46
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunitas 1 ( Keperawatan Keluarga ) Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S. Kep.,Ns, M, Si Disusun Oleh : Lia Dian S 010111b001 Majrul Hairy 010111a069 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES NGUDI WALUYO

MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keluarga

Citation preview

Page 1: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunitas 1

( Keperawatan Keluarga )

Dosen Pengampu : Dwi Novitasari, S. Kep.,Ns, M, Si

Disusun Oleh :

Lia Dian S 010111b001

Majrul Hairy 010111a069

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2014

Page 2: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi ) adalah penyakit dimana

umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap penyakit

hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Dimana tekanan

darah itu sendiri adalah tekanan didalam pembuluh arteri ketika darah

dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat

dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan

angka seperti berikut 120/180 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan

sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang

berelaksasi, disebut dengan tekanan diastolik.

Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka.

Dikatakan tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik mencapai 140 mmHg

atau lebih atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih. Dikatakan

hipertensi jika didapatkan ukuran yang tinggi ( misalnya 160/90 mmHg )

sebanyak dua kali dalam tiga kali pengukuran, selama paling sedikit dua

bulan (8minggu).

B. Tujuan

1. Untuk mempelajari Asuhan keperawatan Hipertensi pada keluarga

2. Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga tentang : tanda, gejala

dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hipertensi

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Page 3: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Hipertensi

1. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.

Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya

lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol.

(Elisabet Corwin, hal 356).

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140

mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen,

1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah

diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara Hearrison 1997).

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi

adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan

sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau telkanan diastolik

lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur

rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu

yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan

tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.

2. Etiologi

Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan

kerusakan pada organ targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung.

Bila tak teratasi, hipertensi dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal,

dan kebutaan, dan gagal jantung kongestif. Berdasarkan penyebabnya

hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

1) Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat

dipercepat atau maligna, namun banyak factor yang

mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,

Page 4: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari

eksresi Na, obesitas, merokok dan stress

2) Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit

dasar. Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler

renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin

dll.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang

spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac

output atau peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa

factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan

eksresi atau transport Na.

b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang

mengakibatkan tekanan darah meningkat.

c. Stress Lingkungan

d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang

tua serta pelabaran pembuluh darah.

e. Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi

antara lain:

a) Keturunan

b) Usia

c) Berat badan

d) Perokok

e) Pola makan dan gaya hidup

f) Aktivitaas olah raga

3. Patofisiologi

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan

pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Penurunan kesadaran, daan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Menurunnya tonus

vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel jugularis.

Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan apabila

Page 5: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin

yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan

pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada

pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu

juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan

retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan

darah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan

kerusakan pada organ organ seperti jantung.

4. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join

National Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif,

dkk, 1999 hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik mmHg

a. Normal 130 – 139 85 – 89

b. Perbatasan 140 – 159 90 – 99

c. Hipertensi tingkat I 160 – 179 100 – 109

d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85

e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110

5. Manifestasi Klinik

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi pada

ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan

adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata

berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal

sesungguhnya tidak).Pada tingkat awal sesungguhnya, Hipertensi

asimtomatis, mempunyai gejala :

Page 6: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

1) Sakit kepala : pada occipital,, seringkali timbul pada pagi hari.

2) Vertigo dan muka merah.

3) Epistaksis spontan.

4) Kelelahan

5) Mual dan muntah

6) Sesak nafas

7) Gelisah

8) Penglihatan kabur atau scotomas dengan perubahan retina.

9) Kekerapan nocturnal akibat peningkatan tekanan dan bukan oleh

gangguan ginjal.

10) Sebagai akibat hipertensi yang berkepanjangan, maka akan

terjadi :

a. Insufiensi koronen dan penyumbatan.

b. Gagal jantung.

c. Gagal ginjal.

d. Cerebrovaskular accident (stroke).

Page 7: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

6. Pathway

Umur ObesitasGaya HidupJenis Kelamin

Elastisitas, arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan Struktur

Penyumbatan pembuluh darah

Vasokonstriksi Gangguan Sirkulas

otak

Suplai O2

otakRetensi pembuluh darah otak

Ginjal

Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal

Retina

Spasme arteriole

diplopiaNyeri Kepala

Gangguan pola tidur

Sinkop Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal

Blood Flow menurun

Respon RAA

Gangguan Perfusi Jaringan

Resiko injuri

Retensi Naedema

Kelebihan volume

Pembuluh Darah

Sistemik Koroner

vasokonstriksi

Iskemi miokard

After load meningk

Nyeri dada

Penurunan curah jantung

fatigue

Intoleransi aktivitas

Page 8: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

2. Proses Keperawatan Keluarga

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :

1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga

Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :

a. Mengidentifikasi data demografi dan sosiokultural

b. Data lingkungan

c. Struktur dan fungsi keluarga

d. Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga

e. Perkembangan keluarga

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu

sebagai anggota keluarga adalah pengkajian :

a. Fisik

b. Mental

c. Emosi

d. Sosial

e. Spiritual

2. Perumusan diagnosis keperawatan

3. Penyusunan perencanaan

Perencanaan disusun dengan berdasarkan prioritas, menetapkan

tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi

keperawatan.

4. Pelaksanaan asuhan keperawtan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi

sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan

pemerintah.

5. Evaluasi

Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Prinsip Pemberian Asuhan Keperawatan pada Keluarga

1. Bekerjasama dengan keluarga secara kolektif

2. Mulai sesuai dengan kemauan keluarga

3. Sesuaikan NCP dengan tahap perkembangan keluarga

Page 9: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

4. Terima dan akui struktur keluarga

5. Penekanan pada kemampuan keluarga.

Tahap Pengkajian (Assessment)

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.

Pengkajian dapat juga diartikan sebagai tindakan yang digunakan oleh

perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai

norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem

yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya (Effendy,

1998).

Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu

ukuran atau suatu penilaian mengenai keadaan keluarga dengan

menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai,

prinsip-prinsip, aturan-aturan dan harapan-harapan, teori, konsep yang

berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga.

Sumber informasi dari tahap pengkajian dapat menggunakan metode :

1. Wawancara

Berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,

mental, sosial-budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan, dsb.

2. Observasi-pengamatan

Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena

sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja. Misalnya : yang

berkaitan dengan lingkungan fisik (ventilasi, penerangan, kebersihan,

dsb).

3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (head to toe)

Dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan dan keperawatan, berkaitan dengan keadaan fisik.

Misalnya : kehamilan, kelainan organ tubuh, dan tanda-tanda

penyakit.

4. Data sekunder (studi dokumentasi)

Page 10: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

Contoh : hasil laboratorium, hasil rontgen, pap smear, dll. Studi yang

berkaitan dengan perkembangan kesehatan anak, diantaranya KMS,

kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

1. Data umum :

Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telpon, pekerjaan kepala

keluarga, pendidikan kepala keluarga dan komposisi keluarga. Selain

itu, perlu dikaji pula tentang :

a. Tipe  keluarga : menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe

keluarga tersebut

b. Suku bangsa : mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan

kesehatan.

c. Agama : mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

d. Status sosial ekonomi keluarga : status sosial ekonomi keluarga

ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun

anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

e. Aktivitas rekreasi keluarga: Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat

kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi

tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan

mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan

keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti. Misalnya

: keluarga Bpk. A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berusia

8 tahun dan anak kedua berusia 5 tahun, maka keluarga Bpk. A

Page 11: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak

sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi

oleh keluarga, serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut

belum terpenuhi. Misalnya : keluarga tengah baya, yang seharusnya

sudah mampu mendirikan keluarga sendiri, tetapi belum

mempunyai rumah sendiri sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti: Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan

pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,

riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian

terhadap pencegahan penyakit (status imuniasi), sumber pelayanan

kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya : Dijelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas setempat

c. Mobilitas geografis keluarga

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e. Sistem pendukung keluarga

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

b. Struktur kekuatan keluarga

c. Struktur peran

d. Nilai atau norma keluarga

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif : Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota

keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,

dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

Page 12: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b. Fungsi sosialisasi :Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana

interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c. Fungsi perawatan kesehatan :Menjelaskan sejauhmana keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat

anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana pengetahuan keluarga

mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga di dalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan

keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga

mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan,

melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota

keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

Hal-hal yang perlu dikaji sejauhmana keluarga melakukan

pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga

mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, tanda-gejala, faktor penyebab dan yang

mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji

adalah :

a. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah

b. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

c. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami

Page 13: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

d. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

penyakit

e. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

yang ada

f. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan

g. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

tindakan dalam mengatasi masalah

3. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji adalah :

a. Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya

(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara

perawatannya)

b. Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c. Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

yang diperlukan untuk perawatan

d. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang

ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik,

psikososial)

e. Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

4. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat. Hal yang perlu

dikaji adalah :

a. Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber

keluarga yang dimiliki

b. Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan

c. Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene

sanitasi

Page 14: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

d. Sejauhmana keluarga mengatahui upaya pencegahan

penyakit

e. Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene

sanitasi

f. Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga

5. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal

yang perlu dikaji adalah :

a. Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

kesehatan

b. Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan

yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan

c. Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap

petugas dan fasilitas kesehatan

d. Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang

baik terhadap petugas kesehatan

e. Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh

keluarga

d. Fungsi reproduksi: Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi

reproduksi keluarga adalah berapa jumlah anak, bagaimana

keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dan metode apa

yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah

anggota keluarga.

e. Fungsi ekonomi : Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi

keluarga adalah sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan, serta sejauhmana keluarga

memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga.

6. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan

Page 15: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam jangka waktu lebih dari

6 bulan

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor : Hal

yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi/stressor.

c. Strategi koping yang digunakan: Strategi koping apa yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

d. Strategi adaptasi disfungsional :Dijelaskan mengenai strategi

adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan

7. Pemeriksaan fisik

Dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan

pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di

klinik.

8. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

Page 16: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

BAB III

LAPORAN KASUS

KASUS:

Ny.K umur 95 tahun, beliau mengatakan sering pusing berputar saat

setelah beraktivitas ataupun bangun tidur. Jika klien merasa sakit atau

pusing klien mengaku hanya membelikannya obat warung dan jika dirasa

dengan obat warung tersebut tidak ada perubahan keluarga langsung segera

memeriksakan klien ke dokter daerah ungaran. Klien tinggal bersama anak,

menantu dan ketiga cucunya. Keseharian klien hanya bermain dengan cucu

dan duduk didepan teras rumah karena mengalami keterbatasan dalam

berjalan dan beraktifitas, serta kadang sempoyongan saat berjalan, jalan

hanya dibantu dengan tongkat sekedarnya. Klien mengaku pernah

menjalani operasi pada kaki tepatnya pada patela tahun 2013 kemarin pada

bulan puasa. Saat pengkajian didapat Tekakanan Darah klien 160/140

mmhg, HR 89x/menit, RR 19x/menit, tidak ada keluhan yang dirasakan saat

pengkajian

A. Pengkajian keluarga

1. Data Umum

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn K

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : OB

Alamat : Ngablak, kec. Ungaran

No. Telp : -

Page 17: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

N

o

Nama L/P Hub.

Klg

Usia Pendidi

kan

Imunisasi Ket

BC

G

DPT Polio Ca

m

Hep B

1 Ny. K P Ibu 95 th SD

2 Tn. K L suami 40 th SMP

3 Ny. S P istri 35 th SMP

4 An. D P anak 7 th SD

5 An. R P anak 5 th TK

6 An. S L anak 3 th PAUD

Tipe keluarga :

a. Jen is type keluarga : big family

b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Terkadang terjadi

pertengkaran antara anak kedua dengan anak ketiga dikarenakan

sifatnya yang masih kekanak-kanakan dan tidak mau mengalah

Suku Bangsa : Jawa

Agama : islam

Status sosial dan Ekonomi Keluarga :

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. K

b. Penghasilan : Rp 1.200.000,-/bulan

c. Harta benda yang dimiliki : Rumah, motor,

kulkas, TV, perabot Rumah Tangga, dll

d. Aktivitas rekreasi keluarga : keluarga mengaku

tidak pernah rekreasi bersama

2. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Page 18: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Keluarga Tn. K

mempunyai seorang istri, ibunya yaitu Ny, K dan 3 orang anak.

Anak pertama umur 7 th, anak kedua umur 5 tahun dan anak ketiga

umur 3 th. Ny. K tiap harinya menjalankan rutinitas yang sekiranya

dia mampu untuk kerjakan sendiri karena keterbatasanya dalam

berjalan, sehingga kadang untuk kebutuhan yang lain dibantu oleh

menantunya.

b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi : Ny.K terkadang

merasakan sakit berputar saat setelah beraktivitas, kaki sakit saat

berjalan dan berjalan dengan bantuan tongkat seadanya, sehingga

keluarga harus membantu jika klien benar membutuhkan

pengobatan segera ataupun bantuan untuk berjalan. Memberikan

perhatian yang lebih dan juga kasih sayang yang cukup

c. Riwayat keluarga inti : dalam keluarga tidak ada yang mempunyai

penyakit hipertensi ataupun penyakit menurun atau menular

lainnya seperti DM. Hanya Ny. K yang mengalami sakit hipertensi

sejauh ini. Jika ada anggota keluarga ada yang sakit langsung

dibawa kepusat kesehatan terdekat..

d. Riwayat keluarga sebelumnya : Tn. K adalah anak dari kedua dari

dua bersaudara, anak pertama meninggal dikarenakan sakit dan

suami Ny. K atau ayah dari Tn. K juga sudah meninggal sejak 9

tahun yang lalu.

3. Data lingkungan

a. Karakteristik Rumah

Luas rumah : 144 m2

Tipe rumah : Permanen

Kepemilikan : Pribadi

Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar

Ventilasi jendela : Cukup dengan terdapatnya

ventilasi disetiap kamar dan ruangan

yang lain

Page 19: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan yang

cukup

Septic tank : Tidak ada (Pembuangan langsung

ke sungai)

Sumber air : Menggunakan sumur

Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu

dengan WC

Sampah : Pembuangan sampah di tanah

kosong atau pekarangan

Kebersihan lingkungan : Cukup bersih dimana terdapat

saluran irigasi dibelakang rumah

yang digunakan untuk pembuangan

(feses) sekaligus pekarangan untuk

pembuangan sampah baik organic

maupun non organic

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

1. Kebiasaan : Klien dengan tetangga sekitar rumah sangat dekat

dan merupakan saudaranya sendiri sehingga terbiasa saling

membantu bila salah satu mempunyai kegiatan di

lingkungannya. Jarak rumah Kelurga Tn K dengan tetangganya

termasuk dekat

2. Aturan : Bahwa setiap warga harus ikut andil dalam kebersihan

lingkungan terutama kebersihan sepanjang jalan dan got.

Warga diminta untuk mau ikut kerja bakti demi kebersihan

lingkungan.

3. Kebersihan : Setiap 1-2 bulan sekali warga membersihkan

lingkungan.

4. Budaya : Budaya yang digunakan adalah gotong royong.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Semenjak kecil, dan menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A

tidak pernah bepindah-pindah tempat.

Page 20: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

d. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam

mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di

masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Ny.S  aktif

dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Sedangkan

kedua anaknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah. Dan

Ny. K biasanya hanya dirumah, dan jarang mengikuti kegiatan

karena keterbatasan saat berjalan.

e. Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny. K sakit yang merawatnya adalah anak dan

menantunnya, membelikannya obat dan jika dengan obat masih

kurang berhasil biasanya Tn.K langsung membawa Ny. K ke

puskesmas atau Rumah sakit ungaran. Untuk setiap kebutuhan

yang dibutuhkan biasanya menantu Ny. K yang mencukupi dan

membantu untuk memenuhi kebutuhan kesehariaanya. Semua Itu

diterapkan, jika ada anggota keluarga yang sakit.

4. Struktur keluarga

a. Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.K melakukan komunikasi secara terbuka,

sehingga Ny. K dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada

anak-anaknya. Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi

anak-anknya tapi Tn.K sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak

segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.

b. Struktur Peran Keluarga :

Tn.A menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi

keluarga. Ny.S adalah ibu rumah tangga dan Ny. S adalah ibu dan

juga mertua serta eyang bagi anak menantu dan juga cucunya.

c. Struktur Peran

a. Tn. K sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam

mengatur rumah tangga

b. Ny. S sebagai istri dan Ibu rumah tangga

Page 21: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

c. An. D sebagai anak pertama sekolah di SD

d. An. R sebagai anak kedua sekolah di TK

e. An. S sebagai anak ketiga dan sekolah di PAUD

d. Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat

mempengaruhi penyakit menurut mereka. Ny.S  sakit memang

karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal

tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan

kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-

anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun

kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka

dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga

berbaikan lagi.

b. Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan

kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny. K meskipun secara

awam,saat Ny.K mengalami pusing ataupun sakit keluarga selalu

tanggap untuk segera memberikan pertolongan dengan membelikan

obat atau membuat ramuan tradisional, sehingga keluarga dapat

mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.K sakit tetapi masih

belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.

d. Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi

mereka sudah bersyukur mempunyai tiga orang anak yang baik-

baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan masih haid

dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk

Page 22: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang

baik.

e. Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil

meskipun Ny.K sering mengeluh sakit kepala, Tn.A masih tetap

sanggup untuk membiayai berobat atau hanya sekedar membeli

obat.

6. Stressor dan koping keluarga

a. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

1 tahun yang lalu Ny. K sakit dan kakinya harus dioperasi,

meskipun itu hanya operasi biasa namun cukup membuat Tn, K

dan istrinya panik.

b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya

dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.

c. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny. S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga

bersama dan sesekali bersama Ny. K jika membicarakan tentang

harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

d. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam

mengambil suatu keputusan.

7. Pemeriksaan fisik

Tanggal 20 september 2014

a. Keadaan Umum

- Kesadaran : Composmentis

- Penampilan umum : Klien tampak sehat

- TTV: TD : 160/140mmhg

N :89x/menit

RR :19x/menit

Page 23: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

b. Kepala

- Kulit Kepala dan Rambut

Tidak ada lesi pada kulit kepala, tampak bersih, warna

rambut klien tampak putih/beruban, rambut tampak bersih

dan penyebarannya merata serta tidak bercabang.

- Mata

Pergerakan bola mata dapat digerakkan ketas dan kebawah,

kekiri dan kesamping, tidak mengalami buta warna dan tidak

terdapat katarak, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mata

kanan dan kiri simtris dan lapang pandang sedikit mengalami

penurunan.

- Hidung

Kedua hidung tampak simetris, tidak ada sekret, fungsi

penciuman baik.

- Telinga

Telinga kanan dan kiri tampak simetris, tidak tampak adanya

serumen, fungsi pendengaran sebelah kiri mengalami

gangguan, namun klien masih mampu untuk menjawab

pertanyaan dengan jelas.

c. Mulut dan Tenggorokan

Mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak ada gigi,

klien masih bisa membedakan rasa makanan dan tidak mengalami

kesulitan saat menelan.

d. Kulit

Kulit tampak kering dan keriput, turgor kulit tidak elastis, warna

kulit sawo matang dan tidak ada lesi, kuku lebih tebal, bentuk

cembung, tidak ada lesi.

e. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan, bisa

digerakan/digelengkan.

f. Thorax

Bentuk dada simetris

Page 24: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

g. Urinari

Klien BAB sehari 1x sehari dengan konsistensi feses lembek,

warna kuning. BAK 3-4x/hari dengan konsistensi warna kuning

jernih, dan bau khas urin.

h. Abdomen

i. Reproduksi

Klien sudah menopouse

j. Ekstremitas

- Ektremitas atas

Kedua tangan dan kiri bisa digerakkan dengan bebas

kedegala arah dan tidak mengalami gangguan, tidak ada lesi

dan tidak ada jaringan parut.

- Ekstremitas bawah

Klien mengalami gangguan saat berjalan terutama pada kaki

kiri pasca operasi terasa kesemutan setiap saat dan nyeri

sehingga saat berjalan dibantu oleh tongkat.

8. Harapan keluarga

Keluarga berharap Ny.K dapat sembuh dan tidak sering pusing-pusing

lagi dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan

baik.

Analisa Data

DATA PROBLEM ETIOLOGI

DS: Klien mengatakan saat dikaji tidak ada

keluahan yang dirasakan.

DO:

TD: 160/140mmhg

N : 89x/menit

RR:19x/menit

Hipertensi

Page 25: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

Skoring Dan Prioritas Masalah

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah

1.      Actual (3)

2.      Resiko tinggi (2)

3.      Potensial (1)

3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-

tan tetapi tidak perlu

ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah

1.      Tinggi (2)

2.      Sedang (1)

3.      Rendah (0)

1/2 x 2 1  membawa Ny.K ke

pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan

pengobatan dan

perawatan.

3.

4

Potensi untuk mence-

gah masalah

1.      Mudah (3)

2.      Cukup (2)

3.      Tidak dapat (1)

2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias

dilakukan dengan

menjaga pola hidup dan

pola makan.

Menonjolnya masalah

Masalah dirasakan dan

perlu penanganan segera

(2)

Masalah dirasakan,

tidak perlu di tangani

segera (2)

Masalah tidak di

rasakan (0)

2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa

menerima keadaan

mereka saat ini meskipun

belum stabil.

Total Skor 3 2/3

Diagnosa Sesuai Prioritas

Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

Page 26: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

Rencana keperawatan

N

o

Diagnosis

Kep.

Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi

Rencana IntervensiUmum Khusus Kriteria Standart

1 Hipertensi

pada Ny.S

keluarga

Tn.A

berhubunga

n dengan

ketidakmam

puan

keluarga

mengenal

karakteristik

penyakit

dan

perawatann

ya

Setelah

dilakuka

n

kunjunga

n

keperaw

atan,

keadaan

penyakit

Ny.S

berangsu

r

membaik

1. setelah

dilakuka

n

kunjunga

n 2-3

hari

selama

30 menit

Keluarga

dapat

mengena

l ka-

rakteristi

k pen-

yakit

hipertens

i

Verbal

Pasien

dapat

menyebu

tkan

dengan

jelas dan

benar

- Pengertian

hipertensi

- Penyebab :

- Keturunan

- Kelelahan

- Kurang

olah raga

- Penyakit

tekanan

darah

tinggi

- Menjawa

b

pertanyaa

n dengan

baik dan

benar.

a. Berrikan

pengetahuan

keluarga tentang

karakteristik

penyakit  hiprtensi

dan perawatannya.

b. Mendiskusikan

bersama tentang

karakteristik

penyakit hipertensi

dan perawatannya.

c. Memberikan

bimbingan dengan

ilustrasi

menggunakan

brosur dan

sebagainya.

d. Mendengarkan

dengan seksama

sanggahan yang

diajukan keluarga.

e. Menanggapi

pertanyaan dengan

sabar.

f. Membimbing

keluarga untuk

Page 27: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

mengulangi

penjelasan yang

sudah diberikan.

g. Berikan pujian bila

keluarga mampu

menjawab dengan

baik dan benar.

2. setelah

dilakukan

kunjunga

n 2-3 hari

selama

30menit

Keluarga

dapat

membuat

kepu-

tusan

yang

tepat

tentang

upaya

pengobat

an Ny.K

ke sarana

kesehatan

dan

bersedia

memberi

kan

perawata

n yang

Verbal

Pasien

memperh

atikan

dengan

baik

Keputusan

yang dibuat

keluarga dan

Ny.K sendiri

a. Mendiskusikan

alternatif  untuk

mengatasi masalah

yaitu :

b. Pentingnya berobat

teratur ke sarana

kesehatan.

c. Pentingnya

kerjasama dengan

petugas kesehatan.

d. Manfaat istirahat

dan olah raga

teratur

e. Berikan dorongan

kepada keluarga

dan Ny.S untuk

membuat

keputusan.

f. Beri pujian

terhadap

keputusan yang

baik dan benar

sebaliknya beri

koreksi atas

keputusan keliru

Page 28: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

baik dan

benar.

. 3. pada

akhir

pertemua

n

Keluarga

sepakat

jika

diadakan

evaluasi

sewaktu-

waktu.

Perilaku

Pasien

melaksan

akn apa

yang

sudah di

ajarkan

dengan

baik

- melakuka

n olah

raga yang

cukup

- makan

teratur

- meluangk

an waktu

untuk

istirahat

dan

refreshing

.

a. Menjelaskan

manfaat evaluasi

sewaktu-waktu.

b. Menjelaskan bahwa

diskusi akan

dilanjutkan jika

hasil evaluasi

tidak sesuai

dengan keputusan

yang telah dibuat

keluarga.

Implementasi Dan Evaluasi

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu

1 Hipertensi

pada Ny.K

keluarga Tn.K

berhubungan

dengan

ketidakmampu

an keluarga

mengenal

karakteristik

penyakit dan

perawatannya

- Mengucapkan salam

- Memvalidasi keadaan

keluarga

- Mengingatkan kontrak

- Menjelaskan tujuan

TUK

Memberikan pendidikan

kesehatan tentang Hipertensi

yang meliputi:

a. Pengertian hipertensi

b. Tanda dan gejala

c. Penyebab dan

pencegahan

S:

- Keluarga menjawab

salam.

- Tn.A mengatakan Ny.S

masih sedikit pusing dan

belum bisa sepenuhnya

melakukan aktifitas.

- Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini

selama 30 menit tentang

pentingnya aktifitas

sehari-hari.

- Keluarga dan pasien

15.30-

16.15

Page 29: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

d. Memeberikan

masukan /saran kepada

keluarga untuk

membawa Ny.K untuk

berobat ke pelayan

kesehatan sebagai

keputusan yang baik.

e. Mengajukan kontrak

waktu pada akhir

pertemuan untuk di

lakukan evaluasi

keadaan Ny.K dan

keluarga.

                                  

mengatakan belum

sepenuhnya memahami

apa itu yang berkaitan

dengan hipertensi.

- Keluarga sudah

membawa Ny.S ke

dokter yang biasa di

kunjungi.

O:

- Keluarga kooperatif dan

aktif saat dijelaskan.

- Keluarga mendengarkan

penjelasan yang

diberikan.

- Ny.K masih terlihat

sedikit lemas , tapi

sudah agak lebih baik.

- TD: 160/140mmHg

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

Page 30: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal

dengan tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau telkanan

diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan

mengukur rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua

waktu yang terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan

tahanan vaskuler perifer pada tingkat arteriol.

Hipertensi disebabkan oleh pola makan dan kebiasaan yang kurang

baik, begitu juga factor usia dan keturunan termasuk factor resiko

terjadinya hipertensi.

Keluarga dengan salah satu anggota mengalami hipertensi harus

mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan hipertensi

dan komplikasi hipertensi yang bisa menyebabkan CVA / stroke.

B. Saran

1) Hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak karena hal itu

akan memperberat hipertensi.

2) Olahraga yang cukup dan terapkan pola hidup yang sehat, berhenti

merokok.

3) Pergilah ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa keadaan tubuh jika

dirasa ada yang sakit, sehingga penyakit akan diketahui sedini

mungkin.

Page 31: MAKALAH Kep. Keluarga - HIPERTENSI.docx

DAFTAR PUSTAKA

Engram, Barbara. 1998. Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta : EGC.

FK UI, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta : 2001.

Mansjoer Arif, dkk, The sixt Report of Join National Committee on Prevention

(JNL, 1997).

Scribd, Askep Hipertensi dan CVA, 2009.

Susilawati. Kumpulan Askep. 29 Februari 2008.

Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC.