32
MAKALAH SEMINAR MSDM PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PERUSAHAAN Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Seminar MSDM Dosen: Djuwitawati Ratnaningtyas, S.E., Ak., M.Aks. Oleh: ATIK MURYANTI

Makalah-kedisiplinan p Dhe

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah-kedisiplinan p Dhe

MAKALAHSEMINAR MSDM

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI PERUSAHAAN

Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Seminar MSDM

Dosen: Djuwitawati Ratnaningtyas, S.E., Ak., M.Aks.

Oleh:

ATIK MURYANTI

Page 2: Makalah-kedisiplinan p Dhe

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadlirat Allah SWT., yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah

dengan judul: “Pengaruh Kedisiplinan terhadap Produktivitas di Perusahaan” ini

dengan baik.

Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam mengikuti mata kuliah Seminar MSDM. Terima kasih yang tak terhingga

penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam

penyusunan makalah ini, baik bantuan yang berupa bimbingan, semangat, dan

penyampaian berbagai informasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk

itu segala kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan. Selanjutnya,

penulis berharap makalah ini mampu memberikan manfaat kepada semua pihak.

Terima kasih.

…………., April 2011

Penulis

Page 3: Makalah-kedisiplinan p Dhe

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Permasalahan................................................. 1

B. Permasalahan.......................................................................... 3

C. Tujuan Pembahasan................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 5

A. Kedisiplinan............................................................................ 5

1. Pengertian Kedisiplinan.................................................... 5

2. Pentingnya Kedisiplinan................................................... 7

3. Tujuan Kedisiplinan.......................................................... 9

B. Produktivitas Kerja................................................................. 9

1. Pengertian Produktivitas Kerja......................................... 9

2. Pentingnya Produktivitas Kerja........................................ 13

C. Hubungan Antara Kedisiplinan dengan Produktivitas

Kerja........................................................................................ 15

D. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja............ 15

BAB III PENUTUP..................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 19

Page 4: Makalah-kedisiplinan p Dhe

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Faktor utama penggerak kegiatan ekonomi adalah manusia, karena

manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam menentukan

keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu, manusialah yang menjadi

perencana semua ide dan peraturan-peraturan yang ada dalam perusahaan serta

merupakan tenaga kerja yang menjadi investasi bagi perusahaan dalam

meningkatkan produktivitas.

Dalam hal ini, kedisiplinan sangat mempengaruhi profesionalisme

tenaga kerja, terutama untuk diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk

lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan sesuai dengan sasaran yang

direncanakan. Tujuan perusahaan tidak akan tercapai tanpa peran aktif tenaga

kerja yang terampil dan disiplin, meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan

begitu canggihnya. Mengatur karyawan sangat sulit dan kompleks karena

mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keraguan dan latar belakang

yang heterogen. Sehingga tenaga kerja tidak dapat diatur dan dikuasai

sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, dan gedung.

Maka dari itu, kedisiplinan kerja masih sulit untuk diwujudkan karena

masih banyak permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahaan. Untuk

mengatasi hal tersebut perlu adanya komunikasi antara atasan dengan

bawahan yang harmonis. Karena setiap pola tingkah laku dan sikap atasan

Page 5: Makalah-kedisiplinan p Dhe

merupakan panutan bagi setiap karyawan. Kewajiban untuk meningkatkan

kedisiplinan kerja bukan hanya menjadi tugas karyawan saja, melainkan

kewajiban para pemimpin perusahaan yang juga harus menyadari bahwa

mereka memiliki tanggung jawab yang besar untuk membina karyawan,

sehingga dengan adanya kedisiplinan pada karyawan di harapkan dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan menghasilkan tenaga kerja

yang lebih berprestasi dan efisien.

Kedisiplinan yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab

seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Hal itu dapat mendorong

adanya gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan.oleh

karena itu,seorang manajer harus bertindak tegas agar para bawahannya

mempunyai disiplin yang baik. “Seorang manajer dikatakan efektif dalam

kepemimpinannya jika para bawahannya berdisiplin dengan baik,” (Hasibuan,

2001: 103).

Dengan meningkatkan kedisiplinan, maka karyawan dapat

mengerjakan tugasnya dengan cepat dan baik, absensi dapat diperkecil

seminimal mungkin, dan ini berarti meningkatkan produktivitas kerja. Dengan

tingkat produktivitas yang tinggi, maka akan membuka kesempatan untuk

memperbaiki keadaan kerja termasuk jam kerja yang sesuai dengan peraturan

dan bertambah kuatnya landasan ekonomi bagi kesejahteraan manusia. Pada

dasarnya kerja yang bermalas-malasan atau tradisi jam karet bukanlah akan

membangun perekonomian akan tetapi akan menghambat kemajuan yang

semestinya akan tercapai. Sebaliknya, kerja yang efektif dan efisien menurut

Page 6: Makalah-kedisiplinan p Dhe

standar jam kerja yang telah ditetapkan serta beban kerja yang seasuai dengan

kemampuan serta mendorong kelancaran berproduksi secara menyeluruh.

Banyak kejadian di sekitar kita mengenai pemanfaatan waktu kerja

yang merupakan upaya paling besar dari produktivitas kerja banyak diabaikan,

bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental yang seperti ini tidak akan

menimbulkan suasana kerja yang produktif sehingga dapat disimpulkan bahwa

untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan perlu adanya kedisiplinan.

Melalui disiplin yang tinggi, maka produktivitas kerja karyawan dapat

ditingkatkan, karena pada prinsipnya disiplin akan mempengaruhi

produktivitas.

Munculnya permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat

produktivitas kerja karyawan tidak jarang terjadi karena kelalaian karyawan

sendiri dalam menggunakan jam kerjanya untuk ngobrol, duduk-duduk, atau

izin keluar kantor untuk urusan yang tidak ada kaitannya dengan tugas

pekerjaannya. Hal ini pula yang menyebabkan penerapan disiplin kerja yang

kurang bertanggung jawab.

B. Permasalahan

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam makalah ini akan dilakukan suatu

pembahasan masalah berikut ini: Bagaimanakah pengaruh kedisiplinan

terhadap produktivitas di perusahaan?

Page 7: Makalah-kedisiplinan p Dhe

C. Tujuan Pembahasan

Pembahasan dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

kedisiplinan terhadap produktivitas di perusahaan.

Page 8: Makalah-kedisiplinan p Dhe

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Banyak tokoh memberi pengertian, bahwa kedisiplinan adalah

bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya.

Sebenarnya gambaran tersebut adalah kurang tepat, sebab apa yang

digambarkan itu hanya merupakan salah satu kedisiplinan yang dituntut

oleh perusahaan.

Sebelum membahas tentang kedisiplinan, terlebih dahulu perlu

diketahui tentang pengertian kedisiplinan itu sendiri, lazimnya kata

disiplin mengandung suatu gagasan hukuman, meskipun arti

sesungguhnya tidak demikian.

Keiht Davis (dalam Mangkunegara, 2005: 129), mengemukakan

bahwa” discipline is management action to organization standarts”.

Berdasarkan pendapat Keiht, disiplin kerja dapat diartikan sebagai

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi.

Menurut Bacal (2001: 164) mengemukakan bahwa disiplin adalah

“sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi permasalahan kerja.”

Handoko (2000: 208) mengatakan “disiplin adalah kegiatan manajemen

untuk menjalankan standar-standar organisasi.” Sedangkan menurut

Page 9: Makalah-kedisiplinan p Dhe

Sinungan (2002: 146) mengemukakan bahwa disiplin adalah sikap mental

yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok

atau masyarakat, yang berupa perkataan (obedience) terhadap peraturan

yang ditetapkan atau etika,norma, dan kaidah yang berlaku dalam

masyarakat untuk tujuan tertentu. Sedangkan kedisiplinan menurut

Abdurrahmat Fathoni (2006: 126) adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung

jawabnya.

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam

mentaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

Seseorang dikatakan disiplin apabila orang tersebut bersedia memenuhi

semua peraturan, serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara suka rela

maupun terpaksa. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan

pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaanya dengan

baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku.

Jelaslah disini bahwa disiplin menghendaki ditaatinya peraturan-

peraturan oleh para karyawan sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan, dan sasarannya bukan pada hukuman tetapi pada perubahan

tingkah laku. Sedangkan untuk merubah tingkah laku dan

mengembangkan sikap disiplin tersebut diperlukan beberapa bentuk

latihan. Dimana melalui latihan tersebut, karyawan diharapkan untuk

berusaha menghargai waktu dengan menaati jam kerja yang telah

Page 10: Makalah-kedisiplinan p Dhe

ditetapkan,menghargai tenaga kerja rekan sekerja, tenaga sendiri dan

sebagainya.

Dari beberapa pendapat tersebut disiplin mengacu pada suatu sikap

seseorang yang taat atau patuh terhadap peraturan yang berlaku dalam

organisasi atau masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

disiplin adalah suatu sikap atau tingkah laku seseorang berupa ketaatan

terhadap peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi atau masyarakat.

2. Pentingnya Kedisiplinan

Mengingat pentingnya peranan karyawan dalam suatu perusahaan

maka perlu menanamkan kesadaran kedisiplinan pribadi pada karyawan,

untuk mencegah penyimpangan atau pelanggaran dalam menjalankan

aktivitas perusahaan, oleh karena itu tindakan-tindakan disiplin tidak

hanya berpengaruh terhadap mental karyawan saja tetapi juga berpengaruh

terhadap produktivitas kerja.

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen

Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif

Manajemen Sumber Daya. Manusia yang terpenting karena semakin baik

disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.

Tanpa disiplin karyawan yang baik,sulit bagi organisasi perusahaan

mencapai hasil yang optimal.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini

mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan

Page 11: Makalah-kedisiplinan p Dhe

perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu,setiap manajer

selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik

(Hasibuan, 2005: 193).

Dalam menerapkan kedisiplinan, diperlukan peraturan dan

hukuman, peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi tenaga kerja dalam menciptakan tata tertib yang baik di

perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja,

efisiensi dan efektifitas kerja tenaga kerja akan meningkat. Hal ini akan

mendukung tercapainya tujuan perusahaan, tenaga kerja dan masyarakat.

Jelasnya perusahaan sulit mencapi tujuannya, jika tenaga kerja tidak

memenuhi peraturan-peraturan perusahaan tersebut. Kedisiplinan suatu

perusahaan dikatakan baik jika sebagian besar tenaga kerjanya menaati

peraturan yang ada.

Hukum diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan dan mendidik

karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian

hukuman harus adil dan tegas terhadap semua tenaga kerja. Dengan

keadilan dan ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai.

Peraturan tanpa diikuti pemberian hukuman yang tegas bagi pelanggarnya

bukan menjadi alat pendidik bagi tenaga kerja.

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi. Tanpa

dukungan disiplin tenaga kerja yang baik, sulit bagi organisasi untuk

mewujudkan tujuannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Page 12: Makalah-kedisiplinan p Dhe

3. Tujuan Kedisiplinan

Tujuan kedisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan diwaktu

yang akan datang, bukan menghukum kegiatan dimasa lalu, sehingga

kegiatan yang akan dilaksanakan dapat lebih berdaya guna (Handoko,

2000: 211). Bahwa tujuan kedisiplinan menghendaki adanya perbaikan

kegiatan untuk masa yang akan datang, dan bukan sebagai hukuman,

sehingga diharapkan para karyawan selalu mematuhi peraturan dan

kebijakan yang berlaku dalam perusahaan, agar nantinya dapat

meningkatkan produktivitas perusahaan. Gomes (2002: 242) menyatakan

bahwa tujuan kedisiplinan adalah prosedur pengaduan,di satu pihak,

dikembangkan untuk melindungi para pegawai terhadap alokasi yang tidak

adil dari sanksi-sanksi dan imbalan-imbalan dari organisasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan di atas

bahwa tujuan kedisiplinan menghendaki adanya perbaikan kegiatan untuk

masa yang akan datang, dan bukan sebagai hukuman, sehingga diharapkan

para karyawan selalu mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku

dalam perusahaan, agar nantinya dapat meningkatkan produktivitas

perusahaan.

B. Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Pada dasarnya, produktivitas kerja adalah konsep universal yang

berlaku bagi semua sistem, karena setiap kegiatan memerlukan

produktivitas dalam pelaksanaannya. Produktivitas Menurut dewan

Page 13: Makalah-kedisiplinan p Dhe

Produktivitas Nasional mengartikannya sebagai sikap mental yang selalu

berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari

kemarin (Umar Husein, 2003: 9).

Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil

yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Dengan

kata lain produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu:

a. Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang

maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas dan waktu. Efektifitas merupakan ukuran yang memberikan

gambaran seberapa jauh target dapat dicapai.

b. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dan

realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan itu digunakan.

Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang

direncanakan dengan input yang sebenarnya.

Dalam doktrin pada konferensi OSLO pada tahun 1984, yang

dimaksud dengan produktivitas kerja adalah sesuatu konsep yang bersifat

universal, yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak manusia,

dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit (Sinungan,

2000: 17).

EPA (European Produktivity Agency), produktivitas adalah tingkat

efektivitas pemanfaatan setiap elemen produktivitas. ILO (Internatonal

Labour Organization) menyatakan bahwa produktivitas adalah

perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan.

Page 14: Makalah-kedisiplinan p Dhe

Elemen-elemen tersebut berupa tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi

(Zulian Yamit, 2003: 12).

Gomes (2002: 159) menyatakan bahwa: “Produktivitas adalah

perbandingan terbaik antara rasio out put dan input. Inputs bisa mencakup

biaya produksi (production costs) dan biaya peralatan (equipment costs).

Sedangkan outputs bisa terdiri dari penjualan (sales), pendapatan

(earnings), market share, dan kerusakan (defects).

Sinungan (2000: 16) membagi pengertian produktivitas dalam tiga

hal, yaitu:

a. Produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap

keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (Input)

b. Produktivitas pada dasarnya adalah sikap mental yang mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada

kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.

c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara resmi dari tiga factor

esensial yaitu invertasi termasuk penggunaan pengetahuan dan

teknologi serta riset, manajemen dan tenaga kerja.

Menurut Gasperz (2000: 18) bahwa produktivitas dapat diartikan

sebagai kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk

menghasilkan sesuatu yang diartikan juga sebagai pengorbanan (input)

dengan penghasilan (output). Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya

dipandang satu sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi

sekaligus yaitu sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat

Page 15: Makalah-kedisiplinan p Dhe

dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan

input untuk memproduksi barang atau jasa sebagai konsep pemenuhan

kebutuhan manusia atau sering juga disebut sebagi sikap mental yang

selalu memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih

baik dari pada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Produktivitas merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan

yang seharusnya. Di dalam perusahaan, produktivitas ini dapat

dipergunakan sebagai alat pengukur efektivitas dari penggunaan input atau

penggunaan peralatan (sarana atau fasilitas) produksi dalam perusahaan

yang bersangkutan.

Menurut Sinungan (2005: 12), secara umum produktivitas diartikan

sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau

jasa) dengan masuknya sebenarnya. Misalnya, produktivitas adalah ukuran

efisiensi produktif suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk

atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja,

sedangkan keluaran sering diukur dalam kesatuan fisik,bentuk dan nilai.

Menurut Klingner dan Nanbaldian yang dikutip oleh Gomes

(2003: 116), menyatakan bahwa produktivitas merupakan fungsi perbaikan

dari usaha karyawan, yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan

kemampuan karyawan yang diperoleh melalui latihan-latihan.

Produktivitas yang meningkat, berarti performasi yang baik, akan menjadi

motivasi pekerja pada tahap berikutnya.

Page 16: Makalah-kedisiplinan p Dhe

Dari beberapa pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa produktivitas mengandung pengertian:

a. Sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu

kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok

lebih baik dari hari ini.

b. Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan

sumberdaya yang dipergunakan.

c. Produksi dan produktivitas merupakan pengertian yang berbeda.

Peningkatan produksi menunjukkan pertumbuhan jumlah hasil yang

dicapai sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian

pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produk tersebut.

Peningkatan produktivitas dapat dilihat dengan membandingkan input

dan output.

2. Pentingnya Produktivitas Kerja

Menurut Sinungan (2002: 21), sumber daya manusia merupakan

peranan utama dalam peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan

teknologi pada hakekatnya merupakan hasil kerja manusia. Produktivitas

tenaga kerja mengandung pengertian-pengertian antara hasil yang dicapai

dengan peran serta tenaga persatuan waktu. Produktivitas tenaga kerja

merupakan pembaharuan pandangan hidup dan kultural dengan sikap

mental memulai kerja serta perluasan upaya untuk meningkatkan mutu

kehidupan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

Page 17: Makalah-kedisiplinan p Dhe

pendidikan, keterampilan, kedisiplinan, motivasi, tingkat penghasilan,

jaminan sosial, kesempatan berprestasi dan sebagainya.

Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk:

a. Jumlah produktivitas meningkat dengan menggunakan sumberdaya

yang sama.

b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang kurang.

c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan

sumber daya yang relatif lebih kecil.

Meningkatnya produktivitas bagi perusahaan mempunyai manfaat

sebagai berikut:

a. Memperkuat daya saing perusahaan karena dapat memproduksi dengan

biaya lebih rendah dan mutu produksi lebih baik.

b. Menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan karena dengan

peningkatan produktivitas, perusahaan akan memperoleh keuntungan

untuk investasi baru.

c. Meningkatkan standart hidup dan martabat karyawan beserta keluarga.

d. Menunjang terwujudnya hubungan kerja yang lebih baik.

Sedangkan pada tingkat individu meningkatnya produktivitas

berarti:

a. Meningkatnya pendapatan dan jaminan sosial lainnya. Hal tersebut

akan memperbesar kemampuan (daya) untuk membeli barang dan jasa

ataupun keperluan hidup sehari-hari dengan demikian kesejahteraan

Page 18: Makalah-kedisiplinan p Dhe

akan lebih baik. Dari segi lain, meningkatnya pendapatan tersebut

dapat ditabung yang nantinya bermanfaat untuk investasi.

b. Meningkatnya hakekat dan martabat serta penyaluran terhadap potensi

individu.

c. Meningkatnya keinginan berprestasi dan motivasi kerja.

C. Hubungan Antara Kedisiplinan dengan Produktivitas Kerja

Telah diuraikan secara terperinci di atas beberapa pengertian tentang

kedisiplinan dan produktivitas kerja karyawan. Dapat diketahui bahwa bila

suatu perusahaan tenaga kerjanya kurang disiplin dalam melaksanakan

tugasnya, maka produktivitas perusahaan akan rendah. Demikian pula

sebaliknya, apabila suatu perusahaan disiplin kerjanya cukup tinggi, maka

produktivitasnya akan tinggi pula. Jadi produktivitas kerja dan kedisiplinan

bukanlah unsur yang berdiri sendiri, akan tetapi keduanya saling berhubungan.

Untuk menciptakan disiplin kerja yang baik, maka dibutuhkan adanya

suatu aturan atau sanksi yang mana harus dipatuhi oleh semua karyawan.

Disini perusahaaan harus tegas dalam memberikan sanksi-sanksi terhadap

pada karyawan yang melanggar peraturan, yang mana hal itu akan sangat

berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.

D. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja

Untuk menciptakan produktivitas yang baik diperlukan modal yang

dominant berupa kedisiplinan yang baik pula. Individu yang memiliki

kedisiplinan yang tinggi akan bertindak mandiri dengan membuat pilihan dan

Page 19: Makalah-kedisiplinan p Dhe

mengambil keputusan sendiri, dimana individu akan mampu bertindak dengan

segala penuh keyakinan dan memiliki produktivitas sehingga merasa bangga

terhadap hasil kerjanya.

Karyawan sebagai pegawai perusahaan harus mempersiapkan diri di

dalam kehidupan perusahaan atau dimana saja yang semakin maju dan rumit

seperti dewasa ini, karena produktivitas setiap karyawan dipandang sangat

penting. Suatu perusahaan menekankan pentingnya produktivitas yang baik,

persaingan dan berhasil dalam usahanya. Dan para karyawan pun menyadari

benar bahwa hal inilah yang bisa menjadi salah satu penyebab kegagalan

produktivitas yaitu diantaranya adalah karakteristik pekerjaan (tenaga

buruh/manajer), karakteristik pekerja (lakilaki/perempuan, usia, pendidikan,

tingkat pendapatan, lama bekerja), lingkungan, alternatif pekerjaan lain, faktor

pendorong lainnya (misalnya, kepemimpinan, budaya kerja, manajemen).

Page 20: Makalah-kedisiplinan p Dhe

BAB III

PENUTUP

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar pembangunan

yang terpenting, oleh karena itu tekanan pembangunan mestinya diberikan pada

upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga menjadi sumber daya

manusia yang memiliki potensi diri yang unggul baik di bidang sosial maupun

yang lainnya, diharapkan mampu membangun bangsa.

Suatu lembaga perusahaan tidak terlepas dari unsur karyawan sebagai

pekerja dalam kegiatan bekerja. Oleh sebab itu faktor kedisiplinan dan

produktivitas kerja karyawan yang menjadi faktor utama dalam keberhasilan suatu

perusahaan itu sendiri. Dengan meningkatkan kedisiplinan, maka karyawan dapat

mengerjakan tugasnya dengan cepat dan baik, absensi dapat diperkecil seminimal

mungkin, dan ini berarti meningkatkan produktivitas kerja. Dengan tingkat

produktivitas yang tinggi, maka akan membuka kesempatan untuk memperbaiki

keadaan kerja termasuk jam kerja yang sesuai dengan peraturan dan bertambah

kuatnya landasan ekonomi bagi kesejahteraan manusia. Pada dasarnya kerja yang

bermalas-malasan atau tradisi jam karet bukanlah akan membangun

perekonomian akan tetapi akan menghambat kemajuan yang semestinya akan

tercapai. Sebaliknya kerja yang efektif dan efisien menurut standar jam kerja yang

telah ditetapkan serta beban kerja yang seasuai dengan kemampuan serta

mendorong kelancaran berproduksi secara menyeluruh.

Page 21: Makalah-kedisiplinan p Dhe

Sebaliknya jika karyawan suatu perusahaan tidak mematuhi peraturan-

peraturan yang diterapkan oleh perusahaan maka penerapan kedisiplinan tidak

akan terwujud sehingga produktivitas tidak dapat ditingkatkan.

Page 22: Makalah-kedisiplinan p Dhe

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmat Fathoni. 2006. Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka Cipta.

Bacal, Robert. 2001. Performance Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gomes, Faustino Cardoso. 2002. Manajemen Sumber Daya. Yogyakarta: Andi Offset.

Handoko, Hani. 2000. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M. SP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, S.P. Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, Prabu, Anwar. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar Husein. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Zulian Yamit. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 2. Cetakan 1. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.