14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan pengertian Pengantar Hukum Pajak dan Pengantar Perpajakan! 2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri pengenaan pajak! 3. Penerimaan negara terbesar berasal dari Pajak, apakah benar pemungutan pajak dilakukan semata- mata untuk mengisi kas negara? Jelaskan! 4. Jelaskan perbedaan sistem pemungutan pajak berdasar Self Assesment dengan Semi Self Assesment, serta sistem pemungutan pajak mana yang dianut oleh Indonesia? 5. Apa yang digambarkan Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Formal, serta bagaimana kaitan antara keduanya? Berikan contoh penerapannya! 6. Apa yang disebut dengan kekosongan hukum? Apa penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya? 7. Apa sebab diperlukan penafsiran hukum pajak, mana yang paling utama dan apa kelemahannya? 8. Apakah benar bahwa pemungutan pajak yang memberatkan pembayar pajak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat? Jelaskan!

Makalah Hukum Pajak Dan Pajak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar hukum pajak. perpajakan Indonesia

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan pengertian Pengantar Hukum Pajak dan Pengantar Perpajakan!2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri pengenaan pajak!3. Penerimaan negara terbesar berasal dari Pajak, apakah benar pemungutan pajak dilakukan semata-mata untuk mengisi kas negara? Jelaskan!4. Jelaskan perbedaan sistem pemungutan pajak berdasar Self Assesment dengan Semi Self Assesment, serta sistem pemungutan pajak mana yang dianut oleh Indonesia?5. Apa yang digambarkan Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Formal, serta bagaimana kaitan antara keduanya? Berikan contoh penerapannya!6. Apa yang disebut dengan kekosongan hukum? Apa penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya?7. Apa sebab diperlukan penafsiran hukum pajak, mana yang paling utama dan apa kelemahannya?8. Apakah benar bahwa pemungutan pajak yang memberatkan pembayar pajak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat? Jelaskan!9. Apakah juridiksi pemungutan pajak berdasar azas tempat tinggal yang dianut oleh negara yang berbeda dapat menimbulkan pajak berganda, jelaskan dengan memberikan contoh.10. Apakah benar pada reformasi perpajakan Indonesia tahun 1983 Undang-undang perpajakan Indonesia tersebut merupakan hasil Bangsa indonesia sendiri?

C. Tujuan1. Mengetahui perbedaan pengertian Pengantar Hukum Pajak dan Pengantar Perpajakan.2. Mengetahui ciri-ciri pengenaan pajak.3. Mengetahui fungsi pajak.4. Mengetahui perbedaan sistem pemungutan pajak berdasar Self Assesment dengan Semi Self Assesment, serta sistem pemungutan pajak yang dianut oleh Indonesia.5. Mengetahui hubungan dan penerapan Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak Formal.6. Mengetahui penyebab dan cara mengatasi kekosongan hukum.7. Mengetahui penyebab diperlukannya penafsiran hukum pajak.8. Mengetahui bahwa pemungutan pajak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.9. Mengetahui penerapan juridiksi pemungutan pajak berdasar azas tempat tinggal.10. Mengetahui kebenaran mengenai reformasi perpajakan Indonesia tahun 1983.

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan Pengertian Pengantar Hukum Pajak dan Pengantar Perpajakan B. Ciri-Ciri Pengenaan Pajak-Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang,-sifatnya dipaksakan,-tidak ada kontraprestasi/imbalan yang langsung dirasakan oleh pembayar pajak,-pemungutan pajak dilakukan oleh negara, baik pemerintah pusat maupun daerah, dan-pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi kepentingan masyarakat umum.C. Fungsi PajakTidak, karena fungsi pajak ada 5, yaitu fungsi budgeter, reguleren, demokrasi, redistribusi, dan stabilitas. Mengisi kas negara merupakan fungsi budgeter. Fungsi budgeter adalah fungsi yang letaknya di sektor publik, yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.Sedangkan fungsi yang lainnya adalah sebagai berikut:Fungsi reguleren adalah suatu fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Dalam hal ini, pajak berfungsi sebagai alat pengatur keadaan sosial dan ekonomi. Salah satu contohnya, yaitu adanya pengenaan pajak dengan tarif yang tinggi untuk PPnBM.Fungsi demokrasi dari pajak adalah suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong royong dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia. Fungsi demokrasi pada masa sekarang ini sering dikaitkan dengan hak seseorang dalam memperoleh pelayanan dari pemerintah. Apabila seseorang telah melakukan kewajiban membayar pajak kepada Negara sesuai ketentuan yang berlaku, maka ia mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah. Bila pemerintah tidak memberikan pelayanan yang baik, pembayar pajak bisa melakukan protes (complaint) terhadap pemerintah.Fungsi redistribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyrakat. Hal ini dapat terlihat misalnya dengan adanya tarif progresif pada undang-undang pajak yang mengenakan pajak lebih besar kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan besar dan pajak yang lebih kecil kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih sedikit (kecil).Fungsi stabilitas yaitu dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehinggadapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

Self AssesmentSemi Self Assesment

Pejabat pajak hanya bersifat pasif dan wajib pajak bersifat aktif dalam menentukan jumlah pajak yang wajib dibayar lunas oleh wajib pajak kepada negaraPejabat pajak dan wajib pajak bersifat aktif dalam menentukan jumlah pajak yang wajib dibayar lunas oleh wajib pajak kepada negara

Keaktifan wajib pajak adalah untuk menghitung, memperhitungkan, melaporkan, dan menyetor jumlah pajak yang terutang. wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang untuk tahun berjalan sebagai angsuran yang disetor sendiri.

Pejabat pajak tidak terlibat dalam pennentuan jumlah pajak yang terutang wajib pajak, melainkan hanya mengarahkan cara (memberikan bimbingan) bagaimana wajib pajak memenuhi kewajiban dan menjalankan hak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan agar tidak terjadi pelanggaran hukum.

Pejabat pajak menentukan kembali jumlah pajak yang sebenarnya, berdasarkan data yang disampaikan oleh wajib pajak. Pejabat pajak, dalam hal ini, bertindak sebagai pengawas terhadap wajib pajak untuk menilai sejauh mana kejujuran wajib pajak dalam melaporkan jumlah pajak yang terutang.

D. Sistem Pemungutan PajakIndonesia menganut sistem self assesment.

E. Hubungan dan Penerapan Hukum Pajak Material dan Hukum Pajak FormalHukum pajak material menggambarkan subjek pajak, objek pajak, cara menghitung pajak, pelunasan pajak dalam waktu berjalan, kredit pajak, pelunasan kekurangan pembayaran pajak, ketentuan lain-lain, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup. Contoh hukum pajak material antara lain UU PPh dan UU PPN. Hukum pajak formal menggambarkan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan, cara-cara pembayaran pajak, penetapan dan ketetapan pajak, penagihan pajak, keberatan dan banding, pembukuan, ketentuan khusus, ketentuan pidana, penyidikan, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup.Hubungan hukum pajak formal dengan hukum pajak material adalah hukum pajak memuat tata cara pengimplementasian hukum pajak material. Ketiadaan hukum pajak formal menyebabkan hukum pajak material tidak dapat dilaksanakan oleh wajib pajak atau fiskus tidak dapat melakukan pengawasan (law enforcement).Contoh penerapannya yaitu pelaksanaan hukum pajak formal membuat pajak terutang dalam hukum pajak material dapat direalisasikan menjadi penerimaan negara.

F. Penyebab dan Cara Mengatasi Kekosongan HukumKekosongan Hukum adalah keadaan di mana terdapat kekosongan atau ketiadaan peratuaran perundang-undangan (hukum) yang mengatur tata tertib (tertentu) dalam masyarakat.Hal ini dapat disebabkan oleh banyak hal salah satunya yaitu belum dibuatnya peraturan yang mengatur tentang suatu keadaan atau walaupun sudah diatur tetapi terdapat ketidak jelasan atau tidak lengkap. Kekosongan hukum mengakibatkan kekacaun hukum yang mengatur masyarakat.Cara mengatasinya dengan melakukan yurisprudensi (keputusan hakim terdahulu), konstruksi hukum (membuat atau membentuk UU baru dan penemuan hukum oleh hakim dengan melakukan penafsiran hukum).

G. Penyebab Diperlukannya Penafsiran Hukum PajakPenafsiran hukum pajak diperlukan karena terdapat kata atau bahasa dalam undang-undang tidak jelas/kurang dimengerti (sehingga harus disesuaikan dengan bahasa masyarakat), agar tercipta kesinambungan antara pelaksana hukum dan masyarakat, sehingga terwujud keadilan menurut hukum.Penafsiran hukum pajak yang paling utama adalah penafsiran otentik. Kelemahan dari penafsiran otentik yaitu, ada penjelasan di beberapa pasal dalam undang-undang yang berbunyi cukup jelas, padahal belum tentu semua orang paham dengan pasal yang dimaksud.

H. Pemungutan Pajak dapat Meningkatkan Kesejahteraan RakyatApabila pajak tinggi maka penerimaan negara dan APBN akan bertambah. APBN tersebut akan digunakan untuk memenuhi roda pemerintahan dan meningkatkan perekonomian, pendidikan, kesehatan, serta kebutuhan negara lainnya dalam hal kesejahteraan masyarakat. Sehingga dengan meningkatnya APBN maka kesejahteraan rakyat akan meningkat.

I. Penerapan Juridiksi Pemungutan PajakContohnya, seseorang kewarganegaraan Singapura yang menganut azas domisili, kemudian ia pergi ke Indonesia yang menganut azas domisili, maka ia terlepas dari kewajiban perpajakan dari singapura. Jika ia berada di Indonesia selama lebih dari 183 hari ia akan dikenakan pajak di Indonesia. Sehingga orang ini dikenakan pajak di negara Indonesia saja, dan tidak timbul pajak berganda.

J. Kebenaran Reformasi Perpajakan Indonesia Tahun 1983Tidak benar karena reformasi pajak tahun 1983 masih mengadopsi Ordonansi Belanda.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanB. SaranDari penjelasan diatas, dapat kita ketahui pengertian pajak dan hukum pajak. Semoga dengan adanya pengetahuan mengenai pajak, seluruh aparat negara dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik.begitu juga dengan masyarakat luas, semoga kesadaran untuk membayar pajak dapat meningkat. Sehingga penerimaan negara semakin bertambah. Karena pajak itu sendiri digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Kami selaku penulis makalah meminta maaf serta mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi terciptanya sebuah makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

---. Pajak. http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak, diakses pada Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 09.59 WIB---. Pengertian Pajak dan Hukum Pajak. http://satudpajak2011.blogspot.com/2012/07/pengertian-pajak-dan-hukum-pajak.html, diakses pada Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 09.15 WIB Zulvina, Susi. 20011. Pengantar Hukum Pajak. Jakarta.