11
MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (KERANGKA KONSEP KESPRO) MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (KERANGKA KONSEP KESPRO) OLEH KELOMPOK 1 HENDRI HARYADI INDHIKA GUSTIAWINATA RENA ZELIKA RENI AMALIN RISNA FIRNA LINGGA RIRI YULIA KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG PADANG 2010

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKS1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (KERANGKA KONSEP KESPRO) MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI(KERANGKA KONSEP KESPRO)

OLEHKELOMPOK 1HENDRI HARYADIINDHIKA GUSTIAWINATARENA ZELIKARENI AMALINRISNA FIRNA LINGGARIRI YULIA

KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANGPADANG 2010

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Pengelolaan sampah.Ucapan terimakasih kepada Dra. Hj. Wirda Bachtiar selaku dosen pembimbing mata kuliah ini dan berbagai pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini.Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan tanggapan untuk kesempurnaan makalah ini dan juga untuk menambah pemahaman terhadap topic yang di bahas.Akhir kata semoga makalah ini bermamfaat bagi semua.

Penulis

iBAB I PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksinya (ICPD, Cairo)Kesehatan seksual merupakan keharmonisan hubungan antar manusia, dimana setiap individu merasa nyaman dengan seksualitasnya dan mampu mengkomunikasikan perasaan-perasaan dan kebutuhan seksualnya serta menghormati kebutuhan seksual orang lain. (FWCW Platform, 1996, ICPD)Hak-hak seksual adalah termasuk hak asasi perempuan untuk dapat secara bebas dan bertanggung jawab mengontrol dan memutuskan hal-hal yang terkait dengan seksualitasnya termasuk kesehatan reproduksi dan seksual, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan (FWCW Platform, 1996)

1BAB IIPEMBAHASAN

Kesehatan Reproduksi mendapat perhatian khusus secara global ICPD ( International Converence on Population and Depelopment ) di kairo Mesir tahun 1994 Sekitar 180 negara berpartisipasi dalam konverensi tersebut Hasil kesepakatan: perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas keluarga berencana menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi ICPD tahun 1994 dipertegas dalam konferensi sedunia IV tentang wanita pada tahun 1995 di bejing, Cina.

1. Perkembangan Program Kesehatan Reproduksia. Di indonesia Lokakarya Nasional Kesehatan Reproduksi pada bulan Mei 1996 di Jakarta.b. Definisi Kespro : adalah suatu Keadaan sejahterah fisik, mental dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

2. Ruang Lingkup Kespro Secara Luas Kesehatan ibu dan bayi baru lahir Keluarga Berencana Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi2 Kesehatan Reproduksi Remaja Pencegahan dan Penanganan Infertilitas Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.

3. Dalam penerapanya, pelayanan secara Inti komponen Kespro yang masih menjadi masalah di Indonesia ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Keluarga Berencana Kesehatan Reproduksi Remaja Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut

4. Rekomendasi Lokarya Perlu dibentuk Komisi Kesehatan Reproduksi sebagai Wadah koordinasi SK Menkes Nomor 433/Menkes/Sk/v/1998 tentang Komisi Kespro Penerapan PKRE dan PKRK melalui Integrasi Fungsional Keterlibatan Organisasi Profesi Keterlibatan dan tanggung Jawab pria untuk mencapai kemitraan kesejajaran pria dan wanita Data kesehatan Reproduksi berwawasan jender.

35. Hak ReproduksiHak reproduksi perorangan dapat diartikan bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, Umur, Agama dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab ( kepada diri, keluarga dan Masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan

Hak reproduksi dapat dijabarkan :

1. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kespro yang terbaik2. Perempuan dan laki-laki berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kespro, manfaat dan efek samping obat-obatan dan tindakan medis.3. Adanya untuk memperoleh pelayanan KB yang aman dan efektif terjangkau,dpt diterima sesuai dengan pilihan, tampak paksaan tidak melawan hukum.4. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yg dibutuhkan, yang memungkinkan sehat dan selamat menjalani kehamilan dan persalinan serta memperoleh bayi yang sehat5. Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama.6. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berprilaku sehat dan menjalani kehidupan seksual7. Laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan informasi yang mudah diperoleh dan akurat mengenai PMS termasuk HIV/AIDS

46. Gambaran Derajat Kesehatan Reproduksi di IndonesiaDerajat Kespro di Indonesia masih rendah antara lain : Angka Kematian Ibu ( AKI, 1997 ) : 373/100.000 KH Anemia ibu hamil : 50 % Kurang Energi Kronis ( KEK ) pd ibu hamil 30 % Angka Kematian Bayi ( AKB 1995 ) : 53 per 1000 KH Cakupan pelayanan KB ( CPR, 1997 ) : 57 % Partisipasi laki-laki dalam ber KB ( 1997) : 1,1 % Ibu hamil yang mempunyai satu atau lebih keadaan 4 terrlalu ( 65 % ibu hamil )7. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi buruk terhadap derajat Kespro Perorangan Kemiskinan sekitar 40 % berakibat kesakitan kecacatan dan kematian Kedudukan perempuan dalam keluarga masalnya keadaan sosioekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan kespro belum memadai (jarak, jauh, kurang informasi, keterbatasan biaya, tradisi) Kualitas pelayanan kespro (pelayanan kes kurang memperhatikan klien, kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai)

Prilaku diskriminatif terhadap perempuan1. Perempuan di nomor duakan dalam aspek kehidupan (makan sehari-hari, pendidikan, kerja dan kedudukan)2. Perempuan terpaksa nikah di usia muda karena tekanan ekonomi ortu3. Keterbatasan perempuan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan dirinya4. Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kespro terbatas.BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANKesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksinya (ICPD, Cairo)Perhatian khusus terhadap perempuan inilah yang menyebabkan keterkaitan erat antara masalah kesehatan reproduksi dengan isu kesehatan perempuan dan isu jender, terutama yang menyangkut aspek kesetaraan dan keadilan jender.

6DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1BAB II PEMBAHASAN. 2BAB III PENUTUP3.1 KESIMPULAN.. 6