65
Makalah Community Nursing Program II PROMOSI KESEHATAN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program II Oleh: TUTOR 8 Nurul Khaira 220110100006 Rd. Gita Mujahidah 220110100017 Monika Rohmatika 220110100025 Dwiesty Fathia Noverina 220110100026 Elga Kristi Ginting 220110100050 Suci Perdana Putri 220110100071 Wina Tresnawati 220110100076 Anah Rostianah 220110100095 Putri Yani Lubis 220110100113 Mika Ginting 220110100118 Eka Wahyu Ningsih 220110100128 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJAJARAN

Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Makalah Community Nursing Program II

PROMOSI KESEHATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program II

Oleh:

TUTOR 8

Nurul Khaira 220110100006

Rd. Gita Mujahidah 220110100017

Monika Rohmatika 220110100025

Dwiesty Fathia Noverina 220110100026

Elga Kristi Ginting 220110100050

Suci Perdana Putri 220110100071

Wina Tresnawati 220110100076

Anah Rostianah 220110100095

Putri Yani Lubis 220110100113

Mika Ginting 220110100118

Eka Wahyu Ningsih 220110100128

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Kasus 1 (Promosi Kesehatan)

Masalah kesehatan di Provinsi A sangat kompleks. Seorang perawat Z komunitas yang

baru saja dipindahkan ke dalam tim program promosi kesehatan di dinas kesehatan

provinsi tersebut, mempelajari status kesehatan terkini di daerah tersebut. Berdasarkan

data-data terkait, penyakit infeksi dan penyakit kronis masih menjadi beban kesehatan

di provinsi ini. ISPA, TBC, HIV/AIDS, dan diare merupakan penyakit terbanyak terkait

dengan penyakit infeksi. Sedangkan masalah utama untyk penyakit kronis adalah

hipertensi, DM, jantung, dan rheumatic. Darihasil analisis masing-masing penentu

kesehatan, faktor perilaku belum signifikan dikaji oleh dinas kesehatan. Dari hasil ini,

perawat Z melakukan pendataan yang nantinya berguna untuk merancang kegiatan

untuk promosi kesehatan dengan baik melalui model, strategi, dan evaluasi promosi

kesehatan yang tepat.

Step 1

(-)

Step 2

a. Apa itu program promosi kesehatan?

b. Apa yang perlu dikaji terkait dengan penyakit infeksi dan penyakit kronis?

c. Apa maksud dari faktor perilaku?

d. Bagaimana metode pendataan?

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan?

f. Pendidikan untuk masyarakat pada kasus?

g. Model promosi kesehatan?

h. Apa fungsi dari promosi kesehatan?

i. Promosi kesehatan apa untuk menyelesaikan pada kasus?

j. Contoh perilaku yang bisa dijadikan identifikasi untuk kesehatan ini?

k. Data-data yang di dapat untuk merancang promosi kesehatan?

Step 3 dan 4

h. Memberi pelayanan kesehatan :

Page 3: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

- untuk mengevaluasi perilaku

- untuk membebaskan masyarakat dari penyakit

- untuk memberikan arahan yang benar tentang kesehatan.

f. Identifikasi perilaku pada masing-masing penyakit pendidikan kesehatan dan

intervensi yang diberikan sesuai penyakit yang terjadi di provinsi A.

b. Penyakit Infeksi yang dikaji:

- kepadatan penduduk

- sanitasi daerah

- ekonomi

- keadaan makanan

- tingkat pendidikan

- keadaan tempat tinggal

Penyakit Kronis yang dikaji:

- Status pekerjaan

- Gaya hidup

- Tingkat pendidikan masyarakat

Step 5

Perilaku kesehatan masyarakat Provinsi A yang buruk

Terjadinya Masalah Kesehatan di Provinsi A

Promosi Kesehatan

Pengertian Promosi Kesehatan

Model promosi kesehatan

Strategi promosi kesehatan

Evaluasi Promosi kesehatan

Media Promosi Kesehatan

PendekatanPromosi kesehatan

Pengkajian Perilaku masyarakat

Perilaku kesehatan

Page 4: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Learning objective:

Pertanyaan yang tidak terjawab pada step 3 dan 4

a. Apa itu program promosi kesehatan?

c. Apa maksud dari faktor perilaku?

d. Bagaimana metode pendataan?

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam promosi kesehatan?

g. Model promosi kesehatan?

i. Promosi kesehatan apa untuk menyelesaikan pada kasus?

j. Contoh perilaku yang bisa dijadikan identifikasi untuk kesehatan ini?

k. Data-data yang di dapat untuk merancang promosi kesehatan?

Dari Bapak:

1. Konsep perilaku dankesehatan

2. Konsep perilaku kesehatan’Teoriperilaku kesehatan

3. Teori perilaku kesehatan

4. Konsep pendidikankesehatandanpromosi kesehatan

5. Model promosi kesehatan

6. Strategi Promosi Kesehatan

7. Evaluasi Promosi Kesehatan

Step 6

(Self Study)

Step 7 (Reporting)

1. Pengkajian perilaku masyarakat

Hal - hal yang perlu dikaji dalam perilaku masyarakat meliputi :

Faktor internal, hal yang harus dikaji dari masyarakat di Provinsi A

adalah : pendidikan, pengetahuan terhadap penyakit, persepsi, emosi,

motivasi, usia, dan lain-lain.

Page 5: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Faktor eksternal yang harus dikaji dari Provinsi A adalah : lingkungan,

baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Perlu di kaji juga lingkungan dan faktor genetiknya. Perilaku dipengaruhi oleh

genetik dan keturunan.

Bentuk perilaku masyarakat di Provinsi A (Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan

Masyarakat Ilmu dan Seni)

a. Bentuk pasif

Masyarakat A mengetahu tentang vaksin TB namun tidak mengikuti vaksinasi,

cara pencegahan AIDS dan diare, serta menjaga kesehatan untuk menghindari

penyakit degeneratif namun mereka tidak mau melakukan pencegahn-

pencegahan terhadap penyakit tersebut

b. Bentuk Aktif

Masyarakat mengetahui cara pencegahan, dan mau melakukan pencegahan

Rematik

a. Bentuk pasif : seseorang tahu bahwa senam rematik itu dapat

mencegah rematik tapi orang tersebut tidak menerapkannya dalam

kehidupannya.

b. Bentuk aktif : orang tersebut sering mengikuti senam rematik.

Jantung

a. Bentuk pasif : seseorang tahu bahwa merokok dapat memicu

penyakit jantung, tapi orang tersebut tidak menghentikan kebiasaan

merokoknya.

b. Bentuk aktif : orang tersebut menghentikan kebiasaan merokoknya.

Diabetes Melitus

a. Bentuk pasif : seseorang tahu bahwa pola hidup yang tidak sehat

seperti mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula

dapat menyebabkan penyakit DM, tapi orang tersebut tidak bisa

mengatur pola makannya yang salah.

b. Bentuk aktif : orang tersebut bisa mengatur pola makannya ke dalam

pola makan yang sehat.

Hipertensi

Page 6: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

a. Bentuk pasif : seseorang mengetahui bahwa olahraga yang cukup dan

teratur dapat mengurangi resiko hipertensi, tapi orang tersebut jarang

berolahraga.

b. Bentuk aktif : orang tersebut rajin berolahraga untuk kesehatan

tubuhnya.

2. Perilaku Kesehatan Masyarakat Provinsi A

Perilaku kesehatan merupakan respon seseorang terhadap rangsangan atau objek yang

berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti

lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.

a). Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit

TB dan ISPA

Peningkatan masalah TB dan ISPA di masyarakat A bisa dipengaruhi oleh

perilaku kesehatan masyarakat A yang tidak tahu tentang cara peningkatan

pemeliharaan kesehatannya, perlu kita kaji hal- hal seperti sepert mengusahakan sanitasi

yang baik dalam lingkungan rumah, menjemur barang-barang, memakan makanan yang

bergizi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, berolahraga, serta kepadatan penduduk,

perlu dikaji juga tentang perilaku masyarakat terhadap imunisasi dan vaksinasi

pencegahan penyakit TB, kaji juga perilaku terhadap kebiasaan meludah, batuk, dan

bersin sembarangan.

Diare

Peningkatan masalah diare di masyarakat A bisa di pengaruhi oleh tindakan

masyrakat yang tidak selalu mencuci tangan dan mencuci makanan tertentu sebelum

makan, jajan sembarangan, lingkungan sekitar rumah yang dekt dengan sampah,kaji

keluarga yang tidak memiliki MCK, sumber air minum, serta personal hygine, hal

tersebut perlu dikaji.

HIV/AIDS

Page 7: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Peningkatan masalah AIDS bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan perlu

dikaji tentang pemeliharaan kesehatan berkaitan dengan pengetahuan pencegahan

AIDS, berupa setia terhadap pasangan, penularan lewat cairan tubuh, penggunaan jarum

suntik ang steril, transfusi darah, pelaku homo/biseksual, penderita hemofilia serta

penularan dari ibu ke anak dan konsumsi mkanan brgizi.

Rematik

Peningkatan masalah rematik di masyarakat A bisa dipengaruhi oleh perilaku kesehatan

masyarakat A yang tidak atau kurang mengetahui pencetus dari penyakit rematik

seperti stress, obesitas, sikap posisi yang tidak benar.

Diabetes mellitus

Peningkatan masalah DM bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang apa yang

menyebabkan penyakit dan faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya, perlu dikaji

tentang pemeliharaan kesehatan berkaitan dengan pengetahuan pencegahan DM,

berupa olah raga, penurunan berat badan, dan pengaturan pola makan.

Penyakit Jantung

Peningkatan masalah penyakit jantung bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan

masyarakat provinsi A faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung, pengaturan

pola makan yang sehat (contohnya: konsumsi kacang-kacangan, batasi makanan yang

mengandung minyak jenuh karena dapet menyebabkan radang arteri, dan lain-lain), dan

pola hidup sehat.

Hipertensi

Peningkatan masalah hipertensi bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat

provinsi A tentang :

- Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behaviour)

Makan makanan bergizi, batasi konsumsi makanan berlemak dan berkolesterol

tinggi serta garam, tidak merokok, dan olahraga teratur.

- Pencegahan penyakit (health prevention behaviour)

Hindari stress, rokok, dan alkohol, dan olahraga teratur.

b). Perilaku sehubungan pencarian pengobatan terhadap penyakit

Page 8: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Hal ini biasanya dikaitkan dengan kemampuan pemahaman dan

pendidikan serta kemampuan ekonomi masyarakat terhadap penyakit

tersebut. Masyarakat yang memiliki pengetahuan yang kurang mungkin

akan menggunakan pengobatan yang tidak teruji secara klinis, mengobati

dengan caranya sendiri, pengobatan turun temurun dari nenek moyang

bahkan tidak melakukan pengobatan sama sekali. Bagi masyarakat

dengan pendidikan yang baik, cenderung akan menggunakan fasilitas

kesehatan modern seperti klinik, RS, puskesmas, mantri dsb.

c). Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

Kaji sikap dan respon masyarakat Provinsi A terhadap pelayanan kesehatan yang

ada baik itu pelayanan kesehatan modern ataupun tradisional, meliputi pengetahuan,

persepsi, fasilitas, obat-obatan yang ada di fasilitas kesehatan tersebut.

d). Perilaku terhadap makanan

Kaji pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan makanan bergizi, serta

kandungan makanan, bagaimana masyarakat mengolah bahan makanan serta kebersihan

makanan. Gali pengetahuan masyarakat tentang makanan yang dapat mengakibatkan

penyakit yang dialami dan makanan yang dapat memperburuk kondisi sakitnya.

e). Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Pengkajian lingkungankesehatan mencakup

a. Air bersih: komponen, emanafaatn, serta pengguanaan air besih

b. Pembuangan sampah dan limbah: pemeliharaannya, pemanfaatannya

c. Rumah sehat: sanitasi, pencahayaan, ventilasi, kebersihan

d. Lingkungan sekitar prumah: pembersihan dari vektor-vektor sumber penyakit

Promosi Kesehatan

merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka

dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang

Page 9: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung

oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Dengan bantuan

kontribusi dari profesional kesehatan (perawat, bidan, penilik kesehatan)

dengan cara memotivasi perilaku positif masyarakat kearah hidup sehat

melalui

Kamus keperawatan edisi 31 Christine Brooker PENERBIT BUKU

KEDOKTERAN EGC

Promosi kesehatan merupakan upaya atau kegiatan menyampaikan pesan

kesehatan kepada masyarakat, kelompok, keluarga, dan individu sebagai

bagian dari tingkat pencegahan penyakit (health promotion, specific

protection, early diagnosis and prompt treatment, disability limitation,

and rehabilitation).

Dalam kata lain promosi kesehatan juga dikenal dengan pendidkan

kesehatan (health education), karena pendidikan kesehatan pada

prinsipnya bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-

nilai kesehatan.

Adapun tujuan dari pelaksanaan promosi atau pendidikan kesehatan

ini adalah : mendorong setiap individu untuk proaktif dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyaki,

melindungi diri dari penyakit, menumbuhkan peran aktif dalam gerakan

kesehatan masyarakat.

3. Metode Promosi Kesehatan

Berikut ini beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan massa (public).

Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Metode ini dilakukan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang

yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku.

Bentuk pendekatan ini, antara lain :

a. Bimbingan/ penyuluhan (Guidance and conceling)

Page 10: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas kesehatan lebih intensif.

Pada kasus ini, cara bimbingan/ konseling dapat dilakukan pada pasien

HIV/AIDS, karena pasien cenderung malu dengan kondisinya, jadi jika

pasien hanya bertemu dengan petugas kesehatan tanpa ada orang banyak, ia

akan lebih mudah mengutarakan permasalahnnya, dan akhirnya klien

tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran akan mengubah perilaku

(misalnya pola makan akan meningkatkan daya tahan tubuh, dan merubah

pandangan negatif terhadap dirinya)

b. Wawancara (Interview)

Petugas kesehatan mewawancarai klien untuk menggali infromasi mengapa

ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau tidak

terhadap perubahan.

Metode pendidikan kelompok

a. Kelompok besar (lebih dari 15 orang)

- Ceramah ( untuk sasaran yang berpendidikan tinggi atau rendah)

Metode sangat cocok dilakukan di Provinsi A karena sasarannya bisa

menyeluruh tanpa memandang status pendidikan. Materi yang

disampaikan bisa dibagi kedalam 2 sesi yaitu tentang penyakit infeksi

(ISPA, TBC, HIV/AIDS, dan diare) dan penyakit kronis (hipertensi, DM,

Jantung, dan rheumatic).

- Seminar (untuk kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas)

Setelah dilakukan pengkajian mengenai tingkat pendidikan masyarakat

di Provinsi A, kita dapat menentukan metode mana yang cocok untuk

dilakukan, dengan sasaran lebih dari 15 orang.

b. Kelompok kecil (kurang dari 15 orang)

- Diskusi kelompok

Semua anggota bebas berpartisipasi dalam diskusi. Anggota perlu

diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang

akan dibahas agar proses diskusi dapat berlangsung. (Metode ini kurang

cocok untuk kasus 1, karena kemungkinan jumlah masyarakat di

Page 11: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Provinsi A yang menderita penyakit infeksi dan kronis melebihi 15

orang)

- Curah pendapat (Brain stroming)

Anggota meberikan pendapatnya setelah pemimpin diskusi memberikan

contoh kasus.

- Bola salju (Snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang= 2 orang),

kemudian diberikan suatu kasus setelah beberapa menit mereka

mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya.

- Kelompok-kelompok kecil (Buzz gropu)

Kelompok kecil akan diberikan kasus yang sama atau tidak dengan

kelompok lain dan kemudian mereka mendiskusikannya kembali.

- Memainkan Peranan (Role Play)

- Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode Pendidikan Massa

Metode ini untuk menyampaikan pesan kesehatan pada masyarakat dan biasanya

menggunakan atau melalui media massa. Contoh metode:

- Ceramah umum

- Pidato-pidato atau Diskusi tentang kesehatan mealui media elektronik

- Simulasi

- Tulisan-tulisan di Majalah atau Koran

- Billboard

(metode ini kurang cocok dilakukan di provinsi A, karena kemungkinan

tidak akan terjadi perubahan perilaku masyarakat tersebut)

Dalam kasus ini metode yang dipakai dalam promosi kesehatan adalah

gabungan antara metode kelommpok besar dan metode massa. Dari metode

kelompok besar bisa menggunakan seminar, sedangkan dari metode massa bisa

dengan cara pemasangan poster-poster, penyebaran pamflet-pamflet, dan

penyebaran materi.

Page 12: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

4. Alat bantu/ Media Promosi Kesehatan

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran.

Macam-macam Alat Bantu Promosi (Pendidikan)

a. Alat Bantu Lihat (visual aids) yang berguna dalam membantu menstimulai

indra mata (penglihatan). Alat ini ada 2 bentuk :

- Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film stripe dll.

- Alat-alat yang tidak diproyeksikan :

2 dimensi, gambar peta, bagan, dsb.

3 dimensi, bola dunia, boneka, dll.

b. Alat bantu dengar (audio aids) yaitu alat yang dapat menstimulasi indra

pendengaran. Misalnya piring hitam, radio, pita suara, dll.

c. Alat bantu lihat dengar, seperti TV dan video cassete, lebih dikenal dengan

audio visual aids (AVA).

5. Strategi Promosi Kesehatan

Penyakit Infeksi

Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,

keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan

mengikuti perkembangan klien serta proses membantu klien, agar klien

tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),

dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu

melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu,

sesuai dengan sasaran (klien)nya dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan

individu, (b) pemberdayaan keluarga dan (c) pemberdayaan

kelompok/masyarakat.

Dalam mengupayakan agar klien tahu dan sadar, kuncinya terletak pada

keberhasilan membuat klien tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya

TB, ISPA, HIV, diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakat pada

umumnya. Saat klien telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka

Page 13: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah

yang bersangkutan.

Bilamana seorang individu mampu melaksanakan, boleh jadi akan

terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan

dapat diberikan bantuan langsung dengan mengajaknya ke dalam proses

pemberdayaan kelompok/masyarakat melalui pengorganisasian masyarakat

(community organization) atau pembangunan masyarakat (community

development)..

Bina Suasana

Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku

yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan

sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada menyetujui perilaku

tersebut..

Bina suasana yang akan dipakai dalam promosi kesehatan dengan

masalah kesehatan di Provinsi A ini menggunakan proses bina suasana

public. Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui

pengembangan kemitraan dan pemanfaatan media-media komunikasi.

Dalam kategori ini media-media massa tersebut peduli dan mendukung

perilaku yang sedang diperkenalkan. Dengan demikian, maka media massa

tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang

perilaku yang sedang diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum atau

opini publik yang positif tentang perilaku tersebut. Suasana atau pendapat

umum yang positif ini akan dirasakan pula sebagai (social pressure) oleh

individu-individu anggota masyarakat, sehingga akhirnya mereka mau

melaksanakan perilaku yang sedang diperkenalkan.

Advokasi

Advokasi adalah upaya terencana untuk mendapatkan dan dukungan

tokoh-tokoh masyarakat (formal dan informal) yang umumnya berperan

sebagai narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan (norma) atau

penyandang dana. Juga berupa kelompok-kelompok dalam masyarakat dan

media massa yang dapat berperan dalam menciptakan suasana kondusif,

Page 14: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

opini publik dan dorongan (pressure) bagi terciptanya PHBS masyarakat..

Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu

(1) mengetahui atau menyadari adanya masalah

(2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah

(3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan

berbagai alternative pemecahan masalah,

(4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu

alternatif pemecahan masalah dan

(5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana,

cermat dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus

disiapkan dengan matang, yaitu:

1) Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi.

2) Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah.

3) Memuat peran sasaran dalam pemecahan masalah.

4) Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based.

5) Dikemas secara menarik dan jelas.

6) Sesuai dengan waktu yang tersedia

Dengan kerjasama, melalui pembagian tugas dan saling-dukung, maka

sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yang

diharapkan. Sebagai konsekuensinya, metode dan media advokasi pun harus

ditentukan secara cermat, sehingga kerjasama dapat berjalan baik.

Pada kasus ini kita dapat mengadvokasikan kepada Gubernur Provinsi A

sehingga masalah kesehatan di masyarakat khususnya seperti penyakit

infeksi(ISPA, TBC, HIV/AIDS,Diare) dapat ditangani dengan baik dan

mencapai tujuan yang diharapkan.

Kemitraan

Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina

suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan

dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu,

keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan

Page 15: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan

lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu

Kesetaraan, Keterbukaan, saling menguntungkan.

Penyakit Kronis

Strategi merupakan teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi

dan misi promosi kesehatan secara berhasil dan berdaya guna. Berdasarkan

rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3

hal, yaitu advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk

masalah kesehatan di provinsi A dapat dilakukan ketiga strategi di atas.

a. Advokasi (Advocacy)

Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain

tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.

Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada

para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan

di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung

program kesehatan yang kita inginkan. Salah satu advokasi yang bisa

dilakukan untuk masalah kesehatan (penyakit kronis) di masyarakat

provinsi A adalah pengembangan kawasan tanpa rokok (KTR) dengan

dukungan peraturan perundangan dan pembentukan aliansi walikota dan

bupati.

b. Dukungan sosial (Social Support)

Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh

masyarakat. Dalam kasus ini kita bisa bekerja sama dengan tokoh

masyarakat Provinsi A. Tokoh masyarakat di Provinsi A dibekali dengan

pelatihan, seminar, lokakarya, dan bimbingan tentang penyakit kronis

(hipertensi, DM, jantung, rematik). Hal ini dilakukan agar masyarakat

dapat menerima program dari sektor kesehatan.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Strategi ini ditujukan langsung kepada masyarakat dalam upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Jika kesejahteraan

masyarakat di suatu daerah meningkat, hal ini dapat mempengaruhi

Page 16: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

peningkatan pemeliharaan kesehatan mereka. Salah satu contoh strategi

pemberdayaan masyarakat adalah mengadakan pelatihan untuk

kemampuan peningkatan pendapatan keluarga seperti : pembentukan

kelompok sentra kerajinan di Provinsi A.

6. Pendekatan promosi kesehatan

Pendekatan Tujuan Kegiatan

promosi

kesehatan

Nilai yang

penting

Contoh kasus:

TBC

Medikal sembuh dari

penyakit dan

kecacatan yang

didefinisikan

secara medik

Promosi

intervensi

kedokteran

untuk mencegah

atau

mengurangi

gangguan

kesehatan

Kepatuhan pasien

terhadap

prosedur

kedokteran

pencegahan

Tujuan:

Mengurangi gejala atau

bahkan sembuh dari

penyakit TBC

Kegiatan :

Medorong individu

mengupayakan

pengobatan

1. Pengobatan yang

cukup dan tepat

2. Melacak

penderita lalai

berobat 2 hari

(kategori 1) atau

seminggu

(kategori 2

Perubahan

perilaku

perilaku yang

mendukung bagi

keadaan sembuh

dari penyakit

Perubahan sikap

dan perilaku

yang

mendorong

Aya hidup sehat

seperti yang

didefinisikan

oleh promotor

Tujuan:

Individu dapat

melaksanakan pola hidup

sehat yang dapat

Page 17: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

penerimaan

gaya hidup

yang lebih sehat

kesehatanmenunjang kesembuhan

dan pencegahan

penyakit TBC

Kegiatan:

Pendidikan yang

persuatif tentang

pencegahan TBC,

Misalnya beri informasi

tentang:

Menjemur tempat

tidur bekas penderita

secara teratur karena

kuman TBC akan

mati bila terkena sinar

matahari.

Menutup mulut

pada waktu ada orang

batuk ataupun bersin

dan menjaga jarak

aman saat berhadapan

dengan penderita

TBC.

Jangan Tidak

sembarangan,

sebaiknya meludah

pada tempat yang

tarkena sinar matahari

atau ditempat khusus

Page 18: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

seperti tempat

sampah.

Menjaga

kesehatan tubuh agar

kekebalan tubuh tetap

meningkat dan

melakukan imunisasi

pada bayi termasuk

imunisasi untuk

mencegah penyakit

TBC – Tuberkulosis.

Mengkonsumsi

makanan yang

mengandung banyak

gizi dalam jumlah

cukup serta hindari

hal-hal yang dapat

melemahkan imunitas

tubuh seperti

begadang dan kurang

istirahat.

Melakukan

olahraga teratur

secara rutin untuk

meningkatkan

kekebalan tubuh dan

menjaga kesehatan

jantung.

Edukasional Individu dengan Informasi Hak asasi Tujuan :

Page 19: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

pengetahuan dan

pengertian yang

mampu membuat

mereka

mengambil

keputusan dan

sikap atas dasar

informasi yang

memadai

tentang sebab-

akibat dari

faktor-faktor

yang

menurunkan

derajat

kesehatan.

Eksploitasi nilai

dan sikap.

Pengembangan

keterampilan

yang diperlukan

untuk

kehidupan yang

sehat.

individu dalam

hal kebebasan

memilih

tanggung jawab

promotor adalah

mengidentifikasi

isi pendidikan

kesehatan

Klien mengetahui

pentingnya minum obat

anti TB (OAT) selama 6

bulan. Mereka

mengambil sikap apakah

mereka akan

melaksanakan minum

obat atau tidak

Kegiatan :

Memberi informasi

kepada klien tentang

efek pengobatan,

membantu mereka

belajar minum obat yang

benar dan tepat selama 6

bulan dengan prinsip 5

BENAR

1. Benar pasien

2. Benar obat

3. Benar dosis

4. Benar cara

5. Benar waktu

berpusat

pada klien

Bekerja sama

untuk kepentingan

klien

Bekerja dalam

hal-hal

kesehatan

membuat

pilihan dan

melakukan

tindakan yang

diidentifikasi

Klien dan

penyedila

layanan adalah

sejajar.

Hak klien untuk

menetapkan

agenda

Isu perkembangan

penyakit TBCdijadikan

pertimbangan bila klien

mengidentifikasikan apa

yang mereka ketahui dan

kerjakan berkaitan

dengan hal itu

Page 20: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

oleh klien

memberdayakan

klien

pemberdayaan

diri klien

Perubahan

sosial

Lingkungan fisik

dan sosial yang

memungkinkan

pemilihan

terhadap gaya

hidup yang lebih

sehat

Aksi

politik/sosial

untuk

mengubah

lingkungan

fisik dan sosial

Hak asasi dan

kebutuhan akan

penciptaan

lingkungan yang

meningkatkan

derajat kesehatan.

Tujuan :

Membuat penderita TBC

diterima secara sosial

sehingga lebih mudah

dalam melakukan

penyembuhan dan

interaksi sosial

Kegiatan :

Memberikan informasi

kepada masyarakat

tentang bagaimana TBC

bisa menular

Memberikan informasi

tentang bagaimana cara

bergaul dengan pasien

TBC agar tidak tertular

misalnya:

Hindari

menggunakan

peralatan makan yang

sama dengan si

penderita

Gunakan masker

jika Anda sering

kontak langsung

Page 21: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

dengan penderita

 Jauhkan anak-

anak dari penderita

Banyak makan

makanan yang begizi

dan suplemen agar

meningkatkan

kekebalan tubuh

(sumber teori: Ewles dan simnett, 19945:57-58) pendekatan promosi kesehatan

7. Evaluasi Promosi Kesehatan

Hal- hal yang akan dikaji setelah melakukan promosi kesehatan ialah pengetahuan

masyarakat mengenai penyakit tersebut, sikap masyarakat mengahadapi masalah

kesehatan dan kebiasaan sehat masyarakat. Untuk tindakan non perilaku, indikatornya

tergantung dari kegiatan, budaya, dan lingkungan masyarakat. Hal ini bisa di ukur

dengan indikator-indikator sbb:

Penunjuk masalah kesehatan:

Penyakit Infeksi

- jumlah masyarakat yang menderita penyakit infeksi semakin

menurun, dan pada yang masa akan dating tidak ada lagi

peningkatan.

- Status kematin menurun

- masyarakat memahami pentingnya makanan bergizi dan mampu

mengkonsumsinya.

- Serta perilaku sehat seperti, mencuci tangan, menjaga kebersihan

makanan, menjaga kebersihan lingkungan

Penyakit Kronis

Page 22: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

- jumlah masyarakat yang menderita penyakit kronis semakin

menurun.

- Status kematian menurun

- masyarakat memahami pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi,

pola makan yang teratur dan dapat mengurangi makanan yang

meningkatkan penyakit kronis.

- Masyarakat dapat menjadi perilaku sehat seperti, kebiasaan

berolahraga secara teratur

- Masyarakat dapat menghidari faktor pencetus dari penyakit kronis

seperti merokok, minuman keras dan stress.

Sumber daya kesehatan:

Penyakit Infeksi

- bertambahnya tenaga medis modern yang akurat,

- fasilitas kesehatan memadai dan terjangkau

- dan pendanaan kesehatan yang memudahkan masyarakat ekonomi

rendah untuk memperoleh pealayanan kesehatan.

Penyakit Kronis

- bertambahnya tenaga medis modern yang akurat,

- fasilitas kesehatan memadai dan terjangkau

- dan pendanaan kesehatan yang memudahkan masyarakat ekonomi

rendah untuk memperoleh pealayanan kesehatan.

Kesling:

- sumber air bersih dan layak konsumsi

- perumahan layak dan sehat dengan sanitasi dan kepadatan yang

sehat

- lingkungan masyarakat yang bebas dari vector penyakit menular

- PHBS

Kebijakan kesehatan: UUD/aturan kesehatan, politk kesehatan yang

mengarah kepada peningkatan status kesehatan masyarakat.

Page 23: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

KONSEP KESEHATAN DAN PERILAKU

A. Konsep Kesehatan

a. Kesehatan

Berikut beberapa pengertian kesehatan, yaitu:

Menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992, kesehatan

adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental,

maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.

(Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, 2005:3)

Dari pengertian di atas, pada batasan yang terdahulu kesehatan itu hanya

mencakup 3 aspek, yaitu fisik, mental, dan sosial (WHO) tetapi menurut UU

No.23/1992, kesehatan itu mencakup 4 aspek yakni fisik/badan, mental/jiwa,

sosial, dan ekonomi . Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi

Page 24: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang, kelompok dan

masyarakat. Itu sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik atau menyeluruh.

Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi

(2005:4) menyebutkan wujud atau indikator dari masing-masing 4 aspek

tersebut dalam kesehatan individu antara lain sebagai berikut.

1. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan

memang secara klinis tidak sakit.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu: pikiran (mampu

berpikir logis atau berfikir secara runtut), emosional (seseorang mampu

mengekspresikan emosinya), dan spiritual (dilihat dari praktik

keagamaan atau kepercayaan, serta perbuatan baik sesuai dengan norma-

norma masyarakat).

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan

dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan orang

atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama atau

kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, saling

menghargai dan toleransi.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang

(dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu

yang dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara finansial. Bagi

anak, remaja, usia lanjut dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku.

Bagi mereka, produktif disini diartikan mempunyai kegiatan yang

berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya sekolah atau kuliah bagi

siswa atau mahasiswa, dan kegiatan pelayanan atau keagamaan bagi usia

lanjut.

b. Pola Dasar Indikator Kesehatan

Soekidjo Notoatmodjo (2005:5) menyebutkan kembali konsep Fashel dan Bush

(1970) tetang tingkatan kesehatan dan indikatornya. Fashel dan Bush (1970)

yang mendasarkan uraiannya pada definisi Parson menjabarkan kesehatan ke

dalam 11 tingkatan atau keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut, Fashel dan Bush

sekaligus mencoba membuat indikator-indikator sebagaimana diuraikan di

bawah:

Page 25: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

1. Sehat sempurna (Well being)

Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai

dengan definisi sehat WHO.

2. Kurang memuaskan (Dissatisfaction)

Keadaan kesehatan individu dalam batas-batas tertentu dapat diterima,

namun ada penyimpangan ringan dari keadaan well being.

3. Tidak Nyaman (Discomfort)

Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun

beberapa gejala mulai tampak.

4. Ketidakmampuan minor (Minor disability)

Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan, namun berkurang secara

bermakna karena adanya gangguan kesehatan.

5. Ketidakmampuan mayor (Mayor disability)

Aktivitas sehari-hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang secara

bermakna.

6. Cacat (Disabled)

Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-harinya tetapi

masih bida bergerak bebas dalam masyarakat.

7. Terbatas (Confined)

Individu berada di tempat tidur tetapi tidak masuk rumah sakit (dirawat).

8. Tinggal di tempat tidur (Confined+bedridden)

Kemampuan kegiatan individu hanya terbatas di tempat tidurnya.

9. Terisolasi (Isolated)

Individu terpisah dari sanak keluarga dan kawan-kawan (dirawat).

10. Coma

Individu hampir mati, namun ada kemungkinan bisa sembuh dan jadi

lebih sehat lagi.

11. Mati

Individu tidak mampu sama sekali.

Indeks status fungsional oleh Bush dan kawan-kawan terdiri dari 3 skala yang

memperhitungkan pergerakan badan (body movement), mobilitas (mobility), dan

aktivitas peran utama (major role activity). Major role activity merupakan ciri

Page 26: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

paling khas dari definisi sosio-kultural tentang kesehatan dan penyakit, karena

berhubungan erat dengan sifat-sifat sosial, sedangkan pergerakan badan dan

mobilitas tidak. Indeks fungsi status dianggap sebagai ukuran sosio kultural

mengenai kesehatan/penyakit yang tidak bisa diterima. Pendekatan sosiologi

lainnya:

a. Mechanic’s Coping Respon Teory

Menurut Mechanic’s, penerimaan perilaku sakit dan peranan si sakit

merupakan proses musyawarah antara individu dan mereka yang

berhubungan dengan individu tersebut. Untuk itu ia menyimpulkan adanya

10 faktor penting yang berperan dalam proses negosiasi dan evaluasi:

1. Penampilan; pengenalan atau pengertian yang paling menonjol dari

gejala-gejala.

2. Berat atau ringannya gejala

3. Dampak gejala-gejala

4. Frekuensi gejala

5. Nilai ambang toleransi dari mereka yang menilai gejala-gejala.

6. Informasi

7. Kebutuhan

8. Perbandingan yaitu keperluan dibandingkan dengan reaksi penyakit

(proritas mana?)

9. Mengikutsertakan inpretasi masuk akal yang bisa menjelaskan gejala-

gejala yang dikenal kembali

10. Tersedianya fasilitas pengobatan

b. Model Sucham tentang Perilaku

Sucham membuat 5 tingkatan perilaku guna mencari pertolongan, yaitu:

1. Tingkat pengalaman gejala-gejala,

2. Tingkat asumsi; peranan sakit,

3. Tingkat peranan berhubungan; dengan pelayanan kesehatan,

4. Tingkat ketergantungan pasien,

5. Tingkat penyembuhan (rehabilitasi).

Page 27: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Menurut Sucham, tidak selalu semua tingkatan harus ada pada tiap kasus

penyakit.

c. Kesehatan sempurna, kesehatan normal, dan penyakit

Twoddle (1974) menitikberatkan hubungan sosial budaya dalam menentukan

kesehatan. Menurut pendapatnya, tidak ada seorang pun yang seratus persen

sehat, dan tiap orang tidak sakit. Jadi antara kesehatan sempurna dan

kematian terletak kesehatan normal dan sakit (ill health).

Menurut Twoddle, apa yang sehat bagi seseorang bisa saja tidak sehat bagi

orang lain. Ada dua hal timbul dari usaha menjelaskan kesehatan dan

penyakit, yaitu:

a. Karena terpaksa membicarakan kesehatan normal dengan kesehatan

sempurna, kesehatan lebih dikenal sebagai norma sosial.

b. Definisi kesehatan dilihat dari sudut sosial lebih khas daripada bila

dilihat dari sudut biologis.

Dari kriteria biologis yang terpenting letaknya pada dua ujung ekstrem,

yaitu kesehatan sempurna dan kematian.

c. Upaya Kesehatan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah

dan/atau masyarakat. Upaya mewujudkan kesehatan dapat dilihat dari 2 aspek:

1. Pemeliharaan Kesehatan, mencakup 2 aspek yaitu aspek kuratif (pengobatan

penyakit) dan aspek rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari

sakit atau cacat).

2. Peningkatan Kesehatan, mencakup 2 aspek yaitu aspek preventif

(pencegahan penyakit) dan aspek promotif (peningkatan kesehatan itu

sendiri).

Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah

pelayanan kesehatan yang pada umumnya dibedakan menjadi tiga.

1. Sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care), misalnya puskesmas,

poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya.

Page 28: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

2. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua (secondary care), misalnya

puskesmas dengan rawat inap (puskesmas pusat), rumah sakit kabupaten,

rumah sakit tipe D dan C, dan rumah bersalin.

3. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga (tertiary care), misalnya rumah

sakit provinsi, rumah sakit tipe B dan A.

Sarana pelayanan kesehatan primer disamping melakukan pelayanan kuratif,

juga melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan promotif.

d. Pengelompokkan Kesehatan

Secara umum kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kesehatan individu

dan kesehatan agregat (kumpulan individu) atau kesehatan masyarakat. Ilmu

yang mempelajari masalah kesehatan individu adalah ilmu kedokteran

(medicine), sedangkan ilmu yang mempelajari masalah kesehatan agregat adalah

ilmu kesehatan masyarakat (public health).

B. Konsep Perilaku

Soekidjo Notoatmodjo menyebutkan dari segi biologis, perilaku adalah kegiatan

atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Yang dimaksud

perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat

diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan

respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan

kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-

R” atau Stimulus Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua respons.

1. Respondent respons atau reflexive

Yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulasi) tertentu.

Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation, karena menimbulkan

respons-respons yang relatif tetap. Misalnya cahaya terang menyebabkan mata

tertutup, mendengar berita musibah menjadi sedih.

2. Operant respons atau instrumental respons

Page 29: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Yaitu respons yag timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau

perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau

reinfocer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas

kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh

penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut

akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuj respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua.

1. Perilaku tertutup (covert behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (covert). Misalnya seorang ibu hamil tahu pentignya periksa

kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui

hubugan seks, dan sebagainya.

2. Perilaku terbuka (overt behaviour)

Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa

anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.

Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh karena itu,

untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu

kondisi tang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku

dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut.

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau

reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan

dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

membentuk perilaku yang dikehendak. Kemudin komponen-komponen

tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya

perilaku yang dimaksud.

c. Menggunakan secara urut komponen-komponen sebagai tujuan sementara,

mengidentifikasi reinforcer atau hasdiah untuk masing-masing komponen

tersebut.

Page 30: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah

disusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan.

KONSEP PERILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang karena adanya sebuah stimulus yang

menyangkut sehat-sakit, penyakit, dan hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap sehat-

sakit seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku

kesehatan ini merupakan suatu kegiatan seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan

kesehatan. Sedangkan pemeliharaan kesehatan itu sendiri terdiri dari mencegah atau

melindungi diri agar tidak mendapatkan masalah kesehatan, meningkatkan kesehatan,

dan mencari pengobatan apabila mendapat masalah kesehatan. Oleh karena itu,

pemeliharaan kesehatan ini dibagi menjadi 2 :

a. Perilaku sehat

Perilaku sehat ini merupakan perilaku dimana seseorang tersebut mengupayakan

agar dirinya terlindungi dari penyakit, mencegah dan menghindari hal-hal yang

dapat menyebabkan masalah kesehatan, serta dapat mempertahankan bahkan

meningkatkan kesehatannya. Contohnya : tidak minum yang mengandung alkohol,

tidak merokok, pola makan teratur dan seimbang, berolahraga teratus, selalu

menjaga kebersihan badan, mengurangi makanan manis, dan sebagainya.

b. Perilaku sakit

Perilaku sakit adalah perilaku seseorang ketika sudah mendapatkan penyakit atau

masalah kesehatan dimana ia mengupayakan untuk mencari solusi atas masalah

kesehatannya sehingga dapat mendapat kesembuhan. Tempat pencarian

kesembuhan ini merupakan tempat pelayanan kesehatan, dapat berupa pelayanan

kesehatan tradisional (sinshe, sukun, paranormal), maupun pelayanan kesehatan

modern (puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya)

PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Page 31: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan

masyarakat agar memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui

peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang

mendukung, dilakukan dari, oleh, dan untuk masyarakat sesuai dengan faktor budaya

setempat. Yang ingin dicapai melalui pendekatan ini adalah meningkatkan kesadaran,

kemamuan, dan keterampilan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Depkes RI,

2006)

B. Konsep Peran dan Fungsi Perawat Komunitas

Perawat Komunitas adalah perawat yang mampu :

Menggabungkan keterlibatan masyarakat

Memberikan pemahaman klinis terkait sehat-sakit pada individu, keluarga,

populasi

Bekerja sendiri atau berkelompok

Berkolaborasi dengan disiplin ilmu yang lain

Focus peran perawat komunitas : -Pencegahan penyakit, injury/kecacatan,

-Promosi kesehatan

-Pemeliharaan kesehatan masyarakat

Peran Perawat Komunitas

1. Clinician Role

Peran perawat yang paling familiar sebagai care provider. Memberikan asuhan

keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Focus pada

promosi kesehatan yaitu : at risk population/ vulnerable. Seorang perawat

kmunitas harus memiliki Skill Expansion : communication, listening, skill of

observation, counseling. (Allender, Rector and Warner, 2010)

2. Educator Role

Page 32: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Disebut juga Health Teacher, memberikan informasi atau pengajaran tentang

kesehatan. Educator role merupakan peran dominan perawat komunitas dalam

memberikan pelayanan keperawatan. Pemberian informasi dapat dilakukan pada

institusi formal atau pilihan dengan sesuai tingkat kemampuan masyarakat.

( Allender, Rector and Warner,2010)

3. Advocate Role

Perawat komunitas berperan memberikan advocacy kepada komunitas. Setiap

individu, kelompok, masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang

sederajat. Perawat komunitas memberikan arahan dan penjelasan terhadap

kompleksitas system pelayanan kesehatan yang tujuannya agar masyarakat

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. (Allender, Rector and

Warner, 2010)

4. Manager Role

Perawat komunitas dapat mengkaji, merencanakan, mengorganisasi kebutuhan

klien, mengatur, mengawasi, mengevaluasi dari pelayanan yang diberikan. Peran

ini berkaitan dengan 4 hal yaitu : Nurse as planner, nurse as organizer, nurse as

leader, nurse as controller and evaluator.

Ada 2 konsep manager role, yaitu :

Management Behaviors :

Decision-making behaviors

Transfer of information behaviors

Interpersonal behaviors

Management Skill :

Human skill

Conceptual skill

Technical skill

(Allender, Rector and Warner, 2010)

5. Collaborator Role

Page 33: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Perawat komunitas jarang bekerja sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga

professional yang lain seperti : dokter, bidan, ahli gizi, LSM, ahli lingkungan,

kesmas. Perawat komunitas dalam berkolaborasi harus memiliki kemampuan

komunikasi, kerjasama tim, sikap asertif terhadap anggota tim yang lain.

(Allender, Rector and Warner, 2010)

6. Leadership Role

Kepemimpinan berfokus terhadap terjadinya perubahan. Disebut juga agent of

change. Perawat komunitas memulai perubahan yang positif untuk kesehatan

masyarakat. Mengajak orang lain untuk melakukan perubahan. (Allender, Rector

and Warner, 2010)

7. Researcher Role

Perawat juga sebagai peneliti yang terlibat dalam investigasi sistematis,

pengumpulan data, analisa data, pemecahan masalah, dan menerapkan

solusi/intervensi. Harapannya hasil penelitian dapat diterapkan dengan tujuan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Allender, Rector and Warner,

2010)

Fungsi Perawat Komunitas

Fungsi perawat komunitas dalam menjalankan perannya :

a. Independen adalah mandiri, tidak tergantung pada orang lain

b. Dependen adalah melaksanakan instruksi dari tenaga kesehatan lain

c. Interdependen adalah kerja tim dengan tenaga kesehatan lain

C. Peran dan Fungsi Perawat Komunitas Dalam Promosi Kesehatan

Perawat di puskesmas sebagai perawat kesehatan minimal dapat berperan sebagai :

Pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan

Pendidik atau penyuluh kesehatan

Penemu kasus

Page 34: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Penghubung dan coordinator

Pelaksana konseling keperawatan

Model peran (role model)

Dua peran perawat kesehatan komunitas, yaitu sebagai pendidik atau penyuluh

kesehatan dan pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan. Berdasarkan

peran tsb, perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mendukung individu,

keluarga, kelompok dan masyrakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk

hidup bersih dan sehat yang merupakan visi dari promosi kesehatan.

Sebagai pendidik atau penyuluh kesehatan, fungsi yang dilakukan adalah :

Mengkaji kebutuhan klien untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam

penyuluhan atau pendidikan kesehatan. Dari hasil pengkajian diharapkan dapat

diketahui tingkat pengetahuan klien, informasi apa yang diperlukan klien dan apa

yang ingin diketahui dari klien.

Meningkatkan dan memelihara kesehatan klien melalui penyuluhan atau pendkes

Melaksanakan penyuluhan atau pendkes untuk pemulihan kesehatan klien antara lain

tentang pengobatan, hygiene, perawatan, serta gejala dan tanda-tamda bahaya.

Menyusun program penyuluhan atau pendkes baik untuk topic sehat maupun sakit

seperti nutrisi, latihan, penyakit dan pengelola penyakit.

Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan

Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku, Koran, TV,

teman dan lainnya

Sebagai pelaksana konseling keperawatan, perawat melaksanakan fungsi antara lain :

Memberikan informasi, mendengarkan secara objektif, memberikan dukungan dan

asuhan, dan menjaga kepercayaan yang diberikan klien.

Membantu klien untuk mengidentifikasi masalah serta factor-faktor yang

mempengaruhi

Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan masalah

dan memilih cara pemecahan masalah yang tepat

Membantu klien menentukan pemecahan masalah yang dapat dilakukan.

Page 35: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

D. Langkah-Langkah Promosi Kesehatan Oleh Perawat Kesehatan Komunitas

Setelah melalui proses pengkajian awal, apabila ditetapkan pendidikan kesehatan

sebagai salah satu intervensi keperawatan, maka proses pendidikan kesehatan oleh

perawat kesehatan komunitas harus kembali menerapkan prinsip-prinsip asuhan

keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi, dan

evaluasi. Hal ini berarti bahwa untuk melakukan pendidikan kesehatan yang bermutu

dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi klien, perawat kesehatan komunitas harus

melakukan suatu proses pengkajian dan tidak serta merta melakukan pendidikan

kesehatan terhadap klien.

Pengkajian

Tujuan Pengkajian

Tujuan pengkajian adalah diperolehnya informasi dari individu, keluarga, atau

kelompok tentang kondisi kesehatan, dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses

pelaksanaan pendidikan kesehatan. Informasi tersebut diperlukan karena akan

memengaruhi pemeliharaan materi, metode, dan media pendidikan kesehatan.

Metode

Pengamatan langsung dan wawancara serta mempelajari data yang telah ada (medical

record atau kartu rawat jalan)

Aspek yang dikaji

Riwayat Keperawatan. Informasi yang diperlukan melalui pengkajian riwayat

keperawatan merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi kebutuhan belajar,

meliputi:

- usia, misalnya cara penyampaian informasi pada lansia secara lambat dan

berulang;

- pemhaman dan persepsi klien tentang masalah kesehatan, misalnya

tuberkulosis bukan merupakan penyakit keturunan;

Page 36: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

- keyakinan dan praktik tentang kesehatan, misalnya lebih memilih dukun

daripada dokter.

Faktor Budaya. Misalnya, kebiasaan makan makanan berlemak tinggi pada suku

tertentu.

Faktor ekonomi. Pemberian contoh dalam penyusunan menu makanan

disesuaikan dengan keadaan ekonomi klien.

Gaya belajar. Misalnya, beberapa klien hanya dapat menerima informasi dengan

baik jika menggunakan alat bantu atau demnostrasi.

Faktor pendukung pada klien. Contohnya, adanya keterlibatan, keluarga sebagai

pengawas minum obat (PMO) pada keluarga dengan klien tuberkulosis dalam

keatuhan pengobatan.

Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapt juga digunakan untuk mengkaji

kebutuhan belajar klien antara lain:

- status mental, contohnya klien yang sedang tegang atau bersedih akan sulit

menerima informasi yang akan diberikan;

- tingkat energi dan status gizi, contohnya pada keadaan kurang asupan

makanan (malnutrisi), klien akan sulit untuk menerima informasi;

- kapasitas fisik klien untuk belajar dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari;

- kemampuan penglihatan, pendengarab, dan koordiansi otot.

Hasil Pengkajian

Ketidaksiapan untuk belajar. Beberapa klien sering tidak siap untuk belajar.

Untuk itu, perawat perlu mengkaji penyebab ketidaksiapan belajar tersebut yang

meliputi:

- ketidaksiapan fisik, seperti adanya kelelahan, nyeri, dan keterbatasan

pergerakan;

- ketidaksiapan emosi, seperti adanya kecemasan bersedih, dan marah;

- ketidaksiapan kognitif, seperti adanya pengaruh dari obat-obatan yang

diminum.

Motivasi. Motivasi yang ada pada diri klien sangat berpengaruh dalam

kebutuhan klien untuk belajar dan mendapatkan informasi. Perawat dapat

meningkatkan motivasi klien untuk belajar dengan cara:

Page 37: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

- melakuakan pendekatan persuasif kepada klien;

- memberikan pemahaman sesuai dengan tingkat pengetahuan klien.

Tingkat kemampuan membaca. Tingkat kemapuan membaca klien sangat

berpengaruh terhadap kemampuan untuk menerima informasi selama ini. Untuk

itu, perawat perlu mengkaji tingkat kemampuan membaca klien untuk

menetapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Diagnosis Keperawatan

Tujuan: dirumuskannya masalah yang dihadapi klien dengan pendidikan

kesehatan yang diberikan.

Metode: analisis data (informasi) berdasarakan hasil pengkajian.

Rumusan diagnosis ke[erawatan: berkaitan dengan kebutuhan belajar klien

secara umum, dapat dikelompokan dalam kategori diagnosis yang berdasarkan

pada respon klien dan etiologi.

Perencanaan

tujuan perencanaan: menetapkan apa yang ingin dicapai dalam mengatasi

masalah.

Aspek dalam perencanaan meliputi tujuan, sasaran, metode dan media, materi,

tempat, dan lamngkah-langkah.

Tahapan dalam menyusun rencana pengajaran adalah sebgai berikut.

- Menetapkan prioritas pengajaran.

- Menyusun kriteria yang diharapakan

- Memilih materi

- Menentukan strategi mengajar.

Implementasi

Tujuan implementasi: melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai dengan

rencana yang ditetapkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah perawat tidak perlu terpaku pada rencana

yang telah disusun.

Page 38: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Rencana dapat direvisi segera bila dalam pelaksanaan ada perubahan dalam

kondisi klien atau faktor eksternal klien.

Yang perlu diperhatikan dalam mengajar adalah kesesuaian dan waktu yang

tepat sehingga memungkinkan klien untuk belajar pada setiap pertemuan.

Lingkungan dapat menghambat atau membantu dalam proses belajar.

Alat bantu dapat membantu memfokuskan perhatian klien dalam belajar.

Belajar akan lebih efektif bila klien memnemukan materi yang mereka

butuhkan.

Sasaran

Sasaran promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat adalah individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat. Agar promosi kesehatn dapat lebih tepat sasaran tersebut

perlu dikenali secara lebih khusus, rinci, dan jelas melalui pengelompokan promosi

kesehatan meliputi sasaran utama (primer), sasaran antara (sekunder), dan sasaran

penunjang (tersier).

sasaran primer adalah mereka yang diharapkan akan menerapkan perilaku baru.

sasaran sekunder adalah mereka yang dapat memengaruhi sasaran primer.

sasaran penunjang adalah merek yang berpengaruh terhadap keberhasilan

kegiatan, seperti para pengambil keputusan atau penyandang dana.

E. Metode Promosi Kesehatan

Agar promosi kesehatan bisa terlaksana sesuai dengan apa yang direncanakan, beberapa

metode bisa dilakukan oleh petugas kesehatan untuk menunjang kegiatan tersebut.

Berdasarkan sasarannya, metode dan teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu :

(Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta)

1. Metode Promosi Kesehatan Individual

Conceling adalah metode yang digunakan dalam promosi kesehatan individual.

Dengan metode ini, komunikasi antara klien dengan petugas kesehatan lebih

dekat, klien bisa lebih mengungkapkan permasalahannya tanpa merasa tidak

Page 39: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

nyaman dengan orang banyak. Karena dalam conceling hanya terjadi interaksi

antara petugas kesehatan dan klien itu sendiri.

2. Metode Promosi Kesehatan Kelompok

Dalam metode ini, kategori untuk kelompok dibagi kedalam 2 bagian, yaitu

kelompok kecil dan kelompok besar.

a. Kelompok kecil (sasaran terdiri antara 6-15 orang)

Beberapa metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :

- Diskusi kelompok

Semua anggota bebas berpartisipasi dalam diskusi. Anggota perlu

diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang

akan dibahas agar proses diskusi dapat berlangsung.

- Brain storming (metode curah pendapat)

Anggota memberikan pendapatnya setelah pemimpin diskusi

memberikan contoh kasus.

- Snow ball (bola salju)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang= 2 orang),

kemudian diberikan suatu kasus setelah beberapa menit mereka

mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya.

- Role play (bermain peran)

Peserta mempraktikan sebuah peran, kemudian peserta mendiskusikan

peran yang dimainkannya (Efendi, Ferry & Makhfudli.2009.

Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika)

- Simulation game (permainan simulasi)

Menirukan suuatu situasi untuk tujuan pemecahan masalah, pengambilan

keputusan serta klarifikasi nilai dalam suatu konteks individu, organisasi,

atau sosial (Efendi, Ferry & Makhfudli.2009. Keperawatan Kesehatan

Komunitas. Jakarta: Salemba Medika)

b. Kelompok besar (sasaran terdiri diatas 15-50 orang)

Metode-metode yang bisa dilakukan dalam kelompok besar :

- Ceramah

Sasaran bisa menyeluruh tanpa memandang status pendidikan.

- Seminar

Page 40: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

- Loka karya

3. Metode Promosi Kesehatan Massal

Sasaran promosi kesehatan adalah publik/ masyarakat. Metode ini disampaikan

melalui media massa, contohnya : ceramah umum misalnya dilapangan terbuka,

melalui media massa elektronik (radio dan televisi), penggunaan media cetak

(koran, majalah, buku, leaflet, poster dsb )

F. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi dapat dipromosikan sebgai rencana umum tindakan yang dapat mencakup

beberapa aktivitas dan mempertimbangkan karakteristik populasi target. Pilihan strategi

membantu membentuk seleksi metode.

Strategi promosi kesehatan yang efektif dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Strategi komunikasi kesehatan menginformasikan dan mempengaruhi keputusan

individu dan masyarakat yang meningkatkan kesehatan.

2. Strategi kebijakan oleh penegakan menghasilkan kebijakan yang dapat

dilaksanakan melalui pengaturan legislative, lembaga peraturan, ataupun

pengaturan organisasi kebijakan itu dirancang untuk mendukung perbaikan

lingkungan rumah, sekolah, maupun lingkungan kerja.

3. Strategi mobilisasi komunitas melibatkan pemberian bantuan kepada masyarakat

untuk mengidentifikasi dan mengambil tindakan terhadap permasalahan

kesehatan bersama dengan memanfaatkan pengambilan keputusan bersama dan

mengikut sertakan metodesemacam pemberdayaan.

4. Strategi layanan kesehatan meliputi pengujian, skrining dan layanan atau

pengobatan khusus yang disediakan melalui komunitas atau lembaga kesehatan

untuk meningkatkan memperbaiki hasil akhir kesehatan.

5. Strategi teknologi melibatkan pembentukan modifikasi alat, struktur, sistem

perawatan atau tipe layanan atau lingkungan

.

G. Media Promosi Kesehatan

Page 41: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Media adalah suatu hal yang penting dalam melakukan promosi kesehatan. Secara

harfiah media merupakan saluran atau alat yang menjadi sumber untuk menyampaikan

pesan kepada penerima pesan yang dalam hal ini merupakan pesan kesehatan. Selain

itu, media juga berguna untuk mempermudah pemahaman materi yang akan

disampaikan.

Pemilihan media promosi kesehatan biasanya dipengaruhi oleh banyaknya sasaran,

keadaan geografis daerah, karakteristik partisipan, dan sumber daya pendukung.

Jenis Media Promosi Kesehatan :

Media elektronik seperti : televisi, radio, internet, telepon, handphone, dan

teleconference.

Media cetak seperti : koran, majalah, selebaran (leaflet dan flyer), booklet, papan

besar (billboard), spanduk, poster, dan bulletin board.

Alat bantu lihat (visual aids) seperti : slide, OHP, film strip, gambar, peta,

bagan.

Alat bantu dengar (audio aids) seperti : radio, tape, dan CD.

Leaflet dan Pamflet

Merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus

untuk sasaran yang dapat membaca. Leaflet terdiri dari 200-400 kata, berukuran 20x30

cm, kadang diselingi oleh gambar, dan biasanya disajikan dalam bentuk terlipat.

Booklet

Media ini berbentuk buku kecil yang berisi gambar atau tulisan, ataupun keduanya.

Sasarannya adalah masyarakat yang dapat membaca.

Flyer

Selebaran berbentuk seperti leaflet tetapi tidak berlipat. Biasanya disebarkan melalui

udara (pesawat udara).

Billboard

Page 42: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Berbentuk papan besar berukuran 2x2 m yang biasanya dipasang di pinggir jalan besar.

Tulisan maupun gambar yang digunakan biasanya cukup besar sehingga dapat dilihat

oleh pengguna jalan tanpa mengganggu konsentrasi.

Bulletin Board

Merupakan papan berukuran 90x120 cm yang dipasang di tempat umum seperti

puskesmas, rumah sakit, dan balai desa. Pada media ini ditempelkan gambar-gambar,

leaflet, postre, atau media lain yang berisi informasi penting dan secara berkala diganti

dengan topik lain.

Manfaat Media Promosi Kesehatan :

Menimbulkan minat sasaran

Mencapai sasaran yang lebih banyak

Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman

Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan kepada orang lain

Memudahkan menyampaikan informasi

Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran

Evaluasi Promosi Kesehatan

H. Evaluasi Promosi Kesehatan

Evaluasi promosi kesehatan adalah suatu yang harus dilakukan dari setiap upaya

promosi kesehatan, karena di samping upaya itu sendiri juga perlu untuk

kesinambungan upaya tersebut. Berbeda dengan berbagai indicator yang bersifat non

perilaku yang dapat dibuat standarnya, maka untuk promosi kesehatan indicator dan

parameternya dapat berubah tergantung pada kegiatan yang dievaluasinya (apa, dimana,

oleh siapa, bilamana) dan tahapan evaluasinya juga tergantung pada pengaruh

lingkungan (budaya) oleh karena itu , penentuan apa yang akan dievaluasi serta

kemampuan mengembangkan indicator serta desain evaluasinya sangat penting. Hal

penting yang juga perlu diperhatikan adalah untuk siapa evaluasi itu dilaksanakan,

dalam rangka membuat sajian pelaporannya. (Soekidjo Notoatmodjo, 2005)

Page 43: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

SIMPULAN

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : Rineka

Cipta

Apriningsih, Nova S. Indah Hippy. 2009. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat ed

2. Jakarta : EGC

Prawitasari, Shinta. 1997. HIV Manual untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC

Komalasari, Renata. 2007. Buku Saku Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC, 2007

Page 44: Makalah Kasus 1 Community Nursing Program II.doc

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Robert J.Bensley, Jodi Brookins-Fisher. 2008. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, edisi 2. Jakarta: EGC