27
1 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan Dampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik Oleh: M. Berri Waldy C4C113006 BAB I PENDAHULUAN Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan. Standar akuntansi yang digunakan Indonesia untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politik di masing-masing negara tersebut. Pesatnya globalisasi semakin membawa pengaruh yang mendasar terhadap pergerakan informasi dan aktivitas bisnis. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara. Multi National Corporation (MNC) beroperasi di berbagai negara dengan berbagai macam standar pelaporan keuangan. Sementara itu dalam pengambilan keputusan investasi, investor memerlukan informasi ekonomi dari perusahaan terkait. IFRS (International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam satu standar

Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

1

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

BAB I

PENDAHULUAN

Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan suatu upaya fundamental untuk

menyediakan informasi mengenai laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan.

Standar akuntansi yang digunakan Indonesia untuk menyusun laporan keuangan yang

memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan

telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara

berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politik di

masing-masing negara tersebut.

Pesatnya globalisasi semakin membawa pengaruh yang mendasar terhadap

pergerakan informasi dan aktivitas bisnis. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk

menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar

Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting

Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas

negara. Multi National Corporation (MNC) beroperasi di berbagai negara dengan berbagai

macam standar pelaporan keuangan. Sementara itu dalam pengambilan keputusan

investasi, investor memerlukan informasi ekonomi dari perusahaan terkait. IFRS

(International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan

keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam satu

standar pelaporan. Satu per satu negara di dunia saat ini mulai mengadopsi IFRS.

Konvergensi IFRS di Indonesia perlu didukung agar Indonesia memperoleh

pengakuan maksimal dari komunitas Internasional khususnya di mata investor global.

Dengan diadopsinya IFRS di Indonesia, maka proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas

negara akan semakin mudah. Dapat dikatakan demikian karena diterapkannya suatu

standar internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk berinvestasi di

Indonesia. Dalam hal ini tentunya akan muncul dampak dari masuknya standar IFRS dalam

aktivitas bisnis dan profesi terkait khususnya akuntan publik di Indonesia, baik dampak

positif maupun negatif.

Page 2: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

2

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konvergensi IFRS (2006-2012)

Indonesia merupakan bagian dari IFAC (International Federation of Accountant)

yang harus tunduk pada SMO (Statement Membership Obligation), salah satunya adalah

dengan menggunakan IFRS sebagai accounting standard. Konvergensi IFRS adalah salah

satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum.

Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November

2008, prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan adalah:

1. Strengthening Transparency and Accountability (Penguatan Transparansi dan

Akuntabilitas)

2. Enhancing Sound Regulation (Meningkatkan Bunyi Regulasi)

3. Promoting Integrity in Financial Markets (Mempromosikan Integritas di Pasar

Keuangan)

4. Reinforcing International Cooperation (Memperkuat Kerjasama Internasional)

5. Reforming International Financial Institutions (Reformasi Lembaga Keuangan

Internasional).

Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS

dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:

1. Full Adoption; Suatu negara mengadopsi seluruh standar IFRS dan

menerjemahkan IFRS sama persis ke dalam bahasa yang negara tersebut

gunakan.

2. Adopted; Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember

2008. Adopted maksudnya adalah mengadopsi IFRS namun disesuaikan dengan

kondisi di negara tersebut.

3. Piecemeal; Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu

nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.

Page 3: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

3

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

4. Referenced (konvergence); Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya

mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri

oleh badan pembuat standar.

5. Not adopted at all; Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Indonesia menganut bentuk yang mengambil IFRS dalam tingkat Referenced

(konvergence) dalam sistem akuntansinya. Berdasarkan kronologinya, perkembangan

standar akuntansi di Indonesia dapat dibagi ke dalam lima periode penting. Periode

pertama adalah masa Pra-PAI sebelum tahun 1973 kemudian disusul penyusunan PAI

tahun 1973-1984. Periode ketiga yakni tahun 1984-1994 adalah masa berlakunya PAI 1984.

Periode keempat adalah masa mulia dilakukannya harmonisasi SAK ke IAS yakni tahun

1994-2006 di mana SAK dikembangkan dengan melihat referensi IAS maupun standar-

standar negara lain. Periode kelima adalah masa konvergensi 2006-2012.

Seiringan dengan semakin maraknya negara-negara lain seperti Australia

mengadopsi IFRS secara pernuh, maka pada tahun 2006 dalam kongres IAI X di Jakarta

ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target

ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam

perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi

baru mencapai standar 10 standar IFRS dari total 33 standar.

Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:

1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke

PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang

berlaku.

2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap

persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara

bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.

3. Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS

secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK

secara komprehensif.

Beberapa kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS antara lain adalah

minimnya sumber daya untuk mendukung anggota DSAK-IAI yang semua anggotanya

Page 4: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

4

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

adalah paruh waktu bekerja untuk pengembangan standar pelaporan. Kendala lainnya

adalah IFRS yang sangat cepat berubah sehingga DSAK-IAI mengalami kesulitan untuk

mengejarnya. Masalah translasi bahasa juga menjadi kendala karena dalam proses

translasi tidak mudah untuk mencari padanan kata yang tepat dari bahasa Inggris ke

bahasa Indonesia. Indonesia membutuhkan upaya tambahan dalam mengadopsi IFRS

dibandingkan dengan negara-negara yang menggunakan IFRS dalam bahasa aslinya seperti

Australia atau negara-negara Eropa. Dengan pengadopsian IFRS memang diperuntukkan

sebagai contoh bahwa dalam hidup kita memang mengalami perubahan, dan perubahan

ini terjadi akibat adanya perkembangan dari segala aspek. Namun dalam mengadopsi IFRS,

sayangnya masih terdapat pihak-pihak yang mungkin menentangnya, contoh alasannya

adalah pemahaman yang mungkin masih dirasa kurang.

Sejak tahun 2009, proses konvergensi IFRS mengalami percepatan. Sepanjang

semester dua tahun 2009, DSAK-IAI menerbitkan kurang lebih 19 exposure draft PSAK dan

ISAK juga mencabut beberapa PSAK yang sudah tidak relevan. Sepanjang tahun 2010 dan

2011, DSAL-IAI secara bertahap mengadopsi IFRS.

Program konvergensi DSAK selama tahun 2009 adalah sebanyak 12 Standar, yang

meliputi:

1. IFRS 2 Share-based payment

2. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates

3. IAS 27 Consolidated and separate financial statements

4. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations

5. IAS 28 Investments in associates

6. IFRS 7 Financial instruments: disclosures

7. IFRS 8 Operating segment

8. IAS 31 Interests in joint ventures

9. IAS 1 Presentation of financial

10. IAS 36 Impairment of assets

11. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset

12. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors

Page 5: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

5

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar sebagai

berikut:

1. IAS 7 Cash flow statements

2. IAS 41 Agriculture

3. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance

4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies

5. IAS 24 Related party disclosures

6. IAS 38 Intangible Asset

7. IFRS 3 Business Combination

8. IFRS 4 Insurance Contract

9. IAS 33 Earnings per share

10. IAS 19 Employee Benefits

11. IAS 34 Interim financial reporting

12. IAS 10 Events after the Reporting Period

13. IAS 11 Construction Contracts

14. IAS 18 Revenue

15. IAS 12 Income Taxes

16. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources

17. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan

Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa

Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar

daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat

semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun,

auditor, maupun pembaca atau pengguna lain. Sampai 1 Januari 2012, DSAK-IAI telah

menerbitkan semua IFRS/IAS kecuali IAS 41 Agriculture dan IFRS 1 First Time Adoption

International Financial Reporting Standards. DSAK-IAI belum mengabil keputusan kapan

IAS 41 akan diadopsi. IFRS 1 tidak relevan untuk diadopsi karena beberapa ketentuan

transisi PSAK telah mempertimbangkan isi ketentuan dari IFRS 1 tersebut.

Page 6: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

6

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan karena

mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi dari IFRS

dan diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan konsistensi

penggunaan istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 Januari 2009; Memberikan komentar

dan masukan untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif berpartisipasi dalam

berbagai pertemuan organisasi standard setter, pembuat standar regional/internasional;

serta Menjalin kerjasama lebih efektif dengan regulator, asosiasi industri dan universitas

dalam rangka konvergensi IFRS.

Adapun keterangan dari Ketua Tim Implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) Dudi M. Kurniawan mengatakan, dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan

mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK).

2. Mengurangi biaya SAK.

3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan.

4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan.

5. Meningkatkan transparansi keuangan.

6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui

pasar modal.

7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base, dengan cara:

1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri

spesifik.

2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana

merefleksikan realitas ekonomi yang ada.

3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang

berkualitas di pasar modal internasional.

4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan

dalam ketentuan pelaporan keuangan.

Page 7: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

7

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya

untuk analisis keuangan bagi para analis.

6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”

B. Dampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan Perusahaan

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International

Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan akuntansi yang

memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional dengan disclosures yang

jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan hingga mencapai

kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan

para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu

diperlukan suatu standar internasional yang berlaku sama di semua Negara untuk

memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan utama standar internasional ini dengan

standar yang berlaku di Indonesia terletak pada penerapan revaluation model, yaitu

kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan

disajikan dengan basis ‘true and fair‘. Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis

di Indonesia. Beberapa dampak lain yang terjadi dengan adanya konvergensi IFRS bagi

dunia bisnis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan

akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.

2. Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan

nilai wajar.

3. Kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga

fluktuatif.

4. Smoothing income menjadi semakin sulit dengan penggunakan balance sheet

approach dan fair value.

5. Principle-based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan

keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment

ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management).

6. Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.

Page 8: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

8

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini

menjadi tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi

program ini akan dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar

proses konvergensi ini dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.

Sehubungan dengan telah diterbitkannya beberapa PSAK yang baru maupun yang

direvisi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 termasuk PSAK No 1 (Revisi 2009)

tentang penyajian laporan keuangan, maka Dewan Standar Profesi Institusi Akuntan Publik

Indonesia (DSP IAPI) melalui penerbitan Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.77 Tanggal

21 Maret 2011 telah melakukan penyesuaian sebagai berikut:

1. Mencabut Pernyataan Standar Auditing (PSA) tertentu yang sudah tidak relevan.

2. Melakukan pemutakhiran atas penggunaan frasa dan istilah tertentu yag terdapat

dalam seluruh PSA, beserta interprestasi lampiran dan contoh yang terdapat di

dalamnya (secara kolektif disebut sebagai Standar Auditing). Pemutakhiran frasa

dan istilah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Frasa “prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” berubah menjadi

“Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia”

b. Frasa “generally acceptes accounting standards in Indonesia” berubah

menjadi “Indonesia Financial Accounting Standards”

c. Istilah aktiva berubah menjadi aset

d. Istilah kewajiban berubah menjadi liabilitas

e. Istilah neraca berubah menjadi laporan posisi keuangan (neraca)

f. Istilah laporan laba rugi berubah menjadi laporan laba rugi komprehensif

PSA No.77 ini berlaku efektif untuk penugasan yang terkait dengan periode tahun

buku dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Kerangka Dasar Penyusunan

Laporan Keuangan Berdasar IFRS:

1. Elemen Laporan Keuangan

a. Neraca

b. Laporan Laba Komperhensif

c. Laporan Perubahan Ekuitas

d. Laporan Arus Kas

Page 9: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

9

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

f. Laporan Posisi Keuangan pada Periode Komparatif

2. Basis Pengukuran

a. Biaya Perolehan

b. Biaya Kini

c. Nilai Realisasi dan Penyelesaian

d. Nilai Sekarang

Meskipun masih muncul pro dan kontra, penerapan IFRS ini akan berdampak

positif. Bagi para emiten di Bursa Efek Jakarta (BEI), dengan menggunakan standar

pelaporan internasional itu, para stakeholder akan lebih mudah untuk mengambil

keputusan.

1. Laporan keuangan Perusahaan akan semakin mudah dipahami lantaran

mengungkapkan detail informasi secara jelas dan transparan.

2. Dengan adanya transparansi tingkat akuntabilitas dan kepercayaan kepada

manajemen akan meningkat.

3. Laporan keuangan yang disampaikan perusahaan mencerminkan nilai wajarnya.

Di tengah interaksi pelaku ekonomi global yang nyaris tanpa batas, penerapan IFRS

juga akan memperbanyak peluang kepada para emiten untuk menarik investor global.

Dengan standar akuntansi yang sama, investor asing tentunya akan lebih mudah untuk

membandingkan perusahaan di Indonesia dengan perusahaan sejenis di belahan dunia

lain.

Dampak negatif penerapan IFRS di Indonesia, seperti yang diketahui perekonomian

Indonesia adalah berasaskan kekeluargaan. Akan tetapi semakin ke depan perekonomian

Indonesia akan mengarah pada kapitalis. Tidak bisa dipungkiri lagi kebudayaan negara

barat (negara capital) dapat mempengaruhi seluruh pola hidup dan pola pikir masyarakat

Indonesia dari kehidupan sehari-hari hingga permasalahan ekonomi.

UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi, “Perekonomian disusun atas usaha

bersama berdasar atas asas kekeluargaan”. Disini secara jelas nampak bahwa Indonesia

menjadikan asas kekeluargaan sebagai pondasi dasar perekonomiannya. Kemudian dalam

pasal 33 ayat 2 yang berbunyi, “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan

Page 10: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

10

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”, dan dilanjutkan pada

pasal 33 ayat 3 yang berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan di pergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran

rakyat.”

Akan tetapi dengan kemunculan IFRS tersebut dapat menyebabkan publik

menginginkan keterbukaan yang amat sangat di dalam dunia investasi. Terutama

keterbukaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut tentu

berseberangan dengan UUD 1945 pasal 33. Terlebih lagi dengan adanya Undang-Undang

Penanaman modal di tahun 2007 lalu maka semakin terlihat jelas bahwa ada indikasi untuk

mengalihkan tanggung jawab pemerintah ke penguasa modal (kapitalis).

Hubungannya dengan IFRS adalah keseragaman global menjadikan masyarakat

mudah berburuk sangka bahwa pemegang kebijakan akuntansi di Indonesia adalah

kapitalisme dan mengesampingkan asas perekonomian Indonesia yang terlihat jelas di

Undang-Undang Dasar. Sehingga pada akhirnya akan memunculkan indikasi miring bahwa

Indonesia semakin dekat dengan sistem kapitalisme dan memudahkan investor asing untuk

mengeruk kekayaan di Indonesia.

Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri,

jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan juga pilihan kebijakan

akuntansi. Adanya perubahan besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi

dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan

prosedur akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan

cukup banyak. Tetapi di balik semua perubahan dan dampak yang mungkin terjadi, tidak

dapat dipungkiri dengan adanya IFRS maka dapat memajukan perekonomian global di

Indonesia sehingga mampu bersaing dengan dunia luar.

Kesiapan pelaku industri juga perlu diperhatikan. Ketidaksiapan industri keuangan

khususnya perbankan dalam mengadopsi standar akuntansi instrumen keuangan PSAK 50

dan PSAK 55 membuat banyak pihak meragukan apakah Indonesia siap dalam mengadopsi

IFRS. PSAK 50 dan PSAK 55 adalah standar akuntansi instrumen keuangan yang diadopsi

dari IAS 32 dan IAS 39 yang sedianya berlaku efektif mulai 1 Januari 2010 akibat desakan

dari pelaku industri yang belum siap menerapkannya kala itu.

Page 11: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

11

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

Namun terlepas dari segala kendala yang mengahadang, DSAK-IAI semakin

mengukuhkan niatnya untuk mengadopsi IFRS karena memang IFRS memiliki banyak

kelebihan diantaranya:

1. IFRS dihasilkan oleh suatu lembaga internasional yang independen sehingga

pengaruh kekuatan politik dalam penyusutan standar dapat minimal.

2. Proses pembuatan IFRS lebih kompreherensif melalui riset yang mendalam.

Komentar untuk discussion paper maupun exposure draft keluaran IASB datang dari

seluruh dunia sehingga standar yang dihasilkan lebih mencerminkan kebutuhan

global daripada kebutuhan suatu negara tertentu.

3. IFRS adalah standar yang berbasis prinsip (principle based) sehingga pengaturannya

lebih sederhana dibandingkan dengan standar pelaporan keluaran Amerika Serikat

yang lebih terperinci dan rumit.

4. IFRS mensyaratkan pengungkapan informasi (disclousure) yang lebih detail dan

terrperinci sehingga membantu pengguna laporan keuangan mendapatkan

informasi yang relevan.

5. IFRS semakin diterima oleh banyak negara, terlebih setelah terbukti standar

akuntansi Amerika Serikat tidak mampu membentengi skandal-skandal perusahaan

besar seperti kasus Enron dan Worldcom.

Harmonisasi telah berjalan cepat dan efektif, terlihat bahwa sejumlah besar

perusahaan secara sukarela mengadopsi standar pelaporan keuangan Internasional (IFRS),

walaupun sekarang memang untuk perusahaan terbuka untuk publik (perusahaan listing)

telah diwajibkan menggunakan IFRS. Banyak Negara yang telah mengadopsi IFRS secara

keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard nasional. Hal ini dilakukan

untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan

lainnya.

Usaha-usaha standar internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standar

internasional tidak berbeda dengan standar nasional, maka tidak akan ada masalah, yang

menjadi masalah, apabila standar internasional berbeda dengan standar nasional. Bila hal

ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standar nasional (rujukan pertama).

Page 12: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

12

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

C. Dampak Konvergensi IFRS pada Profesi Akuntan Publik

Bukan hanya penyusun laporan keuangan yang harus berbenah, kesiapan profesi

akuntan atau profesi lain seperti aktuaris dan jasa penilai juga menjadi sorotan. Mulai dari

berlakunya PSAK 24 Imbalan Kerja tahun 2004 yang menganjurkan jasa aktuaris

independen, standar baru ini cukup mengagetkan profesi aktuaris pada saat itu yang iba-

tiba saja kebanjiran pelanggan. Profesi lainnya seperti jasa penilai properti juga terkena

dampak dari peningkatan penggunaan nilai wajar dalam standar akuntansi meneani aset

tetap dan properti investasi yang dikeluarkan tahun 2008.

Dengan adanya IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan memerlukan

professional judgment dari auditor, sehingga auditor juga dituntut untuk senantiasa

meningkatkan kompetensi dan integritasnya. Dalam rules-based system, akuntan dapat

memperoleh petunjuk implementasi secara detail sehingga mengurangi ketidakpastian dan

menghasilkan aplikasi aturan-aturan spesifik dalam standar secara mekanis. Dalam

principles-based system, akuntan akan membuat sejumlah estimasi yang harus dia

pertanggungjawabkan dan mensyaratkan semakin banyak judgement professional. Dengan

membandingkan tiga standar, Benneth et al (2006) menyimpulkan bahwa principles-based

mensyaratkan judgement profesional baik pada level transaksi maupun pada level laporan

keuangan. Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principles-based akan berdampak

pada tipe dan jumlah skill profesional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor.

Pengadopsian IFRS menuntut akuntan maupun auditor untuk memiliki pemahaman

mengenai kerangka konseptual informasi keuangan agar dapat mengaplikasikan secara

tepat dalam pembuatan keputusan serta memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secara fundamental sebelum

membuat judgement. Selain keahlian teknis, akuntan juga perlu memahami implikasi etis

dan legal dalam implementasi standar. Pengadopsian IFRS juga menciptakan pasar yang

luas bagi jasa audit. Berbagai estimasi yang dibuat oleh manajemen perlu dinilai

kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntut memiliki kemampuan

menginterpretasi tujuan dari suatu standar. AAA Financial Accounting Standard Committee

Page 13: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

13

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

(2003) bahkan meyakini kemungkinan meningkatnya konflik antara auditor dan klien.

Pengadopsian IFRS juga memerlukan peran efektif corporate governance.

Permasalahan mengenai rule-based dan principle-based, termasuk adopsi IFRS,

membuka berbagai peluang riset. Nelson (2003) mereview beberapa bukti empiris dan

menunjukkan bahwa penambahan aturan dapat mempengaruhi presisi suatu standar,

namun juga meningkatkan kompleksitasnya sehingga berpengaruh terhadap perilaku

partisipan dalam proses pelaporan keuangan. Peluang riset berkaitan dampak

pengadopsian IFRS terhadap profesi akuntansi terutama diakibatkan oleh sifat standar

yang memerlukan lebih banyak judgement. Riset judgement bukan riset yang mudah

dilakukan karena merupakan proses kognitif seseorang dalam membuat keputusan. Riset

judgement memerlukan metode riset spesifik seperti survey dan eksperimen. Riset

mengenai dampak pengadopsian IFRS terhadap profesi akuntansi, terutama judgement,

belum banyak dilakukan. Penelitian yang menguji mengenai efek rule-based versus

principle-based telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Psaros & Trotman (2004) menguji

dampak tipe standar terhadap judgement konsolidasi oleh penyusun laporan keuangan.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan judgment konsolidasi antara

subyek pada kondisi standar yang rule-based dan concepts-based.

Mengarah kepada profesi akuntan publik, dijelaskan dalam Undang - Undang no. 5

tahun 2011 menjelaskan bahwa jasa akuntan publik merupakan jasa yang digunakan dalam

pengambilan keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang

memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien

serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan. Dalam UU

tersebut juga dijelaskan bahwa Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa

utamanya adalah jasa asuransi dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik

sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan.

Profesi Akuntan Publik memiliki yang peranan yang besar dalam mendukung

perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu

informasi dalam bidang keuangan. Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama

dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan

suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk

Page 14: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

14

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab

Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau

informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan

tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan

untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik

di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011

tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang

Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.

Dalam pengungkapan, penyajian, dan pelaporan akuntansi, seorang akuntan

dituntut lebih transparan dengan berpedoman dengan standar pelaporan yang diakui

secara nasional dan internasional, oleh karena itu IFRS adalah standar pelaporan akuntansi

yang terbaru dan memberikan:

a. Pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang

dikenal secara internasional.

b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar

modal secara global.

d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk

melakukan earning management (manajemen laba).

Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini

menjadi tantangan yang cukup berat bagi akuntan publik untuk sedari dini mengantisipai

implementasi program konvergensi IFRS. Konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan praktisi

akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya

seperti aktuaris dan penilai. Akuntan Publik harus segera mengupdate pengetahuannya

dan menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS.

Disebutkan bahwa tantangan konvergensi IFRS adalah kesiapan praktisi akuntan

manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung lainnya seperti

Page 15: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

15

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

aktuaris dan penilai. Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate

pengetahuannya sehubungan dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan

menyesuaikan pendekatan audit yang berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan

dapat mengantisipasi dengan segera membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang

bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajeman, melakukan gap analysis dan

menyusun road map konvergensi IFRS serta berkoordinasi dengan proyek lainnya untuk

optimalisasi sumber daya.

Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses

konvergensi IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan

silabus serta melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan

input/komentar terhadap ED dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun

IASB.

Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan

pelaporan keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi

terhadap profesi yang terkait dengan pelaporan keuangan seperti penilai dan aktuaris.

Asosiasi Industri diharap dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan

perkembangan SAK, membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai

isu sehubungan dengan dampak penerapan SAK dan secara proaktif memberikan

input/komentar kepada DSAK IAI.

Tantangan Akuntan Publik dalam Menghadapi Era IFRS

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) bertekad untuk sudah mulai menghadapi berbagai

tantangan semenjak pertama kali diberlakukannya IFRS yaitu pada tahun 2012 bagi

kalangan akuntansi Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyak hal yang perlu diubah dari

prinsip yang saat ini berlaku ke dalam IFRS. Beberapa hal tersebut seperti:

1. Penggunaan Fair-value Basis dalam penilaian aset, baik aset tetap, saham, obligasi

dan lain-lain, sementara sampai dengan saat ini penggunaan harga perolehan masih

menjadi basic mind akuntansi Indonesia.

2. Jenis laporan keuangan berdasarkan PSAK terdiri dari 4 elemen (Neraca, Rugi-Laba

dan Perubahan Ekuitas, Cashflow, dan Catatan atas Laporan keuangan). Dalam draft

Page 16: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

16

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

usulan IFRS menjadi 6 elemen (Neraca, Rugi-Laba Komprehensif, Perubahan

Ekuitas, Cashflow, Catatan atas Laporan keuangan, dan Neraca Komparatif).

Penyajian Neraca dalam IFRS tidak lagi didasarkan pada susunan Aset, Kewajiban

dan Ekuitas, tapi dengan urutan Aset dan Kewajiban usaha, Investasi, Pendanaan,

Perpajakan dan Ekuitas. Laporan Cashflow tidak disajikan berdasarkan kegiatan

Operasional, Investasi dan Pendanaan, melainkan berdasarkan Cashflow Usaha

(Operasional dan investasi), Cashflow perpajakan dan Cashflow penghentian usaha.

3. Perpajakan perusahaan, terutama terkait pajak atas koreksi laba-rugi atas

penerapan IFRS maupun atas revaluasi aktiva berdasarkan fair-value basis

Dengan melihat perbedaan tersebut, bisa dikatakan Akutansi Publik Indonesia

memerlukan dorongan akademisi untuk mengupdate bahan ajar yang merefleksikan

perubahan dunia yang riil dalam lingkungan bisnis agar dapat merefleksikan

perkembangan baru seperti meningkatnya penggunaan IFRS. Tantangan tersebut akan

lebih terasa pada tahun 2015, yaitu pada saat diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi

ASEAN) semua Akuntansi Publik ASEAN dapat bekerja di seluruh negara ASEAN, sehingga

meningkatnya persaingan bagi Akuntansi Publik di Indonesia terutama bagi Akuntansi

Publik Asing yang lebih mampu menggunakan IFRS dibandingkan Akuntansi Publik

Indonesia.

Page 17: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

17

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

BAB III

KESIMPULAN

Konvergesi IFRS sebagai salah satu upaya Indonesia di bidang ilmu ekonomi

akuntansi dalam menghadapi arus globalisasi yang terus berkembang. Tanpa daya upaya

yang bersatu padu dari berbagai pihak Indonesia tidak akan mampu mencapai ini.

Kehadiran IFRS memberikan dampak yang cukup signifikan dalam dunia bisnis, baik

dampak positif dan negatif. Namun dilihat manfaat dan kerugiannya, konvergensi IFRS di

pandang lebih memberikan dampak positif terhadap perekonomian di Indonesia, hal itulah

yang membuat DSAK hingga saat ini telah hampir menerapkan konvergensi IFRS secara

penuh sejak 2012 lalu dan perusahaan-perusahaan dengan kriteria tertentu diwajibkan

untuk menerapkan standar dengan konvergensi IFRS tersebut.

Tantangan yang nyata bagi profesi Akuntan Publik dalam negeri adalah tuntutan

untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan profesionalisme serta pengetahuannya

tentang standar yang ditetapkan oleh IFRS agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa

dan mengemban kepercayaan publik dan dapat bertahan serta bersaing dengan Akuntan

Publik Asing ditengah persaingan global di masa yang akan datang. Perubahan-perubahan

yang terjadi dalam standar akuntansi sebelumnya dengan sekarang, ditambah lagi dengan

IFRS yang kemungkinan besar akan terus berkembang, maka seorang profesional akuntan

publik harus bersifat agresif dan dinamis mengahadapi pergerakan standar internasional.

Page 18: Makalah Konvergensi IFRS Kpd Lap Keu Dan Akuntan Publik

18

Pelaporan dan Akuntansi KeuanganDampak Konvergensi IFRS pada Laporan Keuangan & Profesi Akuntan Publik

Oleh: M. Berri Waldy C4C113006

DAFTAR PUSTAKA

Juan, Ng Eng. 2012. Panduan Praktis: Standar Akuntansi Keuangan Berbasis IFRS. Jakata:

Salemba Empat.

http://ikaismarino.blogspot.com/2013/12/etika-profesi-akuntansi_5835.html

http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?id=92

http://juprilumbantoruan.blogspot.com/2013/11/ifrs-dan-akuntansi-internasional.html

http://lindasarlinda.blogspot.com/2013/11/uu-no-5-dalam-menghadapi-ifrs.html

http://yulikahonosusanti22.blogspot.com/2013/11/review-jurnal-tentang-undang-

undang.html

http://danielanugrah10.wordpress.com/2013/11/30/uu-tentang-kode-etik-akuntan-dalam-

menghadapi-era-ifrs/

http://andrianihere.blogspot.com/