Upload
mahyul-ikmal
View
6.702
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari hukum dagang, pasti akan membahas tentang Koperasi. Dan
membicarakan koperasi pastinya kita akan membahas tentang apa itu koperasi,
siapa saja yang menjalankan koperasi, dan apa-apa saja yang perlu dibahas
didalam mengupas tentang koperasi tersebut.
Berbicara tentang ekonomi koperasi tidak terlepas dari konsep ekonomi
dan koperasi. Ekonomi secara umum diartikan sebagi usaha manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan koperasi adalah sebagai organisasi
ekonomi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Koperasi ?
b. Apa dasar hukum Koperasi ?
c. Bagaimana prosedur pendiriannya ?
d. Apa saja yang menjadi syarat pendirian Koperasi ?
e. Bagaimana Organ Koperasi tersebut yang mencakup Tanggung jawab,
Hak dan Kewajiban ?
f. Apa aturan / ketentuan baru yang mengatur tentang koperasi ?
g. Apa saja jenis koperasi ?
h. Apa saja yang menjadi syarat pendirian Koperasi ?
i. Bagaimana proses pendirian Koperasi ?
j. Dan bagaimana pembubaran Koperasi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ada sebagai sarana untuk dapat
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Koperasi. Dan diluar ini
juga sebagai Pelengkap tugas mata kuliah Hukum dagang.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai
dengan kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama
diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan
perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi bukan
hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat
Indonesia tanpa terkecuali.
Berikut ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi
aktifitas koperasi di Indonesia.
- Landasan Idiil ( pancasila )
- Landasan Mental ( Setia kawan dan kesadaran diri sendiri )
- Landasan Struktural dan gerak ( UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 )
Koperasi adalah juga gerakan yang terorganisasi yang didorong oleh
cita – cita rakyat mencapai masyarakat yang maju, adil dan makmur
seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 khususnya pasal 33 ayat (1)
yang menyatakan bahwa :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan”. Dan “bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi”. Karena dorongan cita – cita rakyat itu, undang – undang
tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi
selain badan usaha juga adalah gerakan ekonomi rakyat”.
3
Beberapa definisi koperasi yang didapatkan dari berbagai sumber,
sebagai berikut :
1. Menurut ILO (International Labour Organization)
ILO memberikan definisi secara detail dan lebih berdampak
internasional, dan definisi tersebut adalah : “Cooperative defined as an
association of persons usually of limited means, who have voluntarily
joined together to achieve a common economic end thorough the
formation of a democratically controlled business organization, making
equitable contribution to the capital required and accepting a fair share of
risk and benefits of undertaking”.
Menurut ILO di dalam definisi koperasi terdapat 6 elemen yaitu :
a. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.
b. Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan.
c. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai.
d. Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan
dikendalikan secara demokratis.
e. Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.
f. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
2. Menurut Drs. Arifinal Chaniago
Chaniago (1984) dalam bukunya “Perkoperasian Indonesia”
memberikan definisi, “Koperasi adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang – orang atau badan hukum yang memberikan
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama
secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya”.
4
3. Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia)
Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan
ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong
tersebut didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan
‘seorang buat semua dan semua buat seorang’.
Menurutnya untuk dapat disebut koperasi, suatu organisasi itu setidak-
tidaknya harus melaksanakan 4 asas, yakni :
a. Tidak boleh menjual dan dikedaikan barang-barang palsu.
b. Harga barang harus sama dengan pasar setempat.
c. Ukuran harus benar dan dijamin.
d. Jual beli dengan tunai. Kredit dilarang karena menggerakkan hati
orang untuk membeli diluar kemampuannya.
4. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa Koperasi adalah
suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang tujuannya untu
kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut mengandung
asas kekeluargaan yang saling bergotong-royong dan tolong-menolong
diantara anggota koperasi.
B. Dasar Hukum tentang Koperasi
Dalam pengertian umum, ide adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai.
Cita-cita berkoperasi tumbuh dan berkembang dari berbagai ide yang
melandasinya. Ide berkoperasi, telah berkembang jauh sebelum koperasi
itu sendiri berwujud sebagai koperasi. Ide yang berasal dari berbagai
5
pandangan itu kemudian melebur ke dalam prinsip-prinsip, asas-asas dasar
koperasi.
Indonesia adalah negara hukum yang berpedoman kepada Dasar
Negara Pancasila, UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN) sebagai sumber hukum tertinggi yang telah ditetapkan oleh
MPR-RI sebagai suatu sumber azaz demokrasi. Di Indonesia Koperasi
telah mendapatkan tempat yang jelas dan pasti, maka dari itu koperasi
berlandaskan hukum negara yang sangat kuat.
Tinjauan Umum Tentang Koperasi Dasar hukum koperasi adalah Pasal
33 ayat (1) Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD
N RI 1945) dan UndangUndang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.
Dasar-dasar Hukum Koperasi Indonesia adalah :
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan
Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran
Koperasi oleh Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal
Penyertaan pada Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No.
36/Kep/MII/1998 tentang Pedoman Pelaksanaan Penggabungan
dan Peleburan Koperasi.
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No.
19/KEP/Meneg/III/2000 tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha
Koperasi.
6
8. Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Landasan-landasan koperasi dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal,
antara lain :
1. Landasan Idiil (ideal) Koperasi Indonesia adalah Pancasila.
2. Landasan Strukturil dan landasan gerak Koperasi Indonesia adalah
Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 (UUD N RI 1945).
3. Landasan Mental Koperasi adalah setia kawan dan kesadaran
berpribadi. Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta
pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI
Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992
Nomor 116.
Koperasi Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi
suatu badan usaha yang dipandang oleh undang-undang sebagai suatu
perusahaan. Namun sekarang Undang-undang ini telah digantikan oleh
aturan yang baru yaitu UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian.
C. Prosedur Pendirian Koperasi
Dalam hal masyarakat akan mendirikan koperasi, maka ada beberapa
aturan dan prosedur yang harus dilaksanakan. Secara aturan dapat kita
definisikan bahwa Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil
Dan Menengah Republik Indonesia Nomer : 01/Per/M.KUKM/2006
mengatur tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta
Pendirian Dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Dalam hal pembentukan koperasi ini sekumpulan orang orang yang
membuat koperasi wajib memahami pengertian, nilai dan prinsip prinsip
7
koperasi. Dalam membuat atau membentuk koperasi, paling tidak kita
harus memahami beberapa syarat yaitu sebagai berikut :
1. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya
(20) dua puluh orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan
ekonomi yang sama.
2. Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang-
kurangnya (3) tiga badan hukum Koperasi.
3. Pendiri koperasi primer adalah warga negara Indonesia, cakap
secara hukum dan mampu melakukan perbuatan hukum.
4. Pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang
diberi kuasa dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri
rapat pembentukan koperasi sekunder.
5. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara
ekonomi, dikelola secara efesien dan mampu memberikan manfaat
ekonomi yang nyata bagi anggota.
6. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan
usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi.
7. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
Berdasarkan UU No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, prosedur
pendirian juga meliputi :
1. Pasal 7 angka (1) “Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20
(dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian
kekayaan pendiri atau Anggota sebagai modal awal Koperasi”.
2. Pasal 7 angka (2) “Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit
3 (tiga) Koperasi Primer”.
3. Pasal 8 angka (1) “Koperasi mempunyai tempat kedudukan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditentukan
dalam Anggaran Dasar.
8
4. Pasal 8 angka (2) “Wilayah keanggotaan Koperasi ditentukan
dalam Anggaran Dasar”.
5. Pasal 8 angka (4) “Koperasi mempunyai alamat lengkap di tempat
kedudukannya.”
6. Pasal 8 angka (5) “Dalam semua surat menyurat, pengumuman
yang diterbitkan oleh Koperasi, barang cetakan, dan akta d alam
hal Koperasi menjadi pihak harus disebutkan nama dan alamat
lengkap Koperasi”.
D. Syarat-Syarat Pendirian Koperasi
Syarat utama mendirikan sebuah koperasi hanya memerlukan calon
pendiri sebanyak minimal 20 orang ; dari dua puluh orang tersebut
kemudian dapat menjadi anggota, dan di antara mereka dapat dipilih
menjadi pengurus, maupun pengawas.
Setelah terpenuhi jumlah anggota minimal dan semua anggota telah
memahami betul mengenai tujuan, hubungan hukum dan aturan main
dalam koperasi yang akan mereka dirikan, maka proses selanjutnya adalah
menuangkan kesepakatan bersama tersebut ke dalam Anggaran Dasar;
yang berbentuk akta pendirian koperasi. Dalam Anggaran Dasar tersebut,
para pendiri wajib memuat dan menyatakan sekurang-kurangnya hal-hal
sebagai berikut :
1. Daftar nama pendiri
2. Nama dan tempat kedudukan koperasi
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha
4. Ketentuan mengenai keanggotaan
5. Ketentuan mengenai rapat anggota
6. Ketentuan mengenai pengelolaan
7. Ketentuan mengenai permodalan
8. Ketentuan mengenai jangka watu berdirinya
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
9
10. Ketentuan mengenai sanksi
a. Modal dasar pendirian koperasi
Aturan mengenai permodalan koperasi ini memang tidak diatur secara
detail, namun secara prinsip sangat jelas asal usul pengumpulan modal
dalam sebuah koperasi seperti yang ditentukan dalam UU Perkoperasian,
antara lain terdiri atas :
1. Modal sendiri yang dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, dana cadangan dan hibah.
2. Modal pinjaman yang dapat berasal dari pinjaman dari anggota,
pinjaman dari anggota koperasi lain, bank dan lembaga keuangan
lainnya, penerbitan obligasi atau sumber-sumber pinjaman lain
yang sah.
b. Nama dan domisili koperasi
Nama dan tempat kedudukan koperasi merupakan salah satu dari
ketentuan minimal yang harus dicantumkan dalam Anggaran Dasar
koperasi. Tempat kedudukan atau domisili merupakan hal yang penting
bagi pihak ketiga, pengadilan maupun anggota koperasi sendiri harus
dapat mengetahui di mana sebuah badan hukum koperasi tersebut dapat
dihubungi. Untuk menghindari adanya kesamaan nama yang mungkin saja
terjadi, maka hendaknya pendiri untuk mengecek kepada lembaga otoritas
koperasi agar tidak bertentangan dengan Hak Kekayaan Intelektual, serta
kesusilaan dan ketertiban umum dan termasuk juga ketentuan peraturan
perundang-undangan.
c. Jangka waktu berdirinya koperasi
Jangka waktu berdirinya koperasi ditetapkan terbatas dalam jangka
waktu tertentu atau tidak terbatas sesuai dengan tujuan dan dengan
kehendak para pendiri. Penentuan batas jangka waktu berdirinya koperasi
10
akan berpengaruh langsung pada proses dan tata cara pembubaran koperasi
yang bersangkutan di akhir masa yang telah ditentukan tersebut dimuat
pada anggaran dasar.
E. Organ Koperasi
1. Tanggung jawab
Tanggung jawab dalam menjalankan sebuah koperasi berada pada
semua anggotanya, dan juga memiliki hierarki tanggung jawab, yakni :
a. Pengurus
Seseorang yang bertugas, Mengelola koperasi dan usahanya,
Mengajukan rancangan Rencana kerja, budget dan belanja koperasi,
Menyelenggarakan Rapat Anggota, Mengajukan laporan keuangan &
pertanggung jawaban, Maintenance daftar anggota dan pengurus,
Wewenang, Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan,
Meningkatkan peran koperasi.
b. Pengelola
Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus
untuk mengembangkan usaha dengan efisien & profesional,
Hubungannya dengan pengurus bersifat kontrak kerja, dan dapat
diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.
c. Pengawas
Pengawas adalah Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan
diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
organisasi & usaha koperasi.
2. Hak dan kewajiban anggota koperasi
Telah kita ketahui bersama bahwa setiap anggota mempunyai hak dan
kewajiban yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar. Karenanya suatu Koperasi tidak dapat mencapai titik
11
efektif jika tiap anggotanya tidak mampu memenuhi kewajibannya dan
juga tak memperhatikan apa yang telah menjadi haknya, dan berikut ini
ialah macam-macam dari Hak dan Anggota Koperasi.
a. Hak anggota
Adapun hak-hak seorang anggota koperasi adalah sebagai berikut :
a) Menghadiri, berpendapat, dan memberikan suara dalam rapat
anggota.
b) Memilih atau dipilih menjadi pengurus atau pengawas.
c) Memberikan pendapat atau saran kepada pengurus dan pengawas
diluar rapat anggota.
d) Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar
sesama anggota.
e) Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam anggaran dasar.
b. Kewajiban anggota
Didalam menjalankan dan berperan sebagai anggota sebuah koperasi,
maka kewajibannya adalah :
a) Memenuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
keputusan yang telah disepakati.
b) Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan.
c) Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas asas
kekeluargaan.
d) Menjadi pelanggan tetap.
e) Menjaga kerahasiaan perusahaan kepada pihak luar.
f) Menanggung kerugian yang diderita koperasi sebatas modal yang
disetor
Antara hak dan kewajiban hendaklah seimbang dan berjalan
beriringan. Hal ini sesuai dengan status keanggotaannya yang telah diatur
12
dan disepakati dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun
peraturan khusus.
F. Ketentuan Baru tentang Perkoperasian
Peraturan baru tentang perkoperasian adalah Undang-undang No.17
tahun 2012 menggantikan ketentuan lama, yaitu Undang-undang No.25
tahun 1992. Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 perlu
diganti, karena sudah tidak selaras dengan kebutuhan hukum dan
perkembangan perkoperasian di Indonesia. Inilah landasan utama
Kementerian Koperasi dan UKM untuk melahirkan Undang-undang
Perkoperasian terbaru.
Oleh karena itu, untuk mengatasi berbagai faktor penghambat
kemajuan koperasi, perlu pembaharuan hukum melalui penetapan landasan
hukum sesuai tuntutan pembangunan koperasi serta selaras dengan
perkembangan tata ekonomi nasional dan global. Keberadaan Undang-
Undang tentang Perkoperasian diharapkan mampu mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi koperasi pada masa mendatang. Setelah berlakunya
Undang-Undang ini diperlukan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
G. Jenis Koperasi
Jenis koperasi didasrkan pada kesamaan usaha atau kepentingan
ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah
kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya.
Jenisnya adalah :
1. Koperasi Produsen.
Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan
kegiatan produksi (produsen). Tujuannya adalah memberikan
keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara
menekan biaya produksi serendah rendahnya dan menjual produk
13
dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang
dapat digunakan oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan
Pemasaran produk anggotanya.
2. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan
kegiatan konsumsi. Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang
sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara mengadakan barang
atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Contoh :
koperasi simpan pinjam dan koperasi serba usaha (konsumen).
H. Proses Pendirian Koperasi
Dalam mendirikan sebuah koperasi, maka seseorang harus
memperhatikan hal-hal pokok seperti berikut ini :
1. Dasar hukum
2. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota
masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi
yang sama.
3. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan
penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang
ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai
perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar
memahami nilai dan prinsip koperasi dan paha akan hak dan
kewajibannya sebagai anggota koperasi.
4. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat
pembentukan koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurang-
kurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan
untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3
koperasi melalui wakil-wakilnya.
5. Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat
Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat sesuai
14
domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana kehadiran pejabat
tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan
dengan pembentukan koperasi, melihat proses pelaksanaan rapat
pembentukan, sebagai narasumber apabila ada pertanyaan
berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep
anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum di”akta”kan
oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat. Selain itu apabila
memungkinkan rapat pembentukan tersebut juga dapat dihadiri
oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk
membantu membuat/menyusun akta pendirian, perubahan
anggaran dasar dan pembubaran koperasi.
6. Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran
Dasar Koperasi.
7. Pembuatan atau penyusunan akta pendirian koperasi tersebut dapat
dibuat oleh para pendiri (dalam hal di wilayah setempat tidak
terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi
(Pasal 6 Ayat 1).
8. Selanjutnya Notaris atau kuasa Pendiri mengajukan permohonan
pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang.
9. Pejabat yang berwenang akan melakukan :
o Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan
o Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut.
10. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat
lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap (Pasal 9
Ayat 2).
11. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan
alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama
3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan (Pasal 12 Ayat 1).
12. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan
ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu
15
paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang
tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan (Pasal 12 Ayat 2).
Dan yang telah disebutkan diatas merupakan proses yang harus dilalui
demi terwujudnya suatu koperasi yang diakui dan sesuai dengan keinginan
para anggota.
I. Pembubaran Koperasi
Apabila Koperasi sudah berjalan, ada kemungkinan macet usahanya
atau tidak dapat melanjutkan usahanya lagi. Ada beberapa hal yang akan
dijelaskan yang meliputi :
1. Kapan Koperasi Bubar
Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan harus atas dasar
ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan dapat bubarnya Koperasi dan harus benar-benar terbukti
baik secara materil maupun menurut hukum tidak diragukan lagi
kebenarannya. Adapun hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bila Rapat Anggota Koperasi yang bersangkutan menghendaki
agar Koperasinya dibubarkan. Pembubaran atas kehendak anggota
ada alasan yang cukup kuat, misalnya akan menggabungkan
dengan Koperasi lain.
b. Disamping atas kehendak sendiri, Koperasi dapat pula dibubarkan
atas keputusan Pemerintah. Pemerintah dapat membubarkan
Koperasi apabila :
a) Terdapat bukti-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak
dapat lagi memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Undang-
Undang Koperasi yang berlaku.
b) Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan
atau kesusilaan yang mengganggu lingkungannya.
16
c) Koperasi yang bersangkutan tidak dapat diharapkan lagi
kelangsungan hidupnya dalam memenuhi kebutuhan
anggotanya
d) Tidak menyesuaikan diri dengan Undang-Undang yang baru.
2. Tata-cara Pembubaran Koperasi
a. Pembubaran atas kehendak sendiri
Langkah-langkah pembubaran koperasi atas kehendak sendiri di
laksanakan sebagai berikut :
a) Koperasi yang bersangkutan mengadakan Rapat Anggota
Khusus Pembubaran.
b) Pengurus menyampaikan keputusan Rapat Anggota Khusus
Pembubaran kepada Pejabat yang berwenang.
c) Setelah menerima permohonan pembubaran dari koperasi yang
bersangkutan, pejabat yang berwenang mengeluarkan surat
keputusan pembubaran dan menyampaikan kepada yang
bersangkutan.
b. Pembubaran Koperasi atas kehendak Pejabat (Pemerintah)
Pembubaran Koperasi atas kehendak Pejabat ini hanya dilakukan
apabila koperasi yang bersangkutan telah benar-benar terbukti
menyalahi Undang-Undang yang berlaku dan tidak ada jalan keluar
lainnya kecuali dibubarkan. Adapun langkah-langkahnya adalah :
a) Dilakukan penelitian, apakah Koperasi yang bersangkutan
benar-benar telah menyalahi ketentuan seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang yang berlaku seperti tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan Undang-Undang lagi, kegiatannya
bertentangan dengan ketertiban umum/kesusilaan dan tidak
dapat diharapkan lagi kelanjutan hidupnya. Disamping
dilakukan penelitian, juga terhadap Koperasi yang
bersangkutan dilakukan pencatatan-pencatatan atas kekayaan-
kekayaan yang ada, Bukti-bukti tentang kekayaan, daftar
17
anggota dan daftar Pengurus hares diamankan. Atas dasar
penelitian tersebut, Pejabat yang berwenang untuk
membubarkan Koperasi yang bersangkutan mengirimkan surat
kepada, Koperasi tersebut tentang maksud pembubaran
tersebut.
b) Pada waktu pemberitahuan dikirimkan kepada Koperasi yang
bersangkutan dikirim pula usul pembubaran kepada Pejabat
yang berwenang untuk itu. Apabila Koperasi yang akan
dibubarkan tersebut karena sesuatu hal tinggal namanya saja,
artinya tidak ada pengurus dan anggotanya lagi, maka perlu
diadakan pengumuman tentang. maksud pembubaran tersebut.
Jika dalam jangka waktu 3 bulan sejak dikeluarkan, surat
pengumuman pembubaran tersebut tidak ada keberatan, maka
pembubaran dapat dilakukan oleh Pejabat.
c. Pembubaran atas dasar berlakunya Undang-Undang baru
Apabila ada Undang-Undang Koperasi baru yang menggantikan
Undang-Undang Koperasi yang berlaku sebelumnya, maka
Koperasi Koperasi yang ada harus menyesuaikan diri. dengan
Undang-Undang baru tersebut. Ini berarti bahwa Koperasi
Koperasi yang menyesuaikan diri tersebut tunduk kepada Undang-
Undang Koperasi yang berlaku barn. Koperasi-Koperasi yang tidak
menyesuaikan diri harus dibubarkan sebab berarti tidal- mau
tunduk pada Undang-Undang Koperasi yang berlaku: Misalnya
dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, dari jumlah Koperasi yang
ada yang menyesuaikan hanya, lainnya dibubarkan. Tata cara
pembubaran Koperasi-Koperasi yang tidak menyesuaikan diri
tersebut adalah sebagai berikut :
a) Terhadap Koperasi-Koperasi yang ada pada saat berlakunya
Undang-Undang barn, dilakukan penelitian setelah jangka
waktu penyesuaian habis, apabila dalam jangka wakta yang
18
telah ditentukan ternyata koperasi yang bersangkutan tidak
menyatakan diri untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang
barn, maka dapat segera diberi tahu tentang maksud Pejabat
untuk membubarkannya.
b) Terhadap koperasi-koperasi yang tidak menyesuaikan diri,
tidak diberi kesempatan untuk naik banding atas usul
pembubaran oleh pejabat. Pejabat yang berwenang setelah
jelas-jelas bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak
menyesuaikan diri dengan Undang-Undang baru, segera
meluluskan permohonan pembubaran yang telah diusulkan.
c) Pengamanan terhadap kekayaan dan lain-lain pada koperasi
tersebut harus juga dilakukan.
3. Keputusan Pembubaran
Apabila seluruh prosedur telah dilaksanakan, maka Pejabat yang
berwenang, baru dapat membubarkan Koperasi, baik yang atas permintaan
sendiri maupun yang atas kehendak- Pejabat. Untuk bubarnya Koperasi
maka Pejabat yang berwenang mengeluarkan Surat Keputusan
Pembubaran. Surat Keputusan Pembubaran tersebut harus dicatat dalam
daftar Umum di tempat Koperasi yang bersangkutan terdaftar. Karena
koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, maka
akibatnya banyak pihak yang tersangkut di dalam pembinaan Koperasi,
dan banyak pula pihak yang berkepentingan untuk mengetahui
pembubaran Koperasi yang bersangkutan, untuk itu pihak-pihak tersebut
harus pula menerima tembusan pembubaran tersebut.
Pada saat semua prosedur pembubaran koperasi sudah dilaksanakan,
Pemerintah mengumumkan pembubaran Koperasi dalam Berita Negara
Republik Indonesia, dan status badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal
pengumuman pembubaran Koperasi tersebut dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koperasi adalah suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang
tujuannya untu kesejahteraan bersama dan didalam perkumpulan tersebut
mengandung asas kekeluargaan yang saling bergotong-royong dan tolong-
menolong diantara anggota koperasi.
Koperasi dididirikan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia
dengan berdasarkan kepada asas kekeluargaan yang saling bekerja sama dan
bahu-membahu untuk sama-sama maju demi mencapai tujuan kesejahteraan.
B. Saran
Penulis hanyalah sebagai seorang manusia biasa yang tidak pernah luput
dari kesalahan. Dan dari pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan didalam makalah yang saya buat dan saya sangat
mengharapkan maaf dari pembaca.
Dan diharapkan sebagai mahasiswa yang masih haus akan ilmu tentang
hukum, tidak ada salahnya kita terus menggali ilmu terutama yang sudah
tersaji didalam makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Web / Blog :
1. http://andinisaurus.blogspot.com/2013/07/makalah-koperasi-sebagai-
badan-hukum.html
2. http://dinkop-umkm.surabaya.go.id/index.php/page/detail/prosedur-pendirian-
koperasi.html
3. http://dogimauw.blogspot.com/2013/04/tata-cara-pendirian-koperasi-
dan_7972.html
4. http://miko01ug.blogspot.com/2009/11/makalah-koperasi.html
5. http://mengerjakantugas.blogspot.com/2012/01/macam-macam-koperasi.html
6. http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/hak-dan-kewajiban-anggota-
koperasi
7. http://trainnerone.blogspot.com/2009/12/babab-5-hak-dan-kewajiban-
anggota.html
8. http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi
9. http://valkyriexenz.blogspot.com/2013/01/syarat-syarat-serta-proses-
pembentukan.html
10. http://www.infosagala.com/tujuan-dan-manfaat-koperasi/