25
MAKALAH HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN MODAL VENTURA Disusun Oleh : NAMA : Ahmad Yusuf Bahtiar NIM : 201110110311097 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas makalah hukum lembaga pembiayaan

Citation preview

Page 1: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

MAKALAH HUKUM LEMBAGA

PEMBIAYAAN

MODAL VENTURA

Disusun Oleh :

NAMA : Ahmad Yusuf Bahtiar

NIM : 201110110311097

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

BAB I

Page 2: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya, perusahaan tidak hanya memerlukan modal atau penyertaan untuk

menjalankan bisnisnya. Modal bukanlah pertimbangan utama dalam menjalankan bisnis.

Selain modal, pelaku bisnis seharunya mengutamakan pengelolaan dan jejaring dari

perusahaan yang dimilikinya.

Hal tersebut tercermin dengan tanpa adanya pengelolaan yang baik dan benar, modal yang

sebesar apapun bisa saja bangkrut seketika. Artinya diperlukan sebuah sistem pengelolaan

yang baik dan sistematis dan jejaring bisnis yang bail pula untuk bertahan dan memenangkan

sebuah persaingan.

Modal bagi sebuah perusahaan harus tersedia sebelumnya. Sekecil apapun, yang penting

modal harus tersedia untuk memulai bisnis. Selain itu, modal juga diperlukan saat

peningkatan volume bisnis. Modal atau pembiayaan sebuah usaha dapat berasal dari berbagai

sumber. Salah satu dari pembiayaan adalah Modal ventura.

Modal ventura merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan

modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu

tertentu. Pada umumnya investasi ini dilakukan dalam bentuk penyerahan modal secara tunai

yang ditukar dengan sejumlah saham pada perusahaan pasangan usaha.

Investasi modal ventura ini biasanya memiliki suatu risiko yang tinggi namun

memberikan imbal hasil yang tinggi pula. Dalam dunia ekonomi, modal ventura ini sangat

penting dalam membantu banyak perusahaan guna mengembangkan usahanya agar dapat

menjadi lebih berkembang.

Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap

perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki suatu riwayat operasionil yang

dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman. Sebagai bentuk kewirausahaan,

pemilik modal ventura biasanya memiliki hak suara sebagai penentu arah

kebijakan perusahaan sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

1.2 Rumusan Masalah

Page 3: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

1. Pengertian dan karakteristik dari modal ventura

2. Pihak-pihak dalam transaksi modal ventura

3. Prinsip dasar dan mekanisme pembiayaan modal ventura

4. Perspektif hukum terhadap pembiayaan dengan modal ventura

5. Jenis pembiayaan modal ventura

6. Sumber Dana Modal Ventura

7. Contoh Perusahaan Modal Ventura

8. Pembiayaan UKM dengan modal ventura

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengkaji pengertian, karakteristik dan perspektif hukum terhadap pembiayaan

dengan modal ventura.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh fungsi modal ventura sebagai lembaga pembiayaan bagi

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan bukan hanya untuk Perusahaan-Perusahaan

Besar.

3. Untuk memenuhi tugas Ujian Ahkir Semester Ganjil Mata Kuliah Hukum Pembiayaan

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang Tahun Akademik 2014/2015

BAB II

Page 4: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Karakteristik Modal Ventura

2.1.1. Pengertian Modal Ventura

Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang

mengandung resiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa

modal ventura (venture capital)  adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang

mengandung resiko.

Berikut ini pengertian modal ventura menurut beberapa ahli, antara lain:

1. Menurut Robert White, modal ventura adalah usaha penyedia pembiayaan untuk

memungkinkan pembentukan dan pengembangan usaha-usaha baru diberbagai badang.

2. Menurut Tony Lorenz, modal ventura adalah investasi jangka panjang dalam bentuk

pemberian modal yang mengandung resiko, dengan penyedia dana (vebture capital

company) terutama mengharapkan capital gain disamping pendapatan bunga atau dividen.

3. Menurut Clinton Richardson, modal ventura adalah dana yang diinvestasikan pada

perusahaan atau individu yang memiliki resiko tinggi.

Menurut Kepres No. 61 Tahun 1988, modal ventura adalah usaha pembiayaan dalam

bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan

dalam jangka waktu tertentu.Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa, Perusahaan modal

ventura (venture capital company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha (PPU/Investee

company) untuk jangka waktu tertentu.

Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura (PMV) adalah pembiayaan dalam bentuk

penyertaan modal (investasi) ke dalam perusahaan pasangan usaha (PPU) untuk jangka waktu

tertentu, tidak permanen. Investasi oleh modal ventura bukanlah investasi biasa, melainkan

investasi bersifat kemitraan untuk pengembangan usaha dengan pendekatan holistik. Dengan

demikian, perusahaan pasangan usaha dan perusahaan modal ventura bersama-sama akan

mengembangkan perusahaan, baik dari segi permodalan maupun dari segi manajemen

perusahaan.

Dengan demikian diharapkan agar perusahaan pasangan usaha dapat meningkatkan

produktivitas usaha, kualitas barang dan jasa yang diproduksi, volume penjualan maupun

Page 5: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

pangsa pasar. Dalam model ini perusahaan pasangan usaha tidak dibebani dengan kewajiban

keuangan seperti pembayaran pokok pinjaman, bunga maupun penyediaan agunan seperti

yang dilakukan dalam model perbankan. Resiko dan keuntungan bisnis dalam model

pembiayaan ini ditanggung dan dinikmati secara bersama-sama oleh perusahaan modal

ventura dan perusahaan pasangan usaha.

Perusahaan Modal ventura (PMV) di Indonesia secara formal diperkenalkan sejak tahun

1988 melalui Paket Kebijakan Deregulasi bulan Desember 1988, yaitu dengan ditetapkannya

Keppres Nomor 61 Tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan. Pengembangan PMV tersebut

dimaksudkan untuk memperluas alternatif sumber pembiayaan bagi dunia usaha di samping

sumber-sumber pembiayaan yang sudah ada. Seiring dengan hal tersebut, Pemerintah telah

mengeluarkan berbagai fasilitas guna mendorong perkembangan PMV, yang diharapkan

dapat dinikmati dan dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan, terutama dalam

meningkatkan pemupukan modal dan pertumbuhan PMV, yang pada gilirannya akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kemandirian perusahaan yang menjadi pasangan

usahanya, yaitu pengusaha kecil, menengah dan koperasi.

2.1.2. Karateristik Modal Ventura

Kegiatan PMV berkepentingan atas keberhasilan perkembangan dan pertumbuhan

kegiatan PPU-nya. Oleh karena itu, PMV tidak hanya sekedar memberikan bantuan

pembiayaannya, namun juga ikut dalam pengelolaan manajemen, dan bantuan teknis lainnya

misalnya sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengembangan usahanya.

Mengingat waktu penyertaan modal yang hanya berlangsung selama 10 tahun, serta

proses divestasi selama 3 bulan harus sudah diselesaikannya, maka divestasi tersebut dapat

dilakukan dengan menjual saham PMV atau mengalihkan penyertaan modal PPU-nya,

kepada: 1) pemegang saham pendiri atau pengelola PPU-nya, 2) investor melalui penawaran

tebatas, atau 3) masyarakat melalui kegiatan pasar modal. Dengan demikian, PMV akan

membantu dunia usaha dan pengendalian risiko yang dihadapinya.

Karakteristik Modal Ventura antara lain adalah:

1. Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10 tahun) dan bersifat sementara;

2. Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara maksimal

Page 6: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

3. Dapat disertai dengan keterlibatan dalam proses pengelolaan atau pemberian bantuan

teknis lainnya;

4. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat atau lemahnya kondisi pengelolaan

perusahaan.

Sementara itu, dalam hal pembiayaan modal ventura memiliki beberapa manfaat dari segi

operasional dan keuangan PPU-nya antara lain untuk mendukung :

1. Keberhasilan usaha dan distribusi produk;

2. Peningkatan status dan akses pada bank;

3. Peningkatan likuiditas dan profitabilitas; dan

4. Memperbaiki struktur keuangan yang lebih sehat.

Mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/1988, perusahaan modal

ventura dapat membantu permodalan maupun bantuan teknis yang diperlukan calon

pengusaha maupun usaha yang sudah berjalan guna:

Pengembangan suatu penemuan baru.

Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana.

Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan.

Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha.

Pengembangan projek penelitian dan rekayasa.

Pengembangan berbagai penggunaan teknologi baru dan alih teknologi baik dari dalam

maupun luar negeri.

Membantu pengalihan pemilikan perusahaan

Beberapa cara pembiayaan yang dilakukan oleh modal ventura di Indonesia, yaitu dengan

cara :

Penyertaan saham secara langsung kepada perusahaan yang menjadi pasangan usaha.

Dengan membeli obligasi konversi yang setelah waktu yang disepakati bersama dapat

dikonversi menjadi saham / penyertaan modal pada perseroan.

Dengan pola bagi hasil dimana persentase tertentu dari keuntungan setiap bulan akan

diberikan kepada perusahaan modal ventura oleh perusahaan pasangan usaha. Pola bagi

hasil yang mungkin dilakukan adalah sbb:

Bagi hasil berdasarkan pendapatan yang diperoleh (revenue sharing).

Bagi hasil berdasarkan keuntungan bersih (net profit sharing).

Page 7: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

Bagi hasil berdasarkan perjanjian.

2.2 Mekanisme Pembiayaan Modal Ventura

Dilihat dari aspek pembiayaannya, pada umumnya kondisi perusahaan digolongkan menjadi

6 tahapan perkembangan tergantung dari perencanaan strateginya, yaitu;

1. Seed Financing, merupakan konsep persiapan tahap awal, dalam hal ini biasanya masih

menggunakan biaya perusahaan sendiri;

2. Start Up, kegiatan usaha sudah diformulasikan secara jelas dan bahkan produksi barang

atau jasa sudah mulai dilaksanakan, dalam tahap ini pembiayaan modal ventura

diharapkan dapat memperbesar permodalan, dan membantu cash flow;

3. Expansion, pada tahapan ini biasanya perusahaan dalam kondisi break even, dan bahkan

sudah menikmati laba tetapi masih perlu pengembangan;

4. Mezzaxine, perusahaan sudah berkembang pesat dan bahkan sedang mempersiapkan diri

untuk go-public;

5. Buy-out, pembiayaan modal ventura diperlukan untuk membantu pengelola perusahaan

agar mampu membeli suatu product line, atau bisnis tertentu dari PPUnya; dan

6. Turn-around, pembiayaan modal ventura diperlukan dalam rangka untuk menata kembali

bisnis yang mulai mengalami penurunan dalam kegiatannya.

Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu

1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi terhadap permohonan pembiayaan yang

diajukan calon PPU.

2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi secara mendalam terhadap rencana

usaha yang diajukan oleh calon PPU.

3. Negosiasi penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan evaluasi atas calon PPU.

4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan perkembangan PPU, serta

5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali penyertaannya dengan cara yang

tepat dan lazim.

2.3 Dasar Hukum Modal Ventura

Page 8: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

Dasar Hukum bagi modal ventura di Indonesia, antara lain meliputi :

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 61 tahun 1988 tanggal 20 Desember 1988,

tentang Lembaga Pembiayaan;

2. Peraturan Pemerintah No. 62 Tahun 1992 tanggal 10 September 1992, tentang sector-

sektor usaha PPU dan PMV dalam pelaksanaan Undang-Undang No. 7 Tahun 1983,

tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 tahun

1991;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995 tanggal 8 Februari 1995,

tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan PMV dari transaksi penjualan saham atau

pengalihan penyertaan modal modal pada PPU-nya;

4. Keppres Nomor 62 Tahun 1992 yang kemudian dijabarkan dalam Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 227/KMK.01/1994.

5. Keputusan Ketua Badan Koordinasi Penamaan Modal Nomor : 19/SK/1991 tanggal 9

Desember 1991, tentang Penyertaan PMV dalam PMA dan PMDN;

6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 250/KMK.04/1995 tanggal 2 Juni

1995, tentang Perusahaan Kecil dan Menengah, PPU dan PMV, serta perlakukan

perpajakan atas penyertaan modal PMV;

7. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 469/KMK.017/1995 tanggal 2

Desember 1995, tentang pendirian dan pembinaan PMV, serta

8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: 58/KMK.017/1999 tanggal 15

Februari 1999, tentang Pengawasan Kegiatan PMV Daerah.

9. Keputuan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor :

81.1/Kep/M.KUKM/VIII/2002 tentang petunjuk teknis perkuatan permodalan usaha kecil,

menengah, koperasi dan lembaga keuangannya dengan penyediaan modal awal padanan

(MAP) – yaitu pendampingan melalui modal ventura.

2.4 Jenis pembiayaan modal ventura

Pembiayaan modal ventura yang selama ini dikenal adalah pembiayaan kepada

perusahaanperusahaan yang telah memiliki badan hukum perseroan dalam bentuk penyertaan

saham. Jenis pembiayaan ini merupakan kendala utama dalam operasional modal ventura

dibandingkan dengan pembiayaan kredit yang diberikan sektor perbankan. Adanya keharusan

bentuk hukum PT bagi perusahaan pasangan usaha mengakibatkan terbatasnya pangsa pasar

modal ventura. Di sisi lain, bagi perusahaan-perusahaan masih terdapat keengganan untuk

Page 9: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

menggunakan modal ventura sebagai sumber pembiayaan, karena umumnya, mereka tidak

berminat atau tidak bersedia apabila sebagian saham perusahaan berpindah kepada pihak

lain. Untuk mengatasi kendala tersebut, Departemen Keuangan memberikan alternatif

pembiayaan berdasarkan pola bagi hasil. Dengan pembiayaan bagi hasil ini memungkinkan

semua bentuk usaha dapat memperoleh pembiayaan melalui modal ventura, termasuk usaha

kecil. Pembiayaan yang dapat diberikan perusahaan modal ventura dapat dilakukan dalam

beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

1. Penyertaan Modal Langsung

Penyertaan modal langsung adalah penyertaan modal perusahaan modal ventura (PMV)

pada perusahaan pasangan usaha, dengan cara mengambil sejumlah tertentu dari saham

perusahaan pasangan usaha (PPU) yang bersangkutan. Pola pembiayaan ini dikenal

dengan equity financing atau pembiayaan langsung. Karena pembiayaannya berupa

penyertaan saham, maka perusahaan pasangan usaha haruslah berbentuk badan hukum

perseroan terbatas. Penyertaan modal dalam bentuk saham dapat dilakukan dengan cara:

Bersama-sama mendirikan suatu perusahaan.

Dalam pembiayaan modal ventura yang dilakukan dengan cara mendirikan PT bersama.

Penyertaan modal PMV dalam bentuk pengambilan sejumlah portofolio saham

PPU. Penyertaan ini dilakukan oleh PMV, dalam hal, suatu PPU yang hendak dibiayai

telah berbentuk badan hokum.

Semi Equity Financing

Pembiayaan dalam bentuk semi equity dilakukan dengan membeli obligasi konversi

atau convertible bond yang diterbitkan oleh perusahaan pasangan usaha. Cara ini

banyak disukai oleh perusahaan modal ventura maupun perusahaan pasangan usaha,

karena sifatnya yang lebih fleksibel. Obligasi konversi lebih menarik bagi perusahaan

modal ventura karena dalam periode pembiayaan tersebut, perusahaan

modal ventura memiliki pendapatan tetap dalam bentuk bunga sementara apabila

kinerja perusahaan semakin membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut

semakin baik, maka perusahaan modal ventura akan menggunakan hak konversinya

(call option).

2. Pembiayaan Bagi Hasil

Page 10: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

Instrumen pembiayaan ini dilakukan, dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbentuk

badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan langsung belum

atau tidak dipenuhi oleh PPU. Bentuk instrumen pembiayaan ini menekankan pada aspek

bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai.

 Pembiayaan modal ventura dalam bentuk penyertaan langsung, baik dengan cara

bersamasama mendirikan perusahaan baru maupun dengan cara mengambil bagian atau

membeli sejumlah saham perusahaan target, umumnya dilakukan oleh PMV terhadap PPU

yang telah berbentuk badan hukum perseroan. Umumnya, PMV lebih suka membiayai

perusahaan yang telah berjalan, namun membutuhkan tambahan pembiayaan. Sedangkan

pembiayaan dengan pola bagi hasil terutama disediakan bagi usaha kecil atau perusahaan

yang belum berstatus badan hukum PT.

Pembiayaan modal ventura berbeda dengan kegiatan pembiayaan melalui sektor

perbankan (debt financing).Modal ventura tidak menentukan besarnya return yang akan

diperoleh sehingga perusahaan yang dibiayai, yang disebut perusahaan pasangan usaha

(PPU), tidak memiliki suatu kewajiban pembayaran keuntungan secara tetap kepada

perusahaan modal ventura, sebagaimana halnya dengan bank. Keuntungan yang diharapkan

terutama dalam bentuk capital gain.

2.5 Sumber Dana Modal Ventura

Sumber dana modal ventura dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut: 

1. Investor Perseorangan

Umumnya, investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung melakukan investasi

pada usaha yang telah berjalan lancar dan bersifat jangka pendek. Investor individu yang

memiliki kesabaran dan kesiapan untuk menerima dan menanggung risiko tinggi dalam

suatu usaha dianggap sebagai seorang venture capitalist murni karena dalam usaha modal

ventura sulit diharapkan akan memberi hasil yang besar atas investasi yang ditanam dalam

kurun waktu satu atau dua tahun.

2. Investor Institusi

Biasanya perusahaan-perusahaan besar, terutama di negara-negara industri, memiliki suatu

divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal ventura. Tugas divisi khusus ini

adalah menampung dan mengevaluasi suatu ide-ide, terutama dalam bidang teknologi,

Page 11: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

yang dapat dikembangkan menjadi suatu produk teknologi baru yang dapat dipasarkan.

Keikutsertaan investor institusi ini merupakan alternatif sumber dana modal ventura.

3. Perusahaan Asruransi dan Dana Pensiun.

Lembaga keuangan non-bank ini merupakan sumber dana modal ventura yang cukup

besar. Potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha modal ventura didukung oleh

sumber dananya yang berjangka panjang.

4. Perbankan

Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik melakukan

bisnis modal ventura. Namun, perlu dipertimbangkan mengenai dana bank yang bersifat

jangka pendek, sementara modal ventura bersifat jangka panjang. Dana-dana yang berasal

dari bank sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi

hasil yang berjangka waktu pendek.

5. Lembaga Keuangan Internasional

Lembaga keuangan internasional dapat menjadi sumber dana modal ventura, terutama

yang berkaitan dengan upaya untuk membantu pengembangan sektor-sektor tertentu.

Kelebihan sumber dana ini, di samping berbiaya murah, juga biasanya memiliki jangka

waktu panjang dengan masa tenggang waktu.

2.6 Contoh Perusahaan Modal Ventura

1. PT Multi Investama Ventura

2. PT Astra Mitra Ventura

3. PT Freefort Finance Indonesia

4. PT Bahana Artha Ventura

5. PT Bahana Bina Ventura

6. PT Ventura Investasi Utama

7. PT Multi Ventura Kapitalindo

8. PT Bhakti Sarana Ventura

9. PT Batavia Internasional Ventura

10. PT Arsi Bina Venturindo

11. PT. Pertamina Dana Ventura (PDV)

Page 12: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

2.7 Modal Ventura Sebagai Alternatif Pembiayaan UKM

2.7.1. Pengenalan dan Karateristik UMK

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi

dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu, dimana

banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, sektor

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.

Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis, kiranya tidak

berlebihan apabila pengembangan sektor swasta difokuskan pada UKM, terlebih lagi unit

usaha ini seringkali terabaikan hanya karena hasil produksinya dalam skala kecil dan belum

mampu bersaing dengan unit usaha lainnya.

Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah

maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi

lainnya. Kebijakan pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan

berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan perannya dalam memberdayakan

UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara

pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusianya.

Page 13: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

2.7.2. Pembiayaan Modal Ventura dalam UKM

Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997, dan hingga kini belum juga

berakhir, telah menimbulkan stagnasi di berbagai sektor ekonomi. Meningkatnya biaya

produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan baku dan bahan pembantu di satu sisi, dan

menurunnya daya beli masyarakat di sisi yang lain, telah menjadi pukulan yang amat telak

bagi para pelaku usaha di sektor riil, tak terkecuali usaha skala kecil menengah (UKM).

Kondisi tersebut makin diperparah oleh sikap kalangan perbankan yang dirasakan hiper-

prudent dalam melakukan penyaluran kredit untuk UKM. Bisa dipahami mengingat di masa

lalu mereka teramat ekspansif dalam penyaluran kredit dengan terkadang mengabaikan

berbagai aturan main yang berlaku. Akibatnya, kini mereka harus menuai petaka. Sebagian

besar kredit yang disalurkan kalangan perbankan dalam status macet dan menjadi beban

negara. Akhirnya rakyat jugalah yang menanggung.

Namun walau begitu, semestinya kalangan perbankan tidak menjadikan UKM sebagai

pihak yang dikorbankan. Karena faktanya sebagian besar kredit yang macet itu justru lebih

banyak dinikmati oleh para pengusaha besar (konglomerat). Sementara porsi kredit untuk

UKM, bila dibandingkan dengan kredit korporasi saat itu amatlah kecil. Tidaklah adil bila

UKM yang akhirnya menerima dampaknya.

Berbagai keluhan para pelaku UKM muncul ke permukaan tentang betapa sulitnya

mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan. Pada sektor moneter, perbankan tidak lagi

mampu secara efektif memerankan fungsi dasarnya sebagai lembaga intermediary yang

menjadi jembatan antara sisi supply of fund (tabungan masyarakat, dana pemerintah dll) dan

demand untuk pengembangan sektor ekonomi produktif.

Secara ideal, antara kebijakan sektor riil dan sektor moneter memiliki keterkaitan yang

amat erat dan tak terpisahkan. Pengembangan sektor riil hanya bisa berwujud optimal bila

mana didukung penuh oleh keberpihakan pemerintah melalui kebijakan moneter dan

perbankan yang dikeluarkannya. Demikian pula sebaliknya, pengembangan sektor moneter

(perbankan) akan mengalami kendala yang serius bila tidak dibarengi oleh upaya

pengembangan di sektor riil. Seandainya pun selama ini indikator moneter nasional dianggap

cukup baik, tetap akan sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang karena hanya

ditopang oleh sisi pengeluaran konsumtif yang sifatnya sementara. Tidaklah bijak bila kita

mempercayakan pondasi ekonomi nasional pada kekuatan yang sifatnya jangka pendek.

Page 14: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

2.7.3 Modal Ventura sebagai alternatif solusi.

Menyikapi berbagai hambatan dalam hal pembiayaan melalui perbankan tersebut,

tampaknya pelaku UKM sudah harus mulai mencari dan menemukan solusi pembiayaan lain

sebagai alternatif jalan tengah. Dalam dunia pembiayaan atau permodalan, selain dikenal

istilah lembaga keuangan perbankan, kita juga mengenal lembaga keuangan bukan bank.

Berbeda dengan lembaga perbankan, lembaga keuangan bukan bank ini tidak diperbolehkan

mengumpulkan dan mengelola dana masyarakat dalam menjalankan core business-nya.

Sumber dana diperoleh dari setoran para pemilik, baik lembaga non pemerintah maupun

pemerintah.

Salah satu bentuk lembaga keuangan non-bank yang cukup berkembang saat ini adalah

lembaga ventura atau venture capital. Modal ventura sangat mungkin bisa dijadikan salah

satu alternatif pembiayaan karena sifatnya yang lebih fleksibel dibanding perbankan. Bila

semua aturan perbankan harus mengacu kepada aturan

Bank Indonesia, maka lembaga ventura (venture capital) mengacu pada aturan main

yang dikeluarkan dan ditetapkan oleh sebuah komite internal atau kalangan profesional yang

ditunjuk oleh para pemegang saham. Sehingga dimungkinkan produk kebijakan yang

dihasilkan akan menjadi lebih marketable dan aplicable.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa hal mendasar lain yang membedakan venture capital

dengan perbankan sebagai lembaga pembiayaan, yaitu:

1. Modal Ventura amat peduli terhadap bisnis mitra

Dalam tataran praktek, modal ventura menempatkan kelayakan usaha sebagai faktor yang

paling dominan dalam pengambilan keputusan pembiayaan. Suatu prospektus yang

ditinjau dari sisi perbankan tidak bankable, sangat mungkin dapat diupayakan untuk

memperoleh pembiayaan ventura selama usaha itu memang peasable.

2. Dalam beberapa kasus, terkadang Perbankan terkesan sama sekali tidak melihat proposal

kelayakan usaha. Asalkan agunan dan persyaratan administratif cukup dan usahanya

tampak berjalan baik, maka aplikasi kredit sudah barang tentu akan disetujui. Seandainya

pun suatu saat ternyata agunannya tidak mencukupi, maka serta merta nilai kredit akan

“disesuaikan” dengan nilai agunan yang ada. Dalam kasus ini, rencana cashflow usaha,

kebutuhan riil pengembangan usaha seperti yang tercantum dalam proposal tidak lagi

menjadi satu hal yang diprioritaskan.

Page 15: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

3. Berbeda dengan modal ventura, bila ternyata agunan yang disyaratkan tidak mencukupi

dengan nilai pengajuan, maka yang dilakukan adalah mengupayakan penambahan agunan

hingga sesuai persyaratan, atau melakukan review terhadap proposal kelayakan.

Tujuannya adalah untuk mengetahui secara pasti apakah bisnis akan tetap berjalan optimal

bila kapasitasnya dikurangi karena penurunan nilai pengajuan itu. Memang di satu sisi

terkesan malah menjadi bertele-tele, namun di sisi lain justru hal tersebut memberikan

gambaran kepada kita bahwa modal ventura sangat peduli dan berkepentingan terhadap

proposal bisnis yang realistis.

4. Pendekatan business partnership

Dalam bisnis apapun, resiko menjadi suatu hal yang lumrah. Selalu saja akan dijumpai,

baik yang sebelumnya telah diprediksi maupun di luar prediksi. Modal ventura lebih

menganggap UKM sebagai mitra. Sehingga ketika suatu saat bisnis mitranya mengalami

kendala atau permasalah, maka berbagai adjustment ataupun toleransi yang berkaitan

dengan berbagai kewajiban mitra sangat mungkin diupayakan secara bijak.

5. Tidak mengenal pembatasan sektoral

Bila Perbankan menjadikan negative list industries sebagai salah satu dasar pembatasan

sektoral dalam penyaluran kredit, maka di dalam khasanah modal ventura mestinya tidak

ada istilah pembatasan sektoral secara general.

6. Memiliki unsur pembinaan (business advisory)

Sebagai mitra, tak pelak lembaga ventura juga turut bertanggung jawab secara bersama

terhadap kelangsungan usaha pengusaha mitra, atau dikenal dengan istilah pengusaha

pasangan usaha (PPU). Konkritnya adalah lembaga ventura, melalui tenaga

profesionalnya, harus turut memberikan pengawasan, techical assistance, dan

pendampingan (advisory), walaupun mungkin hanya dalam batasan tertentu.

7. Suku bunga relatif amat stabil

Modal Ventura, sebagaimana lembaga keuangan non bank lainnya, tidak diperbolehkan

melakukan aktivitas pengumpulan dana dari masyarakat. Modal yang diperoleh hanya

berasal dari setoran pemegang saham yang rate-nya relatif tetap (fixed). Hal ini

berpengaruh langsung terhadap kebijakan tingkat suku bunga. Suku bunga menjadi tidak

terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi tingkat suku bunga pasar.

8. Fleksibel dalam mendesain model atau pola pembiayaan

Karena sifatnya yang fleksibel, lembaga ventura sangat mungkin menerbitkan berbagai

pola atau skim pembiayaan yang market driven. Selain pola bagi hasil, kita juga sering

mengenal istilah obligasi konversi, leasing, dan lain-lain.

Page 16: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang

mengandung resiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara

bahasa modal ventura (venture capital)  adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang

mengandung resiko.

Karakteristik Modal Ventura antara lain adalah:

1. Penyertaan modal berjangka waktu tertentu (10 tahun) dan bersifat sementara;

2. Bertujuan memperoleh return atas investasinya secara maksimal

3. Dapat disertai dengan keterlibatan dalam proses pengelolaan atau pemberian bantuan

teknis lainnya;

4. Pembiayaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kuat atau lemahnya kondisi

pengelolaan perusahaan.

Proses pembiayaan modal ventura dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu

1. Evaluasi atau negosiasi awal, yaitu evaluasi terhadap permohonan pembiayaan yang

diajukan calon PPU.

2. Pemeriksaan dan evaluasi lanjutan, yaitu evaluasi secara mendalam terhadap rencana

usaha yang diajukan oleh calon PPU.

3. Negosiasi penyelesaian akhir, yaitu pemeriksaan dan evaluasi atas calon PPU.

4. Pemantauan, yaitu terhadap kegiatan usaha dan perkembangan PPU, serta

5. Divestasi, dimana PMV melakukan penarikan kembali penyertaannya dengan cara yang

tepat dan lazim.

Modal ventura dapat dijadikan sebagai alternatif perolehan permodalan bagi UMK dimana

untuk memperoleh kredit atau pembiayaan lainnya yang relatif sulit. Modal ventura

memiliki berbagai kelebihan dan kelemahan dibanding dengan pembiayaan lainnya.

Perusahaan modal ventura merupakan lembaga yang sangat cocok bagi calon pengusaha

kecil dalam merealisasikan dan mengembangkan ide usahanya, ataupun membesarkan

usaha yang sudah berjalan.

Page 17: Makalah Hukum Lembaga Pembiayaan tahun 2014

Di Indonesia, peran modal ventura dalam pembiayaan kepada UKM tidak bisa dilepaskan

dari orientasi modal ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan (development

financing institution) yang menerapkan pembiayaan yang tetap mengindahkan cara

berusaha yang sehat. Peran lainnya, yang terutama, adalah membina UKM yang belum

bankable menjadi bankable (layak mendapat kredit).