16

Click here to load reader

Makalah Geofisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geofisika

Citation preview

Page 1: Makalah Geofisika

MAKALAHGEOFISIKA CEBAKAN MINERAL I

METODE GEOMAGNET

OLEH :JUANDI SOLISSA

093 2013 0082C1

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR2016

Page 2: Makalah Geofisika

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metoda magnetik merupakan metoda pengolahan data potensial untuk

memperoleh gambaran bawah permukaan bumi atau berdasarkan karakteristik

magnetiknya. Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet pada

batuan yang timbul karena pengaruh dari medan magnet bumi saat batuan itu

terbentuk.

Kemampuan suatu batuan untuk dapat termagnetisasi sangat dipengaruhi oleh

faktor susceptibilitas batuan. Objek pengamatan dari metode ini adalah benda yang

bersifat magnetik, dapat berupa gejala struktur bawah permukaan ataupun batuan

tertentu. Metode ini dapat, dipakai sebagai preliminary survey untuk menentukan

bentuk geometri dari bentuk basement, intrusi dan patahan.

Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan

magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda

termagnetisasi di bawah permukaan bumi (suseptibilitas). Variasi yang terukur

(anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas

medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan

magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan

keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang

fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori

potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun

demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai

perbedaan yang mendasar.

Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor

magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor

percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual

yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu

jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui

darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi

Page 3: Makalah Geofisika

pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa

diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan tentang

metode geomagnetik pada matakuliah Geofisika Cebakan Mineral I.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Metode Geomagnet ?

2. Metode Pengukuran Data Geomagnetik.

3. Pengolahan Data Geomagnetik

4. Interpretasi Data Geomagnetk

Page 4: Makalah Geofisika

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Metoda Geomagnet

Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang

memanfaatkan sifat kemagnetan bumi.  Menggunakan metoda ini diperoleh kontur

yang menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah

horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir / dipisahkan batuan

yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidak.  Mengingat survey ini hanya

bagus untuk pemodelan kearah horizontal, maka untuk mengetahui informasi

kedalamannya diperlukan metoda Resistivity 2D. Jadi, survey geomagnet diterapkan

untuk daerah yang luas, dengan tujuan untuk mencari daerah prospek. Setelah

diperoleh daerah yang prospek selanjutnya dilakukan survey Resistivity 2D.

Metode Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan

menggunakan pengukuran fisis pada atau di atas permukaan. Dari sisi lain, geofisika

mempelajari semua isi bumi baik yang terlihat maupun tidak terlihat langsung oleh

pengukuran sifat fisis dengan penyesuaian pada umumnya pada permukaan (Dobrin

dan Savit, 1988). Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh

bumi.

2. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan kemudian mengukur

respon yang dilakukan oleh bumi.

Medan dalam ilmu geofisika terdiri dari 2 :

1. Medan alami adalah misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi

bumi, medan magnet bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi

radiokativitas bumi.

2. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus listrik ke dalam

tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

Page 5: Makalah Geofisika

Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga

elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas

kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :

a. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal

yang dihitung dari utara menuju timur

b. Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal

yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.

c. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang

horizontal.

d. Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

2.1.1 Medan Magnet Bumi

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan

nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International

Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-

nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan

sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu tahun. Medan magnet bumi

terdiri dari 3 bagian:

1. Medan magnet utama (main field)

Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil

pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas

lebih dari 106 km2.

2. Medan magnet luar (external field)

Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang

merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari

matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang

mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap

waktu jauh lebih cepat.

3. Medan magnet anomaly

Page 6: Makalah Geofisika

Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal

field). Medan magnet ini dihasilkan oleh  batuan yang mengandung mineral

bermagnet seperti magnetite, titanomagnetite dan lain-lain yang berada di  kerak

bumi.

Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran

adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik).

Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik

remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan

yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu pada besar dan arah medan

magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan sebelumnya sehingga

sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan hasil

gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen

sama dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar.

Demikian pula sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan

diabaikan apabila anomali medan magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama

bumi (Telford, 1976).

2.2 Metode Pengukuran Data Geomagnetik

Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang

digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat

medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission

Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan magnetik

total. Peralatan lain yang bersifat pendukung di dalam survei magnetik adalah

Global Positioning System (GPS). Peralatan ini digunaka untuk mengukur posisi titik

pengukuran yang meliputi bujur, lintang, ketinggian, dan waktu. GPS ini dalam

penentuan posisi suatu titik lokasi menggunakan bantuan satelit. Penggunaan sinyal

satelit karena sinyal satelit menjangkau daerah yang sangat luas dan tidak terganggu

oleh gunung, bukit, lembah dan jurang.

Beberapa peralatan penunjang lain yang sering digunakan di dalam survei

magnetik, antara lain (Sehan, 2001) :

1. Kompas geologi, untuk mengetahui arah utara dan selatan dari medan magnet

bumi.

Page 7: Makalah Geofisika

2. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada

saat survei magnetik di lokasi

3. Sarana transportasi

4. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data

5. PC atau laptop dengan software seperti Surfer, Matlab, Mag2DC, dan lain-lain.

Pengukuran data medan magnetik di lapangan dilakukan menggunakan

peralatan PPM, yang merupakan portable magnetometer. Data yang dicatat selama

proses pengukuran adalah hari, tanggal, waktu, kuat medan magnetik, kondisi cuaca

dan lingkungan.

Dalam melakukan akuisisi data magnetik yang pertama dilakukan adalah

menentukan base station dan membuat station – station pengukuran (usahakan

membentuk grid – grid). Ukuran gridnya disesuaikan dengan luasnya lokasi

pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran medan magnet di station – station

pengukuran di setiap lintasan, pada saat yang bersamaan pula dilakukan pengukuran

variasi harian di base station.

Pengaksesan Data IGRF

IGRF singkatan dati The International Geomagnetic Reference Field.

Merupakan medan acuan geomagnetik intenasional. Pada dasarnya nilai IGRF

merupakan nilai kuat medan magnetik utama bumi (H0). Nilai IGRF termasuk nilai

yang ikut terukur pada saat kita melakukan pengukuran medan magnetik di

permukaan bumi, yang merupakan komponen paling besar dalam survei

geomagnetik, sehingga perlu dilakukan koreksi untuk menghilangkannya. Koreksi

nilai IGRF terhadap data medan magnetik hasil pengukuran dilakukan karena nilai

yang menjadi terget survei magnetik adalan anomali medan magnetik (ΔHr0).

Nilai IGRF yang diperoleh dikoreksikan terhadap data kuat medan magnetik

total dari hasil pengukuran di setiap stasiun atau titik lokasi pengukuran. Meskipun

nilai IGRF tidak menjadi target survei, namun nilai ini bersama-sama dengan nilai

sudut inklinasi dan sudut deklinasi sangat diperlukan pada saat memasukkan

pemodelan dan interpretasi.

2.3 Pengolahan Data Geomagnetik

Page 8: Makalah Geofisika

Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka

dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada setiap

titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF dan

topografi.

1. Koreksi Harian

Koreksi harian (diurnal correction) merupakan penyimpangan nilai medan

magnetik bumi akibat adanya perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu

hari. Waktu yang dimaksudkan harus mengacu atau sesuai dengan waktu pengukuran

data medan magnetik di setiap titik lokasi (stasiun pengukuran) yang akan dikoreksi.

Apabila nilai variasi harian negatif, maka koreksi harian dilakukan dengan cara

menambahkan nilai variasi harian yang terekan pada waktu tertentu terhadap data

medan magnetik yang akan dikoreksi. Sebaliknya apabila variasi harian bernilai

positif, maka koreksinya dilakukan dengan cara mengurangkan nilai variasi harian

yang terekan pada waktu tertentu terhadap data medan magnetik yang akan

dikoreksi, datap dituliskan dalam persamaan

ΔH = Htotal ± ΔHharian

2. Koreksi IGRF

Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi dari

tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi, medan magnetik luar dan

medan anomali. Nilai medan magnetik utama tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai

medan magnetik utama dihilangkan dengan koreksi harian, maka kontribusi medan

magnetik utama dihilangkan dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan

dengan cara mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang

telah terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang

sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai

berikut :

ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0

Dimana H0 = IGRF

3. Koreksi Topografi

Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei megnetik

sangat kuat. Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak mempunyai aturan

Page 9: Makalah Geofisika

yang jelas. Salah satu metode untuk menentukan nilai koreksinya adalah dengan

membangun suatu model topografi menggunakan pemodelan beberapa prisma

segiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan pemodelan, nilai suseptibilitas

magnetik (k) batuan topografi harus diketahui, sehingga model topografi yang dibuat,

menghasilkan nilai anomali medan magnetik (ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya

persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat dituliskan

sebagai

ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 – ΔHtop

Setelah semua koreksi dikenakan pada data-data medan magnetik yang

terukur dilapangan, maka diperoleh data anomali medan magnetik total di topogafi.

Untuk mengetahui pola anomali yang diperoleh, yang akan digunakan sebagai dasar

dalam pendugaan model struktur geologi bawah permukaan yang mungkin, maka

data anomali harus disajikan dalam bentuk peta kontur. Peta kontur terdiri dari garis-

garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali sama, yang

diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.

2.4 Interpretasi Data Geomagnetk

Secara umum interpretasi data geomagnetik terbagi menjadi dua, yaitu

interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi kualitatif didasarkan pada pola

kontur anomali medan magnetik yang bersumber dari distribusi benda-benda

termagnetisasi atau struktur geologi bawah permukaan bumi. Selanjutnya pola

anomali medan magnetik yang dihasilkan ditafsirkan berdasarkan informasi geologi

setempat dalam bentuk distribusi benda magnetik atau struktur geologi, yang

dijadikan dasar pendugaan terhadap keadaan geologi yang sebenarnya.

Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan

kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis. Untuk

melakukan interpretasi kuantitatif, ada beberapa cara dimana antara satu dengan

lainnya mungkin berbeda, tergantung dari bentuk anomali yang diperoleh, sasaran

yang dicapai dan ketelitian hasil pengukuran.

Page 10: Makalah Geofisika

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Metoda Geomagnet adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan

sifat kemagnetan bumi.  Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang

menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada arah

horizontal.

2. Dalam melakukan pengukuran geomagnetik, peralatan paling utama yang

digunakan adalah magnetometer. Peralatan ini digunakan untuk mengukur kuat

medan magnetik di lokasi survei. Salah satu jenisnya adalah Proton Precission

Magnetometer (PPM) yang digunakan untuk mengukur nilai kuat medan

magnetik total.

3. Untuk memperoleh nilai anomali medan magnetik yang diinginkan, maka

dilakukan koreksi terhadap data medan magnetik total hasil pengukuran pada

setiap titik lokasi atau stasiun pengukuran, yang mencakup koreksi harian, IGRF

dan topografi.

4. Interpretasi kuantitatif bertujuan untuk menentukan bentuk atau model dan

kedalaman benda anomali atau strukutr geologi melalui pemodelan matematis.

3.2 Saran

Penulisan tugas ini masih sangat belum lengkap, harapan saya untuk meminta

masukan dalam bentuk saran atau kritik, guna melengkapi tugas selanjutnya.

Terutama dari sisi penulisan.

Page 11: Makalah Geofisika

DAFTAR PUSTAKA

http://poetrafic.wordpress.com/2010/10/06/metode-geomagnet

http://bu-gis.blogspot.com/2010/12/metoda-geomagnet.html

http://geochimpunk.blogspot.com/2012/03/metoda-magnetik.html

http://geomagneticmethod.blogspot.com

Page 12: Makalah Geofisika