21
MAKALAH LESSON STUDY Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Micro Teaching Dosen: Drs. Harudin Syam, M.Pd. Disusun Oleh: Eka Lusiandani Koncara 0101.07.01.851 Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA 2007/2008

Makalah Lesson Study-Mandiri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mau tahu tentang Lesson Study??Sekilas tentang Lesson Study dan bagaimana guru ideal di mata profesi dan siswanya.Lebih lanjut, hubungi alamat berikut:[email protected]

Citation preview

Page 1: Makalah Lesson Study-Mandiri

MAKALAH

LESSON STUDY

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti

Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Kuliah Micro Teaching

Dosen: Drs. Harudin Syam, M.Pd.

Disusun Oleh:

Eka Lusiandani Koncara

0101.07.01.851

Semester 5 Jurusan Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN - PURWAKARTA

2007/2008

Page 2: Makalah Lesson Study-Mandiri

i

KATA PENGANTAR

Guru sebagai tenaga profesional dituntut untuk memiliki kompetensi

pedagogi, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi

sosial.upaya untuk menguasai keempat kompetensi tersebut dengan melalui

pendidikan formal hanya merupakan syarat perlu bagi setiap guru. Akan tetapi,

upaya peningkatan kemampuan secara terus-menerus (continous improvement)

merupakan syarat cukup yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Salah satu alternatif

upaya yang bisa dilakukan guru untuk hal tersebut adalah melalui Lesson Study.

Para guru harus mau berubah untuk mengadakan pembaruan dalam

pelaksanan kegiatan belajar mengajar agar dapat memenuhi tuntutan kurikulum

seperti yang telah diuraikan di atas. Guru harus dapat menerapkan inovasi-inovasi

baru dalam pendidikan khususnya dalam inovasi pembelajaran di sekolah.

Pengembangan inovasi pembelajaran sangat menuntut kreativitas guru.

Penyusun telah mencoba melakukan kegiatan lesson study sebagai bentuk

kerja sama/kemitraan dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran dalam

praktek peer teaching pada Mata Kuliah Micro Teaching, di mana lesson study

yang semula hanya diperuntukkan bagi mata pelajaran matematika dan IPA saja,

penyusun adaptasi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penyusun juga

telah melakukan beberapa kegiatan observasi di beberapa lingkungan sekolah di

Kota Purwakarta, dan banyak hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan tersebut.

Untuk itu, dengan makalah ini penyusun berusaha untuk membahas tentang lesson

study menurut pandangan penyusun serta bagaimana implementasinya apabila

diterapkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah penyusun.

Semoga bermanfaat…

Purwakarta, Februari 2008

Penyusun

Page 3: Makalah Lesson Study-Mandiri

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

BAB II LESSON STUDY ............................................................................... 3

A. Apa Itu Lesson Study ........................................................................ 3

B. Mengapa Harus Lesson Study? ........................................................ 5

C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study? ......................................... 7

BAB III BILA LESSON STUDY DITERAPKAN

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA .................................... 9

BAB IV GURU IDEAL ................................................................................... 12

A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas ..................................... 12

B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal ................................. 14

BAB V LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................... 16

A. Hasil Observasi di SMP Negeri 1 Purwakarta .............................. 16

B. Hasil Observasi di SMP Negeri 3 Purwakarta .............................. 17

C. Hasil Observasi di SMP Negeri 8 Purwakarta .............................. 18

Page 4: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 1

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia adalah pelaku kongkrit sejarah dalam kehidupan, tidak sedikit orang

yang tidak menyadari tentang hakekat dirinya, dan untuk menyadari hakekat diri

manusia tidak memperolehnya secara serta merta. Manusia muncul dari historisitas

dan konsekuensi logisnya, manusia hidup dalam proses. disini manusia membutuhkan

apa yang namanya pendidikan (Paulo Freire).1 berbicara tEntang pendidikan, banyak

pendapat ilmuwan yang memaparkan tentang perihal pendidikan, namun semuanya

berujung pada “proses pendewasaan (usaha sadar)”, kami mengutip sebuah pendapat

dari seorang yang memiliki paham behaviorisme John Dewey (1985) bahwa

Pendidikan merupakan proses yang tanpa akhir (Education is the process without end).2

Diskursus pendidikan bermunculan seiring dengan perkembangan zaman

(IPTEK), yang menjadikan suatu sinyalemen bagi instrument yang bertanggung

jawab atas pendidikan untuk bersama-sama melakukan suatu controlling dalam proses

pendidikan, menurut Undang-undang Nomor 2 tahun 1989, Instrumen yang

bertanggung atas terselenggaranya pendidikan adalah keluarga, masyarakat, dan

pemerintah.3 Menurut Tilaar (2001) Pendidikan dewasa ini dihadapkan pada 7 krisis

pokok: (1) menurunnya akhlaq dan moral peserta didik, (2) Pemerataan kesempatan

belajar, (3) masih rendahnya efesiensi internal sistem pendidikan, (4) Status

kelembagaan, (5) Manajemen Pendidikan yang tidak sejalan dengan perkembangan,

(6) SDM yang belum professional.4

Problematika ini cukup krusial dan kerap kali menimpa pada instrument

yang terkait dalam pendidikan, konklusi yang menjadi resolusi diskursus ini adalah

“kita sama-sama sadar” akan Peran & Fungsi nya, kita tidak bisa menyalahkan salah

satu pihak, karena jika dideskripsikan problem ini layaknya sebuah siklus atau

lingkaran setan yang tak berujung.

Berbagai metode dan strategi dan model pembelajaran, kurikulum

pembelajaran mulai bermunculan dan mulai berganti-ganti disesuaikan dengan

pekembangan zaman khususnya kondisi siswa, salah satu insiatif yang muncul dari

1 Lihat Utomo Dananjaya ,Sekolah Gratis ; hlm.55

2 Lihat DR.H. Syaiful Sagala, M.Pd, Administrasi Pendidikan Kontemporer ; hlm.4

3 Lihat Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat ilmu Pendidikan,hlm. 56

4 Lihat Kunandar, S.Pd, M.Si, Guru Profesional, hlm.14

Page 5: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 2

Jepang adalah Lesson Study yang merupakan salah satu resolusi pendidikan di

Inodesia, meskipun konsep ini muncul dari Jepang, apa salahnya bila statement ini

kita coba dalam rangka “Trial And Error” selama itu merupakan hal yang positif dan

menjadikan pendidikan kita lebih baik.

Page 6: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 3

BAB II

LESSON STUDY

A. Apa Itu Lesson Study?

Lesson study adalah metode yang berorientasi pada praktek untuk

meningkatkan keterampilan mengajar oleh guru-guru itu sendiri. Kelebihan dari

metode ini adalah, peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan

sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain

waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di

antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.

Bermacam-macam istilah yang digunakan untuk metode sejenis ini di berbagai

sumber pustaka, misalnya: ”action research”, “coaching”, dan “clinical

supervision”. Dalam program ini, lesson study akan digunakan sebagai istilah

umum untuk kegiatan yang berusaha untuk mengembangkan profesi guru.5

Lesson study dilakukan dengan dua prinsip pelaksanaan, yaitu mutual

learning dan cholegality. Karena itu, penerapan lesson study dapat meningkatkan

kompetensi guru, terutama yang terkait dengan pengetahuan, pengetahuan materi

pokok, pengetahuan pengajaran, pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa,

menghubungkan praktek sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi,

hubungan dengan kolega dan saling bantu, komitmen, dan akuntabilitas.

Makoto Yoshida, seorang pakar lesson study di Jepang, memberikan garis

besar pelaksanaan lesson study sebagaimana dipraktekkan di Jepang. Ciri-ciri

utama Lesson Study antara lain memberi kesempatan nyata kepada para guru

menyaksikan pembelajaran (teaching) dan belajar (learning) di ruang kelas.

Lesson study membimbing guru untuk memfokuskan diskusi-diskusi

mereka pada perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan, dan refleksi pada

praktek pembelajaran di kelas. Dengan menyaksikan praktek pembelajaran yang

sebenarnya di ruang kelas, guru-guru dapat mengembangkan pemahaman atau

gambaran yang sama tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran efektif,

5 www.sisttems.org

Page 7: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 4

yang pada gilirannya dapat membantu siswa memahami apa yang sedang mereka

pelajari. 6

Karakteristik unik yang lain dari lesson study adalah bahwa lesson study

menjaga agar siswa selalu menjadi jantung kegiatan pengembangan profesi guru.

Lesson study memberi kesempatan pada guru untuk dengan cermat meneliti

proses belajar serta pemahaman siswa dengan cara mengamati dan mendiskusikan

praktek pembelajaran di kelas. Kesempatan ini juga memperkuat peran guru

sebagai peneliti di dalam kelas. Guru membuat hipotesis (misalnya, jika penyusun

mengajar dengan cara tertentu, anak-anak akan belajar) dan mengujinya di dalam

kelas bersama siswanya. Kemudian guru mengumpulkan data ketika melakukan

pengamatan terhadap siswa selama berlangsungnya pelajaran dan menentukan

apakah hipotesis itu terbukti atau tidak di kelas.

Ciri lain dari lesson study adalah bahwa ia merupakan pengembangan

profesi yang dimotori guru. Melalui lesson study, guru dapat secara aktif terlibat

dalam proses perubahan pembelajaran dan pengembangan kurikulum. Selain itu,

kolaborasi dapat membantu mengurangi isolasi di antara sesama guru dan

mengembangkan pemahaman bersama tentang bagaimana secara sistematik dan

konsisten memperbaiki proses pembelajaran dan proses belajar di sekolah secara

keseluruhan.

Selain itu, lesson study merupakan bentuk penelitian yang memungkinkan

guru-guru mengambil peran sentral sebagai peneliti praktek kelas mereka sendiri

dan menjadi pemikir dan peneliti yang otonom tentang pembelajaran (teaching)

dan belajar (learning) di ruang kelas sepanjang hidupnya.

Dekan FPMIPA UPI memaparkan bahwa:

1. Lesson Study adalah metodologi pengembangan professional guru melalui

pembelajaran bersama berbasis kolegalitas.

2. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari kepala sekolah untuk melaksanakan

lesson study.

6 Yoshida, M. (1999). Lesson Study: A Case Study of a Japanese Approach to Improving Instruction Through School-

Based Teacher Development

Page 8: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 5

3. Lesson study bukanlah kesempatan bagi pengamat untuk mengkritisi guru

yang mengajar, melainkan kesempatan bagi pengamat untuk belajar

mengenai pembelajaran siswa dari pengamatan pembelajaran tersebut.

4. Semua guru harus mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dengan

berpartisipasi di dalam lesson study. Untuk meningkatkan pembelajaran

siswa dan menangani siswa dengan baik.

5. Semua guru harus melakukan lesson study setidaknya sekali dalam satu

tahun.

B. Mengapa Harus Lesson Study?

Dari sekian banyak permasalahan atau persoalan pendidikan adalah

bagaimana menciptakan pendidikan yang berstandar pada mutu. Berbagai

program peningkatan pendidikan telah digulirkan pemerintah melalui direktorat

pendidikan menengah seperti program BBE Life Skill, Sekolah Berstandar

Nasional, Sekolah Berstandar Internasional, dan masih banyak lagi program

pengembangan lainnya.

Menurut Indra Jadi Sidi (2000), sesuai data UNDP Indonesia menempati

peringkat 109 dari 174 negara dunia, dan menempati peringkat 46 yang paling

bawah di Asia Tenggara, Singapura menempati peringkat 2, Malaysia peringkat

27, Philipina peringkat 32 dan Thailand peringkat 34.7

Para guru harus mau berubah untuk mengadakan pembaruan dalam

pelaksanan kegiatan belajar mengajar agar dapat memenuhi tuntutan kurikulum

seperti yang telah diuraikan di atas. Guru harus dapat menerapkan inovasi-inovasi

baru dalam pendidikan, khususnya dalam inovasi pembelajaran di sekolah.

Pengembangan inovasi pembelajaran sangat menuntut kreativitas guru. Kegiatan

pengembangan inovasi pembelajaran hendaknya melibatkan organisasi profesi

guru seperti MGMP agar hasilnya sesuai dengan misi pendidikan. Bentuk inovasi

pembelajaran yang telah dikembangkan guru, selanjutnya disosialisasikan kepada

guru-guru lain agar mereka dapat menirunya dan sekaligus dapat menilai

efektivitasnya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan

7 Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

Page 9: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 6

sosialisasi yang sekaligus dapat menilai efektivitas tersebut dapat dilakukan

melalui lesson study.

Lesson study merupakan salah satu solusi guna memenuhi tuntutan

perbaikan mutu pendidikan di Indonesia, karena dengan metode ini, kualitas guru

akan dapat ditingkatkan secara mandiri dan efisien. Namun, keefektifan lesson

study ini tidak akan tercapai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak. Karena

inti dari lesson study adalah adanya hubungan yang harmonis dan saling

menguntungkan.

Lesson Study mempunyai fungsi dan manfaat antara lain :

1. Sebagai perbaikan kualitas keprofesian guru ketika bekerja. Para guru

dapat mengambil pelajaran dan saling bertukar konsep mengajar hingga

pada tahapan selanjutnya guru semakin mapan dan professional dalam

bidangnya.

2. Sebagai alat ukur meningkatnya pembelajaran. Seorang kepala sekolah

dapat memberlakukan Lesson Study untuk mengukur kemajuan atau

peningkatan pembelajaran yang tengah berlangsung di sekolahnya. Kepala

sekolah dapat juga memberlakukan Lesson Study ini untuk mengukur

kualitas keprofesionalan seorang guru dalam pembelajarannya untuk

bahan sertifikasi guru ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Sebagai pengembangan pembelajaran. Dengan adanya Lesson Study, guru

dan rekan-rekan sejawatnya dapat saling memberikan masukkan dengan

temuan-temuan baru yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

sebagai uji coba dalam Lesson Study. Hingga dengan ini metode

pembelajaran tidak berjalan monoton namun berkembang sesuai dengan

kondisi peserta belajar dan dapat menghadirkan peserta belajar yang

kondusif.

C. Bagaimana Pelaksanaan Lesson Study?

Lesson Study biasanya terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

1. Tahap Perencanaan

Page 10: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 7

Guru mempersiapkan rencana pembelajaran (tahap perencanaan). Pada

tahap ini dilakukan identifikasi masalah yang ada pada proses

pembelajaran dan menentukan alternatif solusi pemecahannya. Fokus

permasalahan berkaitan dengan karakteristik pokok bahasan, jadwal

pelajaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan

pembelajaran, media, alat peraga, serta evaluasi proses dan hasil belajar.

Solusi yang telah dipilih selanjutnya diaplikasikan ke dalam suatu

perangkat pembelajaran yang terdiri dari:

a. Skenario pembelajaran,

b. Rencana pelajaran,

c. Petunjuk mengajar guru,

d. Lembar kerja siswa,

e. Media atau alat peraga pembelajaran,

f. Lembar penilaian proses dan hasil pembelajaran.

2. Tahap Implementasi dan Observasi

Salah seorang guru mempraktekkan rencana pembelajaran di kelas yang

sesungguhnya, sedangkan para guru pendamping yang lain mengamati

pembelajaran tersebut (tahap pembelajaran terbuka). Pada tahap ini

seorang guru mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah

disusun guru itu sendiri dan atau oleh tim pengajar mata pelajaran sejenis.

Ketika implementasi berlangsung, para guru lain, kepala sekolah, dan

pakar pembelajaran meneliti proses pembelajaran melalui observasi.

Selain diobservasi, aktivitas pembelajaran juga direkam melalui perekam

video, gunanya agar guru pelaksana pembelajaran bersama-sama kepala

sekolah dan guru lain dapat menilai proses pembelajaran yang telah

berlangsung. Bervariasinya latar belakang observer yang diikutsertakan

dalam lesson study merupakan kelebihan tersendiri karena fokus perhatian

serta pemahaman tentang proses yang terjadi bagi masing-masing observer

juga akan sangat beragam. Dan dengan demikian, tentu akan memperkaya

pengetahuan masing-masing pihak, terutama dalam langkah refleksi.

3. Tahap Refleksi

Page 11: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 8

Setelah pembelajaran, guru pengajar dan para guru pengamat

mendiskusikan hasil pembelajaran, menyampaikan umpan balik pada guru

pengajar (tahap refleksi). Pada tahap ini guru yang telah melakukan

pembelajaran diberi kesempatan untuk menyatakan kesan-kesannya

selama melaksanakan pembelajaran, baik terhadap dirinya maupun

terhadap para siswa yang dihadapinya. Selanjutnya para observer (guru

lain dan pakar) menyampaikan komentar, saran dan pertanyaan me

nyangkut semua aspek kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Pada tahap ini kepala sekolah dan pakar pembelajaran memberikan

penghargaan (reward) dan masukan-masukan kepada guru. Hal yang

penting pada tahap ini adalah guru pelaksana pembelajaran mendapatkan

masukan-masukan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Sedangkan

guru yang menjadi observer dapat mencobakan model pembelajaran yang

telah dicontohkan oleh guru pelaksana pembelajaran. Sungguh suatu

hubungan mutualisme telah terjalin pada tahap ini.

Page 12: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 9

BAB III

BILA LESSON STUDY DITERAPKAN

DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN KITA

Penerapan lesson study sebagai salah satu metode peningkatan mutu guru

di sekolah-sekolah di lingkungan Kabupaten Purwakarta, khususnya untuk mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam, tentunya akan memunculkan berbagai

pendapat dari lingkungan guru itu sendiri. Di sini akan dipaparkan beberapa

pendapat tentang bagaimana bila lesson study diterapkan dalam mata pelajaran

PAI, dari mahasiswa Semester 5 PAI STAI DR. KHEZ. Muttaqien–Purwakarta,

yang beberapa di antaranya telah mengajar, yang telah mencoba mempraktekkan

lesson study dalam bentuk simulasi.

Masih banyak salah kaprah tentang pengertian lesson study, sehingga

kurangnya kemampuan guru sering dijadikan alasan kendala untuk terlaksananya

lesson study. Padahal, seperti telah dibahas di atas bahwa lesson study merupakan

salah satu upaya peningkatan kualitas mengajar seorang guru. Dengan lesson

study, guru dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan

bekerjasama dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Untuk mengatasi

kendala tersebut, perlu diberikan beberapa penjelasan tentang apa sebetulnya

lesson study kepada setiap guru, seperti yang selalu berusaha dilakukan oleh

kepala sekolah penyusun.

Akan sangat bermanfaat apabila lesson study dapat terlaksana di sekolah

tempat saya bertugas, karena lingkungan sekolah penyusun yang berada di

lingkungan pedesaan, di mana terdapat minim sekali bahan yang dapat dijadikan

sebagai media dalam penerapan berbagai strategi pembelajaran terhadap siswa.

Kualitas motivasi belajar siswa daerah yang rawan juga menjadi tantangan bagi

guru, di mana siswa akan dengan mudah meninggalkan suatu pelajaran, bahkan

berhenti sekolah, apabila menemukan situasi yang tidak disukainya dalam suatu

proses pembelajaran yang harus dia lewati.

Di sinilah mengapa saya berpendapat bahwa lesson study sangat perlu

untuk diterapkan di sekolah penyusun, agar guru sebagai ujung tombak

Page 13: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 10

pelaksanaan pendidikan di sekolah dapat berinovasi bersama hingga dapat

memberikan pelayanan terbaik kepada siswa, walau di pedesaan sekalipun.

Setelah mengikuti perkuliahan Micro Teaching tentang Lesson Study (LS)

yang membahas tentang model pembinaan profesi guru melalui pengkajian

pembelajaran dengan cara sebagai berikut:

1. Berkolaboratif dan berkesinambungan

2. Berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas, serta

3. Mutual Learning untuk membangun Learning Community

Sedikitnya penyusun bisa menarik kesimpulan bahwa Lesson Study (LS)

sangat baik jika diterapkan di sekolah tempat saya mengajar. Karena selama ini

masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang penyusun temui ketika

PBM berlangsung, contohnya:

1. Masih banyak siswa yang acuh ketika PBM berlangsung

2. Pencapaian target materi ysng kurang maksimal (pencapaian indikator)

3. Masih ada guru yang kaku dalam pemilihan methode

4. Tekhnik pengkondisian siswa yang masih minim

Dengan melihat permasalahan-permasalahan di atas sangatlah cocok

apabila Lesson Study diterapkan di sekolah penyusun, dengan begitu penyusun

bisa saling mengomentari KBM yang masih perlu diperbaiki dengan tujuan

mencapai mutual learning.

Lesson study dapat meningkatkan kompetensi guru sebagai berikut:

1. Pengetahuan materi pokok

2. Pengetahuan pengajaran dan metode

3. Pengetahuan riset

4. Kapasitas mengamati siswa

5. Menghubungkan praktek sehari-hari dengan tujuan jangka panjang.

Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan keprofesionalan

guru yang ada dalam kegiatan supervisi. Supervisi ini dilaksanakan oleh kepala

sekolah pemipin sekolah dalam program kerjanya, karena kepala sekolah

Page 14: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 11

mempunyai peranan sebagai manajer (pengarah, penggerak sumber daya) dalam

proses pembelajaran di kelas.

Lesson Study sangat bermanfaat bila diterapkan di sekolah karena kegiatan

pembinaan dan pengembangan ini efektif dan efisien dibandingkan dengan model

pembinaan job training atau penataan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Program supervisi ini dilaksanakan kepala sekolah ataupun guru senior yang

ditunjuk kepala sekolah untuk membentuk kelompok kerja “Lesson Study”. Di

sekolah penyusun telah dilaksanakan penjelasan program “Lesson Study”, guru-

guru memahami cara kerja dan manfaat “Lesson Study” dalam meningkatkan

kompetensi mengajar di kelas namun dalam pelaksanaannya belum terlaksana

karena adanya kendala/hambatan antara lain:

1. Kepala sekolah belum menyediakan waktu untuk program ini walaupun

sudah ada jadwalnya karena banyaknya tugas.

2. Guru yang ditugaskan belum memahami pentingnya kegiatan ini karena

sudah percaya bahwa guru-guru sudah mampu mengajar di kelas.

3. Tidak ada keinginan guru-guru untuk meningkatkan kemampuan

mengajarnya karena terfokus pada sudah sampaikah materi kepada siswa?

4. Tidak ada hubungan yang erat diantara guru-guru dan tidak ada evaluasi

dari pemimpin.

Dengan diadakannya Lesson Study kita sebagai guru akan mengetahui

kekurangan-kekurangan kita selama proses KBM sehingga dengan mengetahui

kekurangan itu, kita bisa memperbaikinya apa saja yang menjadi kekurangan kita,

supaya menjadi guru yang profesional

Untuk dapat terlaksananya Lesson Study harus ada kerja sama antar semua

pihak yang terkait diantaranya pihak sekolah. Dengan kendalanya banyak guru

yang tidak mau melakukan Lesson Study karena merasa sudah paham dalam

melaksanakan KBM.

Page 15: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 12

BAB IV

GURU IDEAL

Banyak pertanyaan, muncul berkaitan dengan “guru ideal”. Dan banyak

pendapat yang telah menyebutkan seperti apa sebetulnya guru ideal itu. Tetapi,

apakah kita sudah memiliki cukup tenaga guru yang ideal dan mampu menopang

jalannya pendidikan di negara ini?

Menurut data Human Devlopment Indek (HDI), guru yang memiliki

standar kualifikasi mengajar adalah berkisar 60% untuk SD, 40% SLTP, 34%

SLTA, dan 17,2% atau 69,477 guru mengajar tidak sesuai dengan bidang studi

atau latar belakang pendidikannya ”.

Dalam Jurnal Profesor Sujipto, Rektor UNJ menyebutkan bahwa ”Saat ini

baru 50 % dari guru Indonesia yang memiliki standarisasi dan kompetensi”.

Kondisi ini masih sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga sangat wajar mutu

pendidikan kita tidak begitu bagus.

Dari data HDI juga terungkap bahwa kualitas sumber daya manusia

Indonesia saat ini menduduki peringkat 105, dimana untuk wilayah Asia Tenggara

Singapura menduduki peringkat 25, Brunai peringkat 26, Malaysia peringkat 57,

Thailand peingkat 57, dan Philipina menempati peringkat 77. (Falah Yunus,

2007).8

A. Kriteria Guru Ideal Di Lingkungan Kelas

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1

menyebutkan ” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah”. 9

Sedangkan pada pasal 7 ayat 1 disebutkan” Profesi guru ...... merupakan

bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

(a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen

8 Artikel pendidikan Indonesia di edu-articles.com Nopember 2007

9 UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen

Page 16: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 13

untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

(c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan

bidang tugas; (d). memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas.10

Dengan demikian, kriteria guru ideal yang diamanatkan oleh undang-

undang tersebut adalah:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan, dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Lain lagi dengan tanggapan para siswa tentang bagaimana guru yang ideal

dalam perspektif mereka. Kriteria guru ideal dalam perspektif siswa, di antaranya:

1. Dapat berperan sebagai orang tua yang senantiasa memperhatikan anak

didiknya, dan menghormati mereka dengan panggilan yang enak, serta

hafal nama panggilan setiap anak didiknya.

2. Dapat berperan sebagai teman belajar yang senantiasa menempatkan diri

pada posisi “peserta belajar” dengan tidak bersikap menggurui, sehingga

anak didik akan dapat termotivasi untuk bersaing dalam menyelesaikan

setiap masalahnya dalam proses pembelajaran.

3. Dapat berperan sebagai teman bergaul yang memposisikan diri sebagai

sahabat “sebaya” yang sikap dan gaya bahasanya akrab dengan lingkungan

seusia anak didik, serta dapat memberikan suasana santai yang penuh

inovasi dalam lingkungan pembelajaran di kelas.

Hal ini sesuai dengan Asas Utama Quantum Teaching “Bawalah dunia

mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka.”11

10

UU No.14 Tahun 2005 tentang, Guru dan Dosen 11

Quantum Teaching, Bobi DePorter dkk, 2000

Page 17: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 14

Dalam sudut pandang penyusun, selain berbagai pendapat di atas, terdapat

beberapa kriteria lainnya yang harus dimiliki seorang guru dalam kegiatan belajar

di kelas, antara lain:

1. Dalam segi penampilan, guru harus berpakaian rapi, sopan, dan enak

dipandang, serta tidak tampil berlebihan. Guru juga harus dapat

menampilkan sikap dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan

lingkungan kelas tempat ia melakukan proses pembelajaran.

2. Dalam segi administrasi, guru harus menguasai berbagai administrasi

kependidikan yang digunakannya dalam proses belajar. Guru harus

menguasai kurikulum serta memiliki perencanaan dalam setiap kegiatan

pembelajarannya. Guru juga harus selalu membekali diri dengan perangkat

administrasi yang digunakan sebagai indikator perkembangan siswa di

kelas, seperti daftar hadir dan daftar nilai, pada setiap pertemuannya.

3. Dalam segi organisasi, guru harus mampu memposisikan diri sebagai

leader yang membawa anak didiknya ke dalam dunia pembelajaran. Guru

juga harus mampu berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak

didiknya.

4. Dalam hal teknik pengajaran, guru harus menjadi gudang inovasi dalam

menciptakan metode dan model-model pembelajaran yang unik, menarik,

dan sesuai dengan perkembangan jaman serta kondisi lingkungan

pengajarannya.

B. Cara Dan Saran Untuk Menjadi Guru Ideal

Berperan sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak guru

harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan

menciptakan suasana aman; di lain pihak guru harus memberikan tugas,

mendorong siswa untuk berusaha mencapai tujuan. Mengadakan koreksi, menegur

dan menilai. Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru harus sudah memiliki

kemampuan dan kerelaan untuk memaklumi alam pikiran dan perasaan siswa; dia

harus bersedia untuk menerima siswa seadanya. Tetapi, sekaligus, guru bersikap

mendekati siswa secara kritis, karena siswa tidak dapat dibiarkan dalam

keadaannya yang sekarang. Ada kemampuan-kemampuan yang belum dimiliki

Page 18: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 15

siswa dan mereka harus dibantu untuk memperolehnya, bahkan ada kekurangan

dalam bersikap dan cara bertindak siswa yang harus diperbaiki. Kepribadian guru

seolah-olah terbelah menjadi dua bagian: di satu pihak bersikap empatik, di lain

pihak bersikap kritis; di satu pihak menerima, di lain pihak menolak.

Menjadi seorang guru memang bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah.

Sebab, ia berhadapan dengan obyek hidup, yakni para siswa (generasi). Bila

terjadi kesalahan dalam mendidik, maka akan mengakibatkan terlahirnya generasi

yang salah didik. Hal itu tentu tidak dapat diganti walau dengan uang dalam

jumlah besar. Berbeda dengan pekerjaan lainnya yang berhadapan dengan obyek

mati. Mekanik mobil contohnya, bila terjadi kesalahan dalam pekerjaannya, maka

yang rusak adalah mobil itu, yang sudah barang tentu dapat diganti dengan

sejumlah uang.

Untuk itu, sebelum memberanikan diri berprofesi sebagai guru, seseorang

harus benar-benar dapat memahami dan menghayati kualifikasi guru ideal yang

pada gilirannya harus dapat dipenuhi dengan baik agar tugas, fungsi, dan tujuan

dia sebagai seorang pengajar dan pendidik dapat terpenuhi secara efektif.

Untuk mejadi seorang guru yang ideal di lingkungan kelas, guru perlu

terus meningkatkan kualitas dirinya secara berkesinambungan dan up to date.

Berbagai inovasi dan pembaharuan harus mampu diciptakan agar keberadaan guru

dapat menjadi sangat berarti bagi motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas.

Page 19: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 16

BAB V

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Untuk berlatih berperan sebagai observer pada kegiatan lesson study,

sekaligus guna memperkaya wawasan penyusun mengenai kegiatan pembelajaran

di beberapa sekolah di Kota Purwakarta, penyusun telah melakukan observasi di

SMP Negeri 1 Purwakarta, SMP Negeri 3 Purwakarta, dan SMP Negeri 8

Purwakarta beberapa waktu lalu.

A. Hasil Observasi di SMP Negeri 1 Purwakarta

Hari, Tanggal : Sabtu, 19 Januari 2008

Tempat : SMP Negeri 1 Purwakarta

Kelas/Semester : VII B / 2

Waktu : Pk. 1230

– 1350

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Guru : Syaripudin, S.Ag.

Jumlah Siswa : 40 orang

Materi Pokok : Iman Kepada Malaikat Allah (Aqidah)

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

Temuan-Temuan :

1. 1251

Guru masuk kelas, appersepsi, dan memeriksa kehadiran.

2. 1253

Siswa mulai belajar saat guru meminta siswa membuka buku

pelajaran dan membacanya. Selama kegiatan pembelajaran, siswa

aktif memperhatikan, membaca, mencatat, dan mengucap ulang

beberapa bagian penting.

3. 1310

Siswa makin senang dan tertarik saat guru sedikit bernyanyi dan

bercerita dalam ceramahnya.

4. 1316

Siswa mengantuk dan jenuh karena pasif.

5. 1325

Siswa kembali aktif saat tanya jawab seputar materi.

6. 1340

Siswa aktif saat tanya jawab lisan dalam kegiatan evaluasi.

7. 1350

Siswa berhenti belajar.

B. Hasil Observasi di SMP Negeri 3 Purwakarta

Hari, Tanggal : Rabu, 23 Januari 2008

Page 20: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 17

Tempat : SMP Negeri 3 Purwakarta

Kelas/Semester : VII C / 2

Waktu : Pk. 1255

– 1335

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Guru : Irwanda

Jumlah Siswa : 45 orang

Materi Pokok : Hukum Nun Mati (Al-Qur’an)

Metode Pembelajaran : Ceramah dan Tanya Jawab

Temuan-Temuan :

1. 1256

Siswa mulai belajar saat guru melakukan tanya jawab pembuka.

2. 1300

Beberapa siswa mengobrol, dan guru kurang tanggap terhadap

keadaan tersebut.

3. 1305

Sebagian siswa jenuh, melamun, dan menguap. Sepertinya mereka

kurang termotivasi dalam pembelajaran ini.

4. 1315

Dua orang siswa bercanda saling pukul, guru mendiamkan. Mungkin

guru sengaja menunggu hingga kedua siswa tersebut malu oleh

teman-teman lainnya.

5. 1325

Semua siswa bekerja saat guru memberi tugas mandiri.

6. 1330

Ada lagi dua siswa lain yang bercanda saling pukul.

7. 1335

Pelajaran selesai.

Page 21: Makalah Lesson Study-Mandiri

Semester 5 Pendidikan Agama Islam

STAI DR. KHEZ. Muttaqien – Purwakarta

LESSON STUDY 18

C. Hasil Observasi di SMP Negeri 8 Purwakarta

Hari, Tanggal : Sabtu, 26 Januari 2008

Tempat : SMP Negeri 8 Purwakarta

Kelas/Semester : VII B / 2

Waktu : Pk. 1300

– 1400

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Guru : Wiwit Kurniasih, S.Sos.

Jumlah Siswa : 41 orang

Materi Pokok : Nouns (Writting)

Metode Pembelajaran : Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi, dan Discovery

Temuan-Temuan :

1. 1306

Siswa mulai belajar saat guru melakukan tanya jawab pembuka.

2. 1308

Empat orang siswa mulai mengobrol.

3. 1315

Seorang anak perempuan beres-beres rambut dan berdandan,

sehingga tidak mengikuti kegiatan belajar secara maksimal.

4. 1325

Seorang anak laki-laki asyik memainkan tasnya di bawah meja tanpa

memperhatikan kegiatan belajar yang tengah diikutinya.

5. 1330

Siswa aktif mengerjakan tugas latihan.

6. 1335

Seorang anak perempuan ijin ke kamar kecil.

7. 1345

Siswa masih aktif melakukan tugas mandirinya.

8. 1355

Seorang siswa yang mungkin karena telah selesai mengerjakan

tugasnya, asyik mendengarkan musik lewat earphone telepon

genggamnya.

9. 1400

Pelajaran selesai, guru menutup sesinya.