20
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Membran Hyalin Disease, juga dikenal sebagai Respiratory Distress Syndrome (RDS), adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur, khususnya yang lahir pada usia kehamilan < 36 minggu. Membran Hyalin Disease, yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas, (tipe pernapasan dispnea / takipnea, dan sianosis) yang menetap atau menjadi progresif dalam 48 – 96 jam pertama kehidupan atau setelah kelahiran. Hyaline Membrane Disease merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi baru lahir. Frekuensinya meningkat pada ibu yang diabetes, kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu, kehamilan dengan lebih dari 1 fetus, kelahiran dengan operasi caesar, kelahiran yang dipercepat, asfiksia, stress dingin, dan riwayat bayi terdahulu mengalami HMD. Pada ibu diabetes, terjadi penurunan kadar protein surfaktan, yang menyebabkan terjadinya disfungsi surfaktan. Selain itu dapat juga disebabkan pecahnya ketuban untuk waktu yang lama serta hal-hal yang menimbulkan stress pada fetus seperti ibu dengan 1

MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Membran Hyalin Disease, juga dikenal sebagai Respiratory Distress Syndrome

(RDS), adalah penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi prematur, khususnya yang

lahir pada usia kehamilan < 36 minggu.

Membran Hyalin Disease, yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan yang

terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas, (tipe

pernapasan dispnea / takipnea, dan sianosis) yang menetap atau menjadi progresif

dalam 48 – 96 jam pertama kehidupan atau setelah kelahiran.

Hyaline Membrane Disease merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi

baru lahir. Frekuensinya meningkat pada ibu yang diabetes, kelahiran sebelum usia

kehamilan 37 minggu, kehamilan dengan lebih dari 1 fetus, kelahiran dengan operasi

caesar, kelahiran yang dipercepat, asfiksia, stress dingin, dan riwayat bayi terdahulu

mengalami HMD. Pada ibu diabetes, terjadi penurunan kadar protein surfaktan, yang

menyebabkan terjadinya disfungsi surfaktan. Selain itu dapat juga disebabkan pecahnya

ketuban untuk waktu yang lama serta hal-hal yang menimbulkan stress pada fetus

seperti ibu dengan hipertensi / drug abuse, atau adanya infeksi kongenital kronik.

2. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian HMD atau RDS

2. Untuk mengetahui Penyebab, Tanda dan Gejala HMD atau RDS

3. Untuk mengetahui Patofisiologi HMD atau RDS

4. Untuk mengetahui Klasifikasi HMD atau RDS

1

Page 2: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI

Hyaline Membrane Disease (HMD) atau penyakit membrane hialin, biasanya

terjadi karena pada penyakit ini selalu di temukan di membrane hialin yang melapisi

alveoli. Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama Respiratory distress

syndrome (Sindrom gawat nafas) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi

pernafasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan

dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru. (Surasmi, 2003).

Sindrom gawat nafas atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada neonatus

yang juga disebut sebagai Hyaline Membrane Dosease (HMD), merupakan suatu

penyakit paru-paru akut pada neonatus yang disebabkan karena kekurangan surfaktan,

terutama bayi premature, dimana suatu membran yang tersusun atas protein dan sel-sel

mati melapisi alveoli (kantung udara tipis dalam paru-paru) sehingga membuat

kesulitan untuk terjadinya pertukaran gas (Anik, 2009)

Respiratory Distress Syndrom, (RDS) ialah kumpulan gejala yang terdiri dari

dispnoe atau hipernoe. dengan frekuensi pernafasan lebih dari 60 kali/menit, sianosis,

rintihan dan ekspirasi dan kelainan otot-otot pernafasan pada inspirasi (Arief ZR,2009).

2. ANATOMI

Alveolus adalah yaitu tempat pertukaran udara di dalam paru-paru.

Alveolus tersusun dari jaringan ikat

elastic (sehingga dapat elastic) dan

selapis epitel gepeng (sehingga biss

berguna untuk pertukaran gas.

2

Page 3: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Alveolus mengembang dan menampung udara yang diserap saat pernapasan dan

mentransfer oksigen dari udara tersebut ke dalam peredaran darah. Pemindahan oksigen

ini dimungkinkan karena alveolus menempel pada kapiler-kapiler (pembuluh darah

kecil) yang juga berlapis epitel gepeng.

Dalam alveolus terdapat sel yang bernama makrofag yang berfungsi memakan

benda asing yang berasal dari udara pernapasan (yang tidak berhasil “ditangkap” oleh

silia yang ada di bronkus).

Ket. Gambar sebelah kiri Alveolus Normal dan sebelah kanan Alveolus Collaps

Alveolus mempunyai kecenderungan untuk collapse atau mengkerut

karena surface tension (tegangan permukaan) yang terdapat pada alveolus sehingga

alveolus tidak mengalami collapse. ada 2 faktor yang membuat alveolus tidak collaps :

1. Pertama, Alveolus menghasilkan Surfaktan. Surfaktan adalah zat cair yang

menahan permukaannya agar tidak Collaps. Jika ada bayi yang lahir prematur,

resikonya sangat besar dan bermasalah pada pernapasan karena sel-sel

alveolusnya belum cukup matang untuk menghasilkan surfaktan yang memadai.

2. Kedua, Kantung alveolus (alveolar sac) berbentuk kantung bulat seperti balon,

berkumpul mirip seperti anggur (alveolar duct). Jadi jika kantung alveolus

kekurangan surfaktan dan cenderung mengkerut, Surfaktan akan menarik

kantung alveolus yang lain untuk meregang. Karena yang Surfaktan mempunyai

tegangan permukaan (surface tension) yang cenderung menarik Alveolus

Collaps, jadi Alveolar sac akan meregang dan cenderung menjaga bentuknya.

3

Page 4: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Hal ini yang membuat Surfaktan juga cenderung menahan alveolus yang tadinya

akan Collaps karena kurang surfaktan, tidak jadi Collaps dan bisa tetap terjaga

bentuknya.

3. ETIOLOGI

Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu,

faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.

Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, maupun penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu

pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan lain-

lain.

Faktor plasenta meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta

kecil, plasenta tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya.

Faktor janin atau neonatus meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit

leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan

kongenital pada neonatus dan lain-lain.

4. PATOFISIOLOGI

Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya Respiratory distress syndrome pada

bayi prematur disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga sulit berkembang,

pengembangan kurang sempurna karena dinding thorak masih lemah, produksi

surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfakatan mengakibatkan kolaps pada

alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku.

Hal tersebut menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan

paru (compliance) menurun 25% dari normal, pernapasan menjadi berat, shunting

intrapulmonal meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang

menyebabkan asidosis respiratorik. Telah diketahui bahwa surfaktan mengandung 90%

fosfolipid dan 10% protein, lipoprotein ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan

dan menjaga agar alveoli tetap mengembang

4

Page 5: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Secara makroskopik, paru-paru tampak tidak berisi udara dan berwarna kemerahan

seperti hati. Oleh sebab itu paru-paru memerlukan tekanan pembukaan yang tinggi

untuk mengembang. Secara histology, adanya Atelektasis yang luas dari rongga udara

bagian distal menyebabkan udem intestisial dan kongesti dinding alveoli sehingga

menyebabkan dequamasi dari epithel sel alveoli type II.

Dilatasi duktus alveoli, tetapi alveoli menjadi tertarik karena adanya defisiensi

surfakatan ini. dengan adanya atelektasis yang progresif dengan barotraumas atau

volutrauma dan toksisitas oksigen, menyebabkan kerusakan pada endothelial dan

epithelial sel jalan nafas bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin

yang berasal dari darah.

Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah

lahir. Epithelium mulai membaik dan surfakatan mulai dibentuk pada 36-72 jam setelah

lahir. Proses penyembuhan ini adalah komplek, pada bayi yang immature dan

mengalami sakit yang berat dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan chorioamnionitis

sering berlanjut menjadi Bronchpulmonal Displasia (BPD). Gambaran radiologi tampak

adanya retikogranular karena atelektasis, dan air bronchogram. Gejala klinis yang

progesif dari Resirasi Dystress Syndroma adalah : Takipnea diatas 60x/menit, Grunting

ekspirator, subcostal dan interkostal retrakasi, Cyanosis, Nasal faring.

Pada Bayi ektremely premature (berat badan lahir sangat rendah) mungkin dapat

berlanjut apnea, dan atau hipotermi. Pada Respirasi Dystress Syndroma yang tanpa

komplikasi maka surfaktan akan tampak kembali dalam paru pada umur 36-48 jam.

Gejala dapat memburuk secara bertahap pada 24-36 jam pertama. selainjutnya bila

kondisi stabil dalam 24 jam maka akan membaik dalam 60-72 jam. Dan sembuh pada

akhir minggu pertama.

5. KLASIFIKASI

Sindrom gawat nafas/ Respiratory Distress Syndrome (RDS) dikelompokkan

sebagai berikut:

5

Page 6: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Syndrom gawat nafas Klasik/Clasik Respyratory distress syndrome

Thoraks/dada berbentuk seperti bel disebabkan karena kekurangan aerasi

(underaration). Volume paru-paru menurun, parenkhim paru-paru memiliki pola

retikulogranuler difusi, dan terdapat gambaran broncho gram udara yang meluas

ke perifer.

Sindrom Gawat Nafas Sedang-Berat/Moderately severe Respiratory Distress

Syndrome

Pola retikulogranuler lebih menonjol dan terdisribusi lebih merata. Paru-paru

hypoaerated. Dapat dilihat pada bronkhogram udara meningkat.

Sindrom Gawat Nafas Berat/ Severe Respiratory Distress Syndrome

Terdapat retikulogranuler yang berbentuk opaque pada kedua paru-paru area

cystic pada paru-paru kanan bisa manunjukan alveoli yang berdilatasi atau

empisema interstitial pulmonal dini.

6. GEJALA KLINIS

Bayi penderita penyakit membran hialin biasanya bayi kurang bulan

yang lahir dengan berat badan antara 1200 – 2000 g dengan masa gestasi antara

30 – 36 minggu. Jarang ditemukan pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500

g dan masa gestasi lebih dari 38 minggu. Gejala klinis biasanya mulai terlihat

pada beberapa jam pertama setelah lahir terutama pada umur 6 – 8 jam.

Gejala karakteristik mulai timbul pada usia 24 – 72 jam dan setelah itu

keadaan bayi mungkin memburuk atau mengalami perbaikan. Apabila membaik

gejala biasanya menghilang pada akhir minggu pertama.

Gangguan pernafasan pada bayi terutama disebabkan oleh atalektasis

dan perforasi paru yang menurun. Keadaan ini akan memperlihatkan keadaan

klinis seperti :

1.Dispnea atau hiperpnea.

2.Sianosis.

6

Page 7: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

3.Retraksi suprasternal, epigastrium, intercostal.

4.Rintihan saat ekspirasi (grunting).

5.Takipnea (frekuensi pernafasan > 60 x/menit).

6.Melemahnya udara napas yang masuk ke dalam paru.

7.Mungkn pula terdengar bising jantung yang menandakan adanya duktur

arteriosus yang paten yang disertai pula timbulnya.

8.Kardiomegali.

9.Bradikardi (pada PMH berat).

10.Hipotensi.

11.Tonus otot menurun.

12.Edem.

7. TANDA DAN GEJALA

1. Pernafasan dangkal (Takipneu)

adalah pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya

didefinisikan lebih dari 60 hembusan per menit

2. Sianosis

Sianosis (cyanosis) adalah warna kulit dan membran mukosa

kebiruan atau pucat karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah.

Kondisi ini terutama mencolok di bibir dan kuku. Sianosis dapat muncul

dalam berbagai kondisi medis di mana konsentrasi oksigen darah rendah,

misalnya pada penyakit paru-paru, kelainan jantung dan di daerah

geografis yang tinggi.

3. Pucat

4. Kelelahan

5. Apneu dan pernafasan tidak teratur

7

Page 8: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Apnea biasanya terjadi karena adanya sumbatan pada saluran

napas atau karena sistim saraf pusat tempat mengontrol pernapasan

belum berkembang dengan sempurna. Bayiyang mengalami apnea tidak

bernapas spontan. Kulit pada daerah mulut pun tampak

kebiruan. Bayi bisa berhenti bernapas selama 15 detik lalu bernapas lagi.

Apnea lebih sering terjadi pada bayi prematur atau bayi yang memiliki

down syndrome. 

6. Penurunan suhu tubuh

7. Pernafasan cuping hidung

8. FAKTOR RESIKO

Meskipun sebagian besar bayi dengan penyakit Membran Hialin (HMD) adalah

bayi premature (Anik,2009). Terdapat faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan

timbulnya penyakit ini, seperti:

Bayi Caucasian atau bayi laki-laki

Bayi yang lahir sebelumnya juga mengalami HMD

Persalinan Sectio Caesaria

Asfiksia perinatal

- Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara

spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,

umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat

hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat,

atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah

persalinan.

- Etiologi / Penyebab Asfiksia

Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan

sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi

8

Page 9: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin

yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir.

Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya

asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan

bayi berikut ini:

A. Faktor ibu

Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)

Partus lama atau partus macet

Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)

Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

B. Faktor Tali Pusat

Lilitan tali pusat

Tali pusat pendek

Simpul tali pusat

C. Faktor Bayi

Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,

ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)

Kelainan bawaan (kongenital).

Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).

Stress dingin/ cold stress

- Suatu kondisi yang menekan produksi surfaktaan.

Infeksi perinatal

Kelahiran Kembar

- Bayi-bayi yang dilahirkan kembar biasanya prematur.

Bayi dari ibu yang menderita Diabetes Melitus

- Terlalu banyak insulin dalam sistem tubuh bayi yang disebabkan karena

diabetes pada ibu dapat memperlambat produksi surfaktan.

9

Page 10: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Bayi dengan kelainan jantung PDA (Patent ductus Arteriosus)

 Pada prematuritas :

1)   Produksi surfaktan masih sedikit (defisiensi surfaktan). Komponen utama

surfaktan adalah lesitin, yang terdiri dari cytidine diphosphate cholin (C.D.P

cholin) dan phosphatidyldimethy etanolamine (P.M.D.E).

2)   Surfaktan diproduksi oleh sel ponemosit tipe II yang dimulai tumbuh pada

gestasi 22-24 minggu, mulai aktif pada gestasi 24-26 minggu.

3)   Surfaktan mulai berfungsi pada masa gestasi 32-36 minggu

4)   Rasio lesitin/spingomielin dalam cairan amnion.

9. KOMPLIKASI

Bayi-bayi dengan penyakit Membran Hialin (HMD)/ syndrome Gawat Nafas

Kadang-kadang dapat mengalami komplikasi penyakit atau masalah sebagian efek

samping dari tindakan. Beberapa komplikasi yang berhubungan dengan Penyakit

Membran Hialin (HMD) adalah:

Bocornya udara pada jaringan paru-paru, seperti :

Pneumomediastinum-bocornya udara ke dalam mediatinum (ruang dalam

rongga thorak dibelakang sternum dan antara dua kantung pleura yang melapisi

paru-paru).

Pneumothoraks-bocornya udara ke dalam ruang antara dinding dada dan

jaringan paling luar dari paru-aparu.

Pneumoperikardium-bocornya udara kedalam lambung katung sekitar jantung.

Pulmonary Interstitial Emphysema (PIE)-bocornya udara sehingga terperangkap

diantara alveoli, suatu kantung udara tipis pada paru-paru.

Penyakit paru-paru kronik, kadang-kadang disebut “Bronhopulmonary

dysplasia”.

10

Page 11: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

10. PENCEGAHAN

a. Mencegah kelahiran prematur

Yang terpenting adalah mencegah prematuritas, seperti menghindari

operasi caesar yang tidak perlu, penanganan yang baik dari kehamilan dan

persalinan yang berisiko tinggi.

Menurut Goldenberg, hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

kelahiran prematur adalah, , ibu yang terlalu lelah selama kehamilan, dan ibu

mengalami anemia.

b. Antibiotik untuk ibu

Pemberian antibiotik untuk prematur preterm rupture of membrane

(ketuban pecah sebelum waktu, usia kehamilan < 37 minggu) dan prematur

rupture of membran (ketuban pecah dini, usia kehamilan sudah 37minggu),

namun tidak berpengaruh terhadap kematian perinatal.

11. PENATALAKSANAAN

Beberapa alasan yang dikemukakan tentang tidak diberikannya surfaktan

pada saat bayi prematur lahir (sebagai profilaksis) karena dianggap memberikan

surfaktan yang tidak perlu pada beberapa bayi yang tidak terkena RDS , disamping

itu harganya mahal sehingga sebaiknya digunakan bila memang benar diperlukan.

Beberapa uji coba klinik menyatakan bahwa pemberian surfaktan dini mungkin

dapat membahayakan sehingga hanya diberikan pada RDS yang berat. Ada juga

yang berpendapat bahwa pemberian surfaktan segera setelah bayi prematur lahir

dapat mempengaruhi resusitasi dan stabilisasi bayi. Bila pemberian surfaktan sama

efektifnya jika diberikan beberapa jam setelah lahir, maka pemberian surfaktan dini

yaitu segera setelah lahir menjadi tidak relevan.33

11

Page 12: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Cochrane meta analysis ( Soll and Morley, 2003 ) menyatakan bahwa

yang disebut terapi profilaksis bila surfaktan diberikan pada waktu pertolongan

pertama pada bayi prematur yang baru lahir melalui endotrakheal tube.

Sedangkan sebagai terapi bila surfaktan diberikan beberapa jam setelah lahir

atau setelah ada gejala RDS . Pemberian surfaktan profilaksis dapat menurunkan

angka kematian, dan pneumothorax tetapi mempunyai efek yang ringan pada

komplikasi yang lain pada bayi prematur. Yost dan Soll, 2003 menyatakan

bahwa ada data yang menunjang tentang pemberian awal (profilaksis) lebih baik

daripada pemberian yang lebih lambat

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

12

Page 13: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Membran Hyalin adalah penyebab yang paling umum dari gangguan

pernapasan pada bayi prematur, Gangguan nafas ini merupakan sindrom yang terdiri dari satu

atau lebih gejala sebagai berikut : pernafasan cepat >60 x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan

atau tanpa sianosis pada udara kamar. Hal ini paling sering terjadi pada bayi yang lahir pada

kurang dari 28 minggu kehamilan dan mempengaruhi sepertiga dari bayi yang lahir

pada minggu ke 28-34 kehamilan, tetapi terjadi kurang dari 5% dari bayi yang lahir

setelah 34 minggu. RDS lebih sering terjadi pada anak laki-laki, dan insidennya sekitar

enam kali lebih tinggi pada bayi yang ibunya menderita diabetes, karena kematangan

paru tertunda meskipun macrosomia (bayi besar).

DAFTAR PUSTAKA

Sadler, T.W. 2013. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta : EGC

Hassan. R, dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI :

Jakarta

13

Page 14: MAKALAH-Hyalin Membran Disease ASLI print.docx

Asril. Aminullah. 1985. Gangguan Pernapasan, dalam Rusepno Hassan & Husein

Alatas (editor), Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Jakarta

Asril Aminullah & Arwin Akib.1991. Penyakit membran Hialin, dalam Markum

(editor), Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak

FKUI, Jakarta

14