24
AKUNTANSI KAS DAN BANK PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan. Biasanya kas perusahaan ada yang dipegang oleh perusahaan (cash on hand) atau yang tersimpan di bank. Biasanya Kas dan Bank dilaporkan dalam satu akun yang menunjukkan saldo uang kas dan simpanan yang ada di bank. Untuk Kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2, perusahaan juga perlu memperhatikan informasi arus kas yang berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Akuntansi Kas dan Bank| 1

Makalah Kas Dan Bank

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah atau ringkasan lebih tepat dari beberapa buku, yang membahas akun kas dan akun bank dari sudur akuntansi komersial dan akuntansi pajak.

Citation preview

Page 1: Makalah Kas Dan Bank

AKUNTANSI KAS DAN BANK

PENDAHULUAN

Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan

operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat

digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dan membayar kewajiban

perusahaan. Tidak ada standar akuntansi khusus terkait dengan kas namun secara

umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan. Biasanya kas

perusahaan ada yang dipegang oleh perusahaan (cash on hand) atau yang

tersimpan di bank. Biasanya Kas dan Bank dilaporkan dalam satu akun yang

menunjukkan saldo uang kas dan simpanan yang ada di bank.

Untuk Kas, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2,

perusahaan juga perlu memperhatikan informasi arus kas yang berguna untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta

memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan

membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai

perusahaan.

Di lain pihak, akun Bank menunjukkan saldo perusahaan di bank yang

dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan. Dalam Kas dan Bank ini tidak

termasuk dana disisihkan untuk kepentingan tujuan tertentu, seperti persediaan

perangko dan materai, rekening giro pada bank di luar negeri, cek mundur, atau

cek kurang dari pihak ketiga.

Penggunaan kas dapat untuk kepentingan jumlah pembayaran yang besar

ataupun untuk pembayaran yang kecil – kecil saja, maka dikenali adanya metode

pencatatannya, kas juga mudah dipindahtangankan serta terkadang saldo antara

kas di perusahaan dan di bank seringkali berbeda. Oleh karenanya, berikut

akandijelaskan tentang pencatatan, pengendalian, rekosiliasi dan pengaturan Kas

dan Bank menurut undang – undang perpajakan.

Akuntansi Kas dan Bank| 1

Page 2: Makalah Kas Dan Bank

AKUNTANSI KAS/PENGENDALIAN KAS

Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak pihak yang

menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Untuk itu diperlukan rancangan pengendalian internal yang baik agar kas

perusahaan terlindungi. Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun

perlindungan untuk menjaga kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak

seharusnya.

Bentuk – bentuk pengendalian antara lain :

1. Terdapat pemisahan tugas antar pihak yang melakukan otorisasi dengan

pembayaran, pihak yang melakukan pengelolaan kas dan pencatatan, pihak

pengguna, dan pihak pembayar. Tingkat pemisahan tugas disesuaikan dengan

kebutuhan entitas. Pada entitas yang besar pemisahan tugas dilakukan dalam

unit terpisah, namun dalam entitas kecil pemisahan tugas tidak dapat

dilakukan secara ideal. Utamanya, harus ada kroscek dan kontrol dari pihak

lain, sehingga penyalahgunaan wewenang dapat dihindari.

2. Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang berbeda.

3. Pengeluaran uang dilakukan melalui bank dan menggunakan cek sehingga

terdapat pengedalian pencatatan oleh pihak lain.

4. Pengeluaran uang harus menggunkan cek, kecuali pengeluran – pengeluaran

yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil.

5. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tertentu.

6. Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban.

7. Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan pengendalian

pencatatan.

8. Diadakannya pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan

pencatatan kas.

9. Dibuat laporan kas setiap hari sebagai pertanggungjawaban.

10. Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau raung tertutup

dengan akses terbatas.

Akuntansi Kas dan Bank| 2

Page 3: Makalah Kas Dan Bank

11. Penggunaan sistem kas kecil untuk memenuhi kebutuhan kas dalam jumlah

kecil.

12. Rekosiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank.

PENGELOLAAN DAN SISTEM PENCATATAN KAS KECIL

Untuk keperluan pengeluaran dalam jumlah kecil, entitas tidak mungkin

melakukannya dengan menggunakan cek karena tidak efisien. Untuk memenuhi

kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil entitas membentuk dana kas kecil.

Jumlah kas kecil disesuaikan kebutuhan entitas. Semakin besar ukuran entitas dan

kebutuhan pengeluaran jumlah dana kas kecil besar, maka akan dibentuk kas kecil

dalam jumlah besar. Tetapi untuk entitas dengan ukuran kecil dan tidak banyak

pengeluaran yang dilakukan, nilai kas kecil dibentuk kecil. Pengelola kecil adalah

kasir kas kecil yang bertanggung jawab terhadap pembayaran – pembayaran

melalui kas kecil.

Terdapat dua sistem yaitu :

Imprest Method

Sistem imprest kas kecil adalah mekanisme kas kecil dimana dana

dipertahankan tetap. Pada awal dibentuk dana kas kceil dalam jumlah tertentu.

Setiap ada pengeluaran akan dibuat bukti pengeluaran tetapi tidak dijurnal. Jika

jumlah kas kecil akan habis, maka akan dilakukan penggantian dana yang telah

dipakai. Pada saat penggantian akan dibuat jurnal terkait dengan pengeluaran

tersebut dan mengurangi kas perusahaan. Setelah penggantian saldo dana kas kecil

akan kembali sejumlah yang ditetapkan.

Akuntansi Kas dan Bank| 3

Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan entitas untuk membayar pengeluaran – pengeluaran yang jumlah relatif kecil dan tidak ekonomis jika dibayar menggunakan cek.

Page 4: Makalah Kas Dan Bank

Fluctuation Method

Dalam sistem fluktuasi ini saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil

selalu berubah (tidak tetap) dari waktu – waktu. Penggantian tidak didasarkan

jumlah terpakai tapi seringkali ditetapkan sejumlah tertentu. Misalnya, untuk

pertama kali dibentuk dana kas kecil sebesar Rp500.000,00. Setiap bulan

ditambahkan dana sejumlah nilai yang sama tanpa memperhatikan jumlah dana

yang terpakai. Akibatnya saldo kas kecil akan berubah – ubah.

Dalam rangka pengendalian, imprest method lebih baik, karena jumlah kas

kecil akan terkontrol dan tidak akan terjadi penumpukan dana dalam unit

pembayar (kasir). Mekanisme pengendalian juga terjadi, karena setiap

penggantian akan dilakukan penghitungan dana kas kecil terpakai dan tersisa

sehingga dapat memonitor pemakaian dan memastikan tidak ada uang hilang.

Sedangkan untuk fluctuation method, jumlah dana di kasir tidak terkontrol dan

jumlahnya dapat bertambah terus jika dana tidak terpakai.

Contoh imprest method dan fluctuatin method :

1. Pada awal bulan Februari 2013, PT Sukses membentuk kas kecil yang akan

digunakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran tunai yang tidak besar

jumlahnya dan sering terjadi. Dana kas kecil dibentuk itu disepakati sebesar

Rp1.500.000,00 yang akan diisi kembali setiap tanggal 1 dan 16 setiap

bulannya.

Selama bulan Februari 2013, transaksi PT Sukses yang menggunakan kas

kecil adalah sebagai berikut :

Feb, 4 Membeli materai dan perangko sebesar Rp225.000,00

10 Membayar beban perbaikan kendaraan sebesar Rp600.000,00

12 Membeli bensin, solar, dan minyak sebesar Rp275.000,000

17 Membayar beban perbaikan gedung sebasar Rp850.000,00

25 Membeli perlengkapan kantor Rp450.000,00

Akuntansi Kas dan Bank| 4

Page 5: Makalah Kas Dan Bank

Imprest Method

Tanggal Jurnal

Feb 1 Kas kecil 1.500.000

Kas 1.500.000

16 Beban materai dan perangko 225.000

Beban perbaikan kendaraan 600.000

Beban bahan bakar 275.000

Kas 1.100.000

Mar 1 Beban perbaikan gedung 850.000

Perlengkapan kantor 450.000

Kas 1.300.000

Fluctuation Method

Tanggal Jurnal

Feb 1 Kas kecil 1.500.000

Kas 1.500.000

4 Beban meterai dan perangko 225.000

Kas kecil 225.000

10 Beban perbaikan kendaraan 600.000

Kas kecil 600.000

12 Beban bahan bakar 275.000

Kas kecil 275.000

Akuntansi Kas dan Bank| 5

Page 6: Makalah Kas Dan Bank

16 Kas kecil 1.500.000

Kas 1.500.000

17 Beban perbaikan bangunan 850.000

Kas kecil 850.000

25 Perlengkapan kantor 450.000

Kas kecil 450.000

Mar 1 Kas kecil 1.500.000

Kas 1.500.000

REKONSILIASI BANK

Transaksi setiap hari dicatat, sedangkan uang yang diterima atau

dikeluarkan selalu melalui bank, kecuali jumlah yang kecil perlu

merekomedasikan laporan bank. Rekosiliasi ini sangat bermanfaat untuk

mengecek ketelitian pencatatan akun kas dan dapat mengurangi potensi hilangnya

uang perusahaan. Tujuan rekonsiliasi adalah untuk mencocokkan antara

pencatatan di perusahaan dan pencatatan kas yang dilakukan oleh bank yang

mengelola uang perusahaan.

Saldo bank dalam laporan keuangan adalah saldo kas berdasarkan hasil

rekosiliasi. Karena pencatatan oleh bank maupun pencatatan oleh kas terkadang

tidak menunjukkan saldo kas yang sebenarnya. Salah satu pihak sering terlambat

melakukan pencatatan, atau pihak lain belum mengambil atau menarik cek yang

Akuntansi Kas dan Bank| 6

Rekosiliasi bank adalah suatu daftar yang berisi penyebab perbedaan antara saldo kas menurut perusahaan dan menurut catatan bank.

Page 7: Makalah Kas Dan Bank

telah dikeluarkan entitas, hal ini membuat pencatatan kas tersebut tidak

mencerminkan saldo yang sebenarnya.

Rekonsiliasi bank untuk tujuan pelaporan keuangan dilakukan pada setiap

akhir periode pelaporan, namun rekonsiliasi bank untuk tujuan pengendalian saldo

kas seharusnya dilakukan setiap bulan. Bahkan untuk entitas yang transaksi

kasnya cukup tinggi rekonsiliasi bank dalam rangka pengendalian dapat dilakukan

mingguan atau harian. Dengan perkembangan teknologi perbankan saat ini, entitas

dapat mengintegrasikan sistemnya dengan bank sehingga pencatatan transaksi kas

oleh entitas dilakukan hanya apabila kas telah dipastikan bertambah atau

berkurang dari rekening bank.

Untuk melakukan rekonsiliasi bank, entitas harus memiliki data pencatatan

penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan entitas. Berdasarkan data saldo

awal dan mutasi kas akan diperoleh saldo kas menurut pencatatan entitas. Entitas

akan menerima rekening koran yang berisikan mutasi pencatatan kas oleh bank.

Rekosiliasi dilakukan dengan membandingkan mutasi kas dalam pencatatan

entitas dan mutasi kas dalam catatan rekening bank. Jika terdapat perbedaan baik

nilai, transaksi yang hanya ada di salah satu pihak, maka item tersebut harus

diteliti lebih lanjut.

Dalam proses audit, rekonsiliasi tidak hanya dilakukan untuk mendapatkan

saldo kas yang sebenarnya harus disajikan dalam laporan keuangan. Auditor juga

perlu memastikan pembuktian. Rekonsiliasi ini dimaksudkan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara kedua saldo tersebut. Saldo kas entitas

ditambahkan dan dikurangkan perbedaaan yang diidentifikasi akan memperoleh

saldo kas menurut rekening bank. Rekonsiliasi pembuktian ini dilakukan dalam

rangka audit, namun tidak dilakukan dalam rangka menentukan saldo kas dalam

laporan keungan.

Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan

saldo kas menurut entitas adalah sebagai berikut :

Akuntansi Kas dan Bank| 7

Page 8: Makalah Kas Dan Bank

1. Elemen – elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan

uang tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh :

a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima

oleh bank sampai bulan berikutnya (Setoran dalam perjalanan).

b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan

sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur

dibuat (Setoran dalam perjalanan).

c. Uang tunai yang tidak disetorkan ke bank

2. Elemen – elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi

belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh :

a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum

dicatat dalam buku perusahaan (Jasa giro).

b. Penagihan wesel oleh bank, sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan

tetapi perusahaan belum mencatatnya.

3. Elemen – elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran

tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh :

a. Cek – cek yang beredar (outstanding checks), yaitu cek yang sudah

dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat sebagai pengeluaran kas, tetapi

oleh yang menerima belum diuangkan ke bank sehingga bank belum

mencatatnya sebagai pengeluaran.

b. Cek yang sudah ditulis dan dicatat dalam jurnal pengeluran uang tetapi

ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, belum merupakan

pengeluaran sehingga jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir

periode.

4. Elemen – elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi

belum dicatat oleh perusahaan. Sebagai contoh :

a. Cek dari pelanggan yang ditolak oleh bank karena ternyata bersaldo

kosong, tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft (penarikan di bank melebihi

saldo yang dimiliki) tetapi belum tercatat oleh perusahaan.

c. Biaya jasa bank yang dicatat oleh perusahaan.

Akuntansi Kas dan Bank| 8

Page 9: Makalah Kas Dan Bank

5. Kesalahan mencatat dapat terjadi baik oleh bank maupun entitas. Jika terdapat

perbedaan nilai transaksi dengan bukti sama, maka harus ditelusuri pihak

mana yang melakukan kesalahan. Jika kesalahan tersebut dilakukan entitas,

maka dilakukan jurnal penyesuaian untuk membetulkan kesalahan tersebut.

Jika kesalahan dilakukan oleh bank, entitas harus melaporkan ke bank,

sehingga pihak bank dapat menindaklanjutkan kesalahan tersebut dengan

melakukan koreksi pada periode berikutnya.

Penyusunan rekosiliasi bank dapat dilakukan dalam dua macam, yaitu :

1. Rekonsiliasi saldo akhir yang bisa dibuat dalam dua kolom ;

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo

yang benar.

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas.

2. Rekosiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir bisa di buat

dalam dua bentuk :

a. Laporan rekonsiliasi saldo bank pada saldo kas (4 kolom).

b. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo

yang benar (8 kolom).

Contoh rekonsiliasi bank :

PT Sukses Makmur dalam catatannya menunjukkan saldo kas sebesar

Rp20.502.000,00 pada 31 Januari 2011, sedangkan rekening koran bank

menunjukkan saldo akhir kas sebesar Rp22.190.000,00. Berikut item - item yang

berbeda antara mutasi pencatatan di entitas dan rekening koran bank yang perlu

dikoreksi.

1. Setoran sebesar Rp3.680.000,00 dilakukan pada 31 Januari 2011, namun

belum rekening koran bank.

2. Cek yang tulis pada bulan Januari, namun belum dicairkan berjumlah

Rp5.001.000,00.

3. Bunga pinjaman sebesar Rp600.000,00 langsung didebit dari rekening belum

diketahui entitas.

Akuntansi Kas dan Bank| 9

Page 10: Makalah Kas Dan Bank

4. Bank mengenakan beban administrasi sebesar Rp18.000,00 dan belum dicatat

oleh entitas.

5. Cek dari pelanggan sebesar Rp220.000,00, tidak dapat diuangkan karena

dananya tidak cukup.

6. Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan, cek untuk pembayaran hutang

sebesar Rp131.000,00, namun dicatat sebesar Rp311.000,00.

7. Bank salah mencairkan cek sebesar Rp175.000,00, di mana seharusnya

merupakan cek dari rekening entitas lain bukan rekening PT Sukses Makmur.

PT Sukses Makmur

Rekonsiliasi Bank

Per 31 Januari 2011

Saldo per laporan bank 22.190.000,00

+/+ Deposit in transit 3.680.000,00

Kesalahan bank 175.000,00

3.855.000,00

-/- Cek masih beredar (5.001.000,00)

21.044.000,00

Saldo per laporan entitas 20.502.000,00

+/+ Bunga 600.000,00

Kesalahan pencatatan cek 180.000,00

780.000,00

-/- Biaya administrasi bank (18.000,00)

Cek kosong (220.000,00)

(238.000,00)

21.044.000,00

Jurnal penyesuaian yang diperlukan dari rekonsiliasi di atas adalah :

Akuntansi Kas dan Bank| 10

Page 11: Makalah Kas Dan Bank

- Kas Rp600.000,00

Pend. Bunga Rp600.000,000

(Mencatat bunga yang diterima dari bank)

- Kas Rp180.000,00

Hutang Usaha Rp180.000,00

(Kesalahan pencatatan angka cek oleh perusahan)

- Beban Adm. Bank Rp18.000,00

Kas Rp18.000,00

(Pencatatan beban administrasi dari bank)

- Piutang Usaha Rp220.000,00

Kas Rp220.000,00

(Cek dari konsumen yang tidak dapat diuangkan)

AKUTANSI PAJAK

Seperti yang telah dijelaskan dalam akuntansi komersial, kas dan bank

sebagai pos yang paling likuid dalam bentuk uang kertas, uang logam, saldo

rekening, giro dan tabungan. Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur

tersendiri dalam undang – undang pajak, sehingga pengertian kas juga mengikuti

ketentuan akuntansi komersial seperti yang tidak termasuk kategori kas, yaitu :

1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan

Saldo rekening berupa deposito yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan

atau rollover tidak termasuk dalam pengertian kas karena tidak dapat

digunakan sewaktu-waktu

2. Persediaan Prangko dan Materai

Akuntansi Kas dan Bank| 11

Page 12: Makalah Kas Dan Bank

Terhadap persediaan perangko dan materai ini sering ditemui di perusahaan

yang sewaktu – sewaktu dapat digunakan. Jumlah persediaan prangko dan

materai kemungkinan cukup besar yang umumnya dimasukkan dalam

kategori akun “Persediaan Perlengkapan Kantor”(office supplies).

3. Uang Muka / Kas Bon

Kas bon merupakan bukti penerimaan uang muka dari pegawai tidak dapat

digolongkan ke dalam kas. Uang muka yang diberikan kepada karyawan,

meskipun belum digunakan oleh yang bersangkutan, tidak digolongkan

sebagai kas, selain itu Kertas-kertas tersebut tidak dapat digunakan sewaktu-

waktu, sehingga tidak dapat dianggap uang tunai.

4. Cek Mundur atau Cek Kosong

Bentuk cek mundur atau cek kosong tidak memenuhi syarat sebagai uang kas.

Penyajian dalam akun “Kas dan Bank” ini dalam neraca komersial atau

neraca dicantumkan sebesar nilai nominal. Apabila terdapat “Kas dan Bank”

dalam mata uang asing, maka kurs yang digunakannya adalah nilai kurs tetap

(historis) atau kurs pada tanggal neraca yang dilakukan secara konsisten (taat

asas).

Berdasarkan PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK Nomor

51/KMK.04/2001, penghasilan dalam bentuk bunga yang didapat dari

deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan jasa giro

(dengan pengecualian yang disebutkan di bagian selanjutnya) dikenakan Pajak

Penghasilan Pasal 4 ayat 2 Undang-undang PPh. Pengenaan pajak atas

penghasilan tersebut adalah: (a) sebesar 20 persen dari jumlah bruto dan bersifat

final apabila penerima penghasilan adalah WP dalam negeri dan Bentuk Usaha

Tetap, dan (b) sebesar 20 persen dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan

Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dan bersifat final apabila

penerima penghasilan adalah WP luar negeri. Penghasilan atas bunga

deposito/tabungan, diskonto SBI, dan jasa giro dipotong langsung oleh bank

pembayar pada saat pembayaran atau pembebanan biaya; pihak bank tersebut

yang akan membayar  atau menyetor  PPh 4 ayat 2 tersebut ke Kas Negara

Akuntansi Kas dan Bank| 12

Page 13: Makalah Kas Dan Bank

menggunakan Surat Setoran Pajak dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak

menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 4 ayat 2.

Pemotongan pajak tidak dilakukan terhadap :

1) Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah

deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 (tujuh

juta lima ratus ribu rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.

2) Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di

Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

3) Bunga deposito dan tabungan serta diskonto  SBI yang diterima atau

diperoleh Dan Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri

Keuangan sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29 UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.

4) Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka

pemilikan rumah sederhana dan sangat sedehana, kaveling siap bangun untuk

rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

Sehubungan dengan pajak final tersebut, pencatatan atas pendapatan bunga

secara fiskal disajikan pada jumlah neto pendapatan bunga yang diterima, yaitu

pendapatan bunga dikurangi PPh 4 ayat 2 atas bunga.

Berikut adalah contoh transaksi Kas dan Bank yang berhubungan dengan

objek pajak yang dikenakan bagi pihak yang bertransaksi.

Contoh :

Pada tanggal 4 Februari 2011 Tn. Nurdin menerima bunga deposito dari

bank Mandiri sebesar Rp8.000.000,00 dengan tarif Pajak Penghasilan yang

pemungutan bersifat final (Pasal 4 Ayat 2 ) yang selajutnya ditindaklanjuti dengan

peraturan pemerintah No. 31 Tahun 2000 besarnya PPh atas bunga deposito

bersifat final = 20% x Rp8.000.000,00 = Rp1.600.000,00 ayat jurnal yang

diperluakan tergantung Wajib Pajak menggunakan metode pencatatannya yaitu :

1. Metode Bruto (Gross Method)

Akuntansi Kas dan Bank| 13

Page 14: Makalah Kas Dan Bank

Pada metode tersebut PPh Pasal 4 (2) diperlakukan sebagai beban. Tetapi

perlu diperhatikan bahwa undang – undang PPh menyatakan pajak

penghasilan tidak diperkenankan untuk dibebankan. (Pasal 9 huruf “h”

Undang – Undang PPh)

Ayat Jurnal saat menerima deposito :

Tanggal Keterangan Dr Cr

Feb, 4 Kas dan Bank

PPh Pasal 4 (2)

Penghasilan bunga

Rp6.400.000,00

Rp1.600.000,00

Rp8.000.000,00

2. Metode Neto (Net Method)

Prinsip dasar sama dengan seperti metode bruto, hanya mencatatnya berdasarkan

pada jumlah bruto yang jumlah penghasilan setelah dikurangi pajak penghasilan

Pasal 4 (2), maka ayat jurnal dapat disusun :

Tanggal Keterangan Dr Cr

Feb, 4 Kas dan Bank

Penghasilan Bunga

Rp6.400.000,00

Rp6.400.000,00

Akuntansi Kas dan Bank| 14

Page 15: Makalah Kas Dan Bank

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 131

Tahun 2002

. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 51 Tahun 2001

.Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak

Penghasilan.

Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 2 Tentang

Laporan Arus Kas.

Martani, Dwi, Dkk. 2012 Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1. Jakarta :

Salemba Empat

Sukrisno, Agoes, Estralita Trisnawati. 2007. Akuntansi Perpajakan. Jakarta:

Salemba Empat

Waluyo, 2012. Akuntansi Pajak Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat

Diunduh tanggal 14 Maret 2012

http://belajarakuntansi.openthinklabs.com/home/zlampiran/glosarium/akuntansi-

kas-petty-cash

http://cial4ccounting.wordpress.com/2012/10/08/rekonsiliasi-laporan-bank/

Akuntansi Kas dan Bank| 15

Page 16: Makalah Kas Dan Bank

Akuntansi Kas dan Bank| 16