40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang. Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan. Kebudayaan sebagai hasil cipta manusia yang didasarkan kepada metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang.Namun hubungan antara ketentuan- ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai dunia. Perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan yang lain sebenarnya merupakan hal yang sangat mendasari,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak belakang. Sistem ekonomi yang merupakan dasar kebudayaan barat mengakibatkan timbul aliran-aliran yang hendak membuat 1

Makalah kebudayaan islam di dunia dan indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kebudayaan islam

Citation preview

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangNabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang. Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan.Kebudayaan sebagai hasil cipta manusia yang didasarkan kepada metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang.Namun hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai dunia. Perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan yang lain sebenarnya merupakan hal yang sangat mendasari,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak belakang.Sistem ekonomi yang merupakan dasar kebudayaan barat mengakibatkan timbul aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini tunduk kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang yang ingin menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni, filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa filsafat Barat telah pula membuat pola-pola atas dasar kemanfaatan materi ini semata-mata.Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya sudah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali,namun perkembangan pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas keuntungan materi.Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang bertolak belakang dengan dasar kebudayaan Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia supaya pertama sekali dapat menyadari hubungannya dengan alam dan tempatnya dalam alam ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kesadaran demikian ini sudah sampai ke batas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri, membersihkan hatinya selalu, mengisi jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih luhur, prinsip-prinsip harga diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan dan berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah manusia hendaknya menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahap demikian ini adalah dasar kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani, dan sistemkerohanian disini ialah dasar sistem pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak). Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses realisasidiri dari roh ilahi.Manusia sebagai pelaku kebudayaaan itu sendiri merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu.KebudayaanIslam merupakan kajian yang sangat luas. Seperti yang dijelaskan dalam makalah ini, bahwa kebudayaan Islam sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban umat Islam.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka penyusun membatasi permasalahan yang dirumuskan sebagai pertanyaan penyusunan makalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan?2. Apa definisi dari kebudayaan islam ?3. Bagaimana konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam?4. Bagaimana perkembangan kebudayaanIslam?5. Apa nilai-nilai dari kebudayaan islam ?6. Apa saja peninggalan kebudayaan islam ?7. Bagaimana proses jatuh bangunnya kebudayaan islam ?8. Apa saja peninggalan kebudayaan islam di Indonesia ?

C. Tujuan PenulisanBerdasarkan rumusan masalah dalam makalah ini, maka dapat ditetapkan tujuan penulisan makalah ini adalah1. Mengetahui gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan.2. Mengetahui definisi kebudayaan islam.3. Mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam.4. Mengetahui perkembangan kebudayaan Islam.5. Mengetahui nilai dari kebudayaan islam.6. Mengetahui peninggalan kebudayaan islam di dunia.7. Mengetahui proses jatuh bangunnya kebudayaan islam.8. Mengetahui peninggalan kebudayaan islam di Indonesia.

D. Manfaat PenulisanBerdasarkan tujuan di atas maka diharapkan kita dapat memperoleh manfaat yang begitu besar seperti:1. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain.2. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam islam kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain. 3. Dapat mengetahui perkembangan kebudayaan islam kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain. 4. Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konsep Umum Manusia dan KebudayaanAdapun konsep umum kebudayaan, yaitu :a) Pengertian KebudayaanDi dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Selain itu, Banyak sekali ditemukan definisi tentang kebudayaan, diantaranya :1) Iih Abdurochim dalam bukunya yang berjudulDasar-dasar Antropologi Indonesia,mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan manusia baik dahulu maupun sekarang yang konkrit maupun yang abstrak.2) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.3) H. Agus Salim menjelaskan bahwa kebudayaan adalah persatuan dari kata budi dan daya menjadi kata dan makna yang sejiwa, tidak dapat dipisahkan antara makna yang satu dengan yang lainnya: budi yang mengandung makna, akal, pikiran, pengertian, faham, pendapat, ikhtiar, perasaan, dan daya yang mengandung makna tanaga, kakuatan, kesanggupan.4) E.B. Tylor dalam bukunya yang berjudul primitive culture, mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.Kebudayaan sangat luas ruang lingkupnya, namun pada garis besarnya kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua bagian, antara lain :1) Kebudayaan in-material, seperti ilmu pengetahuan, kesenian, bahasa, politik,dan lain sebagainya.2) Kebudayaan material, seperti pakaian, komputer, piano, benang, dan lain sebagainya.

b) Fungsi KebudayaanMenurut Koetjaraningrat,kebudayaan yang beraneka ragam sifat, jenis, dan coraknya itu, paling sedikit mempunyai tiga wujud, yaitu :1) Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan, berpola dari manusia dalam masyarakat.3) Wujud kebudayaansebagai benda-benda hasil karya manusia.Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai yang sangat perlu untuk tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan buruk, manusia terpaksa melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang cara bertindak dan berlaku dalam pergaulan hidup. Manusia, bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan pribadi disebut habit. Habit yang dijadikan kebisaan yang teratur oleh seseorang, kemudian dijadikan dasar hubungan antara orang-orang tertentu sehingga tingkah laku atau tindakan masing-masing dapat diatur dan itu semuanya menimbulkan norma dan kaidah. Kaidah yang timbul dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat dinamakan adat-istiadat (custom). Adat-istiadat yang mempunyai akibat hukum disebut hukum adat.Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok manusia bergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang cara-cara seseorang untuk berlaku dan bertindak. Artinya, kebudayaan berfungsi selama anggota masyarakat menerimanya sebagai petunjuk perilaku yang pantas.c) Penetrasi Budaya Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:1) Penetrasi damai(penetration pasifique)Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaanHindudanIslamkeIndonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

2) Penetrasi kekerasan(penetration violante)Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Baratke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.B. Pengertian Kebudayaan IslamKebudayaan Islam adalah penjelmaan iman dan al-amalussalihat dari seorang muslim atau segolongan kaum muslimin atau kebudayaan Islam ialah manifestasi keimanan dan kebaktian dari penganut Islam sejati. Sedangkan menurut sarjana dan pengarang Islam, Sidi Gazalba mendinisikan kebudayaan Islam ialah cara berpikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan Islam adalah kitab Allah (Al-quran) dan Sunnah Rasul-Nya. Apabila ada segala hasil, corak dan ragam kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran agama Allah dan ajaran Rasul-Nya, bukanlah kebudayaan Islam namanya, sekalipun yang menciptakannya mereka-mereka yang menamakan dirinya orang Islam.

C. Konsep Manusia dan Kebudayaan dalam Islam1. Konsep Kebudayaan dalam IslamA.l.Kroeber dan Clide Kluckhan telah mengumpukan kurang lebih 161 defenisi tentang kebudayaan (Musa Asyarie/1992-1993).Secara garis besarnya defenisi kebudayaan sebanyak itu dikelompokkan ke dalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing pembuat defenisi.a. Pertama, menggunakan pendekatan deskritip dengan menekankan pada sejumlah isi yang terkandung di dalmnya seperti defenisi yang dipakai oleh Tylor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat, dan berbagi kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat.b. Kedua, menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti defenisi yang dipakai oleh Pork dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi serta warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa.c. Ketiga, menggunakan pendekatan normative seperti defenisi yang dipakai oleh Rolph Linton (Linton/1945:27) yang menegaskan bahwa kebudayaan suatu masyarakat adalah suatu pandangan hidup dari sekumpulan ide-ide dan kebiasaan-kebiasaan yang mereka pelajari, mereka miliki kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.d. Keempat, menggunakan pendekatan psikologi yang diantaranya menekankan pada aspek penyesuaian diri (adjustment) dan proses belajar seperti defenisi yang dipakai oleh Kluckhon yang menegaskan bahwa kebudayaan terdiri dari semua kelangsungan proses suatu masyarakat.e. Kelima, menggunakan pendekatan structural dengan menekankan pada aspek pola dan organisasi kebudayaan seperti defenisi yang dipakai oleh Turney yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah pekerjaan dan kesatuan aktivitas sadar manusia yang berfungsi membentuk pola umum dan melangsungkan penemuan-penemuan baik yang material maupun nonmaterial.f. Keenam, menggunakan pendekatan genetic yang memandang kebudayaan sebagai suatu produk, alat-alat, benda-benda ataupun ide dan symbol. Termasuk dalam kelompok ini adalah defenisi yang dibuat oleh Bidney yang menyatakan bahwa kebudayaan dapat dipahami sebagai proses dinamis dan produk dari pengolahan diri manusia dan lingkungannya untuk pencapaian akhir individu dan masyarakat.Dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang defenisi kebudayaan menunjukkan bahwa kebudayan itu merupakan sesuatu persoalan yang sangat luas.Namun esensinya adalah bahwa kebudayaan itu melekat dalam diri manusia.Artinya bahwa manusialah sebagai pencipta kebudayaan itu. Dari penjelasan di atas, kebudayaan dapat dilihat dari dua sisi yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai suatu produk.Secara umum kebudayaan adalah istilah yang menunjukkan segala hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk. Kebudayaan merupakan wadah, hakikat manusia memperkembangkan diri.Antara hakikat manusia dengan pengembangan diri (kebudayaan) tersebut terjalin hubungan yang tidak dapat dipisahkan.Dalam perkembangannya, kebudayaan sering dipengaruhi oleh banyak fakor, seperti tempat, waktu, dan kondisi masyarakat, sehingga lahir suatu bentuk kebudayaan khusus, seperti kebudayaan Islam, kebudayaan Timur, dan kebudayaan Barat.(Ensiklopedi Indonesia: 1705). Kebudayaan lahir dari olah akal-budi, jiwa atau hati nurani manusia.Oleh karena itu, kebudayaan yang mencerminkan nila-nilai kehidupan tersebut juga disebut peradaban.Kebudayaan atau peradaban yang dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran Islam disebut kebudayaan atau peradaban Islam.Dalam ajaran Islam, aktivitas kehidupan manusia dalam bentuk oleh akal-budi nuraninya harus di bimbing oleh wahyu.Akal budi nurani manusia memiliki keterbatasan dan dipengaruhi oleh pengalama, baik pengalaman pribadi maupun masyarakat. Sekalipun aktivitas akal budi nurani manusia dalam bentuk kebudayaan atau peradaban tersebut diyakini atau diharapkan memberikan kebaikan bagi masyarakat yang melahirkan kebudayaan-peradaban tersebut, dalam pandangan masyarakat lain belum tentu dinilai baik. Oleh karena itu, sejak awal manusia dilahirkan, Allah Yang Mahatahu akan keterbatasan manusia menurunkan wahyu sebagai pembimbing arah olah akal budi nurani manusia tersebut, agar tidak berkembang dan melahirkan kebudayaan-peradaban yang bertentangan dengan nilai-nilai universal kemanusiaan yang dianggap menguntungkan sekelompok masyarakat tertentu tetapi merugikan sekelompok masyarakat lainnya. Wahyu al-Quran sebagai wahyu terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW menjadi petunjuk-pembimbing dan menjaga nilai-nilai universalitas kemanusiaan tersebut sekalipun memberikan toleransi perwujudan kebudayaan-peradaban khusus.Al-Quran memandang kebudayaan itu suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan.Karena itu, secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia.Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan namun bisa lepas dari nilai-nilai ketuhanan.Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan nila-nilai tauhid.Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.Hasil olah akal budi, rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban.Dengan perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya senrdiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam.Kebudayaan itu akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti selama masih ada kehidupan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia, baik dalam kontek hubungan dengan sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya akan selalu terkait dengan kebudayaan orang lain. Di sini menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan orang lain.Allah mengutus para rasul dari jenis manusia dan kaumnya sendiri karena yang akan menjadi sasaran dakwahnya adalah umat manusia. Oleh sebab itu, misi utama kerasulan Muhammad S.A.W adalah untuk memberikan bimbingan pada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayaanya tidak melepaskan diri dari nilai-nilai Ketuhanan sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya aku diutus Allah SWT. untuk menyempurnakan akhlak. Artinya Muhammad S.A.W mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaannya sesuai dengan petunjuk Allah SWT.Sebelum nabi diutus bangsa Arab sudah cukup berbudaya tetapi budaya yang dikembangkannya terlepas dari nila-nilai ketauhidan yang bersifat universal.Landasan pengembangan kebudayaan mereka adalah hawa nafsu.Mengawali tugas kerasulannya, beliau meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam kemudian berkembang menjadi peradaban Islam.Ketika dakwah Islam menyebar di luar Jazirah Arab, kemudian tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.Menurut M. Natsir, ada enam sumber kekuatan ajaran Islam. Untuk mencapai suatu kebudayaan bersifat lokal menjadi suatu peradaban manusia yang universal, yaitu:1) Menghormati akal. Manusia muslim disuruh menggunakan akalnya untuk mengamati dan memikirkan keadaan alam. Banyak ayat-ayat Al-Quran menyatakan betapa pentingnya pengembangan akal bagi kehidupan manusia. Dalam kaitan ini proses ijtihad menjadi sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia.2) Kewajiban menuntut ilmu. Setiap muslim diwajibkan menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.3) Larangan taklid. Setiap orang dilarang mengikuti sesuatu perkara yang ia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu meskipun datang dari para leluhurnya.4) Mengambil inisiatif. Setiap muslim dikerahkan untuk mengambil inisiatif keduniaan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat umum sekalipun bagi mereka yang tidak seagama, serta mengadakan barang-barang kebutuhan yang tidak ada sebelumnya.5) Menggunakan hak-hak keduniaan. Kaum muslimin disuruh mencari ridho Allah SWT. atas nikmat yang diterimanya di dunia ini dan menggunakan hak-hak itu sesuai dengan aturan agama.6) Aktualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan nyata kaum muslimin, dianjurkan untuk berhubungan dengan dunia luar, berinteraksi dengan bangsa-bangsa untuk saling bertukar ilmu pengetahuan.

D. Perkembangan Kebudayaan IslamTradisi pemikiran dikalangan umat Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri.Dalam konteks masyarakat Arab dimana Islam lahir dan berkembang disana, kedatangan Islam lengkap dengan tradisi keilmuannya.sebab masyarakat Arab praIslam belum mempunyai sistam pengembangan pemikiran secara sistematis.Pada awal perkembangan Islam, sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belum terselenggara karena ajaran Islam tidak diturunkan sekaligus.namun, isyarat Islam sudah cukup jelas meletakkan fondasi yang kokoh terhadap perkembangan imu dan pemikiran , sebagaiman terlihat pada ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu perintah untuk membaca dengan nama Allah (Q.S.Al Alaq/96:1). Dalam kaitan itu dapat dipahami mengapa proses pendidikan Islam berlangsung di rumah yaitu Darul Arqam. Ketika masyarakat Islam telah terbentuk, maka pendidikan Islam dapat diselenggarakan di masjid. Proses pendidikan pada kedua tempat tersebut dilakukan dalam lingkaran besar yang disebut Halaqah.Dengan menggunakan teoriyang dikembangkan oleh Harun Nasution dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan kedalam tiga masa yang dijelaskan berikut.1. Masa KlasikPada masa klasik lahir para ulama madzhab seperti Imam Hambali,Imam Hanafi, Imam SyafiI, dan Imam Malik. Sejalan dengan itu lahir pula para filosof muslim seperti Al-Kindi (801 M), seorang filosof pertama muslim. Diantara pemikirannya, ia berpendapat bahwa kaum muslim hendaknya menerima filsafat sebagai bagian dari kebudayaan Islam. Selain Al-Kindi, lahir pula para filisof besar lainnya seperti Al-Rasi (865 M) dan Al-Farabi (870 M). Mereka dikenal sebagai pembangun agung sistem filsafat.Pada abad berikutnya lahir pula filosof agung Ibnu Miskawaih (930 M).Pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan akhlak.Kemudian Ibnu Sina (1037 M), Ibnu Bajjah (1138 M), Ibnu Tufail (1147 M), dan Ibnu Rusyd (1126 M).2. Masa PertengahanMasa Pertengahan yaitu tahun 1250-1800 M. Dalam catatan sejarah, pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dan dunia dengan akhirat.Sebagai pemikir Islam kontemporer sering melontarkan tuduhan kepada Al-Gazali yang pertama menjauhkan filsafat dengan agama sebagaimana dalam tulisannya Tahafutul Falasifah (Kerancuan Filsafat).Tuisan Al-Gazali dijawab oleh Ibnu Rusdi dengan tulisan Thafutu Tahaful (Kerancuan DiAtas Kerancuan). Ini merupakan awal kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam.Sejalan dengan perdebatan dikalangan para filosof muslim juga terjadi perdebatan diantara para fuqoha(ahli fiqih) dengan para ahli teologi (ahli ilmu kalam). Pemikiran yang berkembang saat itu adalah pemikiran dikotomis antara agama dengan ilmu dan urusan dunia dan akhirat.3. Masa Modern Masa Modern yaitu tahun 1800 M sampai sekarang, dimana pada masa ini masih mendapat pengaruh dari masa sebelumnya dimana terjadi kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan, sehingga fatwa-fatwa mereka tidak lagi diikuti oleh umatnya.

E. Nilai-Nilai Kebudayaan IslamBentuk kebudayaan yang sangat penting dan perlu memperoleh perhatian besar dalam kehidupan social terutama dalam kehidupan masyarakat akademisi maupun masyarakat intelektual yamg mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran intelektual muslim adalah :1. Berorientasi pada pengabdian dan kebenaran ilahiSebagaiman tujuan penciptaan manusia yakni untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah, karena itu seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan harus berorientasi pada pengabdian pada Allah. dimana untuk menciptakan pengabdian tersebut manusia harus bertolak pada kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah. seperti dalam firman-Nya pada Q.S.Al Baqarah :147 yang artinya kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-sekali termasuk orang-orang yang ragu.

2. Berpikir kritis dan inovatifBerpikir kritis adalah berpikir secara obyektif dan analitis, sedangkan berpikir inovatif adalah berpikir kedepan untuk menemukan pemikiran-pemikiran baru. pemikiran seperti inilah yang mengantarkan kemajuan intelektual Islam pada masa keemasannyadalam berbagai disiplin ilmu.

3. Bekerja kerasManusia adalah makhlik social yang dianugerahi potensi besar dalam bentuk akal budi, dan seluruh aktivitas kehidupan manusia dinilai oleh Allah. Anugerah tersebut harus difungsikan secara optimal/ karena itu, dalam Q.S.Al-Qashah : 77, Allah memerintahkan manusia berusaha meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, da n dalam Q.S. Y usif :87 Allah melaranh berputus asaakan rahmat yang telah Allah anugerahkan karena putus asa adalah sifat orang kafir.

4. Bersikap terbukaSikap terbuka berarti mau menerima masukan dan kebenaran yang datangdari orang lain karena itu Rasulullah SAW memerintahkan vuntuk memerhatikan substnsi perkataan orang dan bukan siapa yang mengatakannya. diman kemajuan akan lebih mudah dicapai dengan sikap terbuka serta memanfaatkan pemikiran dan kemajuan yang dicapai orang lain, sepanjang tetap sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang ditetapkan Allah swt.5. JujurKehidupan intelektual mutlak diperlukan baik dalam bentuk pengakuan terhadap kebenaran pemikiran orang lain maupun dalam bentuk pengakuan akan keberadaan diri pribadi. kejujuran akan membimbing manusia dalam proses penemuan kebenaran dan mengemukakan kebenaran secara obyektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya kesalahan-kesalahan yang merugikan. oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan, kebohongan merupakan pangkal terjadinya dosa.

6. AdilAdil adalah menempatkan sesuatu pada empatnya dimana adil menunjukkan sikap proporsional dam mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang berkaitan dengan banyak pihak yang berkepentingan. sebagaimana firman Allah dalam Q.S.An-Nahl : 90, Allah swt memerintahkan berlaku adil, berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat, melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan.

7. Tanggung jawabTanggung jawab berarti kesediaan menanggung segala resiko atau konsekuensi dari setiap perbuatan yang dilakukan, setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik atau buruk bergantung pada substansiperbuatannya. sebagaimanafirman Allah dalam Q.S.Al-aqarah :286, Allah mengingatkan bahwa setiap manusia akan mendapat pahala sebagai balasan (dari kebajikan) yang dilakukannya dan mendapa siksa sebagai balasan (dari kejahatan) yang dilakukannya.

8. IkhlasIklhas berarti murni, bersih dari segala unsure yang mengotori atau mencemari nilai niat seseorang untuk berbuat sebagai wujud pengabdian dalam ketaatan pada Allah. sebagaimana Firman Allah dalam Q.S.Al-Bayyinah:5 dan mereka tidakdisuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatn kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus

F. Peninggalan-Peninggalan Kebudayaan Islam1. Lukisan Kehidupan IslamPada waktu Islam telah berkembang luas dan Arab muslim telah bercampur baur dengan berbagai bangsa lain, terbukalah mata mereka melihat kea rah seni budaya lama dan kemudian dikembangkan dengan jiwa agama. Demikian ufuk seni menjadi lebar meluas dalam pandangan mereka dan akhirnya mereka pun berhasil menciptakan seni budaya baru yang tidak menyimpang dari garis Islam. di mana menurut anggapan mereka, bahwa yang demikian sama halnya dengan menyembah patung. Karena itu, dasar atau motif dari seni rupa mereka yaitu annabatiyah (tumbuh-tumbuhan) dan al-handasiyah (gambar berdasarkan ilmu ukur).Setelah Arab muslim menguasai negeri-negeri Syam dan Persia, mereka melahirkan aliran khusus dalam seni bangunan yang sesuai dengan tata hidup mereka. Muncullah bangunan-bangunan mereka dengan gaya khas Arabnya yang berwujud pada bentuk pilar, busur, kubah, ukiran lebah bergantung, wajah menara menjulang tinggi. Penonjolan seni bangunan Arab muslim pertama kalinya pada mesjid-mesjid. Tipe mesjid Quba yang dibangun Rasul menjadi dasar umum bagi segala mesjid Islam. lalu lintas jamaah haji ke Mekkah dan Madinah tiap-tiap tahun, di mana mereka melakukan ibadah sembahyang dalam mesjid-mesjid kota dan desa yang dilaluinya telah menyebabkan tipe mesjid-mesjid Hijaz menjadi contoh.2. Al-KhithabahAl-khithabah (seni pidato) merupakan kepandaian khusus dan menjadi syarat utama bagi seseorang pemimpin atau kepala kabilah. Karena itu, khithabah telah menjadi suatu kalangan mereka para khuthaba yang mahir berpidato dalam bahasa yang indah (bayan). Demikian pula, seni pidato berkembang pesat lagi dalam kalangan orang Arab muslim di zaman permulaan Islam, oleh karena Dakwah Islamiyah memerlukan para khathib yang petah lidahnya dan memiliki teknik tinggi serta bahasa balaghah dalam berpidato. Karena itu, kecuali Rasul sendiri yang memang seorang khathib ciptaan Allah, juga para sahabat dan para panglima perang semuanya adalah singa podium yang ulung. Perbedaan khithabah zaman Jahiliyah dengan khithabah zaman permulaan Islam, yaitu bahwa khithabah terakhir ini telah terpengaruh benar dengan uslub Quran yang bernilai balaghah dan hikmah, bahkan para khuthtbah telah menjadi khithabah-khithabahnya penuh dengan ayat-ayat al-quran yang digodok menjadi satu kesatuan yang padu. Pengaruh seni khithabah setelah Islam dalam jiwa menjadi hebat dan mendalam dengan sebab kebangkitan Arab dan kemenangan-kemenangan mereka dalam berbagai medan perang, hal mana menambahkan kebanggan mereka serta bertambah tinggi nilai dirinya yang mengakibatkan tambah halus rasa balaghahnya. Pada saat itu, nilai khithabah dalam kalangan mereka menjadi tinggi sekali, telah sampai pada derajat yang belum pernah dicapai oleh bangsa apapun sebelumnya, juga tidak pernah oleh bangsa Yunani dan Romawi.Orang Arab pada permulaan Islam adalah bangsa yang paling banyak memiliki khtahib yang sanggup berpidato dengan seni bahasa yang jarang ada bandingannya. Karena para khalifah para gubernur dan para panglima pada umumnya semuanya khuthaba yang mahir, bahkan juga para ulama dan para ahli zuhud. Ini tidak heran, karena orang Arab memiliki khayal yang kaya sekali dan mempunyai jiwa perasa yang sangat tajam. Kalau kita memperhatikan hasil-hasil dari dakwah Islamiyah dan kemenangan-kemenangan perang akan kita dapati hal yang ajaib sekali yaitu pengaruhnya khithabah dari para khuthaba.Satu pemberontakan dapat dipatahkan dengan satu pidato yang berhikmah. Umpamanya pada waktu penduduk Madinah hendak membangkitkan revolusi berdarah pada waktu wafatnya Rasul, maka Khalifah Abu Bakar dapat mendinginkan mereka dengan satu khithabah pendek yang berbunyi:Saudara-saudara!Kalau Muhammad telah meninggal maka sesungguhnya Allah tetap hidup, tidak akan mati. Muhammad hanyalah seorang Rasul, di mana sebelumnya telah berlalu rasul-rasul. Apakah kalau dia meninggal atau terbunuh, lantas kamu menjadi kafir kembali?.3. Seni BahasaUnsur yang tidak baik yang terdapat dalam syair Jahiliyah, telah dibersihkan dari syair pada permulaan Islam, seperti ashabiyah, caci maki, hasut fitnah, cabul, dan sebagainya. Para penyair di zaman ini mendapat bimbingan Al-quran:Yang menjadi pengikut para penyair, adalah kaum petualang. Tidaklah engkau lihat, bahwa mereka bertualang di lembah-lembah? Mereka berkata yang tidak dikerjakannya. Kecuali mereka yang beriman dan beramal salih, senantiasa berzikir kepada Allah. Mereka itu mendapat kemenangan setelah ditindas. Kaum penindas akan mengetahui ke tempat mana mereka akan di halau. (QS. Asy-Syuara [26]: 224-227).Ayat-ayat ini adalah untuk mencela para penyair Jahiliyah yang tiada bermoral dan untuk membimbing para penyair muslim. Rasul sendiri menganjurkan umat untuk menjadi penyair, terutama untuk membela dakwah dan membangkitkan semangat jihad:Sesungguhnya keindahan bahasa adalah sihir, dan sesungguhnya syair adalah kata berkhidmat. (Al-hadits).Syair-syair di zaman ini banyak terpengaruh dengan Uslub Quran. Tema dari syair-syair di zaman ini yaitu jihad, memuja Rasul, memaki musuh Islam, kebesaran Islam, surge dan neraka. Syair juga digunakan untuk menafsirkan makna dan kandungan Al-quran dan Hadits. Para penyair yang terkemuka pada zaman ini antara lain yaitu Hassan bin Tsabit, Abdullah bin Malik, Kaab bin Malik dan Kaab bin Zubair.4. Seni BangunanSeni bangunan Islam terbagi dalam tiga bidang besar yaitu:a. Imarah Madaniyah (bangunan sipil) yang menjelma dalam bentuk kota-kota dan gedung-gedung khusus.b. Imarah Diniyah (bangunan agama) yang berwujud dalam mesjid-mesjid dan tempat-tempat ibadah lainnya.c. Imarah Harbiyah (bangunan militer) yang bersemi dalam benteng-benteng dan menara-menara pertahanan.Bangunan-bangunan Arab adalah sangat sederhana. Di Mekkah hanya sedikit sekali bangunan dan yang terpenting bangunan Kabah. Rumah orang-orang kaya terbikin dari batu, sementara rumah-rumah rakyat banyak terbuat dari batu merah. Pada umumnya rumah-rumah terbikin satu tingkat dengan pekarangan yang luas dan bersumur di dalamnya. Setelah Daulah Islamiyah meluas di zaman Khalifah Umar dan tanah Hijaz menjadi makmur dan kaya, berdatanganlah ke Madinah para ahli seni bangunan (arsitek) dari luar Jazirah Arab dan seni bangunan memuncak kemajuannya. Waktu itu, para pembesar Arab muslim di Mekkah dan Madinah membangun gedung-gedung batu yang lebar besar yang diperindah dengan marmar. Kata orang, istana Saidina usman yang terbesar di antaranya.Menurut Masudi dalam buku sejarahnya, bahwa para sahabat di masa Khalifah Usman telah membangun rumah-rumah gedung besar, baik di Madinah, Kaufah, Fusthath, Iskandariah atau kota-kota lainnya. Khas seni bangunan Arab dengan menara, kubah, pilar dan ukiran lebah bergantung yang semuanya mengarah ke pohon kurma yang mereka cintai, karena kurma adalah makanan pokok mereka.5. Pembangunan MesjidSelama masa permulaan Islam (masa Rasul dan Khulafaur Rasyidin), sesuai dengan kebutuhan kaum muslimin telah banyak didirikan mesjid-mesjid, baik dalam kota-kota ataupun dalam desa-desa, apalagi bila disadari bahwa fungsi mesjid tidak saja sebagai tempat sembahyang, tapi mesjid pada permulaan Islam adalah pusat kegiatan ibadat, politik, ekonomi dan kebudayaan.Di antara mesjid-mesjid yang dibangunkan di masa ini, yaitu:a. Mesjid QubaPada hari pertama Rasul datang di Madinah, beliau sampai pada satu tempat di luar Yasrib, yang bernama Quba. Di tempat inilah Rasul beristirahat empat hari yaitu hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis. Dan di tempat inilah beliau membangun sebuah mesjid pertama dalam Islam yang dinamakan mesjid Quba. Mesjid Quba ini dibangun pada tanggal 12 Rabiulawal 1 HIjriyah (28 Juni 622 M) secara gotong royong, di mana Rasul sendiri bersama para sahabat turut mengangkat batu. Batu pertama diangkat oleh Rasul, kemudian berturut-turut Abu Bakar, Umar dan usman. Mesjid Quba tidak begitu besar, tapi arsitekturnya menjadi model bagi mesjid-mesjid yang dibangun kemudiannya.b. Mesjid MadinahUntuk mendirikan mesjid Madinah, Rasul memilih sebidang tanah kepunyaan dua anak yatim. Sekalipun wali dari anak-anak yatim tersebut ingin menyerahkan cuma-cuma tanah tersebut, namun Rasul tetap membelinya. Mesjid didirikan sangat sederhana. Tembok dindingnya batu bara, sementara atapnya terdiri dari daun kurma yang dicampur dengan tanah liat. Di samping mesjid dibangun ruangan tertutup untuk para fakir miskin kaum muslimin. Mesjid diberi pintu dua, yaitu pintu Aisyah dan pintu Atiqah. Setelah perang Khaibar, nabi sendiri memperbesar mesjid ini, kemudian berturut-turut diperbesar lagi oleh Khalifah Umar dan Khalifah Usman, malahan oleh Khalifah Usman diperindah dengan batu-batu berukir dan batu akik berwarna.Pada zaman Rasul dan Khulafaur Rasyidin, mesjid Madinah ini menjadi kantor besar Negara yang di dalamnya diurus segala urusan pemerintahan. Mesjid tidak saja menjadi ekonomi dan sosial. Rasul menerima duta-duta luar negeri dalam mesjid, sebagaimana mengurus urusan-urusan Negara lainnya. Di atas mimbar mesjid Rasul berpidato membentangkan urusan-urusan politik dan agama. Demikian pula para khalifah sesudahnya, mesjid ini juga menjadi pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan. Tidak pernah mesjid memisahkan urusan agama dengan urusan politik, seperti halnya dengan gereja.Selain mesjid Nabawi, di kota Madinah banyak didirikan mesjid-mesjid selama masa permualan Islam diantaranya yaitu mesjid al-Qiblatain, mesjid Fatah, mesjid Salman, mesjid Saiyidina Ali, mesjid Ijabah, mesjid Rayah, mesjid Suqya, mesjid Fadikh, mesjid Bani Quraizah dan mesjid Afr. Sebagian dari mesjid-mesjid ini sudah tak ada lagi sekarang.c. Mesjid Al-AtiqDalam membuat rencana pembangunan kota Fusthath, termasuk sebuah mesjid Jami yang berdiri di tengah-tengahnya. Demikian kehendak panglima Angkatan Perang Islam yang menaklukkan Mesir, Amr bin Ash. Mesjid yang dinamakan mesjid Al-Atiq ini akhirnya lebih terkenal dengan namanya sendiri yaitu Jami Amr bin Ash.d. Mesjid-mesjid di sekitar MekkahSelain mesjid Haram dengan Kabah di dalamnya, dalam kota Mekkah dan sekitarnya juga terdapat mesjid-mesjid lainnya yang dibangunkan di zaman permulaan Islam, antaranya yaitu mesjid Rayah, mesjid Mukhtaba, mesjid Abi Qubais, mesjid Haras, mesjid Ijabah, mesjid Al-Baiah, mesjid Nakar, mesjid Al-Kibasyi, mesjid Khaif, mesjid Dab, mesjid namrah, mesjid Al-Hiyallah, mesjid Jaranah dan mesjid Fathah. Dan sebagaian dari mesjid-mesjid ini sudah tidak ada lagi.

G. Jatuh Bangun Kebudayan IslamJatuh Bangun Kebudayaan Islam Dalam catatan sejarah, pernah dituliskan dengan tinta emas adanya puncak kemajuan kebudayaan Islam, terutama pada pemerintahan khalifah al-Mamun dari dinasti Abbasiyah, yang ditandai dengan sistem pemerintahan yang adil, menjamin kebebasan berpikir sehingga pada zaman itu, berdiri pusat-pusat kajian dan penterjemahan buku-buku filsafat Yunani dan berkumpul berbagai ilmuwan dari berbagai kalangan keagamaan, dengan sistem ekonomi perdagangan yang terbuka, di mana saat itu, kota Baghdad menjadi kota perdagangan. Akan tetapi setelah pemerintahan al-Mamun, tanda-tanda kejatuhan dan kemunduran kebudayaan Islam mulai merebak, yang ditandai oleh letidakmampuannya dalam menyelenggarakan pemerintahan yang adil, sikap hidup para pemimpin dan orang-orang kaya di sekitarnya yang suka berfoya-foya, serta terjadinya frustrasi akademik di kalangan kaum terpelajar. Puncak kebudayaan Islam itu tidak dicapai dengan seketika, demikian pula halnya kejatuhannya, proses itu berjalan dalam rentang waktu lama ratus tahun, sejak abad ke tujuh sampai abad ke dua belas masehi. Dalam periode itu, umat Islam terpukau oleh pemikiran Yunani, merekamelakukan penterjemahan buku-buku Yunani secara besar-besaran, akan tetapi mereka mengabaikan fundamental bangunan intelektual dari akar tradisinya sendiri, yang diwariskan oleh tradisi kenabian. Sri Muhammad Iqbal, melukiskan keadaan itu dengan pernyataannya bahwa mereka membaca Al-Quran dengan cahaya pemikiran Yunani, padahal jiwa intelektual yang dibangun oleh al-Quran itu bersifat actual, dalam amal ke salehan sebagai jalan spritual, berbeda dengan jiwa intelektual Yunani yang bercorak spekulatif, dan rasional semata-mata. Di lihat dari konteks metoda berpikir kefilsafatan, barangkali pernyataan adanya kemajuan kebudayaan yang disebut dengan kebudayaan Islam itu, sesungguhnya masih bersifat semu saja, karena sesungguhnya yang ada bukan kebangkitan kebudayaan Islam, tetapi kebangkitan kebudayaan Yunani dalam pemerintahan dan masyarakat Islam. Persoalan ini, telah muncul perdebatan akademik dalam pemikiran filsafat dengan sangat serius, apakah filsafat Islam itu pernah ada, karena yang ada adalah bukan filsafat Islam tetapi filsafat Yunani yang diberi baju Islam. Dalam konsep filsafat Islam, kebudayaan Islam baik pada dataran konsep maupun produk, pada dasarnya harus ditegakkan dan dibangun oleh berfungsinya aqal qudus secara seimbang, baik dalam dimensi piker maupun zikir, berdasarkan wawasan hikmah dan kitab, sehingga kebudayaan Islam tidak dibangun dan ditegakkan berdasarkan rasio semata-mata, yang akan mengakibatkan kebudayaan kehilangan dimensi spritualitasnya, dan mempunyai kecenderungan terlapas dari wawasan moralitas kemanusiaan universal dan spritual agama. Oleh karena itu, ketahanan suatu kebudayaan sepenuhnya ditentukan oleh keseimbangan dealektik antara kreaktifitas dan wawasan moralitas, yang secara seimbang menjadi manifestasi aktual dan dinamis dari keseimbangan iman dan ilmu dalam tindakan amal kesalehan. Pada dataran ini, kebudayaan menjadi sasaran komunikasi dan dialog kreatif dengan Tuhannya, dalam suatu pertemuan penciptaan yang bermakna ibadah. Di sinilah kebudayaan Islam sebagai penyerahan, ketunduhan dan kepatuhan diri kepada Tuhan dijabarkan secara kreatif dalam penciptaan kebudayaan, yang basisnya adalah dealektika hukum-hukum Tuhan yang ada dalam ciptaan-Nya. Dengan demikian, kebudayaan yang demikian akan menghantarkan manusia kepada salam, mencapai keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan, di dunia dan akhirat.

H. Peninggalan Kebudayaan Islam di IndonesiaAgama Islam muncul pada Abad ke-6 M kemudian masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dan mulai berkembang pada abad ke-13 M. Perkembangan Islam di Indonesia hampir di seluruh Kepulauan Indonesia. Bertolak dari kenyataan tersebut, Islam banyak menghasilkan peninggalan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia yang sangat beraneka ragam. Peninggalan-peninggalan itu antara lain sebagai berikut:1. KaligrafiKaligrafi adalah salah satu karya kesenian Islam yang paling penting. Kaligrafi Islam yang muncul di dunia Arab merupakan perkembangan seni menulis indah dalam huruf Arab yang disebut khat. Seni kaligrafi yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dari ayat-ayat suci Al-quran. Tulisan tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk gambar, misalnya binatang, daun-daunan, bunga atau sulur, tokoh wayang dan sebagainya. Contoh kaligrafi antara lain yaitu kaligrafi pada batu nisan, kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon dan kaligrafi bentuk hiasan.2. KratonKraton atau istana dan terkadang juga disebut puri, merupakan badari kota atau pusat kota dalam pembangunan. Kraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan sebagai tempat tinggal raja beserta keluarganya. Pada zaman kekuasaan Islam, didirikan cukup banyak kraton sesuai dengan perkembangan kerajaan Islam. Beberapa contoh kraton yaitu kraton Cirebon (didirikan oleh Fatahillah atau Syarif Hidayatullah tahun 1636), Istana Raja Gowa (Sulawesi Selatan), Istana Kraton Surakarta, Kraton Yogyakarta, dan Istana Mangkunegaran.3. Batu NisanBatu nisan berfungsi sebagai tanda kubur. Tanda kubur yang terbuat dari batu bentuknya bermacam-macam. Pada bangunan batu nisan biasanya dihiasi ukir-ukiran dan kaligrafi. Kebudayaan batu nisan diduga berasal dari Perancis dan Gujarat. Di Indonesia, kebudayaan tersebut berakulturasi dengan kebudayaan setempat (India).Beberapa batu nisan peninggalan sejarah di Indonesia antara lain sebagai berikut.a. Batu Nisan Malik as-SalehBatu nisan ini dibangun di atas makam Sultan Malik as-Saleh di Lhokseumawe, Aceh Utara. Sultan Malik as-Saleh adalah raja pertama dari kerajaan Samudra Pasai.b. Batu Nisan Ratu NahrasiyahBatu nisan ini dibangun di atas makam ratu Samudra Pasai bernama Nahrasiyah. Ia meninggal pada tahun 1428. Nisan itu dihiasi kaligrafi yang memuat kutipan Surat Yasin dan Ayat Kursi.c. Batu Nisan Fatimah binti MaimunBatu nisan ini dibuat sebagai tanda makam seorang wanita Islam yang bernama Fatimah binti Maimun. Batu nisan ini terdapat di Leran, Gresik, Jawa Timur.d. Batu Nisan Sultan HasanuddinBatu nisan ini dibangun di atas makam raja Makasar. Makam Sultan Hasanuddin berada dalam satu kompleks dengan pemakaman raja-raja Gowa dan Tallo.Pada makam tersebut, dibuat cungkup berbentuk kijing. Cungkup itu terbuat dari batu berbentuk prisma. Kemudian batu itu disusun berbentuk limas. Bangunan limas terpasang dengan alas berbentuk kubus dan di dalamnya terdapat ruangan. Pada ruangan inilah terdapat makam beserta batu nisan.4. Bentuk MesjidSejak masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia banyak mesjid didirikan dan termasuk mesjid kuno, di antaranya mesjid Demak, mesjid Kudus, mesjid Banten, mesjid Cirebon, mesjid Ternate, mesjid Angke, dan sebagainya.a. Mesjid AngkeMesjid ini terletak di Jalan Tubagus Angke, Jakarta Barat yang dibangun pada abad ke-18. Mesjid ini beratap tumpang dua. Mesjid Angke merupakan mesjid tua yang masih terlihat kekunoannya. Mesjid ini memiliki gaya arsitektur dan hiasan yang cantik, merupakan perpaduan antara gaya Jawa, Cina, Arab, dan Eropa. Mesjid ini dibangun pada tahun 1761. Pengaruh agama Islam menimbulkan tempat ibadah yang namanya bermacam-macam. Tempat ibadah ukuran kecil disebut langgar, yang berukuran sedang disebut mesjid, dan yang ukuran besar disebut mesjid agung atau mesjid Jami. Mesjid merupakan tempat peribadatan agama Islam (tempat orang melakukan salat). Mesjid juga berperan sebagai tempat penggemblengan jiwa dan pribadi-pribadi Islam yang hidup di tengah-tengah masyarakat.b. Mesjid DemakMesjid Demak didirikan pada masa pemerintahan Raden Patah. Bangunan mesjid terletak di Kadilangu, Demak. Mesjid ini beratap tumpang yang mirip dengan bentuk pura Hindu. Mesjid Demak didirikan dengan bantuan para wali (walisongo). Pembangunan mesjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Keunikan mesjid ini terletak pada salah satu tiang utamanya, yakni terbuat dari bahan pecahan-pecahan kayu yang disebut tatal (soko tatal).c. Mesjid KudusMesjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus. Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus. Bagian menaranya menyerupai candi Hindu.d. Mesjid BantenMesjid Banten didirikan pada abad ke-16. Bangunannya memiliki atap tumpang sebanyak lima tingkat. Kemungkinan model bangunan seperti ini untuk menggambarkan derajat yang dapat diraih seseorang dalam Islam. Menara mesjid Banten dibangun oleh arsitektur Belanda bernama Cardel. Itulah sebabnya, menara tersebut bergaya Eropa menyerupai mercusuar.e. Mesjid CirebonMesjid Cirebon didirikan pada abad ke-16 M, ketika Kerajaan Cirebon berkuasa. Bentuk atap mesjid Cirebon juga berupa atap tumpang, terdiri atas dua tingkat.

5. Seni PahatSeni pahat seiring dengan kaligrafi. Seni pahat atau seni ukir berasal dari Jepara, kota awal berkembangnya agama Islam di Jawa yang sangat terkenal. Di dinding depan mesjid Mantingan (Jepara) terdapat seni pahat yang sepintas lalu merupakan pahatan tanaman yang dalam bahasa seninya disebut gaya arabesk, tetapi jika diteliiti dengan saksama di dalamnya terdapat pahatan kera. Di Cirebon malahan ada pahatan harimau. Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa seni pahat di kedua daerah tersebut (Jepara dan Cirebon), merupakan akulturasi antara budaya Hindu dengan budaya Islam.

6. Seni PertunjukanDi antara seni pertunjukan yang merupakan seni Islam adalah seni suara dan seni tari. Seni suara merupakan seni pertunjukan yang berisi salawat Nabi dengan iringan rebana. Dalam pergelarannya para peserta terdiri atas kaum pria duduk di lantai dengan membawakan lagu-lagu berisi pujian untuk Nabi Muhammad Saw. yang dibawakan secara lunak, namun iringan rebananya terasa dominan. Peserta mengenakan pakaian model Indonesia yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti peci, baju tutup, dan sarung.

7. Tradisi atau UpacaraTradisi atau upacara yang merupakan peninggalan Islam di antaranya ialah Gerebeg Maulud. Perayaan Gerebeg, dilihat dari tujuan dan waktunya merupakan budaya Islam. Akan tetapi, adanya gunungan ( tumpeng besar) dan iring-iringan gamelan menunjukkan budaya sebelumnya (Hindu Buddha). Kenduri Sultan tersebut dikeramatkan oleh penduduk yang yakin bahwa berkahnya sangat besar, yang menunjukkan bahwa animisme-dinamisme masih ada. Hal ini dikuatkan lagi dengan adanya upacara pembersihan barang-barang pusaka keraton seperti senjata (tombak dan keris) dan kereta. Upacara semacam ini masih kita dapatkan di bekas-bekas kerajaan Islam, seperti di Keraton Cirebon dan Keraton Surakarta.

8. Karya SastraPengaruh Islam dalam sastra Melayu tidak langsung dari Arab, tetapi melalui Persia dan India yang dibawa oleh orang-orang Gujarat. Dengan demikian, sastra Islam yang masuk ke Indonesia sudah mendapat pangaruh dari Persia dan India. Karya sastra masa Islam banyak sekali macamnya, antara lain sebagai berikut.a. Babad, ialah cerita berlatar belakang sejarah yang lebih banyak di bumbui dengan dongeng. Contohnya: Babad Tanah Jawi, Babad Demak, Babad Giyanti, dan sebagainya.b. Hikayat, ialah karya sastra yang berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai sarana pelipur lara atau pembangkit semangat juang. Contoh, Hikayat Sri Rama, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Amir Hamzah dan sebagainya.c. Syair, ialah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh: Syair Abdul Muluk, Syair Ken Tambuhan, dan Gurindam Dua Belas.d. Suluk, ialah kitab-kitab yang berisi ajaran Tasawuf, sifatnya pantheistis, yaitu manusia menyatu dengan Tuhan. Tasawuf juga sering dihubungkan dengan pengertian suluk yang artinya perjalanan. Alasannya, karena para sufi sering mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Di Indonesia, suluk oleh para ahli tasawuf dipakai dalam arti karangan prosa maupun puisi. Istilah suluk kadang-kadang dihubungkan dengan tindakan zikir dan tirakat. Suluk yang terkenal, di antaranya: Suluk Sukarsah, Suluk Wijil, Suluk Malang Semirang.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil sebuah garis merah yang menjadi kesimpulan penulisan makalah yaitu:1. Konsep manusia dan kebudayaan melahirkan suatu keadaan hubungan timbal balik. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyatayang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.2. Konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam merupakan sebuah manivestasi keimanan dimana jika di dunia barat agama adalah bagian dari kebudayaan tetapi dalam Islam, budaya didefinisikan oleh agama, islam bukanlah hasil dari produk budaya. Islam justru membangun sebuah budaya, sebuah peradaban. Peradaban yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah Nabi.3. Perkembangan kebudayaan Islam yang dilandasi oleh semangatketuhanan (tauhid) yang bersumber langsung dari Alquran dan sunnah mempunyai kekuatan luarbiasa. Perkembangan kebudayaan Islam disebabkanproses penyebaran Islam yang dilandasi dengan semangat persatuan,perkembangan institusi negara, perkembangan ilmu pengetahuan, dan perluasandaerah Islam.Namun, sejak 1800 M sampai sekarang terjadi kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan, ajaran yang hakiki tidak lagi didengar umat sebagai dasar akidah dan kebudayaan.4. peninggalan-peninggalan kebudayaan Islam yaitu seperti lukisan kehidupan Islam, Al-khithabah, seni bahasa, seni bangunan, dan pembangunan mesjid. Sedangkan peninggalan kebudayaan Islam di Indonesia ialah seperti kaligrafi, kraton, batu nisan, bentuk mesjid, seni pahat, seni pertunjukan, tradisi atau Upacara dan karya sastra.

B. SaranPada bagian penutup makalah ini, kami selaku penyusun dengan pemahaman yang telah kami paparkan dalam makalah ini menyarankan agar kita dapat memulai untuk meletakkan Islam sebagai pandangan hidup dalam kehidupan keseharian kita. Karena merupakan hak Islam untuk penggunakan pandangan hidupnya (dalam bahasa Al-Attas: ar-Ruyatul Al Islam Li Al-Wujud) untuk mamahami setiap keberadaan, termasuk kebudayaan. Dengan demikian kita telah berada dalam jalur yang tepat untuk membangun dan melestarikan kebudayaan Islam dengan landasan konsep yang berasal dari Islam pula.26