Upload
yasheive-saadi
View
3.197
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD)MANUSIA DAN LINGKUNGAN
KELOMPOK 7Disusun oleh :
1. Leni Saputri 2. Miftahur Rohmah
3. Miftakhu Rokhimatu K.4. M. Asad Abdullah5. Nani Suparti6. Novi LestariKelas/Semester : D/I
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS (PBI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemampuan kepada penulis, sehingga dapat
menyusun makalah tentang Manusia dan Lingkungan ini dengan lancar. Sholawat dan salam
semoga tetap dilimpahcurahkan kepada Khotimul Anbiya Wal Mursalin yakni Nabi
Muhammad SAW. Sebagai Uswatun Hasanah bagi umat semesta alam.
Makalah ini disusun untuk dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, tentunya masih banyak
kekurangan, baik dari segi materi yang dipaparkan maupun dalam kesempurnaan sistematika.
Selanjutnya dengan kerendahan hati, penulis berharap kepada para pembaca agar
memberikan koreksi apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki
penulisan makalah dimasa yang akan datang.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah ini. Semoga amal baik semua pihak dibalas oleh Allah SWT. dengan
balasan yang berlipat ganda. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.
Metro, 12 Desember 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman judul.................................................................................................................Kata pengantar................................................................................................................Daftar isi..........................................................................................................................Bab I Pendahuluan
A. Latar belakangB. Rumusan masalahC. Tujuan masalah
Bab II Landasan Teori
A. Hakikat dan makna lingkungan bagi manusiaB. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusiaC. Problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakatD. Isu – isu tentang persoalan lintas budaya dan bangsa
Bab III Pentup
A. KesimpulanB. Saran
Bab IV Daftar isiLampiran
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar belakangLingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih
kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006). Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya. Lingkungan amat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatankan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia,
karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan memiliki hubungan dengan
manusia. lingkungan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan
manusia akan mempengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Faktor lingkungan
(tanah,iklim,topografi,sumber daya alam) dapat menjadi pra kondisi bagi sifat dan perilaku
manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Manusia pun dapat mempengaruhi lingkungan demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
B. Rumusan masalah1. Apa hakikat dan makna lingkungan bagi manusia?2. Bagaimana kualitas lingkungan dan penduduk terhadap kesejahteraan?3. Apa saja problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat?4. Apa saja isu-isu penting persoalan lintas budaya dan bangsa?
C. TujuanMengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi manusia, dapat menjelaskan materi
lingkungan dan manusia dan menambah wawasan.
BAB IILANDASAN TEORI
A. Hakikat dan makna lingkungan bagi manusia
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya. Pada
mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian barulah manusia
berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah berusaha pula mengubah
lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan. Dari sinilah lahir peradaban –istilah
Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan
mendukung kehidupannya. Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati
sungai yang membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan
keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan
yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi, 2006).
Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, manusia tidak
mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Lingkungan amat penting
bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang
mendiaminya.
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk kebutuhan dan
kebahagiaan hidup.
Selain itu ada pula peranan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui cara
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan
2. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.
3. Menumbuhkan ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial.
4. Memberikan saran dan pendapat.
5. Menyampaikan informasi dan / atau menyampaikan laporan.
B. Kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan manusia
1. Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan
Berdasarkan uraian sebelumnya bahwa ada hubungan yang erat antara lingkungan
dengan manusia. Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi manusia dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan
agar manusia dapat hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup.
Dengan demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemnafaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup.
Pengelolaan lingkungan memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang
dan yang akan datang.
e. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh mansusia adalah bagaimana manusia melakukan
berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara kualitas lingkungan juga semakin
baik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia,
yaitu meningkatkan kesejahteraan.
Undang-undang No. 23 1997 tentang Pengelolaaan Lingkungan Hidup yang mengatur hak,
kewajiban, dan peran warga negara perihal pengelolaan ini. Hak, kewajiban, dan peran itu
sebagai berikut:
a. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
b. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran
dalam pengelolaan lingkungan hidup. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam
rangka pengelolaan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah
dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
d. Setiap yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup.
e. Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Di negara, penduduk merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal
dasar atau set pembangunan, penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan, tetapi juga
merupakan pelaku pembangunan. Mereka adalah subjek dan objek dari pembangunan negara.
Pembangunan pada dasarnya dilakukan oleh penduduk negara dan ditujukan untuk kebutuhan
dan kesejahteraan penduduk yang bersangkutan.
Hal yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi:
a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan
kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran,
perataan, dan pertimbangan penduduk ditiap wilayah negara.
Perubahan lingkungan sebagai akibat tindakan manusia tidak jarang memberikan dampak
negatif, yaitu kerusakan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup tidak hanya
meniadakan daya dukung lingkungan itu sendiri, tetapi juga memberi resiko bagi kehidupan
manusia. Kerusakan lingkungan hidup merupakan problematika besar yang dialami umat
manusia sekarang ini. Bahkan, isu tentang lingkungan hidup merupakan satu dari tiga isu
global dewasa ini, yaitu isu tentang HAM, demokrasi, dan lingkungan.
Beberapa problema lingkungan hidup dewasa ini antara lain:
1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara, pencemaran air,
pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan kebakaran hutan.
3. Erosi dan Banjir.
4. Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai.
5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca.
6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal-gatal, batuk, infeksi
saluran pernapasan, diare, dan tipes.
Beberapa masalah yang berkaitan dengan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup:
1. Terus menurunya kondisi hutan Indonesia
2. Kerusakan daerah aliran sungai
3. Habitat ekosistem pesisir dan laut semakin rusak
4. Citra pertambangan yang merusak lingkungan
5. Tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati
6. Pencemaran air semakin meningkat
7. Kualitas udara semakin menurun, khususnya di kota-kota besar
C. Problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
1. Interaksi dalam Lingkungan Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut
hubungan timbal balik antara perorangan, antara kelompok manusia dalam bentuk
akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian.
Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan usaha pendekatan pertemuan fisik dan mental. Kontak sosial dapat bersifat primer
(face to face) dan dapat berbentuk sekunder (melalui media perantara, koran, radio, tv, dan
lain-lain). Komunikasi merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lain. Tanpa
komunikasi tidak mungkin terjadi interaksi sosial. Komunikasi bisa berbentuk lisan, tulisan,
atau simbol lainnya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), akomodasi
(accomodation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict).
2. Pranata dalam Lingkungan Sosial
Pranata sosial (dalam bahasa Inggris Istilahnya institution) menunjuk pada sistem
pola-pola resmi yang dianut suatu warga masyarakat dalam berinteraksi (Koentjaraningrat,
1996). Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tinakan berpola
mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam kehidupan masyarakat.
3. Problema dalam Kehidupan Sosial
Problema sosial merupakan persoalan kareba menyangkut tata kelakuan yang
abnormal, amoral, berlawanan dengan hukum, dan bersifat merusak. Sesuai dengan
faktor-faktor penyebabnya, maka problema sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Soerjono Soekanto, 1982):
a. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan pengangguran.
b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.
c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan disorganisasi.
d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan, kenakalan anak,
konflik ras, dan konflik agama.
D. Isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa
1. Isu tentang Lingkungan
a. Kekurangan Pangan.
b. Kekurangan Sumber Air Bersih.
c. Polusi atau pencemaran.
d. Perubahan Iklim.
2. Isu tentang Kemanusiaan
a. Kemiskinan.
b. Konflik atau Perang.
c. Wabah Penyakit.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan memiliki
karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya. Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat
berhubungan erat, manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada
lingkungan. Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup
sejahtera. Dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan lingkungan, ada kalanya
mengalami suatu problem atau masalah. Problematika lingkungan sosial budaya yang
dihadapi masyarakat bisa berupa dalam hal: interaksi dalam lingkungan sosial, pranata dalam
lingkungan sosial, dan problema dalam kehidupan sosial. Isu-isu penting persoalan lintas
budaya dan bangsa dibagi menjadi dua, yaitu isu tentang lingkungan (kekurangan pangan,
kekurangan sumber air bersih, polusi atau pencemaran, dan perubahan iklim), dan isu tentang
kemanusiaan (kemiskinan, konflik atau perang, wabah penyakit).
B. Saran
Kepada masyarakat yang sudah membaca dan memahami makalah ini, ada beberapa saran
yang kami sampaikan: manusia sangat berhubungan dengan lingkungan, oleh karena itu
manusia harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya, selain itu manusia harus
mampu menjaga eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain di lingkungannya,
manusia juga memiliki problema dalam kehidupannya sehingga manusia dituntut untuk
mampu menangani problema tersebut.
BAB IVDAFTAR PUSTAKA
Bambang S. Mintargo. 1986. Manusia dan Nilai Budaya. Jakarta: Universitas Trisakti. http://pendidikan-emaagustina.blogspot.com/2011/05/bab-8-manusia-dan-lingkungan.htmlhttp://stkip.files.wordpress.com/2011/05/isbd.pdfhttp://sayoudancity.blogspot.com/2012/03/makalah-isbd.html
MAKALAH (ISBD) tentang Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Ilmu Sosial Budaya DasarTentangManusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Disusun oleh :
REFKI PUTRA
JURUSAN SYARI’AH PRODI EKONOMI ISLAMSEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM NEGERI (STAIN)SJEHCH M. DJAMIL DJAMBEKBUKITTINGI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk individu yaitu manusia hanya bergelut dengan perasaannya
sendiri sedang menurut makhuk sosial ia selalu mengdakan hubungan dengan manusia
lainnya. Dalam kehidupannya manusia tidak akan bisa hidup sendiri karna ia tidk bi
mnghasilkan/ memenuhi kebutuhan hidup sendiri tampa ada bantuan orang lain.
Rumusan Masalah
1. Apa fungsi manusia sebagai makhluk individu?
2. Apa saja peranan manusia sebagai makhluk sosial?
Batasan Masalah
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Alloh dengan sesempurna bentuk. Maka
dalam peranan hidupnya manusia memiliki dua peranan yatu sebagai makhluk inividu dan
sebagai makhluk sosial.
Tujuan
Makalah ini merupakn salah satu bentuk tugas terstruktur dalam matakuliah ilmu
sosial budaya dasar (ISBD)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia sebagai makhluk individu
Individu dalam konsep sosiologi berarti manusia perorangan sebagai lawan dari manusia
berkelompok. Yang dimaksut manusia perorangan bukanlah perorangan dalam jasmaniah
tetapi dalam kerohanianya .[1]
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu
dalam suatu masyarakat biasanya ditandai oleh perilaku individu yang berusaha menempat
kan dirinya dihadapan individu individu lainnya yang telah mempunyai pola perilaku sesuai
dengan norma norma dan kebudayaan setempat merupakan bagiannya. Individu akan
berusaha menurut koentjaraningrat unsur unsur kepriadian meliputi pengetahuan, persaan,
dan dorongan naluri.
Unsur dorongan naluri tidak kalah pentingnya untuk di pahami. Dorogan naluri adalah
sesuatu yang selalu ada pada setiap manusia atau dengan kata lain merupakan sumber bahwa
darilahir dengn tampa memperoleh
pengetahuan apapun sebelumnya. Ada beberapa macam dorongan yang perlu diketahui
yaitu :
1. Dorongan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Dorongan sex
3. Dorongan untuk mencari makan.
4. Dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
6. Dorongan untuk berbakti.
7. Dorongan akan keindahan.
Kehadiran individu dalam suatu masyarakat biasanya ditandai dengan perilaku
individu yang berusaha menempatkan dirinya dihadapan individu individu lainnya yang telah
mempunyai pola pola perilaku yang sesuai denga norma norma dan kebudayaan ditempatnya.
Perkembangan Individu
Pekembanga manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumuhan dan
perkembangan lahir dan batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan
keseluruhan jiwa raga yang mempunyi ciri khas tersendiri. Perkembangan individu menjadi
seorang pribadi tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya sendiri melainkan juga
didukung dan ihambat oleh kelompok disekitarnya.
Menurut Mursid Sumaatmadja, kelengkapan dn keserasian anggota tubuh, ketajaman
panca indra, susunan jaringan syaraf dan proses kerja hayat lainya. Besar pengaruhnya
terhadap perkembangan potensi potensi seorang individu.[2]
Pada masa dewasanya manusia lebih banyak menghadapi masalah hidup yang tidak
dapat dihadapi dengan insting atau kebiasaan kebiasaan saja. Manusiapun mempunyai insting
tetapi manusia tidak semata mata dikuasai oleh insting. Manusia mempuyai kemampuan
kemampuan yang dapat berkemang kesegalah arah untuk menyesuiakan diri dangan keadaan
yang silih berganti. Manusia mempunyai bebagai pembawaan, kesadaran, perasaan, cita cita,
pikiran dan sebagainya yang kesemaunya berpengaruh terhdap hidupnya.[3]
Teori Perkembangan
1. Teori Navitisme (pembawaan)
Menurut Schopen Heur (Jerman) bahwa perkembangan itu semata mata ditentukan oleh
sesuatu yang telah ada di dalam diri individu yang dibawa sejak lahir
2. Teori Empirisme (pengalaman)
Menurut J. Locke (Inggris) bahwa perkemangan anak semata mata ditentukan oleh
pengaruh pengaruh dari luar berdasarkan pendapat tersebut berarti :
· Pembawaan kodrat (dasar, bakat, sifat sifat keturunan) dimiliki sejak lahir tidak diakui.
· Peranan dari pembawaan, dasar, bakat tidak di akui
3. Teori konvergensi (kerjasama peraduan)
Menurut W.stern (Jerman) bahwa perkembangan anak itu ditentukan oleh proses
kerjasama atau perpaduan antara faktor faktor dalam dan fakor faktor luar.
4. Teori Biogenetis (Teori ulangan)
Perkembangan suatu makhuk adalah ulangan dari pada perkembangan seluruh jenisnya.
Konsep Konsep perkembangan
1. Konsepsi Asosiasi
Konsepsi asosiasi ini berpendapat bahwa hakikatnya perkembangan manusia / individu
merupakan proses asosiasi dimana bagian bagian lebih penting dari pada keseluruhan.
2. Kosepsi Gestald
Konsepsi gestald ini berlawanan dengan konsepsi asosiasi, global dahulu baru bagian
bagian. Konsepsi gestald ini mengatakan bahwa perkembangan itu adalah merupakan proses
diferensiasi yaitu proses untuk memisah misahkan dan membedakan.
3. Konsepsi Neo-gestald
Konsepsi ini menerangkan bahwa sturktur pribadi digambarkan terdiri dari lapisan dan
makin besar anak, lapisan ini akan semakin bertambah.
4. Konsepsi Sosiologis
Konsep ini menerangkan bahwa proses perkembangan seorang individu berasal dari
proses sosialisasi.
5. Konsepsi Freudianisme
Konsep ini menerangkan bahwa dorongan manusia pada mulanya berawal dari insting
manusia itu sendidri yang belum mengenal batas dan menuntut terpenuhinya keinginan
tersebut baik yang di benarkan oleh norma masyarakat atau tidak. Maka freud berpendapat
bahwa pada dasarnya anak anak itu asosial. Maka anak itu dalam proses hidupnya individu.
Mengalami perubahan dari anak anak, remaja, dan dewasa dengan adanya proses tersebut
masyarakat membuat suatu aturan yang bisa mengatur hidup dalam bermasyarakat.
B. Keluarga
Kelarga adalah unit/satuan masyarakat terecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat.[4] Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari
perhimpunan laki laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan
membesarkan anak anaknya. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu
kesatuan sosial yang terdiri dari suami istri dan anak anak yang belum dewasa.
Fungsi Keluarga
a. Fungsi Hubungan Seksual
Mengenai fungsi seksual dalam keluarga dapat di kemukakan bahwa, privilage seksual
yang diberikan kepada dua orang suami istri. Itu memperkokoh hubungan mereka didalam
keluarga keluarga inti terseut di dalam melaksanakan fungi seksual dalam keluarga, tiap tiap
masyarakat menyusun tata tertib berdasarkan atas nilai nilai sosial budaya dan faktor
kebtuhan biologis.
b. Fungsi Ekonomi
Untuk kegiatanhidupnya keluarga harus mengusahakan penghidupannya. Di dalam
masyarakat yang sederhana, pembagian kerja dalam kerjasama ekonomi dilakukan antara
anggota keluarga. Tugas anggota keluarga dan kerjasama ekonomi itu pada umumnya saling
melengkapi. dan pembagian tugas serta pekerjaan yang di lakukan oleh anggota anggota
keluarga seperti suami istri. Khususnya oleh para wanita pada umumnya lebih banyak
ditentukan oleh faktor kebudayaan dari pada kondisi fisik maupun psikologi.
c. Fungsi Reproduksi
Dorongan dasar dari manusia untuk melangsungkan kehidupan jenisnya menimbulkan
basic needs untuk menimbulkan daya tarik seks, percintaan, pengorbanan menimbulkan
seksual yang kemudian dapat menghasilkan keturunan.
d. Fungsi Edukasi
Dari lingkungan keluarga tersebut anak belajar berbahasa, mengumpulkan pengertian
pengertian dan menggunakan nilai nilai kebudayaan yang berlaku. Dia akan dibebankan
dalam keluarga pada masa kanak kanak di sesuaikan dengan daya tangkap dan sifat sifat
emosionalnya.
C. Masyarakat
Menurut WJs. Poerwodarmato masyarakat adalah pergaulan hidup manusia dalam
suatu tempat dengan ikatan ikatan dan aturan tertentu. Sedangkan menurut linton, masyarakat
itu timbul dari setiap kumpulan individu individu yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama. Dalam wakatu yang lama itu kelompok manusia yang belum terorganisasi mengalami
proses fundamental yaitu adaptasi dan organisasi dari tingkah laku dari anggota anggota.
Dapat disimpulkn bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang telah lama
bertempat tinggal disuatau daerah tertentu dan mempunyai aturan yang mengatur tata hidup
mereka untuk menuju kepeda tujuan yang sama.
Unsur Unsur Terbentknya Masyarakat :
1. Harus ada kelompok (perkumpulan) manusia dan harus bayak jumlahnya dan bukan
mengumpulkan binatang.
2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah tertentu.
3. Adanya aturan (undang undang) yang mengatur mereke bersama
Faktor Faktor Yang Mendorong Manusia Hidup Bersama :
1. Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau
jenisnya.
2. Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah seibu tidak bisa atau sebegai makhluk lemah.
Karena itu mendesak atau mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam perserikatan
dengan orang lain sehingga mereka berlindung bersama sama dan mengejar kebutuhan hidup
sehari hari.
3. Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan nasib, kesamaan
keyakinan/cita cita serta kesamaan kebudayaan.[5]
Dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat dapat di golongkan menjadi
masyrakat sederhana dan masyarakat maju.
a. Masysarakat Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cendrung di
bedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja menurut jenis
kelamin tampaknya ada latar belakang kelemahan dan kemampuan seorang wanita dan pria
dalam menghadapi tantangan alam yang buas pada saat itu.
b. Masyarakat Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial atau lebih akrab dengan
organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang ingin di capai organisasi kemasyarakatan itu.
Dalam masyarakat maju dapat di kelompokkan menjadi masyarakat industri, dan non indutri.
· Masyarakat industri
Pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat sesuai dengan
taraf pekembangannya.
Jika pembagian kerja bertambah kompleks suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antar kelompok
masyarakat.
1. Kelompok primer
Adalah kelompok yang ditandai ciri ciri saling mengenal antar anggota anggotanya serta
kerja sama erat dan bersifat pribadi, sebagai salah satu
hasil hubungan yang erat dan bersifat pribadi adalah peleburan indiviu individu dalam
suatu kelompok sehingga tujujuan individu adalah tujuan kelompok.
2. Kelompok Sekunder
Adalah kelompok yang tidak saling mengenal dalam hubungan secara langsung.
· Masyarakat non indstri
1. Kelompok primer
Dalam kelompok primer. Interaksi antar anggota terjalin lebih erat , akrab.
Kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati, serta menjalankan idak secara paksa atau sesuai
kepada kasadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar simpati dan
secara sukarela.
2. Kelompok sekunder
Para anggota menerima pembagian tugas atas dasar kemampuan dan keahlian tertentu.
Hal hal semacam itu diperukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah diflot
dalam program yang telah sama sama disepakati.
[1] sidi gazalba, kebudayaan sebagai ilmu. (Djakarta, pustaka Antara 1967) hal 105.[2] H.M. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Badung; cu. Putaka setia. 1997) hal 78-79[3] Hartomo dan Anircun aziz. Ilmusosial dasar (Jakarta; Bumi Sksara. 1997) hal 61
[4] Arifin Noor op-cit 80[5] Hartomo op-cit. Hal 95
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat dipisahkan antara
jiwa dan raganya oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keteraduan antara
perkembangan jasmani maupun rohani. Namun keluarga adalah sebagai suatu tempat untuk
memenuhu hasrat dan keinginannya baik secara biologis maupun psikis. Sedangkan
masyarakat adalah suatu wadah bagi individu dan individu lainnya membentuk suatu
sosialisasi atau hubungan yan lebih luas.
Daftar kepustakaan
1. Gazalba, srdi. 1967. Kebudayaan sebagai ilmu.
Djakarta ; pustaka setia
2. H. M. Arifin noor. 1997. Ilmu sosial dasar.
Bandung ; cv. Putaka setia
3. Hartomo dan anircun aziz. 1997. Ilmu sosial dasar.
Jakarta ; Bumi aksara
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya membuat manusia memiliki kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal, pikiran, perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang diberikan Tuhan YME.Manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati. Serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik, baik itu positis maupun negatif.Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya sesuai ketika tindakan-tindakan yang ia ambil dan sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.
B. Rumusan Masalah
Dalam bermasyarakat, banyak kita menjumpai perbedaan sifat antara individu satu dengan individu lainnya. Ada yang gemar berorganisasi serta ada pula yang tidak. Oleh karena itu penulis ingin membatasi masalah dalam hal :Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?Bagaimana pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial ?
C. Tujuan Penulisan1. Menginformasikan kepada pembaca arti penting kedudukan manusia di muka bumi ini sebagai pemimpin dari makhluk lainnya.2. Mengajak kepada pembaca bagaimana manusia sebagai makhluk individu dan sosial.3. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu sosial dan Budaya Dasar ( ISBD ).Manfaat PenulisanSemoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut.Sebagai khasanah pustaka di perpustakaan.Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Makhluk IndividuIndividu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan.Individualitas manusia tampak pada keinginan untuk selalu tumbuh berkembang sebagai sosok pribadi yang khas atau berbeda dengan lain.Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.Karakteristik yang khas dari seseorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan di bebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringkali pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari indvidu untuk menjadi pribadi, tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga didukung dan dihambat oleh kelompok sekitarnya.1). Proses Destruktif dan KonstruktifDalam proses untuk menjadi pribadi ini, individu dituntut untuk menyesuaikan dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan disini hendaknya diartikan sebagai lingkungan fisik dan lingkungan psikis. Di dalam lingkungan fisik, individu harus menyesuaikan dirinya dengan keadaan jasmaninya sedemikian rupa untuk berhadapan dengan individu lain dengan keadaan jasmaninya yang sama atau berbeda sama sekali.Prasarana fisik yang sedemikian adanya harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terdiri dari individu-individu yang menganut sistem yang lama.Dalam hubungan dengan lingkungan kita nanti akan melihat apakah individu tersebut menyesuaikan dirinya secara alloplastis, yaitu individu di sini secara aktif mempengaruhi dan bahkan sering mengubah lingkungannya. Atau sebaliknya individu menyesuaikan diri secara padif (autoplastis), yaitu lingkungan yang akan membentuk pribadi seseorang. Pada diri individu yang destruktif kita jumpai kecenderungn untuk memenuhi kebutuhan psikis berlebihan.Biasanya mencari kepuasan temporal yang sering kali hanya dinikmatinya sendiri, dan kalau mungkin hanya oleh segelintir individu-individu lain yang menjadi kelompoknya, dan dalam melakukan ini, penampilannya akan ditandai oleh tindakan yang semata- mata rasional kearah masa depan.2). Kompromistis dan Anti-EstablishmentSikap kompromis seseorang individu biasanya banyak disebabkan oleh cara-cara yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan organik maupun kebutuhan psikologis. Sikap anti- establishment ini merupakan sikap individual yang berlebihan dalam hal individu berintaraksi dengan lingkungannya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan usaha individu dalam pencarian identitas diri yang bersifat psikologis (in the search for self identity). Sehingga dalam proses pencarian, akan terlihat penggambaran mengenai waktu diri sendiri yang sangat dominan.Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan.
B. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya, Manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu :
1). Karena manusia tunduk pada aturan yang berlaku.2). Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.3). Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.4). Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.Ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :1). Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu samalain.2). Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lainkondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.3). Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.
C. Interaksi Sosial dan Sosialisasi1. Interaksi SosialKata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran dan tindakannya. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk- bentuk dari interaksi sosial.Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut:1). Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.2). Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.3). Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan oranglain, baik secara lahiriah maupun batiniah.4). Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial.Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada
dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:1). Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.2). Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain.Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:1. Bentuk Interaksi AsosiatifKerja sama (cooperation).Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebihCooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya goncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.Akomodasi (accomodation)Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya :Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri.Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentinganmempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.Bentuk Interaksi Disosiatif.Persaingan (competition).Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.Kontraversi (contaversion).Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.3). Pertentangan (conflict).Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentangan politik.
3. Sosialisasi.Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
4. Bentuk dan Pola SosialisasiBentuk-bentuk SosialisasiSosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
Pola-pola SosialisasiPada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.Masyarakat dan KomunitasMasyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.Masyarakat Setempat (community)Masyarakat setempat menunjukan pada bagianmasyarakat yang bertempat tinggal disatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya.Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
Menurut Soerjono Soekamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya terhadap perhatian keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lain diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan sekitarnya sangat mereka perhatikan.Masyarakat MultikulturalPerlu diketahui, ada tiga istilah yang digunakan secara bergantian untuk mengambarkan masyarakat yang terdiri atas agama, ras, bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu pluralitas, keragaman, dan multikultural.Konsep pluralitas menekankan pada adanya hal-hal yang lebih dari satu (banyak). Keragaman menunjukan bahwa keberadaanya yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tidak dapat dipersamakan. Sementara itu, konsep multikultralisme sebenarnya merupakan konsep yang relatif baru. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender, bahasa ataupun agama. Jadi, apabila pluralitas hanya menggambarkan kemajemukan, multikulturalisme meberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama diruang publik.Pengaruh Multikultural Terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara dan Kehidupan GlobalProblematika yang muncul dari keragaman yaitu munculnya berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat disimpulkan adanya lima faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu: kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama, krisis politik, krisis sosial, dan intervensi asing. Realitas keragaman budaya bangsa ini tentu membawa konsekuensi munculnya persoalan gesekan antar budaya, yang mempengaruhi dinamika kehidupan bangsa sebagai kelompok sosial, oleh sebab itu kita harus bersikap terbuka melihat semua perbedaan dalam keragaman yang ada, meenjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, dan menjadikan keragaman sebagai kekayaan bangsa, alat pengikta persatuan seluruh masyarakat dalam kebudayaan yang beraneka ragam.
D. Pegembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial1. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk IndividuSebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi di antara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran diri di antara realita, self-respect, self-narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar bagi self-realisation.Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang jika
disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
2.. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk SosialDi dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, “manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”. Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk individu dan juga makhluk sosial. Sebagai individu, ia mempunyai kemauan dan kehendak yang mendorongnya berbuat dan bertindak. Dari apa yang diperbuatnya dan dari sikap hidupnya, orang dapat mengetahui pribadi seseorang. Sebagai makhluk idividu, manusia ingin hidup senang dan bahagia, dan menghindar dari segala yang menyusahkan. Untuk itu ia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani yang dapat membawa kesenangan dan kebahagiaan kepada dirinya.Akibat dari hal itu, timbullah hak seseorang atas sesuatu, seperti hak milik atas sesuatu benda, hak menuntut ilmu, hak menikmati kesenangan dan lain-lainnya. Hak itu tidak boleh diganggu oleh orang lain. Akibatnya, orangpun merasa bahwa dialah yang berkuasa atas haknya itu dan menyadari pula bahwa ia mempunyai rasa aku. Kesadaran ini mendorongnya
untuk bertindak sendiri, terlepas dari pengaruh orang lain. Hidup sebagai makhluk individu semata-mata tidak mungkin tanpa juga sebagai makhluk sosial. Manusia hanya dapat dengan sebaik-baiknya dan manusia hanya akan mempunyai arti apabila ia hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat. Tidak dapat dibayangkan adanya manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dan tanpa bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hanya dalam hidup bersama manusia dapat berkembang dengan wajar dan sempurna. Hal ini ternyata bahwa sejak lahir sampai meninggal, manusia memerlukan bantuan orang lain untuk kesempurnaan hidupnya. Bantuan ini tidak hanya bantuan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga untuk kebutuhan rohani. Manusia sangat memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri, pengakuan dan tanggapan-tanggapan emosional yang sangat penting artinya bagi pergaulan dan kelangsungan hidup yang sehat. Inilah kodrat manusia, sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Tak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena ternyata bahwa manusia baru dapat disebut manusia dalam hubungannya dengan orang lain, bukan dalam kesendiriannya.