27
MAKALAH ETIKA BISNIS Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika Bisnis Disusun Oleh : Zeggy Restanovel 1300512017 Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian mata kuliah etika bisnis dan memahami lebih jauh materi yang telah di ajarkan DIII PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

Makalah Fraud

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH ETIKA BISNISTindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika Bisnis

Disusun Oleh :Zeggy Restanovel1300512017

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian mata kuliah etika bisnis dan memahami lebih jauh materi yang telah di ajarkan

DIII PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yangsenantiasa memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dengan segenapkemampuan dan kesanggupan dapat menyelesaikan makalah ini. Berbagaihambatan dantantangan yangditemui dalampenyelesaian makalahini, namundengan kesabaran, semangat, dan kerja keras penulis akhirnya kendala-kendalatersebut dapat diatasi oleh penulis.

Makalahyangberjudul Tindakan Fraud ( Penyimpangan ) sebagai Pelanggaran dalam Etika BIsnis ini disusun untukmemenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis. Disamping itu, penulis jugamengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalammeningkatkan pengetahuan kita.

Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, penulismenyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih banyak terdapat kekuranganyang harus diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepadasemua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin....

Padang, 02 Desember 2014Zeggy Restanovel

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................1DAFTAR ISI.............................................................................................................................2BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang.....................................................................................................3B. Identifikasi Masalah.............................................................................................3C. Pembatasan Masalah..........................................................................................4D. Perumusan Masalah............................................................................................4E. Tujuan..................................................................................................................4F. Kegunaan.............................................................................................................4BAB II KERANGKA TEORI DAN DASAR TEORIA. Kerangka Teori ...................................................................................................5B. Dasar Teori .........................................................................................................5BAB III PEMBAHASANA. Defenisi Fraud......................................................................................................8B. Karakteristik Fraud ..............................................................................................9C. Klasifikasi Kecurangan ........................................................................................10D. Pendekatan Teori ................................................................................................14E. Kasus Kasus fraud ................................................................................................15F. Pencegahan Fraud ...............................................................................................16BAB IV PENUTUPA. KESIMPULAN .......................................................................................................18B. SARAN-SARAN .....................................................................................................18

DAFATAR PUSTAKA ...............................................................................................................19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnyatermasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.

B. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan fraud (penyimpangan) dalam etika bisnis dan apa karakteristik fraud ?2. Apa saja faktor penyebab orang melakukan fraud ( penyimpangan ) dalam etika bisnis ?3. Kasus kasus apa yang pernah terjadi dan menunjukkan adanya fraud dalam etika bisnis

C. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang kita maksud, dalam makalah ini penulis membatasinya pada ruang lingkup pembahasan yaitu sebagai berikut :1. Pencegahan fraud dan2. Kasus-kasus dalam fraud

D. Perumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :1. Sejauh manakah pengaruh pembelajaran tindakan fraud ( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam etika bisnis ?2. Apakah pembelajaran fraud dalam etika bisnis sudah dapat dipahami dan dapat dimengerti oleh mahasiswa ?

E. Tujuan

1. Untuk lebih memahami dan mengetahui tindakan fraud ( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam etika bisnis.2. Untuk memenuhi syarat mengikuti ujian mata kuliah etika bisnis dan memahami lebih jauh materi yang telah di ajarkan.

F. Kegunaan

Kegunaan dalam penulisan makalah ini adalah :1. Untuk membantu mahasiswa mengetahui lebih dalam tentang tindakan fraud ( penyimpangan ) sebagai pelanggaran dalam etika bisnis.2. Untuk sebagai bahan acuan bagi pembaca mengenai pembahasan penyimpangan sebagai pelanggaran dalam etika bisnis.3. Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia bisnis.

BAB IIKERANGKA TEORI DAN DASAR TEORI

A. Kerangka teori

1. Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim2. Teori Donald R. Cressey dan 3. G.Jack Bologna, Robert J.Lindquistdan Joseph T.Wells (1993:3)4. Black Law Dictionary5. Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

B. Dasar Teori

Etika bisnis didefinisikan sebagai Pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis. Moralitas berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela, dan karenanya diperbolehkan atau tidak, dari perilaku manusia. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan kegiatan ekonomis merupakan suatu bidang perilaku manusia yang penting.Selama perusahaan memiliki produk yang berkualitas dan berguna untuk masyarakat disamping itu dikelola dengan manajemen yang tepat dibidang produksi, finansial, sumberdaya manusia dan lain-lain tetapi tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan bagi perusahaan tersebut. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Tetapi kalau merupakan fenomena sosial yang begitu hakiki, bisnis tidak dapat dilepaskan dari aturan-aturan main yang selalu harus diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral.Menurut Joel G. Siegel dan J.K. Shim fraud (kecurangan) adalah untuk merupakan tindakan yang disengaja oleh perorangan atau kesatuan untuk menipu orang lain dan menyebabkan kerugian. Khususnya terjadi (misrepresentation) penyajian yang keliru untuk merusak, dengan maksud menahan data bahan yang diperlukan untuk pelaksaanaan keputusan terdahuluJadi dapat disimpulkan fraud (kecurangan) merupakan sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.Hubungan antara etika bisnis dan fraud (kecurangan) bahwa segala sesuatu tindakan yang menyalahi aturan dan dikategorikan sebagai pelanggaran etika (Irham Fahmi, 2013:157).Fraud triangle adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh Donald R. Cresseysetelah melakukan penelitian untuk tesis doktor-nya pada tahun 1950. Cresseymengemukakan hipotesis mengenai fraud triangle untuk menjelaskan alasan mengapaorang melakukan fraud.Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Cressey menemukan bahwa orangmelakukan fraud ketika mereka memiliki masalah keuangan yang tidak bisadiselesaikan bersama, tahu dan yakin bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan secaradiam-diam dengan jabatan/pekerjaan yang mereka miliki dan mengubah pola pikir darikonsep mereka sebagai orangyang dipercayai memegang aset menjadi konsep merekasebagai pengguna dari aset yang dipercayakan kepada mereka. Cressey jugamenambahkan bahwa banyak dari pelanggar kepercayaan ini mengetahui bahwatindakan yang mereka lakukan merupakan tindakan yang ilegal, tetapi mereka berusahamemunculkan pemikiran bahwa apa yang mereka lakukan merupakan tindakan yangwajar. Dari penjelasan di atas, Cressey mengungkapkan bahwa ada 3 faktor yangmendukung seseorang melakukan fraud, yaitu masalah keuangan yang harus dirahasiakan (pressure), kesempatan untuk melakukan fraud, dan rasionalisasi daripelaku.Fraud triangledapat diibaratkan sebagaifire triangle, dimanapressuredapatdianggap sebagai sumber panas yang dapat menyebabkan api. Akan tetapi, Lister(2007) mengungkapkan bahwapressuresendiri tidak akan dapat membuat seseorangmelakukan fraud, kecuali adanya faktor lainnya berupaopportunityatau peluang untukmelakukan fraud yang diumpamakan sebagai bahan bakar yang membuat api tetapmenyala dan rasionalisasi dari tindakan pelanggaran yang dilakukan sebagaioksigennya.

Kecurangan atau fraud didefinisikan oleh G.Jack Bologna, Robert J.Lindquistdan Joseph T.Wells (1993:3) sebagai berikut:

Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiverKecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan serius yang dilakukan denga maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan merugikan korbannya secara financial.

Albrecht (2012:6) mengemukakan dalam bukunya Fraud examinationmenyatakan bahwa:

fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means whichhuman ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representations. No definite andinvariable rule can be laid down as general proportion in defining fraud,as it includes surprise, trickery, cunning and unfair ways by whichanother is cheated. The only boundaries defining it are those which limit human knavery.

Dari pengertian kecurangan (fraud) menurut Albrecht, kecurangan adalah istilahumum, dan mencakup semua cara dimana kecerdasan manusia dipaksakan dilakukan oleh satu individu untuk dapat menciptakan cara untuk mendapatkan suatu manfaat dari orang lain dari representasi yang salah. Tidak ada kepastian dan invariabel aturan dapat ditetapkan sebagai proporsi yang umum dalam mendefinisikan penipuan, karena mencakup kejutan, tipu daya, cara-cara licik dan tidak adil oleh yang lain adalah curang. Hanya batas-batas yang mendefinisikan itu adalah orang-orang yang membatasi kejujuran manusia .

Sedangkan definisi fraud menurut Black Law Dictionary ialah:

1. A knowing misrepresentation of the truth or concealment of a materialfact to induce another to act to his or her detriment; is usual a tort, but insome cases (esp. When the conduct is willful) it may be a crime,2. A misrepresentation made recklessly without belief in its truth to induceanother person to act, 3. A tort arising from knowing misrepresentation,concealment of material fact, or reckless misrepresentation made toinduce another to act to his or her detriment.

Yang diterjemahkan (tidak resmi), kecurangan adalah :

1. Kesengajaan atas salah pernyataan terhadap suatu kebenaran atau keadaan yang disembunyikan dari sebuahfakta material yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan atautindakan yang merugikannya, biasanya merupakan kesalahan namun dalam beberapakasus (khususnya dilakukan secara disengaja) memungkinkan merupakan suatukejahatan; 2. Penyajian yang salah/keliru (salah pernyataan) yang secara ceroboh/tanpaperhitungan dan tanpa dapat dipercaya kebenarannya berakibat dapat mempengaruhiatau menyebabkan orang lain bertindak atau berbuat; 3. Suatu kerugian yang timbulsebagai akibat diketahui keterangan atau penyajian yang salah (salah pernyataan),penyembunyian fakta material, atau penyajian yang ceroboh/tanpa perhitungan yangmempengaruhi orang lain untuk berbuat atau bertindak yang merugikannya.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) merupakan organisasi antifraudterbesar di dunia dan sebagai penyedia utama pendidikan dan pelatihan anti-fraud. ACFE mendefinisikan kecurangan (fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Defenisi FraudFraud merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya. Biasanya kejahatan yang dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan.Sebagai contohadanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam aktivitas yang berkaitan denganFraudkartu kredit.Cardingmuncul ketika seseorang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut secara melawan hukum.

Fraud adalah proses pembuatan, beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen , dengan maksud untuk menipu. Kejahatan yang serupa dengan penipuan adalah kejahatan memperdaya yang lain, termasuk melalui penggunaan benda yang diperoleh melalui pemalsuan. Menyalin, penganda, dan mereproduksi tidak dianggap sebagai pemalsuan, meski pun mungkin mereka nanti dapat menjadi pemalsuan selama mengetahui dan berkeinginan untuk tidak dipublikasikan. Dalam hal penempaan uang atau mata uang itu lebih sering disebut pemalsuan. Barang konsumen tetapi juga meniru ketika mereka tidak diproduksi atau yang dihasilkan oleh manufaktur atau produsen diberikan pada label atau merek dagang tersebut ditandai oleh simbol. Ketika objek-adakan adalah catatan atau dokumen ini sering disebut sebagai dokumen palsu.

Fraud juga diartikan dengan Penipuan, yang memiliki arti keliru yang disengaja yang menyebabkan seseorang atau bisnis menderita kerusakan, sering dalam bentuk kerugian moneter. Semua elemen ini biasanya diperlukan untuk tindakan yang harus dipertimbangkan penipuan, jika seseorang berbohong tentang namanya, misalnya, tidak akan penipuan kecuali dengan demikian, orang yang menyebabkan orang lain kehilangan uang atau menderita beberapa kerusakan lainnya. Ada berbagai jenis penipuan, dari pencurian identitas, penipuan asuransi untuk memalsukan informasi pajak, dan membuat pernyataan palsu sering dapat menjadi salah satu elemen kejahatan lain. Meskipun biasanya dituntut di pengadilan kriminal, penipuan juga dapat mencoba di bawah hukum sipil.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa fraud atau kecurangan memiliki empat Kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

1.Tindakan tersebut dilakukan oleh pelaku secara sengaja2.Adanya korban3.Korban menuruti kemauan pelaku4. Adanya kerugian yang dialami oleh korban

Dalam pengertian luas,Fraudadalah suatu bentukpenipuanyang disengaja/direncakan demi keuntungan dan kemakmuran pribadi/perseorangan atau untuk merusak/mengganggu kehidupan dan kekayaan orang lain. Kata deception atau penipuan adalah kata kunci untuk mendefinisikanFraud. Perlu diketahui bahwaFraudSELALUmelibatkanpenipuan dan kepercayaan. Satu hal yang perlu dicamkan adalah orang yang paling dipercaya adalah orang yang memiliki peluang paling besar untuk melakukan penipuan kepada Anda. Mengapa? KetikaDari sekian banyak definisi formal tentangFraud, mungkin yang paling cocok kita jadikan pedoman adalah: Fraud is a generic term, and embraces all the multifarious means which human ingenuity can devise, which are resorted to by one individual, to get an advantage over another by false representations. No definite and invariable rule can be laid down as a general proposition in defining fraud, as it includes surprise, trickery, cunning, and unfair ways by which another is cheated. The only boundaries defining it are those which limit human knavery.

Fraud adalah sebuah istilah umum dan luas, serta mencakup semua bentuk kelicikan/tipu daya manusia , yang dipaksakan oleh satu orang, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari yang lain dengan memberikan keterangan-keterangan palsu dan telah dimanipulasi. Tidak ada ketentuan dan keharusan untuak menyeragamkan definisi dari Fraud itu sendiri. Fraud juga mengandung pengertian sebagai kejutan, tipuan,kelicikan, dan cara-cara yang tidak sah terhadap pihak yang ditipu. Batasan pendefinisian Fraud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan ketidakjujuran manusia.

B. Karakteristik Fraud

Dilihat dari pelakufraudmaka secara garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :

1. Oleh pihak perusahaan, yaitu : Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial reporting). Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).

2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

C. KLASIFIKASI KECURANGANDitinjau dari sisi pelaku, kecurangan dapat dilakukan oleh orang dalam maupun luar organisasi. Pelaku kecurangan dalam organisasi dapat melibatkan manajemen, karyawan, atau dari pihak dalam yang bekerjasama dengan pihak luar organisasi.Terlepas dari pelaku kecurangan, tindakan kecurangan secara umum mencakup berbagai tindakan dan perbuatan, antara lain : Ketidakjujuran Penyembunyian Penggelapan Penyalahgunaan wewenang dan jabatan Penyelewengan Pencurian Perilaku yang tidak baik.

1. Kecurangan Perusahaan (corporate fraud)Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan secara umum berkaitan dengan kebijakan dan kinerja perusahaan. Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berbentuk pemberian informasi yang tidak wajar baik itu pada laporan keuangan, produksi dan kondisi non produksi kepada kreditor, investor, petugas pajak, konsumen maupun akuntan publik.Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan memiliki tujuan berbeda-beda, antara lain : Pada umumnya kecurangan pada kreditor dan investor berkaitan dengan nilai laba yang dibuat tinggi dengan tujuan menunjukan prestasi atau bonus dari kinerja yang baik. Kecurangan yang ditujukan pada petugas pajak bertujuan menunjukan ketidak mampuan atau penghindaran pajak. Sedangkan kecurangan yang ditujukan pada akuntan publik bertujuan untuk mendapat opini yang baik atas laporan keuangan. Tindakan curang perusahaan yang ditujukan pada konsumen dan masyarakat pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan penjualan,market share,brand imagedimata masyarakat. Kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan sering mengaitkan antara jabatan, pekerjaan dan organisasi, hal ini sering disebutwhite collar crime, karena tindakan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan didukung oleh norma sosial yang ada dan pihak-pihak tertentu yang mendukung tindakan illegal perusahaan. Secara umumwhite collar crime akan menimbulkan kerusakan struktur susunan sosial dan kerugian ekonomis yang saling terkait.

2. Kecurangan StrukturalKecurangan struktural ini merupakan tindakan curang yang dilakukan oleh pejabat-pejabat struktural yang ada dalam suatu organisasi perusahaan.Tindakan curang yang dilakukan oleh para pejabat struktural pada umumnya berbentuk : Perintah yang tidak jelas. Manipulasi anggaran seperti target pendapatan yang ditetapkan lebih rendah dari potensi dan target biaya yang terlalu tinggi dari semestinya. Penyalahgunaan wewenang atas kekuasaan. Mengubah laporan tanpa pertimbangan diskusi. Memberikan laporan tanpa substansi yang jelas.

Tujuan dari tindakan curang yang dilakukan oleh pejabat struktural berbeda- beda antara lain : Kecurangan dengan perintah tidak jelas bertujuan menghindar dari tanggungjawab yang sesungguhnya dan melimpahkannya pada pihak lain terutama bawahan. Kecurangan melalui manipulasi anggaran bertujuan untuk mempertahankan posisi karena dianggap mampu mencapai target. Kecurangan melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan bertujuan untuk memperkaya diri sendiri dan menutupi kelemahan atas kemampuan yang dimiliki. Mengubah laporan dan laporan tanpa substansi memiliki tujuan yang sama dengan kecurangan anggaran, hal ini dilakukan untuk mempertahankan diri dan posisi supaya dianggap mampu.3. Kecurangan Karyawan (employement fraud)Tindakan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan berupa ketidakjujuran, manipulasi, pencurian. Kecurangan itu pada umumnya melibatkan aktivitas perpindahan kekayaan seperti pengelapan atau pencurian, mark-up pembelian, mark-up biaya operasional, pengeluaran fiktif, penggelapan penerimaan, pencairan cek pembayaran ke pemasok yang dibawa, pemalsuan dokumen, penjualan yang tidak dicatat, pemakaian uang penjualan baik yang dibayarkan tunai maupun melalui cek (kitting).

4. Kecurangan Pihak Luar (external fraud)Hal ini merupakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak diluar perusahan namun memiliki kepentingan dengan pihak perusahaan, pihak-pihak tersebut antara lainsupplier, debitur, kontraktor.Supplierkecurangan yang dilakukan berupa kecurangan pada saat pengiriman barang yang tidak sesuai dengan perjanjian jual-beli, seperti : kualitas barang berbeda, jumlah tidak sesuai, pengiriman tidak tepat waktu, penagihan berulang-ulang yang dilakukan pada transaksi sama. Sedangkan oleh debitur sebagai penerima piutang pada umumnya melakukan penggelapan barang, pembayaran piutang tidak sesuai perjanjian.Kecurangan yang dilakukan oleh kontraktor pada umumnya dilakukan dalam bentuk pengurangan kualitas pekerjaan, wan-prestrasi kontrak, jangka waktu penyelesaian tidak sesuai perjanjian, denda tidak dibayar.5. Kecurangan Kolusi Luar dan Dalam OrganisiasiKecurangan dalam bentuk ini berawal dari persekongkolan atau kolusi negatif dari dua sisi, yaitu perusahaan dan pihak terkait dengan perusahaan, sebagai contoh perusahaan dengan bagian kredit perbankan, dimana keduanya saling menjanjikan, perusahaan menjanjikan imbalan sedangkan pihak kredit perbankan menetapkan imbalan untuk pencairan kredit karena kurangnya administrasi sehingga berakibat kredit macet.Kecurangan kolusi dapat dikelompokan menjadibonafide conspiracydanpseudeo conspiracy.Bonafide conspiracyterjadi dimana kedua belah pihak sadar jika terjadi kecurangan, sedangkanpseudeo conspiracyada pihak-pihak yang tidak tahu jika terjadi kecurangan.Kecurangan jika dilihat dari sisi korban perlu dilihat tujuannya yaitu : apakah mengakibatkan kerugian organisasi, atau sebaliknya mengakibatkan kerugian pihak lain tapi mengguntungkan pihak organisasi.6. Kecurangan Terhadap OrganisasiKecurangan terhadap organisasi ini dapat dilakukan oleh pihak dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan yang sering dilakukan terhadap organisasi misalnya melakukan penambahan karyawan fiktif, sehingga mengakibatkan manipulasi upah, penagihan terhadap persediaan yang rusak dan usang, kecurangan olehsupplier, pabrik, kontraktorberupa pemberian barang pesanan tidak sesuai kualitas, jumlah sedikit, penggantian spesifikasi barang tidak sesuai dengan perjanjian, penagihan berulang-ulang.

7. Kecurangan untuk Kepentingan OrganisasiKecurangan yang dilakukan oleh organisasi seperti perusahaan pada umumnya dilakukan terhadap investor, kreditor dan pemerintah. Pada sisi investor perusahaan cenderung melakukan manipulasi terhadap kinerja penjualan dengan cara meninggikan penjualan dan merendahkan biaya, sehingga dapat menciptakan keuntungan dengan tujuan bonus. Sedangkan pada sisi kreditor dapat menunjukan kemampuan perusahaan menyelesaikan segala kewajibannya.Pada sisi pemerintah terutama fiskus, kecurangan yang dilakukan perusahaan cenderung pada tindakan merendahkan penjualan dan meninggikan biaya dengan tujuan rugi untuk penghindaran pajak. Perusahaan juga tidak jarang berbuat curang terhadap konsumen dengan cara mengganti bahan baku dengan kualitas yang lebih rendah dan juga dengan timbangan yang tidak wajar dan tidak standar.Klasifikasi kecurangan yang lain bisa berupa kecurangan dari sisi akibat hukum yang ditimbulkan, dari sisi pencatatan, frekwensi, keunikan. Pada sisi hukum yang ditimbulkan kecurangan dapat berupa tindakan kriminal, melawan hukum dan pelanggaran hukum.Sedangkan pada sisi pencatatan umumnya kecurangan dilakukan dalam bentuk pencurian aset yang tampak melalui duplikasi pembukuan (fraud open on the books), pencurian aset tak terlihat dengan cara menyembunyikan diantara catatan akuntansi yang baik (fraud hidden on the books), pencurian piutang dagang yang telah dihapuskan (fraud off-books).Pada sisi frekwensi, kecurangan dikelompokan menjadi kecurangan berulang (repeating fraud) dan tidak berulang (non-repeating fraud). Kecurangan berulang merupakan yang terjadi mengikuti transaksi-transaksi yang berulang secara otomatis, dan akan berhenti jika ada perintah penghentian transaksi. Sedangkan kecurangan tidak berulang merupakan kecurangan bersifat tunggal dan dilakukan oleh orang yang berbeda.Dari sisi keunikan, kecurangan dapat dikelompokan dalam kecurangan umum (garden varieties of fraud) dan kecurangan khusus (specialized fraud). Kecurangan umum dapat dilakukan oleh setiap orang dengan tujuan dan kepentingan berbeda-beda namun bersifat umum dalam kegiatan bisnis, seperti : harga yang tidak sesuai, barang yang dikirim tidak sesuai perjanjian, pembayaran kontak yang diminta berulang-ulang. Sedangkan kecurangan khusus hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang bekerja pada perusahaan jenis tertentu, seperti : bank, asuransi, pialang.

D. PENDEKATAN FRAUD THEORYTeori kecurangan dimulai dengan asumsi berdasarkan fakta-fakta yang diketahui, dan melakukan pengujian apakah fakta-fakta tersebut terbukti atau tidak.Fraud theorymeliputi proses: Analisa data awal yang tersedia.Jika audit atas suatu fungsi dalam perusahaan dianggap telah terjamin pelaksanaan fungsi tersebut, maka audit dilakukan pada waktu itu dan secara khusus mengarah kepada kemungkinan terjadinya kecurangan berdasarkan informasi yang diterimanya. Menyusun dan menciptakan sebuah hipotesa.Hipotesa dalam mengidentifikasi kecurangan merupakan dugaan terhadap kondisi terburuk atas suatu kecurangan. Beberapa dugaan terhadap tindakan curang dapat dibuat seperti bentuk-bentuk hipotesis berikut ini : diduga ada pemberian suap, diduga adanyaconflict of interest, diduga ada penyalahgunaan wewenang, diduga adanyakickbacks.Berdasarkan beberapa dugaan yang dibuat, auditor harus dapat mengenali karakteristik unik dari setiap skim kecurangan, yang dilihat dari tanda-tanda peringatan (warning sign/red flag) terjadinya kecurangan. Menguji hipotesa.Pendekatan skenario jika .maka., Jika ada dugaan penyuapan kepadaperchusing agentmaka auditor akan mencari fakta yang mendukung dugaan kecurangan yang telah disusun, contohnya seperti : Adanya hubungan personal antarabuyerdan vendor, Bahwa agen pembelian memiliki kemampuanfinancialyang mengarahkan bisnis kepada vendor tertentu, Bahwa harga lebih tinggi atau kualitas lebih rendah untuk produk yang dibeli, Terjadi pengeluaran yang berlebih dari agen pembelian. Menyempurnakan dan memperbaiki hipotesa.Sangat mungkin terjadi kondisi data berbeda dengan fakta, sehingga skenario hipotesa perlu direvisi dan disempurnakan. Contoh kasus seorang manajer keuangan diidentifikasi berbuat curang, ternyata tidak bergaya hidup berlebihan namun sedang mendapat kesulitan keuangan dengan hutang-hutangnya. Berdasarkan contoh diatas maka perlu dilakukan revisi terhadap skenario hipotesa dengan cara melakukan interview pada pihak terkait, observasi dan pengujian dokumen laporan keuangan, catatan keuangan, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Tindakan tersebut dilakukan supaya hipotesa yang disusun dapat mendekati kondisi dan fakta kecurangan yang sesungguhnya.

E. Kasus- kasus FraudUntuk mengenal fraud di tempat kerja (occupational fraud) bisa dengan membaca publikasi international hasil riset ACFE (sosiasi auditor fraud international) yang diterbitkan setiap tahun dengan judul berjudul ACFE REPORT TO THE NATIONS On Occupational Fraud and Abuse. A Global Study. Publikasi terkini yaitu tahun 2012 melaporkan 13 ringkasan temuan dan 8 kesimpulan serta rekomendasi .13 temuan riset oleh ACFE:1. Kerugian akibat fraud adalah sekitar 5% dari pendapatan perusahaan setiap tahun. Jika dihitung dari Gross World Product jumlah kerugian tersebut mencapai USD 3,5 triliun atau (dengan kurs USD 1 = Rp 10.000) berarti sekitar Rp 35 triliun atau 2,29% APBN Indonesia. Tapi itu kan untuk seluruh dunia.2. Median kerugian akibat fraud mencapai USD 140,000. Dari kasus fraud lebih dari seperlimanya mengakibatkan kerugian sekurangnya USD 1 juta.3. Fraud yang terjadi memerlukan waktu rata-rata 18 bulan untuk terdeteksi4. Jenis fraud yang umum adalahasset misappropriationatau pencurian asset (bisacashataunon-cash), jumlahnya mencapai 87% dari kasus yang terjadi. Fraud ini merupakan fraud yang paling kecil kerugiannya, dengan rata-rata kerugian USD 120,000. Bandingkan dengan skema fraud pada penyajian laporan keuangan, jumlahnya hanya 8% dari kasus yang dilaporkan, namun rata-rata kerugiannya adalah yang terbesar yaitu bisa mencapai rata-rata USD 1 juta. Sementara skema korupsi ada ditengah-tangah (antara asset misappropriation dengan fraud pada penyajian laporan keuangan), menimbulkan kerugian rata-rata USD 250,000.5. Fraud di tempat kerja terungkap umumnya karena ada yang melaporkan. Mayoritas laporan datang dari karyawan perusahaan yang jadi korban.6. Di seluruh dunia risiko terbesar bagi perusahaan adalah fraud jenis korupsi danbilling scheme. Fraud ini menggunakan sarana posesbillingatau pembebanan tagihan. Korupsi dan skemabillingmencapai 50% dari jumlah fraud yang dilaporkan7. Fraud di tempat kerja merupakan ancaman terbesar pada perusahaan berskala kecil. Dalam riset ini perusahaan terkecil menderita paling parah. Umumnya perusahaan kecil dengan control yang lemah.8. Industri yang paling jadi korban fraud adalah Bank dan Lembaga keuangan non-bank, Administrasi public dan Pemerintahan, dan Manufaktur9. Fraud di tempat kerja bisa dikurangi kerugiannya dan lamanya dengan membangun control yang kuat. Semakin kuat control semakin kecil kerugian akibat fraud dan semakin segera fraud terdeteksi.10. Semakin tinggi kedudukan pelaku fraud semakin besar pula kerugian yang diderita perusahaan. Rata-rata kerugian akibat fraud yang dilakukan pemilik/executives adalah USD 573,000, oleh manager USD 180,000 dan oleh karyawan USD 60,00011. Semakin lama pelaku bekerja di perusahaan semakin besar kerugian. Pelaku dengan masa kerja lebih dari 10 tahun merugikan rata-rata USD 229,000 sementara pelaku dengan masa kerja kurang dari setahun merugikan hanya rata-rata USD 25,000.12. Pelaku fraud mayoritas (77%) adalah karyawan di 6 bagian/departemen: akuntansi, operasi, penjualan, executives/pejabat tinggi, customer service dan pembelian13. Umumnya pelaku melakukan fraud pertama kali dengan masa lalu kerja yang bersih. Dimana 87% pelaku sebelumnya belum pernah melakukan fraud, 84% belum pernah dihukum atau dipecat akibat fraud.F. Cara Pencegahan Fraud1. Cara perusahaan melindungi diri dari pencurian data adalah sebagai berikut : menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus membatasi akses fisik ke data pemegang kartu mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengaman khusus mengenkripsi transmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka melacak dan memantau semua akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus menerus.2. Cara perusahaan melindungi diri dari dari tindak penggelapan adalah sebagai berikut :

Melakukan audit eksternal terhadap Laporan Keuangan Membuat dan menetapkan kode etik karyawan Melakukan manajemen sertifikasi atas Laporan Keuangan Melakukan penelaahan Manajemen keuangan dan karyawan Mengembangkan program dukungan karyawan Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif Menyediakan tips anti-fraud secara online bagi karyawan Memberikan pelatihan anti-fraud bagi karyawan Melakukan audit internal secara mendadak Menyediakan hadiah bagi pelapor tindak penggelapan.3. Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri dari penipuan perbankan online? Melakukan rekonsiliasi rekening bank pada setiap akhir bulan Melakukan evaluasi dan persetujuan yang cermat atas seluruh transaksi kas keluar Menempatkan lebih lebih dari satu orang untuk mengendalikan akun Menggunakan komputer khusus yang didedikasikan untuk online banking Mengembangkan pendidikan pencegahan fraud bagi karyawan4. Berikut adalah langkah yang bisa diambil perusahaan untuk memastikan mereka benar-benar aman dari tindak kejahatan penipuan (fraud): Pastikan cek memiliki fitur keamanan yang cukup.Misalnya: dengan menggunakan alat pemeriksaan keamanan berteknologi tinggi. Disamping dapat mencegah, jikapun tetap terjadi perusahaan dapat menunjukkan itukepada pihak bank sebagai bukti bahwa perusahaan telahmengambil langkah-langkah pencegahan secara sungguhsungguh. Maksimalkan usaha-usaha agar perusahaan menerapkan metode (cara) administrasi yang aman dengan mengimplementasikan Sistem Pengendalian Intern (SPI) secara ketat di seluruh bagian dan tingkat operasional perusahaan.Misalnya: pemisahan fungsi antar staffakuntansi dengan jelas dan tegas. Hancurkan semua buku cek kosong dari rekening bank yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin. Gunakan fitur layanan membayar tertentu untuk mencegah adanya kliring rekening atas cek tidak sah. Baca dengan seksama kontrak perjanjian dengan pihak bank untuk memahami hak dan kewajiban jika suatu saat nanti perusahaan mengalami kerugian akibat tindak penipuan dari pihak lain. Periksa buku cek baru begitu diterima dari bank. Simpan buku cek yang belum dipakai di tempat yang sungguh sungguh aman, dalam kondisi terkunci. Jika buku cek diterima dalam keadaan tersegel, jangan buka segel sampai cek dipakai. Selalu jaga keamanan buku cek dan slip (formulir bank) yang tidak terpakai atau dibatalkan, stempel perusahaan dan stempel tandatangan (jika memakai), dengan menyimpannya di tempat yang terkunci hanya bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang.

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan

Kata kecurangan dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sering didengar dan berkonotasi negatif. Secara awam kecurangan adalah tindakan tidak jujur dengan bentuk tipu muslihat termasuk dalam penyajian suatu fakta yang sengaja disalahkan.Kecurangan merupakan kumpulan tindakan ketidakberesan dan tindakan melawan hukum, bentuk-bentuk kecurangan yang memiliki konsekuensi hukum antara lain : penggelapan, penyuapan, pencurian dengan cara menipu, penggelapan, korupsi, kolusi, nepotisme, menyalahgunakan wewenang dan jabatan, kecurangan dalam pelaporan keuangan.Kecurangan secara organisasi adalah tindakan melawan atau melanggar hukum yang dilakukan oleh orang atau kelompok yang berasal dari dalam atau luar organisasi dan secara langsung maupun tidak langsung dapat merugikan organisasi maupun orang lain.Banyak yang berpandangan kecurangan (fraud) sama denganwhite collar crimeyang didefinisikan oleh Amin (1992) sebagai tindakan kesalahan atau suatu seri tindakan yang dilakukan dengan alat non phisik atau dengan penyembunyian atau akal bulus/tipu muslihat untuk mendapatkan uang atau harta, menghindari pembayaran atau kerugian uang/harta, atau mendapatkan keuntungan bisnis atau pribadi.B. SaranBerdasarkan kesimpulan di atas penulis memberikan saran bahwa prilaku penyimpangan ( fraud ) dalam kegiatan pelanggaran etika bisnis itu tidak baik dilakukan dalam kita berbisnis karna itu sangat merugikan kita dan karna itu perbuatan yang tidak beretika. Sebaiknya prilaku itu di hindari dalam kegiatan berbisnis dengan cara kita menghindari penyimpangan atau fraud dalam pelanggaran etika bisnis kita dapat berbisnis dengan baik dan lancar serta dapat banyak berinvestasi dengan banyak perusahaan.Banyak yang berpandangan kalau tindakan penyimpangan ini adalah tindakan kecurangan, melawan, dan melanggar hukum jadi apabila kita menemui penyimpangan ( fraud ) dalam kehidupan sehari hari silahkan melakukan pengecekan dan melaporkannya kepada pihak yang lebih tau.

DAFTAR PUSTAKA

Accounting Irregularitiesand financial Fraud, Michael Young.Business Crimes and Ethics, thahjono Subagio, jasua Tarigan, Budi Untung, Jap Efendi, Yohana Hardjanto, 2013.www.blogspot.comwww.wordpress.comwww.wilkpedia.comwww.scrib.com