26
Makalah Kerajaan Banten

Makalah Kerajaan Banten1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

scacs

Citation preview

Makalah Kerajaan Banten

Disusun Oleh : Aisyah Riefda A X IPA 4 SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER

KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum wr.wbAlhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dalam rangka menyelesaikan tugas sejarah. Penulis sadar bahwa dalam mennyusun makalah ini tidak lepas dari dukungan, kerjasama, bimbingan berbagai pihak. Karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Arif Hidayana S.Pd.Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari ALLAH. Semoga makalah tentang sejarah Kerajaan Banten ini bermanfaat.

Penulis,11 Juni 2015 Hormat kami

Penyusun

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULiKATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2BAB 1 Rumusan masalah3BAB 1.1 Pembahasan41 Lokasi kerajaan banten42 kerajaan Banten43 Sejarah54 Aspek kehidupan75 Aspek kehidupan76 Puncak kejayaan ....77 Masa kesultanan118 penghapusan kesultanan.129 Kemunduran kerajaan Banten..14KATA PENUTUP.15DAFTAR PUSTAKA16

BAB IRUMUSAN MASALAH1. Lokasi Kerajaan Banten.Kerajaan Banten yang menjadi salah satu dari kerajaan Islam di Indonesia terletak di Barat Pulau Jawa.2. kerajaan banten3. Aspek kehidupan masyarakat.Aspek kehidupan kerajaan Banten meliputi:A. Aspek Kehidupan EkonomiB. Aspek Kehidupan SosialC. Aspek Kehidupan PolitikD. Aspek kehidupan budaya4. Puncak kejayaan5. Masa kesultanan6.kemunduran kerajaan BantenBAB IIPEMBAHASAN1. Lokasi Kerajaan Banten.Kerajaan Banten yang menjadi salah satu dari kerajaan Islam di Indonesia terletak di Barat Pulau Jawa. Pada mulanya kerajaan Banten di kuasai oleh kerajaan Pajajaran. Raja kerajaan Pajajaran bersekutu dengan bangsa Portigis untuk membendung kerajaan Demak untuk memperluas wilayahnya. Oleh karena itu, raja Demak yaitu Sultan Trenggana memerintahkan Faletehan / Fatahillah untuk merebut kerajaan Banten dari tangan kerajaan Pajajaran. Ternyata usaha tersebut berhasil dengan gemilang. Pasukan kerajaan Demak di bawah pimpinan Faletehan berhasil menaklukkan kerajaan Banten yang sedang berusaha menghalangi Demak memperluas wilayahnya.2. KERAJAAN BANTENKerajaan Bantenberawal ketikaKerajaan Demakmemperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun1526, pasukan Demak, dibantuSunan Gunung Jatidan puteranya,Hasanuddin, menduduki pelabuhanSunda, yang saat itu merupakan salah satu pelabuhan dari kerajaanPajajaran, dan kotaBanten Girang. Pasukan Demak mendirikan kerajaan Banten yang tunduk pada Demak, denganHasanuddinsebagai raja pertama. Menurut sumber Portugis, saat itu Banten merupakan salah satu pelabuhan kerajaanPajajarandi samping Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang),Kalapa(kiniJakarta) dan Cimanuk.Awal Perkembangan Kerajaan BantenSemula Banten menjadi daerah kekuasaanKerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam) mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya kekuasaan Demak. Namun melalui, Faletehan, Demak berhasil menduduki Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Sejak saat itu, Banten segera tumbuh menjadi pelabuhan penting menyusul kurangnya pedagang yang berlabuh di Pelabuhan Malaka yang saat itu dikuasai oleh Portugis.Pada tahun 1552 M, Faletehan menyerahkan pemerintahan Banten kepada putranya,Hasanuddin. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552-1570 M), Banten cepat berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu, dan Palembang.

3. SejarahTahun932,kerajaan Sundadidirikan di bawah naunganSriwijaya, di kawasan Banten, dengan ibukota diBanten Girang. Kerajaan ini berakhir tahun1030, dengan mungkinMaharaja Jayabupatisebagai raja terakhirnya, yang memindahkan pusat kerajaan ke pedalaman, diCicatihdekatCibadak.Setelah itu Sunda diperkirakan jatuh di bawah kekuasaan langsung Sriwijaya. Di abad ke-12,ladamenjadi bahan ekspor yang berarti bagi Sunda.Dalam bukunya,Zhufan Zhi(1225),Zhao Ruguamenyebut "Sin-t'o" sebagai bawahan Sriwijaya tapi menulis bahwa "tidak ada lagi pemerintahan yang teratur di negara itu. Penduduk menjadi perampok. Mengetahui ini, saudagar asing jarang ke sana." Pernyataan ini menunjukkan pelemahan kekuasaan Sriwijaya, yang sendirinya juga menjadi sarang perompak. MenurutNagarakertagama, setelah rajaKertanegaramenyerang kerajaan Malayu tahun1275, Sunda jatuh di bawah pengaruh Jawa. Namun berkat lada, ekonomi Sunda berkembang pesat di abad ke-13 dan ke-14.MenurutCarita Parahyangan, Banten Girang ("Wahanten Girang") diserangPajajaran, negara pedalaman yang juga beragama Hindu-Buddha. Peristiwa ini diperkirakan terjadi di sekitar tahun 1400. Sunda tunduk pada Pajajaran, yang lebih mementingkan pelabuhannya yang lain,Kalapa(kiniJakarta) dan mungkin satu lagi di muaraCitarum. Mungkin itu sebabnyaTom Piresmenulis bahwa pelabuhan yang paling besar di Jawa Barat adalah Kalapa. Namun di sekitar tahun 1500, perdagangan internasional bertambah pesat untuk lada dan membuat Sunda lebih kaya lagi.JatuhnyaMelakadi tangan Portugis tahun1511berakibatkan perdagangan terpecah belah di sejumlah pelabuhan di bagian barat Nusantara dan membawa keuntungan tambahan ke Sunda. Ada kemungkinan rajanya masih beragama Hindu-Buddha dan masih tunduk pada Pajajaran. Namun berkurangnya kekuasaan Pajajaran memberi Sunda kesempatan dan peluang yang lebih luas. Raja Sunda, yang diancamkerajaan Demakyang Muslim, menolak untuk masuk Islam. Dia ingin bersekutu dengan Portugis untuk melawan Demak. Tahun1522Banten dan Portugis menandatangani suatu perjanjian untuk membuka suatu pos di sebelah timur Sunda untuk menjaga perbatasan terhadap kekuatan Muslim.Tahun 1523-1524,Sunan Gunung Jatimeninggalkan Demak dengan memimpin suatu bala tentara. Tujuannya adalah mendirikan suatu pangkalan militer dan perdagangan di bagian barat pulau Jawa. Sunda ditaklukkannya dan rajanya diusir. Saat Portugis balik ke Sunda tahun1527untuk menerapkan perjanjian dengan Sunda, Gunungjati menolaknya. Sementara Kalapa juga direbut pasukan Muslim dan diberi nama baru, "Jayakarta" atau "Surakarta" ("perbuatan yang gemilang" dalam bahasa Sangskerta.Banten kemudian diperintah oleh Gunung Jati sebagai bawahan Demak. Namun keturunannya akan membebaskan diri dari Demak. Tahun1552, Gunung Jati pindah keCirebon, di mana dia mendirikan kerajaan baru.Jatidiri dan kegiatan Gunung Jati lebih banyak diceritakan dalam naskah yang sifat kesejarahannya kurang pasti sehingga terdapat banyak ketidakpastian. Boleh jadi kegiatan militer yang dikatakan dilakukan oleh dia, sebetulnya adalah perbuatan orang lain yang oleh Portugis dipanggil "Tagaril" dan "Falatehan" (yang mungkin maksudnya "Fadhillah Khan" atau "Fatahillah") dan yang dalam sejumlah cerita disamakan dengan Sunan Gunung Jati.Purwaka Caruban Nagari, suatubabadyang dikatakan ditulis tahun1720, membedakan Gunung Jati dari Fadhillah.Raja Banten kedua,Hasanuddin(bertahta 1552-1570), memperluas kekuasaan ke daerah penghasil lada diLampung, yang hubungannya dengan Jawa Barat sebetulnya sudah lama. Menurut tradisi, Hasanuddin adalah anak Gunung Jati. Dia menikah dengan seorang putri dari raja DemakTrengganadan melahirkan dua orang anak.Raja ketiga,Maulana Yusuf(bertahta 1552-1570), menaklukkan Pajajaran di tahun1579). Menurut tradisi, Maulana Yusuf adalah anak yang pertama Hasanuddin. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara.Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kesultanan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. AkhirnyaKerajaan Jeparamenyerang Kesultanan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Banten karena dibantu oleh para ulama.Tahun1638Pangeran Ratu(bertahta 1596-1651) menjadi raja pertama di pulau Jawa yang mengambil gelar "Sultan" dengan nama Arab "Abulmafakhir Mahmud Abdulkadir5. Aspek kehidupan masyarakat.Aspek kehidupan kerajaan Banten meliputi:A. Aspek Kehidupan EkonomiBanten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedangang Cina, India, gujarat, Persia, dan Arab banyak yang datang berlabuh di Banten. Kehidupan sosial masyarakat Banten dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan, tetapi meluas hingga ke pedalaman.Kerajaan Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena menghasilkan lada dan pala yang banyak. Ada beberapa factor yang mempengaruhinya, antara lain:1. Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memilki syarat menjadi pelabuhan yang baik. Dengan pelabuhan yang memadai itu, kerajaan Banten dapat di datangi oleh pedagang-pedagang dari luar, seperti pedagang dari China, India, Gujarat, Persia dan Arab yang setelah berlabuh di Aceh, banyak yang melanjutkan pelayarannya melalui pantai Barat Sumatra menuju Banten. Selain pedagang dari luar, ada juga pedagang yang dating dari kerajaan-kerajaan tetangga, seperti dari Kalimantan, Makasar, Nusa Tenggara, dan Maluku.2. Kedudukan kerajaan Banten yang sangat strategis di tepi Selat Sunda, karena aktivitas pelayaran perdagangan dari pedagang Islam makin ramai sejak bangsa Portugis berkuasa di Malaka.Kedua faktor ini merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran, sehingga pada saat itu kerajaan Banten sangat cepat mengalami perkembangan yang bias di bilang sangat pesat.

B. AspekKehidupan Sosial Kesultanan BantenKerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa selain Kerajaan Demak, Kasepuhan Cirebon, Giri Kedaton, dan Mataram Islam. Kehidupan sosial rakyat Banten berlandaskan ajaran-ajaran yang berlaku dalam agama Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, kehidupan sosial masyarakat Banten semakin meningkat dengan pesat karena sultan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Usaha yang ditempuh oleh Sultan Ageng Tirtayasa adalah menerapkan sistem perdagangan bebas dan mengusir VOC dari Batavia.Menurut catatan sejarah Banten, Sultan Banten termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW sehingga agama Islam benar-benar menjadi pedoman hidup rakyat. Meskipun agama Islam mempengaruhi sebagian besar kehidupan Kesultanan Banten, namun penduduk Banten telah menjalankan praktek toleransi terhadap keberadaan pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan Banten pada tahun 1673.

Kehidupan sosial masayarakat kerajaan Banten meningkat sangat pesat pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, karena ia sangat memperhatikan kehidupan masyarakat dan berusaha untuk memajukan kesejahteraan rakyatnya. Ada usaha yang di tempuhnya untuk mewujudkan rakyat yang sejahtera, yaitu denganmenerapkan system perdagangan bebas dan mengusir Belanda dari Batavia (Jakarta sekarang) walaupun usahanya ini gagal.Secara pelahan, kehidupan sosial kerajaan Banten mulai berlandaskan pada hokum-hukum Islam. Orang-orang yang menolak ajaran baru memisahkan diri ke daerah pedalaman yaitu di daerah Banten Selatan dan kemudian di kenal dengan nama Suku Badui, kepercayaan ini kemudian disebut dengan Pasundan Kawitan (Pasundan yang pertama).Kehidupan sosial kerajaan Banten dapat kita lihat pada bidang seni bangunan, yaitu seni bangunan oleh Jan Lucas Cardel (orang Belanda yang masuk Islam) dan bangunan-bangunan gapura di Kaibon Banten.C.AspekKehidupan Politik Kerajaan BantenPada awal berkembangnya masyarakat pantai Banten, Banten merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Namun pada tahun 1524 wilayah Banten berhasil dikuasai oleh Kerajaan Demak di bawah pimpinan Syarif Hidayatullah. Pada waktu Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi kerajaan besar.Setelah itu, kekuasaan Banten diserahkan kepada Sultan Hasanudin, putra Syarif Hidayatullah. Sultan Hasanudin dianggap sebagai peletak dasar Kerajaan Banten. Banten semakin maju di bawah pemerintahan Sultan Hasanudin karena didukung oleh faktor-faktor berikut ini:1.Letak Banten yang strategis terutama setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, Banten menjadi bandar utama karena dilalui jalur perdagangan laut.2.Banten menghasilkan rempah-rempah lada yang menjadi perdagangan utama bangsa Eropa menuju Asia.Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Hal-hal yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa terhadap kemajuan Kerajaan Banten adalah sebagai berikut:1.Memajukan wilayah perdagangan. Wilayah perdagangan Banten berkembang sampai ke bagian selatan Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Pulau Kalimantan.2.Banten dijadikan sebagai tempat perdagangan internasional yang mempertemukan pedagang lokal dengan para pedagang asing dari Eropa.3.Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam sehingga banyak murid yang belajar agama Islam ke Banten.4.Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan bantuan arsitektur Lucas Cardeel. Sejumlah situs bersejarah peninggalan Kerajaan Banten dapat kita saksikan hingga sekarang di wilayah Pantai Teluk Banten.5.Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan. Kekuatan ekonomi Banten didukung oleh pasukan tempur laut untuk menghadapi serangan dari kerajaan lain di Nusantara dan serangan pasukan asing dari Eropa.Sultan Ageng Tirtayasa merupakan salah satu raja yang gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia. Kekuatan politik dan angkatan perang Banten maju pesat di bawah kepemimpinannya. Namun akhirnya VOC menjalankan politik adu domba antara Sultan Ageng dan putranya, Sultan Haji. Berkat politik adu domba tersebut Sultan Ageng Tirtayasa kemudian berhasil ditangkap dan dipenjarakan di Batavia hingga wafat pada tahun 1629 Masehi.Kerajaan Banten adalah kerajaan Islam di Jawa yang menjadi kerajaan penghapus kerajaan Hindu di Jawa. Ini di karenakan usaha kerajaan Banten memperluas wilayahnya. Sultan Maulan Yusuf yang menggantikan ayahnya yaitu Sultan Hasanuddin yang mangkat pada tahun 1570 mempeluas wilayah kekuasaannya ke daerah pedalaman. Pada tahun 1579 kekuasaan kerajaan Pajajaran dapatdi taklukkan, ibu kotanya di rebut sedang rajanya Prabu Sedah tewas dalam pertempuran.Kerajaan Banten memiliki banyak raja selama berdirinya. Adapun silsilah raja kerajaan Banten secara kronologis adalah sebagai berikut.1. Sunan Gunung Jati / Fatahillah2. Sultan Maulana Hasanudin 1552 - 1570 (di bawah pemerintahannya kerajaan Banten memperoleh masa kejayaannya)3. Maulana Yusuf 1570 - 15804. Maulana Muhammad 1585 - 1590 (diangkat pada usia 9 tahun)5. Sultan Abdul Mufahir Mahmud Abdul Kadir 1605 - 1640 (dianugerahi gelar tersebut pada tahun 1048 H (1638) oleh Syarif Zaid, Syarif Makkah saat itu.)6. Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1640 - 16507. Sultan Ageng Tirtayasa 1651-16808. Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) 1683 - 16879. Abdul Fadhl / Sultan Yahya (1687-1690)10. Abul Mahasin Zainul Abidin (1690-1733)11. Muhammad Syifa Zainul Ar / Sultan Arifin (1750-1752)12. Muhammad Wasi Zainifin (1733-1750)13. Syarifuddin Artu Wakilul Alimin (1752-1753)14. Muhammad Arif Zainul Asyikin (1753-1773)15. Abul Mafakir Muhammad Aliyuddin (1773-1799)16. Muhyiddin Zainush Sholihin (1799-1801)17. Muhammad Ishaq Zainul Muttaqin (1801-1802)18. Wakil Pangeran Natawijaya (1802-1803)19. Aliyuddin II (1803-1808)20. Wakil Pangeran Suramanggala (1808-1809)21. Muhammad Syafiuddin (1809-1813)22. Muhammad Rafiuddin (1813-1820)D. Kehidupan Budaya Kesultanan BantenMasyarakat yang berada pada wilayah Kesultanan Banten terdiri dari beragam etnis yang ada di Nusantara, antara lain: Sunda, Jawa, Melayu, Bugis, Makassar, dan Bali. Beragam suku tersebut memberi pengaruh terhadap perkembangan budaya di Banten dengan tetap berdasarkan aturan agama Islam. Pengaruh budaya Asia lain didapatkan dari migrasi penduduk Cina akibat perang Fujian tahun 1676, serta keberadaan pedagang India dan Arab yang berinteraksi dengan masyarakat setempat.Dalam bidang seni bangunan Banten meninggalkan seni bangunan Masjid Agung Banten yang dibangun pada abad ke-16. Selain itu, Kerajaan Banten memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada Istana Kaibon yang dibangun oleh Jan Lucas Cardeel, seorang Belanda yang telah memeluk agama Islam. Sejumlah peninggalan bersejarah di Banten saat ini dikembangkan menjadi tempat wisata sejarah yang banyak menarik kunjungan wisatawan dari dalam dan luar negeri.6. Puncak kejayaanMasaSultan Ageng Tirtayasa(bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa. Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara. Dibantu orang Inggris, Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang dengan Persia, India,Siam, Vietnam, Filipina, Tiongkok dan Jepang.Sultan Ageng juga memikirkan pengembangan pertanian. Antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar dilakukan. Antara 30 dan 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 000 orang. Di sepanjang kanal tersebut, antara 30 dan 40 000 ribu hektar sawah baru dan ribuan hektar perkebunan kelapa ditanam. 30 000-an petani ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makassar. Perkebunan tebu, yang didatangkan saudagar Cina di tahun 1620-an, dikembangkan. Di bawah Sultan Ageng, penduduk kota Banten meningkat dari 150 000 menjadi 200 000.7.Masa kesultananA. Masa kekuasaan Sultan HajiPada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada12 Maret1682, wilayah Lampung diserahkan kepadaVOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC diBataviayang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.D.Sunan Gunung JatiSunan Gunung Jati atauSyarif Hidayatullah, lahir sekitar1450M namun ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir pada sekitar1448M. Sunan Gunung Jati adalah salah satu dari kelompokulamabesar diJawabernamawalisongo.Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450. Ayah beliau adalahSyarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar adalah seorang Muballigh dan Musafir besar dariGujarat, India yang sangat dikenal sebagaiSyekh Mawlana Akbarbagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Mawlana Akbar adalah putraAhmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putraSyekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramawt, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucu beliau Imam Husayn.Ibunda Syarif Hidayatullah adalahNyai Rara SantangputriPrabu Siliwangi(dari Nyai Subang Larang) adikKiyan Santangbergelar Pangeran Cakrabuwana yang berguru kepadaSyekh Datuk Kahfi, seorang Muballigh asalBaghdadbernama asliIdhafi Mahdi.Makam Nyai Rara Santang bisa ditemui di dalam komplek KLENTENG di Pasar Bogor, di sebelah Kebun Raya Bogor.Bagi para sejarawan beliau adalah peletak konsep Negara Islam modern ketika itu dengan bukti berkembangnya Kesultanan Banten sebagi negara maju dan makmur mencapai puncaknya 1650 hingga 1680 yang runtuh hanya karena pengkhianatan seorang anggota istana yang dikenal dengan namaSultan Haji.Dengan segala jasanya umat Islam di Jawa Barat memanggil beliau dengan nama lengkap Syekh Mawlana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.E.Sultan Ageng TirtayasaSultan Ageng Tirtayasa (Banten,16311692) adalah putraSultan Abu al-Maali Ahmadyang menjadiSultan Bantenperiode1640-1650. Ketika kecil, ia bergelarPangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadiSultan Mudayang bergelarPangeran RatuatauPangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelarSultan Abdul Fathi Abdul Fattah.Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak diKabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.Riwayat PerjuanganSultan Ageng Tirtayasaberkuasa di Kesultanan Banten pada periode16511682. Ia memimpin banyak perlawanan terhadap Belanda. Masa itu,VOCmenerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang merugikan Kesultanan Banten. Kemudian Tirtayasa menolak perjanjian ini dan menjadikan Banten sebagai pelabuhan terbuka.Saat itu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai kerajaan Islam terbesar. Di bidang ekonomi, Tirtayasa berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Di bidang keagamaan, ia mengangkatSyekh Yusufsebagai mufti kerajaan dan penasehat sultan.Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya,Sultan HajidanPangeran Purbaya, Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten), Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin olehKapten Tackdan de Saint Martin.

8.Penghapusan kesultananKesultanan Banten dihapuskan tahun1813oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu,Sultan Muhamad Syafiuddindilucuti dan dipaksa turun takhta olehThomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan olehGubernur-JenderalBelanda,Herman William Daendelstahun1808

9 .kemunduran kerajaan BantenPara pengikut setia Sultan Ageng yang dipimpin oleh Syekh Yusuf terus melakukan intimidasi terhadap Kompeni itu. Nasib buruk menimpa Syekh Yusuf, tahun 1683 ia beserta keluarganya tertangkap Kompeni. Dengan begitu Kesultanan banten berada di ambang kehancuran. Terlebih lagi dengan ditandatanganinya perjanjian pada tahun 1684 yang terdiri dari sepuluh pasal, yang tentu saja merugikan pihak Kerajaan Banten. Akibat perjanjian ini Kesultanan Banten mulai dikuasai Belanda dengan dibangunnya benteng Kompeni yang bernama Speelwijk di tempat bekas benteng kesultanan yang telah dihancurkan. Penjelasan dalam Banten Dalam Pergumulan Sejarah mengindikasikan bahwa setelah Banten dalam ambang kehancuran, maka Sultan Hajilah yang memegang kekuasaan. Pada masa pemerintahannya, Banten semakin porak-poranda dengan maraknya kerusuhan, pemberontakan, pembunuhan, perampokan, kekacauan di segala bidang yang kerap terjadi di mana-mana. Bahkan sempat terjadi di dalam kota pembakaran yang membumihanguskan 2/3 bangunan Sepeninggal Sultan Haji maka terjadilah perebutan kekuasaan di antara anak-anaknya. Tentu campur tangan Kompeni tidak terelakkan yang menjadikan anak pertama Pangeran Ratu mnejadi Sultan Banten yang bergelar Sultan Abul Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690). Ternyata Sultan ini sangat membenci Belanda dan berniat mengembalikan kejayaan Banten. Akan tetapi selang tiga tahun kemudian ia sakit dan tak lama kemudain wafat.

PENUTUPAssalamu`alaikum wr.wbKami ucapkan terima kasih bagi yang telah membaca resume ini. Kami merasa bahwa dalam kliping ini masih banyak kekurangan dan kami mengharap Kritik dan Saran dari pembaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Atas dukungannya kami mengucapkan Terima Kasih.

iiDAFTAR PUSTAKA Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono,Banten avant l'Islam - Etude archologique deBanten Girang(Java Indonsie) 932 (?)-1526("Banten sebelum Islam - Studi arkeologis tentang Banten Girang 932 (?)-1526"),cole franaise d'Extrme-Orient, 1994,ISBN 2-85539-773-1 Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono, "La principaut de Banten Girang" ("Kerajaan Banten Girang"),Archipel, Tahun 1995, Volume 50, halaman 13-24 Ricklefs, M. C.,A History of Modern Indonesia since c. 1200, 2008 (terbitan ke-4) (Indonesia)Sia-sia, Kalau Bangkitkan Sosok Sultan Banten. Harian Kompas, 28 Maret 2003 (Indonesia)Menunggu Kembalinya Sultan Banten. Republika, 7 September 2003 (Indonesia)Ribuan Peziarah Serbu Masjid Agung Banten. TempoInteraktif, 26 Oktober 2006 (Indonesia)Kesultanan Banten? Wallahualam. Harian Kompas, 26 April 2003

14