7
MAKALAH CHILDRENS INTUITIVE PHYSICS Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik Dosen Pengampu Dr. Muhammad Nur Wangid OLEH : Ahmad Nur Huda (14712259007) Sartini (14712259020) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

MAKALAH intuisi fisika anak

  • Upload
    hoeda11

  • View
    238

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAHCHILDRENS INTUITIVE PHYSICSMata Kuliah Perkembangan Peserta DidikDosen Pengampu Dr. Muhammad Nur Wangid

OLEH :Ahmad Nur Huda(14712259007)Sartini (14712259020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASARPROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2014

A. Pendahuluan Anak-anak pada dasarnya telah memiliki pengetahuan tentang dunia fisik atau fisika, jauh sebelum mereka mendapatkan pendidikan formal tentang fisika di sekolah. Fenomena-fenomena yang ada di sekeliling kita, seperti waktu, gaya, dan suhu secara ekologis merupakan bentuk-bentuk pengetahuan yang relevan dan tepat untuk dimiliki oleh anak-anak, yang kesemuanya itu memiliki nilai yang penting dalam kelangsungan hidup. Penelitian tentang intuisi fisika pada anak-anak sudah dilakukan sejak dahulu kala dalam rangka meneliti dan memahami tentang perkembangan aspek kognitif pada anak-anak. Pencetus atau pioneer penelitian dalam bidang ini adalah Piaget, dia melakukan penelitian tentang perkembangan pengetahuan fisika anak-anak pada tahun 1929. Penemuanya yang sangat luar biasa tentang pemahaman anak-anak pada dunia fisika tidak hanya membuka kesempatan bagi peneliti lain untuk mempelajarinya lebih lanjut, akan tetapi ia mampu membangkitakn motivasi bagi para peneliti untuk lebih detail dalam mendalami permasalahn perkembangan pengetahuan fisika pada anak-anak.Intuisi fisika memiliki cakupan pengetahuan yang luas, termasuk didalamnya terkait juga dengan psikologi. Dengan mempelajari intuisi fisika, berarti juga telah mempelajari aspek psikologi pendidikan anak-anak secara umum. Pertanyaan yang muncul terkait psikologi pendidikan dengan intuisi fisika adalah bagaimana kemampuan pengetahuan kita dapat diterjemahkan ke dalam konsep buku fisika.Dalam waktu yang lama kekayaan pengetahuan tentang intuisi fisika pada anak-anak yang disampaikan Piaget masih belum mendapatkan perhatian yang mendalam dari para peneliti. Pengembangan pengetahuan anak-anak tentang dunia fisik dipelajari dengan mengacu pada dugaan struktur konseptual dewasa yang dianggap telah mencerminkan hukum fisika. B. PembahasanPada awal tahun 1980 an, McCloskey (1983) seorang peneliti dari Amerika mempublikasikan penelitiannya yang berjudul intuisi fisika yang mampu mempopulerkan istilah intuisi fisika pada komunitas ilmiah yang lebih luas. Menurut McCloskey keyakinan orang dewasa ini adalah merupakan sebuah kesalahpahaman, sehingga membentuk sebuah teori yang koheren, dalam hal ini sebuah teori gerak yang muncul pada abad pertengahan. Pada kenyataannya, banyak peneliti menyamakan konsep pembangunan dan revisi naif, akal sehat, atau cerita-cerita rakyat (Carey, 1985; Gopnik &Meltzoff, 1997; Keil, 1989; Vosniadou, Ioannides, Dimitrakopoulou, & Papademetriou,tahun 2001; Wellman & Gelman, 1998).Terkait dengan penelitian pengembangan pada aspek kognitif, bahwa muali meningkatnya minat atau keinginan untuk meneliti intuisi fisika dengan berfokus pada isu-isu yang ada dalam teori perkembangan tradisional. Banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan intuisi fisika yaitu intra variabilitas antar individu (Anderson, 1983), dan (Siegler, 1995) tentang kemampuan adaptif anak-anak dalam tugas-tugas yang melibatkan intuisi fisika (Anderson & Wilkening, 1991).Mungkin yang paling luar biasa, dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi kebangkitan studi tentang persepsi aspek motorik intuisi fisika pada anak-anak yang jauh melebihi perkiraan menurut pandangan tradisional, sehingga disebut tahap motorsensori Sejak awal beberapa penelitian Krist, Fieberg, dan Wilkening (1993) di bidang ini, menemukan keterkaitan menarik dari sensorimotor, persepsi, dan komponen kognitif pengetahuan fisika anak-anak. Fokus dalam penelitian ini telah bergeser jauh dari sekedar mendiagnosis kebenaran atau ketidaktepatan tanggapan, menuju menyelidiki seberapa baik mereka memahami realitas fisika, dan di mana keadaan perkiraan tersebut berubah. Tampaknya, dengan demikian, bahwa kekayaan bidang intuisi fisika telah ditemukan kembali dan telah menjadi lebih serta lebih terwakili dalam penelitian kontenporer.Dalam makalah ini, kami akan memberikan penjelasan tentang kemajuan yang terkait dengan intuisi fisika pada anak-anak yang mulai terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Akan dijelaskan secara terpisah dalam beberapa bagian , antara lain yaitu waktu, kecepatan, kekuatan, massa, dan lain-lain. 1. Waktu dan Kecepatan Awal mula ketertarikan untuk meneliti konsep waktu dan kecepatan ini berawal dari pertanyaan Albert Eisntein di tahun 1920, pertanyaannya adalah pada anak-anak konsep mana yang berkembang terlebih dahulu, apakah konsep mengenai waktu ataukah kecepatan. Piaget dapat menjawab pertanyaan itu setelah 20 tahun, yaitu pada tahun 1946. Piaget mengungkapkan bahwa konsep kecepatanlah yang berkembang terlebih dahulu, jika dibandingkan dengan waktu. Teori tersebut didapat setelah melakukan sebuah percobaan, yaitu dua kereta bergerak pada dua jalur dengan kecepatan yang sama maupun berbeda, dengan jarak tempuh yang sama dan juga berbeda. Kemudian anak-anak usia 4 sampai dengan 11 tahun ditanya kereta mana yang tiba dengan waktu paling lama dan dengan kecepatan paling tinggi.Setelah Piaget mempublikasikan temuannya tersebut, muncul penelitian baru yang dilakukan oleh Levin pada tahun 1977 sampai dengan 1982. Dia menunjukkan bahwa anak-anak memiliki kemampuan untuk membandingkan jangka waktu, asalkan tidak diganggu dengan berbagai hal yang mengintervensi.proses tersebut.Penelitian ini dilakukan melalui waktu tidur boneka (sleeping times of dolls), atau menyajikan informasi waktu putaran dalam sebuah gerakan linear.Sebuah pendekatan yang berbeda dilakukan oleh Wilkening (1981, 1982) untuk mempelajari kemampuan anak-anak tentang waktu, kecepatan dan jarak yang ditempuh. Salah satu percobaanya adalah, anak-anak diminta memberikan penilaian tentang seberapa jauh hewan akan melarikan diri dari anjing yang menggongong dalam berbagai tingkatan waktu (berapa lama anjing menggonngong) dan seberapa cepat hewan melarikan diri. Hasil yang terlihat adalah, pertama dalam aturan aditif aturan perkalian menunjukkan bahwa dimensi dari mana informasi tersebut terintegrasi secara konsep sebagai variable yang terpisah satu sama lain. Anak usia 5 tahun tidak mengalami hambatan dan mampu melihat waktu dan kecepatan sebagai suatu entitas atau bentuk yang berbeda. Kedua, waktu dan kecepatan jelas dipahami sebagai sesuatu yang memiliki metric atau ukuran. Ketiga, anak-anak yang berusia 5 tahun sudah mampu mengetahui bahwa konsep waktu dan kecepatan yang ditemukan saling berhubungan dalam cara yang masuk akal. Sangat menarik untuk dicatat bahwa aturan dan jaringan (networks) muncul secara konsisten seperti apa yang telah ditemukan dalam percobaan Wilkening mengenai simulasi hubungan dari konsep waktu, kecepatan, dan jarak.Menurut Zhou dkk, meskipun anak-anak usia lima tahun sudah memiliki pengetahuan tentang konsep waktu, kecepatn dan keterkaitan dengan jarak, namun anak-anak belum mampu mengaplikasikannya ke dalam berbagai konteks. Bahkan dalam pemahaman konsep waktu dan kecepatan ini masih terjadi sebuah miskonsepsi atau pemahaman yang salah pada anak-anak maupun juga orang dewasa. Mereka tidak dapat membedakan dan tidak dapat memberi tanggapan antara dua situasi dalam kondisi linear ataupun non linear.Hal ini dikuatkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Huber dkk, bahwa anak-anak yang berusia 10 tahun sudah bertindak mengikuti hukum-hukum fisika secara umum, namun masih sering salah dalam pengambilan keputusan atau dalam hal menilai suatu kejadian yang berhubungan dengan waktu dan kecepatan. Disisi yang lain orang dewasa sudah menggunakan hukum-hukum fisika dalam pengambilan keputusan dalam melakukan sebuah tindakan. Dengan kata lain, dengan memvariasikan tugas sekaligus menjaga struktuk logisnya, pengetahuan disasosiasi pada orang dewasa akan meningkat dan sebaliknya pada anak-anak akan menurun. Jadi fenomena belajar tentang konsep pengetahuan waktu dan kecepatan pada anak-anak yang terbaik adalah dengan belajar sendiri melalui sebuah kejadian.2.