Tahap Adaptasi

Dalam model ini, situasi krisis tidak selalu dipandang sebagai patologis

atau merugikan keluarga, melainkan menunjukkan bahwa keluarga perlu

membuat perubahan struktural atau sistemik mendasar untuk beradaptasi

dengan situasi. Dengan kata lain, cara lama tidak lagi memadai dan solusi

baru harus ditemukan. Baik perkembangan dan situasional stressor dapat

menciptakan krisis dan membutuhkan adaptasi oleh keluarga. Dalam tahap

adaptasi dari model, respon terhadap situasi krisis ditentukan oleh tabrakan

beruntun dari tuntutan, stres, trasitions, dan strain, serta kekuatan dan

kemampuan dari unit keluarga.

62

Page 63: Makalah family health nursing

63

Page 64: Makalah family health nursing

Stressors and Their Impact

64

Page 65: Makalah family health nursing

Keluarga dengan akumulasi yang lebih tinggi dari peristiwa kehidupan

(misalnya, skor yang lebih tinggi pada FILE) telah ditemukan memiliki fungsi

keluarga yang lebih rendah dan kesehatan yang lebih buruk dari anggota keluarga.

Ketegangan kehidupan keluarga dan stres berasal dari beberapa faktor,

menunjukkan betapa sulitnya untuk menilai keluarga. Kita cenderung berpikir bahwa

untuk menghilangkan masalah satu akan perlu untuk menemukan cara untuk

65

Page 66: Makalah family health nursing

menghilangkan atau mengobati faktor penyebab tertentu, daripada melihat situasi

secara lebih luas. Dengan menilai dengan keseimbangan antara stres (durasi dan

kekuatan mereka), sifat, dan kekuatan yang mendukung atau pelindung elemen,

baik intrafamilial dan extrafamilial, satu dapat mencoba untuk menghilangkan atau

mengurangi potensi stres atau untuk membangun dan memperkuat sumber daya

keluarga.

Strategi koping keluarga

Keluarga dan individu memiliki koping strategi perilaku, kesadaran, dan

emosional yang dikonseptualisasikan sebagai masalah atau situasi tertentu.

Keadaan yang berbeda dan masalah yang berbeda menuntut solusi yang berbeda,

hal ini juga perlu menggunakan respon penanganan yang berbeda.

A. Strategi Mengatasi Hal Internal Keluarga

A.Strategi hubungan

1. Kelompok keluarga ketergantungan

Keluarga tertentu ketika sedang stres akan mengatasinya dengan menjadi

lebih bergantung pada sumber daya mereka sendiri. Keluarga mencapai hal ini

dengan menciptakan struktur dan organisasi yang lebih besar dalam rumah dan

keluarga. Menciptakan waktu keluarga dan rutinitas seperti yang melibatkan waktu

makan, waktu tidur, pekerjaan rumah tangga, kunjungan dengan keluarga dan

rutinitas ini dapat menjadi sumber kekuatan dan prediktabilitas ketika keluarga

sedang mmengalami stres. Keluarga memanfaatkan kontrol yang lebih besar, jika

berhasil maka akan mencapai integrasi yang lebih besar dan terbentuklah

kekompakan.

2.Greater berbagi bersama ( penguatan kohesi keluarga

Salah satu cara untuk membawa keluarga semakin dekat yaitu bersama-

sama menjaga dan mengatur level stress bersama, moral keluarga, hal yang

diperlukan adalah dengan berbagi perasaan dan pikiran, dan terlibat dalam

pengalaman keluarga bersama atau kegiatan. Berbagi cerita bersama-sama

menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi, sebuah atribut keluarga yang telah

menerima perhatian luas untuk menjadi atribut keluarga. Ketika keluarga memiliki

kohesi tingkat tinggi maka keluarga dikatakan terperangkap dan adanya sedikit

individual indepence atau otonomi. Ketika keluarga yang terlepas atau memiliki

66

Page 67: Makalah family health nursing

kohesi yang sangat rendah, anggota keluarga tidak dekat satu sama lain dan

memiliki komitmen kecil ke unit keluarga. Keluarga yang memiliki kohesi level soft

moderat cenderung lebih fungsional dan lebih mampu beradaptasi dengan

stress .Kohesi yang lebih besar dan berbagi keprihatinan dan perasaan juga

menguntungkan dalam mengurangi tingkat ketegangan keluarga yang akut atau

serius ataupun dari stressor utama lainnya .

3 . Peran Fleksibilitas

Peran Fleksibilitas adalah salah satu dimensi utama adaptasi keluarga.

Sebuah keluarga harus mampu beradaptasi dengan perubahan perkembangan dan

Lingkungan. Keluarga berhasil ialah keluarga yang mampu menjaga keseimbangan

dinamis antara perubahan dan stabilitas. Peran fleksibilitas memungkinkan untuk

melanjutkan keseimbangan ini

B . Strategi kognitif

1 . Normalisasi

Sebuah keluarga fungsional dengan strategi coping adalah kecenderungan

bagi keluarga untuk menormalkan hal sebanyak mungkin ketika mereka menghadapi

stressor jangka panjang yang cenderung mengganggu aktivitas kehidupan keluarga

dan rumah tangga . Beberapa penulis telah menggunakan istilah " normalisasi "

untuk konsep bagaimana cara keluarga mengelola kesulitan dalam anggotanya.

Normalisasi adalah proses manajemen keluarga yang sering disukai dalam keluarga

dengan masalah kesehatan chonic .

2 . Mengontrol makna permasalah dengan reframing dan penilaian pasif

Dari sumber-sumber di Amerika ditemukan bahwa terdapat keefektifan dalam

mengatasi adalah dengan menggunakan mekanisme mental yang mengendalikan

makna masalah. Strategi coping kognitif ameliorates ini atau kognitif yang

menetralkan rangsangan stressor yang dialami dalam kehidupan .

Dalam literatur kesehatan mental keluarga, reframing kognitif dianjurkan paling

sering sebagai coping jangka panjang untuk mengendalikan makna stressor .

Reframing adalah cara individu atau persepsi mengatasi dan sering dipengaruhi oleh

kepercayaan dalam keluarga. Keluarga yang telah berbagi persepsi atau berbagi

realitis subyektif, dan proses reframing akan dipengaruhi oleh persepsi tersebut .

67

Page 68: Makalah family health nursing

3 . Masalah Bersama

Pemecahan masalah di antara anggota keluarga bersama adalah kognitif

keluarga dan komunikasi strategi coping telah dipelajari secara ekstensif melalui

Métode penelitian laboratorium oleh beberapa peneliti. Pemecahan masalah

bersama dapat digambarkan sebagai situasi di mana sebuah keluarga bersama-

sama mampu membahas masalah dan ditangani bersama, mencari solusi dengan

logika bersama-sam, dan mencapai konsensus tentang apa yang harus dilakukan

berdasarkan mufakat bersama sesua dengan isyarat, persepsi, dan, sugesti dari

seluruh anggota keluarga .

4 . Mendapatkan Informasi dan pengetahuan .

Dalam Keluarga ada respon dasar yang lebih kognitif yang menekankan

mencari pengetahuan dan informasi mengenai stressor atau stressor potensial.

Orangtua mencari informasi baru dan sumber daya lainnya menunjukkan hasil yang

positif dan perasaan mampu mengatasi stressor dengan penuh tanggung jawab

sebagai orangtua .

C . Strategi komunikasi

1 . Menjadi Terbuka dan Jujur

Komunikasi yang baik sangat penting untuk fungsi keluarga . Komunikasi

dalam keluarga fungsional bersifat langsung, terbuka, jujur dan jelas . Namun hal ini

menjadi lebih penting selama periode stres dalam keluarga dan krisis dalam

keluarga. Anggota keluarga yang menunjukkan keterbukaan , kejujuran , pesan yang

jelas, dan perasaan dan kasih sayang yang dibutuhkan pada saat-saat tersebut.

2 . Penggunaan Humor dan Tertawa

Humor tidak hanya dapat meningkatkan semangat , juga dapat meningkatkan

sistem kekebalan tubuh seseorang untuk mendorong penyembuhan . Bagi keluarga

rasa humor merupakan aset penting . Hal ini dapat memberikan kontribusi untuk

meningkatkan sikap keluarga terhadap masalah itu dan perawatan kesehatan untuk

menghilangkan kecemasan dan ketegangan diantara mereka.

B. Eksternal Keluarga Strategi Penanganan

A . Strategi Komunitas : Memelihara hubungan aktif dengan masyarakat

Kategori ini mengacu pada jangka panjang dan upaya koping umum, bukan

salah satu diarahkan untuk mengurangi salah satu stressor. Dalam hal ini anggota

68

Page 69: Makalah family health nursing

keluarga yang menjadi peserta aktif ( sebagai anggota aktif atau dalam posisi

kepemimpinan ) di klub , organisasi , dan kelompok masyarakat . Secara rasional

pentingnya hubungan ini adalah sebagai upaya mengatasi stressor didasarkan pada

teori sistem , yang menyatakan bahwa setiap sistem sosial harus memiliki

pergerakan informasi dan aktivitas melintasi batas-batas jika menjalankan fungsinya

B.Penggunaan sistem pendukung sosial

Menggunakan sistem pendukung sosial dalam jaringan sosialkeluarga sangat

besar dan penting. Strategi coping keluarga eksternal. Berhubungan dengan dunia

sosial terutama penting untuk keluarga dengan masalah kesehatan . Selain keluarga

besar dan seluruh jaringan layanan profesional , ahli , dan organisasi , terdapat

reservoir besar bantuan potensial : kerabat , teman , tetangga , majikan , teman

sekelas , dll

Definisi konsep

1. Jaringan Social : Jaringan Sosial mengacu pada struktur yang terdiri dari

hubungan seseorang . Keluarga yang sangat dipengaruhi oleh struktur ini hubungan

dan mereka adalah agen-agen aktif dalam memodifikasi dan mengadaptasi

komunitas ini hubungan personal untuk memenuhi keadaan everchanging . Dalam

jaringan sosial keluarga, teman, dan rekan kerja, tetangga, dan jaringan komunitas .

2. Dukungansocial : Dukungan sosial berfokus pada sifat interaksi yang terjadi

dalam hubungan sosial seperti ini dievaluasi oleh individu dan nilai yang mendukung

mereka, sebagai dievaluasi oleh individul atau keluarga. Dalam literatur jaringan /

dukungan sosial sosial istilah-istilah ini mengacu pada individu, bukan kelompok-

kelompok keluarga .

3. Dukungan Sosial Keluarga : Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan

sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga akan tersedia / accesible untuk

keluarga ( kemungkinan sosial boleh atau tidak boleh digunakan), tetapi anggota

keluarga memandang bahwa orang-orang yang mendukung siap untuk memberikan

bantuan dan bantuan jika diperlukan.

69

Page 70: Makalah family health nursing

C. Sumber dukungan sosial

Ada tiga sumber umum dukungan sosial . Ini terdiri dari spontan , jaringan

informal, dukungan terorganisir tidak diarahkan oleh petugas kesehatan profesional,

dan terorganisir upaya oleh ahli kesehatan .

D.Tujuan sistem dukungan sosial

Yaitu diterima secara luas bahwa orang-orang yang pada lingkungan yang

sosial yang mendukung umumnya dalam kondisi yang lebih baik daripada bagian

counter mereka tanpa keuntungan ini. Lebih khususnya lagi karena dukungan sosial

dianggap melemahkan atau buffer (penahan) pengaruh stres serta meningkatkan

kesehatan keluarga dalam hal ini kesehatan mental individu secara langsung,

dukungan sosial merupakan strategi coping yang penting bagi keluarga untuk

memiliki pertahanan pada saat stres.

E.Ketidakadekuatan jaringan sosial

Ada beberapa hal yang menjadi bukti bahwa banyak orang tidak mencari

bantuan eksternal yang dibutuhkan. Beberapa faktor menghambat keluarga,

khususnya keluarga-keluarga dengan warisan Anglo-Saxon, dari sepenuhnya

memanfaatkan sumber daya tersebut. Pertama, keyakinan bahwa ada layanan

profesional sering terbaik, tetapi mereka sangat mahal dan sering di luar

kemampuan keluarga, sehingga tidak mencari bantuan dari luar. Kedua sementara

keluarga dianggap sebagai tempat dimana individu dapat dikecewakan pertahanan

mereka dan menerima dan memberikan dukungan dan perawatan, beberapa

percaya bahwa dalam menghadapi dunia di luar keluarga seharusnya pameran

kemerdekaan dan kemandirian .

F . Kelompok Swadaya Masyarakat

Self-Help atau saling mendukung kelompok didefinisikan sebagai kelompok-

kelompok kecil dari rekan-rekan yang datang bersama-sama untuk berbagi masalah

umum dan saling membantu melalui untuk menyelesaikan masalah. Meskipun

keluarga dan jaringan sosial informal lainnya biasanya berfungsi sebagai sumber

utama dukungan bagi banyak individu dan keluarga, kelompok self-help adalah

sumber yang sangat penting dari dukungan sosial . Individu dan keluarga saling

70

Page 71: Makalah family health nursing

membantu bersama sebagai strategi coping untuk memenuhi berbagai kebutuhan

khusus dan hampir setiap masalah dibayangkan .

G. Spiritual mendukung

Meskipun kebanyakan orang berpikir mencari dan mengandalkan dukungan

spiritual sebagai respon koping individu, beberapa studi telah melaporkan bahwa

anggota keluarga menemukan cara keluarga mengatasi juga. Spiritual dan agama,

keyakinan, seringkali hal yang paling mendasar dalam keluarga, kepercayaan

diadakan individu dan keluarga, adalah inti dari semua keluarga dalam mengatasi

masalah melalui adaptasi dengan keyakinan.Hal tersebut adalah kekuatan yang kuat

dalam meningkatkan ketahanan keluarga . Inti kepercayaan sekuler dan sakral

dalam jangkar kita luasnya tidak ada yang diketahui seberapa besar yang kita sebut

realitas, dan dengan demikian keyakinan kita dapat mendefinisikan realitas yang

ada.

Disfungsional Strategi Penanganan Keluarga

Dimana keluarga fungsional mengatasi stres cenderung bertindak ke arah

mengurangi stres, keluarga yang disfungsional cenderung menggunakan strategi

defensif kebiasaan yang cenderung tidak digunakan untuk mengusir stres

menghilangkan atau melemahkan stressor . Strategi Penanganan disfungsional

sesungguhnya dapat mengurangi stres, namun stres kembali karena stressor yang

mendasari tidak ditangani. Strategi pengurangan stres tidak dapat berfungsi -

disfungsional .

Keluarga menggunakan berbagai strategi disfungsional spesifik dalam upaya

untuk mengatasi masalah mereka. Dalam kebanyakan kasus strategi ini dipilih tanpa

disadari sering dilakukan dan sebagai respon bahwa keluarga asal mereka mencoba

untuk beradaptasi .

A. Penolakan Masalah keluarga

Denial adalah mekanisme pertahanan yang digunakan oleh anggota keluarga

dan keluarga secara keseluruhan. Pada penolakan dasar keluarga jangka pendek

sering fungsional, karena memungkinkan keluarga untuk " membeli waktu " yaitu

untuk melindungi diri sementara secara bertahap menerima peristiwa yang

menyakitkan .

71

Page 72: Makalah family health nursing

B . Denial dan eksploitasi emosional anggota keluarga

Ada beberapa cara eksploitatif jelas bahwa keluarga dapat mengurangi

ketegangan bagi keluarga sebagai kelompok dengan mengorbankan emosional dari

satu atau lebih anggota keluarga .

1.Scapegoating

Pengkambinghitaman adalah mekanisme koping disfungsional karena

meskipun mengurangi tingkat ketegangan dalam sistem keluarga dan membuat

kelanjutan keluarga homeostasis yang mungkin terjadi, hal ini ini dengan

mengorbankan yang kesehatan emosional salah satu anggotanya yang kambing

hitam atau " korban diidentifikasi ". Mekanisme kambing hitam dapat dipandang

sebagai fungsional untuk keluarga secara jangka pendek, pengkambinghitaman

yang menghasilkan keseimbangan keluarga, tetapi disfungsional dalam jangka

panjang bagi kesehatan emosional dari anggota yang dieksploitasi, dan

disfungsional dalam hal kesehatan mental semua anggota keluarga dan keutuhan

keluarga.

2.Menggunakan ancaman

Ancaman adalah strategi bertahan disfungsional yang digunakan untuk

menjaga keluarga bersama-sama dengan mengorbankan para kesehatan emosional

anggota keluarga. Ancaman dapat dilihat sebagai sebuah keluarga recurent dinamis

dalam beberapa keluarga.Masalah ini menjadi teknik yang digunakan oleh keluarga

yang sangat terjerat untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan dan

mencegah anggota usaha untuk individu dan sparateness dapat tercapai. Tujuan

untuk melakukannya adalah untuk menjamin kelangsungan hidup keluarga .

B . Penolakan dilihat melalui sistem kepercayaan keluarga: Mitos keluarga

Melalui sistem kepercayaan keluarga , mitos dapat dibuat tentang keluarga

bahwa realitas jelas dan menyangkal beberapa isu nyata dan masalah dalam

kelompok . Masalah ini dianggap terlalu menyakitkan untuk dibawa di tempat

terbuka atau sebagai tidak perlu untuk membahas karena melakukannya hanya

akan memperburuk keadaan.

C.Penolakan dilihat melalui pola komunikasi : triangling

Cara lain untuk mengurangi stres pada jangka pendek atau jangka panjang

dalam keluarga adalah melalui penggunaan triangling . Konsep ini berkembang oleh

72

Page 73: Makalah family health nursing

Bowen ( 1976), seorang terapis keluarga dicatat dan berlaku untuk pengurangan

dalam hubungan dyadic. Triangling disertakan di sini sebagai strategi bertahan

disfungsional karena umumnya digunakan cara di mana untuk mengurangi

ketegangan interpersonal dalam keluarga withoout mengobati penyakit yang

mendasari situasi.

D.Penolakan dijaga melalui distacing emosional : pseudomutuality

Pseudomutuality dapat diklasifikasikan sebagai strategi bertahan

disfungsional jangka panjang karena merupakan perilaku mempertahankan

homeostasis keluarga dengan mengorbankan pertemuan keluarga yang efektif dan

fungsional yaitu, mengenali dan merespon kebutuhan sosioemosional dari itu

anggota keluarga. Pseudomutuality telah didefinisikan sebagai " macam keterkaitan

yang ada dalam anggota keluarga dengan berkumpul saat ke dalam peran formal

dengan mengorbankan identitas individu . Pseudomutuality adalah strategi bertahan

jangka panjang yang digunakan oleh keluarga.

E . Ekstrim Pola Dominasi / Submission : Authoritharianism

Submission dominasi ditandai adalah termasuk dalam bagian ini sebagai

strategi jangka panjang mengatasi disfungsional, karena melalui pengajuan anggota

keluarga untuk dominan, berkuasa tokoh, biasanya suami / ayah , keseimbangan

keluarga dicapai . Authoritharianism mengacu pada kecenderungan untuk menyerah

pada kemerdekaan seseorang karena perasaan powerlesness (tidak berdaya) dan

untuk memadukan diri dengan seseorang atau sesuatu dari sisi luar seseorang

dalam rangka memperoleh kekuasaan diri..

B. Pembubaran dan kecanduan Keluarga

Untuk mengurangi ketegangan atau stres dalam keluarga, anggota keluarga

mungkin secara fisik atau psychosocial terpisah dari satu sama lain. Yaitu guna

untuk menghindari dan mengurangi stressor dengan melakukan tindak kekerasan

maupun dengan kecanduan suatu hal.

1. Kecanduan dalam keluarga

Kecanduan anggota keluarga sedang dipahami hari ini sebagai masalah

sistem keluarga bersama daripada masalah sebagai individu. Menggunakan alkohol

dan obat-obatan telah ditemukan dan memiliki pola antargenerasi . Minum alkohol

73

Page 74: Makalah family health nursing

pada orang dewasa muda telah ditemukan yaitu dipengaruhi oleh disfungsi dalam

keluarga asal .

2. Kekekrasan dalam keluarga

Penggunaan ekstrim ancaman, kambing hitam, dan otoritarianisme dapat

mengakibatkan kekerasan dalam keluarga. Keluarga kekerasan diakui sebagai salah

satu masalah utama kesehatan masyarakat kita hari ini . Wallace (1996 )

mendefinisikan kekerasan keluarga sebagai " setiap tindakan atau komisi oleh

orang-orang yang hidup bersama dengan adanya hasil cedera serius ( kerusakan

fisik atau emosional ) kepada anggota lain dari keluarga yaitu dalam hal ini terdapat

beberapa kekerasan dalam keluarga :

a. Penganiayaan partner

Meskipun penggunaan kekuatan fisik dengan salah satu pasangan terhadap

yang lain ( terutama suami terhadap istri ) baru-baru ini telah diakui oleh media

massa dan profesional sebagai masalah sosial yang signifikan .

b . Penganiayaan Anak ( penyalahgunaan dan penelantaran anak )

Pelecehan anak dapat secara fisik , emosional , atau seksual , atau

kombinasi dari dua atau semua pelecehan tersebut. Dimana termasuk cedera fisik ,

anak terlantar melibatkan pemberian perawatan yang tidak memadai secara

emmotional dan fisik yang seharusnya penting untuk anak .

c . Penganiayaan Saudara

Penganiayaan saudara telah didefinisikan sebagai bentuk fisik, mental, atau

pelecehan seksual infleksi satu anak di unit keluarga yang lain. Sering penganiayaan

saudara terjadi ketika saudara yang lebih tua atau saudara yang lebih kuat memiliki

kontrol atas saudara lain ( sebagai korban ) .

d . Penganiayaan terhadap yang lebih tua

Penganiayaan terhadap yang lebih tua didefinisikan sebagai perilaku yang

mengakibatkan fisik , physicological , atau material, kelalaian, kerusakan, atau

cedera pada penatua .

e. Penganiayaan Orang tua

Merupakan penganiayaan dengan hal tersembunyi adalah bahwa di mana

anak-anak cukup tua untuk sekarang memperbuat kekekrasan terhadap orang tua

mereka .

74

Page 75: Makalah family health nursing

f.Gay dan Lesbian Abuse

Kekerasan dalam keluarga Gay dan Lesbian diyakini oleh beberapa peneliti

untuk berada di tingkat yang sama di antara pasangan heteroseksual atau sekitar 25

sampai 35 % . Keluarga Gay dan Lesbian berbagi emosi dan tanggung jawab

keuangan dalam hubungan mereka yang dapat menyebabkan situasi konflik.

Faktor yang mempengaruhi koping

A.Perbedaan gender dalam mengatasi masalah

Pria dan wanita menggunakan srategies penanganan yang berbeda. Dari 80

srategies coping diperiksa oleh Burr dan rekan (1994) , pria dan wanita memiliki

berbeda secara signifikan dalam penggunaan sepuluh strategi coping. Wanita

menemukan lebih banyak hal berguna untuk mencari jalan keluar, berbagi

keprihatinan mereka atau kesulitan dengan teman dan kerabat secara terbuka

mengekpresikan perasaan positif dan negatif dan emosi dan tepat waktu pada

pengembangan diri dan hobi . Di sisi lain , laki-laki cenderung menggunakan strategi

penarikan lebih seperti mencoba tetap merasa didalam, berusaha untuk menjaga

orang lain dari mengetahui bagaimana hal-hal buruk itu, dan menggunakan alkohol

lagi. Ditemukan bahwa perempuan menempatkan nilai kebersamaan pada

kedekatan, berbagi, dan keintiman dalam hubungan mereka.

B.Sociocultural Variasi Dalam Family Coping

Hal ini jelas bahwa keluarga mengatasi masalah yang berbeda-beda di

budaya dan kelas sosial. Contoh dari keluarga koping yang berbeda di Latino

dibandingkan keluarga Anglo sebelumnya menjelaskan bahwa Dukungan Spriritual .

Ingatlah bahwa keluarga Latin lebih mengandalkan kepentingan agama ( Iman

kepada Allah dan Doa ) dibandingkan dengan keluarga Anglo . Dalam banyak cultur

memiliki peran dan beberapa keluarga ingin penyedia layanan kesehatan bukan

anggota keluarga untuk membuat keputusan kesehatan.

Variasi kelas sosial dalam mengatasi keluarga juga ada. Untuk contoh, lebih kaya ,

keluarga berpendidikan memiliki kebutuhan untuk mengelola dan mengendalikan

perawatan kesehatan mereka sendiri dan karena itu lebih mengupayakan strategi

coping keluarga untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.

75

Page 76: Makalah family health nursing

C.Dampak Perubahan Kesehatan

Seperti disebutkan sebelumnya, jenis koping individu dan keluarga dalam

bekerja adalah situasi tertentu, dengan tuntutan yang lebih rendah ditempatkan pada

keluarga (misalnya, semuanya berjalan dengan baik anggota keluarga sehat),

beberapa lama jenis penegakan pola coping biasanya dapat berlaku seperti

mengatur hubungan aktif dengan comunitas tersebut . Tetapi dengan kedatangan

dari kesulitan ( baik dari stressors kesehatan atau jenis lain dari enviromental stres -

ekonomi , dll). Metode dengan coping biasa yang tidak cukup dan susunan yang

lebih luas dari strategi coping keluarga yang dibawa kembali pada asal yang

menantang, semua keluarga memiliki strategi coping yang berbeda-beda. Telah

dijelaskan, meskipun strategi coping keluarga tertentu lebih banyak diidentifikasi

dalam literatur. Hal ini adalah penggunaan dari kepercayaan keluarga, penggunaan

dukungan spiritual mendapatkan informasi dan pengetahuan, normalisasi dan kerja

strategi coginitive seperti reframing dan apparsial pasif .

Area Pengkajian Keluarga

Tabel 17-6

Alat Pengkajian Koping Keluarga

Alat Teori/

Model

Pendukun

g

Ukuran

Konsep

Administrasi

dan

Pemberian

Skor

Keuntungan Keterbatasa

n

CHIP

Coping Health

Inventory for

Parents

-Teori

dukungan

sosial

-Teori

stress

keluarga

-Teori

koping

-Koping

keluarga

-Koping

orangtua

-Koping

komunika

si

perawata

n

kesehata

n

-45 tingkah

laku koping

laporan diri

-Membuat

skor tulisan

tangan

-Tiap

orangtua

dapat

melengkapi

alat untuk

mendapat

gambar

bagaimana

kegunaan

strategi

koping

keluarga

-tidak ada

rancangan

untuk

mengevalua

si persepsi

anak-anak

dalam

bantuan

bermanfaat

koping

keluarga

76

Page 77: Makalah family health nursing

-dapat

digunakan

sebagai pre

dan post

test dengan

program

intervensi

yang

bertujuan

meningkatk

an koping

CICI : PQ

Chronicity

Impact and

Coping

Instrument:Pare

nt

Questionnaire

-teori

krisis

-teori

koping

-

pengaruh

sakit

kronik

anak

-persepsi

stressor

-strategi

koping

-48 materi

-penilaian

tidak

diketahui

-identifikasi

area relevan

untuk

intervensi

perawat

-dapat

digunakan

untuk

mengukur

hasil dari

strategi

intervensi

-hanya

untuk

keluarga

dengan

anak sakit

kronik

F-Copes

Family Crisis

Oriented

Personal

Evaluation

Scale

-Model

ABCX

dobel

-sumber

keluarga

tersedia

di dalam

dan luar

untuk

keluarga

pada

koping

dengan

krisis

-30 materi

skala Likert

-mudah

administrasi

-3 skala

mengevalua

si pola

koping

internal

kelurga

-indentifikasi

laporan

keluarga

dari

kelakuan

koping

(internal dan

eksternal)

-dapat

dipakai

untuk

digunakan

dengan

kelurga

yang krisis

77

Page 78: Makalah family health nursing

keluarga -5 skala

pola koping

eksternal

kelurga

Sumber: Bowden, Dickey & Greenberg (1998) and Touliatas, Perlmutter & Strous

(1990)

Pertanyaan pengkajian, dimana informasi didapatkan dari anggota keluarga

lewat wawancara, observasi dan laporan data dari sumber lain.

Stressor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga

1. Stressor apa yang dialami keluarga (masa panjang maupun singkat).

2. Kekuatan apa yang mengimbangi stressor

3. Bagaimana keluarga mendefinisikan situasi ini

Strategi Koping Keluarga

4. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap stressor yang dialami? Strategi

koping apa yang digunakan?

5. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping internal berikut

- Ketergantungan grup keluarga

- Berbagi perasaan, pikiran dan aktivitas (penguatan kekompakan)

- Peran fleksibilitas

- Normalisasi

- Mengendalikan makna masalah dengan reframing dan penilaian pasif

- Pemecahan masalah bersama

- Memperoleh informasi dan pengetahuan

- Menjadi terbuka dan jujur pada komunikasi keluarga

- Menggunakan humor dan tawa

6. Sejauh mana keluarga menggunakan strategi koping eksternal berikut

- Mempertahankan hubungan aktif dengan masyarakat

- Menggunakan dukungan spiritual

- Menggunakan system dukungan social

Untuk mendapatkan lebih lanjut dukungan social jaringan informasi,

genogram dan ecomap disarankan.

78

Page 79: Makalah family health nursing

Gambar 17-4 contoh ecomap keluarga

Grafik ecomap menggambarkan hubungan keluarga dan interaksi dengan

lingkungan eksternal yang dekat. Untuk melengkapi ecomap, tempatkan keluarga di

pertengahan lingkaran dan orang yang penting, organisasi, dan agensi di garis luar

lingkaran. Sifat hubungan antara keluarga dan kontak yang bermacam-macam

tersebut ditandai oleh garis. Garis lurus menunjukkan hubungan yang kuat, garis

titik-titik menunjukkan hubungan yang renggang, dan potongan garis menunjukkan

hubungan yang penuh tekanan. Tanda panah digunakan untuk menunjukkan energy

langsung dan sumber dalam fakta-fakta hubungan (Hartman, 1978; Wright &

Leahey, 1994).

7. Apa strategi koping disfungsional yang digunakan keluarga?

- Scapegoating

- Menggunakan ancaman

- Dongeng keluarga

- Triangling

- Pseudomutuality

- Authoritarianism

- Terputusnya keluarga

- Penyalahgunaan alcohol dan obat

- Kekerasan keluarga

79

Page 80: Makalah family health nursing

- Penggabaian anak

Adaptasi

8. Bagaimana keluarga mengatur atau berfungsi? Apakah stressor dapat diatur

oleh keluarga? Apa dampak stressor pada?

9. Apakah keluarga pada situasi krisis?

Tracking stressors, koping, adaptasi waktu yang lebih

Ketika perawat keluarga bekerja dengan keluarga waktu yang lebih, ini

berguna untuk monitor bagaimana keluarga melakukan sanak keluarga untuk

stressor, persepsi, koping, dan adaptasi. Apakah keluarga mulai pulih, membantu

proses koping, atau itu tinggal di tingkat yang sama dari adaptasi. Atau menunjukkan

bukti adaptasi berkurang?

Diagnosa keluarga keperawatan

Berdasarkan NANDA, ada 12 daignosa keperawatan yang berhubungan erat

dengan stress,koping dan masalah adaptasi keluarga :

1. Ketidakefektifan managemen keluarga dari cara therapeutic

2. Kecepatan meningkatkan koping keluarga

3. Bersepakat koping keluarga

4. Ketidaksanggupan koping keluarga

5. Resiko untuk kekerasan langsung

6. Menyela proses keluarga

7. Proses keluarga disfungsi: alkoholisme

8. Disfungsi berduka cita

9. Kegagalan pemeliharaan rumah

10.Distress spiritual

11.Resiko untuk distress spiritual

12.Kecepatan untuk meningkatkan spiritual menjadi baik

Diagnosa kecepatan meningkatkan koping keluarga adalah system keluarga

mendasar dan tepat untuk situasi dimana perawat keluarga bertujuan membantu

keluarga dalam koping yang efektif dengan stressor keluarga. Keluarga mungkin

sukses beradaptasi dalam waktu ini, tetapi antisipasi pasti diperlukan dalam stressor

kesehatan mendatang dan di butuhkan informasi untuk promosi kesehatan dan

menjaga masalah di masa datang.

Diagnosa ketidaksanggupan koping keluarga digunakan ketika tingkah laku

dari 1 atau lebih anggota keluarga menjadikan keluarga tidak mampu untuk adaptasi

80

Page 81: Makalah family health nursing

dengan pengobatan untuk perubahan kesehatan (McFarland & MCFarlane, 1993,

p.943).

Intervensi Keperawatan Keluarga

Intervensi berdasarkan data pengkajian keluarga yang menyinggung untuk

stressor keluarga, persepsi stressor, kekuatan keluarga, koping dan adaptasi.

a. Membantu keluarga untuk menurunkan factor resiko

Dalam hal ini, perawat keluarga dapat membantu keluarga untuk menolong

mereka untuk mengharapkan dan mempersiapkan untuk situasi yang

mengancam. Caranya memberikan mereka informasi tentang antisipasi

kejadian.

b. Membantu keluarga untuk mengatasi resiko

- Mendorong semua anggota keluarga terlibat. Cara untuk melibatkan

anggota keluarga sebagai berikut : mendorong kepedulian oleh anggota

keluarga selama opname, libatkan keluarga dalam keputusan perawatan

kesehatan, mendorong anggota keluarga untuk memelihara hubungan

keluarga yang dekat, ajarkan caregiver, mendorong istirahat untuk primary

81

Page 82: Makalah family health nursing

caregiver, mendorong anggota keluarga untuk menceritakan kisah

hidupnya dengan yang lain.

- Mengerahkan keluarga untuk menolong keluarganya, mengakui,

identifikasi dan mempergunakan kekuatan keluarga.

- Kasih pujian atas usaha/prestasi yang dilakukan keluarga.

- Ajarkan keluarga cara efektif koping untuk promosi dan memelihara

kesehatan keluarga. Program psychoeducational sangat berguna untuk

edukasi keluarga. Program ini berfokus pada keadaan sakit dan koping

keluarga. Program ini mengakui tidak hanya semata-mata untuk

mendapatkan pengetahuan kesehatan tetapi juga aspek psikosocial.

- Mendorong keluarga untuk membuat normal kehidupan keluarga mereka

dan distress keluarga. Mendorong anggota keluarga untuk memelihara

kebiasaan, ritual dan rutin, menolong distress mereka.

- Menolong keluarga menerima dukungan spiritual yang dibutuhkan.

- Menolong keluarga membingkai ulang dan relabel situasi masalah

mereka.

- Merujuk keluarga yang rawan krisis.

- Menolong keluarga meningkatkan dan menggunakan system dukungan

social mereka. Dukungan social dapat diarahkan oleh: menguatkan pola

positif keluarga dalam mencari pertolongan, menolong anggota keluarga

memperbaiki kualitas dukungan yang diterima oleh jaringan social

keluarga, menolong mereka explore dan akses dukungan social yang

belum dipergunakan.

c. Melindungi Anggota Keluarga yang Beresiko Mengalami Kekerasan

- Menghargai dan melaporkan siksaan terhadap anak

- Dukungan terhadap siksaan pasangan, sibling, orangtua, gay, lesbian dan

unit keluarga

- Koordinasi perawatan untuk keluarga dan anggota keluarga, bekerjasama

dengan kesehatan lain.

d. Merujuk keluarga yang menunjukkan masalah koping keluarga yang lebih

kompleks dan dysfungsi

Ketika stres keluarga dan masalah koping keluarga berada di luar

layanan, perawat keluarga dapat memberikan, arahan dan menindaklanjuti

konseling keluarga yang sedang berlangsung atau terapi sering ditunjukkan.

82

Page 83: Makalah family health nursing

Rujukan ke seorang konselor yang menggunakan pendekatan sistem

keluarga ini sering cukup membantu.

83