Makalah Individu - Sistem Pengelolaan Dana BOMM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengelolaan Dana BOMM

Citation preview

BAB I

2013

OlehNASARUDDIN/ NIM.1209863

TUGAS MAKALAH

Sistem pengelolaan danabantuan operasional manajemen mutu (bomm)

Makalah Ini Disusun Sebagai Pemenuhan Salah Satu Tugas Akhir Semester Pada Mata Kuliah Pendekatan Sistem Prorgam Pasca Sarjana Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

PENDEKATAN SISTEM

DOSEN PEMBIMBING :1. Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd2. Prof. Ali Amran, M.Pd, M.A,. Ph.DKATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Sistem Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Manajemen Mutu.Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendekatan Sistem di program Pasca Sarjana Fakultas Teknik pada Universitas Negeri Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd dan Bapak Prof. Ali Amran, M.Pd, M.A,. Ph.D selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Sistem dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, Desember 2013

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang

1

B. Identifikasi Masalah

3

C. Perumusan Masalah

3

BAB II KAJIAN TEORITISA. Dasar Hukum

4

B. Karakteristik BOMM

5

C. Organisasi

5

D. Tugas dan Tanggung Jawab

6

E. Persyaratan Penerima BOMM

8

F. Mekanisme Pengajuan Proposal dan Penyaluran Dana

9

BAB III PEMBAHASANA. Analisis

10

B. Pemecahan Masalah

12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

17

B. Implementasi

18

C. Rekomendasi

18DAFTAR PUSTAKA

19BAB I

PENDAHULUAN

Latar BelakangPendidikan merupakan upaya yang sangat strategis dalam membangun peradaban suatu bangsa. Pendidikan yang bermutu akan dapat mengantarkan bangsanya mencapai kemajuan, sebaliknya jika pendidikan suatu bangsa tidak berkualitas maka kemunduranlah yang didapatkan. Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan mengenai pendidikan, salah satunya adalah Bantuan Operasional Manajemen Mutu, yang kemudian dikenal dengan istilah BOMM.

BOMM merupakan pembiayaan untuk program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) yang dilaksanakan sejak 1999. Prinsip-prinsip MPMBS yaitu fokus pada mutu, pelaksanaan kurikulum 2004, kemudian diperbarui kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu secara berkelanjutan (sustainable improvement).

Kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai dengan dana BOMM berupa program wajib dan program pilihan. Program wajib berkaitan dengan implementasi kurikulum dan program pembekalan kecakapan hidup (life skill), antara lain: peningkatan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan KTSP dan life sklil. Kegiatan dilaksanakan melalui forum musyawarah guru dan mata pelajaran (MGMP) atau institusi lain yang memiliki kompetensi.

BOMM harus dialokasikan separuhnya untuk program wajib. Sedangkan program pilihan berupa School Based Management, dengan kegiatan antara lain:

1. Pengembangan model-model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa dan guru.

2. Memfasilitasi musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesional guru.

3. Pengembangan kreativitas siswa dalam bidang-bidang penelitian ilmiah

remaja, keilmuan (matematika, fisika, kimia, biologi, komputer, bahasa)4. Peningkatan dan pengembangan wawasan bagi warga sekolah dalam

rangka pengembangan kultur sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan melalui simposium atau lokakarya.5. Pendayagunaan laboratorium: fisika, kimia, biologi, bahasa, dan

komputer.

6. Peningkatan sistem administrasi sekolah dengan komputerisasi.

7. Peningkatan kemampuan tenaga administrasi, laboran, dan pustakawan.

Jenis peruntukan dana tersebut dicantumkan dalam format rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS), beserta uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan Komite Sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama dengan komite sekolah yang dilakukan secara transparan serta akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah.

Pengelolaan dana bantuan imbal swadaya dikelola oleh bendahara rutin sekolah (atau bendahara yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block grant) dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Pembukuan dana bantuan harus tersendiri dan tidak disatukan dengan pembukuan keuangan sekolah secara umum (rutin).

2. Pembukuan dana bantuan itu berisi semua transaksi keuangan menurut urutan tanggal transaksi dan disertai bukti-bukti pengeluaran yang

ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan sekolah.

3. Pembukuan ditutup pada setiap akhir bulan dan ditandatangani oleh kepala sekolah dan bendaharawan sekolah.

4. Pengelolaan dana BOMM berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan negara.

Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. Apakah dana BOMM dapat memenuhi anggaran peningkatan mutu sekolah?

2. Apakah BOMM dapat memenuhi biaya operasional sekolah?

3. Bagaimana upaya peningkatan mutu di sekolah-sekolah SMA dan SMK setelah adanya BOMM?C. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah : Apakah kebijakan BOMM dapat memenuhi harapan bagi peningkatan mutu sekolah di SMA dan SMK?BAB II

KAJIAN TEORITISA. Dasar Hukum dan Kebijakan

Dasar hukum pemberian subsidi Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) siswa SMK dilandasi ketentuan perundangan sebagai berikut :

1. Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang RI No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang RI No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang RI No. 15 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang RI No. 8 tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang RI No. 18 tahun 2006 tentang APBN tahun 2007

7. Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

8. Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

9. Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 2009;

10. Keppres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Perpres No. 85 tahun 2006;

11. Peraturan Menteri Keuangan RI No. 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran APBN

12. Kepmendiknas No 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 66/PB/2005 tentang mekanisme pembayaran atas beban APBN;

14. Surat Dirjen Mandikdasmen No. 905/C1.C3/KU/2006 tanggal 13 Februari 2006 tentang Nomor Rekening Sekolah;

15. Renstra Depdiknas 2004 2009;

16. Road Map Direktorat Pembinaan SMK 2006 2010;

B. Karakteristik Bantuan Operasional Manajemen Mutu

a. Dana BOMM merupakan subsidi yang diberikan khusus untuk mendukung peningkatan kualitas pelaksanaan praktik di SMK pada kelompok Program Keahlian Teknik dan Non Teknik;

b. Dana BOMM dialokasikan di Dinas Pendidikan Provinsi sebagai dana Dekonsentrasi dan akan disalurkan ke SMK melalui Rekening Sekolah;

c. Dana BOMM harus diberikan secara utuh tidak diperkenankan melakukan pemotongan dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.C. Organisasi

Pelaksanaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMK,

2. Dinas Pendidikan Provinsi,

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

4. Komite Sekolah,

5. SMK,

6. Tim Pelaksana.Diagram Hubungan Pelaksanaan Program

D. Tugas dan Tanggungjawab

Setiap unsur yang terlibat dalam pengembangan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) sebagaimana tersebut di atas memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1. Direktorat Pembinaan SMK

Direktorat Pembinaan SMK memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

1. Menyiapkan panduan pelaksanaan pemberian BOMM.

2. Mensosialisasikan program kepada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi terpadu terhadap pelaksanaan BOMM.

4. Menerima laporan pelaksanaan BOMM dari Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Provinsi memiliki tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan sosialisasi secara terpadu kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan SMK.

b. Menyusun rencana alokasi dan pendistribusian dana BOMM bersama Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

c. Menerima dan meneliti rancangan program/proposal dari SMK yang disampaikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

d. Melakukan klarifikasi data ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

e. Menerbitkan surat keputusan penetapan SMK penerima BOMM dan besarnya dana yang diterima.

f. Penyiapan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) pelaksanaan program dengan SMK/Komite;

g. Memproses pencairan dana BOMM.

h. Melakukan pengawasan penggunaan dana BOMM.

i. Melakukan telaah dan evaluasi laporan administrasi dan keuangan pelaksanaan program BOMM dari sekolah.

j. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan BOMM ke Direktorat PSMK.

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:

a. Menerima dan melakukan validasi rencana program/ proposal dan data siswa serta RAB dana BOMM dari SMK.

b. Mengusulkan rencana program/ proposal dari SMK secara komulatif ke Dinas Pendidikan Provinsi

c. Melakukan pengawasan penggunaan dana BOMM.

4. Komite Sekolah

Komite Sekolah memiliki tugas dan tanggungjawab antara lain:

a. Bersama sekolah menyusun rencana program/proposal dan data siswa serta RAB pemanfaatan dana BOMM;

b. Bersama sekolah mengusulkan rencana program/ proposal dan data siswa serta RAB pemanfaatan dana BOMM ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

c. Bersama sekolah membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana;

d. Melakukan pengawasan pemanfaatan dana BOMM di sekolah;

5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

SMK sebagai pelaksana program bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut:

a. Bersama komite sekolah menyusun rencana program/proposal dan data siswa (sesuai format terlampir) serta RAB pemanfaatan dana BOMM.

b. Bersama komite mengirimkan rencana program/proposa dan data siswa serta RAB dana BOMM ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

c. Menerima dana bantuan BOMM dari Dinas Pendidikan Provinsi melalui rekening SMK

d. Bersama komite membentuk dan menetapkan Tim Pelaksana;

e. Mensosialisasikan dana bantuan BOMM kepada warga sekolah dan orang tua siswa,

f. Melakukan pertanggungjawaban penggunaan dana BOMM sesegera mungkin pada tahun anggaran yang sama,

g. Membuat laporan pelaksanaan program BOMM kepada Dinas Pendidikan Provinsi dengan tembusan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

6. Tim Pelaksana

Tim Pelaksana adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan Komite bersama SMK dengan keanggotaan terdiri dari unsur SMK (Pemimpin/bukan Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan), dan Komite.

Adapun tugas dan tanggungjawabnya adalah sbb:

a. Menyusun rencana program pelaksanaan

b. Menyusun Rencana Anggaran Belanja (RAB)

c. Menyusun jadwal pelaksanaan

d. Melaksanakan kegiatan

e. Menyampaikan laporan kepada Komite dan SMK.E. Persyaratan Penerima BOMM

1. SMK Negeri maupun SMK Swasta,

2. Menyampaikan data siswa tingkat I, II, dan III sesuai dengan kelompok Program Keahlian

3. Menyampaikan Rencana Kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.

4. Diusulkan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota ke Dinas Pendidikan Provinsi.

F. Mekanisme Pengajuan Proposal dan Penyaluran Dana

1. Direktorat Pembinaan SMK mengalokasikan dana BOMM SMK melalui dana dekonsentrasi di Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Sekolah bersama dengan komite sekolah menyusun Rencana Kegiatan Program dan RAB pemanfaatan dana BOMM.

3. Komite mengirimkan usulan Rencana Kegiatan dan RAB dana BOMM ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan koreksi dan validasi data, selanjutnya diusulkan ke Dinas Pendidikan Provinsi.

5. Dinas Pendidikan Provinsi menerima dan meneliti usulan calon penerima BOMM dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

6. Dinas Pendidikan Provinsi menerbitkan surat keputusan penetapan SMK penerima BOMM.

7. Dinas Pendidikan Provinsi menyalurkan dana BOMM ke SMK melalui rekening SMK

BAB IIIPEMBAHASANA. Analisis

Undang-undang Sisdiknas No.20/2003 menyatakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan Kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi seperti dijelaskan pada bab I, bahwa untuk peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan khususnya di SMA dan SMK, pemerintah menetapkan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Pertanyaanya Apakah kebijakan BOMM dapat memenuhi harapan bagi peningkatan mutu sekolah di SMA dan SMK? untuk menjawab pertanyaan tersebut maka kebijakan BOMM perlu dianalisis. BOMM diberikan untuk meningkatan mutu proses pembelajaran di sekolah/madrasah negeri dan swasta. Pada tahun 2004 BOMM diberikan kepada 2.408 SMA dan 400 MA sedangkan pada tahun 2005 direncanakan pemberian bantuan bagi 1.531 SMA. Bantuan Imbal Swadaya Mutu (matching grand) untuk peningkatan kualitas sarana pembelajaran diberikan pula bagi 1.399 SMA negeri dan swasta serta 900 MA negeri dan swasta dan pada tahun 2005 direncanakan pemberian bantuan bagi 1.886 SMA negeri dan swasta. Bantuan pengembangan kegiatan inovasi daerah di setiap provinsi dan peningkatan mutu proses pembelajaran diberikan melalui revitalisasi MGMP, MKKS serta implementasi kurikulum 2004 secara terbatas dan pembekalan pendidikan kecakapan hidup (life skill) kepada siswa SMA. Selain itu, dalam rangka peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dilakukan pula kegiatan penyusunan pedoman umum standar operasional prosedur pengembangan silabus dan pedoman teknis mata pelajaran, melanjutkan model pengembangan sekolah, termasuk kerja sama SMA/MA dengan SMK dalam hal pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).

Khusus pada SMK sasaran nasional Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) terdiri dari:

a.Program Keahlian pada Kelompok Teknologi sebanyak 1.104.641 siswa

b.Program Keahlian pada Kelompok Non Teknologi sebanyak 1.296.002 siswa

Sasaran per provinsi disesuaikan dengan alokasi Kegiatan Perencanaan Peningkatan Mutu dan Evaluasi SMK tahun 2007 pada Dinas Pendidikan Provinsi.

Sedangkan hasil yang diharapkan adalah:1. Kualitas hasil pembelajaran di SMK tahun pelajaran 2007/2008 meningkat

2. Praktik kejuruan di SMK dapat berjalan lebih baik.

Adapun nilai bantuan BOMM SMK adalah:

a.Program Keahlian pada Kelompok Teknologi

1.104.641 siswa x Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) per tahun

b.Program Keahlian pada Kelompok Non Teknologi

1.296.002 siswa x Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per tahun.Untuk kebijakan BOMM, ada beberapa masalah, diantaranya: mayoritas sekolah dalam menggunakan dana BOMM diperuntukkan sebagai operasional sekolah. Hal ini dikarenakan dua faktor yaitu kurangnya komitmen terhadap aspek-aspek peningkatan mutu, kedua banyaknya sekolah-sekolah yang masih kurang biaya operasionalnya. Sehingga peningkatan mutu yang menjadi harapan belum terwujud sebagaimana tujuan yang diharapkan oleh kebijakan BOMM antara lain:a. Pantauan secara kontinyu terhadap pemanfaatan dana BOMM untuk menghindari penyalahgunaan

b. Pendanaan BOMM yang dianggarkan harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dalam upaya peningkatan mutu yang diharapkan

c. Pihak sekolah tetap diberikan kewenangan untuk mengajak masyarakat ikut terlibat dalam membantu pendanaan program-program di luar yang telah dianggarkan dalam pendanaan BOMM

d. Pemerintah terus berupaya meningkatkan besaran jumlah pendanaan yang disalurkan ke pihak sekolah, agar nantinya program sekolah gratis bagi siswa SMA/SMK dapat terwujud.

Dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah tentang BOMM, Agus Sartono, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Depdiknas menjelaskan pemerintah mengubah bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) untuk SMA/SMK sehingga menyerupai dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang sudah diberikan untuk siswa SD-SMP.Sebelumnya besarnya BOMM SMA diberikan Rp 75.000 per siswa setiap tahun. Mulai tahun 2009 besarnya BOMM dinaikkan jadi Rp 90.000 setiap siswa per tahun. Adapun SMK yang sebelumnya Rp 77.000 per siswa tiap tahun dinaikkan menjadi Rp 120.000 per siswa tiap tahun. "BOMM ini bisa menjadi embrio adanya BOS SMA/SMK yang tentu ke depannya bisa menggratiskan pendidikan menengah,"

Dodi Nandika, Sekretaris Jenderal Depdiknas mengatakan, pendidikan menengah gratis pasca tuntasnya wajib belajar sembilan tahun belum menjadi prioritas utama. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Depdiknas masih terus menghitung kemampuan finansial pemerintah. B. Pemecahan MasalahAnalisis kebijakan adalah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode pengkajian dalam konteks argumentasi dan debat politik untuk menciptakan secara kritis menilai dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual yang dilakukan dalam proses politik. Analisis kebijakan tidak dimaksudkan menggantikan politik dan membangun elitteknokratis.

Perlu diketahui bahwa analisis kebijakan bukanlah sebuah keputusan, tetapi lebih merupakan nasehat atau bahan pertimbangan pembuatan kebijakan publik yang berisi tentang masalah yang dihadapi. Ada 3 dari 5 argumentasi tentang pentingnya analisis kebijakan menurut Teguh Yuwono dan Abdulkahar Badjuri (2002) yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Analisis kebijakan memungkinkan tersedianya panduan yang komprehensif bagi pelaksanaan dan evaluasi kebijakan, hal ini disebabkan analisis kebijakan mencakup dua hal yaitu hal-hal yang bersifat substansial saat ini dan hal-hal yang bersifat strategik yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang.

2. Analisis kebijakan yang baik dan komprehensif memungkinkan sebuah kebijakan didesain secara sempurna dalam rangka merealisasikan tujuan berbangsa dan bernegara yaitu mewujudkan kesejahteraan umum (Public Welfare). Hal ini karena analisis kebijakan harus mendasar pada visi dan misi yang jelas yaitu mengatur sebuah persoalan agar tercipta tertib sosial menuju masyarakat yang sejahtera.3. Analisis kebijakan memberikan peluang lebih besar untuk meningkatkan partisipasi publik, hal ini karena dalam metode analisis kebijakan mesti melibatkan aspirasi masyarakat. Aspirasi masyarakat ini dapat diperoleh dari berbagai mekanisme seperti melalui konsultasi, debat publik, curah pikir bersama dengan berbagai pihak terkait (stakeholders), dan sebagainya.Model analisis yang akan digunakan dalam menganalisis kebijakan BOMM adalah analisis kebijakan menurut Patton dan Sawicki, yang model prosesnya adalah sebagai berikut:

Dari bagan model proses analisis kebijakan di atas dapat dijelaskan:1. Define Problem (Menggambarkan Masalah)

Pada langkah ini analis memformulasikan masalah. Tahap ini harus dilakukan dengan benar karena sangat berpengaruh pada tahap-tahap berikutnya. Penelitian dan pengkajian yang mendalam diperlukan agar menghasilkan formulasi yang tepat dan akurat.

2. Determine Evaluation Criteria (Menentukan ukuran-ukuran kriteria tentang evaluasi kebijakan)

Menentukan ukuran kebijakan penting dalam rangka melakukan pengujian terhadap hal-hal yang mungkin dilakukan berkaitan dengan proposal kebijakan.

3. Identify Alternative Policies (Mengidentifikasi alternatif-alternatif kebijakan)

Tahap ini membutuhkan penelitian yang mendalam. Tujuannya adalah mengumpulkan berbagai data dan informasi atau masalah yang relevan serta mengidentifikasi berbagai respon yang muncul dari program pendanaan BOMM.4. Evaluate Alternative Policies (Mengevaluasi alternatif-alternatif kebijakan)

Tahap mengevaluasi alternatif kebijakan adalah proses yang dilakukan sebelum menentukan kebijakan yang akan diterapkan. Ada beberapa kriteria dalam mengevaluasi antara lain:

a. Keuntungan (profit) yang diperoleh dari kebijakan pendanaan BOMM antara lain:

Sarana pembelajaran di SMA dan SMK meningkat Peningkatan kualitas proses pembelajaran. Output lebih berkualitas. Outcome, adanya kebermaknaan bagi stakeholders.

b. Biaya (cost) yang dikeluarkan pemerintahBiaya yang dikeluarkan pemerintah untuk kebijakan tersebut sangatlah besar. Untuk itu komitmen anggaran 20% harus direalisasikan baik pada APBN maupun APBD. Bahkan mungkin angka tersebut adalah minimal. Artinya kemungkinan anggaran lebih dari itu sangat dimungkinkan.c. Kualitas produk/hasil yang ada

Kualitas produk/hasil yang ada dari kebijakan sangat dipengaruhi oleh besaran dana yang dikeluarkan. Jika tidak ada pendanaan yang adil maka anak-anak keluarga miskin akan mendapatkan pelayanan pendidikan yang minim akibat pendanaan yang minim. Hal ini berpengaruh pada hasil pendidikannya yang tentunya minim.

Berkaitan dengan pendanaan BOMM saat ini yang besarannya sekitar Rp 90.000,00 s.d. Rp120.000,00 per siswa tiap tahun maka dapat dibayangkan kualitas hasil atau outputnya. Jadi dana BOMM saat ini hanya sebagai stimulus bagi peningkatan mutu, walaupun bagi sekolah-sekolah yang kekurangan biaya operasional maka dana BOMM digunakan untuk dana operasional sehingga peningkatan mutu yang diharapkan tidak terwujud.

5. Select Preferred Policy (Memilih kebijakan)

Memutuskan alternatif-alternatif pilihan merupakan proses akhir yang harus dilakukan setelah tahapan mencari alternatif dilakukan. Ini artinya bahwa hasil dari analisis kebijakan sudah didapatkan yaitu berupa rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada pengambil keputusan. Rekomendasi kebijakan tentunya akan lebih baik jika lebih dari satu, agar pihak pengambil keputusan dapat menimbang hal mana yang akan diputuskan. Analisis secara lengkap dari masing-masing alternatif tentunya sangat diharapkan.

6. Implement The Preferred Policy (implementasikan kebijakan)

Tahap ini menekankan pada penerapan keputusan. Beberapa hal yang penting dalam tahap implementasi ini antara lain:

a. kewenangan yang berlaku

b. komitmen tertentu yang terjamin pada semua level

c. waktu pelaksanaan

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan

Peningkatan mutu sekolah juga dilakukan dengan bantuan pembiayaan berupa BOMM. BOMM merupakan pembiayaan untuk program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) yang dilaksanakan sejak 1999. Prinsip-prinsip MPMBS yaitu fokus pada mutu, pelaksanaan kurikulum 2004 kemudian diperbarui kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengelolaan secara jujur dan transparan, perencanaan dan pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan semua warga sekolah, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan mutu secara berkelanjutan (sustainable improvement).Kegiatan-kegiatan yang dapat dibiayai dengan dana BOMM berupa program wajib dan program pilihan. Program wajib berkaitan dengan implementasi kurikulum dan program pembekalan kecakapan hidup (life skill), antara lain: peningkatan kompetensi guru dalam rangka pelaksanaan KTSP dan life sklil. Kegiatan dilaksanakan melalui forum musyawarah guru dan matapelajaran (MGMP) atau institusi lain yang memiliki kompetensi. BOMM harus dialokasikan separuhnya untuk program wajib. Sedangkan program pilihan berupa School Based Management.Jenis peruntukan dana tersebut dicantumkan dalam format rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) beserta uraian program/kegiatan sekolah dengan merinci sasaran dan total biaya per jenis peruntukan. Peruntukan dana tersebut merupakan hasil kesepakatan bersama antara pihak sekolah dan Komite Sekolah. Pelaksanaan pekerjaan/program bantuan dan pengelolaan dana bantuan dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah bersama-sama dengan komite sekolah yang dilakukan secara transparan serta akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah. Pengelolaan dana bantuan imbal swadaya dikelola oleh bendahara rutin sekolah (atau bendahara yang ditunjuk khusus oleh kepala sekolah untuk mengelola dana block grant).B. Implementasi

Implementasi kebijakan pendanaan BOMM, khususnya peningkatan mutu lulusan di SMK, diupayakan dengan proses pembelajaran yang lebih baik, khususnya dalam pembekalan kompetensi yang berkaitan dengan praktik kejuruan. Salah satu aspek utama dalam pelaksanaan praktik adalah ketersediaan bahan praktik yang selama ini menjadi kendala oleh sebagian besar SMK akibat keterbatasan dana yang tersedia.

Untuk peningkatan pelaksanaan praktik yang lebih bermutu, Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMK memberikan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) kepada Sekolah Menengah Kejuruan. Dengan demikian diharapkan sekolah mampu menghasilkan lulusan yang semakin berkualitas, dapat diterima bekerja di Industri ataupun kerja secara mandiri, begitu pula untuk SMA diharapkan lulusannya dapat diterima di perguruan tinggi yang berkualitas.C. Rekomendasi

Agar peningkatan mutu sekolah melalui kebijakan BOMM dapat terealisasi secara maksimal maka perlu upaya-upaya sebagai berikut:

1. Bagi pihak pemerintah, dana BOMM perlu ditingkatkan, hal ini berkaitan dengan besarnya operasional bagi peningkatan mutu sekolah. Bila memungkinkan BOMM dapat berfungsi seperti BOS. Hal ini tentunya besarannya harus sesuai dengan kebutuhan sekolah tingkat menengah.2. Bagi Sekolah, dana BOMM harus dimanfaatkan secara benar untuk upaya peningkatan mutu sekolah. Penggunaan dana ini dilakukan secara transparan dan akuntabel.

3. Bagi Guru, hendaknya segala program/kegiatan yang menggunakan dana BOMM dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sehingga berbagai pelatihan dan work shop yang terselenggara pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar Pendidikan, No.1 Tahun X.Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.

Tilaar, H.A.R, & Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan, Yogyakarta, 2008.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

S M K &

Komite Sekolah

Select preferred policy

Implement the preferred policy

Evaluate Alternative police

Identify alternative policies

Determine evaluation criteria

Define the problem

Dinas Pendidikan Provinsi

Direktorat Pembinaan SMK

Tim Pelaksana

Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota

iii