Makalah Kimia Pengenalan Alat dilaboratoriumkimiairdanarjulian 130630073001 Phpapp02

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SMA

Citation preview

ALAT ALAT DI LABORATORIUM KIMIA

June 1, 2013ALAT ALAT DI LABORATORIUM KIMIA

tugas kimia pengenalan alat alat di laboratorium kimia 2013DISUSUN OLEH :Nama : Irdan Arjulian Kelas : X-2SMAN 25 BANDUNG

\\

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadiran Allah SWT. atas segala rahmat, karunia serta izinya sehingga penulisan dan penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Adapun makalah ini adalah ALAT-ALAT PENELITIAN YANG DIGUNAKAN DI LABORATORIUM KIMIA Penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangannya, dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Meskipun demikian, Penulis berharap mudah-mudahan makalah ini ada manfaatnya khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh siswa-siswi SMA Negeri 25 Bandung.

Penyusun

Juni,2013

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BABI:PENDAHULUAN...............................................................4A. Latar Belakang................................................................4B. Tujuan Masalah...............................................................4C. Prinsip Percobaan4BAB II: PEMBAHASAN .5

A. Dasar Teori....................................5B. Metodologi Percobaan.......................................................9C. Hasil dan pembahasan......................................13

BABIII:PENUTUP............................................26A. KESIMPULAN..............................................................26B. SARAN..........................................................................26

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................27

BAB IPENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I.PENDAHULUAN

1.1 Tujuan PercobaanTujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.2 Latar BelakangDalam kegiatan ilmiah suatu percobaan biasanya dilaksanakan di laboratorium. Dalam melakukan percobaan di laboratorium tentunya seorang praktikan harus mengenal alat-alat yang akan dipergunakan. Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium ini sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat laboratorium beserta fungsinya dalam praktikum kimia dasar. Praktikan dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang akan dipakai ketika melakukan percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat laboratorium beserta fungsinya. Seperti cara pengisian buret yang benar.

1.3 Prinsip PercobaanPrinsip percobaan peralatan di laboratorium adalah berdasarkan identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat pratikum serta fungsi dari masing masing alat tersebut, dan penggunaan atau cara yang tepat untuk menggunakannya.

BAB IIPEMBAHASAN DASAR TEORI

Metode ilmiah lebih dari hanya sekedar pernyataan resmi dan langkah-langkah yang selalu kita lakukan untuk memecahkan masalah secara logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil berusaha memperbaiki mobil yang tidak mau hidup mesinnya bila distater. Mula-mula, penyebab yang jelas dari masalah ini akan dilokalisir dengan cara mengamati hasil dari satu atau beberapa percobaan. Selanjutnya bagian/alat yang diperkirakan penyebabnya diganti atau dibetulkan dan kemudian di coba lagi menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila montir tersebut tepat memperkirakan penyebab masalah tersebut, mka perkerjaan ini selesai. Jika tidak, maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti dan membetulkannya lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat berjalan kembali. (Braddy, 1995: 2).Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains ini. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini (Wahyudi, 2011).Pengajaran metode sains melalui metode praktik laboratorium dapat berperan sebagai (Wahyudi, 2011):1. Untuk memberikan realitas yang lebih nyata dan tiga dimensi daripada sekedar penjelasan tertulis.2. Persamaan matematik atau diagram seperti yang ada di buku teks3. Untuk memberkan bayangan realitas yang memang butuh penjelasan untuk melath penggunaan alat-alat laboratorium beserta teknik-teknik penggunaannya.4. Untuk menguji atau mengkonfirmasi perkiraan-perkiraan teori-teori ilmiah.Oleh karena itu pengajaran sains buku teks memerlukan berbagai pendekatan praktek yang beragam dan cocok dalam pemakaian metode praktek laboratorium. Karena sebelum memulai melakukan praktik di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan dilaboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan dalam praktikum (Laboratorium Kimia SMA YPPI, 2011):1. Labu TakarDigunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses reparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran.2. Gelas UkurDigunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan miniskus pada saat pembacaan skala.3. Gelas BekerAlat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.4. Pengaduk GelasDigunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan.5. Botol PencuciBahan terbuat dari plastik. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran.6. CorongBiasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastik. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.7. ErlenmeyerAlat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut 8. (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan. 9. Tabung ReaksiTerbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit. 10. Rak Untuk tempat Tabung ReaksiRak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.11. Kawat KasaTerbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas dengan alat pemanas/kompor listrik. 12. PenjepitPenjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisipanas.13. SpatulaTerbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat bantu mengambil bahan padat atau kristal.14. Kertas LakmusMerupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Fenolftalein (PP), Metil Jingga (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan.15. Gelas ArlojiTerbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang.16. Cawan PorseleinAlat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan.17. Pipet TetesDigunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil.18. SikatSikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung.19. Pipet UkurAdalah alat yang terbuat dari gelas. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.20. Pipet GondokPipet digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.21. BuretTerbuat dari gelas. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala.Dalam praktikum analis yang baik biasanya cermat dalam hal kerapian. Kerapian hendaknya mencakup juga pemeliharaan perabot-perabot laboratorium yang permanen seperti oven, lemari asam dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus segera dibersihkan dari peralatan, bangku ataupun lantai. Penting bahwa saluran pembuangan di sterilkan dengan mengguyur asam dan basa dengan banyak air (Underwood, 1991: 1).Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap (Underwood, 1991: 578).Maksud penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dari larutan induk dan kelebihan reagensia. Umumnya digunakan kertas saring yang tekstur kehalusannya sedang. Tepi kertas saring hendaknya 1 cm dari bagian tepi atas corong (Vogel, 1994: 72).

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Deskripsi AlatAlat yang digunakan pada percobaan ini adalah: Neraca Analitis Kaca Arloji Sendok Gelas Beker Pengaduk Gelas Corong Kertas Saring Buret Statip Erlenmeyer Labu Ukur Pipet Gondok Kolom Vigraux Soxhlet Kondensor Separator Pipet Mohr Propipet Botol Semprot Aluminium Foil Botol Semprot Aluminium Foil Botol Terang Botol Gelap pH Indikator Tabung Reaksi Gelas Ukur Rak Tabung Reaksi

Pinggan Porselen Pembakar Gas Kaki Tiga Kasa Pemanas Mantel Labu Didih Piknometer Kompor Listrik Pipet Tetes Bunsen Gegep

3.2 BahanBahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: Akuades KMnO4 HCl Larutan NaOH serbuk CaCO3 serbuk

3.3 Prosedur Kerja3.3.1 Penimbangan dan Pembuatan Larutan1 Mengambil gelas arloji, kemudian memasukkan ke dalam neraca analitis.2 Mengalibrasi gelas arloji.3 Mengambil padatan CaCO3, kemudian meletakkan ke atas gelas arloji sedikit demi sedikit hingga mencapai 3 g.4 Mengambil kembali padatan CaCO3 yang telah ditimbang, lalu memasukkan ke gelas beker.5 Mencampur padatan CaCO3 dengan akuades, kemudian mengaduk menggunakan pengaduk.6 Mengamati endapan yang terjadi.

3.3.2 Penyaringan1. Mengambil kertas saring.2. Melipat kertas saring menjadi bagian, kemudian melipat lagi hingga 2-3 lipatan.3. Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada dinding corong dengan membasahinya dengan menggunakan Akuades.4. Meletakkan corong yang telah ditempeli kertas corong diatas gelas piala.5. Memasukkan CaCO3 secara merata pada corong.6. Menuangkan sedikit demi sedikit larutan CaCO3 dengan gerakan memutar pada kertas corong hingga semua endapan CaCO3 dalam gelas beker habis.3.3.3 PengenceranPengenceran larutan HCl1. Mengambil 5 ml HCl dengan menggunakan pipet gondok berukuran 5ml.2. Memasukkan 5 ml HCl ke labu ukur berukuran 100ml.3. Memasukkan Akuades ke labu ukur yang sudah diisi 5ml HCl hingga miniskus bawah Akuades mencapai tanda tera 100ml pada labu ukur.4. Menutup labu ukur, kemudian mengocok labu ukur sebentarPengenceran larutan NaOH1. Mengambil padatan NaOH 8 g.2. Memasukkan padatan NaOH ke dalam Erlenmeyer 100ml.3. Memasukkan Akuades ke dalam Erlenmeyer yang berisi padatan NaOH sampai keduanya tercampur.4. Mengencerkan dan mengocok agar keduanya homogen dan menjadi larutan NaOH 100ml 2 M

3.3.4 Titrasi 1. Memasang buret pada statip.2. Meletakkan labu Erlenmeyer dibawah buret yang sudah dipasang statip.3. Memasukkan Akuades ke dalam buret hingga volumenya sedikit lebih banyak diatas angka nol.

4. Mengeluarkan Akuades dari buret sampai bagian bawah buret terisi dan sampai permukaan Akuades sejajar angka nol5. Memasukkan Akuades pada Erlenmeyer kemudian goyangkan6. Memasukkan Akuades dan serbuk KMnO4 pada gelas beker untuk membuat larutan KMnO47. Mengulangi langkah-langkah 16 untuk menitrasi larutan KMnO4

HASIL DAN PEMBAHASAN :1Gelas kimia 1000 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

Menampung zat kimia

Memanaskan cairan

Media pemanasan cairan

2Gelas kimia 100 mlBahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml. Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa

Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

Menampung zat kimia

Memanaskan cairan

Media pemanasan cairan

3Erlenmeyer 100 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 100 ml. Tingkatan untuk percobaan siswa.Mulut sempit.

o Untuk menyimpan dan memanaskan larutan

o Menampung filtrat hasil penyaringan

o Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi

4

Gelas ukur 100 ml

Gelas dengan penutup. Dasar bundar, Terbuat dari kaca atau plastic yang tidak tahan panas. Tingkatan: untuk siswa. Kapasitas: 100 ml.Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertent

5Erlenmeyer 250 ml

Bahan: gelas borosilikat. Volume : 250 ml. Tingkatan untuk percobaan siswa, mulut lebar.

Tempat mereaksikan zat dan atau mencampur zat

6Pembakar spirtus

Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah penguapan, bahan kaca

Untuk membakar zat atau memanasi larutan.

7Tabung reaksi

Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah.

Untuk mereaksikan zat.

8Batang pengaduk

Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain pipih. Panjang 15 cm.Untuk mengaduk larutan

9Indikator universal

strips, satu boks isi: 100; pH: 0-14Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat dan lainnya.

10Lampu senter

Bahan : plastik. Penggunaan umum. Jumlah batere : 2. Ukuran D.

Untuk menyelidiki beberapa campuran yang bersifat suspensi

11Penjepit tabung reaksi

Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan diameter: 10 -25 mm.

Untuk menjepit tabung reaksi.

12Pipet tetes

Bahan:Gelas. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas baik.

Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.

13Spatula plastik

Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm

Pengambil zat kristal

14Spatula logam

Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang : 150 mm.Pengambil zat yang tidak bereaksi dengan logam.

15Termometer alkohol

Jangkauan pengukuran -10 oC - 110 oC.

Untuk mengukur suhu larutan

16Over Head Projector (OHP)Sumber tegangan 220 Volt. Sumber cahaya dan lensa berada di atas kaca objek. Tempat meletakkan objek pada dudukan dengan permukaan cermin. Ukuran : Standar pabrikan.Untuk menayangkan gambar-gambar yang ada pada transparansi..

17SLIDE PROYEKTOR

Untuk slide 35 mm, dengan lampu 150 watt kuartz, halogen atau yang lebih baik, tombol putar untuk pemfokusan.Wadah /magasin lurus untuk 36 slaid. Dalam kotak penyimpanan.Untuk menayangkan gambar-gambar yang akan ditampilkan

18 Kaca arlojiterbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.

- Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel

- Tempat saat menimbang bahan kimia

- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator

19Botol semprotbotol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik.Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.

20Pipet berukuranberupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnyaBerguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.

21Klem buretterbuat dari besi atau bajauntuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

22Klem bossheadterbuat dari besi atau alumuniumuntuk menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.

23Stirrer magneticTerbuat dari magnetdigunakan untuk mengaduk larutan

24Spectronic 20Mempunyai skaladigunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses spektrofotometri.

25Chromatographyterbuat dari kacadigunakan dalam proses kromatografi kertas.

26Statifterbuat dari besi atau baja, mempunyai 3 kakiuntuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

27Gambar dinding sistem periodik unsurMemuat 114 nama unsur, tiap unsur diberi keterangan mengenai nomor massa , nomor atom, . Ukuran (80 x 120) cm.

Untuk mengenali beberapa unsur yang sudah ditemukan terdapat di alam dan yang belum terdapat di alam.

28Kertas saring

Tingkatan untuk siswa (teknis). Ukuran: 58 x 58 cm,

Untuk menyaring larutan.

29Mortal dan alu

Poslen di glasir. Diameter dalam: 8 cm. Alu panjang: 9 cm.

Menghaluskan zat yang masing bersifat padat/kristal.

30lup (kaca pembesar)Diameter: 50 mm. Bertangkai. Bingkai kaca: logam.

Untuk memperbesar penglihatan pada saat mengamati zat suspensi, gerak brown, dan lain sebagainya.

31Kondenser

Gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300 mm. Diameter pipa masukan-keluaran OD:8, tanpa ada sambungan gelas.Untuk destilasi larutan

32Klem universal Satu baud pengencang jepitan, ukuran panjang sekitar 15 cm, bukaan rahang dapat menggenggam beker 50 ml

Untuk menjepit erlenmeyer dan lain-lain.

33Kaki tiga

Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm.

Untuk penyangga pembakar spirtus

34Boshead

Dua pasang tempat jepitan, 2 pasang jepitan yang saling menyilang siku-siku.

Penjepit klem universal

35Labu destilasi

Bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas 125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6 mm

Untuk destilasi larutan

36Neraca

Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel, ketelitian 10 mg. Bahan : Die-casting. Tipe: tiga lengan. cast aluminium body and beam, stainless steal pan and bow.Untuk menimbang zat.

37Pipa kapiler

Diameter: 8 mm. Diameter dalam: 0.8 mm. Panjang 15 cm.

Untuk mengalirkan gas ke spesimen tertentu.

38volumetrik

Bahan : gelas borosilikat, berskala tunggal, kelas A, kapasitas: 25 cm3. Jenis: amber.

Untuk mengukur volume larutan

39Rak tabung reaksi

Bahan: Plastik , jumlah lubang: 40 , diameter: 16 mm

Tempat tabung reaksi

40Selang kondenser

Diameter dalam: 6 mm, tebal dinding: min. 1.5 mm, Panjang:15 m; Bahan: karet latek sangat plastis.Untuk pengaliran air ke kondensor

41Statif dasar persegi

Dimensii: landasan: 210 x 145 mm.panjang batang: 600 dengan diamater batang: 10 mm. Material : cast iron di cat.

Merangkai peralatan praktikum

42Plat alas pembakaran

Bahan: logam anti karat. Tanpa asbes. Ukuran: 100 x 100 mm.

Alas tempat pemanasan

43Kawat Nikrom

Diameter 0.5 mm, panjang: 150 mm, Tangkai pemegang: gelas.

Untuk megnidentifikasi zat dengan cara uji nyala

44Selang Dialisis

Diameter: kira-kira 15 mm. Selaput semipermiabel. Panjang 20 cm.

Untuk percobaan difusi osmosis

45Bola hisap

Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak mudah lembek.

Untuk menghisap larutan yang akan diukur

46SentrifugeBerupa alat elektronik

berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan.

47Erlenmeyer BuchnerBerupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 LDipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi

48Corong pisahBerupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kacaUntuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.

49Klem maniceTerbuat dari besi atau alumunium

Berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

50DesikatorBerupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air Mengeringkan padatan

51Corong BuchnerBerupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat keringCara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.

52Kawat kasaKawat yang dilapisi dengan asbesDigunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

53CorongTerbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendekUntuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.

54BuretBerupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.

Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

55Sumbat KaretTerbuat dari karetDigunakan untuk menutup

56Stop Watch Terdapat tombol- tombol start,stop,restart Terdapat angka-angka yang menunjukkan jam,menit,detikUntuk pengukur waktu dengan tepat

57Voltmeter Terdapat skala angka Terdapat lubang-lubang untuk menancapkan kabel Terbuat dai plastic dan besiUntuk mengukur beda potensial

58Ohmeter Terdapat skala angka Terdapat lubang-lubang untuk menancapkan kabelDigunakan untuk mengukur hambatan

59Amperemeter Terdapat skala angka Terdapat lubang-lubang untuk menancapkan kabel

Digunakan untuk mengukur kuat arus

60Pipet GondokBentuk tengahnya membesar dan ujungnya meruncingDipakai untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dan tepat.

61Pipa U Berbentuk U Berwarna putih beningUntuk tempat percobaan redoks

62Plat Tetes Terbuat dari porselen Terdapat lubang- lubang

Digunakan untuk

63Termometer Raksa Terbuat dari gelas Ujungnya berwarna putih Terdapat angka-angka ukuranDigunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu larutan.

Tabel 1.1 Macam-macam alat laboratorium dan fungsinya

4.1 PembahasanBerikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul pengenalan alat-alat laboratorium. Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan berbagai alat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan tidak canggung lagi di laboratorium.Dalam percobaan yang telah dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan kimia ini. Alat-alat pemanasan terdiri atas pembakar gas, pembakar spiritus, pemanas mantel, kompor listrik, kaki tiga, kasa, gelas beker, tabung reaksi, labu didih, penjepit. Untuk alat-alat penimbangan terdiri atas labu ukur, labu erlenmeyer, pipet gondok,

gelas beker. Dan terakhir untuk alat titrasi terdiri atas statip, buret, labu erlenmeyer dan corong.Saat praktikum, baik sebelum atau sesudahnya, semua alat yang digunakan mesti dicuci. Ini bertujuan agar alat tetap steril sehingga menunjukkan hasil kerja yang maksimal. Cara mencucinya adalah dicuci dengan sabun, kemudian diguyur dengan air kran hingga bersih, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan lap dan tisu.Dilaboratorium, bahan-bahan kimia tertentu mesti disimpan dalam botol gelap untuk menghindari bereaksinya bahan ketika terkena cahaya, contohnya adalah hidrogen peroksida. Tetapi, jika suatu bahan tidak sensitif dengan cahaya maka dapat disimpan dalam botol terang, misalnya H2SO4.Dalam kegiatan pemanasan, sebelum meletakkan kaca diatas alat pemanas, harus diletakkan kasa terlebih dahulu. Ini dimaksudkan agar pemanasan dapat merata sehingga memberi hasil yang maksimal. Pada penggunaan pipet, tangan tidak boleh memegangi tabung, tapi cukup dipegang pada pipet pump, ini dilakukan untuk menghindari lepasnya tabung dari pipet pump. Untuk jepit statip dan bagian buret yang akan dijepit harus dililit tisu untuk menghindari pecahnya tabung saat sekrup setiap dikencangkan.Di praktikum kali ini, terdapat kegiatan penimbangan CaCO3. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji, sendok, sudip harus sudah dicuci bersih dan dikeringkan. Ini dilakukan agar tidak ada kekeliruan saat penimbangan dikarenakan alat-alat yang tidak bersih. Setelah itu pastikan penimbangan dilakukan secermat mungkin dan tidak berhamburan. Dengan begitu percobaan akan memberikan hasil yang maksimal pada praktikan. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan gaya gravitasi untuk mencari tahu massa suatu benda.Penyaringan dilakukan untuk memisahkan suatu endapan dari larutan, dalam percobaan kali ini yang digunakan adalah larutan CaCO3. Larutan ini disaring dengan kertas saring yang ditempel pada corong. Endapan larutan CaCO3, nantinya akan tersangkut pada kertas saring, tidak ikut jatuh kembali ke dalam larutan, karena molekulnya lebih besar daripada pori-pori kertas saring, endapan larutan CaCO3 berwarna putih. Gerakan yang dilakukan saat menuang larutan adalah gerakan memutar. Ini bertujuan agar endapan CaCO3 tidak menumpuk disatu titik saja sehingga dapat menyebabkan kertas saring robek. Saat menuang larutan, corong tidak boleh digoyangkan, karena juga dapat menyebabkan kertas saring robek.

Prinsip penyaringan adalah menahan partikel yang lebih besar dibanding zat cari yang melarutkannya melalui sebuah media. Media yang dipakai disini adalah kertas saring, saat melakukan penyaringan, larutan dituang sedikit demi sedikit untuk menghindari tumpahnya larutan dan robeknya kertas saring yang dipakai.Prinsip pengenceran yaitu penambahan zat pelarut kedalam suatu larutan agar menghasilkan kadar yang berbeda. Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah HCL dan NaOH. HCl semula memiliki molaritas 1 M berubah menjadi 0,05 M. Sedangkan percobaan satunya mencari massa NaOH bila yang diketahui molaritas NaOH 2 M dan volume 100ml, setelah dilakukan perhitungan didapat massa NaOH gram.Larutan-larutan yang tersedia didalam laboratorium umumnya terdapat dalam bentuk larutan yang pekat. Dalam percobaan ini, yang diencerkan adalah HCl dan juga menggabung akuades dengan padatan NaOH didalam labu ukur kemudian mengocok kedua bahan dalam labu takar sampai tercampur. Penambahan akuades ini mengakibatkan volume larutan diperbesar tetapi konsentrasi tambah kecil. Selain cara tadi pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat.Cara pengenceran juga termasuk penggunaan alat yaitu labu takar, dihitung jumlah zat yang akan diencerkan kemudian ke dalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan kemudian kedalam labu ukur zat terlarut yang akan diencerkan diatas dan ditambah akuades sampai tanda batas yang terdapat pada labu. Pada dasarnya semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena di alat tersebut terdapat tanda patas yang mengandung arti sebatas mana akuades harus ditambah . sebelum pengenceran dilakukan, kadar solute yang akan diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.Pada percobaan titrasi dipelajari tentang cara menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang udah diketahui. Larutan yang dipergunakan untuk penggunaan larutan yang tidak diketahui konsentrasinya, dalam percobaan ini akuades dan KMnO4, diletakkan didalam buret. Larutan ini disebut sebagai larutan standar atau titran atau titrator. Larutan yang tidak diketahui konsentrasinya diletakkan di erlenmeyer, disebut sebagai analit.Saat mengisi buret, isilah agar seluruh bagian buret terisi penuh tetapi dengan keadaan miniskus sejajar dengan skala ukur nol. Cara pembacaan miniskus, skala dan pandangan mata harus sejajar. Jika larutan berwarna gelap seperti KMnO4, maka baca bagian atas miniskus,

karena bagian bawah tidak kelihatan. Jika larutan bening, baca miniskus bawah untuk mengetahui volumenya. Gaya yang menyebabkan miniskus cekung dan cembung adalah gaya kohesi dan adhesi. Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang terjadi antara benda-benda yang bersentuhan, misalnya miniskus bawah (cembung), itu disebabkan gaya adhesi molekul zat cair dengan molekul wadah lebih besar dari gaya kohesi antar molekul zat cair. Sedang gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama, salah satu aspek yang mempengaruhinya adalah kerapatan dan jarak antar molekul yang terdapat didalam suatu benda, seperti pembacaan miniskus cembung, hal itu disebabkan gaya kohesi zat cair lebih besar dari adhesi antar zat cair dan wadah/volume bejana.

Dalam menitrasi, titran ditambah sedikit demi sedikit pada analit sampai diperoleh keadaan dimana titran bereaksi secara ekuivalen dengan analit, artinya semua titran bereaksi dengan analit keadaan ini disebut titik ekuivalen. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan berbagai cara, cara yang umum adalah menggunakan indikator. Indikator akan berubah warna dengan adanya penambahan sedikit mungkin titran, dengan cara ini maka kita dapat langsung menghentikan proses titrasi. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya perubahan warna indikator disebut titik akhir titrasi.

Prinsip titrasi adalah, kadar suatu larutan A ditentukan dengan menggunakan larutan B dan sebaliknya. Titran ditambah titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Keadaan ini disebut titik ekuivalen. Pada titik ini titrasi dihentikan, kemudian dicatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.

BAB IIIPENUTUP

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan1. Setiap kali melakukan praktikum kita harus mengenal dan memahami cara penggunaan alat yang dipakai saat praktikum.2. Jika larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus atas. Jika larutan tidak berwarna atau bening, maka miniskus yang dibaca adalah miniskus bawah.3. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui massa suatu zat.4. Pengenceran adalah kegiatan untuk memperbesar konsentrasi dan volume.5. Penyaringan adalah untuk memisahkan endapan dan larutan6. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya.

5.2 SaranSaran yang dapat diberikan agar semua praktikum menguasai materi percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kualitatif. Edisi Revisi Terjemahan. R.Soendoro dkk. Erlangga: Jakarta.

Laboratorium Kimia SMA YPPI. 2011. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Kimiahttp://chemistrylaboratorysma1.blogspot.com/2009/8/pengenalan-alat-alat-laboratorium-kimia.htmlDiakses tanggal 17 Juni 2013

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Organik dan Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Revisi G. Svehla Terjemahan Ir. L. Setrono dan Dr. A. Haelyana Pudjaatmaka. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta.

Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengajaran Sains di Laboratorium.http://yudhiart.blogspot.com/2011/02/pengajaran-sains-di-laboratorium.html Diakses tanggal 17 Juni 2013

IRDAN ARJULIAN X-226