35
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK (BERAS) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Bogor, 3 Juni 2013 Penyusun

makalah kenaikan beras

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tentang kenaikan beras yang lengkapcontact me @ 08999575874 semoga berhasil

Citation preview

Page 1: makalah kenaikan beras

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan pertolonganNya penulis dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul

“PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK (BERAS)

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI”. Meskipun banyak rintangan dan

hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil

menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa

yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam

pembuatan karya ilmiah ini.

Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari

hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat

menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai

kehidupan yang lebih baik lagi.

Bogor, 3 Juni 2013

Penyusun

Page 2: makalah kenaikan beras

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi........................................................................................................

Abstak............................................................................................................

Pendahuluan...................................................................................................

Page 3: makalah kenaikan beras

PENGARUH KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK (BERAS)

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ABSTRAK

Kenaikan harga merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi

laju pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga terjadi karena faktor

musim atau cuaca yang tidak mendukung sehingga berakibat pada

gagalnya panen padi. Kenaikan harga akan mengurangi tingkat

konsumsi masyarakat karena pendapatan masyarakat lebih kecil

daripada tingkat konsumsi sehingga berakibat pada meningkatnya

jumlah kemiskinan. Kemiskinan dan tingkat pola konsumsi yang

cenderung turun akan berpengaruh pada pertumbuhan ekononi suatu

negara menjadi negatif. Sebagai akibat dari kenaikan harga bahan

pokok, pemerintah melakukan kebijakan dengan cara menstabilkan

harga bahan pangan dan melindungi kepentingan petani sebagai

produsen yang rentan terhadap fluktuasi harga melalui upaya

pengaktifan peran bulog.

Page 4: makalah kenaikan beras

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 2013 ini, Indonesia dilanda krisis pangan yaitu kenaikan beras

yang begitu tinggi. Harga beras yang begitu tinggi, mengakibatkan sebagian

masyarakat Indonesia beralih ke makanan pokok pengganti lainnya yang harganya

relatif murah, seperti singkong, jagung, kentang, dan berbagai jenis umbi-umbian.

Krisis pangan bisa dalam dua arti, yakni keterbatasan stok atau kualitas rendah.

Dalam teori Malthus, pengertian krisis pangan adalah dalam arti persediaan

terbatas, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan bagi semua penduduk.

Kemiskinan dan kehancuran petani Indonesia semakin diperparah dengan

lahan pertanian milik petani yang kian berkurang. Data di BPS pada 2002

disebutkan, buruh tani pada 1995 berjumlah sekitar 5,064 juta keluarga dan

meningkat menjadi 7,10 juta keluarga pada 1999. Pada 2003 tercatat ada 11,7 juta

keluarga buruh tani. Jumlah tersebut terus meningkat setiap tahunnya.

Impor beras adalah strategi jangka pendek yang tentunya "terpaksa"

dilakukan karena kondisi Indonesia sudah kritis akibat bencana alam dan berbagai

faktor darurat lain. Indonesia terjebak dalam kebijakan pangan yang monokultur,

yang merupakan bagian dari upaya penyeragaman kebudayaan sejak Orde Baru.

Indonesia menjadi sangat bergantung pada satu jenis tanaman pangan, yaitu padi

yang menghasilkan beras sebagai bahan pokok pangan.

Ribuan suku bangsa di Indonesia dapat menghasilkan sumber makanan

yang beraneka ragam. Kearifan pangan lokal, seperti sagu, umbi-umbian, dan

jagung mempunyai sumber energi karbohidrat yang berkualitas. Jika alam di

wilayah tersebut tidak cocok untuk budidaya padi, yang terjadi adalah kelaparan

seperti di Sikka (NTT) dan daerah lain di Indonesia.

Menurut Suryana dkk. (2001), beras sebagai makanan pokok tampaknya

tetap mendominan pola makan orang Indonesia. Hal ini terlihat dari tingkat

partisipasi konsumsi beras di Indonesia yang masih diatas 95%.

Page 5: makalah kenaikan beras

Bagi Indonesia, impor pangan adalah hal yang sangat biasa dan sudah

dianggap wajar. Mulai dari gandum (untuk terigu), kedelai, gula hingga beras,

ternyata sulit dipenuhi sendiri oleh Indonesia. Ironis memang, terutama Indonesia

dikenal sebagai negara agraris. Negara agraris merupakan negeri yang masih

didomonasi oleh ekonomi pedesaan, sebagian besar dari jumlah angkatan kerja

atau tenaga kerja bekerja di pertanian. Seperti yang dapat dilihat di tabel 1, tahun

1982 jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor tersebut tercatat 31,6 juta

orang, atau lebih 50% dari jumlah tenaga kerja yang ada pada tahun tersebut.

Sebagai perbandingan pada tahun yang sama industri manufaktur hanya

mengerjakan sekitar 6 juta orang lebih atau pangsanya dalam total kesempatan

kerja hanya sekitar 10%. Pada tahun 2000, jumlah orang yang bekerja di pertanian

bertambah menjadi 40,7 juta orang lebih, namun masih lebih kecil dibandingakan

jumlah pekerja di sektor tersebut pada awal tahun 1990-an, yakni sekitar 41 juta

orang.

Tabel 1

Kesempatan Kerja Menurut Beberapa Sektor : 1982-2000(Juta

Orang*)

Periode PertanianIndustri

ManufakturPertambangan Lainnya Total

1982

1984

1989

1991

1993

1995

1997

1999

2000

31,6

33,1

41,3

41,2

40,1

35,2

35,9

38,4

40,7

6,0

5,6

7,3

8,0

8,8

10,1

11,2

11,5

11,6

0,4

0,4

0,5

0,6

0,7

0,6

0,9

0,7

0,5

19,8

21,0

24,4

26,7

19,7

34,1

39,1

38,2

37,1

57,8

60,1

73,4

76,4

79,2

80,1

87,1

88,8

89,8

Keterangan :* = dibulatkan

Sumber : BPS

Page 6: makalah kenaikan beras

Namun, banyaknya jumlah petani beras tidak mempengaruhi harga beras.

Harga beras dipasaran tidak kunjung turun, bahkan persediaan beras di gudang

penyimpanan beras makin manipis, hal ini diakibatkan karena adanya pembagian

beras oleh Pemerintah Daerah bagi masyarakat. Upaya tersebut dilakukan untuk

menetralkan harga beras di pasaran yang tidak kunjung turun. Selain upaya

tersebut, Pemda juga mengadakan Operasi Pasar. Namun usaha tersebut tidak

membuahkan hasil seperti apa yang diharapkan. Beberapa akibat yang

ditimbulkan dari kenaikan beras mencakup beberapa akibat, diantaranya :

1. Akibat bagi Pemakai atau Pengkonsumsi dan ;

2. Akibat bagi Petani atau pemproduksi

Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat dan hampir di seluruh

Indonesia, kecuali daerah papua. Walaupun beras bisa diganti dengan makanan

lain, namun tidak semua masyarakat dapat mengkonsumsi makanan pengganti

beras. Oleh karena itu, beras sangat dibutuhkan. Beras merupakan kebutuhan

pokok untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tingginya harga beras

membuat masyarakat sedikit lebih hemat untuk membeli barang sekunder.

Apalagi harga beras yang mengalami kenaikan cukup tinggi pada beberapa bulan

terakhir. Akibat kenaikan harga bahan pokok, pertumbuhan ekonomi menjadi

tidak stabil. Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil cenderung naik atau turun.

Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk membuat makalah yang berjudul

Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Pokok (Beras) Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh kenaikan harga bahan pokok yang secara terus-

menerus terhadap pertumbuhan ekonomi?

2. Bagaimana pula cara mengatasi peristiwa tersebut?

Page 7: makalah kenaikan beras

Tujuan Masalah

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui banyaknya pengaruh kenaikan harga bahan pokok

terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara

2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi kenaikan harga bahan

pokok

3. Untuk mengetahui penyebab kenaikan harga beras

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh yaitu dapat mengetahui pengaruh kenaikan

harga bahan pokok terhadap pertumbuhan ekonomi dan mengetahui cara untuk

mengatasinya jika sewaktu-waktu terjadi kembali.

Page 8: makalah kenaikan beras

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Pertanian

Penduduk Indonesia sebagian besar tinggal di pedesaan. Mereka pada

umumnya hidup bercocok tanam. Karena itu, pertanian merupakan bidang

pembangunan yang penting di Indonesia.

Faktor alam mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertanian.

Pengaruh alam atas pertanian tersebut sangat jelas. Pengaruh – pengaruhnya itu

adalah sebagai berikut :

a. Pengaruh Iklim terhadap pertanian. Iklim sangat menentukan corak dan jenis

tanaman sehingga terdapat perbedaan antara tanaman di daerah panas, daerah

subtropis, dan daerah dingin.

b. Pengaruh topografi terhadap pertanian. Pada daerah yang keadaan topografinya

berbukit – bukit, pemakain mesin - mesin modern sulit dilaksanakan.

c. Pengaruh pengairan terhadap pertanian. Daerah yang banyak airnya dapat

digunakan sebagai area persawahan.

d. Pengaruh angin terhadap pertanian. Angin yang kencang dapat merusak area

pertanian.

e. Pengaruh jenis tanah. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman,

waktu bertanam, dan cara bertanam.

Indonesia merupakan Negara agraris. Faktor pendukungnya adalah sebagai

berikut :

a. Tanahnya luas dan subur;

b. Iklimnya cocok untuk pertanian, yaitu iklim tropis, suhu cukup tinggi, dan curah

hujan tinggi ;

c. Wilayah laut luas dan kaya ikan;

d. Populasi hewan dan tumbuh-tumbuhan banyak jenisnya dan cocok untuk tumbuh

di Indonesia

e. Tanah yang berbukit – bukit dapat menambah keragaman holtikultura.

Beberapa bukti bahwa Indonesia merupakan negara agraris adalah sebagai

berikut :

a. Sekitar 44,96% angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor pertanian (tahun

1998).

Page 9: makalah kenaikan beras

b. Ekspor hasil pertanian merupakan sumber devisa yang penting.

c. Bidang pertanian merupakan prioritas dalam pembangunan nasional hingga saat

ini.

2.2 Tinjauan tentang Bentuk Pertanian

Kegiatan penduduk Indonesia di bidang pertanian ada dua macam, yaitu

pertanian rakyat dan pertanian perkebunan.

1) Pertanian rakyat adalah pertanian yang dikerjakan oleh rakyat. Usaha pertanian

rakyat sering disebut pertanian kecil. Berbagai bentuk pertanian rakyat di

Indonesia dibedakan menjadi empat macam, yaitu bersawah, berladang,

bertegalan, dan berkebun.

a. Bersawah adalah cara bertanam padi di sawah-sawah yang mendapatkan air dari

pengairan. Padi sawah dapat digolongkan menjadi dua, yaitu padi rendengan dan

padi gadu.

1) Padi rendengan ialah tanaman padi sawah yang waktu tanamnya pada musim

penghujan, misalnya pada permulaan musim penghujan, yaitu bulan November –

januari dan waktu menuai jatuh pada bulan April – Mei (penghabisan musin

penghujan).

2) Padi gadu adalah penanaman padi sawah yang teratur pengairannya dan waktu

penanamannya dilakukan sesudah padi rendengan atau musim kemarau. Padi gadu

ditanam kira – kira bulan Juni –Juli.

Usaha menanam padi lainnya dengan cara berikut :

1. Padi Lebak adalah padi yang ditanam di tanah lembab di kanan kiri sungai. Bila

banjir, daerah ini terendam, tetapi pada musim kemarau daerah ini kering.

2. Padi Banarawa atau sawah rawa adalah sawah yang tidak pernah kering. Sawah

ini banyak terdapat di pinggiran rawa atau muara sungai besar.

b. Berladang ( huma ) adalah cara bertanam menebang hutan lalu membakarnya,

setelah itu baru ditanami. Setelah ditanami 3 sampai 4 kali, lahan ini ditinggalkan

karena tidak subur lagi. Petani lalu membuka bagian lain dari hutan untuk

dijadikan ladang. Sesudah beberapa kali tanam mereka pindah lagi kebagian lain.

Demikian seterusnya, hingga 10 sampai 20 tahun, baru mereka kembali kebagian

pertama. Ladang yang demikian disebut dengan ladang berpindah. Sistem

Page 10: makalah kenaikan beras

pertanian ladang sangat merugikan, karena merusak hutan dan tanah kehilangan

kesuburannya.

c. Bertegalan adalah cara bertanam di tanah kering dengan menggantungkan pada air

hujan. Permukaan tanah tegalan tidak tetlalu datar. Pada musim kemarau tegalan

tidak ditanami karena terlalu kering. Tanaman utama tegalan adalah jagung, ketela

pohon, kacang tanah, dan jenis kacang-kacangan untuk sayuran. Selain itu juga

banyak ditanami pohon buah-buahan, dan pohon untuk kayu bakar.

d. Tanaman pekarangan adalah jenis tanaman yang ditanam di sekitar rumah dan

dikerjakan secara intensif.

2) Pertanian perkebunan adalah pertanian yang mengusahakan tanaman perkebunan.

Berdasarkan modal, system pengolahan, kualitas dan hasil produksinya, pertanian

perkebunan dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu:

a. Perbebunan rakyat dan;

b. Perkebunan besar

Untuk lebih jelasnya perbedaan antara perkebunan rakyat dan perkebunan

besar, anda dapat memperhatikan tabel 2 berikut ini.

Tabel 2

Perbedaan antara Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Besar

Perkebunan Rakyat Perkebunan Besar

- Diperlukan modal kecil

- Sistem penanamannya kurang

memperhatikan kesuburan tanah

- Kurang memperhatikan bibit unggul

- Pengairannya kurang teratur

- Alat-alat sederhana

- Tidak ada atau sedikit tenaga ahli

- Hasil produksi lebih ditujukan untuk

kebutuhan sendiri

- Diperlukan modal besar

- Sistem penanamannya

memperhatikan kesuburan tanah

- Selalu menggunakan bibit unggul

- Pengairannya teratur

- Alat – alat modern

- Banyak tenaga ahli

- Hasil produksi lebih ditujukan untuk

di eksport.

Page 11: makalah kenaikan beras

2.3 Tinjauan tentang Pertanian Tanaman Pangan

Jenis makanan pokok atau tanaman pangan pokok sebagian besar rakyat

Indonesia adalah beras , jagung di Madura dan Nusa Tenggara Timur, dan Ubi

kayu sebagian di Irian Jaya dan daerah Gunung Kidul. Produksi tanaman pangan

itu sebagian besar untuk mencukupi kebutuhan sendiri dan sisanya dijual di

pasaran.

Usaha meningkatkan hasil produksi pertanian anrata lain dapat dilakukan

dengan lima cara yaitu :

1. Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi Pertanian adalah pengolahan lahan pertanian dengan sebaik-baiknya

dengan menggunakan beberapa sarana. Sarana-sarana produksi yang digunakan

dalam intensifikasi pertanian meliputi lima bidang yang disebut panca usaha tani.

2. Ekstensifikasi Pertanian

Ektensifikasi Pertanian adalah usaha memperluas lahan pertanian dengan cara

membuka lahan pertanian baru. Misalnya, dengan cara membuka hutan dan

semak-semak, daerah sekitar rawa-rawa. Usaha tersebut hanya dapat dilaksanakan

di pulau-pulau besar di luar Jawa. Sebab di daerah itu masih tersedia tanah yang

luas.

3. Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian adalah usaha pengolahan sawah dengan menggunakan

mesin – mesin.

4. Diversifikasi Pertanian

5. Rehabilitasi Pertanian

Seperti tampak pada Tabel 3, produksi tanaman padi selama periode 1968-

1992 hasilnya baik dan meningkat terus. Bahkan pada tahun 1984 Indonesia

berhasil mencapai swasembada dalam penyediaan beras secara nasional.

Sukses Indonesia mencapai swasembada beras mendapat pujian

internasional. Presiden pada saat itu Soeharto pada tahun 1985 memperoleh

kehormatan dengan diundang untuk berpidato dalam sidang FAO di Roma.

Perhatikan tabel 3 tentang peningkatan produksi dari tahun 1968-2000.

Page 12: makalah kenaikan beras

Tabel 3

Produksi Padi 1968-2000 (juta ton)

Tahun

Produksi Padi Nasional Beras

Nasional JawaLuar

JawaVolume

Persentase

Pertumbuha

n

1968

1973

1978

1983

1988

1990

1991

1992

1994

1996

1997

1998

2000

17,2

21,5

25,8

35,3

41,7

45,2

44,7

48,2

46,6

51,1

49,4

49,2

51,2

tad

tad

tad

tad

tad

27,2

26,4

28,3

26,5

28,4

27,9

27,7

28,5

tad

tad

tad

tad

tad

18,0

18,3

20.0

20,1

22,7

21,5

21,5

22,0

tad

tad

17,5

24,0

29,3

29,4

29,0

21,4

30,3

33,2

31,2

31,1

31,7

tad

tad

10,4

5,1

7,7

1,0

-1,1

8,0

-3,1

2,7

-6,1

-0,3

0,6

Sumber : BPS

Keterangan : tad = tidak ada data

Menurut Surono (2001), kemampuan produksi setiap satu ha lahan di pulau

Jawa paling tinggi, yakni menghasilkan padi sebesar 5 ton Gabah Kering Giling

(GKG), sedangkan di luar Jawa rata-rata hanya 3,7 ton.

Apabila dilihat dari sisi banyaknya beras yang dikonsumsi di dalam negeri

selama periode 1980-an hingga krisis ekonomi (1998), pada tahun-tahun tertentu

tingkat produksi beras berada dibawah garis swasembada, yang artinya produksi

beras tidak mencukupi kebutuhan konsumsi di dalam negeri, sehingga import

beras meningkat. Pada tahun 1990 hingga 1991 volume produksi berada di bawah

kebutuhan konsumsi domestik, dan tahun 1992 sampai dengan pertengahan 1993

produksi meningkat cukup tajam hingga melebihi kebutuhan pasar dalam negeri,

Page 13: makalah kenaikan beras

walapun menjelang akhir tahun itu produksi kembali menurun. Tahun 1997

produksi padi merosot sebesar 3,4% akibat musim kering yang sangat panjang (El

Nino) ditambah dengan efek krisis ekonomi. Tahun 1998, pada saat krisis

ekonomi mencapai klimaksnya, Indonesia juga mengalami krisis beras yang serius

yang ditandai dengan pembelian panik, penjarahan dan kelangkaan artifisial,

sehingga harga beras pada saat itu membumbung tinggi. Volume produksi pada

saat itu menurun sebesar 4,6% (Simatupang, 2000)

Luas panen padi secara keseluruhan selama tahun 1968-1992 meningkat dari

8.020 ribu ha menjadi 10.870 ribu ha, atau meningkat 1,4 x. Dalam Repelita III

dan IV, usaha percetakan sawah mencapai 371 ribu ha. Selama tahun – tahun

1989-1992, total produksi padi rata –rata meningkat 4,3%/tahun.

Bertambah besarnya luas panen padi pada tahun 1998 tidak diikuti oleh

peningkatan produksi dan produktivitas padi. Hal itu tercermin dari angka

produksi padi pada tahun 1997 yang merosot 3,4%, hingga tahun 1998 volume

produksi padi menurun sebesar 4,6%.

2.4 Tinjauan tentang Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah pembayaran yang didapat karena seseorang telah bekerja

atau menjual jasa, tetapi tidak sama dengan kekayaan. Karena kekayaan seseorang

bisa jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatannya.

Menjelang pertengahan 1997, beberapa saat sebelum krisis ekonomi

muncul, tingkat pendapatan per kepala di Indonesia sudah melebihi 1000 dolar

AS, dan tingkat ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan 30 tahun yang lalu.

Menurut teori klasik, tingkat pendapatan riil ditentukan oleh produktivitas

tenaga kerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Tingkat produktivitas dan jenis

pekerjaan yang didapat sesorang itu sendiri ditentukan oleh tingkat pendidikan

dan ketrampilan. Misalnya, tidak mungkin seorang dokter mata sama gajinya

dengan seorang penarik becak.

Page 14: makalah kenaikan beras

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada hari selasa , tanggal 1 Juni 2013, di desa

Cipaku, kecamatan Mrebet, kabupaten Purbalingga yang diakses melalui internet

dan menanyakan petani yang bertempat tinggal disana dan melakukan wawancara

atau tinjauan kembali dengan jawaban yang kurang jelas.

3.3 Analisis DataPengolahan data yang kami gunakan yaitu dengan cara analisis presentase.

Dimana hasilnya akan dijadikan dalam bentuk persen.

Page 15: makalah kenaikan beras

METODOLOGI

Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Desember 2005 selama

dua musim tanam di Kabupaten Konawe dan Kabupaten Kolaka sebagai sentra dan

wilayah potensial pengembangan padi di Sulawesi Tenggara. Dengan pertimbangan yang

sama, dari masing-masing kabupaten dipilih dua desa untuk melihat keragaman kinerja

usaha tani padi, terpilih Desa Langgomea dan Duriasi di Kabupaten Konawe, Desa

Mowewe dan Tahoa di Kabupaten Kolaka.

Penelitian dilakukan dengan metode survei dengan mewawancarai beberapa

petani pemilik dan penggarap lahan, pemilik traktor, pemilik pompa air dan power tresher

serta wawancara terhadap pemilik penggilingan (RMU). Data yang terkumpul kemudian

ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-

tabel.

Page 16: makalah kenaikan beras

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kenaikan Harga bahan Pokok

Dalam jangka waktu tertentu bahan pokok akan mengalami suatu kenaikan atau

penurunan harga. Kenaikan harga bahan pokok merupakan salah satu pengaruh

terhadap perekonomian masyarakat. ”Harga beras yang melonjak dalam beberapa

hari ini diperkirakan bakal mempengaruhi laju inflasi” (Fathoni, 2010: 1). Hal ini

dikarenakan tingginya kenaikan harga beras. Sehingga banyak masyarakat

mengeluh karena tidak dapat membeli beras seperti sebelum harga beras naik.

Kenaikan harga beras sangat dirasakan oleh rakyat menengah kebawah,

sedangkan untuk rakyat menengah keatas tidak begitu merasakan karena mereka

masih mampu untuk membelinya. ”Di sisi lain, kenaikan harga tak sebanding

dengan kenaikan pendapatan masyarakat. Pegawai negeri sipil dan TNI/Polri lebih

baik karena menerima kenaikan gaji” (Prabowo, 2010: 1).

”Biasanya, kenaikan harga beras akan diikuti oleh kenaikan harga bahan

pokok lainnya sehingga bakal mendongkrak angka inflasi” (Fathoni, 2010: 1).

Kenaikan harga-harga yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor, yaitu.

1) Para buruh yang menginginkan upahnya dinaikkan

2) Harga naik terjadi karena ulah pedagang yang selalu ingin mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya

3) Faktor musim yang berkepanjangan seperti kemarau yang sangat panjang

dapat mengakibatkan harga naik secara drastis karena padi yang ditanam

mereka kering bahkan mati. Begitu pula hujan yang berkepanjangan yang

mengakibatkan banjir sehingga petani gagal panen

4) Pemberitaan akan kenaikan harga di media informasi

5) Selain itu kenaikan harga-harga mempunyai dampak positif dan negatif

terhadap masyarakat antara lain.

a) Bila harga bahan pokok secara umum naik secara terus-menerus,

maka masyarakat panik, sehingga perekonomian tidak berjalan

normal, karena disatu sisi ada masyarakat yang berlebihan untuk

memborong barang, sementara yang kekurangan tidak bisa

Page 17: makalah kenaikan beras

membeli barang. Akibatnya negara rentan terhadap segala macam

kekacauan yang ditimbulkannya.

b) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga

untuk memperbesar keuntungan dengan cara

mempermainkanharga dipasaran, sehingga harga akan terus-

menerus naik.

c) Bila kenaikan harga-harga berkepanjangan, maka produsen banyak

yang bangkrut karena produknya akan relatif semakin mahal

sehingga tidak dapat membelinya.

d) Kenaikan harga yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri

kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh

e) Tingkat pengangguran cenderung turun karena masyarakat akan

bergerak melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan

atau membuka usaha (Putong, 2003: 252).

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output atau pendapatan perkapita.

Perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan

outputriil. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur

dengan output riil per orang. Jika pendapatan perkapita naik maka ekonomi akan

tumbuh. ”Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk persentase dan

bernilai positif, tetapi juga mungkin saja bernilai negatif....Negatifnya

pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar

dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun

sebelumnya” (Putong, 2003: 252).

Adanya pertumbuhan ekonomi bertujuan menyarankan bagaimana

mengelola sumber daya agar perekonomian tetap stabil sesuai keinginan

masyarakat.

Fenomena penting mengenai pertumbuhan diberbagai negara, yaitu

terdapatnya perbedaan dalam taraf kemajuan ekonomi dan kemakmuran ekonomi

yang dicapai berbagai negara dan pertumbuhan ekonomi suatu negaratetap

Page 18: makalah kenaikan beras

mengalami perubahan yang relatif besar dan tingkat pertumbuhannya tidak selalu

teguh (Sukirno, 2005: 444).

Pengaruh Kenaikan Harga Bahan Pokok Pada Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh akibat kenaikan harga bahan pokok terhadap pertumbuhan ekonomi,

yaitu ketika harga-harga bahan pokok naik, maka secara riil pendapatan seseorang

menjadi turun. Pendapatan secara riil yang turun akan berakibat pada tingkat

pertumbuhan ekonomi yang negatif. Secara matematis, sebagai berikut.

Y = C+I+G+X-M dimana: Y = Pendapatan Nasional

C = Tingkat Konsumsi

I = Tingkat Investasi

G = Pengeluaran pemerintah

X = Ekspor

M = Impor

Dimana kenaikan harga bahan pokok akan mempengaruhi tingkat konsumsi yang

semakin menurun. Tingkat konsumsi yang semakin turun akan mempengaruhi

pendapatan secara nasional. Pendapatan nasional tersebut akan berpengaruh

terhadap Pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan ekonomi turun, maka

Pertumbuhan ekonomi yang akan terjadi adalah pertumbuhan ekonomi yang

negatif (pertumbuhan ekonomi turun). Selain itu, kenaikan harga bahan pokok

akan mengakibatkan kenaikan harga terhadap barang lainnya yang akhirnya juga

akan menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Cara Mengatasi Kenaikan Harga Bahan Pokok (Beras)

Kenaikan harga pangan ini perlu mendapat perhatian dan fokus utama dalam

agenda kerja pemerintah. Karena ini sangat berhubungan dengan hajat hidup

orang banyak dan sangat urgen bagi kelangsungan kehidupan rakyat kecil. Untuk

mengatasi kenaikan harga pangan, ada beberapa hal tindakan yang dapat

dilakukan, diantaranya melalui upaya jangka pendek dan jangka menengah.

Salah satu upaya mengatasi kenaikan harga pangan dalam jangka pendek

adalah melalui upaya pengaktifan peran Bulog. Hal ini sangat penting untuk

menstabilkan harga bahan pangan dan melindungi kepentingan petani sebagai

Page 19: makalah kenaikan beras

produsen yang rentan terhadap fluktuasi harga. Kebijakan strategis dalam jangka

menengah adalah meningkatkan produksi bahan pangan terutama beras, jagung,

dan kedelai. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus lebih fokus dalam

meningkatkan produksi pangan. Program ekstensifikasi maupun intensifikasi

melalui penyediaan bibit unggul, kredit, dan penyuluhan juga sangat penting

untuk ditingkatkan. Tentu untuk meningkatkan produksi domestik tidak bisa

dilakukan dalam sekejap. Berbagai tahapan perlu dikaji dan dilakukan. Bibit

unggul harus disediakan, lahan pertanian di luar Jawa harus dibuka lebih luas, dan

petani di Jawa terpaksa harus ditransmigrasikan. Pembangunan sektor pertanian

pun sebaiknya dilakukan melalui pendekatan agrobisnis agar produksi pertanian

mempunyai value added dan nilai jual yang tinggi. ”Selain itu, penciptaan

lapangan kerja bidang perpanganan juga merupakan cara yang tepat untuk

mengatasi dampak kenaikan harga pangan” (Epsdin, 2008:1).

Kebijakan lain yang dapat mengatasi kenaikan harga bahan pokok, yaitu

dengan mengimpor beras dari luar negeri yang berpotensi menghasilkan beras

yang banyak. Antara lain, Thailand, Vietnam, Filifina, dan lain-lain.

Beberapa cara lain yang dapat ditempuh untuk menangani

kenaikan harga barang kebutuhan pokok khususnya ketika

saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri adalah sebagai berikut.

1. Menyeimbangkan Produksi dengan Kebutuhan

Bulan Ramadhan kemudian dilanjutkan Hari Raya Idul Fitri,

masyarakat mulai bersiap-siap menyambutnya dengan mulai

mencari segala kebutuhan pokok untuk persediaan. Hal ini

menyebabkan pola konsumsi dalam masyarakat mengalami

perubahan.

Semula pola konsumsi masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya hanya untuk sesaat itu saja, kemudian berubah

menjadi pola konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan jangka

waktu yang lama.

Page 20: makalah kenaikan beras

Upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu

yang lama ini dengan meningkatkan persediaan barang 

keperluan sebanyak-banyaknya untuk menjamin kebutuhan 

yang akan datang  dengan cara saling mendahului di antara

masyarakat untuk mencari dan membeli barang kebutuhan

terutama kebutuhan pokok.

Hal ini menyebabkan konsumsi dalam masyarakat menjadi

meningkat pesat. Meningkatnya konsumsi masyarakat dalam

memenuhi kebutuhan dan persediaan untuk jangka waktu yang

lama tidak seiring dengan ketersediaan barang-barang yang

dibutuhkan masyarakat. Barang-barang dibutuhkan masyarakat

dapat diperoleh dipasar-pasar dengan proses jual-beli.

Meningkatnya konsumsi masyarakat mengakibatkan barang

kebutuhan menjadi langka, cepat habis bahkan lenyap.

Kelangkaan barang kebutuhan di pasar-pasar mengakibatkan

masyarakat panik. Kepanikan masyarakat dalam memperoleh

barang kebutuhan mempengaruhi proses jual-beli di pasar-pasar.

Masyarakat berusaha secepatnya memperoleh barang

kebutuhannya sementara pedagang di pasar-pasar berusaha

menyediakan barang kebutuhan masyarakat secara lengkap dan

sebanyak-banyaknya. Untuk menyediakan Barang-barang

kebutuhan masyarakat untuk dijual, pedagang-pedagang

berusaha memperoleh ketempat-tempat produksi barang

kebutuhan masyarakat. Produksi barang kebutuhan masyarakat

terbatas cenderung jumlah produksi barang tetap. Memaksa

pedagang memperoleh barang kebutuhan dari sesama pedagang

yang masih memiliki persediaan berapapun tinggi harga barang

kebutuhan masyarakat.

Page 21: makalah kenaikan beras

Akibatnya harga barang kebutuhan masyarakat di pasar-pasar

menjadi bergejolak atau harga-harga naik.  Dapat kita lihat

bahwa adanya Peningkatan yang pesat dan cepat dalam

masyarakat untuk memperoleh barang kebutuhannya, adanya

Kelangkaan penyediaan barang-barang kebutuhan masyarakat di

pasar-pasar.

Peristiwa kenaikan harga-harga barang sudah sering terjadi dan

berulang-ulang setiap tahunnya. Untuk mengatasi peristiwa

kenaikan harga-harga  diperlukan Peranan penting sektor

produksi barang kebutuhan masyarakat, kepentingan sektor

produksi adalah meningkatkan jumlah produksi barang-barang

kebutuhan masyarakat pada saat terjadinya peningkatan

konsumsi masyarakat.

Peranan sektor produksi  oleh perusahaan swasta maupun

Perusahaan Negara harus lebih tanggap terhadap peristiwa

kenaikan harga-harga karena peristiwa kenaikan harga-harga

terjadi berulang-ulang setiap tahunnya. Namun masih diperlukan

juga peranan pemerintah dalam hal memonitor jumlah konsumsi

masyarakat dan jumlah barang kebutuhan masyarakat yang di

hasilkan oleh sektor produksi, menerbitkan kebijakan impor bila

masih kurang dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat

dan mengawasi jalur distribusi barang supaya lancar sehingga

Kenaikan harga-harga barang kebutuhan masyarakat dapat

terkendali.

2. Operasi Pasar

Menjelang puasa, harga kebutuhan pokok mulai mengalami

kenaikan. Guna menekan kenaikan harga kebutuhan pangan,

pemerintah harus meningkatkan volume operasi pasar terutama

Page 22: makalah kenaikan beras

di daerah-daerah rawan kenaikan harga. Operasi pasar ini perlu,

untuk mencegah para spekulan menaikkan harga semaunya.

Tujuannya melindungi masyarakat, supaya tidak terbebani

kenaikan-kenaikan harga sembilan bahan pokok (sembako).

Operasi pasar disinyalir bisa menekan inflasi. Karena kenaikan

harga kebutuhan pokok biasa diikuti inflasi. Pemerintah

seharusnya mewaspadai gejolak harga pangan khususnya beras.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa setiap menjelang

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, harga-harga selalu

mengalami kenaikan.

Menjelang bulan Ramadhan tahun ini pun, beberapa harga bahan

pokok sepertinya akan terus mengalami kenaikan, seperti telur,

ayam, dan terutama beras. Perubahan harga kebutuhan pokok

khususnya beras harus segera direspon oleh pemerintah.

Menjelang Ramadhan ini kebutuhan konsumtif masyarakat

semakin tinggi, bila tidak ada operasi pasar maka harga

dikhawatirkan akan terus melambung.

Harga bahan pokok yang mengalami kenaikan menjelang

Ramadhan, menurut saya juga tidak terlepas dari pengusaha dan

distributor bahan pokok yang nakal yang melakukan aksi

penimbunan seperti yang saya ungkapkan di atas sebelumnya.

Bukannya ingin menuduh, tetapi dari yang sudah-sudah hal

tersebut telah sering terjadi di negeri yang kita cintai ini.

Page 23: makalah kenaikan beras

Peningkatan permintaan masyarakat dan keterbatasan stok

dijadikan alasan bagi mereka untuk menaikkan harga. Oleh

sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berikut

jajarannya (dinas terkait) wajib mewaspadai (bukan mencurigai)

aksi penimbunan stok bahan pokok tersebut. Tindakan seperti itu

perlu dilakukan agar ketersediaan serta harga sembako tidak

melambung sehingga bisa menimbulkan ketenangan

masyarakat, khususnya yang akan menjalani puasa.

3. Pengendalian Stok

Kenaikan harga pangan di dunia ternyata mempengaruhi harga

pangan di dalam negeri. Apalagi saat ini sepengetahuan saya

sebagian besar bahan pangan yang ada di pasar dalam negeri

diperoleh dari impor.

Karena itu, menurut saya selama indonesia masih tergantung

pada pasokan pangan impor, kenaikan harga pangan dunia yang

dipastikan terus terjadi setiap tahunnya akan berujung pada

tambahan beban bagi masyarakat, ditambah lagi kebijakan

pemerintah yang menyerahkan pengadaan bahan pangan

kepada mekanisme pasar membuat harga barang kebutuhan

pokok selalu mengalami kenaikan. Khususnya setiap menjelang

hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran. 

Seharusnya kebijakan perekonomian nasional lebih berpihak

pada kepentingan rakyat. Jangan semua dilepas kepada

mekanisme pasar tanpa ada kendali dari pemerintah. Selain itu,

pemerintah juga harus berani menindak tegas para pemain atau

spekulan yang terbukti memainkan harga di pasaran. Sejauh

yang saya tahu, stok beras nasional mayoritas dikendalikan oleh

Page 24: makalah kenaikan beras

pihak swasta dan sisanya dipegang pemerintah melalui Perum

Bulog.

Bisa kita bayangkan, dengan dominasi pihak swasta sebagai

pengendali stok beras nasional, mereka bisa memainkan harga

dengan leluasa sehingga sampai kapan pun Bulog tidak akan

sanggup membeli gabah dari para petani kita. Ini karena

harganya yang memang melewati harga pembelian pemerintah.

Pemerintah bakal mengalami kesulitan mengendalikan

kestabilan harga bahan pangan maupun komoditas lainnya.

Apalagi pasokan bahan pangan itu sebagian besar memang telah

dipegang swasta. Kecuali ada kebijakan yang diubah mengenai

harga pangan dari pemerintah yang memang seharusnya

dikendalikan sendiri.

Page 25: makalah kenaikan beras

BAB 4

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kenaikan harga ditimbulkan

oleh beberapa faktor salah satunya faktor cuaca dimana jika terjadi hujan

berkepanjangan, maka sawah-sawah akan terendam air akibatnya petani gagal

panen. Sehingga harga bahan pokok terus melonjak naik. Harga bahan pokok

yang mengalami kenaikan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara

turun. Dimana pendapatan suatu negara semakin kecil daripada tahun sebelumnya.

Jika harga barang pokok naik, masyarakat akan mengurangi tingkat konsumsinya.

Untuk itu, agar tidak terjadi kenaikan harga yang berkepanjangan, maka

pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu dengan

cara meningkatkan produksi bahan pangan terutama beras.

Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan masalah kenaikan harga tersebut

adalah masyarakat tidak usah panik apabila terjadi kenaikan harga karena

pemerintah telah mengetahui sebelumnya bahwa akan terjadi kenaikan harga

bahan pokok dan pemerintah sudah melakukan tindakan untuk mengatasi masalah

kenaikan harga beras. Saran yang kedua, jika masyarakat mengetahui bahwa akan

terjadi kenaikan harga, sebaiknya jauh-jauh hari masyarakat bersikap lebih hemat

agar dapat mengatasi kenaikan harga jika terjadi sewaktu-waktu.

Page 26: makalah kenaikan beras

DAFTAR PUSTAKA

Epsdin. 2008. ”Mengatasi Kenaikan Harga Pangan”, (Online),

(http://epsdin.wordpress.com/2008/02/23/mengatasi-kenaikan-harga-pangan/ ).

Fathoni, Riza. 2010. ”Kenaikan Harga Beras Diramal Dongkrak Inflasi Bulan

Ini”, (Online), (http://www1.kompas.com/read/xml/2010/01/25/17531079/

kenaikan.harga.beras.diramal.dongkrak.inflasi.bulan.ini).

Prabowo, Hermas E. 2010. ”Mencari Solusi Kenaikan Harga Beras”, (Online),

(http://nasional.kompas.com/read/2010/09/01/0753027/Mencari.Solusi.Kena

ikan.Harga.Beras).

Putong, Iskandar. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro & Makro. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2005. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.