30
Diajukan untuk mem PROG SEKOLAH TING MAKALAH BIODIVERSITY AND FORESTS menuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Ma Dosen : MH. Asiana Gabril. YD.,SKM Disusun oleh Kelompok 4 : Andrian Lutfi A 213.C.0006 Ady Hidayatullah 213.C.0023 Nuryadi 213.C.0028 Khaedar Ali 213.C.0030 Devi Nur R 213.C.0012 Agnes Acida 213.C.0034 Nelly Sulvas S 213.C.0036 GRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN GGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA 2015 asyarakat (IKM) N A CIREBON

Makalah Keanekaragaman Hayati Dan Hutan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biodiversity and Forest

Citation preview

  • MAKALAH

    BIODIVERSITY AND FORESTS

    Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)Dosen : MH. Asiana Gabril. YD.,SKM

    Disusun oleh Kelompok 4 :

    Andrian Lutfi A 213.C.0006Ady Hidayatullah 213.C.0023Nuryadi 213.C.0028Khaedar Ali 213.C.0030Devi Nur R 213.C.0012Agnes Acida 213.C.0034Nelly Sulvas S 213.C.0036

    PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON

    2015

    MAKALAH

    BIODIVERSITY AND FORESTS

    Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)Dosen : MH. Asiana Gabril. YD.,SKM

    Disusun oleh Kelompok 4 :

    Andrian Lutfi A 213.C.0006Ady Hidayatullah 213.C.0023Nuryadi 213.C.0028Khaedar Ali 213.C.0030Devi Nur R 213.C.0012Agnes Acida 213.C.0034Nelly Sulvas S 213.C.0036

    PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON

    2015

    MAKALAH

    BIODIVERSITY AND FORESTS

    Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)Dosen : MH. Asiana Gabril. YD.,SKM

    Disusun oleh Kelompok 4 :

    Andrian Lutfi A 213.C.0006Ady Hidayatullah 213.C.0023Nuryadi 213.C.0028Khaedar Ali 213.C.0030Devi Nur R 213.C.0012Agnes Acida 213.C.0034Nelly Sulvas S 213.C.0036

    PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARDIKA CIREBON

    2015

  • iKATA PENGANTAR

    Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaatas berkat rahmat serta hidayah-Nya makalah yang berjudul Biodiversityand Forests dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

    Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah IlmuKesehatan Masyarakat (IKM). Tentunya kami menyadari bahwa makalahini masih jauh dari kata sempurna. Tetapi semua ini telah kami kerjakandengan penuh keyakinan dan usaha. Kritik dan saran yang membangunterhadap pembuatan makalah ini kami terima dengan tangan terbuka.

    Akhirul kalam, kami ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang

    ikut membantu serta memberikan informasi yang kami butuhkan. Dengansegala kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kitasemua.

    Cirebon, 13 April 2015

    Penyusun

  • ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................... i

    DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

    C. Tujuan .................................................................................................. 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Keanekaragaman Hayati ...................................................................... 3

    B. Nilai Keanekaragaman Hayati ............................................................. 4

    C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati.............. 8

    D. Gambaran Umum Keanekaragaman Hayati Pesisir dan Laut.............. 13

    E. Pelesetarian Keanekaragaman Hutan................................................... 18

    F. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup................................................. 19

    BAB III PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................................ 26

    B. Saran...................................................................................................... 26

    DAFTAR PUSTAKA

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangIndonesia kaya akan keanekaragaman hayati, baik tumbuhan maupun

    hewan. Sampai dengan tahun 2010 tercatat 38.000 jenis tumbuhantermasuk 27.500 spesies tumbuhan berbunga (10% dari tumbuhanberbunga di dunia), 515 spesies mamalia (12% jenis mamalia dunia),511 spesies reptilia (7,3% dari jenis reptilia dunia), 2.827 jenis binatang takbertulang, kupu- kupu sebanyak 121 spesies (44% jenis endemik), 480spesies hard corals (60% dari jenis coral dunia), 1400 spesies ikan airtawar, 270 spesies amphibi (jumlah terbesar ke enam di dunia), 1531spesies burung (jumlah terbesar ke lima di dunia), 240 spesies langka(jumlah terbanyak di dunia). Disamping itu Indonesia mempunyaitumbuhan palma sebanyak 477 spesies (47% endemik) dan 3.000 jenisspesies tumbuhan penghasil bahan berkhasiat obat. Hal tersebutmemberikan gambaran betapa Indonesia menjadi salah satu pusatkekayaan keanekaragaman hayati dunia. Selain itu Indonesiamerupakan salah satu negara yang memiliki hutan yang sangat luas

    yaitu 130 juta hektar (Kementrian Kehutanan RI, 2010) dengan 3,02juta hektar merupakan hutan bakau/mangrove atau 19% dari luashutan mangrove di dunia, melebihi Australia (10%) dan.Brasil (7%) (FAO,2007).

    B. Rumusan Masalah

    Perumusan masalah dalam penjelasan makalah ini, menyinggungtentang Biodiversity and Forests (Keanekaragaman Hayati dan KelestarianHutan (Lingkungan). Di antaranya :1. Apa definisi dari keanekaragaman hayati ?2. Bagaimana nilai keankeragaman hayati terkait pelestariannya ?

    3. Apa saja faktor yang akan mempengaruhi keanekaragaman hayati diIndonesia ?

  • 24. Bagaimana gambaran keanekaragaman hayati antara pesisir dan laut ?5. Bagaimana keanekaragaman dalam pelestarian hutan ?7. Apa saja bentuk atau faktor yang mampu merusak lingkungan hidup ?

    C. Tujuan1. Tujuan Umum

    Mampu mengetahui dan memahami apa saja pembahasan yang adapada materi Biodiversity and Forests (Keanekaragaman Hayati danKelestarian Hutan (Lingkungan).2. Tujuan Khusus

    a. Mengetahui definsi dari keanekaragaman hayati itu sendiri.b. Memahami nilai keanekaragaman hayati terkait pelestariannya.c. Mengetahui faktor yang mampu memicu terjadinya kerusakan

    keanekaragaman hayati.

    d. Mengetahui keanekaragaman hayati antara pesisir dan laut.e. Mengetahui dan memahami keanekaragaman dalam pelestarian

    hutan.

    f. Mengetahui segala bentuk tindakan yang dapat merusak lingkunganhidup.

  • 3BAB IIPEMBAHASAN

    A. Keanekaragaman Hayati1. Definisi

    Pengertian atau definisi Keanekaragaman hayati dapat diartikandari berbagai aspek, uraian dibawah ini setidaknya mewakili beberapadiantaranya :a. Keanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi, interaksi diantara berbagai makhluk hidup serta antara mereka denganlingkungannya.

    b. Keanekaragaman hayati mencakup semua bentuk kehidupan dimuka bumi, mulai dari makhluk sederhana seperti jamur danbakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia.

    c. Keanekaragaman hayati ialah fungsi-fungsi ekologi atau layanan

    alam, berupa layanan yang dihasilkan oleh satu spesies dan/atauekosistem (ruang hidup) yang memberi manfaat kepada spesies laintermasuk manusia.

    d. Keanekaragaman hayati merujuk pada aspek keseluruhan darisistem penopang kehidupan, yaitu mencakup aspek sosial, ekonomidan lingkungan serta aspek sistem pengtahuan dan etika, dan kaitandi antara berbagai aspek ini.

    e. Keanekaan sistem pengetahuan dan kebudayaan masyarakat jugaterkait erat dengan keanekaragaman hayati.

    Terdapat tiga pendekatan membaca keanekaragaman hayati,yakni (1) tingkat tingkat ekosistem, (2) tingkat taksonomik atauspesies, dan (3) tingkat genetik. Berikut uraiannya:a. Keanekaragaman ekosistem

    Mencakup keanekaan bentuk dan susunan bentang alam,daratan maupun perairan, di mana makhluk atau organisme hidup

  • 4(tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) berinteraksi danmembentuk keterkaitan dengan lingkungan fisiknya.

    b. Keanekaragaman spesiesAdalah keanekaan spesies organisme yang menempati suatu

    ekosistem, di darat maupun di perairan. Dengan demikian masing-masing organisme mempunyai ciri yang berbeda satu dengan yanglain.

    c. Keanekaragaman genetis

    Adalah keanekaan individu di dalam suatu spesies.Keanekaan ini disebabkan oleh perbedaan genetis antar individu.Gen adalah faktor pembawa sifat yang dimiliki oleh setiaporganisme serta dapat diwariskan dari satu generasi ke generasiberikutnya.

    Contoh keterkaitan ketiga tingkat keanekaragaman hayati

    tersebut dapat dilihat pada kawasan yang mempunyai keanekaanekosistem yang tinggi, biasanya juga memiliki keanekaragamanspesies yang tinggi dengan variasi genetis yang tinggi pula. Adabeberapa hal lain yang perlu dipahami mengenai keanekaragamanhayati, yaitu:

    a. Pusat Asal-usul

    Adalah wilayah geografis tempat suatu takson berasalatau pertama kali berkembang.

    b. Pusat KeanekaragamanKawasan geografis yang mempunyai keanekaragaman

    spesies atau genetis yang tinggi.

    c. Pusat EndemismeKawasan geografi dengan jumlah spesies endemik

    yang tinggi pada tingkat lokal.

    B. Nilai Keanekaragaman HayatiKeanekaragaman hayati memiliki beragam nilai atau arti bagi

    kehidupan. Ia tidak hanya bermakna sebagai modal untuk menghasilkan

  • 5produk dan jasa saja (aspek ekonomi) karena keanekargaman hayati jugamencakup aspek sosial, lingkungan, aspek sistem pengtahuan, dan etikaserta kaitan di antara berbagai aspek ini.

    Berdasarkan uraian tersebut, berikut ini setidaknya ada 6 nilaikeanekaragaman hayati yang bisa diuraikan:1. Nilai Eksistensi

    Nilai eksistensi merupakan nilai yang dimiliki olehkeanekaragaman hayati karena keberadaannya. Nilai ini tidakberkaitan dengan potensi suatu organisme tertentu, tetapi berkaitandengan beberapa faktor berikut:a. Faktor hak hidupnya sebagai salah satu bagian dari alamb.Faktor yang dikaitkan dengan etika, misalnya nilainya dari segi

    etika agama. Berbagai agama dunia menganjurkan manusia untukmemelihara alam ciptaan Tuhan

    c. Faktor estetika bagi manusia. Misalnya, banyak kalangan, baikpecinta alam maupun wisatawan, bersedia mengeluarkan sejumlahuang untuk mengunjungi taman-taman nasional guna melihat satwadi habitat aslinya, meskipun mereka tidak mendapatkan manfaatekonomi dari kegiatan tersebut.

    2. Nilai Jasa Lingkungan

    Nilai jasa lingkungan yang dimiliki oleh keanekaragamanhayati ialah dalam bentuk jasa ekologis bagi lingkungan dankelangsungan hidup manusia. Sebagai contoh jasa ekologis ,misalnya,hutan, salah satu bentuk dari ekosistem keanekaragaman hayati,mempunyai beberapa fungsi bagi lingkungan sebagai:a. Pelindung keseimbangan siklus hidrologi dan tata air sehingga

    menghindarkan manusia dari bahaya banjir maupun kekeringan.b. Penjaga kesuburan tanah melalui pasokan unsur hara dari serasah

    hutan.

    c. Pencegah erosi dan pengendali iklim mikro. Keanekaragamanhayati bisa memberikan manfaat jasa nilai lingkungan jika

  • 6keanekaragaman hayati dipandang sebagai satu kesatuan, dimanaada saling ketergantungan antara komponen di dalamnya.

    3. Nilai WarisanNilai warisan adalah nilai yang berkaitan dengan keinginan

    untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati agar dapatdimanfaatkan oleh generasi mendatang. Nilai ini acap terkait dengannilai sosio-kultural dan juga nilai pilihan. Spesies atau kawasantertentu sengaja dipertahankan dan diwariskan turun-temurun untukmenjaga identitas budaya dan spiritual kelompok etnis tertentu atausebagai cadangan pemenuhan kebutuhan mereka di masa datang.

    4. Nilai Pilihan

    Keanekaragaman hayati menyimpan nilai manfaat yang

    sekarang belum disadari atau belum dapat dimanfaatkan olehmanusia; namun seiring dengan perubahan permintaan, pola konsumsidan asupan teknologi, nilai ini menjadi penting di masa depan. Potensikeanekaragaman hayati dalam memberikan keuntungan bagimasyarakat di masa datang ini merupakan nilai pilihan.

    5. Nilai KonsumtifManfaat langsung yang dapat diperoleh dari keanekaragaman

    hayati disebut nilai konsumtif Dari keanekaragaman hayati. Sebagaicontoh Dari nilai komsumtif ini ialah pemanfaatan keanekaragaman

    hayati untuk pemenuhan kebutuhan sandang, pangan maupun papan.6. Nilai Produktif

    Nilai produktif adalah nilai pasar yang didapat dariperdagangan keanekaragaman hayati di pasar lokal, nasional maupuninternasional. Persepsi dan pengetahuan mengenai nilai pasarditingkat lokal dan global berbeda. Pada umumnya, nilaikeanekaragaman hayati lokal belum terdokumentasikan dengan baiksehingga sering tidak terwakili dalam perdebatan maupun perumusankebijakan mengenai keanekaragaman hayati di tingkat global(Vermeulen dan Koziell, 2002).

  • 7Perbedaan antara nilai keanekaragaman hayati global danlokal dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Global Lokal

    Nilai pemanfaatan tidaklangsung dan

    nonpemanfaatan adalahprioritas

    Nilai pemanfaatan langsung sama

    penting

    atau lebih penting daripada nilainonpemanfaatan dan pemanfaatan

    tidaklangsung

    Penekanan pada konservasi,dengan atau

    tanpa pemanfaatan

    berkelanjutan

    Penekanan pada pemanfaatanberkelanjutan

    Biasanya tidak ada kelompokpengguna

    Khusus

    Ada kelompok pengguna khusus

    Spesies endemik dan langkadiberi nilai

    Tinggi

    Spesies endemik mempunyai nilaisama

    dengan spesies lain

    Fokus pada genotip (informasigenetis)

    Fokus pada fenotip (sifat yang dapatdilihat)

    Keanekaragaman hayati yang

    liar danbudidaya (pertanian)diperlakukan berbeda

    Tidak ada batasan perlakuan antarakeanekaragaman hayati liar dan

    hasil

    budidaya

    Sumber: Vermuelen dan Koziell, 2002.

  • 8C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Keanekaragaman Hayatidi Indonesia

    Kekayaan sumberdaya hayati Indonesia saat ini diperkiraan sedangmengalami penurunan dan kerusakan. Krisis keanekaragaman hayati inibisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang satu dengan yang lainnyasaling berkaitan. Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi dua kategori,yaitu faktor teknis dan faktor struktural. Adapun penjelasannya adalahsebagai berikut:1. Faktor Teknis

    Ada 3 (tiga) aspek yang masuk kedalam kategori faktor teknisyaitu kegiatan manusia, teknologi yang digunakan, dan kondisi alamitu sendiri. Ketiga aspek ini diperkirakan mampu menimbulkankerusakan dan kepunahan keanekaragaman hayati seperti yangdiuraikan berikut ini:a. Faktor kegiatan Manusia

    1) Kesadaran, pemahaman dan kepedulian yang rendah:Sebagian lapisan masyarakat kurang memiliki kesadaran danpemahaman tentang makna penting keanekaragaman hayati

    bagi kehidupan sehari-hari maupun sebagai asetpembangunan. Ketidaktahuan ini menimbulkan sikap tidakpeduli yang mengarah pada perusakan keanekaragamanhayati.

    2) Pemanfaatan berlebih : Pemanfaatan sumber daya seringdilakukan tanpa mempertimbangkan daya dukunglingkungan.

    3) Pemungutan dan perdagangan ilegal : Contoh jelas tentanghal ini adalah penebangan liar, serta perdagangan flora danfauna, yang dilindungi maupun yang tidak, juga marak diIndonesia. Di kawasan laut, terjadi pencurian ikan, sebagianbesar oleh kapal asing yang nilainya diperkirakan antara US$3 sampai 4 miliar atau Rp. 36 triliun (Kwik, 2002 ; Kompas15 Februari 2003).

  • 94) Konversi habitat alami : Diperkirakan sekitar 20-70%habitat alami Indonesia sudah rusak. Hal ini terjadi terutamakarena konversi habitat alami untuk berbagai kepentinganpembangunan. Misalnya, degradasi hutan mangrove untukdikonversi menjadi tambak, lahan pertanian, pemukiman,pelabuhan dan industri, seperti yang umum terjadi di pesisirtimur Sumatera, pantai utara Jawa, dan Sulawesi Selatan.

    5) Monokulturisme dalam budidaya dan pemanfaatan: Polamonokultur ini mengarah pada ketidakseimbangan danakhirnya menimbulkan keterancaman spesies serta erosikeanekaragaman genetik. Spesies yang diketahui nilaiekonomi pasarnya dieksploitasi secara berlebih, dan upayabudidayanya dilakukan. Sementara spesies yang dianggaptidak punya nilai ekonomi dibiarkan terancam punah tanpaada upaya budidaya.

    6) Tekanan penduduk : Indonesia merupakan negara terpadatkeempat di dunia dengan populasi mencapai 203 juta orangpada tahun 2000; tingkat pertumbuhannya diperkirakan 1,2%pada 2000-2005. Untuk penghidupannya, jumlah pendudukyang tinggi ini memerlukan dukungan sandang, pangan,papan serta ruang untuk beraktivitas. Hampir semua dayadukung ini berasal dari alam yang berkaitan sangat eratdengan KH. Pola pemanfaatan yang tidak bijaksana akanancaman bagi kelestarian keanekaragaman hayati.

    7) Kemiskinan dan keserakahan : Kualitas sumber dayamanusia (SDM) yang masih rendah, merupakan ancamanbagi kelestarian keanekaragaman hayati (KLH, 2002).Kualitas SDM yang rendah ini merupakan salah satupenyebab tingginya tingkat kemiskinan di negara ini. Lebihdari 60% atau sekitar 140 juta penduduk Indonesia hidup diwilayah pesisir dan laut dan kehidupan mereka bergantungpada sumber daya hayati laut dan pesisir (Dahuri, 2000).

  • 10

    Tekanan jumlah dan kualitas penduduk ini akan semakinmengancan keanekaragaman hayati laut dan pesisir.Demikian pula, karena tingkat kemiskinan tertinggi biasanyaterdapat di pedesaan, maka tekanan pada sumber daya alampasti akan meningkat, Namun, sebenarnya perusakankeanekaragaman hayati yang disebabkan oleh kemiskinanlebih kecil dibandingkan dengan perusakan yang terjadiakibat keserakahan beberapa pihak yang mengeksploitasisumber daya alam demi keuntungan semata. Sikap serakahinilah yang menjurus pada gejala tangkap lebih dibeberapaperairan laut, penebangan berlebih yang resmi maupun ilegal,penyelundupan flora dan fauna yang dilindungi sertakonversi habitat alami untuk proyek-proyek pembangunanekonomi.

    b. Pemilihan TeknologiBeberapa jenis teknologi, teknik dan alat untuk

    pemanfaatan keanekaragaman hayati dapat menimbulkankerusakan pada ekosisem. Sebagai contoh:1) Jenis alat yang diketahui merusak habitat sumber daya hayati

    pesisir adalah penggunaan alat pengumpul ikan, bahanpeledak, bahan beracun dan pukat harimau. Sebagai ilustrasi,pukat udang dengan lebar 20 meter mampu menggerus dasarlaut seluas 1 km2 dalam waktu 1 jam. Tingkat kerusakan inimelebihi tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh gelombang.

    2) Di bidang pertanian, teknologi pertanian yang intensif,misalnya revolusi hijau (untuk padi) dan revolusi biru (untukpertambakan udang) telah mengubah cara budidaya polikulturyang kaya spesies dan kultivar dengan budidaya monokultur.Seperti disebutkan diatas, pola monokultur ini mengarah padaketidakseimbangan dan akhirnya menimbulkan keterancamanspesies serta erosi keanekaragaman genetik.

  • 11

    3) Di laut, sumber pencemaran adalah tumpahan minyak darikapal, dan kegiatan industri. Sedangkan diperairan tawar,sumber pencemar kebanyakan dari limbah kegiatan industridan rumah tangga.

    c. Faktor Alam

    Salah satu faktor alam yang bisa mempengaruhi kerusakandan penyusutan keanekaragaman hayati ialah Perubahan iklimglobal. Perubahan iklim global, yang disebabkan antara lain olehpemanasan global, mempunyai pengaruh pada sistem hidrologibumi, yang pada gilirannya berdampak pada struktur dan fungsiekosistem alami dan penghidupan manusia. Beberapa tahunterakhir ini, perubahan iklim telah berdampak pada pertanian,ketahanan pangan, kesehatan manusia dan permukiman manusia,lingkungan, termasuk sumber daya air dan keanekaragaman hayati.Dampak yang mudah terlihat adalah frekuensi dan skala banjir danmusim kering yang panjang, yang terjadi di banyak bagian dunia,termasuk Indonesia. Kebakaran hutan besar yang terjadi tahun1997/1998 disebabkan oleh kegiatan manusia, tetapi diperparaholeh perubahan iklim, karena musim kemarau menjadi lebihpanjang daripada biasanya. Dampak perubahan iklim padakeanekaragaman hayati secara langsung masih harus diteliti, tetapididuga pengaruhnya cukup besar.

    2. Faktor Struktural

    Ada dua akar persoalan atau masalah struktural. Pertama,paradigma pembangunan yang dianut oleh pemerintah selama era1970-an hingga 1990- an dan kedua, belum terbentuk tata kelola (goodgovernance) yang baik. Paradigma pembangunan dimasa lalu belummempertimbangkan kepentingan pengelolaan keanekaragaman hayatisecara berkelanjutan. Pemerintah memandang keanekaragaman hayatisebagai sumber daya yang berharga untuk dilikuidasi dalam rangkaperolehan devisa, percepatan pertumbuhan ekonomi serta diversifikasibasis perekonomian. Dengan kata lain, pemanfaatan keanekaragaman

  • 12

    hayati dilakukan dengan prinsip keruk habis, jual murah dan jualmentah. Oleh sebab itu, kerusakan dan kepunahan keanekaragamanhayati meningkat seiring dengan melajunya pertumbuhan ekonomi.Pemanfaatan dan pengelolaan KH yang lestari dan berkelanjutanmemerlukan tata kelola (good governance) yang baik. Tata kelola yangbaik dicirikan oleh pemerintah yang bersih, bertanggung gugat,representatif dan demokratis. (KLH, 2002). Kedua pangkal persoalantersebut menimbulkan masalah struktural di bawah ini:a. Kebijakan Eksploitatif, Sentralistik, Sektoral dan Tidak Partisipatif

    Paradigma pertumbuhan ekonomi mendorong pemerintahuntuk melakukan sentralisasi pelaksanaan pembangunan danpenguasaan sumber daya untuk pembangunan, termasuk sumberdaya alam.

    b. Sistem Kelembagaan yang LemahIndonesia belum mempunyai sistem yang kuat dan efektif

    untuk pengelolaan keanekaragaman hayati. Akibatnya,perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan lestarikeanekaragaman hayati belum terpadu. Pengelolaankeanekaragaman hayati dilakukan oleh berbagai lembaga tanpamempunyai wewenang hukum yang jelas.

    Koordinasi dan integrasi program di antara para pengelolaamat lemah, salah satunya karena tidak ada arahan nasional yangkuat dan diakui yang mendasari perencanaan setiap sektor.Akibatnya keputusan yang dibuat sering parsial, seperti yang telahdiuraikan di atas, dan bahkan keputusan satu sektor bisabertentangan dengan sektor lainnya (Wetlands IndonesiaProgramme, 2003).

    Kelemahan di segi kelembagaan juga mempengaruhikoordinasi pelaksanaan kewajiban terhadap berbagai konvensiinternasional, misalnya KKH, Konvensi Ramsar dan CITES.Koordinasi dan integrasi program di antara para pengelola amatlemah, salah satunya karena tidak ada arahan nasional yang kuat

  • 13

    dan diakui yang mendasari perencanaan setiap sektor. Akibatnyakeputusan yang dibuat sering parsial, seperti yang telah diuraikandi atas, dan bahkan keputusan satu sektor bisa bertentangan dengansektor lainnya (Wetlands Indonesia Programme, 2003).

    c. Sistem dan penegakan hukum yang lemahPengelolaan keanekaragaman hayati secara lestari sulit

    terjadi karena sistem dan instrumen hukum yang ada masih lemah.Lembaga penegakan hukum sering tidak memahami substansihukum yang terkaitan dengan keanekaragaman hayati. Sistemjudisial juga belum profesional dan otonom sehingga menyulitkanpenegakan hukum. Semuanya ini diperparah oleh keterbatasandana, sumber daya manusia serta infrastruktur yang memadai untukpenegakan hukum (KLH, 2002). Karena perumusan kebijakansering tidak melibatkan partisipasi publik, kalangan masyarakattidak mengetahui adanya kebijakan tersebut, sehingga tidak dapatmembantu penegakannya. Lebih jauh, kadang-kadang aparatdidaerah tidak mengetahui atau tidak peduli dengan kebijakan yangtelah dibuat di pusat. Dan yang terakhir, banyak kebijakan berbedadari hukum adat yang berlaku di masyarakat sehingga kadang-kadang sulit diterima oleh masyarakat.

    D. Gambaran Umum Keanekaragaman Hayati Pesisir dan Laut1. Keanekaragaman hayati pesisir dan laut Indonesia

    Di wilayah beriklim tropik, secara umum lingkungan lautnyamemiliki tingkat keragaman bentuk kehidupan lebih tinggi dibandingkanwilayah daratan . Tidak banyak data yang tersedia tentang semua spesiespesisir-laut, oleh karena itu Scudder, menyatakan bahwa tindakan terbaikuntuk merawat dan melindungi keanekaragaman genetik (dan spesies)adalah dengan melindungi habitat alaminya. Setidaknya teridentifikasi tiga(3) ekosistem pesisir dan laut yang penting dalam studi kasus yangmendasari penulisan ini. Ekosistem-ekosistem ini berfungsi pula sebagai

  • 14

    indikator baik-buruknya keanekaragaman hayati pesisir dan laut.Ketiganya adalah: mangrove, terumbu karang, dan padang lamun.a. Mangrove

    Ekosistem mangrove diseluruh dunia saat ini meliputi arealseluas 20 juta hektar. Mangrove merupakan jenis tumbuhan utamayang melindungi daerah pasang surut sepanjang wilayah pantai tropisdan subtropis. Mangroves tumbuh di wilayah dengan kondisikelembaban tinggi sampai wilayah arid, diatas beragam tipe tanah daritanah liat sampai gambut, pasir, atau kepingan terumbu karang yanghancur. Tidak mengherankan jika ekosistem mangrove memilikivariasi yang sangat ekstirm dalam hal komposisi tumbuhan, strukturhutan, dan tingkat pertumbuhannya. Nilai ekologi, lingkungan dansosioekonomi yang penting dari ekosistem ini meliputi:

    1) Memelihara kualitas perairan pantai.2) Mengurangi dampak kerusakan akibat badai, gelombang dan

    banjir pantai.3) Area pembesaran dan pencari pakan untuk perikanan komersil

    maupun trandisional.4) Habitat penting dan areal pencari pakan untuk berbagai jenis

    bentik, hewan-hewan yang hidup di dasarnya, serta berbagaispesies burung.

    5) Hutan penghasil produk kayu dan non kayu.Sesuai dengan habitatnya, mangrove dikelompokkan kedalam

    mangrove pantai (Sonneratia, Rhizophora, Bruguiera, Ceriops, danAvicennia), mangrove estuarin (Sonneratia, Nypa, Rhizophora, danBruguiera), mangrove lagoon (Sonneratia, Nypa, Rhizophora, danBruguiera), dan mangrove pantai pasir (Rhizophora mucronata)(Directorate Bio Resources Development 1993 in Resosudarmo et al.,2003).

  • 15

    b. Terumbu karangTerumbu karang merupakan ekosistem kompleks dengan

    keanekaragaman hayati tinggi yang, ditemukan di perairan dangkal diseluruh wilayah tropis. Terumbu karang mendukung perikananproduktif sebagai pemasok sumber protein utama. Dibalikkompleksitas dan tingginya keanekaragaman hayati ekosistem ini,terumbu karang kurang stabil, bahkan sangat sensitif terhadap setiapgangguan yang beranekaragam.

    Karang adalah binatang yang sangat kecil, dikenal sebagaipolyp. Setiap karang menghasilkan substrat kapur disekitar tubuhnyauntuk membentuk rangka dimana polyp-polyp dapat menempel dankemudian membentuk koloni di atasnya, dengan cara berkembang biakmebelah diri untuk membentuk terumbu karang. Spesies pembentukkarang sangat menentukan bentuk terumbu karang yang ada di perairantropis. Pertumbuhan karang amat lambat dan diperkirakan dapatmencapai usia ribuan tahun mengingat tingkat pertumbuhannya sangatdipengaruhi oleh dinamika dan perubahan lingkungan sekitarnya.

    Terumbu karang Indonesia merupakan salah satu yang terkayadalam keanekaragamannya di dunia. Tercatat lebih dari 480 jenis hardcoral ditemukan di wilayah Timur Indonesia, atau sekitar 60 persendari spesies hard coral dunia (Suharsono and Purnomohadi, 2001).Keanekaragaman ikan karang terbesar dunia juga dapat ditemukan diIndonesia, dengan lebih dari 1,650 spesies khusus untuk wilayahIndonesia Timur saja. Dengan hasil 3.6 juta ton produksi totalperikanan laut di tahun 1997, wilayah terumbu karang Indonesiapraktis merupakan salah satu pensuplai ikan terbesar di dunia (Reefs atRisks of South East Asia, 2000).

    c. Padang lamunPadang lamun dikelompokkan dalam tumbuhan berbunga yang

    hidup dibawah permukaan air laut. Habitatnya terdapat di perairandangkal wilayah pantai yang membedakannya dengan padang rumputdi daratan. Ekosistem padang lamun dikenal memiliki fungsi sebagai

  • 16

    tempat pembesaran dan sumber pakan serta nutrisi bagi spesies pentinghewan-hewan laut.

    Meskipun perannya dianggap tidak terlalu dominan dibandingterumbu karang dan mangrove, padang lamun mewakili salah satu daritiga unsur penting ekologi lingkungan laut dan pesisir. Peran padanglamun secara fisik maupun biologis sekarang mulai dipahami sebagaibagian yang tidak terpisahkan dari kesatuan wilayah ekologi dankeutuhan pantai. Areal padang lamun berperan sebagai penghubungdan penyangga diantara mangrove dan terumbu karang. Hubunganketiganya membentuk ekosistem pantai tropis yang sangat tinggitingkat keanekaragaman hayatinya.

    Padang lamun bisa terdiri dari satu jenis spesies atau komunitasdari banyak spesies hingga mencapai 12 jenis. Diseluruh dunia hanyaditemukan 58 speises rumput laut yang menckup 12 genus, 4 famili,dan 2 ordo.

    Selain fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, areal padanglamun membantu mengurangi kekuatan gelombang dan arus laut,memisahkan air dan endapan sedimen, dan menetralisir endapan didasar permukaan. Kompleksitas habitat di areal padang lamunmeningkatkan keanekaragaman dan jumlah hewan-hewan laut.Rumput laut di atas hamparan karang dan didekat estuarin, jugamengendapkan nutrien, menyaring atau menahan kandungan kimiayang terbawa air bagi lingkungan laut.

    2. Kondisi saat iniKekayaan keanekaragaman hayati pesisir laut Indonesia. Karakter

    geologis kepulauan Nusantara merupakan penyumbang terbesar tingginyakeanekaragaman ekosistem tropikal di Indonesia. Keanekaragamanekosistem bertanggungjawab atas tingginya keanekaragaman spesies (dantentu saja genetik). Dinamika geologik di sekujur kepulauan (terutamarantai pulau-pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusatenggara; wilayah Indo-Pasifik yang meliputi Sulawesi, Maluku dan Papua) memperkayakeanekaragaman bentuk hidupan tropikal. Keanekaragaman ekosistem

  • 17

    pesisir-laut tropikal meliputi terumbu karang, padang lamun, mangrove,pantai berpasir, pantai berbatu karang, berikut hewan-hewan yangberasosiasi, seperti ikan-ikan pelagis dan demersal, krustasea, reptil danmamalia.

    Selain pulau-pulau besar, bayak pulau-pulau kecil tersebar dikepulauan Indonesia. Dari pulau stabil yang bervegetasi hingga gosongkarang atau gosong pasir yang bisa timbul tenggelam diantara pasangsurut. Pulau-pulau kecil ini merupakan ekosistem yang sangat rentan, baikterhadap faktor-faktor alam, masalah jumlah penduduk, ketersediaansarana dan prasarana perhubungan, serta ketergantungan yang tinggikepada faktor ekonomik eksternal. Belum lagi ancaman peningkatan tinggimuka air laut (sea-level rise).

    Meski ketersediaan data terbatas serta tersebar di berbagai lembagabeberapa pihak berusaha menyajikan informasi keanekaragaman hayatipesisir-laut Indonesia, seperti Reef Base (www.reefbase.org), WorldConservation Monitoring Centre (WCMC) dan World Resource Institute(WRI) lewat Earth Trend Country Profile (www.earthtrend.wri.org) danReef at Risk. Di halaman berikut disajikan ringkasan statistik geografikdan potret keanekaragaman hayati pesisir-laut Indonesia yang disarikandari Reef Base, WCMC dan Earth Trend.

    Nilai ekonomis laut juga amat besar. Untuk melihat potensiperikanan misalnya, terutama perikanan tangkap, luas laut Indonesiadibagi menjadi sembilan Wilayah Pengelolaan Perikanan. Dari laporanpencapaian pembangunaan perikanan tangkap DKP tahun 2001-2003menyebutkan, jumlah tangkapan dari seluruh potensi sumber daya ikansebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80% angka pemanfaatan potensilestari sumber daya ikan (Dirjen Perikanan Tangkap, 2004). Sementarapotensi perikanan budidaya sendiri baru dimanfaatkan sebesar 0,002%untuk budidaya laut, 45,42% untuk budidaya air payau, dan 25% untukbudidaya air tawar (Dirjen Perikanan Budidaya, 2004). Angka-angka inimenunjukkan peluang pengembangan pengelolaan sumber daya perikanan

  • 18

    dan usaha perikanan diperairan Indonesia masih memiliki prospek yangbaik.

    Persoalannya, dalam pengembangan sumber daya perikanan harusdilakukan secara hati-hati dan tidak melulu terpaku pada angka-angkapotensi yang menggiurkan tersebut. Potensi pemanfaatan jangan hanyadilihat sebagai potensi keruk untuk mendapatkan keuntungan yangsebesar-besarnya. Keanekaragaman ekosistem laut amat retan terhadapdinamika perubahan disekitarnya dan semuanya saling terkait satu samalain. Kesalahan pengembangan potensi sumber daya pesisir laut yangterkonsentrasi hanya disatu jenis ekosisem atau terpaku pada satu sektorsaja, justru akan mengakibatkan susut atau hilangnya potensi yang adapada eksositem pesisir laut lainnya.

    E. Pelestarian Keanekaragaman HutanHutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka

    bumi ini, dan sangat mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumikita ini. Ada 7 fungsi hutan yang sangat membantu kebutuhan dasar basicneeds kehidupan manusia, yaitu:

    Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempatmenyerapnya air hujan maupun embun yang pada khirnya akanmengalirkannya ke sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada dihutan. Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dandiimpan di dalam tanah dan tidak terbuang percuma.

    Melihat topografi Minahasa, bergunung-gunung dan terjal,sehingga banyak lahan-lahan kritis yang mudah tererosi apabila datanghujan. Keberadaan hutan sangat berperan melindungi tanah dari erosi danlongsor.

    Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagitanaman-tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya(nutrien, makanan bagi tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya,dapat mengalirkan makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kitatak punya lagi dapur alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi

  • 19

    tanaman-tanaman air yaang ada di sungai-sungai, maka bumi Minahasaakan merana.

    Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim,melalui kumpulan pohon-pohonnya dapat memprduksi Oksigen (O2) yangdiperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerapcarbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paruwilayah setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerahtropis ini, dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan,dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.

    Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan faunasehingga fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai area yangmemproduksi embrio-embrio flora dan fauna yang bakal menembahkeanegaragaman hayati. Dengan salah satu fungsi hutan ini, dapatmempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.

    Hutan mampu memberikan sumbangan hail alam yang cukup besarbagi devisa negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan jugamenghasilkan bahan-bahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayuputih, rotan serta tanaman-tanaman obat.

    Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya,sebagai penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki.

    F. Bentuk Kerusakan Lingkungan HidupBerdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan

    hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam

    Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyakmelanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkunganhidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakanbumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yangmeratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomenaalam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

  • 20

    Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkunganhidupnantara lain:a. Letusan gunung berapi

    Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perutbumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncakgunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunungberapi antara lain berupa:

    1. Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.2. Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.3. Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.4. Gas yang mengandung racun.5. Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa

    perumahan, dan lainlain.b. Gempa bumi

    Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisadisebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma(aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karenagerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukurberapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapatmemprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahayayang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan denganletusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadibeberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidaklangsung, di antaranya:

    1. Berbagai bangunan roboh.2. Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.3. Tanah longsor akibat guncangan.4. Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.5. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami

    (gelombang pasang).c. Angin topan

  • 21

    Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yangbertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udarayang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara dikawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasaterjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas,sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angintopan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia barudirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwatelah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkanoleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisadiprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaanatmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah,dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapatmenimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:

    1. Merobohkan bangunan.2. Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.3. Membahayakan penerbangan.4. Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

    Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktormanusia, antara lain:1. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara)

    sebagai dampak adanya kawasan industri.2. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem

    pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungaidan dampak pengrusakan hutan.

    3. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknyahutan.

    Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak

    langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidupantara lain:1. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

  • 22

    2. Perburuan liar.3. Merusak hutan bakau.4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.6. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).7. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

    Upaya PelestarianPelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu

    pada UU No.23 1997. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untukmelindungi kemampuanlingkungan hidup terhadap terhadap tekananperubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan. Upayaini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjutselama ada kehidupan.

    1. Upaya yang Dilakukan PemerintahHal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:

    a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yangmengatur tentang Tata Guna Tanah.

    b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuanPokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

    c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986,tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).

    d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan PengendalianLingkungan

    Tujuan pokok Badan Pengendalian Lingkungan:a. Menanggulangi kasus pencemaran.

    b. Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).c. Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan

    (AMDAL).d. Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

  • 23

    2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup olehMasyarakat BersamaPemerintah

    Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitandengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

    Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan caramenggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali(reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerahperbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perludibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambatlaju aliran air hujan.

    b. Pelestarian udaraUpaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara

    tetap bersih dan sehat antara lain:1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di

    sekitar kita Tanaman dapat menyerap gas-gas yangmembahayakan bagi manusia. Tanaman mampumemproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyapsehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, disamping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehinggakelembapan udara akan tetap terjaga.

    2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gassisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupunpembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpotkendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbangterbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri.Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya keudara adalah dengan menggunakan bahan industri yangaman bagi lingkungan, serta pemasangan filter padacerobong asap pabrik.

  • 24

    3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimiayang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freonyang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkasserta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalahgas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehinggamengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozonadalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagibumi, karena mampu memantulkan kembali sinarultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari.Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringankulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.Pemanasan global terjadi di antaranya karena makinmenipisnya lapisan ozon di atmosfer.

    c. Pelestarian hutan

    Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan

    penebangan hutan.5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar

    ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

    6) Ikut berpartisipasai dalam kegiatan pecinta alam.7) Memasok peralatan yang canggih.8) Melakukan penyuluhan pada masyarakat akan pentingnya

    lingkungan hidup.d. Pelestarian laut dan pantai

    Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapatdilakukan dengan cara:

    1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembalitanaman bakau di areal sekitar pantai.

  • 25

    2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitarpantai maupun di dasar laut, karena karang merupakanhabitat ikan dan tanaman laut.

    3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimialainnya dalam mencari ikan.

    4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.e. Pelestarian flora dan fauna

    Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarianflora dan fauna di antaranya adalah:

    1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.2) Melarang kegiatan perburuan liar.3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

  • 26

    BAB IIIPENUTUP

    A. KesimpulanKeanekaragaman hayati adalah istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan keanekaan bentuk kehidupan di bumi, interaksi di antaraberbagai makhluk hidup serta antara mereka dengan lingkungannya.Kekayaan sumberdaya hayati Indonesia saat ini diperkiraan sedangmengalami penurunan dan kerusakan. Krisis keanekaragaman hayati inibisa disebabkan oleh berbagai faktor, yang satu dengan yang lainnyasaling berkaitan. Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi dua kategori,yaitu faktor teknis dan faktor struktural. Hutan pula merupakan tempatmemasaknya makanan bagi tanaman-tanaman, dimana di dalam hutan initerjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi tanaman) dan melaluialiran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke areasekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur alami bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air yaang ada disungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.

    B. SaranSemoga makin banyak lagi manusia yang memperdulikan tentang

    kelesetarian hayati dan hutan, sehingga lingkungan atau bumi yang kitapijaki tetap terjaga dan tetap dapat dilihat pada saat anak cucu kita kelak.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dahuri, R. 2000. Pendayagunaan Sumber Daya Kelautan untukKesejahteraan Rakyat. LISPI dan DKP. Jakarta.

    Dahuri, R. 2002. Kebijakan Nasional dan Renstra Pengelolaan SumberDaya Pesisir dan Laut secara Berkelanjutan. Makalah Disampaikandalam Kongres I Mahasiswa SPL, PPS IPB. Bogor.

    [FAO] Food and Agricultural Organization. 2007. Seafood production andinternational trade: Global trends.http://www.globefish.org/filedownload. php?fileId=560 [12-4-2015].

    Management in Indonesia. Jurnal Pesisir dan Lautan, Vol.2, No. 2. PusatKajian dan Studi Pesisir Laut (PKSPL), Institut Pertanian Bogor(IPB). Bogor.

    Vermeulen, S. dan Koziell, I. 2002. Integrating global and local values. Areview of biodiversity assessment. International Institute forEnvironment and Development, London. UK.

    1.-COVER.pdf2.-KATA-PENGANTAR-DAFTAR-ISI.pdf3.-ISI-MAKALAH.pdf4.-DAFTAR-PUSTAKA.pdf