58
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan lingkungan merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia, bukan hanya manusia bahkan semua makhluk hidup. Lingkungan yang sehat dan bersih akan memberikan ketenangan bagi kehidupan makhluk hidup. Jika lingkungan yang merupakan lingkungan pemukiman tercemar maka bukan hanya kehidupan manusia yang terganggu bahkan kesehatan manusia akan terganggu. Kondisi lingkungan manusia tergantung dengan aktivitas manusia itu sendiri, jika manusia tidak bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan maka akan menimbulkan dampak yang akan mereka tanggung sendiri. Begitu penting perananan lingkungan (keadaan alam) bagi manusia untuk bertahan hidup dan menjaga kesehatan mereka. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap sumber daya alam yang dibutuhkan manusia misalnya air, tanpa air manusia tidak bisa hidup. Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh kembang peradaban manusia beralih dari manusia pengumpul pangan tidak menetap menjadi manusia pemukim. Pada tahap berikutnya mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi (kesuburan tanah). Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi tanah sebagai bahan mineral yang tidak padat, terletak 1

Makalah LINGKUNGAN TANAH.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan lingkungan merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia, bukan hanya manusia bahkan semua makhluk hidup. Lingkungan yang sehat dan bersih akan memberikan ketenangan bagi kehidupan makhluk hidup. Jika lingkungan yang merupakan lingkungan pemukiman tercemar maka bukan hanya kehidupan manusia yang terganggu bahkan kesehatan manusia akan terganggu. Kondisi lingkungan manusia tergantung dengan aktivitas manusia itu sendiri, jika manusia tidak bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan maka akan menimbulkan dampak yang akan mereka tanggung sendiri. Begitu penting perananan lingkungan (keadaan alam) bagi manusia untuk bertahan hidup dan menjaga kesehatan mereka. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap sumber daya alam yang dibutuhkan manusia misalnya air, tanpa air manusia tidak bisa hidup. Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh kembang peradaban manusia beralih dari manusia pengumpul pangan tidak menetap menjadi manusia pemukim. Pada tahap berikutnya mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi (kesuburan tanah). Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi tanah sebagai bahan mineral yang tidak padat, terletak di permukaan bumi yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang mengikuti bahan induk, iklim (termasuk kelembaban dan suhu), organisme(macro dan micro) dan topografi pada suatu peride tertentu. Satu pencari beda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah tersebut. Pengertian ini disebut sebagai devinisi pedalogis (pedo=gumpal tanah). Menurut darmawijaya (1990) lebih menitik beratkan sebagai acuan dasar dalam pengetahuan alam murni.1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Hukum Termodinamika 1 dan Hukum Termodinamika 2 dapat diterapkan pada sistem tanah?

2. Bagaimana struktur litosfer bumi?

3. Apa sajakah metode-metode eksplorasi?

4. Bagaimana ciri-ciri kerusakan tanah dan cara menanggulanginya?

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan Hukum Termodinamika 1 dan Hukum Termodinamika 2 yang dapat diterapkan pada sistem tanah.2. Mampu menjelaskan struktur litosfer bumi.3. Mampu menjelaskan macam-macam metode-metode eksplorasi.4. Mampu menjelaskan ciri-ciri kerusakan tanah dan cara menanggulanginya.BAB 2PEMBAHASAN2.1 HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA2.1.1 Hukum Pertama TermodinamikaKonsep termodinamika untuk sistem tertutup, berlaku Hukum Pertama Termodinamika tentang konservasi energi. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan dalam suatu sistem yang bermassa tetap. Hubungan Pertama Termodinamika adalah:dE = dq + dw

dengan: E = energi dalam

q = kalor

w = usaha

Persamaan diatas mempunyai arti fisis perubahan energi dalam (dE) suatu sistem tertutup adalah sama dengan jumlah fluks kalor (dq) dan masukan atau keluaran usaha (dw). Atau dapat dikatakan bahwa panas yang diserap oleh sistem apapun adalah sama dengan usaha yang dijalankan oleh sistem ditambah dengan perubahan energi dalam sistem, secara sistematis:

dq = dw + dE

Energi dalam suatu sistem dapat berujud sebagai energi mekanik, energi kinetik, energi listrik, energi kimia, atau energi materi.

Energi dalam minimum dicapai setelah terjadi keadaan setimbang pada proses-proses tak terbalikkan yang menyebabkan terjadinya perubahan spontan energi dalam menjadi kalor dan usaha.

Semua sistem tertutup akan bergerak ke keadaan energi bebas minimum (entalpi maksimum), yang akhirnya akan menuju ke ketidakteraturan. Konsep ini tidak berlaku bagi tanah sebagai sistem hidup, yang tetap bersifat sangat beraturan dan kaya energi. Keadaan ini hanya dimungkinkan oleh adanya impor energi dan materi ke dalam sistem tersebut. Sehingga tanah dapat dikatagorikan sebagai sistem alami yang merupakan sistem terbuka. Oleh karenanya tidak dapat diberlakukan hukum pertama Thermodinamika pada tanah.2.1.2 Hukum Kedua Termodinamika

Kita sering mendengar kata hemat energi, namun telah di jelaskan dalam hukum termodinamika pertama bahwa energi tidak dapat di ciptakan ataupun dimusnahkan, lalu mengapa kita harus menghemat energi? Energi memang kekal, namun beberapa bentuk energi lebih berguna dibanding yang lain, kemungkinan atau ketidak mungkinan untuk membuat energi berguna adalah pokok permasalahan hukum termodinamika yang kedua.

Kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi kebenda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikanya. Dalam arti yang lain bahwa semua sistem yang terisolasi akan menuju pada suatu keadaan yang spontan secara spontan. Hal ini mengandung sebuah konsekwensi bahwa pengalihan kalor tidak dapat menentang gradien suhu yaitu tidak dapat berpindah dari bahan yang lebih dingin ke bahan yang lebih tinggi suhunya.

Perbedaan hukum termodinamika 1 dan hukum termodinamika ke 2, yaitu:

Entropi juga dapat dikaitkan dengan tingkat keteraturan sistem dan ketersediaan energi(energi bebas) untuk melakukan suatu usaha. Bahkan energi bebas yang terkandung dalam besaran entropi merupakan ukuran untuk melakukan suatu usaha. Entropi juga merupakan ukuran pola distribusi energi total sistem dikalangan atom-atom penyusunya.

Pada sistem yang terisolasi yang mana tidak ada perubahan entropi, ini berarti bahwa ds=0. Sebaliknya dalam proses spontan ds>0 yang berarti entropi meningkat terus sampai mencapai harga maksimum pada proses kesetimbangan. Pencapaian gerakan menuju ke entopi maksimum dan energi minimum pada suhu dan tekanan tetap dapat di taksir dengan rumus:

dG= dH + T Ds

Persamaan ini memuat arti bahwa penurunan jumlah energi bebas dalam suatu sistem pada suhu dan tekanan tetap akan menyebabkan menuju pada entropi maksimum. Erosi dan segregasi zarah-zarah sedimen menuju ke keseragaman besar zarah adalah contoh berlangsungnya peningkatan entropi. Tetapi pada sistem tertutup, S dapat mencapai nilai maksimum energi tetap dan sebaliknya.

Perubahan entropi dapat diartikan bahwa sebagai energi yang diserap pada setiap satuan suhu. Persamaanya :

dS = dQ/T

atau juga dapat ditulis

dG = dH - dq

Pada proses pembentukan tanah menjadi pedon oleh peristiwa horisonisasi dimana terjadi fluk energi dan bahan tampak ke konsep yang mengarah pada penurunan entropi. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem hidup dan tanh tidak tunduk pada hukum kedua termodinamika, karena sistem ini hanya diperuntukan oleh sistem yang terisolir(terpencil).

Perubahan total dalam entropi sistem terbuka adalah:

Ds = dSe + dSi

Dengan dSe adalah perubahan entropi karena interaksi sistem dengan lingkunganya, sedangkan dSe merupakan produksi entropi pada sistem sendiri.

Proses-proses yang mengarah pada timbal balik pada arah energi potensial tinggi untuk sistem terbuka digerakkan oleh aliran energi kedala sistem atau degradasi bahan oleh yang memasuki sistem.2.2 STRUKTUR LITOSFER2.2.1 Raut Muka Bumi

Permukaan bumi dapat berupa gunung, pegunungan, bukit, daratan, lembah pantai dan sebagainya.

Hamparan dari berbagai macam bentuk muka bumi itu disebut bentang alam yang mempunyai dua unsur, yaitu kemiringan dan ketinggian. Suatu bentang alam dikatakan miring jika kedudukannya membuat sudut dengan bidang datar. Pada gunung bagian yang miring disebut lereng. Lereng landai mempunyai kemiringan 5, lereng terjal mempunyai kemiringan sekita 70, dan lereng tegak mempunyai kemiringan 90. Bagian gunung yang tertinggi disebut puncak, sedangkan bagian yang terendah disebut kaki. Ketinggian suatu tempat biasanya diukur dari permukaan laut.

Dataran adalah bentang alam yang ketinggian bagian- bagiannya hampir sama. Dataran yang terdapat didaerah pantai mempunyai ketinggian yang rendah sehingga digolongkan sebagai dataran rendah. Dataran dapat pula terbentuk diantara gunung-gunung, dataran semacan inidigolongkan sebagai dataran tinggi atau plato.

Bentuk permukaan dasar laut sama dengan daratan. Ada gunung, pegunungan, daratan, lembah atau palung, dan cekungan.Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya.

Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari daerah sekitarnya.

Pegunungan, yaitu rangkaian dari beberapa gunung, bentuknya memanjang.

Dataran rendah, yaitu daerah dataran yang berbeda pada ketinggian kurang dari

200 m.

Dataran tinggi, yaitu dataran yang berbeda pada ketinggian lebih dari 200 m.

2.2.2 Pembentukan Kerak BumiTeori kabut atau teori nebula dikenal sebagai salah satu teori bagaimana bumi dapat terbentuk, hal ini telah di perkirakan oleh para ahli karena terdapat keterkaitan yang sangat erat dengan pembentukan kerak bumi. Teori kabut (nebula) yang dikemukakan olehImmanuel Kant(1755) danPiere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya. Proses pembentukan bumi tidak hanya ada teori nebula namun ada teori lain seperti Teori Planetisimal, Tori Pasang Surut Gas(Tidal), Teori Bintang Kembar dan Teori Big Bang.Proses sedimentasi di perkirakan sudah mulai terjadi saat hujan pertama kali turun, hujan pertama terjadi dari proses pendinginan lapisan bumi yang menghasilkan uap air. Uap air tersebut bergerak keatas hingga menjadi sebuah awan yang kemudian mengembun dan terjadilah yang namanya hujan. Hujan yang turun diduga mampu menghapus awan yang menyelimuti bumi, pada saat itu sinar matahari mulai menyentuh permukaan bumi. Sinar matahari yang mulai menyentuh bumi menyebabkanmeningkatnya daur air sehingga terjadi peningkatan sedimentasi. Gaya eksogen banyak mempengaruhi perubahan kerak bumi terutama pada pembentukan tanah dan berbagai lapisan tanah (gambar 1.1). Lapisan kerak bumi (gabar 1.2) tersusun atas lapisan demi lapisan dimana setiap lapisan diduga terjadi pada waktu yang berbeda.

Gambar 1. Lapisan Tanah

Gambar 2. Lapisan Kerak BumiTanah merupakan tampakan perbatasan muka daratan bumi, setiap lingkungan yang berbeda pasti memiliki tanah yang berbeda pula. Bila suatu daerah terdiri dari tanah yang berbeda-beda dan membentuk mosaik, maka daerah tersebut disebut pedosfir. Pedosfir dapat didefinisikan sebagai tempat faktor lingkungan (litosfir, atmosfir, hidrosfir,dan biosfer) yang bertemu dan saling berinteraksi. Sedangkan litosfer, atmosfer, dan hidrosfer yang berasama-sama disebut geosfer yang merupakan faktor lingkungan abiotik, sedangkan biosfer sebagai faktor lingkungan biotik.Litosfer berada di bagian luar kerak bumi yang memiliki dua peran dalam proses pembentukan tanah. Yang pertama Aspek geologi menyediakan bahan mentah berupa batuan, mineral,kemampuan untuk pendistribusi ulang materi. Kedua adalah aspek energi yang didalamnya berlangsung berbagai perubahan bentuk energi. Tanah merupakan suatu sistem ruang waktu yang terdiri dari empat dimensi, dimana tiga dimensi sebagai sistem ruang tubuh yang statis. Mengingat adanya faktor waktu dalam pembentukan tanah, sebagai tubuh yang dinamik tingkat perkembangan atau umur tanah di pengaruhi faktor waktu.Proses pembentukan tanahTanah terbentuk dari tiga tahapan. tahapan pertama adalah pembentukan bahan induk tanah yang berasal dari bahan litosfir dan biosfir. Tahapan yang kedua adalah tahapan pengubahan bahan iinduk tanah menjadi bahan tanah dan tahapan yang terakhir adalah penyusunan bahan tanah menjadi suatu tubuh yang berdimensi ruang.Bahan induk tanah yang berasal dari litosfir pembentukannya berlangsung dengan cara pelapukan sedangkan bahan biosfir secara dekomposisi dan mineralisasi. Pelapukan adalah proses perombakan dan perubahan fisik, kimia dan hayati batuan atau mineral yang belangsung di dekat bumi (Strahler 1973). Dekomposisi adalah perombakan bahan organik menjadi senyawa organik yang lebih sederhana. Mineralisasi adalah dekomposisi tuntas sampai pada penguraian penyusun dasar bahan organik berupa senyawa organik dan unsur kimia (Joffe 1953).Bahan litosfir berasal dari dalam bumi yang bersuhu dan tekanan tinggi, serta berkadar oksiden dan air rendah. Karena bahan litosfir berupa batuan dan mineral maka tanah tersebut disebut tanah mineral. Bahan biosfir berupa serasah dan longgokan bahan organik dari sisa tumbuhan dan hewan, tanah itu disebut tabah gambut karena berasal dari bahan biosfir. Di alam tidak ada tanah yang murni sebagai tanah mineral maupun tanah gambut.Proses perkembangan pembentukan tubuh tanah makro berlangsung secara horisonisasi dan haploidasi. Horisonisasi membuat tubuh tanah bersegregasi menjadi berbagai ragam bagian yang biasanya berbentuk lapisan-lapisan yang terletak searah dengan permukaan tanah. Segregasi tubuh tanah berlangsung lewat transformasi dan translokasi. Haploidasi adalah pencegahan ataupenghambatan horisonisasi dapat juga berupa pembaruan atau perusakan horizon. Perkembangan tanah makro juga ditunjang dengan perkembangan tanah mikro. Proses mikro ada penambahan, penyingkiran, serta pelindian.Morfologi tanah Pola distribusi sifat tanah sepanjang tubuh tanah dinamakan morfologi tanah dan pembentukaannya disebut morfogenesis. Morfologi tanah terdiri dari watak, perilaku, sarta potensi fungsi tanah sehingga morfologi tanah dapat dijadikan dasar untuk klasifikasi, pengharakatan dan inventarisasi tanah. Horisonisasi mengarah ke anisotropi yang membuat susunan tubuh tanah membuat susunan tubuh tnah menjadi cenderung rumit. Sedangkan haploidasi mengarah ke isotrop yang membuat susunan tubuh tanah menjadi lebih sederhana dan simpel.Sifat morfologi tanah adalah sifatsifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah tersebut. BatasBatas Horison Batas satu horison dengan horison lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Pada pengamatan lapang ketajaman peralihan horison ini dapat dibedakan beberapa tingkatan, yaitu dikatakan :a. nyata (bila lebar peralihan kurang dari 2,5 cm), b. jelas (lebar peralihan 2,5 6,5 cm ), c. berangsur (lebar peralihan 6,5 1,25 cm) dan d. baur (lebar peralihan > 12,5 cm). Disamping topografi dari batas horison tersebut dapat rata, berombak, tidak teratur atau terputus. Warna Tanah Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik, apabila kandungan bahan organik dalam tanah tinggi maka tanah akan berwarna kelam atau gelap, bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah, kondisi drainase dalam tanah atau keadaan basah dan kering yang silih berganti, pada saat kondisi tanah basah maka suasananya reduktif besi dalam bentuk Fe++ meninggalkan bercak warna abu-abu kebiruan, dan bila kondisi kering maka kondisinya oksidatif besi dalam bentuk Feri (Fe+++) dan warna merah kuning. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku Munsell Soll Color Chart.

Tekstur Tanah Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian dari tanah yang berukuran > 2 mm disebut Bahan kasar yaitu berupa kerikil atau kerakal. Bahan-bahan yang berukuran lebih halus dibedakan menjadi : Pasir : 2 mm - 5 0 Debu : 50 2 Liat : < 2 Tektur tanah adalah perbandingan relatip (dalam persen) antara fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur tanah sangat penting kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi penyusun tanah menentukan sifat-sifat fisika, fisikokimia dan sifat kimia tanah. Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu : a. Kasar : Pasir Pasir berlempung b. Agak Kasar : Lempung berpasir Lempung berpasir halus c. Sedang : Lempung berpasir sangat halus Lempung Lempung berdebu d. Agak halus : Debu Lampung Liat Lempung Liat berpasir Lempung liat berdebu e. Halus : Liat berpasir Liat berdebu Liat

Tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil sehingga sulit menahan air dan unsur hara. Tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan tanah menahan air dan mengikat unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar.

Di lapangan (lahan) tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus kasarnya yaitu dirasakan adanya butir pasir, debu dan liat, yaitu sbb : Pasir

: rasa kasar sangat jelas, tidak melekat dan tak dapat dibentuk bola. Pasir berlempung : rasa kasar agak jelas , agak melekat, dapat dibentuk bola, mudah hancur. Lempung : rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. Lempung berdebu : rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat. Debu : rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dapat digulung dengan permukaan mengkilat. Lempung berliat : rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Lempung liat berpasir : rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur. Lempung liat berdebu : rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat. Liat berdebu : rasa halus, berat dan agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung. Liat

: rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung.

Struktur Tanah Struktur tanah adalah penyusunan partikel-partikel tanah primer seperti pasir, debu dan liat membentuk agregat-agregat, yang satu agregat dengan lainnya dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah disebut Clod. Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban, porositas, tersedianya hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar tanaman. Struktur tanah merupakan gumpulan kecil dari butir-butir tanah, gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda. Bentuk strukturMenurut bentuknya struktur dapat dibedakan menjadi : Bentuk lempeng Prisma Tiang Gumpal bersudut Gumpal membulat Granuler (Bulat porous) Remah (Bulat sangat porous) UkuranUkuran struktur berbeda-beda sesuai dengan bentuknya. Struktur lempeng mempunyai ketebalan < 1 mm - > 10 mm Prisma dan tiang < 10 mm 00 mm Gumpal antara < 5 mm 50 mm Granuler < 1 mm - > 10 mm Remah < 1 mm > 5 mm

Kemantapan atau tingkat perkembangan Struktur Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi : a) Tingkat perkembangan lemah (butir struktur tanah mudah hancur). b) Tingkat perkembangan sedang (butir struktur tanah sukar hancur) c) Tingkat perkembangan kuat (butir struktur tanah sukar hancur), hal ini sesuai dengan jelas tanah dan tingkat kelembabannya. Tanah permukaan yang banyak mengandung humus umumnya mempunyai tingkat perkembangan kuat. Tanah dikatakan tidak bertekstur bila butir-butir tanah tidak melekat satu dengan yang lainnya (lepas), misalnya tanah pasir, atau saling melekat menjadi satu kesatuan yang padu atau kompak dan disebut massive atau pejal. Tanah dengan struktur baik (granuler) akan mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan tanah mudah diolah. Struktur tanah yang baik apabila bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori tanah banyak terbentuk, disamping itu struktur tidak mudah rusak (mantab) sehingga pori tanah tidak cepat tertutup. Tiga golongan bahan koloid tanah dikenal sebagai bahan perekat di dalam proses pembentukan agregat-agregat tanah, yaitu : a) Mineral-mineral liatb) Oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid c) Bahan organik koloid, termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad renik.

KonsistensiKonsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya tersebut misalnya pencangkulan, pembajakkan dsb. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Karena tanah dalam keadaan lembab, basah dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus pada kondisi tersebut. Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul), yaitu ditentukan dengan meremas segumpal tanah bila gumpalan tanah mudah haancur maka tanah dikatakan berkonsistensi . Gembur bila lembab dan lunak bila kering dan bila tanah sukar hancur maka dikatakan berkonsistensi. Teguh bila lembab dan keras bila kering. Dalam keadaan kering tanah dibedakan ke dalam konsistensi lunak sampai keras, dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu lekat dan tidak lekat. Pori - Pori Tanah Pori-pori tanah merupakan bagian dari tanah yang tidak terisi bahan padatan tanah (terisi oleh udara dan air). Pori tanah dapat dibedakan menjadi : a) Pori kasar (macro pore) b) Pori halus (micro pore)Pori kasar terisi udara dan air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi) Pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah pasir akan memiliki pori kasar lebih banyak dari pada tanah liat, tanah dengan banyak pori kasarnya akan sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan, sedang tanah liat total porinya lebih tinggi dari tanah pasir.

Porositas tanah dipengaruhi oleh : a) Kandungan bahan organik b) Struktur tanah c) Tekstur tanah. Apabila tanah memiliki struktur granuler atau remah serta kandungan bahan organiknya tinggi maka akan memiliki porositas yang tinggi, serta tanah yang massive atau pejal porositasnya rendah. Sedangkan tanah pasir akan memiliki pori makro yang banyak sehingga sulit menahan air. Padas merupakan bagian dari tanah yang mengeras dan padat sehingga tidak dapat ditembus akar tanaman ataupun air. Karena itu dalam penyifatan tanah di lapang dalamnya padas dan kekerasannya perlu diteliti. Kedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus akar tanaman, yang dapat diamati dengan melihat penyebaran akar tanaman. Jenis tanah Tanah aluvial= tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Persebaran tanah aluvial di Indonesia terdapat di1. pantai Timur Sumatra

2. pantai Utara Jawa

3. sepanjang Sungai Barito

4. sepanjang Sungai Mahakam

5. sepanjang Sungai Musi

6. sepanjang Bengawan Solo.

Tanah andosol= tanah yang berasal dari abu gunung api. Persebarannya terdapat di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera dan Minahasa.

Tanah regosol= tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra, Jawa, Bali dan NTB.

Tanah kapur= tanah yang terjadi karena hasil pelapukan batuan kapur dan sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.

Tanah litosol= tanah yang terbentuk dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.

Tanah argosol (tanah gambut)= tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam sampai coklat. Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.

Tanah grumusol= tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.

Tanah latosol= tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jens tanah ini sering disebut tanah merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan. Tanahnya berwarna merah sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.

Manfaat tanahPerspektif kemanfaatan tanah aadalah sebagai sumberdaya, ruang dan lingkungan. Sumberdaya selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia. Tanah dari segi pertanian, peternakan, dan kehutanan adalah masukan kedalam proses produksi biomassa yang berfungsi sebagai medium tumbuh-tumbuhan. Tanah sebagai bahan mentah dijadikan bahan kerajinan untuk barang-barang tembikan dan bahan bangunan.Sebagai perspektif ruang, tanah digunakan untuk pembangunan kawasan industri, perkotaan dan prasarana pengembangan wilayah. Istilah ruang mencakup luasan, bentang lahan dan lokalitas. Tanah sebagai perspektif lingkungan dapat dimanfaatkan untuk sanitasi dan penanggulangan pencemaran. Tanah mempunyai kemampuan untuk menyaring cairan menjadikannya bersih dan jernih, membebaskan bahan tersuspensi sebalum masuk ke air bumi.Selain itu dengan zarah-zarah penyerap ion (mineral lempung, oksida dan hidroksida serta senyawa humik) tanah mampu menyerap ion-ion terlarut dalam cairan. Dengan basa dan asam yang di kandungnya tanah berkemampuan mengatur pH cairan.Beberapa manfaat tanah, antara lain :1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran

2. Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)

3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)

4. Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.2.2.3 Gaya yang Bekerja pada Kerak Bumi

Gaya yang berasal dari dalam bumi yang dapat mengakibatkan perubahan kuit bumi adalah gaya tektonik. Tenaga yang menyebabkan tektonik adalah tenaga endogen yang bersifat tekanan tangensial (mendatar), gaya tarik tangensial dan gaya radial (tegak)

Berdasarkan sifat dan cakupan wilayahnya, gaya tektonik dibedakan menjadi dua, yaitu Tektonik Epirogenesa dan Tektonik Orogenesa.

a. Tektonik Epirogenesa (Epiros = benua)

Tektonik Epirogenesa adalah gerakan yang dapat menyebabkan permukaan bumi bergerak secara vertikal, baik naik maupun turun. Tektonik epirogenesa bergerak lambat dan meliputi wilayah yang luas.Tektonik Epirogenesa terbagi dua, yaitu Epirogenesa Positif dan Epirogenesa Negatif.

1) Epirogenesa Positif adalah gaya vertikal yang menuju kebawah atau pegunungan. Penyebabnya adalah adanya tambahan beban, misalnya adanya sedimen yang sangat tebal di daerah geosinklinal yang menyebabkan terganggunya keseimbangan isostasi. Contohnya periode Pleistosen pada zaman Es terjadi perluasan wilayah es ke arah equator menghasilkan penurunan beberapa daerah.

Gambar 3. Epirogenesa Positif2) Epirogenesa Negatif adalah gaya vertikal yang menuju ke atas sehingga seolah-olah permukaan laut menjadi turun gerakan ini biasanya berkurangnya beban lapisan kerak bumi, misalnya pantai stockholm yang naik 1meter setiap 100 tahun.Gambar 4. Epirogenesa Negatif

b. Tektonik Orogenesa

Tektonik Orogenesa adalah gaya pembentukan pegunungan dimana terjadi peristiwa dislokasi atau beralihnya letak lapisan kulit bumi. Pembentukkan gunung meliputi daerah yang sempit dan dalam waktu yang relatif singkat. Gerak itu dapat menimbulkan,

1) LipatanGerakan tekanan horizontal menyebabkan lapisan kulit bumi yang elastis berkerut, melipat, dan menyebabkan relief-relief mukabumi berbentuk pegunungan. Contoh, pegunungan-pegunungan tua seperti pegunungan Ural. Lipatan ini terjadi pada zaman primer.

Gambar 5. Macam Macam Lipatan

a. lipatan tegak d. lipatan menggantung

b. lipatan miring e. lipatan isoklin

c. lipatan rebah f. lipatan kelopak2) Patahan (sesar)Gerakan tekanan horizontal dan vertikal menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah. Misalnya: tanah turun (Slenk), tanah naik (Horst), dan Fleksur.Gempa BumiGempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi pada bumi sebagai akibat tubukan antar lempeng, patahan aktivitas gunung api dan runtuhan batuan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi ialah seismologi. Alat yang digunakan untuk mendeteksi getaran gempa disebut seismograf dan hasil catatan gempa adalah seismogram.Tiga macam gempa berdasarkan penyebabnya :1. Gempa vulkanik, bersumber dalam tubuh gunungapi aktif, pada umumnya berkekuatan kecil ( maksimal 2 SR ) biasanya hanya terasa pada daerah sekitar gunung berapi.2. Gempa runtuhan, diakibatkan oleh runtuhan batuan di daerah kapur karena adanya stalaktit yang jatuh di dalam goa kapur, kekuatannya berkisar antara 2-3 SR, kebanyakan terjadi di daerah kapur dan pertambangan.3. Gempa tektonik terjadi akibat aktivitas tektonik di zona batas antara lempeng dan patahan yan mengakibatkan sebarn getaran ke segala arah, kekuatan gempa dapat mencapai skala 9 SR.

VulkanismeTenaga Vulkanik (Vulkanisme) adalah proses pergeseran magma di dalam bumi.Proses terjadinya vulkanisme ( gunung berapi ) dipengaruhi oleh tekanan gas pada magma yang tedapat di dalam bumi bertambah besar dan mencapai tingkat tertentu sehingga magmanya menjadi aktif menerobos lapisan lapisan kerak bumi. Magma adalah batuan cair yang pijar atau sangat panas sekali. Apabila peristiwa menerobosnya magma ke dalam lapisan batuan dan belum mencapai permukaan bumi disebut plutonisme ( gunung berapi tersembunyi ). Sedangkan peristiwa meletusnya magma epermukaan bumi dengan segala sesuatu yang menyertainya adalah erupsi dan apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam maka dinamakanintrusi magma', sedangkan apabila penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebutekstrusi magma.Gunung berapi adalah tempat meletusnya magma pada permukaan bumi, sedangkan mulut tempat memutahkan magma yang berada di puncak gunung berapi di sebut kawah. Pada peristiwa ekstrusi magma berdasar sifat lava dan kekuatan erupsinya akan menghasilkan berbagai bentuk gunung api,1. Gunung Berapi MaarBentuk gunung api maar adalah gunung berapi yang hanya meletus sekali saja dan setelah itu vulkanisme terhenti, sehingga yang tinggal hanya kawahnya seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunungberapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah. Bentuk gunung berapi hasil erupsi eksplosif (ledakan) yang biasanya hanya satu kali karena dapur magmanya dangkal dan volumenya kecil.

Gambar 6. Gunung Lamongan, Jawa Timur2. Gunung Berapi PerisaiGunung ini hanya mengeluarkan lava cair sehingga selalu meleleh dan tidak dapat menimbun lava menjadi tinggi. Gunung lava yang terbentuk tidak tinggi dengan lereng yang sangat landai hingga menyerupai perisai. Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai, contohnya : Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat.

Gambar 7. Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat3 Gunung Berapi Strato

Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil, letusannya selain berupa lelehan batuan yang panas dan cair juga bahan- bahan padat, seperti bom ( batu lava yang cukup besar ), lapili ( batu lava yang kecil ) dan pasir (batu lava yang agak halus ). Seringnya terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis. Oleh karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di Sumatera, Jawa,Bali, Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut. Bentuk gunung berapi yang berbentuk kerucut terjadi karena erupsi eksplosif yang berganti - ganti dengan efusif (lelehan).

2.3 METODE-METODE EKSPLORASIIlmu yang mempelajari mengenai struktur dan gejala gejala yang terjadi di bumi dan sekitarnya dengan mempergunakan hukum hukum dan metoda metoda fisika adalah Geofisika. Namun demikian, fisika bukan satu-satunya cabang ilmu yang dapat dipakai atau membantu dalam penyelidikan bumi, karena kita mengenal juga Geokimia, Geologi, ataupun Geodesi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, geofisikawan berlomba lomba menemukan mineral mineral, minyak, dan gas bumi. Usaha ini dikatakan sebagai kegiatan eksplorasi. Berdasarkan tujuan eksplorasi, geofisika masih dapat dibagi lagi menjadi 2 cabang, antara lain :

1. Geofisika murni yang bertujuan mempelajari susunan dalam dan sifat sifat fisik bumi berdasarkan gejala gejala yang berhubungan seperti sifat sifat medan statik ( gravitasi, magnetik, dan listrik ) dan sifat elastik (seismik).

2. Geofisika terapan atau geofisika eksplorasi yang mempelajari sifat sifat spesifik dan relatif berskala kecil bila dihubungkan dengan sifat sifat yang terdapat dalam kerak bumi. Tujuan praktis dari geofisika terapan adalah mencari endapan minyak bumi, air tanah, dan mineral yang berhubungan dengan Geoteknik serta mempunyai nilai nilai komersial.

Kegiatan eksplorasi itu sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara atau metode, yaitu Gravitasi, Magnetik, Listrik, Elektromagnetik, Seismik, Radioaktifitas, Log Sumur, Kimia, dan Thermal.Diantara sifat fisis batuan yang mampu membedakan antara satu macam batuan dengan batuan lainnya adalah massa jenis dan suseptibilitas batuan. Distribusi massa jenis dan suseptibilitas yang tidak merata pada batuan penyusun kulit bumi akan memberikan variasi harga medan gravitasi dan magnetik di permukaan bumi. Metode medan gravitasi dan magnetik adalah metode metode penyelidikan dalam geofisika yang didasarkan pada variasi medan gravitasi dan magnetik di permukaan bumi.

Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan oleh distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi juga oleh posisi titik pengamat di permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan relief bumi yang beragam. Untuk itu, diperlukan metode metode tertentu untuk mereduksi pengaruh selain karena distribusi massa jenis.A. Metode Gravitasi

Metode gravitasi merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang memanfaatkan sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya. Jadi, prinsip eksplorasi dengan metode ini yaitu mencari anomali gravitasi pada subsurface. Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat massa cebakan mineral dari daerah sekeliling (rho = gram / cm3).

Metode ini merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal, maupun diudara. Teori yang mendasari metode ini adalah hukum Newton yang menyatakan gaya tarik antara dua titik massa m dan M dengan jarak r besarnya:

dengan: G : konstanta gravitasi universal (6,67 x 1011 m3/kg.s2)

Intensitas gravitasi adalah gaya persatuan massa.

Karena satuan intensitas medan gravitasi adalah percepatan, maka disebut juga percepatan gravitasi. Besaran ini merupakan besaran vector.

Berdasarkan pengukuran pengukuran geodesi, bumi mempunyai bentuk yang spheroid dengan rapat massa material yang merupakan inti dan mantel bumi berubah secara radial. Sisanya 2% dari massa total bumi yang merupakan kerak bumi mempunyai sifat heterogen. Sehingga, permukaan bumi dapat didefinisikan sebagai bentuk matematis yang dinyatakan dalam harga harga gravitasi disemua titik di permukaan.

Harga gravitasi disebarang titik di spheroid dapat diuraikan dalam bentuk :

Dengan menyatakan garis lintang dan Anadalah konstanta yang diperoleh dari hasil pencocokan pengukuran gravitasi yang diredusir ke permukaan laut.Semua material dalam bumi mempengaruhi harga intensitas gravitasi, tetapi karena hukum Newton berbaanding terbalik dengan kuadrat jarak, maka batuan yang dekat dengan titik pengamatan akan lebih besar gaya tariknya daripada yang jauh dari titik pengamatan. Sebagian besar gravitasi disebabkan oleh massa mantel dan inti karena bentuk regular dan rapat massanya berubah secara teratur, begitu pula dengan gravitasinya yang berubah secara teratur. Hanya 0,3% g berasal dari material yang terdapat pada kerak bumi dan dari prosentase yang kecil ini kira-kira 0,05% g berasal dari batuan 5 km bagian atas kerak bumi yang struktur lapisannya terdiri atas berbagai jenis batuan.

Perubahan rapat massa batuan pada daerah 5 km bagian atas kerak bumi akan menghasilkan variasi g yang umumnya tidak lebih dari 0,01% harga g dimana saja. Fluktuasi dalam harga g yang dihubungkan dengan benda benda yang memiliki nilai mineral komersial adalah dalam orde 10-5 g. Jadi , struktur batuan memberikan sumbangan sangat kecil pada harga gravitasi bumi tetapi sumbangan yang kecil masih dapat dipetakan perubahannya dari titik ke titik.

Alat yang dipakai untuk mengukur adalah gravimeter dan harus sensitif karena harus dapat mengukur perubahan gravitasi dalam orde 10-8 medan gravitasi bumi. Selain dipakai untuk mencari mineral secara langsung juga dapat dipakai untuk mencari air tanah maupun minyak secara tidak langsung yaitu dengan mencari patahan atau kubahan garam. Metode ini adalah metode geofisika yang sensitif terhadap perubahan vertikal. Oleh karena itu, metode ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang didalam massa batuan, dan shaff terpendam. Sayangnya, cara ini membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama untuk mengolah data yang didapatkan di lapangan.

B. Metode Magnetik

Metode ini mempunyai kesamaan dengan metode gravitasi dalam hal pengukuran perbedaan medan medan gaya. Meskipun demikian, perbedaan mendasar antara kedua cara tersebut adalah variasi rapat massa yang relatif lebih kecil dan uniform dibanding dengan perubahan dalam susceptibilitas, sehingga medan gravitasi perubahannya lebih kecil disbanding medan magnetik.

Dasar metode magnetik adalah hukum gaya Coulomb F antara 2 kutub magnetik m1 dan m2 gr yang berjarak r cm dalam bentuk :

Dengan permeabilitas medium yang mengelilingi magnet.

Kekuatan medan magnetik H didefinisikan sebagai gaya pada satu satuan kutub magnet :

Tetapi di alam tidak pernah dijumpai kutub kutub magnet yang terjadi secara sendirian seperti muatan listrik. Kutub kutub magnetik selalu berada dalam pasangan sehingga, dalam medan magnetik besarannya adalah dwikutub (dipole) magnetik yang terdiri dari dua kutub berkekuatan +m dan m yang terpisah pada jarak l. Dan besaran momen magnetik M didefinisikan sebagai :

M = mlr

Jika suatu benda magnetik diletakkan dalam medan magnetik luar, maka benda tersebut akan terimbas dan menjadi termagnetisasi. Intensitas magnetisasi I sebanding dengan kekuatan medan dan arahnya dalam arah medan luar :

Dengan V adalah isi benda. Magnetisasi imbas menyebabkan dwikutub material magnet menyearah, sehingga I juga disebut polarisasi magnetik. Jika I konstan dan mempunyai arah yang sama diseluruh benda, maka bendanya dikatakan dimagnetisasi serba sama.

Derajat benda dimagnetisasi ditentukan oleh besaran yang dinamakan susceptibilitas magnetik k, yang besarnya :

I = k H

Fungsi susceptibilitas dalam metode magnetik adalah sama dengan fungsi rapat massa dalam medan gravitasi karena respon magnetik batuan ditentukan oleh banyaknya material magnetik didalamnya.

Benda magnetik tersebut bila kita letakkan dalam medan magnet luar H akan menyearah kutub kutub internalnya dan terbentuk H* yang akan menambah medan total dalam benda yang dinamakan induksi magnetik B sebesar :

B = H + H = H + 4 = (1 + 4k) H = Karena variasi medan magnet yang diukur mempunyai orde 10-4 kali medan magnetik bumi, maka dalam hal ini digunakan kekuatan medan atau intensitas magnetik dengan satuan gamma (dengan relasi 1 = 10-5Oersted.

Alat yang digunakan untuk mengukur medan magnet adalah magnetometer dan ada beberapa macam, meliputi : Intrumen jarum berporos, Variometer tipe Schmidt, Variometer kompensasi, Instrumen flux-gate, dan Magnetometer presisi-bebas proton. Pengukuran medan magnetik adalah relatif artinya harga satu atau lebih komponen medan magnet di sebarang titik dinyatakan sebagai perbedaan dengan harga pada suatu titik basis yang dipilih. Pada umumnya, luas pengamatan relatif kecil (dalam beberapa kilometer persegi) sehingga medan geomagnetik normal dalam daerah dipandang konstan dan sama dengan titik basis. Untuk daerah yang lebih luas (lebih dari ratusan kilometer persegi) variasi medan normal dapat signifikan terutama dalam arah utara-selatan dan ini dapat dikoreksi.

Perubahan struktur atau batu batuan yang terukur sebagai perubahan medan magnetik pada kerak bumi dapat dipetakan dalam basement karena susceptibilitas magnetik batu-batuan sedimen (endapan) jauh lebih kecil daripada susceptibilitas magnetik batu-batuan beku dan malihan. Basement adalah permukaan lapisan batu yang dibawahnya tidak ditemukan batuan endapan dan merupakan batuan beku (magma), batuan malihan atau granit.C. Metode Seismik

Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah / batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.

Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Metode ini paling banyak digunakan dalam geofisika terapan karena memberikan hasil yang mudah ditranslasikan kedalam istilah geologi walaupun secara intrinsik lebih ruwet pelaksanaannya. Di lapangan dibutuhkan energi yang dimasukkan ke dalam bumi dengan membuat suatu ledakan meskipun peledaknya dapat dikontrol. Ada dua cara dalam metode ini yaitu refraksi dan refleksi dengan instrumen yang dalam prinsip dan desainnya hampir sama. Dalam survey meskipun ada beberapa perbedaan prosedur di lapangan untuk kedua teknik tersebut namun keduanya secara prinsip operasinya sama.

Geophone (detektor, seismometer) merubah getaran seismik bumi menjadi sinyal listrik dan hanya mencatat komponen vertikal getaran perpindahan bumi. Dan masih diperlukan amplifier agar semua getaran bumi (dalam orde 10-8 inci) dapat terdeteksi dan teramati. Untuk kegiatan eksplorasi minyak, alat tersebut hanya sensitif untuk getaran tertentu yaitu antara 5-100 cps untuk teknik refraksi dan 10-150 cps untuk refleksi.

Teknik refleksi hanya memberikan informasi geometri formasi bawah permukaan dan tak dapat memberikan informasi komposisi batu-batuan. Oleh karena itu, teknik ini banyak digunakan untuk mencari minyak. Yang diamati adalah waktu yang diperlukan gelombang seismik kembali ke permukaan setelah mengalami refleksi oleh formasi. Kelemahan metode ini adalah lebih lambat dan lebih mahal.

Sedangkan teknik refraksi memberikan data kecepatan seismik dan geometrinya bermacam-macam formasi sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi formasi yang dipetakan. Secara operasional, survey refraksi lebih kompleks dari refleksi karena pekerjaan yang harus dilakukan lebih jauh sebarannya. Dalam refleksi, jarak tembak dan detektor tak pernah lebih jauh dari kedalaman formasi yang dipetakan sedangkan dalam refraksi jarak pisah jauh lebih besar daripada kedalaman formasi. Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920-an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.

Gambar 8. Rambatan Gelombang Bola

Ada dua macam gelombang seismik yaitu gelombang dalam lapisan bumi (body waves) dan gelombang permukaan (surface waves). Masing masing terdiri dari gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal mempunyai arah rambat tegak lurus dengan arah getaran partikel sedangkan gelombang longitudinal arah rambatnya sejajar dengan getaran partikel. Gelombang yang menjalar pada medium, energinya menurun atau berkurang sesuai dengan jarak tempuh. Hal ini dapat dimengerti mengingat energi yang dibawa gelombang dalam suatu medium sebanding dengan kuadrat amplitudo, sedangkan amplitudo menyusut disebabkan adanya absorbs medium yang dilaluinya.

Karena energi / luas berbanding lurus dengan 1/R2 sehingga amplitudonya sebanding dengan 1/R. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa amplitudo berkurang karena menyebarnya gelombang. Sedangkan penyusutan yang disebabkan adanya absorbsi medium (akibat disipasi gesekan energi elastik menjadi panas) besarnya :

I = IO { exp(-gr)/r }

dengan:

I adalah amplitudo pada jarak r dari sumber

Io adalah amplitude sumber

g adalah konstanta atenuasi medium (ada hubungannya dengan frekuensi gelombang seismik g~t2)

D : gerak dilatasiC : gerak kompresi

Gambar 9. Gerak Gelombang Longitudinal

Apabila dibandingkan dengan metode - metode geofisika lainnya, metode seismik memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, yaitu : KeunggulanKelemahan

Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik

Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan.Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.

Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.

Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, dan kompaksi) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.

Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.

Berdasar kelemahan dan keunggulannya, maka metode seismik sangat baik digunakan jika dapat diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada target yang diinginkan. Namun, mengingat bahwa suatu survei geofisika disamping keunggulan metode juga harus memperhatikan sisi ekonomisnya, maka pemilihan metode-metode yang cocok dari segi ekonomis dan target menjadi sangat penting.Oleh karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih sering digunakan untuk lingkup sempit / kecil. Misalnya, digunakan dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.2.4 KERUSAKAN TANAH DAN PENANGGULANGANNYAFungsi-fungsi vital tanah menurut Allan dkk dalam Tejoyuwono (1998), sebagai berikut:1. Pelaku kegiatan, keanekaan, dan produktivitas hayati

Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang mengandung berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan berbagai proses vital bagi kehidupan teresterial.

2. Pengatur dan pembagi aliran air dalam larutan

Lahan mengatur simpanan aliran sumberdaya air tanah dan air permukaan serta mempengaruhi kualitasnya.

3. Penyaring, penyangga, pendegradasi, imobilisasi, dan detoksifikasi bahan organik dan anorganik, termasuk hasil samping industri dan kota serta endapan atmosfir.

4. Penyimpanan dan pendaur ulang hara dan unsur-unsur lain didalam biosfir bumi

5. Penopang bagi bangunan sosioekonomi dan perlindungan bagi khasanah arkeologi yang berhubungan dengan pemukiman manusia.

Lahan menyediakan sarana fisik untuk tempat tinggal manusia, industri, dan aktivitas social seperti olahraga dan rekreasi.

Parameter-parameter yang mempengaruhi kualifikasi tanah, antara lain :1. Kestabilan struktur

Tanah yang strukturnya stabil akan tahan terhadap pukulan air hujan sehingga tidak mudah longsor.

2. Porositas

Erat hubungannya dengan lebar lubang (pori-pori) dalam tanah sebagai ruang yang dapat menampung air sehingga kandungan air dalam tanah dapat terdeteksi.

3. Solum

kedalam solum berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan akar-akar tumbuhan.

Salah satu akibat dari kerusakan tanah adalah erosi. Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnaya bagian-bagian tanah dari satu tempat ke tempat lainnya oleh media alami dapat terjadi secara normal ataupun secara tiba-tiba (dipercepat). A. Erosi normal (alamiah)

Merupakan proses pengangkutan tanah dibawah keadaan vegetasi alami dengan kelajuan yang lambat sehingga memungkingkan terbentuknya tanah tebal yang mendukung pertumbuhan vegetasi secara alami.

B. Erosi yang dipercepat (tiba-tiba)

Merupakan proses pengangkutan tanah secara cepat yang mengakibatkan kerusakan tanah. Peristiwa ini terjadi karena terganggunya keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah.Jenis - jenis erosi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Erosi permukaan (Sheet Erosian)

Erosi ini tidak jelas penampakannya karena yang dihanyutkan hanya sebagian tipis lapis dan merata. Gejala yang mudah dikenali adalah warna lapisan yang lebih muda karena menurunnya kandungan organiksehingga produktivitasnya menurun.

2. Erosi jalur (Riil Erosian)

Erosi ini diakibatkan terkikisnya permukaan tanah oleh air yang tidak merata sehingga timbul jalur-jalur kecil sedalam 1-4 cm dan masih mudah dihilangkan dengan pembajakan.

3. Erosi parit (Gully Erosian)

Tingkatan lebih lanjut dari erosi jalur dimana Erosi yang membentuk jajaran parit jalur menjadi semakin lebar dan dalam.

4. Tanah longsor (Landslides)

Erosi ini disebabkan karena adanya lapisan kedap air dibawah tanah yang dapat mengalir setelah sampai titik jenuhnya dan membawa seluruh tanah yang ada diatasnya.

Bahaya erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor . yang hubungannya dapat ditulis sebagai

E = f(i,b,v,t,m)

Keterangan :

i : iklim

b: bentuk wilayah

v : vegetasi

t : tanah

m : manusiaPengaruh dari masing-masing faktor :

1. Iklim

Faktor iklim yang berpengaruh terhadap erosi adalah hujan. Intensitas hujan dan distribusi hujan akan menentukan kemampuan hujan untuk menghancurkan butir-butir tanah serta jumlah dan kecepatan limpasan permukaan. Hujan akan menimbulkan erosi jika intensitasnya tinggi dan berlangsung lama begitu juga sebaliknya, jika hujan terjadi secara singkat dan intensitasnya cukup singkat, tidak menyebabkan erosi. Aning juga mempengaruhi erosi, tetapi pengaruhnya sangat kecil.2. Bentuk wilayah (topografi)

Unsur-unsur yang topografi yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah kemiringan lereng. Tidak hanya itu saja, panjang lereng, bentuk dan arah lereng juga mempengaruhi . semakin besar presentase kemiringan pada suatu lereng akan memberikan daya erosivitas pada hujan yang semakin besar. Sehingga berbagai material kesuburan dan sifat fisika tanah pun akan berpengaruh dengan pelepasan yang terjadi di permukaannya.

Panjang lereng, bentuk dan arah lereng juga mempengaruhi terjadinya erosi yang merupakan cikal bakal pula terjadinya lahan kritis. Semakin panjang lereng maka jumlah total erosi juga semakin banyak.

Menurut Suripin dalam Hanipah (2005:16), Bentuk lereng ini dilihat dari permukaan tanahnya dapat berbentuk cembung dan dapat berbentuk cekung. Pada permukaan cekung lebih cenderung terjadi erosi parit.

Arah lereng berdasarkan Arsyad (Kohnke dan Bertrand,1995) dibelahan bumi bagian utara lereng yang menghadap kearah selatan mengalami erosi yang lebih besar daripada yang mengarah keutara.hal ini disebabkan karena tanah-tanah yang berlereng menghadap keselatan sebagai akibat pengaruh sinar matahari secara langsung dan lebih intensif sehingga kandungan bahan organik lebih rendah dan tanah lebih mudah terdispersi.3. Vegetasi

Vegetasi memiliki peranan yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap erosi disuatu tempat. Dengan adnya vegetasi, tanah dapat terlindungi dari bahaya kerusakan tanah oleh butiran hujan. (Sarief 1985:65).4. Tanah

Tipe tanah memiliki kepekaan erosi yang berbeda-beda. Sifat sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah adalah sebgai berikut :

a. Sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas, dan kapasitas air.

b. Sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi dan pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan.

5. Manusia

Kepekaan tanah terhadap erosi selain dipengaruhu faktor alam juga dipengaruhi oleh faktor manusia. Bahkan manusialah yang merupakan faktor penentu apakah tanh yang akan diusahakan akan rusak atau tidak berproduksi atau sebaliknya menjadi baik akibat pengolahan yang tepat. Kesalahan manusia dalam mengelola lahannya akan meningkatkan terjadinya erosi.

Berbagai kerugian yang ditimbulkan akibat erosi antara lain :

1. Hilangnaya kesuburan tanah

2. Pengendapan bahan-bahan disuatu lokasi

3. Banjir.

Untuk itu, diperlukan suatu upaya konservasi untuk menanggulanginya

1. Secara vegetatif dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai tameng atau pelindung tanah terhadap unsur-unsur hujan .

Meliputi :

Penghutanan & Penghijauan

Penanaman rumput

Penanaman tumbuhan penutup permanen

Penanaman rumput pada saluran pembuang

2. Secara mekanik dengan upaya pengaturan aliran air permukaan.

Memperkecil laju limpasan Permukaan dan/atau menampung limpasan Permukaan, kemudian dialirkannya melalui bangunan atau saluran yang telah dipersiapkan untuk tujuan ini, sehingga tidak rusak karenanya.

3. Pemakaian bahan kimia

Bertujuan memperbaiki sifat fisik tanah, karena dengan bahan kimia mampu memantapkan agregat tanah menjadi struktur tanah mantap dan pori tanah dapat terjaga dengan baik.BAB 3PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas didapat kesimpulan bahwa Hukum Pertama Termodinamika dan Hukum Kedua Termodinamika tidak dapat diberlakukan pada sistem tanah. Dan stuktur litosfer bumi dapat dikelompokkan menjadi raut muka bumi, pembentukan kerak bumi, dan gaya yang bekerja pada bumi. Serta metode-metode eksplorasi yang dapat dilakukan, antara lain : metode gravitasi, metode magnetik, dan metode seismik. Selain itu, salah satu contoh dari kerusakan tanah adalah erosi. Untuk menanggulangi kerusakan tanah tersebut maka harus ditanggulangi baik itu secara vegetatif, mekanik, maupun dengan pemakaian bahan kimia yang tidak berlebihan. DAFTAR PUSTAKAHartantyo, Eddy. 2013. Metode Seismik : Bias dan Pantul. http://elisa1.ugm.ac.id/page_view.php?PSGF-Geolistrik&82 (diunduh pada tanggal 18 Maret 2014).Khanafiyah, Siti. 2004. Fisika Lingkungan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Subowo. 2011. Penelitian dan pengembangan potensi Sumberdaya hayati tanah untuk perbaikan Produktivitas tanah dan peningkatan efisiensi Pemupukan. Jakarta : Balai Besar Litbang Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.http://abelpetrus.files.wordpress.com/2012/09/keragaman-bentuk-muka-bumi.pdfhttp://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-JUPRI/LAHAN.pdf (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).file:///C:/Users/Acer/Documents/1-Epirogenesa-Adalah-Gerakan-Yang-Dapat-Menyebabkan.html (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).http://parapencariilmu.comuv.com/1_6_TENAGA-ENDOGEN.html (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).http://file.upi.eduDirektoriFPIPSJUR._PEND._GEOGRAFI195901011989011-YAKUB_MALIKHANDOUT_GEMPABUMI.pdf (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).http://pedosfer04.wordpress.com/tag/manfaat-tanah/ (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).http://softilmu.blogspot.com/2014/01/sejarah-terbentuknya-bumi.html (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).http://smakita.net/proses-pembentukan-tanah/ (diunduh pada tanggal 11 Maret 2014).R2

Sumber

R1

Arah penjalaran gelombang

C

D

Arah gerak partikel / medium

Page 138