44
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu, amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan di atas daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya

Makalah Kajian Tentang Amphibia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Kajian Tentang Amphibia

Citation preview

Page 1: Makalah Kajian Tentang Amphibia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak

tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal

dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup.

Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk

kehidupan yaitu di darat dan di air.

Amfibi adalah kelompok terkecil di antara vertebrata, dengan jumlah

hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptilia, amfibi adalah hewan berdarah

dingin. Ini berarti amfibi tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri. Untuk itu,

amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan. Awalnya amfibi

mengawali hidup di perairan dan melakukan pernapasan menggunakan insang.

Seiring dengan pertumbuhannya paru-paru dan kakinya berkembang dan amfibi

pun dapat berjalan di atas daratan.

Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab

dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat

basah tersebut dan bernafas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu

kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang

umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernafas

dengan paru-paru. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan

kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka

insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai

mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara

melompat. (Zug, 1993)

Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang

baik. Pada mata terdapat membrana nictitans yang berfungsi untuk melindungi

mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada

mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup.

Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna.

Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai

Page 2: Makalah Kajian Tentang Amphibia

2

terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.

Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan

perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae,

tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam

fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada

beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada

waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa

jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak

terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986).

Amfibi dijumpai diseluruh dunia kecuali di kutub. Mereka menempati

sejumlah habitat yang berbeda-beda seperti hutan hujan, kolam, dan danau.

Mereka juga ada di daerah berumput di lereng pegunungan tinggi, bahkan juga di

gurun. Meskipun amfibi dewasa dapat bertahan hidup selama periode kemarau

panjang, umumnya mereka membutuhkan tempat-tempat lembab seperti sungai

dan kolam. Di wilayah hutan hujan tropis yang lembab, banyak katak dapat

bertahan hidup tanpa memiliki sumber air tetap. Sebagai hewan yang berdarah

dingin, amfibi tidak aktif dalam kondisi dingin. Pada kondisi ini mereka

melakukan hibernasi, biasanya dalam lumpur di dasar kolam. Musim kawin

amfibi sering berlangsung kacau. Amfibi jantan dan betina berkumpul bersama

dalam jumlah besar. Setelah membuahi telur, biasanya amfibi tidak lagi

mempedulikan telurnya. Hanya sedikit jenis amfibi yang melindungi telur.

Umumnya spesies amfibi kecil mengandalkan penyamaran atau melarikan diri

saat terancam pemangsa. Ada pula amfibi yang mengandalkan kulit yang

mencolok untuk menakuti musuh. Ada jenis amfibi yang mempunyai racun. Katak

beracun dari Amerika Selatan memiliki warna yang mencolok sebagai tanda

bahaya pemangsanya. Racun katak sangat kuat ‘racun emas’ yang dimiliki kodok

dart dari kolombia misalnya, dapat menewaskan sekitar 1.000 orang sekaligus.

Kebanyakan orang kesulitan dalam membedakan anggota dari kelas amphibia

yaitu antara katak dan kodok. Maka dari itulah kita perlu mengenal kelas

amphibia lebih jauh lagi.

Page 3: Makalah Kajian Tentang Amphibia

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan klasifikasi class Amphibia?

2. Bagaimana morfologi class Amphibia?

3. Bagaimana anatomi class Amphibia?

4. Bagaimana karakteristik class Amphibia?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kedudukan klasifikasi class Amphibia.

2. Untuk mengetahui morfologi class Amphibia.

3. Untuk mengetahui anatomi class Amphibia.

4. Untuk mengetahui karakteristik class Amphibia.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapt dioeroleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai kedudukan,

morfologi,anatomi dan karakteristik dari Class Amphibi.

2. Bagi pembaca dapat memberikan infromasi lebih lengkap mengenai

kedudukan, morfologi,anatomi dan karakteristik dari class Amphibi.

Page 4: Makalah Kajian Tentang Amphibia

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Klasifikasi

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam, yakni di air dan di

daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab

dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat

basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu

kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang

umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas

dengan paru-paru.

Amfibia mempunyai ciri-ciri:

Penutup tubuh kulit yang berlendir

Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput

renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya

berfungsi untuk melompat dan berenang.

Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah

dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan

hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke

dalam rongga mulut ketika menyelam

Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya

(berdarah dingin/poikiloterm)

Peredaran darah Tertutup

Alat

penglihatan

Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut

membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Berkembang

biak

dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan

di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal

Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Page 5: Makalah Kajian Tentang Amphibia

5

Adapun kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Upafilum : Vertebrata

Superkelas : Tetrapoda

Kelas : Amphibia

Menurut Verma anggota amphibia dapat dibedakan menjadi 3 ordo yaitu

Urodela (Salamander), Apoda (Gymnophiona ), dan Anura (katak dan kodok).

1. Ordo Apoda (Gymnophoina)

Ordo Caecilia Gymnophiona mempunyai anggota yang ciri umumnya

adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing

(gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai

kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada

beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor. Di bagian anterior terdapat

tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2

bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan

insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di

dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara

internal. Ordo Gymnophiona mempunyai 5 famili. yaitu Rhinatrematidae,

Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili

Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan

Typhlonectinae. ( Webb et.al, 1981). Famili yang ada di Indonesia adalah

Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya

pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang

bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang

walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis.

Anggota famili ini yang ditemukan di Indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di

propinsi DIY.

Page 6: Makalah Kajian Tentang Amphibia

6

2. Ordo Urodela

Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh

memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.

Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies

mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian

kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi.

Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di

darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah

Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.

3. Ordo Anura

Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya,

anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu

dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai

belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya

yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-

jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang

cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata

berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan

prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. Ordo Anura dibagi

menjadi 27 famili, yaitu:

Ascaphidae Leiopelmatidae

Bombinatoridae Discoglossidae

Pipidae Rhinophrynidae

Megophryidae Pelodytidae

Pelobatidae Allophrynidae

Bufonidae Branchycephalidae

Centrolenidae Heleophrynidae

Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae

Pseudidae Rhinodermatidae

Sooglossidae Arthroleptidae

Dendrobatidae Hemisotidae

Page 7: Makalah Kajian Tentang Amphibia

7

Hyperoliidae Microhylidae,

Ranidae Rachoporidae

Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae,

Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae

a. Bufonidae

Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar

dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan

terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral

diapophisis melebar. Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak

memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan

dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara

eksternal. Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies.

Beberapa contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo

asper, Bufo biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica.

b. Megophryidae

Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti

tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya.

Pada umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek

sehingga pergerakannya lambat dan kurang lincah. Gelang bahu bertipe

firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase berudu terdapat alat

mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan air. Adapun

contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys montana dan

Leptobranchium hasselti.

c. Ranidae

Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif

ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput

untuk membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang

berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada

pematang seperti pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut

di bagian maxillanya. Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal

dan bersifat ovipar. Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh

spesiesnya adalah: Rana chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana

Page 8: Makalah Kajian Tentang Amphibia

8

nicobariensis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya limnocharis,

Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana

d. Microhylidae

Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif

panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan

mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi. Karena anggota

famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara horizontal. Gelang

bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla achatina.

e. Rachoporidae

Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai

kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil. Tipe gelang bahu

firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut. Terdapat pula gigi

palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan ovipar dan

fertilisasi secara ekstern

2.2 Morfologi Kelas Amphibi

Kelompok hewan amfibi adalah binatang bertulang belakang berkulit

lembab tanpa bulu yang hidup di dua alam. Kebanyakan hewan amfibi pada waktu

berupa berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Selanjutnya setelah

dewasa hidup di darat dan bernapas dengan paru-paru dan kulit. Hewan amfibi

termasuk kelompok hewan berdarah dingin, artinya hewan yang memanfaatkan

suhu lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya.

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada

leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Pada kepala

mempunyai mulut yang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares

externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, terdapat

sepasang mata yang bulat, dibelakangnya terdapat 2 lubang pipih tertutup oleh

membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang

suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya

mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila

berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil

Page 9: Makalah Kajian Tentang Amphibia

9

untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/

telur atau sperma dari alat reproduksi.

Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.

Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium),

tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur),

betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti)..

Tubuh katak bentuknya bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan

kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan

adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung

atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput,

kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat

pelvis serta bagian kaudal pendek.

Gambar morfologi katak

Pada rongga mulut ( cavum oris), dibatasi oleh maxillae (rahang atas),

sedangkan dibagian bawah dibatasi oleh mandibula (rahang bawah) dan os hyoid.

Pada rongga mulut terdapat lingula yang pipih berpangkal pada dasar sebelah

antrior mulut.Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil yang dilapisi

oleh lendir dan dapat dijulurkan dari belkang ke muka untuk menangkap mangsa.

Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedangkan

dibelakang maxillae terdapat gigi vormerin yang berfungsi untuk menahan

mangsa yang akan ditelan.Dekat denta vomerin terdapat dua lubang nares interna

yang berhubungan dengan nares eksterna. Glotis terletak pada medium ventral

Page 10: Makalah Kajian Tentang Amphibia

10

pharynx sebelah belakang lingula yang merupakan pintu menuju ke pulmo.

Dibelakang masing-masing mata di dekat sudut mulut terdapat ostium

pharyngeum dari tuba Eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang

telinga dalam.Pada katak jantan dari banyak spesies memiliki saccus vocalis (saku

suara) yang terbuka disebelah muka dari ostium pharyngeum auditiivae Eustachii.

Saku suara ini dapat dikembang kempiskan sehingga menimbulkan suara.

2.3 Anatomi Kelas Amphibia

2.3.1 Sistem Rangka

Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-

bagian yang lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh

yang vital, melekatnya otot daging berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase

cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak.Kemudian pada fase dewasa menjadi

keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan

permukaan yang licin.Tempurung kepala,vertebrae dan sternum merupakan

skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare.

Tempurung kepala yang besar serta pipih terdiri atas:

1. Cranium yang sempit

2. Beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengar dan kapsula

yang besar untuk mata.

3. Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skleton viseral).

Bangsa amphibi merupakan Vertebrata yang pertama mempunyai sternum

(tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya

pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan dengan sternum

seperti yang terjadi pada reptil, burung atau mamal.

Sebagian besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan empat jari

kaki pada kaki depan dan lima jari kaki belakang.Jumlah jari mungkin ada yang

berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada

Caecillia.Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku, tapi ada semacam tanduk pada

jari-jarinya.

Tulang punggung yang bersambung dengan kepala dan extrimitas

berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9 columna

Page 11: Makalah Kajian Tentang Amphibia

11

vertebralis dan urostyl, yang merupkan silindris, masing-masing vertebrae

merupakan satu segmen pendek yang fleksibel seperti vertebrae lainnya. Tiap-tiap

vertebrae terdiri atas centrum atau corpus yang memiliki lengkung atas (archus

neuralis) sebagai tempat sumsum.Sebelah atasnya terdapat cuatan neuralis

terdapat sepasang processus articularis yang menyebabkan vertebrae dapat sedikit

bergerak; tidak memunyai tulang rusuk (costale).

Tempat tumpuan extemitas anterior berupa cingulum cranialis (pectoral

gridle) yang berbentuk sebagai rangka yang melingkari alat-alat dalam thorax.

cingulum cranialis melekat pada vertebrae dengan otot daging. Masing-masing

setengahnya terdiri atas tulang rawan lebar. Supra scapula sebelah dorsal, scapula

kecil sebelah lateral dan clavicula yang silindris dan coracoid yang lebar sebelah

ventral.Coracoid bergabung dengan sternum yang berupa tulang rawan besar,

tersusun atas episternum, omosternum,mesosternum,xiphisternum.Pada sternum

bertemulah os scapula dan carocoid, dan terbentuk mangkok cavitalis glenoidalis

yang merupakan sendi tempat kepala os humerus.

Tumuan extemitas posterior berupa cingulum posterior (pelvic gridle)

merupakan persatuan tulang yang mempunyai bentuk yanng terdiri atas os illium

sebelah anterior, os oschium sebelah posterior dan os pubis sebelah ventral. Pada

ketiga tulang tersebut bertemu teerdapat mangkokan yang disebut acetabulum

tempat kepala os femur melekat.Tiap-tiap bagian dari sepasang os illium yang

merupakan tulang yang memanjang sejajar dengan urostyl dan sejajar dengan

sacrum.

Gambar Sistem Rangka Katak

Page 12: Makalah Kajian Tentang Amphibia

12

Bentuk tulang mempunyai hubungan erat dengan tugasnya.Tulang

tempurung kepala bersenyawa, sedang cingulum anterior dengan cingulum

posterior merupakan tulang-tulang yang terangkai menjadi satu. Tulang yang

bersenyawa tidak dapat digerak-gerakkan terhadap satu sama lain. Pada humerus

dan femur terdapat satu hubungan bentuk bola dan mangkokan yang

menyebabkan gerak putar. Hubungan engsel terdapat pada siku dan lutut.

Gerakan-gerakan itu dimungkinkan oleh adanya otot ligamen dari jaringan

ikat.Kecuali itu juga disebabkan oleh otot-otot daging yang dapat memanjang dan

memendek, sebagai penggeraknya.Pada tulang yang panjang dibedakan atas

bagian central yang disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut

epiphyse.Pada tulang-tulang yang bersenyawa terdapat hubungan satu sama lain,

dan amsing-masing epiphyse dan diaphyse juga terdapat hubungan tidak teratur

dan terkunci oleh sutura.Pada katak sutura masih berupa tulang rawan, sehingga

tulang itu dapat tumbuh terus.Pada burung dan sebagian besar mamalia, masing-

masing sutura menjadi tulang keras pada saat tertentu. Dengan demikian

pertumbuhan menjadi lebih besar lagi tidak mungkin terjadi.

2.3.2 Sistem Otot

Sistem otot pada amfibi, seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai

transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana

tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang)

dan gerakan sirip yang relatif sederhana.Kebutuhan hidup di darat mengubah

susunan ini.

Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai

tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral.

Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral

adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi.

Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan,

kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot

tranversus, sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada

amfibi yaitu, berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan

Page 13: Makalah Kajian Tentang Amphibia

13

perkembangan berbagai tipe otot.Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu

dan berupa otot intrinsik.

Tubuh katak dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging,

yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat

melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot

daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat

pada tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada

gerakannya.Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama

lain digabung oleh jaringan ikat.Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang

berlainan.Bagian central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal

yang merupakan bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot

daging yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat

membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.

Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni

memanjang-memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat

olehnya akan bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang

berlawanan. Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan

model aktivitasnya dengan masing-masing contoh:

Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps

sebagai pengikat lengan bawah dengan lengan atas.

Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps

meluruskan lengan bawah pada lengan atas.

Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau

anggota); contoh deltoid menarik lengan ke samping.

Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau

anggota); contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.

Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae

menggerakkan kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.

Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh

masseter mengangkat rahang untuk menutup mulut.

Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan

dan memutar femur.

Page 14: Makalah Kajian Tentang Amphibia

14

Otot daging yang tunduk kepada kemauan dibagian atas tiga bentuk

struktur umum: (1) otot daging lebar dan pipih misalnya obliqus externus dan

transversus yang membentuk didnding abdomen; (2) otot daging gilik (silindris)

dengan ujung yang menyisip, misalnya biceps atau deltoid dan (3) otot daging

sphincter dengan serat melingkar, misalnya sphincter ini yang berfungsi untuk

menutup anus.

Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi

bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut

dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir

ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.

2.3.3 Sistem Sirkulasi

Fungsi yang terpenting dari sistem sirkulasi yaitu:

1. Mengangkut oksigen dan karbon dioksida antara alat pernafasan dengan

jaringan-jaringan di seluruh tubuh.

2. Mengangkut zat makanan dan air dari tractus digestivus ke organ lain.

3. Mengangkut persediaan zat makanan dari satu tempat ke tempat lain.

4. Mengangkut sisa-sisa zat organik dan garam mineral yang sudah tidak

berguna lagi ke alat ekskresi (ren).

5. Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin ke tempat-tempat yang

membutuhkan.

Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel.

Sebagian besar amfibi mempunyai problem untuk mengisi jantung yang

menerima darah oksi dari paru-paru dan darah deoksi yang tidak mengandung

oksigen dari tubuh. Untuk mencegah banyaknya pencampuran dua jenis darah

tersebut, amfibi telah mengembangkan ke arah sistem sirkulasi transisional.

Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong ventrikulur, dan pembagian konus

arteriosus dalam pembuluh sistemik dan pembuluh pulmonari. Darah dari tubuh

masuk ke atrium kanan dari sinus venosus kemudian masuk ke sisi kanan

ventrikel, dan dari sini dipompa ke paru-paru. Darah yang mengandung oksigen

dari paru-paru masuk ke atrium kiri lewat vena pulmonalis kemudian menuju sisi

kiri ventrikel untuk selanjutnya dipompa menuju ke seluruh tubuh. Beberapa

Page 15: Makalah Kajian Tentang Amphibia

15

pengecualian terjadi pada salamander yang didak mempunyai paru-paru, di mana

celah interatrial tidak lengkap dan vena pulmonalis tidak ada.

2.3.4 Sistem Lymphatica

Terdiri dari banyak pembuluh-pembuluh yang bermacam-macam ukuran

meliputi berbagai organ dan sukar dilihat. Pada katak antara kulit dan tubuh

terdapat saccus lymphatic yaitu:

1. Saccus submaxillaris

2. Saccus pectolaris

3. Saccus abdominalis

4. Saccus lateralis

5. Saccus brachialis

6. Saccus femuralis

7. Saccus inter-femuralis

8. Saccus cruralis

Sistem lymphaticus ini pada beberapa tempat berhubungan dengan vena

tubuh dan antara lain vena vertebralis anterior dan vena illiaca transversa. Kecuali

itu terdapat jantung lympha yaitu sebelah caudal, sepasang, di sebelah cranial di

sekitar vertebrae cervicalis. Cairan lympha mengandung leukosit dan sedikit

eritrosit dan beberapa protein yang melayang dalam darah.

2.3.5 Sistem Pencernaan

Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan di akhiri oleh anus.

Pada beberapa bagian dari trackus digestoria mempunyai struktur dan ukuran

yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan

akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah.

Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagus yang menghasilkan

sekresi alkalis dan mendorong makanan masuk ke dalam vetriculus yang

berfungsi sebagai gudang pencernaan. Kontraksi dinding otot ventriculus

meremas makanan menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang

mengandung enzim, yang merupakan katalisator. Enzim yang dihasilkan oleh

ventriculus dan intestinum terdiri atas pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase

Page 16: Makalah Kajian Tentang Amphibia

16

untuk lemak. Di samping itu ventrikulus menghasilkan asam klorida untuk

mengasamkan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan

berjalan dalam saluran disebut gerak peristaltik. Makanan masuk ke dalam

intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris. Kelenjar pencernaan yang besar

ialah hepar dan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum.

Hepar yang besar terdiri dari beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang

dihasilkan akan ditampung sementara dalam vesica felea, yang kemudian akan

dituangkan dalam intestinum melalui ductus Cystecus dahulu kemudian melalui

ductus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan dengan saluran

yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengemulsikan zat lemak. Bahan yang

merupakan sisa di dalam intestinum mayor menjadi feses dan selanjutnya di

keluarkan melalui anus.

Amfibi darat juga memiliki kelenjar intermaksilari pada dinding mulutnya.

Ada beberapa amfibi yang lidahnya tidak dapat bergerak, tetapi sebagian besar

bangsa Amfibi mempunyai lidah yang dapat dijulurkan ke luar serta katak dan

kodok lidah digulung ke lambung. Usus menunjukkan berbagai variasi. Pada

Caecillia menunjukkan ada gulungan kecil dan tidak dibedakan antara usus kecil

dan usus besar, pada katak dan kodok terdapat usus yang relatif panjang,

menggulung yang membuka kloaka.

2.3.6 Sistem Respirasi

Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh. Sistem ini

terdiri atas paru-paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-

alat ini mempunyai permukaan yang basah (lapisan epithelium yang banyak

mengandung pembuluh darah). Oksigen yang berasal dari udara larut dalam cairan

permukaan respirasi dengan jalan difusi masuk ke pembuluh darah. Dalam proses

ini hemoglobin memegang peranan dalam oksidasi yang selanjutnya akan dibawa

ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan. Sebagian besar karbondioksida

diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke alat respirasi. Struktur paru-paru

amphibi masih sederhana. Paru-paru katak terdiri atas dua sakus yang elastis yang

berisi lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang

masing-masing diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing sakus

Page 17: Makalah Kajian Tentang Amphibia

17

paru-paru dihubungkan dengan saluran bronchi yang pendek, kemudian kedua

bronchi bersatu menuju larynx (kotak suara) dengan lubangnya yang disebut

glottis.

Dengan gerakan teratur, udara dapat masuk ke dalam cavum oris melalui

nares dan peristiwa ini disebut inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan

masuk ke dalam pulmo, karena adanya kontraksi otot daging dasar mulut.

Selanjutnya udara dari pulmo dikelurkan ke cavum oris dengan bantuan desakan

dari dinding badan dan juga karena elastisitas pulmo. Inilah yang disebut dengan

ekspirasi dan pada waktu itu klep nares interna terbuka sehingga udara keluar.

Pada waktu inspirasi, klep nares interna menutup.

Otot daging yang bekerja pada waktu pernafasan yaitu sepasang musculus

sub mandibularis, sepasang musculus sternohyoideus, musculus genio hyoideus,

kecuali pada waktu ekspirasi dibantu pula oleh musculus obliqus externa.

Pernafasan melalui kulit terutama dilakukan pada waktu hibernasi (tidur,

misalnya katak Eropa waktu “winter sleep”). Selama tahap larva dan berudu,

sebagian besar amphibi melakukan pernafasan dengan insang tipe eksternal yang

merupakan perluasan epithel larynx yang banyak mengandung pembuluh darah.

Larynx diperkuat oleh tulang rawan dan di dalamnya terentang tali suara yang

menggetar bila udara terhembus dari paru-paru. Nada suara diatur dengan

mengencangkan dan mengendorkan pita tersebut. Struktur insang luar adalah

filamenous, tertutup epithelium bersilia, umumnya mereduksi selama

metamorfosis. Pada beberapa amfibi berekor, insang luar ini ada selama hidupnya.

Gambar mekanisme respirasi pada katak

Page 18: Makalah Kajian Tentang Amphibia

18

2.3.7 Sistem Urogenital

Organon Uropetricum

Ginjal amfibi, seperti pada ikan sejenis opistonefros. Amfibi berekor

ginjalnya berstruktur elongasi seperti pada Elasmobranchii tetapi pada jenis Anura

ada tendensi menjadi pendek. Banyak amphibi yang sebagian atau seluruh

hidupnya berada dalam air, korpuskel renalis nya berkembang untuk membantu

mencegah pengenceran yang berlebihan dari cairan tubuh. Pembuluh arkinefrik

amfibi jantan berupa genital ekskretori. Pembuluh arkinefrik tersebut hanya

melakukan transport sperma.

Sistem ini masih disebut sebagai suatu sistem gabungan karena masing-

masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara bersama baik untuk

sistem ekskresi maupun untuk sistem reproduksi, dan kecuali untuk feses.

Sistem ekskresi sebagai sistem pembuangan zat-zat yang tidak berguna

pada amphibi dilakukan oleh kulit, paru-paru, dan beberapa zat yang tidak

berguna itu dilepaskan oleh hati berupa empedu dan yang terpenting dilakukan

oleh ren. Ren yang berbentuk bulat panjang, berwarna coklat terpisah dari coelom

di bawah vertebrae. Pemisahan ini disebut “retroperitonial”. Ren merupakan alat

filter selektif untuk membuang sisa-sisa zat organis dan garam-garam mineral dari

pembuluh darah. Proses filtrasi terjadi pada capsula renalis. Sebuah capsula

renalis terdiri atas:

1. Pembuluh darah kecil yang berlekuk-lekuk yang disebut “glomerulus”

2. Dinding ganda yang berbentuk mangkokan yang disebut “capsula

bowman”

3. Tubulus uriniferus yang merupakan pembuluh lanjutan dari capsula

bowman dililiti oleh pembuluh darah arteri. Tubulus itu akan menyalurkan

isinya pada pembuluh pengumpul yang disebut ductus Wolfian atau ureter,

yang merupakan pembuluh sepanjang dorsal menuju ke vesica urinaria

sebagai penyimpan sementara. Akhirnya urin sebagai bahan sampah

dibuang ke kloaka dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.

Page 19: Makalah Kajian Tentang Amphibia

19

Organon Genitale

Organon ini terdiri atas:

Organon genitalis masculinus yang berupa sepasang testis berbentu oval

berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah anterior dari ren; diikat oleh

alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi dari lipatan

peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum, suatu

zat lemak yang berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median

dataran testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut vasa efferentia

yang bermuara pada saluran kencing, kemudian menuju ke kloaka. Akhir

dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis,

sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara.

Organon genitalis femimus yang terdiri atas sepasang ovarium dilekatkan

dengan bagian dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut

mesovarium, yang terjadi dari lipatan peritoneum. Pada hewan yang telah

dewasa kadang-kadang terdapat ova yang berwarna hitam dan putih

berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang

berwarna kekuning-kuningan. Pada “breeding season” ova yang telah

masak menembus dinding ovarium untuk masuk ke dalam oviduct, yaitu

suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak

berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar

dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai

uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papilae. Fertilisasi

terjadi di luar tubuh, tapi walaupun demikian pada “breeding season”

katak jantan menempel di punggung katak betina untuk memudahkan

terjadinya fertilisasi.

Page 20: Makalah Kajian Tentang Amphibia

20

Gambar Sistem Reproduksi Katak

2.3.8 Sistem saraf

Terdiri atas sistem nervorum central dan sistem nervorum periforium.

Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla

spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari

pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus

nasalis, dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid

yang dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung

dengan diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus

opticus yang ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan

selanjutnya diikuti oleh cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil. Di

belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla oblongata

yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah

caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal

yang disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat

chiasma opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar

sebagai segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada

posteriornya. Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus.

Cairan cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak.

Pertukaran zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh

Page 21: Makalah Kajian Tentang Amphibia

21

darah arteri dan venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan

medulla spinalis dibungkus oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang

berbatasan dengan tulang, dan membran halus yaitu piamater yang berbatasan

dengan jaringan saraf. System nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan

nervi spinalis. Nervi spinalis berpusat pada otak di berbagai lobus.

2.3.9 Organ Indra

Perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan merupakan rangsangan

bagi organon sensoris atau receptor tubuh. Organon sensoris mempunyai

hubungan dengan nervi sensori yang membawa rangsangan ke pusat (lobos pada

otak). Tiap-tiap rangsangan akan merangsang organon sensoris tertentu. Organon

visus akan menerima rangsangan yang berupa gelombang sinar, sedangkan

reseptor kulit menerima rangsangan yang berupa sentuhan. Pada lingua terdapat

papil-papil yang berupa tonjolan yang berisi reseptor perasa yang peka terhadap

zat-zat kimia yang larut dalam air. Saccus nasalis yang mengandung receptor yang

peka terhadap rangsangan yang berupa gas. Telinga yang berisi organon

auditorius dan alat kesetimbangan tubuh.

Lensa mata tetap dan tidak berubah kecembungannya untuk jarak

pandangan yang relative jauh. Kelopak mata kurang bagus bagi yang di air tetapi

berkembang bagus pada spesies yang di darat. Kelopak bagian bawah biasanya

lebih mudah bergerak daripada bagian atas karena kornea amphibi darat menjadi

kering akibat evaporasi, sehingga perlu dibasahi dengan cairan yang dihasilkan

oleh kelenjar Harderian. Parietal dan pinael body berfungsi sebagai fotoreseptor,

sensitive terhadap gelombang panjang dan intensitas cahaya, berperan dalam

termoregulasi dan orientasi arah. Untuk alat pendengaran, salamander dan

golongannya tidak mempunyai pendengaran tengah, sedangkan katak dan kodok

mempunyai pendengaran tengah dan gendang telinga.

2.3.10 Sistem Kelenjar Endokrin

Sistem endokrin mirip dengan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otak

terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian anteriokelenjar ini

pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol

Page 22: Makalah Kajian Tentang Amphibia

22

pertumbuhan tubuh terutama panjang tulang. Bila seekor berudu diambil bagian

anterior glandula hypophysanya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak.

Tapi bila potongan ini ditranspantasikan kembali, maka pertumbuhan akan terjadi

sebagaimana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior

glandula hypophysa ini baik secara oral maupun suntik mengakibatkan

pertumbuhan raksasa. Kelenjar paratiroid ada (tidak ada pada ikan), sebagai

regulator kalsium dalam sistem endokrin.

Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan

hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika dilakukan

inplantasi kelenjar ini dengan sukses pada seekor katak dewasa yang tak dalam

keadaan berkembangbiak , maka mulai saat itu segera terjadi perubahan.

Inplantasi pada katak betina menyebabkan hewan ini menghasilkan ovum yang

telah masak. Inplantasi pada katak jantan mengakibatkan hewan ini menghasilkan

sperma.

Bagian tengah glandula pituitaria akan menghasilkan hormon

intermidine yang mempunyai peranan dalam pengatran chromorophora dalam

kulit.

Bagian posterior glandula pituitaria menghasilkan suatu hormon yang

mengatur pengambilan air.

Glandula thyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid

menghasilkan hormon thyroid yang mengatur metabolisme secara umum.

Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak.

Jika kelenjar ini di ambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Bila ekstrak ini

disuntikan pada berudu yang secara normal memerlukan waktu dua tahun (untuk

katak yang diam di daerah dingin ) untuk berubah menjadi dewasa maka waktu

metamorphose ini akan dipercepat. Kelenjar tiroid tidak hanyamengatur aktivitas

metabolisme tubuh tetapi dipercaya sangat penting dalam mempengaruhi periode

pengelupasan lapisan luar kulit.

Kelenjar pancreas di samping menghasilkan enzim juga menghasilkan

hormon insuline yang mengatur metabolisme zat gula. Hormon ini juga dihasilkan

oleh sekelompok sel dalam pulau Langerhans.

Page 23: Makalah Kajian Tentang Amphibia

23

Pada permukaan sebelah luar dari ginjal terdapat glandulae supra renalis

atau glandulae adrenalis yang menghasilkan hormon adrenalin atau

aphinephrine yang bekerja berlawanan dengan insuline (hormon adrenalin

mengubah glycogen menjadi glucosa, kecuali itu menyebabkan pigmen

mengumpul sehingga kulit berwarna lebih gelap. Kelenjar adrenal, korteks dan

medula bergabung tidak terpisah seperti pada ikan.

2.4 Karakteristik Kelas Amphibi

2.4.1 Kulit dan kelenjar kulit

Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Pada kulit

amphibi terdapat kelenjar kulit yang terbagi atas dua macam yaitu:

Glandulae mucosa (kelenjar lendir ) yang menghasilkan lendir bening

untuk memudahkan katak melepaskan diri bila ditangkap.

Glandulae toxicon (kelenjar racun) yang menghasilkan zat racun

pada tingkat tertentu dapat secara efektif mematikan hewan lain.

Racun yang terdapat pad amphibi sangat bervariasi. Kodok yang hidup di laut

(Bufo marinus) racunnya sangat manjur untuk membunuh anjing. Studi

tentang kodok neotropik dari keluarga Dendrobatidae yang baracun,

menunjukkan bahwa racun itu merupakan steroid alkaloid yang berefek pada

saraf dan aktivitas otot sel korban. Tipe racun lain pada amphibi adalah

neurotoksin, halusinogen, vasokonstriktor, hemolitik, dan local irritant.

Kelenjar mukus dan kelenjar racun dikelompokkan sebagai kelenjar

alveolar. Klenjar alveolar adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran

pengeluran tetapi produknya dikeluarkan lewat dinding selnya sendiri secara

alami. Akat tetapi ada juga beberapa amphibi yang mempunyai kelenjar

alveolar tubular, kelenjar demikian sering ditemukan di ibu jari pada katak dan

kodok dan terkadang juga ditemukan di bagian dadanya. Kelenjar ini menjadi

fungsional selama musim reproduksi selama musin reproduksi dan

mengeluarkan cairan yang membantu pejantan dalam melekatkan diri ke

betina selama musim kawin, bahkan pada salamander terdapat kelenjar tubular

pada dagu pejantannya yang mengeluarkan cairan khusus untuk menarik

betina selama musim reproduksi.

Page 24: Makalah Kajian Tentang Amphibia

24

2.4.2 Warna tubuh

Amphibi sangat beraneka ragam warnanya, hijau terang, kuning, orange,

dan emas, sedangkan warna merah dan biru sangat jarang ditemukan. Warna

tubuh amphibi disebabkan oleh pigmen atau secara struktural atau dihasilkan

oleh keduanya (paduan pigmen dan struktural). Macam chromatophora (sel

pigmen) yaitu: Melanophora yang berisi pigmen hitam atau coklat, Lipophora

yang berisi pigmen merah atau kuning, Guanophora yang berisi kristal-kristal

putih. Umumnya lipophora terletak di dekat permukaan kulit, lebih ke arah

dalam terdapat guanophora dan yang paling dalam terdapat melanophora.

Chromatophora bentuknya agak ameboid dengan prosesus protoplasmik

meluas ke luar dari tubuh selnya ke sel lain. Pigmen pada sitoplasma dalam

chromatophora mampu berpindah sehingga pigmen dapat terkonsentrasi dan

mengumpul untuk menebalkan warna atau terpencar sehingga menipiskan

warna. Sel pigmen, khususnya lippphora mampu melakukan gerakan ameboid

dan dapat berpindah mendekat atau menjauh dari permukaan kulit. Seringkali

perubahan dari hijau ke kuning merupakan hasil kontraksi dari melanophora

dan perpindahan lipophora ke posisi di antara atau di bawah guanophora.

Warna pada amphibi ketika ditempatkan di lingkungan gelap tampak

bercahaya, adalah merupakan hasil dari simulasi kelenjar pineal menghasilkan

melatonin (sejenis hormon) yang mampu mengurangi kuantitas cahaya atau

sinar gelombang panjang. Kemudian kontak dengan horman kromatotrofik

hipofise yang menyebabkan perluasan melanophora sehingga melanophora

berkontraksi dan menghasilkan efek tubuh menjadi lebih bercahaya di tempat

gelap. Pada katak warna hijau yang dihasilkan merupakan hasil pemantulan

secara kimiawi dan struktur mikroskopis pada kulit sebelah luar (tidak ada

pigmen hijau).

2.4.3 Pergantian kulit

Seluruh kulit amphibi terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung di

bawah kontrol hormon. Lapisan kulit luar tidak hanya satu bagian, tidak

sebagaimana pada reptil, tetapi dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya

utuh dan mengelupas secara bersamaan. Frekuensi bergantinya kulit

Page 25: Makalah Kajian Tentang Amphibia

25

bermacam-macam pada spsies yang berbeda. Pengelupasan kulit pada katak

pohon hijau mungkin terjadi setiap bulan atau lebih.

2.4.4 Alat gerak (appendages)

Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang terjadi variasi oleh karena

adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal (hidup di atas pohon)dan di bawah

tanah. Sebagian besar amphibi modern memiliki empat tungkai relatif lemah

yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya kaki depan

memiliki 4 jari dan kaki belakang 5 jari, tetapi pada bebrapa spesies terjadi

pengurangan.

Secara umum katak dan kodok, jumah jari tungkai depan biasanya 4

buah, tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat.

Kebanyakan katak dan kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan dan

jari tambahan yang diketahui sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk

ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang-tulang tajam yang

digunakan untuk menggali, untuk bersembunyi di dalam tanah.

Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput

meluas sampai ke jari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari

atau bahkan tidak ada sama sekali. Anura tidak mampu melakukan regenerasi

tungkai ataupun jari yang hilang tetapi pada salamander mampu

melakukannya.

Page 26: Makalah Kajian Tentang Amphibia

26

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

3.1.1 Kedudukan amphibia dalam sistem klasifikasi yaitu:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Upafilum : Vertebrata

Superkelas : Tetrapoda

Kelas : Amphibia

3.1.2 Adapun morfologi kelas amphibi yaitu kepala dan badan lebar bersatu,

ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Kaki katak

terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki

depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah

(antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki

belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari

(digiti).

3.1.3 Anatomi kelas amphibi yaitu

Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh

bagian-bagian yang lunak.Fungsi rangka adalah untuk melindungi

bagian-bagian tubuh yang vital, melekatnya otot daging berguna

untuk gerak dan berjalan.

Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai

tampak tanda-tanda perbedaan. Tubuh katak dan vertebrata lainnya

mengandung tiga macam otot daging, yaitu otot daging berserat

halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat melintang.

Jantung amfibi terdiri dari tiga ruang yaitu 2 atrium dan 1

ventrikel. Jantung mempunyai sekat interatrial, kantong

ventrikulur, dan pembagian konus arteriosus dalam pembuluh

sistemik dan pembuluh pulmonari.

Page 27: Makalah Kajian Tentang Amphibia

27

Sistem lymphatic terdiri dari beberapa macam saccus yaitu :

Saccus submaxillaris, Saccus pectolaris, Saccus abdominalis,

Saccus lateralis, Saccus brachialis, Saccus femuralis, Saccus inter-

femuralis dan Saccus cruralis.

Sistem pencernaan terdiri atas beberapa alat pencernaan yaitu

cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, intestinum dan di

akhirin oleh anus.

Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh.

Sistem ini terdiri atas paru-paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta

lapisan rongga kulit.

Sistem urogenital disebut sebagai suatu sistem gabungan karena

masing-masing sistem masih tergabung pada kloaka sebagai muara

bersama baik untuk sistem ekskresi maupun untuk sistem

reproduksi, dan kecuali untuk feses. Terdiri dari organon

uropetricum dan organon genitalis. Organon genitalis terdiri dari

organon genitalis masculinus dan organon genitalis feminus.

Sistem saraf terdiri atas sistem nervorum central dan sistem

nervorum periforium.

Sistem indra terdiri dari beberapa organ seperti lingua, organon

visus Saccus nasalis, telinga.

Sistem endokrin terdiri dari beberapa glandula yang menghasilkan

hormone tertentu yaitu glandula pituitari atau glandula hypophysa,

glandula thyroidea, kelenjar pancreas, glandulae supra renalis atau

glandulae adrenalis

3.1.4 Karakteristik kelas amphibi yaitu Kulit amphibi berfungsi dalam

respirasi dan proteksi. Pada kulit amphibi terdapat kelenjar kulit

yang terbagi atas dua macam yaitu: Glandulae mucosa (kelenjar

lendir ) yang menghasilkan lendir bening untuk memudahkan katak

melepaskan diri bila ditangkap. Glandulae toxicon (kelenjar racun)

yang menghasilkan zat racun pada tingkat tertentu dapat secara

efektif mematikan hewan lain. Pad amphii terdapat beberapa macam

sel pigmen yaitu Melanophora, Lipophora dan Guanophora..

Page 28: Makalah Kajian Tentang Amphibia

28

Pergantian kulit pada amphibi terjadi secara periodic dan berbeda-

beda tiap spesies. Amphibia memiliki dua pasang tungkai yang

terjadi variasi oleh karena adaptasi untuk hidup di darat, air, arboreal

(hidup di atas pohon)dan di bawah tanah.