33
Disusun Oleh : 1. Misto NIM. 43110120163 2. Sely Enggar R NIM. 43112110244 3. Johanes Hervindo NIM. 43111110193 4. Teta NIM. 43112120365 5. Harry NIM. 43112120436 Dosen Mata Kuliah : Bpk. Moch. Soelton Ibrahem MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA TOPIK PERENCANAAN KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Makalah Manajemen Persediaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah tentang manajemen persediaan untuk mata kuliah manajemen keuangan

Citation preview

Page 1: Makalah Manajemen  Persediaan

Disusun Oleh :

1. Misto NIM. 431101201632. Sely Enggar R NIM. 431121102443. Johanes Hervindo NIM. 431111101934. Teta NIM. 431121203655. Harry NIM. 43112120436

Dosen Mata Kuliah :

Bpk. Moch. Soelton Ibrahem

Halaman

DAFTAR ISI

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TOPIK

PERENCANAAN KARYAWAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA2014

Page 2: Makalah Manajemen  Persediaan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

xv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 5

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persediaan ................................................... ........................... 9

2.1.1 Definisi Persediaan ................................................... 9

2.1.2 Economic Order Quantity ......................................... 21

Page 3: Makalah Manajemen  Persediaan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas kuasa

dan rahmatNya sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Kami juga berterimakasih kepada Bapak Yuhasril selaku dosen untuk mata kuliah

Manajemen Sumber Daya Manusia sehingga dengan bimbingannya selama ini dapat

membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan untuk mengangkat topik

Pengadaan Karyawan. Makalah ini berusaha untuk menjelaskan apa bagaimana

manajemen persediaan barang yang ada di perusahaan baik perusahaan dagang,

manufaktur, maupun jasa.. Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, kami

mengakui bahwa makalah ini masih banyak memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam

isi, cara-cara pengutipan para ahli, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari

semua kalangan yang menaruh minat pada makalah ini khususnya kepada pembimbing

yang telah membantu kami dan teman-teman sangatlah kami harapkan. Selain itu,

masukan dan sumbang saran dari semua pihak sangat berarti bagi perbaikan-perbaikan

berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.

Terima kasih.

1

Page 4: Makalah Manajemen  Persediaan

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kepuasan pelanggan dapat diraih dengan cara menjual barang dengan kualitas

yang baik, harga yang terjangkau dan dengan pengadaan barang yang tepat waktu.

Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu didukung dengan perencanaan bahan baku

yang baik. Perencanaan persediaan bahan baku merupakan hal yang penting pada suatu

proses produksi, terutama dalam industri manufaktur. Apabila persediaan bahan baku

tidak tersedia dengan baik sesuai dengan rencana atau kebutuhan ,maka akan

menghambat proses produksi.

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun

perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya

persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada

suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau

meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari

persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Persediaan bahan baku yang melebihi kebutuhan akan menimbulkan biaya ekstra atau

biaya simpan yang tinggi. Sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit

malah akan menimbulkan biaya kerugian yaitu terganggunya proses produksi

dan juga berakibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan apabila

ternyata permintaan pada kondisi yang sebenarnya melebihi permintaan yang

diperkirakan.

Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dan penting pada

sebuah perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Perusahaan

harus focus terhadap pengendalian persediaan karena persediaan merupakan salah

satu bagian yang menyerap investasi terbesar. Nilai invesatasi perusahaan dalam

bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai seluruh aset

(Indrajit dan Djokopranoto, 2003) dalam (Henmaidi dan Suci Hidayati). Perusahaan

harus bisa mencapai titik balance (seimbang) antara investasi persediaan dan tingkat

pelayanan konsumen. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam

penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang.

Dalam upaya mencapai target yang diharapkan, diperlukan adanya

2

Page 5: Makalah Manajemen  Persediaan

persediaan bahan baku yang optimal sehingga tidak menggangu kelancaran proses

produksi yang berlangsung. Adanya penanganan yang tepat terhadap persediaan

bahan baku sangat diperlukan untuk mengantisipasi keadaan apabila permintaan

pasar tiba – tiba pada suatu periode tertentu. Dengan demikian produk dapat

dioptimalkan serta biaya – biaya yang terkait didalamnya ditekan se-efisien

mungkin. Maka dari itu diperlukan Manajemen persediaan merupakan hal yang

mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang.

2. Perumusan Masalah

Dalam rangka untuk mempertajam telaah makalah ini, diambil beberapa

permasalahan yaitu :

1. Apa yang dimaksud Persediaan ?

2. Apa saja metoda/ sistem yang digunakan dalam manajemen persediaan ?

3. Tujuan Penulisan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai berbagai macam

metoda / sistem persediaan yang berlaku saat ini serta untuk memberikan pengetahuan

cara penerapannya di perusahaan dan solusi apa saja yang dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan.

3

Page 6: Makalah Manajemen  Persediaan

BAB II

MATERI

1. Pengertian Persediaan

Manajemen persediaan yang baik merupakan hal yang sangat penting bagi

suatu perusahaan. Pada satu sisi, pengurangan biaya persediaan dengan cara

menurunkan tingkat persediaan dapat dilakukan perusahaan, tetapi pada sisi lainnya,

konsumen akan tidak puas apabila suatu produk stocknya habis. Oleh karena itu

keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan kepada konsumen

harus dapat dicapai ( Zulian Yamit, 2005).

Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah barang

dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang

digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu. Persediaan yang

diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi

selanjutnya disebut persediaan barang dagang. Menurut Freddy Rangkuti (2004, p1),

persediaan adalah sebagai berikut. Persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang

disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk

proses produksi, serta barang- barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang

disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses

produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi

permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan dan dirawat

menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai

dan dicatat dalam bentuk buku perusahaan.

2. JENIS-JENIS PERSEDIAAN FISIK

Persediaan yang ada di perusahaan biasanya 5 terdiri dari tipe yaitu :

Persediaan bahan mentah

Persediaan komponen-komponen rakitan, bahan pembantu atau penolong

Persediaan barang setengah jadi

Persediaan barang jadi

Persediaan bahan penolong

hal | 4

Page 7: Makalah Manajemen  Persediaan

a. Persediaan Bahan Mentah yang telah dibeli, tetapi belum diproses. Pendekatan

yang lebih banyak diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok

dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan.

b. Persediaan Barang Dalam Proses yang telah mengalami beberapa perubahan

tetapi belum selesai. Persediaan ini ada karena untuk membuat produk diperlukan

waktu yang disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan

persediaan ini berkurang.

c. Persediaan MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan

pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan

adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui.

Sehingga persediaan ini merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.

d. Persediaan Barang Jadi, termasuk dalam persediaan karena

permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak

diketahui.

Istilah persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu

atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap

pemenuhan permintaan.

Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian

yang memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi,

dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan

dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat dan pada waktu yang tepat.

3. FUNGSI-FUNGSI PERSEDIAAN

Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas

dari operasi suatu perusahaan, antara lain :

a. Fungsi “Decoupling”

Fungsi penting Persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi

perusahaan internal dan eksternal mempunyai "kebebasan" (independence).

Persediaan "decouples" ini memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan

mentah diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada

pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang

hal | 5

Page 8: Makalah Manajemen  Persediaan

dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual

perusahaan terjaga "kebebasan"-nya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk

memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan. Persediaan

yang diadakan untuk menghada pi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat

diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.

b. Fungsi "Economic Lot Sizing"

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan

membeli sumber daya-sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-

biaya per unit. Persediaan "lot-size"ini perlu mempertimbangkan

"penghematan- penghematan" (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih

murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuanti tas

yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya

persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya).

c. Fungsi “Antisipasi”

Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan

dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu

permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan

musiman (seasonal inventories) .

Di samping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka

waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode

pemesanan kembali, sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering

disebut persediaan pengaman (safety inventories). Pada kenyataannya, persediaan

penga- man merupakan pelengkap fungsi "decoupling" yang telah diuraikan di

atas. Persediaan antisipasi ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.

Fungsi lain dari adanya persediaan adalah :

a. Untuk memberikan stock agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan

terjadi.

b. Untuk menyeimbangkan produksi dengan

distribusi.

c. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam

jumlah banyak biasanya ada diskon.

hal | 6

Page 9: Makalah Manajemen  Persediaan

d. Untuk hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.

e. Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan

pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman.

f. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses

4. BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN

Dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya

(jumlah)persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan. Biaya

penyimpanan. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) terdiri atas

biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya

penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang

dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya- biaya

yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :

1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas atau

pendingin).

2. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas

dana yang diinvestasikan dalam persediaan).

3. Biaya keusangan.

4. Biaya penghitungan phisik dan konsiliasi laporan.

5. Biaya asuransi persediaan.

6. Biaya pajak persediaan.

7. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan.

8. Biaya penanganan persediaan; dan sebagainya.

Biaya-biaya ini adalah variabel bila bervariasi dengan tingkat persediaan. Bila

biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi teta p; maka tidak

dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit. Biaya penyimpanan persediaan

biasanya berkisar antara 12 sampai 40 persen dari biaya atau harga barang. Untuk

perusahaanperusahaan manufacturing. biasanya biaya penyimpanan rata-rata secara

konsisten sekitar 25 persen.

Biaya pemesanan (pembelian). Setiap kali suatu bahan dipesan,

perusahaan menanggung biaya pemesanan (order costs atau procurement costs).

Biaya-biaya pemesanan secara terperinci meliputi.

hal | 7

Page 10: Makalah Manajemen  Persediaan

1. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.

2. Upah.

3. Biaya telephone.

4. Pengeluaran surat menyurat .

5. Biaya pengepakan dan penimbangan.

6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan .

7. Biaya pengiriman ke gudang.

8. Biaya hutang lancar; dan sebagainya.

Secara normal, biaya per pesanan ( di luar biaya bahan dan potongan

kuantitas ) tidak naik bila, kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi, bila

semakin banyak komponen yang di pesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per

periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya

pemesanan total per pe- riode (tahunan) adalah sama dengan jumlah pesanan

yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali

pesan.

o Biaya penyiapan (manufacturing).

Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri "dalam pabrik",

perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi

komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :

1. Biaya mesin-mesin menganggur

2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung

3. Biaya scheduling

4. Biaya ekspedisi, dan sebagainya.

Seperti biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode adalah sama

dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode.

o Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.

Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan,

biaya keku rangan bahan (shortage costs) adalah yang paling sulit

diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya

permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan

adalah sebagai berikut :

hal | 8

Page 11: Makalah Manajemen  Persediaan

1. Kehilangan penjualan

2. Kehilangan pelanggan

3. Biaya pemesanan khusus

4. Biaya ekspedisi

5. Selisih harga

6. Terganggunya operasi

7. Tambahan pengeluaran kegiatan menajerial, dan sebagain ya

Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek, teruta ma karena

kenyataan bahwa biaya ini sering merupakan opportunity costs, yang sulit

diperkirakan secara obyektif.

o Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :

a. Procurement atau Ordering Cost

Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi

pesanan, yang terdiri dari :

(1) Biaya selama proses pesanan

a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan

b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan

(2) Biaya pengiriman pesanan

(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan

a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang

b. Pemeriksaan material yang diterima

c. Mempersiapkan laporan penerimaan

d. Mencatat kedalam “Material Record Card”

(4) Biaya-biaya processing pembayaran

a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang

asli

b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran

c. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya.

b. Carrying Cost

Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan.

Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ” (persediaan rata-

hal | 9

Page 12: Makalah Manajemen  Persediaan

rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average

inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam carrying cost adalah :

(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang

(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak

(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli

(4) Biaya asuransi

(5) Biaya modal

(6) Biaya absolescence

(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang

5. Model / Sistem Pengendalian Persediaan

Dalam keyataannya banyak sekali mdel-model persediaan, Namun umunya yang

digunakan yaitu diantaranya sebagai berikut :

a. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Metoda manajemen persediaan yang paling terkenal adalah

model-model economic order quantity (EOQ) atau economic lot size (ELS). Metode

ini pertama kali dicetuskan oleh Ford Harris pada tahun 1915, tetapi lebih dikenal dengan

nama metode Wilson karena dikembangkan oleh Wilson pada tahun 1934. Metode ini

digunakan untuk menghitung minimasi total biaya persediaan berdasarkan persamaan

tingkat atau titik equilibrium kurva biaya simpan dan biaya pesan Metoda -metoda ini

dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi

sendiri. Model EOQ adalah nama yang biasa digunakan uniuk barang-barang

yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang -barang yang diproduksi

secara internal. Perbedaan pokoknya adalah bahwa, untuk ELS,

biaya pemesanan (ordering cost) meliputi biaya penyiap an pesanan untuk

dikirimkan ke pabrik dan biaya penyiapan mesin-mesin (setup costs) yang

diperlukan untuk mengerjakan pesanan. Dalam hal ini akan digunakan istilah EOQ

yang mencakup pengertian keduanya EOQ dan ELS.

Dalam teori, konsep EOQ (kadang -kadang disebut model fixed-order-

quantity) adalah sederhana. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas

pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan

persediaan dan kebalikannya biaya pemesanan persediaan.

hal | 10

Page 13: Makalah Manajemen  Persediaan

Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut :

Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.

Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).

Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau

tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah ( tak

terhingga )

Ancang-ancang (lead time) bersifat konstan.

Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.

Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage).

Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount).

Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada system manufaktur

sperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem non manufaktur seperti pada

penentuan jumlah bola lampu pada suatu bangunan; penggunaan perlengkapan habis pakai

(office suppliesi) seperti kertas, buku nota dan pensil ; konsumsi bahan-bahan makanan

sperti beras, jagung dan lain-lain. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah

ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga meminimasi biaya total persediaan

dimana :

Biaya Total persediaan = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost

Berikut Rumus yang digunakan :

Q = √ 2. D .CO

Cc

Parameter-parameter yang dipakai dalam metode ini dalah :

D = jumlah kebutuhan barang selama satu periode (misalnya: 1 tahun)

Co = ordering cost ( biaya pesan) setiap kali pesan

C c = Carrying cost (biaya simpan) setiap kali pesan.

hal | 11

Page 14: Makalah Manajemen  Persediaan

Ting

kat

Pers

edia

an

D

Qt

Titik saat pesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan =

Q/2

Waktu (t)

Secara grafis, model dasar persediaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1. Model dasar persediaan EOQ

Gambar 1.1 diatas dapat membantu kita memahami pembentukan model

matematisnya.Sejumlah Q unit barang dipesan secara periodic. Order point merupakansaat

siklus persediaan (inventory cycle) yang baru dimulai dan yang lama berakhir, karena

pesanan diterima. Setiap siklus persediaan berlangsung selama siklus waktu t, artinya

setiap t hari (atau mingguan, bulanan dsb) dilakukan pemesanan kembali. Lamanya t sama

dengan proporsi kebutuhan satu periode (D) yang dapat dipenuhi oleh Q, sehingga dapat

ditulis t = Q/D. Gradien negatif Dt (-Dt) dapat dipakai untuk menunjukkan jumlah

persediaan dari waktu ke waktu. Karena barang yang dipesan diasumsikan dapat segera

tersedia (instaneously), maka setiap siklus persediaan dapat dilukiskan dalam bentuk

segitiga dengan alas t dan tinggi Q.

hal | 12

Page 15: Makalah Manajemen  Persediaan

Biaya

Total biaya = ( Q/2 ) C + ( S

Biaya penyimpanan

= [Q / 2 ] C

Biaya pemesanan = [ S / Q ] O

EOQ Ukuran pemesanan (unit)

Maka, total biaya persediaan: TC=Co. D/Q + Q/2.Cc + Ss, dimana Ss adalah Safety

Stock.

a.1. Reorder Point

Reorder point (ROP) yaitu, batas/titik jumlah pemesanan kembali. ROP berguna

untuk mengetahui kapan suatu perusahaan mengadakan pemesanan. Terjadi apabila

jumlah persediaan yang terdapat dalam stock berkurang terus sehingga harus ditentukan

berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga

tidak terjadi kekurangan persediaan.

Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa tenggang, ditambah

dengan persediaan pengaman (safety stock) yang biasanya mengacu kepada probabilitas

atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok selama masa tenggang (lead time). Untuk

tingkat pelayanan dari siklus pemesanan, semakin besar tingkat permintaan atau masa

tenggang menyebabkan jumlah safety stock harus lebih banyak sehingga dapat

memenuhi tingkat pelayanan yang diinginkan.

Berikut rumusnya : ROP = d x Lt

Dimana : d = jumlah permintaan per hari

hal | 13

Page 16: Makalah Manajemen  Persediaan

Lt= Lead time

a.2 Safety Stock

Safety stock adaalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi

atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. (Assaury,sofjan;2000).

Semakin besar persediaan keamanan, tentu saja semakin kecil kemungkinan

perusahaan kehabisan persediaan. Sebaliknya biaya simpan tambahan akan

semakin besar dengan semakin bertambahnya persediaan keamanan ini. Dengan

demikian secara konsepsional besarnya safety stock yang optimal adalah yang akan

menyamakan tambahan biaya simpan ini dengan kerugian yang diharapkan karena

perusahaan kehabisan persediaan. Karena sulitnya memperkirakan kerugian yang

ditanggung kalau perusahaan kehabisan bahan, sering perusahaan menggunakan

cara penentuan resiko yang bersedia ditanggung oleh perusahaan.

b. Metoda poq (periodic order quantity)

Period Order Quantity (POQ) : Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan

ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi

oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis

maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode

pemesanannya adalah setahun.

- PenggunaanPOQ terdiri dari :

POQ digunakan sebagai pengganti EOQ, bila permintaan tidak uniform.

Formula EOQ digunakan untuk menghitung waktu antarpemesanan (economic time

between orders)

POQ = EOQ/Rata2 pemakaian per minggu

Dengan POQ ini kuantitas pemesanan ditentukan oleh permintaan aktual, sehingga

akan menurunkan biaya penyimpanan (carrying cost).

c. Quantity discount model

Dalam rangka meningkatkan volume penjualan seringkali perusahaan (supplier)

memberikan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang membeli dalam jumlah yang

lebih besar. Jadi harga per unit ditentukan semakin murah dengan semakin banyaknya

jumlah yang dibeli.

hal | 14

Page 17: Makalah Manajemen  Persediaan

Dalam model potongan harga ini kita harus mempertimbangkan trade off antara

biaya pembelian dengan biaya penyimpanan, dimana semakin banyak jumlah yang dibeli

maka biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya

penyimpanan akan semakin meningkat.

Asumsi dalam Quantity Discount Model

1. Permintaan Bebas (Independent Demand)

2. Tingkat permintaan konstan (Demand rate is constant).

3. Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)

4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)

5. Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan (Carrying cost

depends linearly on the average level of inventory)

6. Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)

7. Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)

Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini dimasukan

biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :

D QH

TC = − S + − + PD

Q 2

Kalau terdapat beberapa potongan harga, maka untuk menentukan jumlah pemesanan

yang akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila jumlah ini

fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang dipersyaratkan dalam

potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan jumlah pembelian/pesanan yang

optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.

2. Hitung biaya total untuk kuantitas pada harga terendah tersebut.

3. Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya totalnya,

dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah 2). Kuantitas

optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.

hal | 15

Page 18: Makalah Manajemen  Persediaan

4. Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai

diperoleh EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.

d. Model Persediaan ABC

Salah satu sistem pengelolaan persediaan adalah system analisis ABC. Analisis

ABC adalah analisis bagaimana mengelompokkan produk-produk persediaan serta

mempertahankan catatan persediaan yang ada. Analisa ABC merupakan penerapan dari

prinsip Pareto bahwa dalam persediaan ada bagian yang penting dan yang sepele. Dasar

pemikirannya adalah bagaimana focus pada sumber daya persediaan yang penting yang

sedikit, bukan pada barang yang banyak tapi sepele. Kebijakan pengendalian persediaan

untuk tiap kelas menurut analisa ABC adalah:

a. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan pemasok harus lebih

tinggi untuk persediaan A dibanding C.

b. Persediaan A beda dengan B dan C, harus dikendalikan secara ketat, wilayah lebih

tertutup dan untuk keakuratan catatan persediaan harus lebih sering diverifikasi.

c. Meramalkan persediaan A lebih hati-hati daripada yang lainnya.

Meski persediaan sudah akurat, catatan atau arsip harus diverifikasi melalui

pemeriksaan atau audit yang berkelanjutan. Audit ini disbut penghitungan siklus ( Cycle

counting) Prosedur penghitungan siklus menurut klasifikasi analisa ABC yaitu setiap

komponen persediaan dihitung, arsi diverifikasi dan ketidak akuratan didokumentasi

secara berkala. Ketidak akuratan dilacak dan tindakan perbaikan yang tepat diambil

sesuai klasifikasi ABC, yaitu sebagai berikut:

Kelas A = persediaan dihitung rutin yaitu sebulan sekali

Kelas B = persediaan dihitung kurang rutin yaitu empat sebulan sekali

Kelas C = persediaan dihitung tidak rutin yaitu setahun sekali

e. Just In time

Sistem Just In Time berusaha melakukan pekerjaan secara terus-menerus tanpa henti, dengan menghilangkan segala pemborosan dan segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah dengan menyediakan sumber daya pada tempat dan waktu yang tepat. Sistem ini akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja lebih sedikit, dan biaya produksi lebih rendah serta produk dapat diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Sedangkan kualitas yang sangat tinggimerupakan hasil dari suatu sistem pengendalian mutu yang sangat baik. Akhirnya, dengan kombinasi dan gabungan kedua sistem tersebut akan

hal | 16

Page 19: Makalah Manajemen  Persediaan

membuat perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain serta mencapai laba dan hasil dari investasi yang maksimal.

f. . Material Requirement Planning

Material Requirement Planning menurut Herry P. Chandra adalah suatu metode

untuk menentukan apa, kapan dan berapa jumlah komponen dan material yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dari suatu perencanaan produksi. Perencanaan

material secara detail dilakukan dengan Material Requirement Planning, yaitu

pengabungan aktivitas yang mempengaruhi koordinasi dari suatu usaha didalam

perusahaan.

Untuk menjalankan sistem MRP, ada tiga elemen utama yang harus dimasukkan,

yaitu:

1. Jadwual induk produksi (Master Production Schedule/MPS)

2. Jumlah kebutuhan Material (Bill of Material/BOM)

3. Status persediaan (Inventory Status)

Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan jadi yang akan diproduksi, yaitu

meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah kebutuhan material berisi jumlah

kebutuhan material-material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan

yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order

pembelian dan order pekerjaan.

Dari data imput kedalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai

berikut:

1. Kebutuhan komponen/material pada periode-periode dalam jangka waktu tertentu

(Gross Requirement).

2. Komponen/material yang harus disediakan pada awal produksi (overdue)

3. Status persediaan komponen/material pada akhir suatu periode (Project On Hand)

4. Jumlah komponen/material yang harus disediakan pada awal suatu periode

(planned order)

Pada metode MRP terdapat beberapa hal yang mendasar, yaitu:

1. Permintaan material bersifat tergantung (dependent)

2. Filosofi pemesanan sesuai permintaan

hal | 17

Page 20: Makalah Manajemen  Persediaan

3. Ramalan/perkiraan berdasarkan Master Production Schedule

4. Konsep pengawasan meliputi semua item

5. Lot sizing bersifat beragam

6. memenuhi kebutuhan produksi

7. Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi

Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam

manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu:

1. Investasi persediaan dapat ditekan serendah mungkin

2. perencanaan dapat dilakukan secara detail dapat berubah sesuai keadaan

3. Penyediaan data untuk masa mendatang dengan basis tiap item

4. Pengontrolan persediaan dapat dilakukan setiap saat

5. Jumlah pemesanan berdasarkan kebutuhan

6. fokus pada waktu kebutuhan material

hal | 18

Page 21: Makalah Manajemen  Persediaan

BAB 3

CONTOH KASUS

Sebuah perusahaan Garmen memiliki kebutuhan bahan baku Kayu jati sebesar 10.000 unit per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar Rp 150,-/order. Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/unit /tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari. Waktu tunggu (lead time) untuk pengiriman bahan tersebut selama 10 hari

Pertanyaan:

1. Hitunglah EOQ

2. Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut

3. Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun

4. Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan

5. Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)

6. Bagan persediaan perusahaan

Jawab :

Diketahui :

D = 10.000 unit/tahun hari kerja 1 tahun = 350 hari

Co = Rp. 150 / order Lead time = 10 hari.

Cc= 0,75/unit/tahun

1. EOQ =  √ 2. D .CO

Cc

=√ 2.10.000 .1500,75

=2000unit

2. TC=Co. D/Q + Q/2.Cc= (150 x 10000/2000) + (0.75 x 2000/2)

= 750 + 750

= Rp. 1500,-

3. Jumlah pemesanan/th = D/Q = 10000/2000 = 5 kali4. Reorder point = d x Lt

= (10000/350) x 10 = 285. 7 hari

hal | 19

Page 22: Makalah Manajemen  Persediaan

BAB 4

KESIMPULAN

2.1 Kesimpulan

1. bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-

bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi,

serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi

permintaan dari konsumen

2. Metode yang umum digunakan dalam pengendalian persediaan adalah EOQ

model (Economic Order Quantity), POQ (Periodyc Order Quantity), Discount

Model, ABC model, dan Just In Time dan Material Requirement Planning.

2.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini sangat diharapkan masukan baik saran maupun kritik

yang dapat membantu memperbaiki demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.

hal | 20

Page 23: Makalah Manajemen  Persediaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, Hani.202.Manajemen Produksi dan Operasi.BPFE.Yogyakarta

2.

http://kk.mercubuana.ac.id/files/31003-9-393883995184.doc

3.

http://kk.mercubuana.ac.id/files/31005-4-111196241976.doc

4. Rangkuti, freddy.1995.Manajemen Persediaan.PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20970/4/Chapter%20II.pdf

6. Yamit Drs, Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Ekonisia. Yogyakarta

7.  Herry P. Chandra cs,2001, Material Requirement Planning

hal | 21