24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

Makalah Konsep Teknologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Konsep Teknologi

Citation preview

Page 1: Makalah Konsep Teknologi

1

BAB  I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum

diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di

bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi  tersebut mencerminkan kesiapan

daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit

menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja

(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu

tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu

memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat.                   

Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. 

Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan

pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja

semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk

menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat

mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya

dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi

pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,

merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penggunaan alat berat pada medan yang sulit sering mengakibatkan kecelakaan yang fatal

di lapangan. Kecelakaan ini sering mengakibatkan kehilangan nyawa dan kerugian material.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan

dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka

kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)

menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi

karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang

Page 2: Makalah Konsep Teknologi

2

memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat

pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992

tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan

upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat

dan lingkungan disekitarnya.

Ketika bekerja menggunakan alat berat di lapangan, nyawa menjadi salah satu taruhan

ketika menemui medan sulit. Selain itu ketika menjadi lebih sulit lagi ketika skill operator yang

kurang. Berbagai jenis kecelakaan yang diesbabkan oleh human error akan membuat banyak

kerugian bagi perusahaan. Dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai salah satu teknologi

komunikasi dan kendali jarak jauh saat ini membuat perusahaan dapat meminimalisir terjadinya

kecelacaan dan lost beneficial.

B.    Permasalahan

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam makalah ini adalah penerapan konsep teknologi yaitu penggunaan gelombang radio

sebagai media pengoperasian alat berat untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja.

C.    Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Menjelaskan penggunaan alat berat dalam industri pertambangan

2. Menjelaskan kecelakaan tambang dalam pertambangan

3. Menjelaskan penerapan konsep teknologi penggunaan gelombang radio

sebagai media pengoperasian alat berat

Page 3: Makalah Konsep Teknologi

3

BAB  II

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Alat Berat dalam Industri Pertambangan

Penggunaan alat berat pada industri pertambangan adalah sesuatu yang sangat esensial. Alat

berat pada industry pertambagan terbagi atas:

1.       Alat Gusur

Alat gusur adalah alat yang mengubah energi mesin menjadi energi mekanik, bentuk nyata

dari energi mekanik adalah berupa gaya dorong/gusur yang dalam bahasa inggrisnya disebut

juga “Dozing” (alatnya berupa Dozer), namun apabila energi mekanik berupa tarikan oleh

gaya tarik maka disebut alat tarik (Tractor). Dan tractor yang dilengkapi alat gusur berupa

blade disebut “Bulldozer”. Dengan demikian tractor merupakan penggerak utama untuk alat

Bulldozer.

1.1.     Bulldozer

Bulldozer adalah alat mekanis yang menggunakan tractor sebagai penggerak utamanya yang

diperlengkapi dengan dozer attachment berupa blade. Bulldozer dirancang sebagai alat berat

yang diberi kemampuan untuk mendorong ke muka atau depan.

 1.2.     Ripper

 Sebenarnya  alat  garuk (Ripper)  berfungsi  untuk  membantu  Buldoser  dalam mengatasi

batu-batu yang keras. Bulldozer yang  bekerja  sendiri  tanpa  dibantu

oleh Ripper dalam  menghadapi  batu-batu  yang

keras,  hasil  kerjanya  tidak  semaksimal  seperti  kalau  dibantu  dengan Ripper.

Kekuatan Ripper  tergantung  pada  kemampuan  gigi – giginya  untuk  masuk  ke  dalam

tanah  dan kekuatan Bulldozer yang digunakan sebagai mesin penarik Ripper itu sendiri.

2.       Alat Gali Muat

Alat gali merupakan alat yang berfungsi untuk menggali material dimana asal kata bahasa

inggris yaitu “Excavator” yang berarti Penggalian dan berasal dari kata “Excavate” yang

berarti Menggali. Untuk pengambilan dan pemuatan  material ke atas alat angkut (truck, lori,

dan sebagainya) dipergunakan alat pemuat yang sangat banyak macamnya, karena keadaan

lapangan kerja sangat beragam.

Dasar pemilihan ukuran dari alat gali dan muat adalah :

Page 4: Makalah Konsep Teknologi

4

§  Adanya jaminan keselamatan kerja (safety)

§  Ongkos gali dan muat seminimum mungkin

§  Sinkronisasi dengan alat PTM lainya

§  Penyesuaian dengan kondisi kerja

2.1.     Power Shovel

Power Shovel merupakan skop mekanis yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin

uap, mesin bensin, mesin diesel, atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh

besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horisontal maupun vertikal. 

2.2.      Dozer Shovel

 Dozer shovel sering disebut juga “Loader” dan dapat dikatakan belum lama

digunakan pada dunia konstruksi dan bucket dipergunakan sebagai

“attachment” yang lain pada tractor menggantikan blade, karena bulldozer hanya dapat

mendorong material dan kelebihan material tercecer ke pinggir.

Dozer shovel sendiri merupakan alat yang digunakan untuk memuat material ke dalam alat

angkut.

2.3.      Backhoe

 Adalah alat penggali yang cocok untuk menggali parit atau saluran – saluran. Gerakan

bucket (dipper) dari backhoe pada saat menggali arahnya adalah ke arah badan (body)

backhoe itu sendiri. Jadi tidak seperti power shovel dimana arah penggaliannya menjauhi

badan power shovel.

2.4.      Dragline

Alat ini hanya dipakai maksimum untuk batuan yang relatif lunak atau yang sudah lepas

(loose materials), jadi bukan digunakan pada lapisan batuan keras dan

kompak. Dragline dipakai untuk meggali material yang berada di bawah tempat alat itu

berdiri. Alat penggerak yang dipakai persis sama sepertiPower shovel.

3.         Alat Gali Muat Angkut

Alat gali muat angkut merupakan salah satu alat PTM yang dapat mengerjakan tiga pekerjaan

yaitu dalam satu alat, namun memiliki prinsip kerja yang berbeda – beda pada tiap – tiap alat.

          3.1.     Bucket Wheel Excavator (BWE)

Page 5: Makalah Konsep Teknologi

5

BWE adalah suatu alat penggali yang terdiri dari roda yang besar dan pada roda tersebut

dipasang beberapa bucket yang berfungsi untuk menggali material sewaktu roda tersebut

dipasang beberapa bucket yang berfungsi untuk menggali material sewaktu roda tersebut

berputar menunjam pada material yang akan digali. Material yang suah berada pada bucket

kemudian ditumpahkan ke dalam “belt conveyor” yang akan meneruskan memindahkan

material – material tadi untuk diangkut sementara menjadi “pile” atau dimuatkan ke alat

angkut (truck).

3.2.      Scrapper

Merupakan salah satu alat PTM yang dapat bekerja sebagai alat gusur (bulldozer), alat muat

(loader), dan alat angkut (truck) dan sebagai alat menumpahkan muatan hasil gusuran / galian

dengan scrapper tetap dalam keadaan berjalan.

Dalam memilih apakah akan digunakan scrapper atau kombinasi alat lain terlebih dahulu

dilihat dari keadaan lapangan tempat alat bekerja.

3.3.      Kapal Keruk (Dredge)

  Kapal keruk adalah suatu pontoon yang mengapung di atas permukaan air dan dilengkapi

dengan alat – alat gali untuk menggali lapisan tanah atau endapan bijih yang berada di bawah

air, juda dilengkapi dengan peralatan pencucian dan konsentrasi untuk mencuci dan

memisahkan mineral berharga dari waste yang didapat dari hasil penggalian alat – alat gali,

semuanya tadi digerakkan oleh tenaga motor listrik atau tenaga diesel.

4.       Alat Angkut

Alat angkut merupakan alat suatu PTM yang berfungsi untuk melakukan kegiatan – kegiatan

dalam pengangkutan.

4.1.      Truck

Truck digunakan untuk melakukan pekerjaan mengangkut material – material berupa tanah,

agregat (bogkahan – bongkahan), batuan (rock), bijih (ore), batubara (coal), dan material –

material lain. Hampir semua jenis truck membutuhkan kondisi jalan yang baik dan teratur

dengan tanjakan yang tidak terlalu curam agar dapat beroperasi dengan baik.

4.2.      Belt Conveyor

Adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak pendek (<50 feet), sehingga biasa disebut

“belt loader” atau “belt dumper” namun bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh

Page 6: Makalah Konsep Teknologi

6

(>1500 meter). bahkan sekarang sudah ada belt conveyor sebagai “transportation equipment”

untuk jarak jauh yang melebihi 20 mile (30km).

4.3.           Lori Gantung (Cable Way)

Adalah “flexible cable” dimana diatasnya merupakan tempat menggantung / berjalan suatu

“cage carriage”. Tegangan maximum dari kabel terjadi pada penyangga (support) pada saat

carriage berada di tengah – tengah rentangan kabel.

B.    Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk

menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya

dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan

sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan

penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik

jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko

kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam

mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.

Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah

UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami

perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral

dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan perundangan-

undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya

yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai

menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Page 7: Makalah Konsep Teknologi

7

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang

ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di  darat, didalam tanah, permukaan air,

di dalam air maupun udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan kerja dimulai dari

perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi

yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada pelaksaannya masih

banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya personil pengawasan, sumber daya

manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk

memberdayakan lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi dan

kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan pengawasan norma K3 agar terjalan

dengan baik.

1.     Sebab-sebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau

kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari

teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan

dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut

menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan

memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik.

Penyebab dasar kecelakaan kerja :

·         Faktor Personil

a.       Kelemahan Pengetahuan dan Skill

b.      Kurang Motivasi

c.       Problem Fisik

·         Faktor Pekerjaan

a.       Standar kerja tidak cukup Memadai

b.      Pemeliharaan tidak memadai

c.       Pemakaian alat tidak benar

d.      Kontrol pembelian tidak ketat

Page 8: Makalah Konsep Teknologi

8

Penyebab Langsung kecelakaan kerja

 Tindakan Tidak Aman

    a. Mengoperasikan alat bukan wewenangnya

b. Mengoperasikan alat dg kecepatan tinggi

c. Posisi kerja yang salah

d. Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi

§  Kondisi Tidak Aman

      a. Tidak cukup pengaman alat

b. Tidak cukup tanda peringatan bahaya

c. Kebisingan/debu/gas di atas NAB

d. Housekeeping tidak baik

Penyebab Kecelakaan Kerja (Heinrich Mathematical Ratio) dibagi atas 3 bagian

Berdasarkan Prosentasenya:

a.       Tindakan tidak aman oleh pekerja (88%)

b.      Kondisi tidak aman dalam areal kerja (10%)

c.       Diluar kemampuan manusia (2%)

2.     Masalah Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari

tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang

dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa

dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya

bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit

ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

a)     Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum memuaskan. Dari

beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori

protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi

kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas

yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada sebagian

Page 9: Makalah Konsep Teknologi

9

besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak

keterbatasan, sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala

terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

b)     Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam

sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola

kerja bergilirdan tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan

yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang

turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang

masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara

berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

c)      Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi kesehatan kerja dapat

menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit

Akibat Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).

B.    Kecelakaan Kerja Tambang

1.      Pengertian Kerja tambang

Pengertian adalah Setiap tempat pekerjaan yang bertujuan atau berhubungan langsung dengan

pekerjaan penyelidikan umum, eksplorasi, study kelayakan, konstruksi, operasi produksi,

pengolahan/ pemurnian dan pengangkutan bahan galian golongan a, b, c, termasuk sarana dan

fasilitas penunjang yang ada di atas atau di bawah tanah/air, baik berada dalam satu wilayah atau

tempat yang terpisah atau wilayah proyek.

Yang dimaksud kecelakaan tambang yaitu :

a.       Kecelakaan Benar Terjadi

b.      Membuat Cidera Pekerja Tambang atau orang yang diizinkan di tambang oleh KTT

c.       Akibat Kegiatan Pertambangan

d.      Pada Jam Kerja Tambang

e.       Pada Wilayah Pertambangan

2.      Penggolongan Kecelakaan tambang

a.      Cidera Ringan (Kecelakaan Ringan)

Page 10: Makalah Konsep Teknologi

10

     Korban tidak mampu melakukan tugas semula  lebih dari 1 hari dan kurang dari 3

minggu

b.       Cidera Berat (Kecelakaan Berat)

·         Korban tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari 3 minggu

·         Korban invalid & tidak mampu melaksanakan tugas semula

Berdasarkan cedera korban, yaitu :

1. Retak Tengkorak kepala, tulang     punggung pinggul, lengan bawah/atas,   paha/kaki

             2. Pendarahan di dalam atau pingsan kurang oksigen

             3. Luka berat, terkoyak

             4. Persendian lepas

c.      Mati

     Korban mati dalam waktu 24 jam dari waktu terjadinya kecelakaan

Berdasarkan penelitian heinrich:

1. Perbuatan membahayakan oleh pekerja mencapai 96% antara lain berasal dari:

a. Alat pelindung diri (12%)

b. Posisi kerja (30%)

c. Perbuatan seseorang (14%)

d. Perkakas (equipment) (20%)

e. Alat-alat berat (8%)

f. Tata cara kerja (11%)

g. Ketertiban kerja (1%)

2. Sumber lainnya diluar kemampuan dan kendali manusia.

         

Page 11: Makalah Konsep Teknologi

11

Data statistik Kecelakaan Tambang di Indonesia

Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan, rata-rata kecelakaan sering terjadi di bagian

transportasi dan permesinan. Seringkali kecelakaan tambang mengakibatkan kematian serta

kecacatan pada Operator alat berat. Maka dari itu, penggunaan alat berat dengan operator

manusia cukup berbahaya.

Beberapa alat berat yang perlu ketelitian tinggi dalam pengoperasian juga dapat memperbesar

faktor kecelakaan apabila skill operator minim.

Page 12: Makalah Konsep Teknologi

12

Maka dari itu perlu diterapkan penggunaan gelombang radio untuk kendali jarak jauh untuk

mengendalikan alat berat.

Penggunaan Gelombang Radio Sebagai Kontrol Jarak Jauh Untuk Alat Berat

A. Gelombang Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan

radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat

lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang

ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek

bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam

frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi

elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetic.

Kontrol radio adalah penggunaan sinyal radio untuk mengontrol alat lain dari jauh. Istilah ini

hampir seluruhnya merujuk ke pengontrolan mobil, kapal dan pesawat model dari sebuah kotak

pengontrol yang dipegang pengguna.

Kontrol radio awalnya dikembangkan pada Perang Dunia II, terutama oleh Jerman yang

menggunakannya dalam beberapa proyekmisil. Tujuan utama mereka adalah misil kontrol radio

dan bom glide yang digunakan untuk menarget kapal, sebuah target yang sulit dan berbahaya

untuk diserang. Namun pada akhir perang, Luftwaffe memiliki masalah

menyerang pengebom Sekutu, dan mengembangkan beberapa misil anti pesawat kontrol radio,

namun tidak ada yang masuk pelayanan.

Keefektifan sistem mereka dikurangi besar oleh usaha Britania untuk mengacaukan sinyal radio

mereka. Setelah kesuksesan awal yang mengagumkan, Britania meluncurkan beberapa

penyerbuan komando untuk mengumpulkan set radio misil. Pengacau (Jammer) kemudian

dipasang di kapal Britania, dan senjata itu bisa dibilang "berhenti bekerja". Tim pengembang

Jerman kemudian beralih ke misil penuntun-kabel ketika mereka sadar apa yang terjadi, namun

sistem ini tidak siap untuk dipakai sampai perang sudah mulai bergerak ke Perancis.

Page 13: Makalah Konsep Teknologi

13

B. Kontrol Radio dalam Pengendalian Alat Berat.

Penggunaan control radio sangat efektif sebagai pengendali jarak jauh untuk alat berat.

Pengendalian alat berat memerlukan kontrol penting dan teliti, sehingga lingkungan yang

mendukung. Dengan menggunakan ruang operator tersendiri, fakrot kebisingan dan faktor

lingkungan yang mengganggu dapat diabaikan. Menggunakan kendali jarak jauh dapat

mengabaikan beberapa faktor yang dapat mengurangi produksi.

Menggunakan Kontrol seperti berikut, dengan ruangan yang lebih tenang, dan keadaan

yang baik akan menurunkan angka kecelakaan.

Tampilan Komputer yang

realistis akan membantu

operator untuk

mengendalikan alat berat

dari jarak jauh (ruangan

operator).

Page 14: Makalah Konsep Teknologi

14

Mengendalikan alat berat dari jarak jauh juga menunjukan keadaan secara real time

dengan keadaan di lapangan.

Page 15: Makalah Konsep Teknologi

15

Tampilan pada layar komputer dengan tombol dan cab pada alat berat membantu operator

yang sangat baik memberikan nilai tambah pada skil operator.

C. Keunggulan dalam Penggunaan Kontrol Radio untuk Alat Berat

Keunggulan dalam pengguanaan Kontrol Radio untuk Mengendalikan Alat berat antara Lain:

1. Penggunaan Kontrol Radio untuk Alat Berat dapat menghilangkan faktor pengganggu

yang membuat penurunan produksi operator.

2. Menurunkan faktor kematian operator dalam tambang bawah tanah maupun tambang

terbuka sehingga menigkatkan keamanan.

3. Meningkatkan skill operator tanpa memberikan kecenderungan untuk terjadi kecelakaan

atau cidera terhadap operator.

Page 16: Makalah Konsep Teknologi

16

BAB  III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik

jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko

kecelakaan di lingkungan kerja.

Penggunaan alat berat dalam industri pertambangan yang merupakan hal yang inti kadang

membawa kecelakaan, sehingga perlu dibuat seebuah metode yang baru untuk menurunkan

tingkat kecelakaan.Penggunaan control radio sangat efektif sebagai pengendali jarak jauh untuk

alat berat. Pengendalian alat berat memerlukan kontrol penting dan teliti, sehingga lingkungan

yang mendukung.

Keunggulan dalam pengguanaan Kontrol Radio untuk Mengendalikan Alat berat antara

Lain:

1. Penggunaan Kontrol Radio untuk Alat Berat dapat menghilangkan faktor pengganggu

yang membuat penurunan produksi operator.

Page 17: Makalah Konsep Teknologi

17

2. Menurunkan faktor kematian operator dalam tambang bawah tanah maupun tambang

terbuka sehingga menigkatkan keamanan.

3. Meningkatkan skill operator tanpa memberikan kecenderungan untuk terjadi kecelakaan

atau cidera terhadap operator.

B.    Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan

kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau

negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal. Dengan

menerapkan pengendalian jarak jauh melalui kontrol radio pada setiap alat berat pada tambang

terbuka ataupum pada tambang terbuka akan menurunkan tingkat kecelakaan. Penerapan pada

setiap tambang meningkatkan tingkat keselamatan sehingga membuat produksi tambang

meningkat. Penerapan dan pengembangan konsep teknologi ini kiranya dapat dipakai untuk

menanggulangi beberapa masalah pada penambangan.