Makalah Infeksi Saluran Kemih

  • Upload
    melda

  • View
    1.236

  • Download
    17

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tutor 2 tentang Asuhan Keperawatan ISK Fkep Unpad

Citation preview

  • i

    MAKALAH KASUS I

    INFEKSI SALURAN KEMIH

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Ajeng Gustiani 220110110006

    Anggun Friska YL 220110110049

    Ayu Wulandari 220110110025

    Desi Afriyanti 220110110019

    Melda Iskawati 220110110043

    Neni Afriani 220110110062

    Nurnila Novi A 220110110031

    Nurul Iklima 220110110055

    Palupi Darmanti 220110110074

    Riska Darwati T 220110110068

    Safrina Darayani 220110110037

    Shalha Ubaid S 220110100093

    Taryana Wijaya K 220110110013

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • ii

    MAKALAH KASUS I

    INFEKSI SALURAN KEMIH

    Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Urinary

    Disusun oleh:

    Kelompok 8

    Ajeng Gustiani Anggota

    Anggun Friska YL Anggota

    Ayu Wulandari Anggota

    Desi Afriyanti Anggota

    Melda Iskawati Scriber 2

    Neni Afriani Scriber 1

    Nurnila Novi A Anggota

    Nurul Iklima Anggota

    Palupi Darmanti Anggota

    Riska Darwati T Anggota

    Safrina Darayani Anggota

    Shalha Ubaid S Anggota

    Taryana Wijaya K Chair

    FAKULTAS KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2013

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat

    rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini

    sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

    Makalah ini membahas tentang Urinaty System khususnya mengenai Infeksi

    Saluran Kemih.

    Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi

    dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Ibu Etika Emaliyawati, M.Kep selaku dosen koordinator mata pelajaran

    Urinary System

    2. Ibu Imas Rafiyah, S.Kp.,MNS selaku dosen tutor kelompok 2

    3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang

    sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan

    datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,

    khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu

    melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.

    Jatinangor, 1 Maret 2014

    Penulis

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................................................... i

    Kata Pengantar ................................................................................................ iii

    Daftar Isi ......................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ...................................................................................................... 1

    1.3 Batasan Masalah ........................................................................................ 2

    BAB II ANALISIS KASUS

    2.2 Uraian Kasus .............................................................................................. 3

    2.3 Pembahasan Kasus ..................................................................................... 3

    BAB III LANDASAN TEORI ....................................................................... 9

    3.1 Anatomi Fisiologi Sistem urinary .............................................................. 9

    3.2 Konsep Umum penyakit ............................................................................ 21

    BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 43

    4.1 Simpulan ................................................................................................... 43

    4.2 Saran ......................................................................................................... 43

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 44

  • 1 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan

    saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme.

    Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di

    dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih

    bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal

    itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang

    disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang

    tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

    Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:

    a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis

    karena infeksi hematogen.

    b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.

    c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.

    Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya

    adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah

    melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah

    kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu

    berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan

    mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin

    memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot

    polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter,

    sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada

    kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

    1.2 Tujuan

    Tujuan umum

    Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan

    keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Tujuan khusus

    Mengetahui definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Mengetahui etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Mengetahui klasifikasi penyakit Otitis Media

    Mengetahui manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Mengetahui patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)

  • 2 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Mengetahui pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Mengetahui penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

    Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi

    Saluran Kemih (ISK)

    1.3 Batasan Masalah

    Apakah definisi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?

    Apakah etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?

    Apakah klasifikasi penyakit ISK ?

    Apa saja manifestasi klinis Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

    Bagaimana patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

    Apa saja pemeriksaan diagnostik Infeksi Saluran Kemih (ISK)?

    Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK) ?

    Bagaimanakah cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien Infeksi

    Saluran Kemih (ISK)?

  • 3 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    BAB II

    ANALISIS KASUS

    2.1 Uraian Kasus

    Seorang wanita berusia 25 tahun status menikah post partum P1A0 (39

    minggu pervagina). Satu minggu setelah melahirkan klien mengeluh sakit saat

    berkemih. Berkemih keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri. Saat dikaji lebih

    lanjut, untuk perawat hasil wawancara didapatkan klien mengeluh urgensi

    frekuensi dan disuria. Dari pemfis didapatkan TD 120/80, nadi 90x/menit, RR

    24x/menit, suhu 39 derajat C, palpasi di area suprakubis teraba tegang tenderness.

    Perawat menganjurkan kepada klien supaya banyak minum minimal 3liter/hari.

    Hasil pemeriksaan urin warna keruh WBC (+++) kultur (+bakteri) piura eritrosit

    (+) klien mendapat terapi bakterim 3x 1 tablet 400mg peroral dan fenazopyridin

    3x 1 tablet peroral.

    2.2 Pembahasan Kasus

    STEP 1

    Piura eritrosit (+) (Ajeng) : ada Sel Darah Merah di dalam urine (Anggun), ada

    nanah dalam urin(Nurnila)

    Terderness (Safrina) : sakit saat ditekan (Nurul),

    WBC (+++) (Riska) : adanya infeksi dari bakteri (Palupi)

    Dysuria (Ayu) : sakit saat berkemih (Melda)

    STEP 2

    1. Apakah ada hubungan antara post partum dengan sulit berkemih ? (Nurul)

    2. Apakah alasannya perawat menganjurkan minum 3 L/hari ?(Riska)

    3. Ibu postpartum seperti apa yang terkena penyakit ini ? (Melda)

    4. Apakah pemeriksaan diagnostic lainnya? (Desi)

    5. Kenapa pasien ingin berkemih namun tidak keluar ?(Nurnila)

    6. Apa yang menyebabkan suprapubis tegang ketika di palpasi ?

    7. Apakah indikasi obat yang diberikan, cara kerja, kontraindikasi? (Shalha)

    8. Apakah pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit ini ?

    (Ajeng)

    9. Apakah terapi lain untuk penyakit ini? (Desi)

    10. Apakah penyebab dan faktor risiko penyakit ini ?(Ayu)

    11. Apakah organ yang terganggu ? (Ayu)

    12. Apakah diagnosa prioritas dalam penyakit ini?(Melda)

    13. Apa saja peran perawat yang ada dalam kasus ini ?(Shalha)

  • 4 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    STEP 3

    1. Infeksi saluran bawah (Palupi)

    2. Karena air putih meringankan rasa sakit, menekan bakteir keluar (Palupi)

    3. Tidak menajaga kesehatan vagina, perawatan tidak tepat saat dalam merawat

    area genitalia (Anggun)

    4. LO

    5. Karena terjadi infeksi pada uretra sehingga akan terjadi inflamasi pada uretra,

    ketika terjadi inflamasi akan terjadi penyempitan uretra sehingga ketika

    berkemih, urin hanya keluar sedikit (Anggun)

    6. Karena kandung kemih penuh karena sulit dikeluarkan (Ajeng)

    7. LO

    8. Menggunakan sabun khusus karena Ph berbeda, tidak menahan BAK, minum

    air putih minimal 8 gelas/hari, tidak boleh minum the dna kopi karena bisa

    menyababkan iritasi kandung kemih. (Safrina, Desi, Shalha)

    9. LO

    10. Infeksi bakteri, jamur, virus serta infeksi ginjal (Melda)

    11. Uretra

    12. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan infeksi pada salurak kemih

    bawah (Ajeng)

    13. Penkes saat melahirkan, perawatan sebelum dan pada saat melahirkan,

    perhatikan saat membersihkan are genitalia (Desi, Riska)

    STEP 4

    Postpartum

    Hygine kurang baik

    Bakteri mudah masuk

    Infeksi pada uretra

    Inflamasi

    Saluran uretra sempit

    Faktor resiko?

    Mo yang

    menginfeksi?

  • 5 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    STEP 5

    Mind map

    Efek samping, indikasi, kontraindikasi obat

    STEP 7

    1. Infeksi saluran kemih adalah keadaan adanya infeksi (ada pertumbuhan

    dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih mulai dari uretra,

    buli-buli, ureter, sampai jaringan ginjal dengan jumlah bakteriuria yang

    bermakna.

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah

    suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih biasanya

    terdapatamikroorganisme > 105

    (Ajeng, Desi)

    2. Organisme penyebab infeksi saluran kemih yaitu:

    Stafilokokus koagulase negatif (biasanya pada anak-anak)

    Eschericia coli

    Klebsiella aerobacter

    Proteus mirabilis

    Enterobacter cloacae

    Pseudomonas aeruginosa

    Staphylococcus saprophyticus

    Streptococcus pyogenes

    BAK sedikit

    Kandung kemih penuh

    Tegang, tenderness

    nyeri UTI

    Konsep umum

    Manfes lain?

  • 6 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Sebagian besar kuman penyebab ISK adalah kuman enterik,

    Escherichia coli ( 80 %) yang merupakan kuman terutama penyebab

    ISK pada wanita. Pada pria dan pasien di rumah sakit, ISK terutama

    disebabkan oleh kuman Proteus, Stafilokok dan bahkan Pseudomonas

    (30-40%).

    Faktor resiko

    onstruksi saluran kemih

    DM

    Kurang gizi

    Pemakaian kateter, siteskopi

    Usia lanjut

    Hormone estrogen

    Wanita karena uretra lebih pendek dari pria

    Kehamilan (karena saat hamil wanita akan mengalami relaksasi semua

    otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone,termasuk kandung kemih

    dan ureter sehingga mereka menahan urin di bagian tersebut yang dapat

    meningkatkan factor resiko (Nurnila, Riska, Anggum, Melda)

    3. Manifestasi klinis ISK adalah frekuensi berkemih sering namun sedikit,

    sakit pinggang, urgency, nyeri di area suprapubis, berkemih di malam hari,

    malaise, demam, mual muntah (Safrina, Ajeng)

    4. Infeksi saluran kemih pada usia lanjut dibedakan menjadi :

    a. ISK Uncomplicated (simple) ISK yang terjadi pada penderita dengan

    saluran kencing tak baik, anatomi maupun fungsional normal. ISK ini

    terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai

    mukosa superficial kandung kemih.

    b. ISK Complicated Sering menimbulkan banyak masalah karena kuman

    penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap

    beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis, dan

    shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :

    - Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko

    uretral obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung

    kencing menetap, dan prostatitis

    - Kelainan faal ginjal : GGA maupun GGK

    - Gangguan daya tahan tubuh

    - Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen seperti prosteus spp

    yang memproduksi urease (Ayu, Nurul)

    5. Pemeriksaan diagnostic pada ISK adalah :

  • 7 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    a. Urinalisis

    Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk penting

    adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5

    leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air kemih

    Hematuria: hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB

    sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan

    patologis baik berupa kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.

    b. USG dan radiografi pada abdomen

    c. Intravenous Urography

    d. Bakteriologis

    e. Pemeriksaan radiologis rontgen pada ginjal

    f. CT-sacan

    g. Tes kimiawi

    h. Tes plat celup (Melda, Riska, Palupi, Nurnila, Desi, Safrina)

    6. Penatalaksanaan ISK

    Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah

    minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak

    bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh

    pertahanan alami tubuh.

    Antiseptik saluran kemih terbatas hanya untuk pengobatan ISK.

    - Nitrofurantion (Furadantin, Macrodantin), efektif untuk melawan

    organisme gram positif dan gram negatif terutama E. Coli. Obat ini

    digunakan untuk pengobatan ISK akut dan kronik. Dapat

    menimbulkan iritasi gastrointestinal.

    Dosis: PO 50-100 mg

    - Metanamin (mandelamie), untuk ISK kronik, PH urin harus asam,

    tidak boleh dipakai bersama sulfonamid. Dapat menyebabkan

    kristaluria sehingga harus banyak minum. Dapat menimbulkan

    iritasi gastrointestinal.

  • 8 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    - Quinolon (asam nalidiksat, sinoksasin, norfloksasin,

    siproflolaksasin), merupakan salah satu dari kelompok antiseptik

    saluran kemih terbaru dan efektif dalam melawan ISK bagian

    bawah.

    Analgesik saluran kemih

    Fenazopiridin hidroklorida (Pyridium), obat ini digunakan untuk

    meredakan nyeri, rasa terbakar, dan sering berkemih serta rasa

    dorongan berkemih yang merupakan gejala dari ISK bagian bawah.

    Obat ini dapat menimbulkan gangguan gastrointestinal, anemia

    hemolitik dan warna air seni menjadi merah kejinggaan/coklat.

    Analgesik ini diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk

    kesembuhan yang lebih optimal.

    Antispasmodik (dimetil sulfoksida/DMSO, oksibutin, flavoksat),

    spasme saluran kemih akibat infeksi atau cedera dapat diredakan

    dengan antispasmodik yang bekerja langsung pada otot polos dari

    saluran kemih.

    Terapi baktrim

    Indikasi : ISK yang disebabkan oleh kuman E.coli, klebsiela,

    enterobacter, proteus

    Kontra indikasi : kerusakan parenkimhati, gagal ginjal berat, hamil

    Efek samping : diare, colitis pseudomembranosa, gangguan

    glomerulus, kandidiasis, leukemia

    Dosis : dewasa dan anak > 12 tahun = 2 tab 2x/hr

    Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi Bactrim yaitu:

    a. Menyebabkan ruam berat pada kulit apabila terpapar sinar matahari

    langsung

    b. Menghindari makanan yang mengandung kalsium, antarida, dan

    sodium bikarbonat karena menyebabkan penurunan dalam

    penyerapan obat

    Meminum jus canberry untuk mencegah adisi bakteri pada saluran

    kemih (Safrina, Shalha, Nurnila, Nurul, Riska)

    7. Pencegahan

    Minum yang cukup 2-3 liter/hari

    Jangan menahan untuk berkemih

    Hygiene yang baik

    Menghindari bahan yang dapat mengiritasi seperti busa dan

    mengenakan pakaian dari bahan nilon (Ajeng, Nurnila)

  • 9 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Anatomi dan Fisiologi

    3.1.1 Pengertian Sistem Urinaria

    Sistem perkemihan disebut juga sistem urinaria atau renal system, adalah

    suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas

    dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang

    masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh

    larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

    A. Susunan Sistem Urinaria

    Terdiri dari:

    1. Dua buah ginjal yang mengambil zat

    sisa, mineral yang tidak dibutuhkan,

    dan kelebihan air dari darah sebagai

    urin.

    2. Dua buah ureter (saluran panjang)

    yang mentransport urin ke kandung

    kemih/vesika urinaria/bladder.

    3. Kandung kemih sebagai tempat

    penampungan urin sampai waktu yang

    tepat untuk dibuang.

    4. Uretra sebagai saluran yang

    mengalirkan urin dari kandung kemih

    keluar tubuh.

  • 10 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    1. Ginjal

    Organ berwarna kemerahan dengan bentuk menyerupai kacang merah

    (kacang ercis), terletak di kedua sisi perut tepat di atas pinggang, dan mengarah

    ke bagian belakang tubuh. Jumlahnya ada dua, kiri dan kanan, ginjal kiri lebih

    besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram dan

    pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

    Bagian dalam ginjal

    Setiap ginjal dilindungi oleh tiga lapisan luar: (1) selaput luar kuat dari

    jaringan ikat penyangga, disebut fasia renal; (2) satu lapis jaringan lemak, disebut

    kapsul adiposa; dan di dalamnya, (3) lapisan jaringan ikat lain, disebut kapsul

    renal.

    Badan utama ginjal

    Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal

    terdiri dari tiga bagian, yaitu:

    a. Bagian kulit (korteks renal)

    Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan

    darah yang disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak

    mengandung kapiler kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut

    glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan

    antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi.

    Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu di antara glomerolus dan

    simpai bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam

    simpai bownman. Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh

    yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam

    sumsum ginjal.

  • 11 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    b. Sumsum ginjal (medula renal), yang mengandung kapiler dan tubulus

    pembentuk urin (tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal,

    tubulus pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula).

    Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut

    piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut

    apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid

    dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8

    hingga 18 buah tampak bergarisgaris karena terdiri atas berkas saluran paralel

    (tubuli dan duktus koligentes). Di antara piramid terdapat jaringan korteks

    yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan

    pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam

    pembuluh halus ini terangkut urin yang merupakan hasil penyaringan darah

    dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

  • 12 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    c. Rongga ginjal (pelvis renal), ruang di tengah-tengah tempat berkumpulnya

    urin.

    Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk

    corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis

    bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masingmasing bercabang

    membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari

    piramid. Kaliks minor ini menampung urin yang terus keluar dari papila. Dari

    Kaliks minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga

    ditampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

  • 13 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Ginjal mengandung unit penyaring mikroskopis berupa satuan struktural

    dan fungsional ginjal terkecil yang disebut nefron. Tiap tiap nefron terdiri atas

    komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh

    pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari

    tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul Bownman, serta tubulus

    tubulus, yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus

    pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

    Kapsula Bownman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng

    dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler glomerolus) yang bentuknya

    besar dengan banyak juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel

    yang memeluk kapiler secara teratur sehingga celahcelah antara pedikel itu

    sangat teratur.

    Kapsula bownman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian

    tubulus yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus

    proksimal karena jalannya yang berbelokbelok, kemudian menjadi saluran yang

    lurus yang semula tebal kemudian menjadi tipis disebut angsa Henle atau loop of

    Henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal

    asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.

  • 14 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Fungsi Ginjal

    1. Mengekskresikan zatzat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen-

    nitrogen, misalnya amonia.

    2. Mengekskresikan zatzat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan

    vitamin) dan berbahaya (misalnya obatobatan, bakteri dan zat warna).

    3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.

    4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam

    atau basa.

    Tes Fungsi Ginjal

    1. Tes untuk protein albumin

    Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor

    masuk ke dalam urin.

    2. Mengukur konsentrasi urenum darah

    Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di

    atas kadar normal (20 40) mg%.

    3. Tes konsentrasi

    Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa

    tinggi berat jenis urinnya naik.

    Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal

    Peredaran Darah Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang

    mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan

    bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria

    interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk

    gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut

  • 15 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan

    kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis

    masuk ke vena kava inferior.

    Persyarafan Ginjal

    Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini

    berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini

    berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal

    (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu

    yang menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn

    kortison.

    2. Ureter

    Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke

    kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang

    0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak

    dalam rongga pelvis.

    Lapisan dinding ureter

    a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

    b. Lapisan tengah otot polos

    c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

    Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakangerakan peristaltik tiap 5

    menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih

    (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang

    dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui

    osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.

  • 16 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas

    dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter

    terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf

    dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

    3. Vesikula Urinaria (Kandung Kemih)

    Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,

    terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung

    kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan

    ligamentum vesika umbikalis medius.

    Bagian vesika urinaria

    a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian

    ini terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan

    ikat duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.

    b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.

    c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan

    ligamentum vesika umbilikalis.

    Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium

    (lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa

    (lapisan bagian dalam).

    Proses Miksi (Rangsangan Berkemih)

    Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor

    yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup

    untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek

    kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi

  • 17 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi

    pengosongan kandung kemih.

    Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter

    interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger

    eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.

    kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila sarafsaraf yang menangani kandung

    kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

    Bila terjadi kerusakan pada sarafsaraf tersebut maka akan terjadi

    inkontinensia urin (kencing keluar terusmenerus tanpa disadari) dan retensi urin

    (kencing tertahan). Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh

    torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar

    berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna. Peritonium

    melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk kandung

    kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus

    apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior

    berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah

    kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang

    arteri umbilikalis.

    4. Uretra

    Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih

    yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

    Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah

    prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis

    kebagia penis panjangnya 20 cm.

  • 18 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Uretra pada laki laki terdiri dari :

    a. Uretra Prostaria

    b. Uretra membranosa

    c. Uretra kavernosa

    Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling

    dalam), dan lapisan submukosa.

    Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring

    sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri

    dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus

    dari vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra

    pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan

    uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

  • 19 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    B. Urin (Air Kemih)

    Sifat sifat air kemih

    Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)

    cairan serta faktor lainnya.

    Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

    Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya.

    Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

    Berat jenis 1.015 1.020.

    Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet

    (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

    Komposisi air kemih

    Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air

    Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak

    dan kreatinin

    Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat

    Pigmen (bilirubin, urobilin)

    Toksin

    Hormon

    Mekanisme Pembentukan Urin

    Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit

    terbentuk 120 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap

    harinyadapat terbentuk 150 180L filtrat. Namun dari jumlah ini hanya sekitar

    1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

    Tahap tahap Pembentukan Urin

    a. Proses filtrasi

    Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent

    lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah,

    sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali

    protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bownman yang terdiri

  • 20 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke

    seluruh ginja.

    b. Proses reabsorpsi

    Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,

    klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif

    yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas.

    Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan

    dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam

    tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan

    reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

    c. Augmentasi (Pengumpulan)

    Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus

    pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-

    , dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus

    pengumpul, urin yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari

    ureter, urin dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang

    merupakan tempat penyimpanan urin sementara. Ketika kandung kemih

    sudah penuh, urin dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

  • 21 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Mikturisi

    Peristiwa penggabungan urin yang mengalir melui ureter ke dalam

    kandung kemih., keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan

    tekanan di dalam kandung kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml

    urin.

    Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat

    ditahan oleh pusat pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia,

    gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menekan kandung kemih

    membantu mengosongkannya.

    Ciri ciri Urin Normal

    Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan

    jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan,

    baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6.

    3.2 Konsep Penyakit ISK

    3.2.1 Definisi

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk

    menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK

    di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia

    40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama

    atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %.

    Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua

    umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari

    kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka

    populasi umum, kurang lebih 5-15%.

  • 22 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah

    suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy,

    2001)

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu keadaan adanya infeksi bakteri pada

    saluran kemih. (Enggram, Barbara, 1998)

    3.2.2 Etiologi

    Beberapa jenis mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi saluran

    kemih seperti Eschericia coli. Bekteri ini merupakan penyebab tersering pada

    infeksi saluran kemih. Penyebab lain pada infeksi saluran kemih ini atara lain

    jamur dan virus. Beberapa penyakit lain yang menjadi penyebab ISK antara

    lain Infeksi ginjal dan BPH.

    Mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih melalui beberapa cara

    seperti :

    1. Endogen

    Penyebaran terjadi melalui kontak langsung.

    2. Hematogen

    Penyebaran melalui peredaran darah.

    3. Limfogen

    Penyebaran melalui pembuluh limfe

    4. Eksogen

    Penyebaran mikroorganisme melalui kontaminasi dari pemakaian alat

    seperti kateter, sistokopi, dll.

    Infeksi yang paling sering terjadi sebagai akibat dari mikroorganisme yang

    terdapat pada feses yang naik dari perineum menuju uretra dan kandung

    kemih. Mikroorganisme kemudian melekat dan berkoloni di epithelium traktus

    urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih.

    Ada beberapa hal yang dapat menigkatkan angka kejadian infeksi saluran

    kemih seperti :

    1. Inflamasi

    2. Abrasi mukosa uretra

  • 23 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    3. Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap

    4. Gangguan status metabolisme misalnya Diabetusmelitus,Kehamilan, dsb.

    5. Imunosupresi

    3.2.3 Manifestasi Klinis

    Bayi

    1. Kolik : Keadaan dimana bayi menangis terus menerus secara berlebihan

    (lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu).

    Gangguan ini bisa terjadi sejak anak lahir sampai usia 3-4 bulan. Itu

    sebabnya, dikenal juga istilah kolik 3 bulan.

    2. Ikterus : menguning sklera,kulit/jaringan lain akibat penimbunan bilirubin

    dalam tubuh/akumulasi bilirubin.

    3. Kurang nafasu makan

    4. Muntah

    5. Demam

    6. Letargi

    7. Iritabilitas

    8. Peningkatan frekuensi penggantian popok karena basah

    9. Retardasi pertumbuhan

    Anak Pra Sekolah

    1. Demam

    2. Pancaran urine lemah/menetes

    3. Urine berbau busuk

    4. Hematuria : kehadiran sel-sel darah merah dalam urin

    5. Enuresis : Ketidakmampuan berkemih pada usia dimana kontrol mikturisi

    (pembuangan urine) seharusnya sudah dimiliki

    6. Nyeri abdomen

    7. Sering berkemih

    8. Urgensi

    9. Disuria

  • 24 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Anak Usia Sekolah

    1. Diare

    2. Urine kuat

    3. Hematuria

    4. Disuria

    5. Sering berkemih

    6. Urgensi

    7. Perubahan kepribadian

    Secara umum, tanda dan gejalanya:

    - Rasa panas/nyeri ketika buang air kecil

    - Rasa ingin sering buang air kecil

    - Urin berbau busuk, mengandung darah/nanah, dan terlihat keruh

    - Rasa sakit yang menetap di perut bagian bawah

    - Urin keluar protein (+)

    3.2.4 Epidemiologi

    ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,

    dan faktor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih

    termasuk ginjal. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun

    perempuan cenderung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK berulang

    pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai faktor predisposisi

    (pencetus). Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada

    perempuan. Prevalensi selama periode sekolah (school girls) 1 % meningkat

    menjadi 5% selama periode aktif secara seksual. Prevalensi infeksi

    asimtomatik meningkat mencapai 30%, baik laki-laki maupun perempuan bila

    disertai faktor predisposisiseperti berikut litiasis, obstruksi saluran kemih,

    penyakit ginjal polikistik, nekrosispapilar, diabetes mellitus pasca

    transplantasi ginjal, nefropati analgesik, penyakit sickle-cell, senggama,

    kehamilan dan peserta KB dengan table progesterone, serta kateterisasi.

    (Sukandar, E., 2004)

    3.2.5 Klasifikasi

    Infeksi Saluran Kemih dibagi menjadi :

    1. Uretritis

    Merupakan peradangan yang terjadi pada uretra. Uretritis di golongkan

  • 25 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    menjadi dua golongan, yaitu :

    a. Gonoreal

    Golongan ini adalah uretritis yang disebabkan oleh kuman Nesseria

    gonorhoeae. Penularan terjadi melalui kontak langung misalnya pada

    hubungan seks yang beresiko.

    b. Nongonoreal

    Uretritis jenis ini disebabkan oleh kuman selain Nesseria gonorhoeae,

    biasanya disebabkan oleh infeksi Clamidia frakomatik atau urea plasma

    urelytikum.

    Manifestasi klinis dari uretritis antara lain :

    a. Mukosa hiperemis dan oedem

    b. Terdapat ciran eksudat yang purulen

    c. Adanya ulserasi pada uretra

    d. Rasa gatal

    e. Good morning sign

    f. Nanah pada awal miksi

    g. Nyeri pada saat miksi

    h. Kesulitan untuk memulai miksi

    i. Nyeri pada abdomen bagian bawah

    2. Sistisis

    Merupakan inflamasi pada kandung kemih. Sistisis ini paling sering

    dikarenakan oleh menyebarnya infeksi dari uretra yang disebabkan oleh

    refluks urin dari uretra ke vesica urinarinaria, kontaminasi fekal, pemakaian

    kateter atau sistokopi. Sistisis memiliki gejala klinis seperti :

    a. Disuria

    b. Peningkatan frekwensi berkemih

    c. Perasaan ingin berkemih

    d. Ada leukosit dalam urin

    e. Nyeri supra pubis

    f. Demam dengan disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah.

    3. Pielonefritis

    Pielonefritis merupakan radang pada ginjal. Pielonefritis dibagi menjadi

    pielonefritis akut dan kronis. Pada pielonefritis akut biasanya terjadi akibat

    infeksi kandung kemih ascenden. Penularan dapat terjadi melalui cara

    hematogen, dan dapat menyerang salah satu atau kedua ginjal. Sementara pada

    pielonefritis kronis dapat terjadi karena infeksi yang berulang, biasanya terjadi

    pada penderita dengan batu ginjal, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.

    Pielonefritis memiliki beberapa manifestasi klinis seperti :

    a. Demam

    b. Menggigil

    c. Nyeri pinggang

  • 26 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    d. Disuria

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi:

    1. ISK uncomplicated (simple)

    ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing tak

    baik, anatomic maupun fungsional normal. ISK ini pada usi lanjut

    terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa

    superficial kandung kemih.

    2. ISK complicated

    Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab

    sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam

    antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila

    terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:

    a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, reflex vesiko uretral

    obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kencing

    menetap dan prostatitis.

    b. Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.

    c. Gangguan daya tahan tubuh

    d. Infeksi yang disebabkan karena organisme virulen sperti prosteus spp

    yang memproduksi urease.

    3.2.6 Pemeriksaan Diagnostik

    1. Urinalisis

    a. Leukosuria Leukosuria atau piuria merupakan salah satu petunjuk penting

    terhadap dugaan adalah ISK. Dinyatakan positif bila terdapat > 5

    leukosit/lapang pandang besar (LPB) sedimen air kemih. Adanya

    leukosit silinder pada sediment urin menunjukkan adanya

    keterlibatan ginjal. Namun adanya leukosuria tidak selalu

    menyatakan adanya ISK karena dapat pula dijumpai pada inflamasi

    tanpa infeksi.

  • 27 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Gambar 1. Leukosuria

    b. Hematuria Dipakai oleh beberapa peneliti sebagai petunjuk adanya ISK, yaitu

    bila dijumpai 5-10 eritrosit/LPB sedimen urin. Dapat juga

    disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan

    glomerulus ataupun oleh sebab lain misalnya urolitiasis, tumor

    ginjal, atau nekrosis papilaris.

    2. Bakteriologis

    a. Mikroskopis Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa pewarnaan

    gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri /lapangan pandang

    minyak emersi.

    b. Biakan bakteri

    Gambar 2. Biakan bakteri

    Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila

    ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan criteria

    Cattell, 1996:

    - Wanita, simtomatik >10

    2 organisme koliform/ml urin plus piuria, atau

    > 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau

  • 28 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Adanya pertumbuhan organisme pathogen apapun pada urin

    yang diambil dengan cara aspirasi suprapubik

    - Laki-laki, simtomatik >10

    3 organisme patogen/ml urin

    - Pasien asimtomatik > 10

    5 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin berurutan.

    3. Tes kimiawi

    Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya

    adalah sebagian besar mikroba kecuali enterokoki, mereduksi nitrat

    bila dijumpai lebih dari 100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini

    dapat dijumpai dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas

    90,7% dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif. Hasil

    palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah nitrat, diuresis banyak,

    infeksi oleh enterokoki dan asinetobakter.

    4. Tes Plat-Celup (Dip-slide)

    Gambar 3. Plat celup

    Lempeng plastik bertangkai dimana kedua sisi permukaannya dilapisi

    perbenihan padat khusus dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan

    digenangi urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam

    tabung plastik tempat penyimpanan semula, lalu dilakukan

    pengeraman semalaman pada suhu 37 C. Penentuan jumlah kuman/ml

    dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan pada lempeng

    perbenihan dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan

    kepadatan koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan

  • 29 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    10.000.000 dalam tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah

    dilakukan, murah dan cukup akurat. Tetapi jenis kuman dan

    kepekaannya tidak dapat diketahui.

    5. Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya

    Pemeriksaan radiologis dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu

    atau kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK.

    Dapat berupa pielografi intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-

    scanning.

    3.2.7 Penatalaksanaan

    1. Terapi Medis

    Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens

    antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius

    dengan efek minimal terhaap flora fekal dan vagina. Terapi Infeksi Saluran

    Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:

    o Terapi antibiotika dosis tunggal

    o Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari

    o Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu

    o Terapi dosis rendah untuk supresi

    Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko

    kekambuhan infeksi. Jika kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di

    awal infeksi, factor kausatif (mis: batu, abses), jika muncul salah satu, harus

    segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin, terapi preventif dosis

    rendah.

    Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),

    trimethoprim /sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang

    ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap

    bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk

    mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.

    Berikut obat yang biasa diberikan kepada klien dengan infeksi saluran kemih

    Ulfaprim

  • 30 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Kemasan dan no.Reg:

    - Ulfaprim suspensi mengandung Sulfamethoxazole 200 mg dan

    Trimetoprim 40 mg / 5 mL, dalam botol 60 mL, No. Reg. :

    DKL0308509933A1.

    - Ulfaprim tablet mengandung Sulfamethoxazole 400 mg dan

    Trimetoprim 80 mg (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg. :

    DKL0308509510A1.

    Nama Generik : Co-trimoxazole

    Nama Dagang : Bactrim (Roche), Kaftrim (Kimia Farma),

    Inatrim (Indo Farma), Primadex (Dexa Medica), Sanprima

    (Sanbe), Triminex (Konimex)

    Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi

    Saluran Pernapasan, Infeksi kulit

    Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia

    megaloblastik

    Bentuk Sediaan :

    Tablet ( 80 mg Trimethoprim 400 mg Sulfamethoxazole)

    Anak-anak dan bayi usia dua bulan atau lebih:

    Berat Badan (Kg) Pemberian obat setiap 12 jam

    20 1 tablet

    30 1 tablet

    40 2 tablet

    Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun adalah:

    Dosis lazim: 2 kali sehari 2 tablet selama 10-14 hari

    infeksi berat: 2 kali sehari 3 tablet

    untuk pengobatan jangka panjang: 2 kali sehari 1 tablet

    Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim 800 mg Sulfamethoxazole )

    Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim 200 mg

    Sulfamethoxazole )

  • 31 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Anak-anak dan bayi usia 2 bulan atau lebih:

    Berat Badan (Kg) Dosis

    10 5mL (1 sendok takar), 2x/hari

    20 10mL (2 sendok takar), 2x/hari

    30 5mL (3 sendok takar), 2x/hari

    40 20mL (4 sendok takar), 2x/hari

    Efek samping :

    - Hipersensitivitas ( demam, rash, fotosensitivitas )

    - Gangguan pencernaan ( nausea, vomiting, diare )

    - Hematotoxicity ( granulositopenia, trombositopenia)

    - Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan

    menyusui, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.

    Phenazopyridine

    Indikasi : digunakan bersamaan dengan antibiotika untuk mengatasi

    infeksi saluran kemih, digunakan untuk mengobati iritasi atau rasa tidak

    enak sewaktu berkemih

    Efek Samping: pusing, sakit kepala, dan gangguan pencernaan

    Ciprofloxacin

    Nama Generik : Ciprofloxacin

    Nama Dagang : Ciproxin (Bayer), Interflox (Interbat), Nilaflox

    (Nicholas), Quidex (Ferron), Renator (Fahrenheit), Scanax (Tempo

    Scan Pasific)

    Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Sinusitis Akut, Infeksi Kulit, Infeksi

    Tulang dan Sendi, Demam Typhoid, Pneumonia Nosokomial

    Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau golongan

    quinolon lain

    Bentuk Sediaan : Tablet, kaplet (250 mg, 500 mg, 750 mg); Tablet lepas

    lambat ( 500 mg, 1000 mg )

    Dosis : Dewasa : 250 mg tiap 12 jam

    Efek Samping : ruam kulit, diare, mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala,

    susah tidur, jantung berdebar-debar, halusinasi

  • 32 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Resiko Khusus : Pasien dengan gangguan ginjal, Wanita hamil dan

    menyusui.

    Nitrofurantoin

    Bersifat bakteriostatik dan bakterisid untuk banyak bakteri gram positif

    dan gram negative. Nitrofurantoin diabsorpsi dengan baik setelah ditelan

    tetapi dengan cepat dimetabolisme dan disekresikan sehingga tidak

    memungkinkan kerja antibakteri sistemik. Obat ini disekresikan di dalam

    ginjal.

    Dosis : untuk infeksi saluran kemih pada orang dewasa adalah 50-100 mg

    4 x dalam 7 hari setelah makan.

    Efek samping :

    - Anoreksia

    - Mual

    - Muntah

    Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkinan adanya:

    o Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan

    o Interansi obat

    o Efek samping obat

    o Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui

    ginjal

    Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal

    ginjal:

    o Efek nefrotosik obat

    o Efek toksisitas obat

    2. Terapi Non-Medis

    1. Bunga Sepatu

    Rebus 15 g akar kembang sepatu, 25 g meniran (Phyllanthus urinaria L),

    dan 30 g sambiloto (Androqap his panleulata) dalam 600 ml air sampai

    tersisa 300 ml. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari.

    Catatan:

    Wanita hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini.

  • 33 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat, tetap

    konsultasikan dengan dokter.

    2. Kemuning

    Cuci bersih 30 g akar kemuning kering 15 g, meniran (Phyllant bus

    urinaria L.), dan 20 g sambiloto (Androgaphis paniculata Nees.). Rebus

    ketiga bahan tersebut dalam 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Setelah

    dingin, saring air rebusan, lalu minum 3 kali sehari masing-masing 100 ml.

    3. Nona Makan Sirih

    Cuci bersih 15 g daunn nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3 gelas

    air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dua untuk

    dimInum 2 kali pada waktu pagi dan sore hari.

    4. Untuk mengatasi agar tidak lebih parah, pada waktu bangun di pagi hari.

    Buang air seni pada pagi hari dapat membantu mengeluarkan bakteri

    darikandung kamih yang akan keluar bersama urin. Jarang buang air seni

    menyebabkan beberapa bakteri mendapat peluang untuk berkembang biak

    dengan cepat dalam kandung kemih.

    5. Minum air putih inimal 8 gelas atau 2,5 liter setiap hari. Air putih dapat

    melancarkan pengeluaran air seni dan dapat mencegah timbulnya penyakit

    infeksi saluran kemih.

    6. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kencing.

    7. Setiap buang air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. Hal ini

    mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari rectum.

    8. Membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliku

    keseimbangan pH sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.

    9. Buang air seni sesering mungkin ( setiap 3 jam ) untuk mengosongkan

    kandung kemih dan jangan menunda membuang air seni, karena perbuata

    ini justru merupakan penyebab terbesar dari infeksi saluran kemih.

    10. Pilihlah toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak

    menyentuh langsung ke permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa

    menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya

    membersihkan dulu pinggiran dudukan toilet.

    11. Saat membersihkan saluran kencing gunakan air langsung keran.

  • 34 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    12. Ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila jarang diganti bakteri

    akan berkembang biak secara cepat dalam pakaian dalam. Gunakan

    pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak

    lembab.

    3.2.8 Patofisiologi

    Terlampir

    3.2.9 Asuhan Keperawatan

    Pengkajian

    1. Anamnesa

    Nama : x

    Usia : 25 Tahun

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : -

    Pendidikan : -

    Agama : -

    Pekerjaan : -

    Status : Menikah (post partum P1A0/39 bulan pervaginam)

    Suku Bangsa : -

    Tanggal Masuk RS : -

    Diagnosa Medis : infection track urinary

    2. Riwayat Kesehatan

    - Keluhan Utama

    Klien mengeluh sakit saat berkemih

    - Riwayat Kesehatan Sekarang

    Satu minggu setelah melahirkan, klien mengatakan sakit pada saat

    berkemih, keluar sedikit-sedikit disertai rasa nyeri, pada saat

    wawancara klien mengeluh urgency, frequency, dan dysuria

    - Riwayat Kesehatan Masa Lalu

    Klien mengatakan satu minggu yang lalu selesai melahirkan post

    partum P1A0 (39 minggu) pervaginam (Tanya kepada klien ada

    riwayat DM)

    - Riwayat Kesehatan Keluarga

  • 35 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    (tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita

    DM karena kadar glukosa yang tinggi dapat menjadi resiko ISK)

    - Riwayat psikososial

    (Tanyakan kepada klien tentang perasaan klien mengenai penyakit ini)

    - Riwayat Alergi

    (tanyakan kepada klien punya alergi tidak ? terutama alergi obat

    antibiotik)

    3. Pemeriksaan Fisik

    - Keadaan umum

    TD : 120/80mmhg P : 90x/menit RR : 24x/menit S : 39C

    - Pemeriksaan Head To Toe

    Kepala : -

    Dada : -

    Punggung : (jika sudah ke ginjal maka akan sakit pinggang, nyeri

    ketok ginjal)

    Abdomen : palpasi area supra pubik teraba tegang dan tenderness

    Ekstremitas : -

    4. Pemeriksaan Diagnostik

    - Pemeriksaan Lab : hasil pemeriksaan urin warna keruh, WBC (+++),

    cultur+bakteri, Pyuria, eritrosit (+)

    Analisa Data

    Data Etiologi Masalah

    DO

    - Pyuria

    - Eritrosir (+)

    DS

    - Klien mengeluh

    urgency, frekuency

    dan dysuria

    Syaraf nyeri teramgsang -

    > menahan urin sebagai

    kompensasi nyeri ->

    keluar sedikit-sedikit ->

    akumulasi urin

    meningkat di kandung

    kemih -> impuls ke otak

    untuk miksi -> karena

    Gangguan pola

    eliminasi

  • 36 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    nyeri, urin keluar sedikit

    sedikit -> gangguan pola

    eliminasi

    DO : -

    DS

    - Klien mengeluh

    nyeri/sakit saat

    berkemih.

    - Berkemih sedikit-

    sedikit disertai nyeri

    Inflamasi -> reseptor

    dalam vesika urinaria

    terangsang -> impuls ke

    otak untuk miksi -> urin

    bersifat asam -> urin

    keluar melalui ureter

    (pada saluran kemih

    tyerdapat inflamasi) ->

    terasa nyeri karena syaraf

    nyeri terangsang -> nyeri

    Nyeri

    DO

    - Urine keruh

    - WBC (+++)

    - Cultur+bakteri

    - S : 39C

    DS

    Klien mengeluh urgency,

    frequency, dysuria

    Obstruksi gangguan

    neurogenik, hygine

    kurang, wanita hamil

    mengalami relaksasi

    semua otot polos ->

    oeningkatan

    mikroorganisme -> invasi

    ostium uretra externum -

    > kolonisasi bakteri pada

    mukosa saluran kandung

    kem9ih (vesika urinaria,

    ureter) -> infeksi

    Infeksi

  • 37 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    Nursing Care Planning

    No. Diagnosa

    Keperawatan

    Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional

    1 Perubahan pola

    eliminasi

    berhubungan dengan

    obstruksi mekanik

    pada kandung kemih

    ataupun struktur

    traktus urinarius lain

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam klien

    dapat

    mempertahankan pola

    eliminasi secara adekuat

    KH :

    1. Tidak terjadi tanda-

    tanda gangguan berkemih

    (urgensi,oliguri,disuria)

    2. Klien dapat berkemih

    setiap 3 jam

    3. Klien tidak kesulitan

    saat berkemih

    1. Ukur dan catat urine setiap kali

    berkemih

    2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 - 3

    jam

    3. Palpasi kandung kemih setiap 4 jam

    4. Awasi pemasukan dan pengeluaran

    karakteristik urine

    5. Dorong,meningkatkan pemasukan

    cairan

    1. Untuk mengetahui

    adanya perubahan warna

    dan untk mengetahui input/

    output

    2. Untuk mencegah

    terjadinya penumpukan

    urine dalam vesika urinaria

    3. Untuk mengetahui

    adanya distensi kandung

    kemih

    4. Memberikan informasi

    tentang fungsi ginjal dan

    adanya komplikasi

  • 38 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    6. Kaji keluhan pada kandung kemih

    7. Bantu klien ke kamar kecil, memekai

    pispot/urinal

    8. Bantu klien mendapatkan posisi

    berkemih yang nyaman

    9. Observasi perubahan tingkat kesadaran

    10. Kolaborasi :

    Awasi pemeriksaan

    laboratorium,elektrolit,bun,kreatinin

    Lakukan tindakan untuk memelihara

    5. Peningkatan hidrasi

    membilas bakteri

    6. Retensi urine dapat terjadi

    dan menyebabkan distensi

    jaringan (kandung

    kemih/ginjal)

    7. Untuk memudahkan

    klien dalam berkemih

    8. Supaya klien tidak sukar

    berkemih

    9. Akumulasi sisa uremik

    dan ketidakseimbangan

    elektrolitdapat menjadi

  • 39 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    asam urine dan berikan obat-obatan

    untuk meningkatkan asam urine

    Rasional : Asam urin menghalangi

    tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan

    sari buah dapat berpengaruh dalam

    pengobatan infeksi saluran kemih

    toksin pada susunan saraf

    pusat.

    10. Asam urin menghalangi

    tumbuhnya kuman.

    Peningkatan masukan sari

    buah dapat berpengaruh

    dalam pengobatan infeksi

    saluran kemih

    2 Gangguan rasa

    nyaman nyeri

    berhubungan dengan

    inflamasi dan infeksi

    uretra, kandung

    kemih, dan struktur

    traktus urinarius lain

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam

    diharapkan nyeri hilang

    atau berkurang saat dan

    sesudah berkemih

    KH :

    1. Pasien mengatakan /

    tidak ada keluhan nyeri

    pada saat berkemih

    1. Kaji Intensitas, lokasi, dan faktor yang

    memperberat atau meringankan nyeri

    2. Berikan waktu istirahat yang cukup

    dan tingkat aktivitas yang dapat ditoleran

    3. Anjurkan minum banyak 2 - 3 liter jika

    tidak ada kontra indikasi

    4. Pantau perubahan warna urine, pantau

    1. Rasa sakit yang hebat

    menandakan adanya infeksi

    2. Klien dapat istirahat

    dengan tenang dan dapat

    merilekskan otot

    3. Untuk mmbantu klien

    dalam berkemih

  • 40 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    2. Kandung Kemih tidak

    tegang

    3. Pasien tampak tenang

    4. Ekspresi wajah tenang

    pola berkemih, masukan dan keluaran

    setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis

    ulang

    5. Berikan tindakan nyaman, seperti

    pijatan

    6. Berikan perawatan perineal

    7. Jika dipasang kateter, perawatan

    kateter 2 kali per hari

    8. Alihkan perhatian pada hal yang

    menyenangkan

    9. Kolaborasi :

    Berikan obat analgetik sesuai dengan

    4. Untuk mengidentifikasi

    indikasi kemajuan atau

    penyimpangan dari hasil

    yang diharapkan

    5. Meningkatkan relaksasi,

    menurunkan tegangan otot

    6. Untuk mencegah

    kontaminasi uretra

    7. Kateter memberikan

    jalan bakteri untuk

    memasukikandung kemih

    dan naik saluran perkemihan

    8. Relaksasi, menghindari

    terlalu merasakan nyeri

  • 41 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    program terapi 9. Analgetik memblok

    lintasan nyeri

    3 Penyebarluasan

    Infeksi berhubungan

    dengan adanya

    bakteri pada saluran

    kemih

    Setelah dilakukan

    tindakan keperawatan

    selama 3 x 24 jam

    diharapkan Infeksi

    sembuh dan mencegah

    komplikasi.

    KH :

    1. Tanda-Tanda Vital

    dalam batas normal

    2. Nilai Kultur Urine

    Negatif

    3. Urine berwarna bening

    dan tidak berbau

    1. Kaji suhu tubuh pasien selama 4 jam

    dan lapor suhu diatas 38,5 0C

    2.Catat karakteristik urine

    3. Anjurkan pasien untuk minum 2-3 liter

    jika ada kontra indikasi

    4. Monitor Pemeriksaan ulang urine

    kultur dan sensivitas untuk menentukan

    respon terapi

    5. Anjurkan pasien untuk mengosongkan

    kandung kemih secara komplit setiap kali

    kemih

    1. Tanda tanda vital

    menandakan adanya

    perubahan didalam tubuh.

    2. Untuk mengetahui

    /mengidentifikasi indikasi

    kemajuan atau

    penyimpangan dari hasil

    yang diharapkan.

    3. Untuk mencegah statis

    urine

    4. Mengetahui seberapa

    jauh efek pengobatan

    terhadap keadaan penderita

  • 42 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    6. Berikan keperawatan

    perineal,pertahankan agar tetap bersih

    dan kering

    5. Untuk mencegah adanya

    distensi kandung kemih

    6. Untuk menjaga

    kebersihan dan menghindari

    bakteri yang membuat

    infeksi uretra

  • 43 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    BAB IV

    PENTUPUP

    4.1 Simpulan

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah ditemukannya kuman pada urin yang

    umumnya steril. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi infeksi saluran kemih

    bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian bawah. ISK bagian atas mencakup

    semua infeksi yang menyerang ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup

    semua infeksi yang menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.

    Diagnosa keperawatan dalam kasus ini adalah Perubahan pola eliminasi

    berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur

    traktus urinarius lain, Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi

    dan infeksi uretra, kandung kemih, dan struktur traktus urinarius lain, dan

    Penyebarluasan Infeksi berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.

    4.2 Saran

    1. Bagi Mahasiswa

    Diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit-

    penyakit dalam keperawatan anak salah satunya infeksi saluran kemih dan

    juga meningkatkan kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan yang

    baik dan benar.

    2. Bagi Perawat

    Diharapkan bagi perawat agar dapat meningakatkan ketrampilan dalam

    memberikan asuhan keperawtan serta pengetahuan sehingga dapat

    memberikan asuhan keperawtan yang optimal pada pasien yang menderita

    penyakit infeksi saluran kemih dan perawat mampu menjadi edukator

    yang baik bagi pasien dan keluarganya.

    3. Bagi Dunia Keperawatan

    Diharapkan asuhan keperawatan ini dapat terus ditingkatkan

    kekurangannya sehingga dapat menambah pengetahuan yang lebih baik

    bagi dunia keperawatan serta, dapat di aplikasikan untuk

    mengembangakan ketrampilan perawat dalam memberikan asuhan

    keperawatan pada anak yang mengalami infeksi saluran kemih.

  • 44 | M a k a l a h I S K T u t o r 2 A 2 0 1 1

    DAFTAR PUSTAKA

    Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

    Jalal, Diana I. 2009. Medical Care of Cancer Patients Chapter 48. United States

    of America: BC Decker Inc.

    Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem

    Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

    Reeves, Charlene. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Buku 1. Jakarta: Salemba

    Medika.

    Suharyanto, Toto dan Madjid, Abdul. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien

    dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Trans Info Media.

    Syamsuri Istamar. 2004. Biologi Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.

    Syarifuddin. 1992. Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

    Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi

    Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.

  • PATOFISIOLOGI

    Kelainan kongenital

    Penurunan

    fungsi uretro

    vesikuler

    Kelainan

    anatomi

    Ureter

    sempit

    Obstruksi gangguan

    neurogenik

    Refleks pengaliran

    tidak lancar

    Urin statis di vesika

    urinaria

    Penimbunan

    cairan&kuman

    Aliran balik

    Perkembangan

    kuman meningkat

    Hygiene yang

    kurang bersih

    Penularan secara

    assending dari

    anus menuju

    saluran kemih,

    pada wanita

    setelah lahir dari

    vagina keluar

    darah, sistem imun

    yang tidak stabil

    Wanita hamil

    mengalami

    relaksasi semua

    otot polos

    (pengaruh

    hormon

    progesteron)

    Kandung

    kemih&ureter

    mengalami

    relaksasi otot

    polos

    Pengosongan

    kandung kemih

    tidak sempurna

    Peningkatan MO

    Peningkatan MO

    Invasi ostium uretra externum

    Kolonisasi bakteri pada mukosa

    saluran kandung kemih ( vesika

    urinaria, ureter)

    Inflamasi

    Merangsang leukosit respon

    imun

    Interaksi makrofag dan limfosit

    T

    Mengeluarkan IL-4

    Memicu limfosit B

    Produksi ig E spesifik

    meningkat

    Reaksi antigen anti-bodi

    Infeksi

    Reseptor dalam vesika

    urinaria terangsang

    Impuls ke otak untuk miksi

    Peningkatan frekusensi

    BAK (frequency)

    Urin bersifat asam

    Urin keluar melalui ureter

    (pada saluran kemih

    terdapat inflamasi)

    Terasa nyeri karena syaraf

    nyeri terangsang

    Merangsang sintesis pirogen

    endogen

  • Bakteri >>antibodimati

    Sisa antibodi yang mati

    mengakibatkan adanya nanah

    (eksudat)

    Terbawa saat urin keluar

    Pyuria:warna urin keruh

    nyeri

    Menahan urin sebagai

    kompensasi nyeri

    Keluar sedikit-sedikit

    Akumulasi urin meningkat di

    kandung kemih

    Supra pubik tegang

    Impuls ke otak untuk miksi

    Karena nyeri keluar sedikit-

    sedikit

    Gangguan pola eliminasi

    Urin terus meningkat

    menekan di kandung kemih

    (menegang >kapasitas)

    Tekanan dari luar

    Nyeri&tenderness

    Merangsang IL-1

    hipotalamus

    Peningkatan sekresi

    prostaglandin

    Peningkatan set point

    Hipotalamus menganggap

    suhu tubuh yang

    rendah&memicu

    mekanisme peningkatan

    panas

    Suhu tubuh naik (39 c)

    Urin masih ada di ada di

    kandung kemih

    Impuls ke otak

    Urgency