Makalah Kipang (Minyak Wijen)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kimia Pangan Minyak

Citation preview

SIFAT KIMIA, FISIK, DAN ORGANOLEPTIK PADA MINYAK WIJEN SERTA PENYIMPANANNYA

OLEH:

ASNA AZKIA (J1A013008)HARDYANTI (J1A013044)LALU MUHLAS SRIWIJAYA (J1A013064)NEDIA PRAMESWARI (J1A013088)NI KETUT LESTARI (J1A013089)PUTU LAKSMI SHANTI DEWI (J1A013102)RABIATUL ADAWIYAH (J1A013104)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRIUNIVERSITAS MATARAM201515

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta nikmat yang begitu besar kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sifat Kimia, Fisik, dan Organoleptik Minyak Wijen serta Penyimpanannya tepat pada waktunya. Dalam penyusunannya penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada keluarga yang selalu mendukung dan mendo`akan, teman-teman yang selalu memberi arahan dan kritikan serta saran-saran yang sangat berguna bagi kelancaran penulisan dan penyelesaian makalah ini.Meskipun penulis berharap dalam penulisan makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan , akan tetapi selalu ada hal-hal yang kurang. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan sedikit wawasan dan gambaran tentang bagaimana fermentasi susu.

Mataram, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1 Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah11.3. Tujuan2BAB II TINJAUAN PUSTAKA3BAB III PEMBAHASAN53.1. Pengertian Minyak Wijen53.2. Pembuatan Minyak Wijen63.3. Karakteristik Minyak Nabati73.4. Karakteristik Minyak Wijen103.5. Penyimpanan Minyak Wijen13BAB IV PENUTUP15DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangWijen merupakan tanaman penting penghasil minyak yang dibudidayakan di daerah tropis maupun sub tropis untuk diambil asam lemak, protein, vitamin serta asam aminonya. Salah satu tanaman yang merupakan sumber minyak nabati adalah wijen. Biji dari tanaman wijen yang diekstraksi akan menghasilkan minyak yang dikenal dengan istilah sesame oil. Produksi wijen dalam negeri tergolong rendah, peningkatan produksi wijen dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan marginal yang sering mengalami cekaman abiotik dengan penggunaan kultivar berdaya hasil tinggi yang sesuai untuk lahan marginal. Minyak wijen dapat dikatakan baik apabila memenuhi standar kriteria yg telah ditentukan, dari segi fisik, kimia, maupun organoleptiknya. Penyimpanan yang baik juga mempengaruhi kualitas dan mutu minyak wijen itu sendiri. Sifat fisik, kimia dan organoleptik minyak wijen dapat berubah sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas bagaimana perubahan kimia, fisik, dan organoleptik pada pengolahan wijen dan penyimpanannya.Minyak wijen sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari karena merupakan salah satu minyak nabati yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh tinggi yang mencapai 84%. Asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat dan linoleat yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya fungsi dan pertumbuhan normal semua jaringan (Ketaren, 2008).1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Apa itu minyak wijen?1.2.2. Bagaimana proses pengolahan minyak wijen?1.3.3. Bagaimana karakteristik minyak nabati?1.3.4. Bagaimana karakteristik minyak wijen?1.2.4. Bagaimana cara penyimpanan minyak wijen?1.3. Tujuan1.3.1. Mengetahui pengertian dari minyak wijen.1.3.2. Mengetahui proses pengolahan minyak wijen.1.3.3. Mengetahui bagaimana karakteristik minyak nabati.1.3.4. Mengetahui bagaimana karakteristik minyak wijen.1.3.5. Mengetahui bagaimana cara penyimpanan minyak wijen.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAHasil tanaman wijen sangat bergantung pada lingkungan tumbuh, teknik budidaya dan varietas yang digunakan (Ram et al., 1990). Wijen (Sesamum indicum) merupakan tanaman yang memiliki kandungan minyak tertinggi pada bijinya (hampir 50 % dari berat bijinya) dibandingkan dengan tanaman biji yang menghasilkan minyak lainnya (Wiess, 2000). Tetapi berdasarkan hasil statistik FAO menunjukkan bahwa pada tahun 2006, produktivitas tanaman wijen hanya mencapai 700 kg/ha sedangkan produktivitas potensial tanaman wijen dapat mencapai 3000 kg/ha. Selain kesuburan tanah yang rendah, salah satu alasan yang paling penting dari rendahnya produktivitas wijen adalah kurang tercukupinya aplikasi nutrisi seperti nitrogen (Wortmann et al., 2007; weiss, 2000). Pupuk nitrogen merupakan unsur hara esensial yang mempengaruhi ekosistem pertanian serta produksi tanaman. Nutrisi N berpengaruh pada proses fisiologis serta produktivitas tanaman (Addiscott, 2005).Tanaman wijen memiliki keunggulan penting karena dapat tumbuh di bawah suhu yang cukup tinggi, suplai air yang sedikit, rendahnya tingkat masukan lain. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan penggunaan varietas unggul dengan hasil yang tinggi serta aplikasi praktek budidaya yang tepat bagi pertumbuhan tanaman wijen seperti pemupukan, irigasi serta penyiangan gulma. Penggunaan pupuk organik serta pupuk hayati sangat direkomendasikan untuk meningkatkan biologis, fisik dan kimia tanah dan untuk mendapatkan produk pertanian yang berkualitas baik dan bebas polutan (El- Habbasha et al., 2007).Hasil tanaman wijen sangat bergantung pada lingkungan tumbuh, teknik budidaya dan varietas yang digunakan (Ram et al., 1990). Kekurangan wijen dalam negeri pada tahun 2001 sekitar 10.265 ton, sedang produksi dalam negeri baru sekitar 10.000 ton (Anonim, 2006). Penyebab rendahnya produksi wijen dalam negeri adalah produktivtas yang rendah serta berkurangnya luas lahan wijen. Rendahnya hasil wijen disebabkan oleh teknik budidaya yang masih tradisional dan penggunaan benih dari varietas lokal yang terus menerus tanpa melalui seleksi (Suprijono et al., 2004). Intensifikasi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas wijen. Intensifikasi dapat dilakukan dengan rekayasa lingkungan tumbuh, memperbaiki teknis budidaya dan menggunakan varietas dengan daya hasil tinggi yang sesuai untuk suatu jenis lahan. Selain itu, peningkatan produksi wijen juga dilakukan dengan penambahan luas areal budidaya, khususnya pada lahan marginal seperti hasil reklamasi lahan pasir (El-gredy and Mekki, 2005).

BAB IIIPEMBAHASAN3.1. Pengertian Minyak WijenSalah satu tanaman yang merupakan sumber minyak nabati adalah wijen. Biji dari tanaman wijen yang diekstraksi akan menghasilkan minyak yang dikenal dengan istilah sesame oil. Wijen merupakan tanaman penting penghasil minyak yang dibudidayakan di daerah tropis maupun sub tropis untuk diambil asam lemak, protein, vitamin serta asam aminonya. Tanaman sesame memiliki beberapa keuntungan dalam hal agrikultur seperti biji dan hasil berada pada kondisi baik pada suhu tinggi, dapat ditanam pada tempat penyimpanan yang lembab tanpa air hujan dan sistem irigasi, dapat tumbuh baik pada area murni atau digabung dengan tanaman lain, akarnya dapat menetralkan tanah dan meningkatkan perambahan air. Buah sesame berbentuk kapsul dan setiap kapsul mengandung 50 hingga 100 biji. Biji inilah yang diolah untuk diambil asam lemak bebasnya. Berat dari 1000 biji adalah sekitar 2 hingga 4 g. bijinya lembut dan dapat berwarna putih, kuning, coklat kemerahan atau hitam. Bersifat dikotiledon, albumin, dan oleagin. Sesame dapat beradaptasi pada wilayah ekuator dan daerah subtropis. Dan tumbuh baik pada wilayah panas yang kering dan memiliki akar yang dapat mencapai lapisan air bawah tanah. Pada pH sekitar 5,5 8,2 dan biji matang dalam 80 hingga 140 hari. Wijen (Sesamum indicum L) merupakan salah satu komoditas sumber minyak nabati. Minyak dari biji wijen telah digunakan sebagai minyak makan, seasoning, atau salad oil. Minyak wijen mengandung banyak asam lemak tak jenuh, terutama asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18 :2 , Omega-6). Minyak wijen juga mengandung banyak vitamin E dan komponen fungsional lainnya yang berguna bagi kesehatan. Biji wijen digunakan untuk manisan atau campuran kembang gula yang dibuat dari gula anggur. Biji wijen merupakan makanan penting, karena mempunyai niali gizi yang tinggi dan di Afrika digunakan sebagai pencampur dalam bubur dan sup. Minyak wijen digunakan untuk obat-obatan yaitu dalam pembuatan obat gosok amonia, karena sifat minyak wijen yang tidak dapat memisah sehingga baik digunakan untuk campuran obat gosok dengan kekentalan yang baik. Wijen juga mengandung vitamin B, dan vitamin C yang berfungsi sebagai zat pelindung dalam tubuh manusia. 3.2. Pembuatan Minyak Wijen Cara pengolahannya yaitu pertama-tama menimbang biji wijen sebanyak 3 Kg, kemudian disangrai sekitar suhu 80 0C selama 15 menit hingga biji wijen berubah warna kuning kecoklatan. Sehingga kandungan air pada biji wijen berkurang atau hilang. Setelah disangrai, biji wijen tersebut dihancurkan atau digiling kemudian dipres menggunakan hydraulyc pressing dengan tekanan berkisar 2000 pound per inchi2 (140,6 kg/cm = 136 atm) .Sehingga menghasilkan minyak wijen yang masih kasar dan ampas dari biji wijen tersebut. Minyak wijen yang masih kasar tersebut, kemudian diekstraksi dengan menambahkan pelarut organik yaitu etanol dengan kadar 96 % kebutuhan alcohol 50 ml 95 % dengan perbandingan wijen dengan etanol (3:2) % 30 ml. Tujuan dari penambahan pelarut organik yaitu untuk mencampurkan minyak kasar dengan pelarut organik tersebut sehingga kotoran yang ada pada minyak bisa terikat. Minyak dari hasil ekstraksi kemudian dimurnikan dengan cara distilasi sehingga dapat memisahkan antara pelarut organik dengan minyak wijen yang sudah murni.

Wijen 3kgPemanasan 60c selama menit 5 menitPengepresanMinyak wijenPemurnianMinyak kasarAmpas

Skema Gb. Proses Pengolahan Minyak Nabati Biji Wijen3.3.Karakteristik Minyak NabatiA. Sifat fisik1. Warnaa. Warna alamiahb. Warna akibat oksidasi dan degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak.2. Bau; Lemak atau bahan pangan berlemak, dapat menghasilkan bau tidak enak yang mirip dengan bau ikan yang sudah basi, yang disebabkan oleh interaksi trimetilamineoksida dengan ikatan rangkap dari lemak tidak jenuh.3. Kelarutan; Kelarutan diengaruhi oleh nilai polaritas dari masing-masing minyak nabati.4. Titik cair5. Titik didih; Titik didih dari asam lemak akan semakin meningkat dengan bertambahnya rantai karbon asam lemak tersebut.6. Titik lunak; dengan penggunaan tabung kapiler yang diisi dengan minyak.7. Sliping point8. Cara penetapannya yaitu dengan mempergunakan suatu silinder kuningan yang kecil, yang diisi dengan leak padat, kemudian disimpan dalam bak yang tertutup dan dihubungkan dengan termometer.9. Sort melting point; Yaitu temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak atau lemak.10. Bobot jenis; Bobot jenis ditentukan oleh temperatur kamar (25OC)11. Indeks bias; Adalah derajar penyimpangan yang dilewatkan pada suatu medium yang cerah. Ini digunakan untuk pengujian kemurniaan minyak.12. Titik asap, titik nyala, titik api; Titik asap adalah temperatur pada saat minyak atau lemak menghasilkan asap pada pemanasan, titik nyala adalah temperatur pada saat campuran uap dari minyak dengan udara mulai terbakar. Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat dihasilkan pembakaran yang terus menerus13. Titik kekeruhan; Ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran minyak atau lemak dengan pelarut lemak.B. Sifat kimia1. HidrolisaDalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan berubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Hal ini dapat merusak minyak karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak yang mengakibatkan ketengikan.

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Minyak Atau Lemak2. OksidasiOksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak, hal ini akan menyebabkan bau tengik pada lemak atau minyak.

3. Esterifikasi Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi atau penukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi Fiedel-Craft.

Gambar 2.2 Reaksi Esterefikasi4. Penyabunan Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.Gambar 2.3 Reaksi Penyabunan5. Pembuatan ketonKeton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.

Gambar 2.4 Keton

3.4. Karakteristik Minyak Wijen 1. Sifat-Sifat Minyak WijenMinyak wijen memiliki sifat yang khas, berwarna kuning keemasan yang jernih , beraroma lembut, dan rasanya sedikit manis. Minyak ini memiliki kesetimbangan yang tinggi dan ketahanan dari kerusakan dan oksidasi, serta mengandung zat tidak tersabunkan dalam jumlah relatif tinggi. Kandungan tertinggi dalam minyak wijen adalah sterol dan zat-zat yang tidak dapat dipisahkan dengan pemurnian. Sedangkan kadar bahan non minyak lainnya relatif rendah. Keuntungan dari minyak wijen bahwa minyak ini pada temperatur tinggi tidak terbakar secepat minyak lain, dan keuntungan yang lain adalah memiliki antioksida yang disebut sesamol. Minyak wijen memiliki 87 % lemak tidak jenuh, dimana 41 %-nya merupakan asam linoleat.2. Kandungan KimiaDalam 100 g minyak biji wijen mengandung :a. Kalori881 kkalb. Lemak99,7 gc. Lemak jenuh14,2 gd. Lemak tak jenuh tunggal37,3 ge. Minyak tak jenuh ganda43,9 g3. Komposisi Asam Lemak Minyak WijenAsam lemak jenuh : Palmitat9,1% Stearat4,3% Arachidat0,8%Asam lemak tak jenuh : Oleat45,4% Linoleat40,4% Linolenat-

4. Tabel Spesifikasi KualitasANALISARANGE

Asam lemak bebas (Linoleat)Maks 2 %

Bilangan Peroksida2,0

Laju pengeringanMaks 0,15 %

Massa jenis (200C)0,916-0,926 gr/ml

Bilangan Iodida104-125

Angka Penyabunan188-198

Test HalpenNegatif

Indeks Refraksi1,472-1,4786

Test beku selama 5,5 jam pada 00CBerhasil

Sabun0

Secara komersial, minyak wijen dibagi dalam dua tipe dasar. Jenis minyak wijen yang pertama adalah minyak dengan warna cairan kuning pucat dan memiliki bau yang menyenangkan seperti biji-bijian dengan rasa seperti kacang. Minyak ini tinggi lemak tak jenuh ganda, serta sangat baik untuk digunakan sebagai minyak goreng, dalam kosmetik dan dalam pembuatan suatu makanan atau hidangan. Jenis yang kedua dari minyak wijen adalah minyak yang berwarna kuning dan aromatik. Terbuat dari biji wijen yang ditekan dan dipanggang. Minyak ini merupakan salah satu bahan yang populer dalam masakan etnis seperti masakan Indian. Namun karena rasa yang terlalu intens yang mudah terbakar, minyak ini tidak digunakan sebagai minyak goreng. Sebaliknya, minyak wijen biasanya ditambahkan sebagai zat penyedap dalam tahap akhir memasak. Minyak wijen dapat disimpan untuk beberapa bulan jika disimpan ditempat yang kering dan dingin. Salah satu yang terbaik adalah minyak wijen Kadoya dari Jepang.Karakteristik yang menonjol dari minyak wijen adalah umur simpannya yang lama. Kualitas ini membuatnya sering digunakan dalam pembuatan margarin di berbagai belahan dunia dimana tidak terdapat tempat pendingin yang memadai. Minyak wijen juga digunakan dalam pembuatan cat, sabun, kosmetik, parfum, minyak mandi, insektisida dan bidang farmasi.Tabel 2.6 Komposisi Asam Lemak Minyak WijenAsam lemakHumusPersen

Asam lemak jenuhPalmitatStearat AtachidatAsam lemak tidak jenuhOleatLinoleatLinolenat

C16H32O2C18H36O2 C20H40O2

C18H34O2C18H32O2C18H30O2

9,14,30,8

45,440,4

Sumber : Hilditch (1947)Tabel 2.7 Sifat Fisika-Kimia Minyak WijenKarakteristikSyarat

Berat jenis pada 25 0 CIndeks bias pada 25 0CBilangan IodBilangan PenyabunanBilangan Reichert-MeisslBilangan HehnetCampuran asam-asam lemakBilangan iodTitik bekuTitik cair

0,916 0,9211,4763103 112188 1931,295,6 95,9

109 12221 24 0 C21 -31,5 0 C

Sumber : Hildicth (1947)Minyak wijen berwarna kuning, tidak berbau dan mempunyai rasa gurih. Minyak kasarnya bermutu tinggi dan dapat digunakan sebagai minyak salad dengan atau tanpa proses winterisasi. Untuk mendeteksi minyak wijen digunakan uji berikut :1. Uji villavecchia dan fabris menggunakan larutan alkohol (furfural)2. Uji BoudouinKedua uji tersebut akan positif karena adanya fraksi tidak tersabunkan dalam minyak wijen, yaitu suatu zat (sesamin dan sesameoline) yang tidak ditemukan dalam lemak-lemak lain. Karena adanya senyawa tersebut, maka minyak wijen dapat segera dideteksi walaupun telah mengalami proses hidrogenasi.3.5. Penyimpanan Minyak WijenWijen memiliki bentuk biji yang kecil dan pipih. Oleh karena itu, udara akan sulit masuk melaluinya saat wijen disimpan dalam kotak penyimpanan. Walaupun demikian, biji harus sedapat mungkin dipanen dalam kondisi kering dan disimpan pada kelembaban 6 persen atau kurang. Bila biji terlalu lembab, proses ketengikan akan cepat terjadi. Biji wijen yang belum dihilangkan kulitnya dapat disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk, kering, dan gelap. Setelah biji dihilangkan kulitnya, maka biji wijen akan lebih rentan terhadap ketengikan, sehingga kemudian harus disimpan dalam lemari es atau freezer.1. Jauhkan minyak goreng dari kompor atau benda yang menghasilkan panas. Panas akan menguras antioksidan minyak sehingga dapat mempercepat proses pembusukan dan berbau tengik. Jadi, pindahkan minyak ke tempat yang lebih dingin.2. Kesalahan lain dalam menyimpan minyak adalah dengan menyimpannya di dalam lemari gelap atau dalam wadah yang buram.3. Beberapa jenis minyak memang bisa disimpan di dalam kulkas untuk mencegah pembusukan, seperti minyak kenari dan minyak almond. Menyimpan minyak jenis apapun di dalam lemari es akan membuat minyak tetap segar dan lebih lama, bahkan minyak berubah padat. Cukup keluarkan minyak dari lemari es sesaat sebelum digunakan.4. Sebagai aturan, minyak sayur tetap segar selama sekira 6 bulan atau lebih, sementara minyak zaitun bisa bertahan sampai satu tahun. Bukalah minyak goreng yang sudah disimpan lama. Jika memiliki bau tak sedap, maka pertanda minyak sudah rusak, jadi sebaiknya minyak dibuang.

BAB IVPENUTUP4.1 SimpulanWijen merupakan tanaman penting penghasil minyak yang dibudidayakan di daerah tropis maupun sub tropis untuk diambil asam lemak, protein, vitamin serta asam aminonya. Wijen (Sesamum indicum L) merupakan salah satu komoditas sumber minyak nabati. Minyak dari biji wijen telah digunakan sebagai minyak makan, seasoning, atau salad oil. Minyak wijen mengandung banyak asam lemak tak jenuh, terutama asam oleat (C18:1) dan asam linoleat (C18 :2 , Omega-6). Minyak wijen juga mengandung banyak vitamin E dan komponen fungsional lainnya yang berguna bagi kesehatan. Keuntungan dari minyak wijen bahwa minyak ini pada temperatur tinggi tidak terbakar secepat minyak lain, dan keuntungan yang lain adalah memiliki antioksida yang disebut sesamol. Minyak wijen memiliki 87% lemak tidak jenuh, dimana 41% nya merupakan asam linoleat. Wijen memiliki bentuk biji yang kecil dan pipih. Oleh karena itu, udara akan sulit masuk melaluinya saat wijen disimpan dalam kotak penyimpanan. Walaupun demikian, biji harus sedapat mungkin dipanen dalam kondisi kering dan disimpan pada kelembaban 6 persen atau kurang. Untuk menjaga kualitas minyak wijen, jauhkan minyak dari kompor atau benda yang menghasilkan panas. Panas akan menguras antioksidan minyak sehingga dapat mempercepat proses pembusukan dan berbau tengik. Jadi, pindahkan minyak ke tempat yang lebih dingin.

DAFTAR PUSTAKA

Baileys, Alton E.,1951.Industrial Oil and Fat Product. 4th edition. Intersince Publisher. New York.F.G. Winarno.1991.Kimia Pangan dan Gizi. P.T Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Galuh. 2009. Proses Pemurnian Minyak Nabati secara Fisika dalamIndustri. http://politeknik citrawidyaedukasi.wordpress.com (diakses pada 9 April 2015)Galuh. 2009. Pure Plant Oil, pemurnian secarakimia. http://sekotheng.wordpress.com (diakses pada 9 April 2015)Ketaren. 1986.Minyak dan Lemak Pangan.UI-Press. Jakarta.Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, Organic Chemistry, Third Edition, University Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont, Califfornia 94002, Massachuset, USA.Tim redaksi. Minyak Wijen. Flona serial: Terapi Minyak Nabati, Keampuhan VCO & 16 Minyak Ajaib. 2005;p5,104-108