42
Makalah Manajemen MANAJEMEN PENGELOLAAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Disusun Oleh: PUTRI DIANA (3425102438) BIOLOGI 2010 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2012 1

Makalah Manajemen Putri Diana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen

Citation preview

Page 1: Makalah Manajemen Putri Diana

Makalah Manajemen

MANAJEMEN PENGELOLAAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Disusun Oleh:

PUTRI DIANA (3425102438)

BIOLOGI 2010

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2012

1

Page 2: Makalah Manajemen Putri Diana

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan anugrah yang diberikan

kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis susun untuk pemenuhan

tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen dan pemahaman lanjutan mengenai

pengaplikasian manajemen pengelolaan dalam membuat suatu usaha berbasis Biologi.

Makalah ini dapat dijadikan pengetahuan tambahan untuk Mengelola budidaya jamur tiram

putih (Pleurotus ostreatus). Makalah ini disusun berdasarkan refrensi dari beberapa buku

dan situs internet.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, Ibu Elsa Lisanti yang

telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga penulis hanturkan

kepada teman-teman, sahabat, dan keluarga yang memberikan dukungan moril dan materil,

saran, refrensi dan kritik. Penulis sadar makalah ini masih banyak kekurangannya, saran dari

pembaca kami butuhkan untuk revisi dan tinjauan kembali dari makalah ini. Sebelumnya

penulis ucapkan terima kasih kepada pembaca yang bersedia meluangkan waktunya untuk

membaca makalah ini.

Hormat saya

Penulis

2

Page 3: Makalah Manajemen Putri Diana

DAFTAR ISI

COVER ............................................... 1

KATA PENGANTAR ............................................... 2

DAFTAR ISI ............................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................... 5

1.2 Tujuan ............................................... 5

1.3 Manfaat ............................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Jamur ............................................... 7

2.2 Morfologi Jamur Tiram Putih ............................................... 7

2.3 Kandungan Nutrisi Jamur Tiram

Putih

............................................... 9

2.4 Manfaat Jamur Tiram ............................................... 10

2.5 Teknik Budidaya Jamur Tiram ............................................... 16

2.5.1 Sarana Produksi Jamur Tiram

Putih

............................................... 10

2.5.2 Bibit Jamur Tiram Putih ............................................... 16

BAB III. ANALISIS MANAJEMEN

3.1 Langkah-langkah manajemen yang

dilakukan dalam mengelola jamur

tiram

............................................... 21

3.1.1 Membuat tim manajemen

usaha kecil

............................................... 21

3.1.2 Menentukan tujuan dari

budidaya atau usaha yang

dilakukan

............................................... 22

3.1.3 Menentukan prospek pasar ............................................... 22

3

Page 4: Makalah Manajemen Putri Diana

3.1.4 Menentukan kebutuhan dan

kecenderungan pasar

............................................... 23

3.2 Proyeksi pengembangan usaha ............................................... 24

3.3 Membuat rancangan analisis keuangan ............................................... 25

3.4 Contoh manajemen pengelolaan ............................................... 27

3.5 Faktor Penghambat dan pendukung

dalam melakukan usaha

............................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................... 30

4

Page 5: Makalah Manajemen Putri Diana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang cukup besar untuk

mengembangkan produk-produk pertanian, mencakup usahatani, tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan untuk mewujudkan

swasembada ketahanan pangan. Peningkatan kebutuhan produk hortikultura menuntut adanya

suatu cara yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi holtikultura.

Jamur merupakan salah satu jenis produk hortikultura yang dapat dikembangkan dan

diarahkan untuk dapat memperbaiki keadaan gizi masyarakat. Jamur tiram merupakan

makanan yang aman untuk dikonsumsi karena penggunaan pestisida dan bahan-bahan kimia

relatif sedikit. Jamur tiram putih merupakan salah satu jenis jamur yang memiliki keunggulan

bila dibandingkan dengan tanaman lain karena dapat tumbuh pada media berupa

limbah lignoselulosa, penggunaannya dalam proses fermentasi tidak membutuhkan input

yang mahal dan merupakan sumber protein nabati yang tidak mengandung kolesterol

sehingga aman untuk dikonsumsi setiap orang.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang telah dibudidayakan secara meluas di

Indonesia, khususnya di daerah dataran tinggi karena jamur tiram putih tingkat

pertumbuhannya lebih tinggi pada daerah beriklim dingin dan kelembaban yang tinggi.

Peluang pasar domestik jamur tiram putih masih potensial, ditinjau dari populasi penduduk

Indonesia yang demikian besar dan tersebar di beberapa provinsi disertai dengan

berkembangnya industri pengolahan, pariwisata, terkait di dalamnya industri perhotelan,

restoran dan rumah makan, maka peluang pemasaran produk jamur tiram putih di dalam

negeri dan ekspor memberikan prospek yang cerah.

1.2 TujuanTujuan dari manajemen pengelolaan budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus)

adalah:1. Membuat perencanaan mengelola budidaya jamur.2. Mengetahui langkah-langkah mengelola budidaya jamur

5

Page 6: Makalah Manajemen Putri Diana

1.3 ManfaatManfaat makalah manajemen pengelolaan budidaya jamur tiram putih (Pleurotus

ostreatus) adalah:1. Sebagai referensi penelitian selanjutnya2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam mengelola usaha budidaya jamur

tiram putih (Pleurotus ostreatus).

6

Page 7: Makalah Manajemen Putri Diana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Jamur

Jamur termasuk ke dalam kerajaan (kingdom) fungi. Jamur merupakan

organisme eukariota karena inti selnya mempunyai inti sejati, dinding sel jamur terdiri dari

zat khitin, tubuh atau soma jamur terdiri dari hifa yang berasal dari spora, jamur digolongkan

sebagai tumbuhan heterotrofik karena jamur tidak mempunyai klorofil sehingga tidak dapat

menghasilkan makanannya sendiri secara fotosintesis, oleh karena itu jamur mengambil zat-

zat makanan dengan menyerap hasil penguraian materi organik (Gunawan, 2001).

Menurut Tapa Darma (2002), jamur mengalami fase vegetataif dan generatif dalam

perkembangbiakannya. Menurut sub kelasnya jamur dibedakan menjadi dua, yakni

Ascomycetes dan Basidiomycetes. Jamur dari subkelas Basidiomycetes lebih mudah diamati

karena ukuran tubuh buahnya cukup besar, sedangkan Ascomycetes berukuran sngat kecil

(mikroskopis).

2.2 Deskripsi Jamur Tiram Putih

Jamur tiram dikenal pula dengan nama populer Oyster Mushroom. Menurut Muchrodi

(2001), disebut jamur tiram (Pleurotus ostreatus [Jacq. Ex. Fr] Kummer) karena bentuk

tudung membulat, lonjong, dan agak melengkung seperti cangkang tiram.

Ciri jamur tiram yaitu:

- tudungnya yang menyerupai cangkang tiram dengan diameter 5-15 cm,

- permukaannya licin dan agak berminyak ketika lembab.

- bagian tepinya agak bergelombang, letak tangkai lateral agak disamping tudung dan

daging buah berwarna putih Pleurotus spp.

- dapat tumbuh di kayu-kayu lunak dan dapat tumbuh pada ketinggian 600 meter dpl,

dengan suhu 15º-30ºCelcius.

- berkembang pada pH 5,5- 7 dan kelembaban 80 persen – 90 persen.

- spesies ini tidak memerlukan intensitas cahaya tinggi karena akan merusak miselia

jamur dan tubuh buah jamur.

- Jamur tiram termasuk organisme yang bersifat saprofit yaitu hidup pada bahan

organik yang sudah mati seperti kayu lapuk

7

Page 8: Makalah Manajemen Putri Diana

Klasifikasi lengkap pleurotus spp. menurut Cahyana (1997) adalah sebagai berikut :

Kingdom         : Mycetea

Divisio             : Amastigomycotae

Phylum            : Basidiomycotae

Kelas               : Hymenomycetes

Ordo                : Agaricales

Family             : Pleurotaceae

Genus              : Pleurotus

Spesies            : Pleurotus ostreatus

Gambar 1. Pleurotus ostreatus

Gambar 2. Siklus hidup jamur tiram putih

8

Page 9: Makalah Manajemen Putri Diana

2.3 Kandungan Nutrisi Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat

baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga

memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari

berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %.Selain itu jamur tiram

mengandung vitamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa

garam mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang.

Jamur tiram mengandung 9 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia yaitu:

1. Lisin

2. Metionin

3. Triptofan

4. Threonin

5. Valin

6. Leusin

7. Isoleusin

8. Histidin

9. Fenil alanin

Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram,

lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih

lebih lengkap sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa

depan. Selain itu Jamur tiram memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan

bahan makanan lain seperti jamur merang, jamur kuping, daging sapi, bayam, kentang, kubis,

seledri, buncis dll. Jamur tiram memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang tinggi

tetapi rendah lemak.

Tabel 1. Kandungan nutrisi dalam 100 gram jamur tiram

9

Page 10: Makalah Manajemen Putri Diana

2.4 Manfaat Jamur Tiram

Jamur tiram bermanfaat dalam pengobatan seperti:

- Menurunkan kolesterol darah.

Konsumsi jamur tiram selama 3 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol hingga

40%. Jamur mengubah selulosa menjadi polisakarida yang bebas kolesterol

sehingga orang yang mengkonsumsinya terhindar dari resiko terkena serangan

stroke.

- Menyembuhkan hipertensi

- Mencegah penyakit diabetes mellitus

- Mempercepat pengeringan luka pada permukaan tubuh, menambah vitalitas dan

daya tahan tubuh

- Mencegah penyakit tumor atau kanker, kelenjar gondok, influenza

- Memperlancar buang air besar.

2.5 Teknik Budidaya Jamur Tiram Putih

Dalam kegiatan budidaya jamur tiram putih, beberapa tahap berikut perlu diperhatikan,

seperti :

2.5.1 Sarana Produksi Jamur Tiram Putih

Menurut Cahyana (1997), sarana produksi yang diperlukan sebaiknya

dipersiapkan dahulu sebelum melakukan kegiatan produksi. Sarana produksi itu

antara lain bangunan, peralatan dan bahan-bahan induk.

Bangunan Kumbung (Rumah Jamur)

Budidaya jamur secara komersial memerlukan beberapa bangunan yang

diperlukan dalam kegiatan usahanya. Bangunan yang diperlukan terdiri dari ruang

10

Page 11: Makalah Manajemen Putri Diana

persiapan, ruang inokulasi, ruang inkubasi, ruang penanaman dan ruang

pembibitan.

a. Ruang Persiapan

Ruang persiapan digunakan untuk persiapan pembuatan media tanam. Kegiatan

yang dilakukan pada ruang persiapan antara lain kegiatan pengayakan,

pencampuran media tanam, pewadahan dan sterilisasi. Ruang persiapan dapat

digunakan pula sebagai tempat untuk menyimpan bahan-bahan seperti bekatul dan

kapur apabila skala produksi usaha itu tidak terlalu besar, namun bila skala

produksi dalam jumlah besar maka bahan-bahan itu sebaiknya ditempatkan dalam

ruang terpisah atau gudang.

b. Ruang Inokulasi

Ruang inokulasi adalah ruang untuk menanam bibit pada media tanam jamur.

Ruang inokulasi harus mudah dibersihkan dan disterikan untuk menghindari

terjadinya kontaminasi oleh mikroba lain. Pada ruang inokulasi diusahakan tidak

banyak terdapat ventilasi yang terbuka lebar dan sebaiknya ventilasi udara

dipasang filter atau saringan dari kawat kassa atau kassa plastik, hal ini untuk

meminimalisasi tingkat kontaminan. Pada perusahaan dalam skala besar biasanya

ruang inokulasi dilengkapi dengan alat pendingin udara (air conditioning).

c. Ruang Inkubasi

Ruang inkubasi adalah ruang yang digunakan untuk menumbuhkan miselium

jamur tiram putih pada media tanam yang sudah diinokulasi. Ruang inkubasi

biasanya disebut dengan ruangspawning. Ruang ini dilengkapi dengan rak-rak

inkubasi untuk mendapatkan media tanam yang sudah diinokulasi.

d. Ruang Pemeliharaan

Ruang pemeliharaan atau sering disebut growing digunakan untuk

menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruang ini dilengkapi dengan rak-rak tempat

11

Page 12: Makalah Manajemen Putri Diana

baglog penumbuhan tubuh buah jamur dan alat penyemprot untuk menjaga

kelembaban dan kadar air dalam pemeliharaan tubuh buah jamur

e. Ruang Pembibitan

Ruang pembibitan adalah ruang yang khusus digunakan dalam pembuatan

media bibit jamur. Ruang ini diperlukan bila skala produksi sudah besar, dalam

skala produsi kecil bibit dapat dibeli dari produsen bibit sehingga ruang pembibitan

tidak diperlukan lagi.

12

Gambar 3. Macam-macam bangunan kumbung

Page 13: Makalah Manajemen Putri Diana

Berdasarkan gambar diatas baglog dapat diletakkan secara vertikal maupun horizontal.

13

Gambar 3. Macam-macam bangunan kumbung

Gambar 4. Rak tempat meletakkan baglog,

Gambar 5. Jamur yang tumbuh secara horizontal,

Page 14: Makalah Manajemen Putri Diana

Peralatan

Budidaya jamur tiram secara sederhana dapat dilakukan dengan alat-alat yang

mudah diperoleh seperti cangkul, sekop, botol, kayu, alat pensteril, lampu spritus.

Untuk produksi dalam kapasitas besar diperlukan peralatan yang cukup besar

sepaerti ayakan, mixer, filler, boiler dan chamber sterilizer. Mixer digunakan

sebagai alat pencampur media tanam jamur ; fillerdigunakan sebagai alat pengisi

media kedalam kantong plastik dalam jumlah tertentu ; boilerdigunakan sebagai

sumber pemanas (uap) ; chamber sterilizer digunakan sebagai alat untuk sterilisasi

dalam jumlah yang besar.

Bahan – bahan

Bahan-bahan untuk budidaya jamur tiram yang perlu dipersiapkan terdiri dari

bahan baku dan bahan pelengkap.

14

Gambar 6. Jamur yang tumbuh dalam posisi vertikal

Page 15: Makalah Manajemen Putri Diana

a. Bahan baku

Jamur tiram putih merupakan tumbuhan saprofit dimana tumbuh dan

berkembang pada kayu atau pohon dan mengambil sari makanan dari inangnya.

Dalam kegiatan budidaya jamur tiram putih media tanam utama yang digunakan

adalah serbuk kayu atau serbuk gergaji supaya media hidup jamur dalam kegiatan

budidaya sama dengan di alam. Serbuk kayu yang umum digunakan dalam

kegiatan budidaya jamur tiram putih adalah dari pohon sengon (Parasientes

falcataria) karena kandungan getah yang terdapat pada pohon ini relatif lebih

rendah bila dibandingkan dengan jenis pohon yang lain, karena kandungan getah

pada pohon dapat menghambat pertumbuhan miselia jamur tiram putih. Serbuk

gergaji dapat diperoleh dari pabrik pengrajin kayu. Pemilihan serbuk gergaji

sebagai bahan baku media penanaman jamur perlu memperhatikan tingkat

kebersihan dan kadar getah pada kayu untuk mengurangi kontaminan dalam

pelaksanaan budidaya jamur tiram putih.

b. Bahan tambahan

Bahan-bahan lain yang digunakan dalam budidaya jamur tiram putih pada

media plastik terdiri dari beberapa macam yaitu bekatul (dedak padi), kapur

(CaCO3), gips (CaSO4) dan dapat pula ditambahkan mineral-mineral lain.

1. Bekatul

Bekatul ditambahkan untuk meningkatkan nutrisi media tanam sebagai sumber

karbohidrat, sumber carbon (C), dan nitrogen (N2). Bekatul yang digunakan

dapat berasal dari berbagai jenis padi dari hasil penggilingan di pabrik. Bekatul

sebaiknya dipilih yang masih baru, belum tengik dan tidak rusak

2. Kapur (CaCO3)

Kapur ditambahkan pada media tanam sebagai sumber kalsium (Ca) dan untuk

menstabilkan tingkat keasaman (pH) pada media tanam. Jenis kapur yang

digunakan adalah kalsium karbonat (CaCO3). Unsur kalsium dan karbon

digunakan untuk meningkatkan mineral yang dibutuhkan jamur bagi

pertumbuhannya.

15

Page 16: Makalah Manajemen Putri Diana

3. Gips (CaSO4)

Gips digunakan sebagai sumber kalsium dan sebagai bahan untuk

memperkokoh media tanam, dimana dengan kondisi kokoh maka media tanam

tidak akan cepat rusak.

4. Kantong Plastik

Penggunaan kantong plastik bertujuan untuk mempermudah pengaturan

kondisi dan penanganan media selama pertumbuhan. Kantong plastik yang

digunakan adalah plastik yang kuat dan tahan panas sampai suhu 100ºC, jenis

plastik biasanya dipilih dari jenis polipropilen(PP). Ukuran dan ketebalan plastic

terdiri dari berbagai macam ukuran. Dalam usaha budidaya jamur tiram biasanya

yang digunakan adalah ukuran 20 x 30 cm, 17 x 35 cm, 14 x 25cm dan ketebalan

0,3 – 0 7 mm.

2.5.2 Bibit Jamur Tiram Putih

Budidaya jamur yang berhasil dengan baik dipengaruhi beberapa factor yang

perlu mendapatkan perhatian secara seksama, diantaranya adalah bibit jamur.

Meskipun semua faktor dalam budidaya jamur telah dipenuhi dengan baik tetapi

bibit jamur yang digunakan berkualitas kurang baik maka produksi jamur yang

diharapkan akan kurang memuaskan atau tidak akan menghasilkan sama sekali

(Gunawan, 2001) Bibit yang dipakai sebaiknya berasal dari turunan pertama (F1)

karena dengan menggunakan turunan F2, F3 dapat menyebabkan lemahnya

pertumbuhan miselium dan dapat mengurangi produktifitas.

Ada beberapa indikasi bibit yang baik adalah sebagai berikut :

a. Bibit berasal dari varietas unggul

b. Bibit tidak terlalu tua atau sudah terlalu lama disimpan

c. Bibit tidak terkontaminasi

16

Page 17: Makalah Manajemen Putri Diana

Langkah melakukan budidaya jamur tiram putih dengan menggunakan

serbuk kayu

Menurut Cahyana (1997), langkah-langkah dalam melakukan budidaya jamur

tiram putih dengan menggunakan serbuk kayu adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Serbuk gergaji, bekatul, gips dan kapur disiapkan sesuai dengan komposisi

perbandingannya. Perbandingan komposisi kebutuhan bahan-bahan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebutuhan Bahan-Bahan dalam Budidaya Jamur Tiram

2. Pengayakan

Serbuk gergaji yang diperoleh dari pengrajin mempunyai tingkat keseragaman

yang kurang baik karena di dalamnya biasa terdapat potonganpotongan yang cukup

besar dan tajam yang dapat merusak plastik sebagai media tempat tanam yang

berpotensi menyebabkan pertumbuhan miselia jamur tidak merata. Untuk

mengatasi hal tersebut maka dilakukan pengayakan serbuk gergaji.

3. Perendaman

Perendaman serbuk gergaji perlu dilakukan untuk menghilangkan getah yang

terdapat pada serbuk gergaji. Disamping itu perendaman juga berfungsi untuk

melunakkan serbuk gergaji agar mudah diuraikan oleh jamur. Perendaman

dilakukan selama 6-12 jam, kemudian serbuk gergaji ditiriskan.

17

Komposisi Jumlah

serbuk gergaji

100 kg

bekatul 5-15 %

kapur 2%

gips 2%

air 65%

Page 18: Makalah Manajemen Putri Diana

4. Pengukusan

Pengukusan serbuk kayu yang telah direndam dilakukan pada suhu 80º- 90ºC

selama 4-6 jam. Proses pengukusan ini bertujuan untuk mengurangi mikroba yang

dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram putih yang ditanam dan untuk

menghilngkan getah yang terkandung pada serbuk gergaji.

5. Pencampuran

Bahan-bahan tambahan yang telah ditimbang sesuai dengan komposisi yang

dibutuhkan di campur dengan serbuk gergaji. Pencampuran harus dilakukan secara

merata. Didalam proses pencampuran diusahakan tidak terdapat gumpalan,

terutama serbuk gergaji dan kapur, karena dapat mengakibatkan penggumpalan dan

komposisi media yang diperoleh tidak merata.

6. Pengomposan

Proses pengomposan dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa

kompleks dalam bahan-bahan bantuan mikroba sehingga diperoleh senyawa

senyawa yang lebih sederhana. Senyawa yang lebih sederhana akan lebih mudah

diserap oleh jamur sehingga memungkinkan pertumbuhan jamur akan lebih baik.

Pengomposan dilakukan dengan cara membunbun campuran media kemudian

menutupnya secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1-2 hari. Proses

pengomposan yang baik ditandai dengan peningkatan suhu sekitar 50ºC. Kadar air

dalam pengomposan harus diatur pada kondisi 50-65 persen dengan tingkat

keasaman (pH) 6-7. Adonan yang baik adalah bila adonan itu dikepal membentuk

gumpalan, tetapi mudah dihancurkan.

7. Pewadahan (log Jamur)

Setelah dilakukan pengomposan maka media tanam tersebut dimasukkan

kedalam plastic polipropilen karena plastik ini relatif tahan panas dalam proses

sterilisasi. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen yang tidak

optimal karena media cepat busuk sehingga produktifitas akan rendah, untuk

menghindari hal tersebut dalam proses pewadahan adonan dalam plastic

dipadatkan dengan menggunakan botol atau alat yang lain. Media tanam yang

18

Page 19: Makalah Manajemen Putri Diana

dimasukkan ke dalam plastik polipropilen tersebut yang dinamakan log jamur atau

media tempat tumbuh jamur tiram putih.

8. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikroba

baik bakteri, kapang maupun khamir yang dapat menghambat pertumbuhan

miselium jamur. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80º-90ºC selama 6- 8 jam.

9. Inokulasi (pemberian bibit)

Inokulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan taburan

dan tusukan. Inokulasi secara taburan adalah dengan menaburkan bibit kedalam

media tanam secara langsung. Sementara denagan tusukan dilakukan dengan cara

membuat lubang dibagian tengah media melalui cincin sedalam tiga per empat dari

tinggi media tanam, selanjutnya dengan lubang tersebut diisi bibit yang telah

dihancurkan.

10. Inkubasi

Inkubasi merupakan proses penumbuhan miselium jamur sampai memenuhi

seluruh media tanam. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia jamur

adalah 22º-28ºC. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media akan tampak putih

merata. Biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60 hari sejak

dilakukan inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselia jamur dapat diketahui

sejak dua minggu setelah inkubasi.

11. Penumbuhan

Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur sudah siap untuk

dilakukan penumbuhan tubuh buah jamur dengan cara membuka plastic media

tumbuh yang sudah penuh miselia. Satu sampai dua minggu setelah media dibuka

akan tumbuh bakal buah. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut akan tumbuh

optimal selama 2-3 hari. Kondisi suhu optimal dalam proses pertumbuhan tubuh

buah adalah pada suhu 16º-22ºC dengan kelembaban 80-90 persen.

19

Page 20: Makalah Manajemen Putri Diana

12. Pemanenan

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal, yaitu

cukup besar tetapi belum mekar penuh. Pemanenan dilakukan lima hari setelah

bakal buah tumbuh. Ukuran jamur yang sudah siap dipanen adalah dengan

diameter 5-10 cm. Pemanenan dilakukan sebaiknya pada pagi hari untuk

mempertahankan kesegarannya. Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong

hingga menjadi bagian per bagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran

yang menempel pada bagian akarnya saja supaya daya simpan jamur dapat lebih

lama.

20

Gambar 7. Jamur tiram putih yang siap dipanen

Page 21: Makalah Manajemen Putri Diana

BAB III

ANALISIS MANAJEMEN

3.1 Langkah – langkah manajemen yang dilakukan dalam mengelola jamur tiram

putih (Pleurotus ostreatus)

3.1.1 Membuat tim manajemen usaha kecil

Dalam mengelola budidaya jamur tiram putih ini pertama kali kita harus

memiliki sebuah tim manajemen yang cukup kuat, untuk langkah awal membuka usaha

ini, dapat melalui tim kecil terlebih dahulu.

Tim manajemen pengelolaan budidaya jamur tiram putih terdiri sebagai

berikut:

1. Pimpinan

2. Manajer Utama

3. Manajer Keuangan

4. Manajer Operasional Harian

5. Manajer Produksi

6. Manajer Pemasaran

Tim manajemen yang telah disebutkan diatas, memiliki tugas dan tanggung

jawab masing-masing. Dimana tanggung jawabnya sebagai berikut :

1. Pimpinan

- Memiliki pengalaman dalam berbisnis

- Bertanggung jawab pada pengawasan pegawai serta pengembangan usaha

2. Manajer Utama

- Mengawasi kinerja dari manajer-manajer lain

- Mengawasi kinerja pegawai

- Bertanggung jawab pada kepegawaian

- Mengawasi rencana pengembangan usaha, dan pemasarannya

21

Page 22: Makalah Manajemen Putri Diana

3. Manajer Keuangan

- Memiliki kemampuan ekonomi yang baik

- Memiliki kemampuan akutansi yang baik

- Membuat perencanaan anggaran dan biaya-biaya yang dibutuhkan dalam

pengelolaan budidaya jamur

- Mencatat rincian dana yang keluar dan masuk

- Mengatur arus pembagian modal

- Mengatur pembagian keuntungan kepada investor

- Kerjasama dengan manajer lain berkoordinasi dalam melakukan

pengembangan an ekspansi skala produksi secara bertahap

4. Manajer Operasional Harian

- Mengawasi kerja pegawai

- Mengawasi perkembangan dari jamur

- Bertanggungjawab terhadap kelancaran produksi

5. Manajer Produksi

- Melakukan pengembangan bibit

- Memastikan produk berada dalam kondisi baik

6. Manajer Pemasaran

- Bertugas membuka pasar

- Melakukan negosiasi bisnis

- Memastikan produk dipasarkan dengan baik dan sampai ke konsumen tanpa

masalah

3.1.2 Menentukan tujuan dari budidaya atau usaha yang dilakukan.

Misalnya: Produk jamur tiram yang dihasilkan berupa :

- Jamur tiram segar

- Produk turunan jamur tiram seperti kripik jamur, jamur goreng tepung,

jamur siap masak dalam kemasan plastik.

3.1.3 Menentukan prospek pasar

Salah satu contoh Prospek Pasar, seperti penjelasan di bawah ini :

22

Page 23: Makalah Manajemen Putri Diana

Budidaya jamur tiram di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung telah

memiliki pasar yang jelas. Hampir semua petani jamur tiram memiliki

hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi jamur tiram dari

petani dengan harga yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan tanaman

sayuran lainnya. Hal ini diperkuat dengan beberapa alasan sebagai berikut :

1) Permintaan jamur tiram di daerah Bandung dan sekitarnya mencapai

7 -10 ton /hari. Adapun produksi jamur tiram baru mencapai 2,5 – 3

ton /hari. Ini berarti terdapat gap sebesar 4 – 7 ton/hari, yang

sedikitnya dapat diisi dalam rencana budidaya jamur tiram ini.

2) Pasar jamur tiram saat ini telah meluas di sekitar Jawa Barat, DKI

Jakarta dan Banten sehingga diperlukan produksi jamur tiram dalam

skala besar.

3) Masyarakat semakin sadar pentingnya mengkonsumsi jamur untuk

tujuan kesehatan.

4) Jamur saat ini dikonsumsi sebagai pengganti daging selain dari

beralihnya pola makan masyarakat kepada bahan pangan organik

3.1.4 Menentukan Kebutuhan dan Kecenderungan Pasar

Target ‘market’ usaha ini adalah konsumen jamur dari ‘house need’

sehingga kebutuhan akan jamur tiram masih tergolong tinggi dan

pemenuhannya masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya dan

beberapa ‘retail’ pada beberapa kota besar. Sementara itu kecenderungan

pasar akan jamur tiram masih tergolongkan pada secondary goods, namun

permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya pada segmen hotel dan restoran

yang kebutuhan akan jamur tiramnya cukup tinggi ‘suppliers’ jamur tiram

masih minim dan masih sangat dibutuhkan.

Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling penting untuk disikapi

adalah pelayanan akan faktor ‘satisfaction’ penyediaan barang, mulai dari

ketepatan waktu, jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama

penurunan harga jual.

23

Page 24: Makalah Manajemen Putri Diana

Target Pasar

Pada tahun-tahun awal, pemasaran produk difokuskan pada pasar domestik,

‘traditional market’, dan ‘house need’. Produk jamur segar yang dihasilkan akan

dipasarkan ke / melalui :

1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim

ke berbagai wilayah Bandung dan sekitarnya maupun luar Bandung seperti

Jakarta, Tangerang, Bogor, Cibitung, dll.

2. Pasar tradisional Bandung dan sekitarnya. Sebagai gambaran, permintaan

pasar induk seperti pasar Caringin atas produk jamur tiram ini sangat tinggi

sehingga untuk skala produksi yang direncanakan dalam proposal ini

pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.

3. Pasar swalayan, restoran, dan hotel. Pemasaran direncanakan akan

dilaksanakan melalui sektor tersebut apabila produksi telah stabil serta

sarana dan prasarana telah memadai.

3.2 Proyeksi Pengembangan Usaha

Usaha ini diorientasikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi,

namun usaha tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan

ekonomi Indonesia. Untuk itu pengembangan budidaya jamur ini akan dibagi dalam

tiga tahap, yaitu: tahap industri kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap

industri menengah. Penjelasan mengenai ketiga tahap industri tersebut adalah sebagai

berikut :

I. Tahap Industri Kecil Awal

Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat

karya yang kuat dan kokoh

Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil

budidaya jamur.

Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.

Penambahan tenaga kerja.

Pencarian investor

24

Page 25: Makalah Manajemen Putri Diana

Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya

industri kecil yang kokoh. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri

kecil awal diperkirakan berkisar antara 25 hingga 100 juta rupiah.

II. Tahap Industri Kecil Lanjut

Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah

kebutuhan dana mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka

dimulailah industri kecil lanjut yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan

pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan mampu menyerap banyak tenaga

kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga profesional di bidang

pemasaran, R & D dan administrasi.

Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri

menengah nasional yang produksinya diperkirakan mencapai sedikitnya 100.000

baglog produksi per musim. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan mampu

memproduksi hingga 9 ton per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri

kecil lanjut ini diperkirakan berkisar antara 150 hingga 200 juta rupiah.

III. Tahap Industri Menengah Nasional

Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil,

mulai dari sistem, kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup

kemungkinan untuk melakukan ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap

sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang diperlukan masih dalam analisis.

3.3 Membuat rancangan analisis keuangan

Dalam mengelola sebuah usaha, hal yang tidak kalah penting adalah sebuah

rancangan analisis dana yang dibuat oleh manajer keuangan. Analisis dana yang dibuat

benar-benar harus diperhitungkan. Hal ini dikarenakan, menyangkut kepentingan

banyak umat. Contoh membuat rancangan analisis keuangan, seperti dibawah ini :

Analisis Biaya dan Pendapatan (Skala Produksi 18000 log)

1. Modal tetap 

2. Biaya Penyusutan Nilai ekonomis lahan dan peralatan

25

Page 26: Makalah Manajemen Putri Diana

2 tahun, Rp. 5.000.000 : 4 = Rp. 1.250.000 

3. Modal kerja (Biaya operasional)

- Bahan baku untuk 18000 log 

- Gaji pegawai

Jumlah total per musim = Rp.3.000.000,00

4. Utilitas

Total Modal = Modal tetap + modal Kerja

= Rp. 5.000.000 + Rp. 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000 = Rp.

26.645.000

5. Pendapatan kotor Produksi jamur (kegagalan 20%)

14.400 log x 0,5 kg = 7.200 kg

7.200 kg @ 5000 = Rp. 36.000.000

6. Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja

= Rp. 1.250.000 + 18.395.000 + Rp. 3.000.000 + Rp. 250.000

= Rp. 22.895.000

7. Pendapatan bersih (Net Profit) = pendapatan kotor – biaya produksi

= Rp. 36.000.000 – Rp. 22.895.000 = Rp. 13.105.000

Break Event Point

1. BEP Produksi = Total biaya produksi / harga satuan

= 22.895.000 / 5000 = 4579 kg

Artinya budidaya jamur tiram tidak mendapat untung dan juga tidak

mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 4579 kg.

2. BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi

= 22.895.000 / 7200  = Rp. 3179,86 

Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami

kerugian bila harga jual Rp. 3179,86 per kilo.

Benefit Cost Ratio

1. BC Ratio = Rp. 13.105.000 / Rp. 26.645.000 = 0,5 

Artinya pendapatan bersih yang diperoleh dalam usaha pembibitan bibit jamur

adalah 0,5 di atas total biaya.

26

Page 27: Makalah Manajemen Putri Diana

Masa Pengembalian Modal 

Masa pengembalian modal = Rp. 13.105.000 + Rp. 1.250.000 x 100%

= Rp.26.645.000  = 53,88 %

Pembagian keuntungan

Pembagian keuntungan bersih direncanakan adalah sebagai berikut:

1. Kepentingan sosial : 5% (zakat 2,5% + kepentingan sosial 2,5%) profit.

2. Pengembangan usaha : 25 % profit

3. Pengelola : 20 % profit

4. Dividen investor : 50 % profit (20% profit share ; 30% pengembalian modal)

3.4 Contoh manajemen pengelolaan.

Dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2010 difokuskan pada

pemantapan produksi. Maksudnya adalah membuat usaha perdagangan jamur tiram

tersebut menjadi dikenal dan tersosialisasi dengan baik untuk seluruh lapisan

masayarakat, bahwasannya jamur tiram yang dikembangkan ternyata dapat diterima

dengan baik oeh masyarakat.Sumber daya manusia yang dikelola dalam pembuatan

kue juga masih sangat minim pengetahuannya tentang aneka macam kue. Sehingga

perlu sekali pemahaman dengan cara pembelajaran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan

dengan beberapa cara, misalnya studi banding, mengikuti pelatihan, ataupun studi

literatur dari berbagai media cetak maupun elektronik, baik lokal maupun

internasional.

Kebanyakan karyawan juga berasal dari daerah sekitar lokasi usaha, dengan

kondisi yang cukup minim untuk kualifikasinya, sehingga banyak sebagai tenaga

kasar pada bagian produksi. Dari segi pemasaran, masa keemasan justru diawal

berdirinya usaha. Hal ini terwujud karena ternyata usaha ini merupakan pemrakarsa

trensetter usaha embuatan kue. Sehingga dengan sangat mudah kita dapat menentukan

harga jual produk. Salah satu contoh adalah hasil utama produk yaitu jamur segar.

Pada waktu itu dengan sukses kita dapat menjual dengan harga RP 20.000, per

kilogram. Harga bertahap turun seiring banyaknya pengusaha yang berbondong-

27

Page 28: Makalah Manajemen Putri Diana

bondong mengikutinya. Namun dengan berbagai inovasi di bidang pemasaran kita

terus melakukan strategi sehingga tetap bisa survive. 

Pada awal usaha ini memang tidak memiliki manejemen yang baik, apalagi

tentang keuangan. Pembukuan masih sangat sederhana, bahkan bisa dikatakan tidak

ada. Baru dirintis pembukuan sederhana pada awal tahun 2010. Tetap dikemas secara

sederhana namun minimal bisa mulai dipilah tentang pembukuan keluarga dan usaha

itu sendiri.

Strategi marketing juga dilakukan melalui blog-blog di internet dan Home page

berupa Website resmi dan khusus tentang Profil usaha dan marketingnya. Bahkan

yang sudah berjalan adalah konsultasi mengenai budi daya jamur melalui email yang

sudah berjalan sejak tahun 2000. Pemasaran sudah mengalami inovasi yang lebih luas.

Segementasi pasar dan target juga sudah berkembang jauh. Jangkauan pasar bukan

hanya ditingkat lokal, bahkan sudah mencapai seluruh nusantara. Untuk penjualan

sudah mencapai luar pulau, diantaranya, Medan, Palembang, Lampung, Jambi, Batam,

Banjarmasin, Samarinda, Palangkaraya, Sampit, Tenggarong, Makasar, Ambon, Nusa

Tenggara Timur, dan Bali.

Manajerial masih dilakukan secara sederhana, namun sudah lebih terkonsep dan

penuh strategi, sedangkan pendataan, administrasi dan keuangan sudah

terkomputerisasi. Sehingga untuk keuangan sudah lebih tertata rapi dan terpilah antara

keuangan keluarga dan usaha. Sedangkan legalitas usaha berubah nama dan lebih

difokuskan pada perdagangan Jamur Tiram dan agrobisnis. Perubahan nama sekaligus

kepemilikan menjadi UD. Payung Sejati terbit pada bulan Mei tahun 2010.

3.5 Faktor Penghambat dan Pendukung dalam melakukan usaha

Setiap usaha yang dijalankan, pasti ada yang sukses dan ada yang belum sukses

seperti halnya usaha ini. Ada beberapa hal yang menurut kami akan menghambat dan

sangat mendukung dalam menjalankan usaha ini.

Faktor penghambat tersebut diantaranya :

1. Banyaknya usaha yang sama.

2. Harga bahan baku yang tidak stabil.

28

Page 29: Makalah Manajemen Putri Diana

Merencanakan untuk memecahkan masalah faktor penghambat tersebut

diantaranya yaitu dengan berhati–hati dalam mengelola setiap anggaran dana yang akan

dikeluarkan. Sedangkan untuk mengatasi faktor yang kedua, yakni harga bahan baku

tidak stabil, kami menyiasatinya dengan membeli bahan baku langsung kepada petani

setempat agar memperoleh harga yang lebih murah.

Faktor pendukung usaha ini diantaranya :

1. Kondisi tempat, dan peralatan yang memadai.

2. Higienis dan harga yang relatif terjangkau.

3. Merupakan salah satu bagian produk yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.

29

Page 30: Makalah Manajemen Putri Diana

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, Y. A. 1997. Pembibitan dan Budidaya Jamur Tiram Putih. Papas Sinar Sinanti.

Jakarta.

Maharani, Diah. 2007. Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur Tiram Putih (Pleurotus

ostretus) di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Jawa Barat

[skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Mosher. 1966. Menggerakkan dan Membangun pertanian. CV Sasaguna. Jakarta.

Muchrodi. 2001. Jamur Tiram Putih. Penebar Swadaya. Jakarta .

Soeharjo dan Patong. 1973. Ilmu Usahatani. Penebar Jaya. Jakarta

Soekartawi. 1986. Ilmu usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil.

Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 1989. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suriawiria. 2006. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Cetakan Kelima.

Yogyakarta.http://penyuluhthl.wordpress.com/2012/07/26/analisis-pendapatan-

usahatani-budidaya-jamur-tiram-putih-di-kecamatan-keliling-danau-kabupaten-

kerinci/

30