Upload
anonymous-5h8h4oh
View
77
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KOMUNITAS
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar praktek keperawatan adalah acuan untuk praktik keperawatan
yang harus dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk membantu
perawat melakukan validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.Dan suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan untuk klien.
Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerja sama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan
yang lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkungan
wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan hubungannya erat dengan
manusia dan kemanusiaan, oleh karenanya perawat memandang manusia secara
utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dengan klien harus
dipelihara interaksi dinamika dan kontinuitasnya.
Perawat sebagai profesi pelayanan kesehatan mempunyai tanggung
jawab utama yaitu melindungi masyarakat / publik, profesi keperawatan dan
praktisi perawat. Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi
profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang –
undangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun perawat itu bekerja. ( PPNI,
2000). Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional
diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983.
Jumlah tenaga kesehatan di seluruh Indonesia adalah 668.552 orang,
dimana 32,91 dari seluruh tenaga kesehatan yang ada adalah Perawat. Paparan
data tenaga kesehatan di Indonesia dalam aplikasi website tersebut adalah
sebagai berikut:
2
1. Dokter Spesialis 16.802 orang (Puskesmas: 146, RS: 15.958, Lainnya:
698).
2. Dokter Umum 33.535 orang (Puskesmas: 17.726, RS: 12.816, Lainnya:
2.993).
3. Dokter Gigi 10.636 orang (Puskesmas: 6.874, RS: 3.032, Lainnya: 730).
4. Perawat 220.004 orang (Puskesmas: 105.147, RS: 104.346, lainnya:
10.511).
5. Perawat Gigi 13.682 orang (Puskesmas: 10.218, RS: 2.994, Lainnya:
470).
6. Bidan 122.040 orang (Puskesmas: 101.956, RS: 15.646, Lainnya: 4.438).
7. Kefarmasian 26.025 orang (Puskesmas: 9.813, RS: 10.365, Lainnya:
5.847).
8. Kesmas 44.297 orang (Puskesmas: 21.318, RS: 7.461, Lainnya: 15.518).
9. Kesling 15.844 orang (Puskesmas: 10.507, RS: 2.233, Lainnya: 3.104).
10. Gizi 15.397 orang (Puskesmas: 9.605, RS: 3.901, Lainnya: 1.891).
11. Keterapian Fisik 3.260 orang (Puskesmas: 625, RS: 2.424, Lainnya:
211).
12. Keteknisian Medis 20.099 orang (Puskesmas: 6.950, RS: 11.150,
Lainnya: 1.999).
13. Tenaga Non Kesehatan 126.901 orang (Puskesmas: 34.768, RS: 68.966,
Lainnya: 23.167).
Oleh karena itu kita sebagai perawat yang mengedepankan
profesionalitas harus mampu memenuhi standar praktek keperawatan yang telah
di tetapkan tersebut agar mampu memelihara interaksi antara perawat dengan
klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Kesehatan adalah pelayanan publik yang bersifat mutlak dan erat
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk semua pelayanan yang
bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban untuk menyediakan
layanan yang bermutu dan mudah didapatkan setiap saat. Salah satu wujud nyata
penyediaan layanan publik di bidang kesehatan adalah adanya Puskesmas.
3
Tujuan utama dari adanya Puskesmas adalah menyediakan
layanan kesehatan yang bermutu namun dengan biaya yanng relatif
terjangkau untuk masyarakat, terutama masyarakat dengan kelas
ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan hal tersebut,perawat harus
dapat mengantisipasi keadaan yang diinginkan oleh klien dengan
meningkatkan profesionalisme serta lebih memahami,hak,kewajiban dan
kewenangannya.
Keperawatan sebagai profesi dimanifestasikan melalui praktik
profesi yang diatur dalam suatu ketetapan hukum,yaitu Kepmenkes
No.1239/Menkes/2001 tentang Registrasi dan praktik keperawatan
( revisi Kepmenkes No.647/Menkes/2000), sehingga diharapkan
pelindungan terhadap kepentingan masyarakat terjamin melalui
akuntabilitas perawat dan praktik keperawatan yang profesional. Perawat
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
wewenang yang dimiliki,baik secara mandiri maupun kolaborasi. Hal
tersebut sangat mungkin dilaksanakan karena perawat memiliki ilmu dan
kiat keperawatan yang mendasari praktik profesionalnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu “ Bagaimana standar
praktik keperawatan komunitas dan upaya peningkatan mutu pelayanan
puskesmas?”.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui apa itu standar praktik keperawatan komunitas.
2. Mengetahui karakteristik praktik keperawatan komunitas.
3. Mengetahui apa saja fokus dari praktik keperawatan komunitas.
4. Mengetahui tatanan dalam praktik keperawatan komunitas.
5. Mengetahui apa saja ruang lingkup dari praktik keperawatan komunitas.
4
6. Mengetahui pengertian puskesmas dan tugas dari puskesmas.
7. Mengetahui upaya peningkatan mutu pelayanan puskesmas.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Standar praktik keperawatan merupakan norma atau penegasan tentang
mutu pekerjaan perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar yang dirumuskan
dan digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan keperawatan serta
merupakan tolak ukur penilaian penampilan kerja perawat.
Menurut Yura dan Walsh ( 1978) “proses keperawatan merupakan inti
sari dari keperawatan.proses ini menjadi pusat bagi semua tindakan
keperawatan, dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah ”.
ANA dan CNA telah mempublikasikan standar pratik keperawatan,
Standar CNA untuk praktik keperawatan, antara lain:
1. Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang
menjadi dasar praktik.
2. Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses proses keperawatan
secara efektif.
3. Pratik keperawatan memelukan hubungan yang saling membantu untuk
menjadi dasar interaksi antara klien-perawat.
4. Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi tanggung jawab
profesinya.
Sedangkan standaar kinerja professional dan standar praktik keperawatan
(ANA) antara lain, sebagai berikut:
1. Standar kinerja professional
a. Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan keefektifan
praktik keperawatan.
b. Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan
yang dilakukannya, mengacu pada standar praktik professional,
peraturan dan regulasi yang berlaku.
6
c. Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan terkini
dalam praktik keperawatan.
d. Perawat berkontribusi dalam pengembangan professional dari
rekan-rekan, kolega dan orang lain.
e. Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang
ditentukan secara etis.
f. Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta
pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien.
g. Perawat menggunakan hasil penelitian di lahan praktik.
h. Perawat mempertimbangkan factor-faktor yang berkaitan dengan
keamanan, keefektifan dan biaya dalam merencanakan serta
memberikan perawatan pada klien.
B. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Adapun karakteristik keperawatan profesional dalam komunitas yaitu sebagai
berikut :
1. Autority : otoritas agar dapat mempengaruhi proses pemberian asuhan
keperawatan melalui peran profesional.
2. Accountability : Akuntabilitas berupa tanggung jawab kepada klien, diri
sendiri, profesi dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Independent decision making : Pengambilan keputusan mandiri perawat
dapat dilakukan saat membuat keputusan ( judgement ) pada tiap tahap
proses keperawatan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
klien.
4. Collaboration : Kolaborasi dapat dilakukan dengan mengadakan
hubungan kerja dengan berbagai disiplin dalam menghadapi masalah
klien dan membantu klien menyelesaikannya.
7
5. Advocacy : Pembelaan atau dukungan demi kepentingan klien dapat
dilakukan saat melakukan intervensi untuk mengatasi masalah klien serta
saat berhadapan dengan pihak-pihak lain yang lebih luas.
6. Facilitation : Fasilitasi dapat dilaksanakan dengan cara memaksimalkan
potensi dari organisasi dan sistem klien-keluarga dalam asuhan
keperawatan.
C. FOKUS PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Fokus utama kesehatan masyarakan dan sasarannya adalah populasi secara
menyeluruh. Dalam memberikan asuhan keperawatan manusia tidak hanya
dipandang aspek fisik, tetapi dipandang sebagai makhluk holistik yang terdiri
dari unsur bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. Tujuan praktik keperawatan
profesional diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan klien,
keluarga dan masyarakat, perawatan diri serta peningkatan kepercayaan diri.
Untuk dapat melakukan praktik keperawatan profesional, perawat harus
memahami empat area yang terkait dengan praktik keperawatan dan lima
keyakinan dasar yang menuntun praktik keperawatan.
Empat area yang terkait dengan kesehatan dalam praktik keperawatan antara lain
sebagai berikut :
1. Health promotion
Perawat dapat membantu masyarakat meningkatkan kesehatannya
dengan cara mengembangkan sumber-sumber kesehatan yang ada
disekitarnya. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
2. Health maintenance
Perawat dapat membantu masyarakat untuk dapat mempertahankan
status kesehatannya dengan melakukan aktivitas, baik fisik maupun
psikologis yang dapat membantu mempertahankan kesehatannya.
8
3. Helath restoration
Perawat dapat membantu mengembalikan kesehatan klien yang sedang
menderita suatu penyakit.
4. Palliative care
Perawatan menjelang ajal dapat dilakukan oleh perawat dalam rangka
memberikan rasa nyaman pada klien yang akan meninggal. Kegiatan ini
dilakukan dirumah sakit, puskesmas dengan rawat inap atau ditempat
pelayanan kesehatan lainnya.
Sementara lima keyakinan dasar ( basic belief ) yang menuntun praktik
keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Pandangan holistik tentang manusia. Dalam keperawatan, manusia
adalah makhluk utuh yang terdiri dari bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual artinya dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus
memberikan semua aspek tersebut.
2. Filsafat humanistik.
3. Setiap orang berhak untuk mendapatkan asuhan keperawatan yang baik.
Telah disebutkan, baik dalam undang-undang dasar 1945 maupun dalam
undang-undang kesehatan no.23 tahun 1992, bahwa tiap-tiap orang
berhak memperoleh kesehatan seoptimal mungkin.
4. Keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan.
5. Klien adalah mitra aktif dalam asuhan keperawatan. Keberhasilan asuhan
keperawatan tidak hanya ditentukan oleh petugas kesehatan, tetapi peran
aktif dan kerja sama klien juga sangat menentukan tingkat keberhasilan
suatu keperawatan.
D. TATANAN SISTEM PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik keperawatan perlu diatur melalui peraturan atau perundang-undangan
sehingga dapat terwujud hal-hal sebagai berikut :
1. Perlindungan terhadap masyarakat
9
a. Peraturan praktik keperawatan mengacu pada asas erlindungan
terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa perawat. Oleh karena
itu, perlu undang-undang atau peraturan yang mengatur praktik
keperawatan, sehingga masyarakat terlindungi dari tindakan lalai
atau tindkan malpraktek dalam praktik keperawatan. Harapannya
adalah masyarakat dapat memperoleh pelayanan keperawatan
yang bermutu.
b. Saat ini masyarakatsemakin kritis memenuhi kebutuhannya
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
termasuk dalam kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Selain itu, masyarakat juga semakin sadar akan haknya sebagai
warga negara yang berhak mendapat perlindungan terhadap
praktik yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
c. Globalisasi ditandai dengan pasar bebas, dimana setiap negara
menawarkan produk jasanya ke negara lain, termasuk indonesia.
Mayarakat nantinya akan dihadapkan dengan berbagai ragam
bentuk jasa keperawatan dari berbagai negara dan tentunya
masyarakat harus menentukan pilihan yang tepat agar tidak ragu.
2. Perlindungan terhadap perawat.
a. Mencegah terjadinya malpraktek. Pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat harus dipertanggung jawabkan dan sesuai
dengan kewenangan yang dimilikinya.
b. Otonomi perawat. Keperawatan memiliki ilmu dan kiat yang
dijadikan dasar dalam praktik profesionalnya. Dengan demikian
perawat dapat mengembangkan berbagai bentuk praktik
keperawatan sesuai denan bidangnya dan mendapat perlindungan
hukum.
c. Globalisasi. Globalisasi diharapkan mampu meningkatkan
motivasi tenaga keperawatan dalam negri untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan.
10
3. Penggendalian ilmu pengetahuan dan teknologi.
a. Berkembangnya IPTEK akan berdampak pada semua bidang,
termasuk pada bidang keperawatan. Berbagai sumber daya yang
semakin maju membutuhkan tenaga yang kompeten untuk dapat
menggunakannya.
b. Perluasan spesialisasi. Adanya spesialisasi diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
E. LEGISLASI KEPERAWATAN
Legislasi keperawatan merupakan proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada, yang mempengaruhi lima
kiat dalam praktik keperawatan. Legislasi keperawatan merupakan bagian
integral dari legislasi kesehatan nasional Indonesia, sebagaimana tertuang dalam
undang-undang RI No. 23 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No.32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Tujuan dibuatnya legislasi keperawatan dalam dunia keperawatan adalah sebagai
berikut :
a. Memberi perlindungan pada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan.
b. Memberikan informasi pada masyarakat tentang pelayanan keperawatan
yang diberikan dan tanggung jawab para praktisi profesinal.
c. Memelihara kualitas pelayanan yang diberikan.
d. Memberikan kejelasan batas kewenangan pada tiap kategori tentang
keperawatan.
e. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
f. Memotivasi pengembangan profesi.
g. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
11
F. KOMPONEN LEGISLASI KEPERAWATAN
Komponen dalam legislasi keperawatan meliputi tiga hal yaitu sertifikasi,
registrasi dan lisensi.
1. Sertifikasi adalah proses pengakuan terhadap peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan prilaku seorang perawat dengan cara memberikan
sertifikat atau ijazah. Tujuan sertifikasi antara lain :
a. Menyatakan pengetahuan, keterampilan, dan prilaku perawat
sesuai dengan pendidikan tambahan yang diikutinya.
b. Menetapkan klasifikasi, tingkat, dan lingkup praktik keperawatan
sesuai pendidikan tambahan yang dimilikinya.
c. Memenuhi registrasi sesuai area praktik keperawatan.
2. Registrasi adalah suatu proses pengakuan terhadap kemampuan
seseorang lulusan pendidikan keperawatan untuk mendapatkan
kewenangan dan keabsahan melakukan praktik keperawatan.
3. Lisensi adalah badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan
bertanggung jawab terhadap pelanggaran /etik yang dilakukan oleh
praktisi.
G. RUANG LINGKUP PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan
dukungan peran serta aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara kesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh terpadu dan ditujukan kepeda keluarga,
kelompok dan masyarakat. Dilihat dari karakteristik yang dimilikinya,
keperawatan komunitas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Berorientasi pada masyarakat, artinya segala kegiatan di mulai dengan
pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi semua diarahkan
oleh masyarakat itu sendiri.
12
2. Fokus pelayanan adalah populasi artinya pelayanan keperawatan
ditujukan pada sekumpulan orang yang didalamnya terdapat unsur
keterkaitan individu dalam suatu masyarakat.
3. Pelayanan dasar bersifat relationship artinya bahwa pelayanan yang
diberikan meliputi berbagai aspek dan membutuhkan kerja sama lintas
program dan lintas sektoral.
Lingkup praktik keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
a. Keperawatan kesehatan sekolah
Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area
dalam keperawatan komunitas yang lebih difokuskan dalam
upaya pencegahan dan penatalaksanaan penyakit menular
dengan menekankan pada upaya preventif dan kuratif. Perawat
kesehatan sekolah berperan dalam melaksanakan EPSDT , yaitu
early and periodic screening, Diagnosis, and Treatment Health
Problem. Tujuan kesehatan sekolah difokuskan pada :
1) Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan mencari upaya
pemecahan masalah kesehatan.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup
yang lebih sehat kepada siswa dan keluarga.
Untuk mencapai tujuan diatas diperlukan program kesehatan sekolah
yang komprehensif, yang meliputi :
1) Pelayanan kesehatan.
2) Pendidikan kesehatan.
3) Peningkatan kesehatan lingkungan.
4) Aktivitas latihan fisik.
5) Pelayanan bimbingan dan konseling psikologis.
6) Pelayanan makanan yang sehat untuk civitas sekolah.
7) Pelayanan pekerja sosial.
8) Tenaga promosi kesehatan.
13
9) Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam
meningkatkan kesehatan sekolah.
Upaya pelayanan untuk meningkatkan kesehatan sekolah dapat berupa
pengkajian dan skrining siswa sekolah secara periodik, case finding,
pelayanan konseling pada siswa sekolah, kegiatan promosi kesehatan,
upaya pencegahan penyakit, manajemen kasus, pelayanan rehabilitasi,
serta pelayanan keperawatan dan emergensi.
Sebagai area yang lebih menekankan pada upaya preventif dan promotif
maka upaya pendidikan kesehatan lebih menekankan pada upaya
peningkatan prilaku hidup sehat baik konitif maupun afektif.
b. Keperawatan kesehatan kerja
Pelayanan berfokus pada promosi kesehatan, proteksi, dan
pemulihan tenaga kesehatan kerja dalam hubungannya dengan
keselamatan dan lingkungan kerja yang sehat. Tujuan
keperawatan kesehatan kerja antara lain :
1) Melinduni kesehatan pekerja dari ancaman potensial
yang berasal dari tempat kerja.
2) Membantu pekerja untuk menciptakan lingkungan kerja
yang sesuai dengan kapasitas fisik, mental, dan
emosional sehingga tercapai tingkat efisiensi tanpa
adanya keadaan yang membahayakan kesehatan dan
keselamatannya.
3) Menjamin pelayanan kesehatan yang adekuat serta
rehabilitasi dari kondisi sakit/ cedera.
4) Mendorong pekerja untuk mempertahankan derajat
kesehatan yang optimal.
14
H. PENGERTIAN PUSKESMAS
Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. (Ilham Akhsanu
Ridlo, 2008).
Mutu tidak lepas dari kata “kualitas” atau mutu itu sendiri. Kata kualitas
mengandung banyak definisi dan makna seperti :
1. Mutu adalah kualitas.
2. Bebas dari kerusakan atau cacat.
3. Kesesuaian penggunaan,persyaratan atau tuntutan.
4. Melakukan segala sesuatu secara benar sejak awal.
5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat.
6. Kepuasan klien dalam arti klien dan keluarga klien.
Mutu juga didefinisikan sebagai gambaran karakteristik menyeluruh dari
barang dan jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.
1 Rumah sakit A Menilai mutu atas dasar kepuasan klien
2 Rimah sakit B Menilai mutu atas dasar penilaian prilaku dan
kinerja perawat
3 Rumah sakit C Menilai berdasarkan standar penilaian bila
tidak ada insiden penyakit infeksi nosokomial
4 Rumah sakit D Menilai pada orientasi QA dan TQM(Total
Quality Management )
I. Visi dan Misi Puskesmas
15
1. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat .
Indikator Kecamatan Sehat:
a) lingkungan sehat
b) perilaku sehat
c) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d) derajat kesehatan penduduk kecamatan
2. Misi Puskesmas
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya
3. Peran Puskesmas
Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
4. Fungsi Puskesmas
a. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah
kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada
d. masyarakat di wilayah kerjanya.
16
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif
dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat
dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program
J. RUANG LINGKUP MUTU
Dipuskesmas meliputi mutu petugas termasuk kualifikasi, mutu kerja, bahan,
alat, fasilitas, obat, pelayanan dan informasi. Sasaran yang ingin dicapai dalam
upaya peningkatan mutu antara lain sebagai berikut :
1. Menurunkan angka kematian.
2. Menurunkan angka kecacatan.
3. Meningkatkan kepuasan masyarakat dan pemberi pelayanan kesehatan
masyarakat,terutama diwilayah kerjanya.
4. Penggunaan obat secara rasional serta tindakan pengobatan yang wajar.
RANCANGAN KEWENANGAN WAJIB DAN STANDARD
PELAYANAN MINIMAL
17
Kewenangan Wajib Jenis Pelayanan
1. Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan Dasar
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir
Pelayanan kesehatan bayi dan anak pra
sekolah
Pelayanan kesehatan anak usia sekolah
dan remaja
Pelayanan kesehatan usia subur
Pelayanan kesehatan usia lanjut
Pelayanan imunisasi
Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat
Pelayanan pengobatan / perawatan
2. Penyelenggaraan
pelayanan kesehatan
rujukan dan
penunjang
Pelayanan kesehatan dengan 4
kompetensi dasar (kebidanan, bedah,
penyakit dalam, anak)
Pelayanan kesehatan darurat
Pelayanan laboratorium kesehatan yang
mendukung upaya kesehatan perorangan
dan kesehatan masyarakat
Penyediaan pembiayaan dan jaminan
kesehatan
3. Penyelenggaraan
pemberantasan
penyakit menular
Penyelenggaraan penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
polio
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
TB paru
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
18
malaria
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
kusta
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
ISPA
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
HIV-AIDS
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
DBD
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
diare
Pencegahan dan pemberantasan penyakit
fliariasis
4. Penyelenggaraan
perbaikan gizi
masyarakat
Pemantauan pertumbuhan balita
Pemberian suplemen gizi
Pelayanan gizi
Penyuluhan gizi seimbang
Penyelenggaraan kewaspadaan gizi
5. Penyelenggaraan
promosi kesehatan
Penyuluhan prilaku sehat
Penyuluhan pemberdayaan masyarakat
dalam upaya kesehatan
6. Penyelenggaraan
kesehatan
lingkungan dan
sanitasi dasar
Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik,
kimia, biologi
Pengendalian vektor
Pelayanan hygiene sanitasi di tempat
umum
7. Pencegahan dan
penanggulangan
penyalahgunaan
narkotika,
Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan
NAPZA) yang berbasis masyarakat
19
psikotropika dan zat
adiktif lain
8. Penyelenggaraan
pelayanan
kefarmasian dan
pengamanan sediaan
farmasi, alat
kesehatan serta
makanan dan
minuman
Penyediaan obat dan perbekalan
kesehatan untuk pelayanan kesehatan
dasar
Penyediaan dan pemerataan pelayanan
kefarmasian di saranan pelayanan
kesehatan
Pelayanan pengamanan farmasi alat
kesehatan
K. Program Pokok Puskesmas
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
b. Keluarga Berencana
c. Usaha Peningkatan Gizi
d. Kesehatan Lingkungan
e. Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
g. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
h. Usaha Kesehatan Sekolah
i. Kesehatan Olah Raga
j. Perawatan Kesehatan Masyarakat
k. Usaha Kesehatan Kerja
l. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
m. Usaha Kesehatan Jiwa
n. Kesehatan Mata
20
o. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
p. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
q. Kesehatan Usia Lanjut
r. Pembinaan Pengobatan Tradisional
L. Upaya Menjaga Mutu Pelayanan Puskesmas
Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya menjaga mutu pelayanan
puskesmas antara lain sebagai berikut :
1. Monitoring atau pemantauan yang objectif.
Fungsi ini dilaksanakan secara rutin dengan mengumpulkan informasi tentang
aspek-aspek penting dalam pemberian pelayanan.
2. Pengkajian ( asessment )
Dilaksanakan secara periodik untuk mengkaji informasi yang terkumpul dalam
rangka mengidentifikasi masalah-masalah penting dan kemungkinan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
3. Koreksi pada tindakan hal-hal yang kurang baik serta meningkatkan mutu dan
kewajaran pelayanan terhadap klien. Pengambilan tindakan atau koreksi dalam
rangka memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dapat dilakukan melalui
kegiatan pemantauan dan pengkajian.
4. Evaluasi yang objectif.
Untuk menilai apakah tindakan yang diambil efektif atau tidak.
5. Umpan balik ( feedback )
Hasil-hasil yang diperoleh ari pelaksanaan tindakan-tindakan yang terpilih dan
disepakati,diinformasikan kepada semua pihak terkait.
Keterkaitan antara masing-masing fungsi diatas dapat dijelaskan melalui gambar 9.1
Monitoring
Correction feedback
Evaluation
Assesment
21
Gambar 9.1 Proses pelaksanaan upaya menjaga mutu pelayanan puskesmas
M. Kunci Dalam Upaya Menjaga Mutu Pelayanan Puskesmas.
Tujuh kunci dalam menjaga mutu pelayanan puskesmas antara lain sebagai
berikut :
1. Share value : yaitu nilai-nilai yang dianut bersama, etika profesi, rasa terikat
pada kultur organisasi, persepsi karyawan terhadap pimpinan yang merupakan
suatu kesamaan persepsi.
2. Strategi ,harus jelas dan diketahui oleh semua personel.
Dimana meliputi :
a. Seluruh staf puskesmas mulai dari pimpinan sampai tukang parkir
puskesmas harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip
mutu pelayanan kesehatan,sehingga dapat menyusun langkah-langkah
upaya peningkatan mutu puskesmas.
b. Memberi prioritas peningkatan sumber daya manusia dipuskesmas
termasuk peningkatan kesejahteraan karyawan melalui program
pendidikan dan pelatihan.
22
c. Menciptakan budaya mutu di puskesmas termasuk didalamnya
menyusun program yang digunakan dalam penggunaan SOP lalu
menetapkan mekanisme evaluasi.
3. Pengorganisasian atau struktur,menetapkan kegiatan-kegiatan dalam menjaga
mutu.
4. Sistem,mencakup prosedur internal tentang cara peningkatan mutu.
5. Skill atau keterampilan.
6. Staf,bagaimana motivasi dari masing-masing staf.
7. Style, mencakup bagaimana manajemen organisasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan
suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk klien. Fokus utama standar praktek keperawatan adalah klien. Digunakan
untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan keperawatan yang diberikan dalam
upaya mencapai pelayanan keperawatan.
23
Standar praktik keperawatan merupakan acuan untuk praktik
keperawatan yang harus dicapai oleh seorang perawat dan dikembangkan untuk
membantu perawat melakukan validasi mutu dan mengembangkan keperawatan.
Menurut ANA memiliki 6 poin jenis praktek keperawatan yaitu Pengkajian,
Diagnosa keperawatan, Identifikasi hasil, Perencanaan, Implementasi, Evaluasi.
Menurut DEPKES memiliki 8 standar keperawatan dan menurut PPNI
standar praktik keperawatan merupakan komitmen professi keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi.
Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai acuan
pencapaian dibidang pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.
B. Saran
Demikianlah pemaparan makalah ini semoga bermanfaat bagi yang
mempelajarinya dan dapat memberikan pengetahuan serta referensi baru bagi
pembaca. Selanjutnya agar praktik keperawatan di Indonesia lebih maju lagi
serta mutu pelayanan di Rumah sakit, Puskesmas dan Klinik dapat menjalankan
pelayanannya dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2009. Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj.
Andrina Ferderika). Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, wahid Iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta : Salemba Medika
24