20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa dari kita tentu pernah mengalami nyeri tenggorokan yang super hebat sehingga menelan sesuap nasi rasanya sangat susah. Nyeri tenggorokan atau faringitis memang merupakan penyakit yang sering diderita oleh pasien pada umumnya. Terkadang faringitis juga disertai dengan gejala flu yang lain seperti demam, sakit kepala, pilek dan batuk. Namun penyakit ini dapat dikenali dengan pemeriksaan tenggorokan pasien. Pada pemeriksaan ini ditemukan peradangan pada daerah faring dengan tanda berupa kemerahan serta ditemukannya pembesaran pada kelenjar limfe regional sekitarnya. Pada kasus yang berat bisa ditemukan nanah atau eksudat.Permasalahan faringitis diperparah dengan keadaan pasien yang sulit menelan, bahkan tidak bisa makan. Keadaan ini tentu akan mengurangi asupan makanan yang bergizi ke tubuhnya yang pada gilirannya akan mempengaruhi proses penyembuhan.Namun, pada penderita faringitis yang disebabkan oleh virus akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pasien hanya diberikan obat simptomatis untuk mengurangi penderitaannya karena kesakitan menelan dan gejala flu lainnya. Sebaliknya bila faringitis disebabkan oleh bakteri, baru diperlukan antibiotika yang adekuat untuk membunuh bakteri jahat tersebut.Untuk lebih jelasnya kita akan membahas mengenai anatomi dan fisiologi faring dan kemudian kita akan membahas tentang faringitis. 1

Makalah Faringitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Faringtis

Citation preview

Page 1: Makalah Faringitis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa dari kita tentu pernah mengalami nyeri tenggorokan yang super hebat sehingga

menelan sesuap nasi rasanya sangat susah. Nyeri tenggorokan atau faringitis memang merupakan

penyakit yang sering diderita oleh pasien pada umumnya. Terkadang faringitis juga disertai

dengan gejala flu yang lain seperti demam, sakit kepala, pilek dan batuk. Namun penyakit ini

dapat dikenali dengan pemeriksaan tenggorokan pasien. Pada pemeriksaan ini ditemukan

peradangan pada daerah faring dengan tanda berupa kemerahan serta ditemukannya pembesaran

pada kelenjar limfe regional sekitarnya. Pada kasus yang berat bisa ditemukan nanah atau

eksudat.Permasalahan faringitis diperparah dengan keadaan pasien yang sulit menelan, bahkan

tidak bisa makan. Keadaan ini tentu akan mengurangi asupan makanan yang bergizi ke tubuhnya

yang pada gilirannya akan mempengaruhi proses penyembuhan.Namun, pada penderita faringitis

yang disebabkan oleh virus akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Pasien hanya diberikan

obat simptomatis untuk mengurangi penderitaannya karena kesakitan menelan dan gejala flu

lainnya. Sebaliknya bila faringitis disebabkan oleh bakteri, baru diperlukan antibiotika yang

adekuat untuk membunuh bakteri jahat tersebut.Untuk lebih jelasnya kita akan membahas

mengenai anatomi dan fisiologi faring dan kemudian kita akan membahas tentang faringitis.

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40−60%),

bakteri (5−40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta orang

mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Anak-anak dan orang dewasa

umumnya mengalami 3−5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis.

Faringitis merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah(Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Faringitis lazim terjadi di seluruh dunia, umumnya di

daerah beriklim musim dingin dan awal musim semi. Di Amerika Serikat, sekitar 84 juta pasien

berkunjung ke dokter akibat infeksi saluran pernafasan akut pada tahun 1998 dan sekitar 25 juta

pasien biasanya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas (Somro, 2011). Di Indonesia

pada tahun 2004 dilaporkan bahwa kasus faringitis akut masuk dalam sepuluh besar kasus

1

Page 2: Makalah Faringitis

penyakit yang dirawat jalan dengan presentase jumlah penderita 1,5 % atau sebanyak 2214.781

orang Departemen Kesehatan, 2004).

Faringitis akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis. Faringitis akut adalah

suatu penyakit peradangan tenggorok (faring) yang bersifat mendadak dan cepat memberat.

Faringitis akut dapat menyerang semua umur. Faringitis akut dapat disebabkan oleh viral,

bakteri, fungal dan gonorea. Penyebab terbanyak radang ini adalah kuman golongan

Streptococcus β hemoliticus, Streptococcus viridians dan Streptococcus piogenes. Penyakit ini

juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti virus influenza dan adenovirus. Faringitis akut

dapat menular melalui kontak dari sekret hidung dan ludah (droplet infection) dari orang yang

menderita faringitis (Rusmarjono dan hermani, 2007).

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana Definisi Faringitis ?

2. Bagaimana Etiologi dari Faringitis ?

3. Klasifikasi faringitis

4. Bagaimana Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang ?

5. Bagaimana Komplikasi dari Faringitis ?

6. Bagaimana Pencegahan dan Pengobatan dari Faringitis ?

2

Page 3: Makalah Faringitis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Faringitis (dalam bahasa Latin;

pharyngitis), adalah suatu penyakit

peradangan yang menyerang

tenggorok atau faring yang disebabkan

oleh bakteri atau virus tertentu.

Kadang juga disebut sebagai radang

tenggorok (Wikipedia.com)

Faringitis merupakan

peradangan akut membran mukosa

faring dan struktur lainnya di

sekitarnya. Karena letaknya yang

sangat dekat dengan hidung dan tonsil,

jarang terjadi hanya infeksi lokal

faring atau tonsil. Oleh karena itu,

faingitis secara luas mencakup tonsilitis, nasofaringitis, dan tonsilofaringitis (Rahajoe, Nastiti,

2008:288). Faringitis merupakan respon inflamasi terhadap patogen yang mengeluarkan toksin.

Faringitis juga bisa merupakan gejala dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti

penyakit flu. Faringitis akut merupakan peradangan tenggorok yang paling sering terjadi.

Faringitis akut berat sering disebut sebagai strep thoat, karena pada umumnya disebabkan oleh

sreptokokus.

Faringitis adalah suatu penyakit yang menyerang tenggorokan atau faring. Kadang juga

disebut sebagai radang tenggorokan. Menurut lamanya penyakit, faringitis dibagi 2 :

Faringitis akut

Faringitis akut adalah inflamsi febris tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus

hampir 70 %. Streptokokus grup A adalah organisme bakteri paling umum yang berkenaan

dengan faringitis akut, yang kemudian disebut sebagai “strep throat ”.Tanda dan gejala faringitis

akut termasik membran mukosa sangat merah dan tonsil berwarna kemerahan; folikel limpoid

3

Page 4: Makalah Faringitis

membengkak dan dipenuhi dengan eksudat; dan pembesaran serta nyeri tekan nodus limfe

servikal. Demam, malaise, dan sakit tenggorok juga bisa timbul. Serak, batuk, dan rinitis bukan

hal yang tidak umum. Faringitis disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen seperti strepsokukus

grup A adalah penyakit yang lebih parah selama fase akut, dan jauh lebih penting selama insiden

dari bahaya kompliksai Komplikasi ini termasuk sinusitis, otitis media, abses peritonsilar,

mastoiditis, adenitis servikal, demam reumatik, dan nefritis.

Faringitis kronis

Faringitis kronis, adalah radang tenggorokan yang sudah berlangsung dalam waktu yang

lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di

tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal

dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan

menkonsumsi alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane mukosa

b. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama (membrane tipis,

keputihan,licin dan pada waktunya berkerut)

c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring

B. Etiologi

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,

termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononucleosis atau HIV.Bakteri yang

menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,

Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumonia.Ini disebabkan karena daya tahan tubuh yang

lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala

makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak disertai dengan vitamin bisa

menolong.

Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang menderita

faringitis.Faktor resiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh,

konsumsimakanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.

4

Page 5: Makalah Faringitis

Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection

atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan

penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang

bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis

akut, bronchitis akut. Kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring.

Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring

posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.

Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara

pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta

infeksi pada faring.

1. Bakteri

Bakteri Strptokokus group A, C dan G

Bakteri Arcanobacterium haemolyticum

Bakteri Yersinia enterocolitica

2. Virus Herpes simplex 1 dan 2

3. Mycoplasma pneumoniae

4. Rinitis kronis

5. Sinusitis

6. Iritasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol

7. Inhalasi uap yang merangsang mukosa faring pada pekerja labortorium

8. Infeksi

9. Daerah yang berdebu

10. Orang yang biasa bernafas melalui mulut,karena hidung tersumbat

5

Page 6: Makalah Faringitis

C. Anatomi dan Fisiologi

Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang

bentuknya seperti corong, yang besar di bagian atas

dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari

dasar tengkorak terus menyambung ke esophagus

setinggi vertebra servikal ke-6. Ke atas, faring

berhubungan dengan rongga hidung melalui koana,

ke depan berhubungan dengan rongga mulut

melalui ismus orofaring, sedangkan dengan laring

di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke

bawah berhubungan dengan esophagus. Panjang

dinding posterior faring pada orang dewasa kurang

lebih 14 cm; bagian ini merupakan bagian dinding

faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh (dari dalam keluar) selaput lender, fasia

faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Faring terbagi atas

nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring).

Panjang  dinding posterior faring pada orang dewasa ±14 cm dan bagian ini merupakan

bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk oleh selaput lendir, fasia

faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian fasia bukofaringeal. Otot-otot faring tersusun

dalam lapisan melingkar (sirkular) dan memanjang (longitudinal). Otot-otot yang sirkular terdiri

dari M.Konstriktor faring superior, media dan inferior. Otot-otot ini terletak ini terletak di

sebelah luar dan berbentuk seperti kipas dengan tiap bagian bawahnya menutupi sebagian otot

bagian atasnya dari belakang. Di sebelah depan, otot-otot ini bertemu satu sama lain dan di

belakang bertemu pada jaringan ikat. Kerja otot konstriktor ini adalah untuk mengecilkan lumen

faring dan otot-otot ini dipersarafi oleh Nervus Vagus.

6

Page 7: Makalah Faringitis

D. Klasifikasi

Berdasarkan lama waktunya, faringitis terbagi atas :

1. Faringitis akut

Inflamasi febris yang disebabkna oleh organisme virus sebanyak 70% lebih sering.

Infeksi virus yang takterkomplikasi biasnya akan menghilang dalam 3 sampai 10 hari setelah

awitan. Bila disebabkan oleh bakteria, organisme yang umumnya menyerangadalah

stresptokokus group A. Faringitis yang disebabkan oleh bakteria adalah penyakit yang lebih

parah karena bahaya komplikasi, yaitu sinusitis, otitis media, mastoiditis, adenitis servikal, dalam

reumatik, dan nefritis

Manifestasi klinis

Membran faring tampak merah

Folikel tonsil dan limfoid membengkak dan diselimuti oleh eksudat

Nodus limfe servikal membesar dan mengeras

Mungkin terdapat demam, malaise, dan sakit tenggorok

Serak, batuk, dan rinitis bukan hal yang tidak lazim

Penatalaksanaan

Preparat antimikrobial untuk penyebab bakteria : pensilin untuk streptokokus group A

dan sefalosporin untuk penderita yang alergi terhadap pensilin atau resisten terhadap

eritromisin

Antibiotik diberikan sedikitnya selama 10 hari

Berikan diet cair atau lunak selama fase akut

Pemberian cairan IV jika tidak mampu menelan karena sakit tenggorok

Berikan dorongan untuk banyak minum bila mampu untuk menelan (2500 ml setiap hari)

Intervensi keperawatan

Berikan dorongan untuk tirah baring selama penyakit tahan febris

Terapakan tindak kewaspadaan terhadap sekresi untuk mencegah penyebaran infeksi

Periksa kulit sekali atau dua kali sehari terhadap kemungkinan ruam karena faringitis akut

dapat didahului oleh penyakit menular lainnya

7

Page 8: Makalah Faringitis

Kencangkan alat swab nasal; kultur darah dan tenggorok sesuai kebutuahn

Berikan kumur salin hangat atau irigasi untuk menghilangkan nyeri

Pasang collar es untuk penyembuahan simptomatik

Berikan obat-obat analgesik atau obat antitusif

Lakukan perawatan mulut untuk mencegah fisura bibir dan inflamasi mulut

2. Faringitis kronis

Faringitis kronis adalah bentuk yang umum terjadi pada orang dewasa yang bekerja atau

tinggal dilingkungan yang berdebu, menggunakan suara secara berlebihan, menderita batuk

kronis, dan kebiasaan penggunaan alkohaol dan tembakau. Dikenal tiga tipe faringitis kronis;

hipertrofik, penebalan dan kongesti umum membran mukosa faring, tahap lanjut tipe 1; dan

granular kronis. Dengan pembengkakan berbagai folikel limfe dari dinding faring.

Manifestasi klinis

Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada tenggorok

Lendir, yang terkumpul dalam tenggorok dan dikeluarkan dengan batuk

Kesulitan menelan

Penatalaksanaan

Instilasi hidung atau sprei hidung untuk menghilangkan kongesti nasal

Aspirin atau asetaminofen untuk mengontrol malaise

Hindari kontak dengan orang lain sampai demam telah menghilangkan dengan sempurna

untuk mencegah penyebaran infeksi

Intervensi keperawatan

Instruksikan agar menghindari penggunaan alkohol, tembakau, perokok pasif, dan pemajanan

terhadap dingin

Hindari polutan lingkungan/tempat kerja atau minimalkan melalui penggunaaan masker

sekali pakai

Berikan dorongan untuk banyak minum

Berikan dorongan untuk sering berkumur dengan salin hangat untuk menghilangkan rasa

taknyaman pada tenggorok; pelega tenggorokan untuk menjaga agar tenggorok tetap lembab

8

Page 9: Makalah Faringitis

Sedangkan berdasarkan penyebabnya, faringitis terbagi atas :

1. Faringitis Kronis Hiperplastik

a. Patologi

Pada faringitis kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior

faring. Tampak mukosa menebal serta hipertrofi kelenjar limfe di bawahnya dan

belakang arkus faring posterior (lateral band). Degan demikian tampak mukosa dinding

posterior tidak rata yang disebut granuler.

b. Gejala

Pasien mengeluh gatal, kering serta berlndir yang sukar dikeluarkan di tenggorok.

Kadang-kadang disertai juga dengan batuk.

c. Terapi

Dicari dan diobati penyakit kronis di hidung dan sinus paranasal. Terapi lokal,

dengan melakukan penggosokkan memakai zat kimia (kaustik), misalnya larutan nitras

argenti atau albothyl. Pengobatan secara simtomatik, diberikan obat isap atau obat kumur,

serta obat batuk (antitusif atau ekspektoran).

2. Faringitis Kronis Atrofi ( Faringitis Sika)

a. Etiologi

Faringitis kronis atrofi seing timbul bersama dengan rinitis atrofi. Pada rinitis

atrofi, udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan

rangsangan serta infeksi pada faring.

b. Gejala

Pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal, serta mulut berbau. Pada

pemeriksaan tampak pada mukosa faring terdapat lendir yang melekat, dan bila lendir itu

diangkat, tampak mukosa kering.

c. Terapi

Terapi yang diberikan sama dengan pengobatan rinitis atrofi, dngan ditambah

dengan obat kumur, penjagaan higiene mulut dan obat simtomatik.

9

Page 10: Makalah Faringitis

3. Faringitis Spesifik

a. FaringitisLeutika

Treponema palidum (penyebab leus), dapat menimbulkan infeksi di daerah faring.

Sedangkan penyakit leus di organ lain, infeksi di faring gambaran kliniknya tergantung

pada stadium penykit, primer, sekunder, dan tersier.

Stadium Primer

Kelainan pada stadium primer terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil, dan

dinding faring posterior. Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di tempat tersebut. Bila

infeksi terus berlangsung, maka timbul ulkus. Ulkus pada daerah faring bersifat seperti

ulkus pada genetalia, yaitu tidak dirasakan nyeri. Didapati jug pembesaran kelenjar

mandibula yang tidak nyeri tekan.

Stadium Sekunder. Stadium ini jarang ditemukan. Pada stadium ini terdapat eritema pada

dinding faring yang menjalar ke arah laring.

Stadium Tersier

Pada stadium ini terdapat guma. Tonsil dan palatum merupakan tempat predileksi

untuk tmbuhnya guma. Jaran ditemukan guma i dinding faring posterior. Bila didpatkan

guma di dinding faring posterior, akibatnya dapat mengenai vertebrata servikal, dan bila

pecah akan mnyebabkan kmatian.Terapi berupa obat pilihan utama ialah oenisilin, yang

diberikan dalam dosis tinggi.

b. Faringitis Tuberkolusa

Kuman tahan asam dapat menyrng mukosa palatum mole, tonsil, platum durum,

dasar lidah dan epligotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan proses sekunder

dari tuberkolusis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam jenis bovinum. Pada

jenis bovinum ini dapat timbul tuberkolusis faring primer.

a) Cara infeksi :

Cara eksogen, yaitu kontk dengan sputum yang mengandung kuman atau inhalasi kuman

melalui udara.

Cara endogen, yaitu penyebaranmelalui darah pada tuberkolusis miliaris. Penelitian

sekarang dapat menemukan penyebaran secara limfogen.

10

Page 11: Makalah Faringitis

b) Bentuk dan tempat lesi

Menurut Meyerson (1960) kan terbentuk ulkus pada satu sisi tonsil dan jaringan

tonsil itu akan mengalami nekrosis. Bila infeksi timbul secara hematogen, maka tonsil

dapat terkena pada kedua sisi. Lesi sering ditmukan pad dinding faring posterior, arkus

faring anterior, dinding lateral hipofaring dan palatum mole serta palatum durum.

Kelenjar regional leher membengkak.

c) Gejala

Pasien mengeluh nyeri tenggorok lebih hebat daripada nyeri yang timbul akibat

radang lainnya. Keadaan umu pasien buruk, karena anoreksia dan nyeri untuk menelan

makanan. Tidak jarang terdapat regurgitasi. Selain dari nyeri yang sangat menonjol untuk

menelan, terdapat juga nyeri di telingan (otalgi). Terdpat juga adenopati servikal.

d) Diagnosa

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan sputum untuk melihat bail

taha asam. Dibuat foto toraks untuk melihat adanya tuberkulosis paru. Dilakukan juga

biopsi jaringan yang terinfeksi untuk mnyingkiran danya proses eganasan, serta mencari

basil tahan asam di jaringan.

e) Terapi

Terapi sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.

A.

B.

C.

D.

E. Pencegahan dan Pengobatan

Karena hampir seluruh kasus disebabkan oleh virus, maka antibiotik biasanya tidak

diperlukan. Infeksi oleh virus (misalnya: batuk-pilek, radang tenggorokan) sama sekali tidak bisa

disembuhkan dengan antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya, tubuh akan

melawan dengan sistem kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan

merugikan karena akan membuat menjadi resisten dan antibiotik menjadi tidak mempan untuk

melawan infeksi saat dibutuhkan, terutama pada anak-anak.

11

Page 12: Makalah Faringitis

Pengobatan dan Terapi

Penggunaan antimikroba telah merubah pengobatan rutin faringitis bakteri akut dalam tahun-

tahun terakhir. Hal ini berakibat perjalanan penyakit menjadi lebih pendek dan insiden

komplikasi akan menurun. Pemberian antibiotic juga diperlukan.Penggunaan irigasi hangat pada

tenggorokan, perawatan penunjang yaitu pemberian cairan yuang adekuat, diet ringan, dan

aspirin jika diperlukan masih penting dalam mempercepat penyembuhan

Pengobatan mandiri

Dibawah berikut dapat membantu menambah kenyamanan jika sedang menderita faringitis:

a. Minum cairan lebih banyak, termasuk air dingin, es krim untuk melegakan tenggorokan.

b. Diperbanyak minum minuman panas seperti teh

c. Jangan merokok karena hal ini akan memperparah faringitis. 

d. Jika usaha ini juga tidak berjaya, gunakan Logenzes atau semburan yang mengandungi

bius (anastesia) setempat setiap 4 - 6 jam sekali untuk menenangkan keadaan buat

sementara waktu. Ubat Lozenges ini tidak disyorkan untuk kanak-kanak.

e. Jangan menghampiri mereka yang anda ketahui mengidap sakit tekak.

f. hindari memakan  makanan yang pedas, panas dan berminyak

12

Page 13: Makalah Faringitis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Faringitis adalah proses inflamasi yang terjadi pada mukosa dan submukosa tenggorokan.

Keadaan ini dapat disertai infeksi ataupun tidak. Faringitis merupakan peradangan dinding faring

yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, dan toksin.

Faringitis dapat dibedakan menjadi faringitis akut, faringitis kronik, dan faringitis spesifik.

Bahan biakan tenggorokan merupakan metode yang dapat dipercaya untuk membedakan

faringitis karena virus atau karena streptokokus. Kebanyakan faringitis disebabkan oleh virus,

sehingga tidak memerlukan pengobatan spesifik. Terapi hanya berbentuk suportif. Analgesik dan

antipiretik digunakan untuk menangani demam dan nyeri. Parasetamol merupakan obat pilihan

yang paling aman. Selain itu, kebutuhan cairan juga harus dipantau. Cairan infus mungkin

diperlukan. Berkumur dengan larutan salin hangat secara simtomatis mengurangi nyeri

tenggorokan pada anak yang cukup kooperatif. Penggunaan antibiotika harus didasarkan pada

hasil uji deteksi antigen atau biakan, kecuali ada dasar–dasar klinis dan epidemiologi yang kuat

untuk mencurigai infeksi streptokokus.

13

Page 14: Makalah Faringitis

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. “Faringitis”. http://ninutchubby.blogspot.com/2011/10/v-

behaviorurldefaultvmlo.html . 17 Juni 2015.

Vriska, Atmey. 2013. “LP Faringitis”. http://atmeyvriska.blogspot.com/2013/05/lp-faringitis.html

17 Juni 2015.

Baunsele, Vebrianty. 2013. “Laporan Medis Faringitis”. https://plus.google.com/114327952621523016332/posts/SqonnwamZwi 17 Juni 2015

14