Upload
vaimmzs-thea
View
120
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah ini membahas mengenai syahadatain
Citation preview
MAKALAH
MAKNA SYAHADATAIN
Diajukan untuk mememuhi salah satu tugas matakuliah ilmu tauhid sebagai
penambahan nilai
Dosen Pengampu : Drs. Neni Nuraeni, M.Ag.
Disusun oleh:
Nama : IIM
Nim : 1143020085
JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2014
Kata Pengantar
Alhamdulillah hirobila’lamin, Puji dan Syukur Kami panjatkan kehadirat
Allah Swt karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan
Makalah ini tanpa ada halangan yang berarti . Tidak lupa Shalawat sarta salam
penulis sampaikan kepada Nabi besar Kita Nabi Muhammad Saw beserta
keluarga dan para Sahabatnya tur kepada kita umatnya.
Harapan penulis semoga Makalah yang berjudul
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran yang memebangun dan
berguna bagi penulis dari rekan-rekan dan pembimbing sangat penulis harapkan
demi perbaikan Kami dimasa depan.
Bandung,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ........................................................................................................
i
Daftar Isi .........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga
manusia. Syahadat adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia.
Syahadat adalah salah satu syarat utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat
dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka tiada pula islam dalam
kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam.
Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut
akan mati jika ruh tersebut tidak ada atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah
perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah, mengapa Syahadat ini
menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan
sebuah rangkaian utuh yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat
islam untuk hanya mengimani salah satunya saja. Haram bagi umat islam untuk
hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah Muhammad saw,
begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat
dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui
mengenai makna yang terkandung dalam dua kalimat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
4
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
1. Apakah definisi iman, tauhid, dan syahadat?
2. Bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan?
3. Apakah syarat syahadat dan penyebab batalnya syahadat?
4. Bagaimana cara mempertahankan keimanan?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apakah definisi iman, tauhid, dan syahadat.
2. Untuk memahami bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam
kehidupan.
3. Untuk mengetahui apakah syarat syhadat dan penyebab batalnya syahadat.
4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara mempertahankan keimanan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syahadat
Menurut Lughat (bahasa) Iman berarti percaya. Iman dalam Islam
berarti percaya secara sungguh – sungguh kepada Allah, Malaikat –
Malaikat-Nya, Kitab – Kitab-Nya, Rasul – Rasul-Nya, dan Hari akhir, serta
ketentuan dan takdir dari-Nya.
Beriman pada Allah berarti percaya dan yakin akan adanya Allah Yang
Esa dan berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya.Tauhid berarti meng-Esa-kan Allah SWT.Nabi saw. Diutus
Allah untuk mengajari kita tentang tauhid yaitu agar kita menyembah Allah
dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain. Nabi-nabi sebelumnya,
seperti Nabi Ibrahim juga mengajarkan tauhid kepada ummatnya, yaitu agar
hanya menyembah satu Tuhan, yaitu: Allah, dan tidak mempersekutukan
Allah dengan yang lain:
�ين� ر�ك �مش� ال م�ن� �ك ي �م� و�ل �يف�ا ن ح� �ه� �ل ل �ا �ت ق�ان م�ة� أ �ان� ك اه�يم� �ر� �ب إ �ن� إ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),” [An
Nahl:120]
6
Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan menasehati agar
anaknya tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:
�م# �ظل ل الش&ر�ك� �ن� إ �ه� �الل ب ش�ر�ك� ت ال� �ي� ن ب �ا ي �ع�ظه ي و�هو� �ه� �ن ب ال� ق�م�ان ل ق�ال� �ذ� و�إ
م� ظ�ي ع�“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar”.” [Luqman:13]
Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama. Jika
seorang masuk Islam, dia harus menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusannya:
“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Islam ditegakkan di
atas lima perkara yaitu mengesakan Allah, mendirikan sembahyang,
mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan dan mengerjakan Haji “
[HR Bukhori-Muslim]
B. Definisi dan Syarat Syahadat
Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Syahadat artinya
mengaku tidak ada Tuhan yang wajib disembah, melainkan Allah, dan
mengakui bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah.
Syahadat ini adalah syarat utama seseorang masuk Islam, dapat
digambarkan bahwa Syahadat merupakan pintu masuk Islam.
Syahadat terdiri dari dua unsur, yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat
Rasul. Kedua Syahadat itu merupakan Dua Kalimat Syahadat yang menjadi
syarat mutlak bagi muallaf.
Lafadz kalimat syahadat :
الله محمدرسول واشهدان االالله الاله �ن اشهدأ
”ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU
ANNA MUHAMMADAR RASUULUULAH”
7
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.
Dua Kalimat Syahadat ialah:
1. Syahadat Tauhid : artinya menyaksikan dan mengakui ke Esaan
Allah.
2. Syahadat Rasul : artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan
Nabi Muhammad saw.
C. Syarat Syahadat
Ketika mengucap dua kalimat syahadat haruslah dengan sungguh-
sungguh, yakni membenarkan dengan hati apa yang ia ucapkan, serta
mengerti apa yang diucapkan. Dengan begitu orang yang belum Islam
masuk ke dalm Islam, dan wajiblah mengerjakan rukun Islam.
D. Posisi Syahadat
Syahadat menempati urutan pertama dalam rukun islam. Tanpa
syahadah, rukun Islam lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun
iman. Tegaknya Islam mesti didahului oleh tegaknya rukun Islam; dan
tegaknya rukun Islam mesti didahului oleh tegaknya syahadah. Rasulullah
saw. mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah bangunan.
Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima)
tiang pokok, yaitu syahadatain, shalat, saum, zakat, dan haji ke Baitulllah.
8
E. Aktualisasi Syahadat Dalam Ibadah Dan Muamalah
Aktualisasi syahadat yakni sebagai berikut:
1. Syahadat sebagai inti ajaran Islam
Apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah menancap
dalam dirinya sebagai akidah, maka berubah pula seluruh aspek
kehidupannya.
2. Syahadatain sebagai Asas perubahan
Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat
Islam untuk selalu membuat perubahan yang lebih baik .
3. Syahadat sebagai hakikat dakwah para rasul
Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya tetap
sama yaitu beriman kepaada Allah dan menjauhi thogut.
4. Syahadat sebagai keutamaan yang agung
Syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan akhirat.
Juga menjadi sebab terhapusnya dosa dan maksiat sertta sebab masuknya
seseorang kedalam surga dan tidak kekal di neraka.
F. Pengaruh Syahadat dalam Kehidupan Manusia
Apabila syahadat telah menancap kuat pada diri kaum muslimin
dan telah dia realisasikan melalui pemenuhan konsekuensinya maka kaum
muslimin akan tumbuh sikap merdeka, mulia, tenang, aman, optimis, berani
dan tawakkal. Selain itu akan turun barakah dari Allah dan akan
mendapatkan kepemimpinan.
G. Rusaknya Syahadat
9
a. Menyekutukan Allah SWT
b. Meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, namun juga menyembah dan
meminta pada selain Allah.
c. Melakukan peribatan atau ritual di luar syariah Islam
d. Percaya pada benda pembawa keberuntungan (jimat)
e. Percaya pada kuasa selain kuasa Allah
f. Bersekutu dengan setan dan/atau jin
H. Yang Merusak Syahadat dan Iman
1. KUFUR
Orang Kafir akan menerima nikmat sementara sebelum menerima
azab Allah SWT
آم�ن� م�ن� ات� �م�ر� الث م�ن� �ه ه�ل� أ ق� ز و�ار� �ا آم�ن �د�ا �ل ب ه�ذ�ا اج�ع�ل� ب& ر� اه�يم �ر� �ب إ ق�ال� �ذ� و�إ
�ار� الن ع�ذ�اب� �ل�ى إ ه Bض�ط�ر� أ م� ث �يال� ق�ل &عه م�ت ف�أ �ف�ر� ك و�م�ن� ق�ال� خ�ر� �اآل� �و�م �ي و�ال �ه� �الل ب �هم� م�ن
�م�ص�ير ال �س� �ئ و�ب
126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah
negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan
kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari
kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri
kesenangan sementara, Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan
Itulah seburuk-buruk tempat kembali".(QS AL BAQARAH)
Orang Kafir akan menerima istidraj (tipuan) sehingga mereka akan
terlena dalam kekafiran dan Allah akan memberi mereka siksa secara tiba-
tiba
2. SYIRIK
Syirik dapat diartikan menyekutukan Allah dengan yang lain
10
QS MARYAM
ا Oع�ز �هم� ل وا ون �ك �ي ل �ه�ة� آل �ه� الل دون� م�ن� �خ�ذوا و�ات
81. Dan mereka Telah mengambil sembahan-sembahan selain Allah,
agar sembahan-sembahan itu menjadi pelindung bagi mereka.
Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut Musyrik. Orang
musyrik tidak akan diampuni dosanya jika dia mati dan belum bertaubat
QS AN NISA’
�ه� �الل ب ر�ك� ش� ي و�م�ن� اء �ش� ي �م�ن� ل �ك� ذ�ل دون� م�ا �غ�ف�ر و�ي �ه� ب ك� ر� ش� ي �ن� أ �غ�ف�ر ي ال� �ه� الل �ن� �إ
ع�ظ�يم�ا �م�ا �ث إ ى �ر� اف�ت ف�ق�د�
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
3. NIFAK(KEMUNAFIKAN)
Munafik dapat disebut bermuka dua. Maksudnya orang munafik,
antara ucapan dan hatinya berbeda. Dalam Al-Qur’an terdapat banyak
ayat tentang orang munafik, diantaranya adalah:
QS AL BAQARAH
�ين� �مؤ�م�ن ب هم� و�م�ا خ�ر� اآل� � �و�م �ي �ال و�ب �ه� �الل ب �ا آم�ن �قول ي م�ن� �اس� الن و�م�ن�
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada
Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan
orang-orang yang beriman.
[22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di
padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa orang munafik selalu berkata
bohong dan tidak sesuai dengan hati nuraninya sendiri. Pada hakikatnya orang
munafik adalah menipu diri sendiri.
Rasul saw. Telah bersabda bahwa ada 3 tanda-tanda orang munafik yaitu :
1. Jika berbicara dia berbohong
11
2. Jika berjanji dia ingkar
3. Jika dipercaya dia berkhianat
Setiap orang beriman harus mampu dan mau menjauhi sifat munafik
agar imannya tetap terjaga dan bertambah kuat
Ada lagi hal-hal yang melemahkan keimanan antara lain
1. Bid’ah sesat
2. Sihir
3. Meramal nasib
I. Cara Mempertahankan Keimanan
Untuk mempertahankan agar keimanan kita tetap terjaga:
1. Selalu ingat bahwa Allah selalu mengawasi dan menyertai kita
dalam aktivitas apa pun.
2. Menanamkan kesadaran dan pemikiran dalam diri kita bahwa kita ini
sangat kecil dihadapan semua ciptaan Allah, apalagi di hadapan
Allah.
3. Selalu berdoa semoga kita tetap berada dalam keimanan kepada-
Nya. Dengan ini, insya Allah keimanan kita akan tetap terjaga.
12
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Dari pembahasan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Iman dalam Islam berarti percaya secara sungguh – sungguh kepada Allah,
Malaikat – Malaikat-Nya, Kitab – Kitab-Nya, Rasul – Rasul-Nya, dan Hari akhir,
serta ketentuan dan takdir dari-Nya.
2. Nabi saw. Diutus Allah untuk mengajari kita tentang tauhid yaitu agar kita
menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain.
3. Syahadat artinya mengaku tidak ada Tuhan yang wajib disembah, melainkan
Allah, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah.
4. Syahadat menempati urutan pertama dalam rukun islam.
5. Yang membatalkan syahadat adalah: kufur, syirik, dan munafik.
b. Saran
1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya.
Dia wajib memahami isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia
menerima konsekuensi ucapannya.
13
2. Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari
syahadat tanpa sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Elmubarok, Zaim,dkk. 2008. Mengenal Islam. Semarang: UPT MKU UNNES.
Anonymous. 2009. Syahadat Cahaya Islam. (cahayaislam.blogspot.com)
Ahmad, Abu. 2009.Serial Fiqh Kemenangan dan Kejayaan Dalam Al-Qur’an
dan Sunnah. Jakarta.
Anurachman. 2008. Penyakit Hati dan Penangkalnya
14
BAB IPEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SYAHADATAIN
Syahadatain atau dua kalimat syahadat adalah dua perkataan pengakuan
yang diucapkan dengan lisan dan dibenarkan oleh hati untuk menjadikan diri
orang Islam.
Lafadz kalimat syahadat adalah:
“ Asyhadu an laa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullaah”
Artinya:
“ Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah.”
Jika seseorang yang bukan Islam membaca dua kalimat syahadat dengan
sungguh-sungguh, yakni membenarkan dengan hati apa yang ia ucapkan, serta
mengerti apa yang diucapkan, maka masuklah ia ke dalam agama Islam, dan
wajiblah ia mengerjakan rukun islam yang lima, yaitu sholat lima waktu, zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.
15
2. DUA KALIMAT SYAHADAT
Syahadat Laa Ilaha Illallah ( الله إال إله ) dan Muhammad Rasulullah (ال
الله رسول keduanya (محمد adalah kunci Islam, tidak mungkin seseorang
masuk Islam kecuali dengan keduanya. Oleh karena itu Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan Muadz bin Jabal r.a ketika beliau –shalallahu ‘alaihi wa
sallam- mengutusnya ke Yaman agar pertama kali yang dia serukan kepada
mereka adalah syahadat bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah1).
a. Syahadat Tauhid
Kalimat pertama: Laa Ilaha Illallah ( الله إال إله yaitu seseorang mengakui ,(ال
dengan lisan dan hatinya bahwasannya tidak ada sesembahan yang hak kecuali
Allah Azza wa Jalla karena Ilah maknanya al-ma’luh (yang diibadahi) dan Taalluh
(mengilahkan) artinya ta’abud. Maknanya, tidak ada sesembahan yang hak/benar
kecuali Allah semata. Dan kalimat ini mengandung makna peniadaan dan
penetapan. Kalimat peniadaan ( إله ) dan penetapan (ال الله adalah (الله) dan (إال
lafadz jalalah merupakan badal dari khabar (ال) yang ditiadakan dan taqdirnya (ال
الله إال حق yakni ikrar lisan setelah hati mengimaninya bahwasannya tidak (إله
ada sesembahan yang hak kecuali Allah semata. Dan ini mengandung makna
ikhlash/memurnikan ibadah hanya untuk Allah saja dengan meniadakan ibadah
dari selain-NYA.
Allah Ta’ala berfirman:
�د�عون� ي �ي �ت ال هم �ه�ت آل �هم� ع�ن �ت� �غ�ن أ ف�م�ا هم� �نفس� أ � �موا ظ�ل �ك�ن و�ل �اهم� �م�ن ظ�ل و�م�ا
: هود ( سورة &ك� ب ر� م�ر� أ ج�اء &م�ا ل ي�ء^ ش� م�ن _ه� الل دون� )101م�ن
“Karena itu tidaklah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sesembahan-
sesembahan yang mereka seru selain Allah diwaktu azab Rabbmu dating…”(QS.
Huud: 101).
Firman-Nya:
ر� …( آخ� �ه�ا �ل إ _ه� الل . 39م�ع� �ج�ع�ل�) ت � و�ال اإلسراء سورة
16
“Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan-sesembahan lain di samping
Allah…” (QS. Al-Isro: 39).
Dan firman-Nya:
ر� ….( آخ� �ه�ا �ل إ �ه� . 88الل م�ع�) �د�ع ت و�ال� القصص سورة
“Dan janganlah kamu seru sesembahan lain disamping (menyembah) Allah”
(QS. Al-Qoshosh: 88).
Dan firman-Nya:
…(14) : �ه�ا �ل إ �ه� دون م�ن �د�عو� ن �ن ل الكهف سورة
“Kami sekali-kali tidak menyeru sesembahan selain Dia…”(QS. Al-Kahfi: 14).
firman Allah Ta’ala sbb:
Atinya:
“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya
apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang bathil. Dan
sesungguhnya Allah, Dialah Dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi
lagi Maha Besar” (QS. Luqman: 30).
Jadi makna kalimat ( الله إال إله adalah tidak ada sesembahan yang benar (ال
kecuali Allah Azza wa Jalla semata. Adapun sesembahan-sesembahan selain-Nya
maka uluhiyyah (ketuhanan) yang dianggap oleh penyembahnya tidaklah benar,
artinya uluhiyyah yang bathil, sedangkan yang benar adalah uluhiyyah Allah Azza
wa Jalla semata.
b. Syahadat Rasul
Kalimat kedua: makna syahadat ( الله رسول adalah mengikrarkan (محمد
dengan lisan dan mengimani dengan hati bahwa Muhammad bin Abdillah Al-
Quraisyi Al-Hasyimi adalah Rasul Allah kepada seluruh makhluk Jin maupun
manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:
Artinya :
“Katakanlah (wahai Muhammad):’Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi;
17
tidak ada sesembahan selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummiy yang beriman
kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah dia, supaya kamu
mendapat petunjuk” (QS. Al-A’rof: 158).
Dan firman-Nya:
) . ا �ذ�ير� ن �م�ين� �ع�ال �ل ل ون� �ك �ي ل �د�ه� ع�ب ع�ل�ى ق�ان� �فر� ال ل� �ز� ن �ذ�ي ال ك� �ار� �ب سورة) 1ت
:الفرقان
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon kepada hamba-Nya agar
dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam” (QS. Al-Furqon: 01).
Konsekuensi kalimat syahadat ini adalah membenarkan Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang apa yang beliau kabarkan, melaksanakan apa
yang beliau perintahkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak ada ibadah
kepada Allah kecuali dengan cara yang disyariatkan olehnya. Konsekuensi
syahadat ini juga tidak berkeyakinan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam mempunyai hak dalam rububiyyah (hak untuk diibadahi) dan mengatur
alam atau hak dalam ibadah, akan tetapi ia adalah seorang hamba yang tidak
diibadahi dan seorang Rasul yang tidak berdusta, dan dia tidak memiliki
kemampuan sedikitpun untuk memberi manfaat dan mudharot untuk dirinya
sendiri maupun orang lain kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah sebagaimana
firman Allah Ta’ala:
Artinya :
“Katakanlah (ya Muhammad):’Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa
perbendaharaan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib
dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku
tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku…” (QS. Al-An’am: 50).
Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang diperintah
dan mengikuti/mematuhi apa yang diperintahkan kepadanya, firman Allah Ta’ala:
Artinya:
“Katakanlah:’Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu
18
kemudharatan kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan’.
Katakanlah:’Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorangpun yang dapat
melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat
berlindung selain daripada-Nya” (QS. Al-Jin: 21-22).
Firman-Nya:
“Katakanlah:’Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi
peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS.
Al-A’rof: 188).
Dengan ayat-ayat tadi, kita tahu bahwasanya tidak ada yang berhak
atas ibadah baik Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam maupun makhluk lainnya
dan sesungguhnya ibadah itu tidak untuk siapapun kecuali Allah semata. Allah
Ta’ala berfirman:
. �ه ل ر�يك� �ش� ال �م�ين� �ع�ال ال ب& ر� _ه� �ل ل �ي و�م�م�ات �اي� ي و�م�ح� سك�ي و�ن �ي �ت ص�ال �ن� إ قل�
�م�ين� . ( ل �مس� ال و�ل� أ � �ا �ن و�أ ت م�ر�
أ �ك� �ذ�ل األنعام) 163-162و�ب سورة .
“Katakanlah:’Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Rabb alam semesta, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)” (QS. Al-An’am: 162-163).
Sedangkan hak Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah kita
menempatkannya pada tempat yang telah Allah tempatkan baginya, yaitu beliau
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, sholawat dan salam Allah atas beliau.
3. URGENSI SYAHADATAIN
19
Syahadat adalah pintu gerbang Islam. Untuk masuk Islam, orang harus
menyatakan persaksian atas kebenaran Islam itu dengan mengucapkan syhadatain
ini. Syahadat tauhid merupakan pengakuan terhadap ketuhanan Alloh yang
menurunkan sistem ini kepada Nabi-Nya. Syahadat rasul merupakan pengakuan
bahwa Muhammad saw. harus dijadikan panutan dalam menjalankan Islam.
Berikut ini adalah urgensi dari syahadatain tersebut:
1. Syahadatain adalah pintu gerbang Islam.
2. Syahadatain adalah intisari ajaran Islam
a. Secara global: Islam mengajarkan tentang aqidah dan syariat.
b. Secara umum: Islam mengajarkan tentang ibadah, akhlaq, muamalat.
3. Syahadatain sebagai azas perubahan
Untuk membangun masyarakat baru di atas puing-puing jahiliyah,
Rasulullh saw. tidak mengawali perubahan itu dari politik, ekonomi dll. Beliau
saw. mengawali dengan apa yang ada didalam jiwa mereka, yaitu dengan
menanamkan syahadatain di dalamnya.
4. Syahadatain sebagai dakwah para rasul
5. Syahadatain sebagai fadhilah dan keutamaan yangbesar.
“Barangsiapa mengucapkan laa ilaha illallah, ia masuk surga”, “Barangsiapa
mati sedang ia mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Alloh, ia masuk surga”,
“Dua kata yang ringan diucapkan namun berat timbangannya, yakni: laa ilaha
illallah, Muhammad rasululloh“.
4. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADATAIN
1. Syirik Kepada Allah
Firman Allah :
Termasuk didalamnya menyembelih karena selain Allah, misalnya untuk kuburanyang dikeramatkan atau untuk jin dan lain-lain.
2. Orang yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara.
Ia berdoa kepada mereka, meminta syafaat kepada merekadan bertawakkal
kepada mereka. Orang seperti ini kafir secara ijma’. Kejadian ini pernah terjadi
pada zaman Rosulullah SAW yaitu yang telah dilakukan oleh kaum kair Quraisy.
20
Salah jika menganggap kaum Quraisy sepenuhnya berTuhan kepada Latta, ‘Uzza,
Manat, serta Huban. Mereka hanyalah Ghoroniq buatan kaum mereka sendiri
dengan dalih para ghoroniq inilah yang akan menyampaikan do’a-do’a serta
permohonan mereka kepada Allah. Tuhan mereka hanyalah pemberi syafaat
kepada mereka. Tampaknya hal ini juga banyak terjadi di kalangan masyarakat di
negeri kita saat ini yaitu generasi-generasi jahiliyah modern.
3. Orang yang tidak mau mengkafirkan orang musyrik dan orang yang masih ragu
terhadap kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, dia itu kafir.
4. Orang yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi Muhammad SAW lebih
sempurna dari petunjuk beliau.
Seperti orang-orang yang mengutamakan hokum thaghut di atas hukum
Rosulullah SAW, mengutamakan hukum atau perundang-undangan manusia di
atas hukum Islam, maka dia kafir.
5. Siapa yang membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa oleh Rosulullah SAW
sekalipun ia juga mengamalkannya, maka ia kafir
6. Siapa yang menghina sesuatu dari agama Rosul SAW atau pahala maupun
siksanya, maka ia kafir.
Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah :
7. Sihir
Diantaranya sharf dan ‘athf (barangkali adalah amalan yang membuat
suami benci kepada istrinya atau membuat wanita cinta kepadanya/pelet).
Barangsiapa melakukan atau meridhoinya, maka ia kafir. Firman Allah :
8. Mendukung kaum musyrikin dan menolong mereka dalam memusuhi umat Islam.
Firman Allah :
9. Siapa yang meyakini bahwa sebagian manusia ada yang boleh keluar dari
syari’at Nabi Muhammad SAW seperti halnya Nabi Khidir boleh keluar dari
syariat Nabi Musa maka ia kafir. Sebagaimana diyakini oleh ghulat sufiyah (sufi
yang berlebihan / melampaui batas) bahwa mereka dapat mencapai suatu
derajatatau tingkatan yang tidak membutuhkan untuk mengikuti ajaran Rosulullah
SAW.
21
10. Berpaling dari agama Allah, tidak mempelajarinya dan tidak pula
mengamalkannya.
Firman Allah :
Syaikh Muhammad at Tamimi berkata, “tidak ada beda dalam hal yang
membatalkan syahadat ini antara orang yang bercanda, yang serius (bersungguh-
sungguh) maupun yang takut, kecuali orang yang dipaksa. Dan semuanya adalah
bahaya yang paling besar serta yang paling sering terjadi. Maka setiap muslim
wajib berhati-hati dan mengkhawatirkan dirinya serta mohon perlindungan kepada
Allah SAW dari hal yang bisa mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang
pedih.”
DAFTAR PUSTAKA
22
Rifa’i, Moh. 2011. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha
Putra.
http//:www.goggle.com
1. Latar Belakang Masalah
Agama, merupakan salah satu topik pembicaraan yang kerap selalu hangat di kalangan para pemikir. Mulai dari persoalan definisi, makna, hingga mengenai manfaat dari ke-eksistensiannya. Yang hingga kini masih menjadi pembicaraan serta perdebatan seolah tidak akan pernah tuntas terutama di kalangan teolog, atheis dan para pemikir.
Adapun diantara beberapa definisi yang penulis dapatkan terhadap kata “Agama” adalah kalimat/kata “Agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam bahasa Indonesia berarti “Peraturan”. Dalam pengertian ini, Asal kata “Agama” yaitu “A” yang berarti “Tidak” dan “Gama” yang berarti “Kacau”. Maka jika disatukan “A” dengan “Gama” yang berarti menjadi “Agama”, memiliki kesatuan arti menjadi “Tidak Kacau’. Dan dalam pengertian ini, keadaan yang tidak kacau sebagai bentuk adanya sebuah peraturan. Namun juga terdapat pada keterangan lain mengenai arti dari agama ini yaitu memiliki arti “Tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah “Religi” yang berasal dari bahasa Latin “Religio” dan berakar pada kata kerja “Re-Ligare” yang berarti “Mengikat Kembali”. Atau didalam kamus ilmiah bahasa Indonesia “agama” berarti keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, ‘aqidah, din.
Di dunia ini terdapat berbagai macam agama sebagaimana di Negara Indonesia pun tidak hanya terdapat satu agama saja melainkan bermacam-macam seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Kong Hu Chu dan beberapa aliran kepercayaan lainnya. Tentunya, dengan berbagai macam definisi dan cara serta ajaran-ajaran yang berbeda-beda di setiap masing-masingnya. Akan tetapi disini, penulis hanya akan membicarakan terhadap atau tentang satu agama saja yaitu agama Islam. Adapun dari pada itu, penulis akan membatasi pembicaraan atau pembahasan ini seputar ‘aqidah dan fenomena dalam agama Islam saja.
Beragama adalah dorongan naluri manusia sebab meyakini adanya kekuatan ghaib, kekuatan yang melebihi dan mempengaruhi segala tenaga dan usaha manusia serta mengatur masyarakat. Diantara tabiat manusia, tabiat mempercayai agama ini adalah tabiat yang tertua dan sudah berurat-berakar pada sanubari manusia (Ibrahim Lubis, 1975: 41).
Tiap-tiap manusia yang lahir ke muka bumi ini, membawa suatu tabiat dalam jiwanya, yaitu tabiat ingin beragama. Yaitu ingin mengabdi dan menyembah kepada sesuatu yang dianggapnya Maha Kuasa (Agus Hakim, 2004: 11).
23
Adapun sebuah bentuk keyakinan saja tidak cukup menjadikan alasan untuk bisa disebut sebagai agama. Artinya, agama merupakan sebuah institusi yang didalamnya memiliki beberapa sistem keorganisasian. Lord Herbert (dalam Adeng M. Ghazali, 2000: 14) mencirikan beberapa aspek yang disebut agama:
1. Ada Dzat Yang Suci2. Ada Unsur Penyembahan3. Ada Tujuan Kebaikan4. Ada Unsur Tobat, dan5. Ada Sanksi, yakni Pahala dan Dosa
Dimana lima aspek diatas mirip juga dengan apa yang dikemukakan oleh Roland Robertson (1988: 56) sebagai berikut:
1. Keyakinan, yakni Doktrin Agama2. Praktek Agama, meliputi Pemujaan dan Ketaatan3. Pengalaman Agama4. Pengetahuan Agama, dan5. Konsekuensial.
Agama Islam, sebagai salah satu agama besar di dunia. Dengan bentuk ketuhanan, keyakinan, ajaran serta sistem penyebaran keagamaannya seperti:
1. Allah SWT sebagai Ketuhanan/Sesembahan2. Muhammad SAW, sebagai Penyampai Risalah/Rasul3. Al-Qur’an, sebagai Kitab Suci,4. Muslimin dan Muslimat, sebagai Pengikut, serta5. Sanksi/konsekuensi Beragama, yang terlingkup dalam Ajaran Islam.
Dari kelima hal diatas, menjadikan Islam bisa disebut sebagai agama dan diakui bahkan memiliki pengikut terbanyak/mayoritas di Indonesia. Dan memiliki predikat sebagai salah satu agama besar di dunia.
Definisi agama Islam adalah apa yang diturunkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang berisi perintah-perintah dan larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk kemaslahatan umat baik urusan dunia atau akhirat (Ibrahim Lubis, 1975: 107).
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh ketaatan pada segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Makna Islam dalam bahasa Arab ialah masuk dalam keselamatan atau perdamaian; menyerah diri, tunduk dan sebagainya. Artinya dalam istilah Muslimin, ialah agama penyerahan diri kepada Allah. Kalimat agama, menurut
24
istilah pemeluk Islam ialah sejumlah i’tikad, kepercayaan-kepercayaan, undang-undang, peraturan-peraturan, pelajaran-pelajaran, untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, yang diwahyukan Allah SWT kepada manusia, dengan perantaraan seorang Rasul.
Dari uraian-uraian diatas, penulis cukupkan sampai disini sebagai pengenalan mengenai agama dan Islam. Dan kembali pada poin pembahasan yang menjadi tujuan penulis, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa pembicaraan ini akan dibatasi seputar ‘aqidah dan fenomena dalam agama Islam saja. Untuk itu agar tidak menyimpang lebih jauh dari pokok pembahasan, baiknya mulai penulis awali untuk masuk pada pokok pembahasan.
‘aqidah Islam, seperti yang pada umumnya diketahui oleh seluruh orang Muslim (Muslimin), yang mana merupakan dasar/asas keberagamaan Islam adalah seperti yang dikenal dengan sebutan Rukun Iman. Imam Zarkasyi (1989: 15) menyebutkan, manusia yang hidup ini senantiasa ingin tahu, dan lagi harus tahu, bagaimana kepercayaan yang harus diyakininya, dan bagaimana pula kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan. Untuk itu orang harus mengetahui dan mempercayai pokok-pokok kepercayaan dalam agama Islam, dan harus mengetahui dan menjalankan pokok-pokok kewajiban sebagai seorang Islam. Pokok-pokok kepercayaan itu disebut “Rukun Iman”.
Adapun Rukun, yang berarti sendi atau tiang atau dasar, dan Iman yang berarti keyakinan, atau hal-hal yang wajib diyakini. Tersusun dalam Rukun Iman, sebagai berikut:
1. Iman Kepada Allah2. Iman Kepada Malaikat3. Iman Kepada Kitab-kitab Allah4. Iman Kepada Para Rasul5. Iman Kepada Hari Akhirat, dan6. Iman Kepada Qadha’ dan Qadar
Di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab ra. Dia berkata: “ketika kami berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya… orang itu berkata: ‘Beritahukan kepadaku tentang Iman’, Rasulullah menjawab: ‘Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada Utusan-utusan-Nya, kepada Hari Kiamat dan kepada Takdir yang baik maupun yang buruk'” (H.R. Muslim no. 8).
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa ‘aqidah Islam yakni terdiri dari mengetahui dan mempercayai ke enam rukun diatas. Yang berarti tanpa pengetahuan dan
25
kepercayaan tentang dan kepada enam hal tadi, seseorang tidak bisa disebut sebagai ber’aqidah Islam. Dan untuk bisa memiliki ‘aqidah Islam, seseorang harus mengetahui terlebih dahulu dan mempercayai ke enam rukun tadi. Yakni iman/percaya kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, kepada Hari Akhirat, serta kepada Qadha dan Qadar yang baik maupun yang buruk. Barulah setelah itu ia bisa dikategorikan sebagai ber’aqidah Islam.
26