21
TUGAS PEMBANGUNAN SEKTOR Kejadian Malaria Di Papua Oleh : Vebriani Lande K111 10 352 Elvinta Palungan K111 11 360 Irene Ayu Indira K111 11 130 Nirmayansri Datuan K111 11 Ismariani K111 11 126 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Makalah Kejadian Malaria Di Papua

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

TUGAS PEMBANGUNAN SEKTOR

Kejadian Malaria Di Papua

Oleh :

Vebriani Lande K111 10 352Elvinta Palungan K111 11 360Irene Ayu Indira K111 11 130

Nirmayansri Datuan K111 11Ismariani K111 11 126

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

Page 2: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya

sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya. Dalam makalah ini membahas tentang

“Kejadian Malaria di Papua” .

Makalah ini dibuat untuk membantu memahami pengertian malaria, cara pencegahannya,

gejala yang ditimbulkan, cara pengobatan serta cara pemberantasan penyakit malaria itu sendiri .

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penulisan makalah ini. Disadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh

karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah

ini dapat berguna serta dapat membantu dalam meningkatkan pengetahuan tentang gizi kerja.

Makassar, Maret 2013

Penulis

Page 3: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

BAB IPENDAHULUAN

.A. Latar Belakang

Penyakit malaria sudah mulai dikenal sejak 3000 tahun lalu, dimulai dari masa

Hipocrates (400-377 SM), hingga pada masa Alpohonse Laveran (1880) yang menemukan

bahwa malaria disebabkan oleh plasmodium, dan Ross (1897) menemukan bahwa perantara

malaria adalah nyamuk Anopheles. Secara epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang

orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang

dewasa.

Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika, Asia, Amerika

(bagian selatan) dan daerah Oceania dan kepulauan karibia. Lebih dari 1.6 triliun manusia

terpapar oleh malaria dengan dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta

pertahun . Setengah populasi di dunia berisiko malaria, diperkirakan ada 243 juta kasus dengan

kematian 843.000 kasus pada tahun 2008 (WHO, 2009).

Malaria di Indonesia merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi

ancaman. Malaria menduduki urutan kedelapan dari 10 besar penyakit penyebab utama kematian

di Indonesia, dengan angka kematian di perkotaan 0,7 % dan di pedesaan 1,7 % (PAPDI, 2003).

Di Indonesia dilaporkan kasus malaria sebanyak 1,2 juta kasus pada tahun 2008 (WHO, 2009).

Sebelumnya hasil riskesda 2007 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit ini cukup tinggi yaitu

2,85 %. Sebanyak 15 provinsi mempunyai prevalensi Malaria di atas prevalensi nasional, yaitu

Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi

Tengah, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Papua sebagai salah satu provisi dengan prevalensi malaria yang cukup tinggi dalam

kurun waktu 2004 - 2010 menurut Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan, malaria tidak

hanya menjangkiti kelompok usia dewasa saja, melainkan juga bayi. Kelompok usia penderita

malaria dimulai dari usia 0 sampai usia lanjut.Angka kesakitan malaria per kelompok umur di 20

Page 4: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

kabupaten di Papua pada 2010 sangat bervariasi. Selama 2010 kelompok usia 0 - 11 bulan yang

sakit malaria sebanyak: 47 kasus, kelompok usia 1- 4 tahun: 184 kasus, kelompok usia 5- 9

tahun: 145 kasus, kelompok usia 10 -14 tahun: 98 kasus, dan kelompok usia 15 tahun ke atas 526

kasus.

Guna mengurangi kasus malaria, pemerintah membuat rencana pengendalian yang

meliputi kegiatan sosialisasi dan peningkatan kualitas pengobatan obat anti malaria dengan ACT

(Artemisinin Combination Therapy) di seluruh Indonesia, peningkatan pemeriksaan

laboratorium/mikroskop, dan penemuan pengobatan dan pencegahan penularan malaria. Selain

itu, dilakukan peningkatan perlindungan penduduk berisiko dan pencegahan penularan malaria

khususnya melalui kegiatan pembagian kelambu berinsektisida (Long Lasting Insectisidal Net)

gratis ke daerah endemis malaria tinggi yang masih dibantu oleh Global Fund.

B. Tujuan

1) Mengetahui pengertian tentang malaria

2) Mengetahui cara penularan penyakit malaria

3) Mengetahui gejala yang ditimbukan penyakit malaria

4) Mengetahui cara pencegahan penyakit malaria

5) Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kejadian malaria di provinsi Papua

Page 5: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

BAB II

PEMBAHASAN

Kata malaria berasal dari bahasa Itali “mal’aria” yang ketika itu orang beranggapan hal

itu terjadi karena udara kotor. Namun dalam bahasa Perancis yang disebut “Paludismo” atau

daerah rawa dan payau serta pinggiran pantai, dimana indikasi awalnya setiap orang yang

menderita penyakit ini kebanyakan berasal dari daerah tersebut.

Malaria menurut WHO adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria / protozoa

genus plasmodium yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk anopeles

betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia.Saat

ini dikenal 4 macam parasit malaria yaitu Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, Plasmodium

Falsifarum, Plasmodium Malariae.

Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria (anopheles) yang

mengandung Sporozoit. Bila nyamuk anopheles mengigit orang yang sakit malaria, maka parasit

akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang

biak. Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit orang sehat, maka parasit tersebut

akan ditularkan ke orang tersebut. Di dalam tubuh manusia parasit akan berkembang biak,

menyerang sel-sel darah merah. Dalam wktu kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit

malaria. Dalam keadaan tertentu dapat terjadi penularan dengan bentuk Tropozoit, misalnya

melalui transfusi darah, melalui plasenta dari ibu kepada bayinya dan penularan melalui jarum

suntik yang terkontaminasi.

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain:

(1) Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam

muncul setiap hari ketiga.

(2) Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap

hari keempat.

Page 6: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

(3) Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam

tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma

dan kematian yang mendadak.

(4) Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat

mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat

Penyebaran kasus malaria di Indonesia banyak ditemukan terutama pada daerah pedesaan

dan sangat jarang di perkotaan. Di Indonesia diperkirakan lebih dari 90 juta penduduk hidup di

daerah endemis malaria, diperkirakan 15 juta kasus malaria. Di Papua yang merupakan daerah

endemis malaria, angka kesakitan malaria menempati urutan pertama dari 10 besar penyakit di

Papua. Angka API di Jayapura tahun 2005 yaitu 140/1000 penduduk. Saat ini insiden malaria

menurut data adalah 8.736 per 100 ribu penduduk di Papua 10,2 %. Hal ini disebabkan karena

adanya hutan bakau yang ada di pesisir pantai, kebiasaan penduduk tidur tanpa menggunakan

kelambu, adanya tempat perindukan nyamuk, dan kepatuhan masyarakat akan minum obat masih

kurang

Pada penderita penyakit malaria, penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis

plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Dari kejadian infeksi

campuran ini biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara plasmodium

falcifarum dengan plasmodium vivax atau P. malariae.

.A. Gejala Malaria

Adalah penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan gejala

utama demam mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang dengan gejala

klinis lain sebagai berikut :

1. Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.

2. Nafsu makan menurun.

3. Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.

4. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium

Falciparum.

5. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.

Page 7: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

6. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.

7. Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol

adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya

riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

8. Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3 stadium

yang berurutan yaitu :

a) Stadium dingin (cold stage).

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi

gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian

dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat

kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-

anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

b) Stadium demam (Hot stage).

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka

merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala menjadi-

jadi dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa

sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini

berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya sison darah

yang telah matang dan masuknya merozoit darah kedalam aliran darah.

Pada plasmodium vivax dan P. ovate sison-sison dari setiap generasi menjadi

matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari

serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini.

Pada plasmodium malariaa, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P.

vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam di ikuti oleh

periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat

kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

c) Stadium berkeringat (sweating stage).

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat

tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai

dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun

Page 8: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara

2 sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap

penderita, tergantung pada species parasit dan umur dari penderita, gejala klinis

yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium

falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofosoit

dan sison). Untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati

dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ

tubuh tersebut.

Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya

ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang

gejalanya mirip kholera atau dysentri. Black water fever yang merupakan gejala

berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni

menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan

muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever

biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang

-ulang dan infeksi yang cukup berat.

B. Cara Pencegahan Penyakit malaria

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni :

Menghindari gigitan nyamuk, Tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk,

memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang

ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.

Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat

doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.

Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong

royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan.

Menebar kan pemakan jentik, Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan

pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.

Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu

berinsektisida.

Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).

Page 9: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.

Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.

Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.

Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta

genangan air.

Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada

genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.

Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang

pantai.

C. Cara Pengobatan

Dalam pengobatan malaria terapi antiplasmodium dan perawatan suportif sangat penting

untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas. Klorokuin merupakan obat anti malaria yang

efektif terhadap P. falciparum yang sensitive terhadap klorokuin. Keuntungannya tidak

menyebabkan hipoglikemi dan tidak mengganggu kehamilan. Namun, dengan meluasnya

resistensi terhadap klorokuin, maka obat ini sudah jarang dipakai untuk pengobatan malaria

berat. Kona merupakan obat anti-malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium

dan dipilih sebagai obat utama untuk menangani malaria berat karena masih berefek kuat

terhadap P.falciparum yang resisten terhadap klorokuin. Meskipun kina dapat digunakan

pada masa kehamilan, tetapi dapat menyebabkan kontraksi uterus dan memberikan kontribusi

untuk hipoglikemia

D. Pemberantasan Malaria

Dalam program pemberantasan malaria, hal yang utama dilakukan adalah pemusnahan

vektor.Pemberantasan larva maupun nyamuk Anopheles dapat digolongkan menjadi cara

kimiawi dan hayati. Secara kimia, dapat dilakukan dengan menggunakan larvasida seperti

solar, minyak tanah, parisgreen, temephos, fention, altosid, dan lain-lain. Secara hayati, dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa agen biologi seperti predator pemakan jentik

nyamuk, missal gambusia, guppy dan panchax. Selain kedua cara tadi, cara yang paling

Page 10: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

ampuh sebenarnya melalui pengelolaan lingkungan hidup yang benar, seperti penimbunan

tempat bersarangnya nyamuk, pengeringan dan pembuatan dam, pengubahan kadar garam,

pembersihan taman air atau lumut dan sebagainya.

Penyakit malaria berkaitan dengan keterbelakangan dan kemiskinan serta berdampak

pada penurunan produktifitas kerja dan penurunan tingkat kecerdasan anak usia sekolah. Sampai

saat ini malaria masih menjadi fokus perhatian utama dalam upaya penurunan angka kesakitan

dan kematian yang diakibatkan oleh penyakit menular baik regional maupun global dan penyakit

ini masuk dalam kategori “re-emergency disease”. Hal ini dibuktikan dengan dimasukkannya

upaya pengendalian malaria sebagai salah satu isu penting pencapaian millennium development

goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millenium. Jumlah penduduk Indonesia kurang lebih

237 (BPS, 2010) dan 40 persen diantaranya tinggal di daerah dengan risiko penularan malaria

atau lebih dari 100 juta orang hidup di daerah endemi malaria. Diperkirakan 15 juta kasus baru

terjadi setiap tahun, dan hanya 20 persen diobati di sarana pelayanan kesehatan.

Peta Stratifikasi Malaria 2009

Keterangan :

Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009

Page 11: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009 Gambar 4. API per 100.000 Penduduk per provinsi Tahun 2009

Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009 provinsi dengan API yang tertinggi

adalah Papua Barat, NTT dan Papua terdapat 12 provinsi yang diatas angka API nasional. Iklim

di Papua memiliki kondisi suhu dan kelembaban yang ideal untuk perkembangan nyamuk dan

parasit malaria. Secara teoritis nyamuk bisa terbang hingga 2-3 kilo meter, namun karena

pengaruh angin jarak terbang bisa mencapai 40 km. Para ahli banyak memperkirakan bahwa

perubahan iklim global turut mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria. Nyamuk anopheles

yang biasanya hanya ditemukan di dataran rendah sekarang bisa ditemukan di daerah dataran

tinggi atau pegunungan yang tingginya diatas 2000 meter dari permukaan laut seperti yang

ditemukan di daerah Jayawijaya papua.

Sementara itu ahli epidemilogist, Primus R. Prabowo mengatakan bahwa salah satu

faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan

hutan terutama hutan bakau di pinggiran pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini nyamuk yang

umumnya hanya tinggal di hutan dapat berpindah ke pemukiman manusia. Di daerah pantai

kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-,usuh alami nyamuk sehingga kepadatan

nyamuk menjadi tidak terkontrol. Malaria juga sangat sulit untuk diberantas karena keberadaan

nyamuk itu sendiri mencapai ratusan spesies. Tidak kurang dari 400 spesies jenis nyamuk

Page 12: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

anopheles hidup di bumi. Di Indonesia memiliki sedikitnya 20 jenis anopheles dimana 9 jenis

diantaranya merupakan faktor penyebab malaria dan Papua merupakan tempat

perkembangbiakan paling potensial.

Gangguan nyamuk penyebar malaria tidak kalah seriusnya dengan penyakit berbahaya

dan mematikan lainnya untuk itulah setiap masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan

bersih dan meminimalisir terjadinya genangan air yang ada di sekitar tempat tinggal.Cara

terakhir untuk mengontrol malaria secara murah dan mudah adalah upaya proteksi diri dan

keluarga terhadap gigitan nyamuk malaria.Jika seseorang menderita sakit diharapkan segera

mencari pengobatan sehingga tidak menjadi sumber penularan bagi keluarga dan tetangga

lainnya. Sementara untuk pencegahan disarankan untuk minum obat jika mengunjungi daerah

endemis malaria.

.

Penyakit malaria juga mempunyai sejarah yang digambarkan dalam perang dunia I

prajurit inggris banyak yang mati digigit nyamuk penyebar malaria dari pada yang mati karena

tertembak peluru lawan. Para ahli memperkirakan bahwa malaria diperkirakan berawal dari

Afrika sekitar 12.000-17.000 tahun yang lalu dan menyebar ke seluruh dunia terutama untuk

wilayah tropis seperti di Indonesia. Malaria juga sudah dikenal oleh para dokter zaman China

kuno sekitar 2700 sebelum masehi.

Walaupun ditularkan lewat gigitan nyamuk sebenarnya penyakit ini merupakan suatu

penyakit ekologis (lingkungan). Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang

memungkinkan nyamuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak langsung dengan

manusia karena hidupnya tidak jauh dari aktifitas manusia sehari-hari.

Faktor lingkungan antara lain berupa air, suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan

angin. Air merupakan faktor esensial bagi kehidupan nyamuk akibat tidak dialirkan dengan baik

dan terjadi genangan. Nyamuk dan parasit malaria sangat cepat berkembang biak pada suhu

sekitar 20-27 derajat celcius dengan kelembaban 60-80 persen. Diperkirakan 50 persen penduduk

indonesia masih tinggal di daerah endemis malaria. Menurut WHO tidak kurang dari 30 juta

kasus malaria terjadi setiap tahunnya di indonesia dengan 30 ribu kematian.

Page 13: Makalah Kejadian Malaria Di Papua

BAB III

PENUTUP

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah Kesehatan

Masyarakat. Terutama di daerah Indonesia bagian timur. Angka kesakitan penyakit ini masih

cukup tinggi terutama dijumpai di daerah endemis seperti halnya di provinsi Papua.

Penyakit malaria sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat tak lepas dari unsur

segitiga epidemiologit, dimana manusia sebagai host, parasit plasmodium sebagai agent dan

kondisi lingkungan (environment) yang mendukung. Sementara penyakit merupakan outcome

dari adanya interaksi antara host, agent dan environment. Dalam ilmu epidemiologi sering

disebut dengan segitiga epidemiologi yakni hubungan timbal balik antara host (pejamu), agent

(penyebab penyakit) dan environment (lingkungan)

Penyebab penyakit malaria di Indonesia adalah genus plasmodia family plasmodiidae

dan ordo coccidiidae, Sampai saat ini dikenal 4 (empat) macam parasit malaria yaitu:

Plasmodium Falcifarum penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan malaria berat,

Plasmodilun vivax penyebab malaria Tertiana, Plasmodium Malariae penyebab malaria

Quartana, Plasmodium Ovate jenis ini jarang sekali di jumpai di Indonesia, karena umumnya

banyak kasusnya terjadi di Afrika dan Pasifik barat.

Walaupun ditularkan lewat gigitan nyamuk sebenarnya penyakit ini merupakan suatu

penyakit ekologis (lingkungan). Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang

memungkinkan nyamuk berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak langsung dengan

manusia karena hidupnya tidak jauh dari aktifitas manusia sehari-hari. Faktor lingkungan antara

lain berupa air, suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin.Dewasa ini upaya

pemberantasan penyakit malaria dilakukan melalui pemberantasan vektor penyebab malaria

(nyamuk anopheles).

.