35
MAKALAH METODE ILMIAH TATA CARA PENELITIAN ILMIAH Disusun oleh: Heni Purwanti (H0712093) Herjuna Praba W (H0712094) Herlambang HP (H0712095) Hermawan Cahya K (H0712096) Ilham Aldyanto (H0712100) Kelas AGT 3C Fakultas Pertanian UNIVERSITAS SEBELAS MARET

MAKALAH METODE ILMIAH (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tntg metil

Citation preview

Page 1: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

MAKALAH METODE ILMIAHTATA CARA PENELITIAN ILMIAH

Disusun oleh:

Heni Purwanti (H0712093)

Herjuna Praba W (H0712094)

Herlambang HP (H0712095)

Hermawan Cahya K (H0712096)

Ilham Aldyanto (H0712100)

Kelas AGT 3C

Fakultas Pertanian

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah Metode Ilmiah. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini. Penyusun yakin bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.

Surakarta, 21 September 2013

Penyusun

Page 3: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan

pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis

menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah atau merupakan karya tulis yang

disusun berdasarkan kriteria ilmiah. Melalui sebuah karya tulis, kita dapat

mengenal sejarah peradaban masa lalu dan masa kini yang akan tetap

dikenang oleh masa depan jika terekam dalam tulisan. Salah satu ragam

tulisan adalah karya tulis ilmiah. Dalam penulisan karya tulis illmiah ada

beberapa hal yang harus diperhatikan atau yang dikenal dengan metode

ilmiah. Karena itulah pengetahuan tentang teknik dan tata cara penulisan karya

tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap orang yang akan menulis

karya ilmiah. Makalah ringkas mengenai ‘Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah’

ini berupaya memberikan stimulus bagi pembaca untuk dapat

mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan

memberikan gambaran singkat tentang teknik dan tata cara penyusunan karya

tulis ilmiah. Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka penulis tidak

mengkaji teknik penyusunan karya ilmiah secara komprehensif, namun hanya

sekilas informasi dan petunjuk teknik secara ringkas tentang tata cara

penulisan karya tulis ilmiah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

a. Bagaimana tahapan penulisan karya ilmiah itu?

b. Bagaimana tata cara penulisan ilmiah itu?

c. Bagaimana format peulisan awal karya ilmiah?

d. Bagaimana format penulisan isi (naskah) penulisan karya ilmiah?

Page 4: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tahapan penulisan karya ilmiah.

b. Untuk mengetahui tata cara penulisan karya tulis ilmiah.

c. Untuk mengetahui format penulisan karya ilmiah bagian awal.

d. Untuk mengetahui format penulisan isi (naskah) penulisan karya ilmiah.

Page 5: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

II. PEMBAHASAN

A. Tahapan Penulisan Karya Ilmiah

Berikut ini dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut

Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati

Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat

lima tahap, yaitu :

1. Persiapan

a. Pemilihan Topik/Masalah

Topik atau permasalahan adalah pokok pembicaraan yang akan

dibahas. Dalam memilih topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan

beberapa pertimbangan :

1) Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar

pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah

topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita

ketika menggarapnya.

2) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.

3) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit

dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada

pengumpulan informasi yang beraneka ragam.

4) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari

topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan

kita.

5) Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,

walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah

terlalu baru bagi kita.

6) Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan

kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok

masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa

buku, majalah, jurnal, surat kabar, broshur, surat keputusan, situs

web, atau Undang-Undang.

Page 6: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul

Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-

petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi, apakah topik itu betul-betul

cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan

mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya

ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya

langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja

dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah

pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah,

sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah

penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya

ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.

Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah

dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan

masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja,

tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam

sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub

judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas

atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama

dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).

c. Pembuatan Kerangka Karya (outline)

Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah

proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-

kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.

Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan

yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik

yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu

ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan

buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk

mengembangkan karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).

Page 7: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan

judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan

judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah

yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya

adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita perlu membuat

rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan

tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika

ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar

belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam

bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran,

daftar pustaka dan lampiran (jika ada).

Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif

untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit

sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau

analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat

memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah

menjadi empat bab atau lebih.

2. Pengumpulan Data

Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui

pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan).

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan

data adalah :

a. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku,

surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.

b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui

masalah yang akan ditulis

c. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti

d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium

Page 8: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

3. Pengorganisasian dan Pengonsepan

Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan

mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data

menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang

akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan

menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan.

Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis

dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep

karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.

4. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu

memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan

yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan

tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan.

Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan

cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.

5. Penyajian/Pengetikan.

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi

kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur

dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang

tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur

dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

B. Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah

Penulisan karya ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam

proses belajar mengajar. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam

penulisan karya ilmiah antara lain : jenis dan ukuran kertas, margin

pengetikan, pemenggalan kata, cara membuat penomoran, cara mengutip

dan teknik penulisan kutipan, cara penulisan catatan kaki dan penulisan

daftar pustaka. Dan berikut penjelasannya:

Page 9: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

1. Jenis dan Ukuran Kertas

Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik

makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram

dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm).

2. Margin Pengetikan

a. Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan

untuk pengetikan hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan

bolak balik (dua muka/halaman).

b. Skripsi, tesis dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas

(margin) yang harus dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin)

untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada

tepi kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan

huruf arab.

c. Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis

yang menggunakan huruf latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri

(left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab juga

3 cm.

d. Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom

margin) yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik

untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin maupun huruf

arab.

e. Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok

(tabbing) dari garis margin.

3. Penulisan dan Pemenggalan Kata

Saat menulis suatu karya ilmiah harus diperhatikan dalam hal

penulisan dan pemenggalan kata, seperti hal berikut ini:

a. Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata

bahasa Indonesia.

b. Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal

maupun diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf, contohnya:

mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.

Page 10: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

c. Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh

dipenggal. Sementara bila nama itu ditulis sesudah nama bilangan

dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10

kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.

d. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan

(lengkap) seperti : R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A

(dipisahkan dari) Salim.

e. Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata,

termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang

bersangkutan.

f. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata

ditulis dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan

angka, contohnya : “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali

sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat

ditempuh dalam waktu 2 jam”.

g. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon,

pecahan desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan

harus ditulis dengan angka, contoh : 10%, 19 September 1985, Rp.

12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon

085278814442, 0.18, 7 km.

h. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu,

susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak

dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan

huruf.

i. Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk

kata yang berasal dari daerah yang bukan merupakan kata baku

dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-

nama asing seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh :

World Health Organization, Rabitah al-Alam al-Islamy.

j. Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri

mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab

Page 11: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

tidak perlu dialih aksarakan, contoh : Nurcholish Madjid, bukan

Nur Khalis Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum,

Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.

4. Sistem Penomeran

a. Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan

huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya.

Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah

bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah

yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil diganti dengan

abjad arab.

b. Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab

Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka

latin, ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang

menggunakan huruf latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah

yang menggunakan huruf arab nomor halamannya berupa angka

arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-

BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-

halaman yang disebut terakhir ditempatkan ditengah bagian bawah

(bottom center) halaman sebagaimana nomor halaman pada bagian

awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.

c. Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB

I, BAB II, BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah (center)

diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf

latin, sedangkan untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab,

bab itu ditulis penuh dengan huruf.

d. Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan

seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan

demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem

penomoran adalah sebagai berikut : angka romawi besar untuk

nomor bab, huruf kapital latin untuk sub bab, angka arab untuk sub

bab dan seterusnya.

Page 12: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

e. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab

baru. Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan

lengkap.

5. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel

Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel

adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari

sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip

langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik

dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan

yang mengambil bagian yang terpenting saja).

Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang

digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan

mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan

sumber kutipan dalam catatan kaki

6. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel

Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan

yang hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan dan

parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan

catatan kaki yang menjelaskan sumber ide, kesimpulan atau prafrase

itu berasal.

7. Kutipan Langsung Ayat Al quran dan Hadist atau Kitab Lain

Dalam pengutipan secara utuh ayat Al-Qur’an, hadist, atau ayat-

ayat kitab suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam

bahasa aslinya (jika memungkinkan) dan dicantumkan terjemahannya

dengan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis

menjorok (tabbing) dalam 1 (satu) spasi.

8. Kutipan Tidak Langsung Ayat Al quran dan Hadist atau Kitab Suci

Lain

Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat Al-

Qur’an, hadist atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian

Page 13: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

dari naskah tulisan, maka penulisannya hampir sama dengan kutipan

langsung tetapi tidak menggunakan tanda kutip ganda (“).

9. Penulisan Catatan Kaki (Foot Note)

Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf

yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai

dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari

huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam

satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara

utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic),

tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Jika

sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya

hanya mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama

dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis

(boleh dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan

(ditulis miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman

saja, yang harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis karya yang

berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.

10. Penulisan Daftar Pustaka

Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang

benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri

sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga

penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.

C. Format Penulisan Bagian Permulaan

Penyusunan laporan karya ilmiah umumnya terdiri dari berbagai

bagian berupa bab-bab dan setiap babnya dibagi dalam sub bab,

pembagiannya dilakukan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan dalam

penjabarannya. Pada umumnya skripsi terbagi atas tiga bagian, yaitu

bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. Isi dalam bagaian awal adalah:

1. Halaman Sampul

2. Lembar logo

3. Halaman judul

Page 14: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

4. Lembar persetujuan

5. Lembar persetujuan pembimbing

6. Lembar persetujuan dan pengesahan

7. Abstrak (untuk tensis perlu ditambahkan Abstrak dalam bahasa

Inggris).

8. Kata pengantar

9. Daftar Isi

10. Daftar Tabel

11. Daftar Gambar

12. Daftar lampiran

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur –

unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi

yang terkandung dalam masing – masing unsur berikut.

1. Halaman Sampul

Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata skripsi dan tesis,

nama dan nomor pokok mahasiswa (NPM), lambang Universitas

dengan diameter 5 cm, dan diikuti dengan nama lengkap Universitas,

fakultas, jurusan, dan waktu (bulan–tahun) lulus ujian. Semua huruf

dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing –-

masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf

yang digunakan adalah font 12 – 17.

2. Lembar Logo

Lembar logo hanya berisi lambang universitas dengan ukuran

diameter 5 cm.

3. Halaman Judul

Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan

formatnya sama dengan halaman sampul. Lembar judul terdiri dari dua

lembar, yaitu 1) Kulit muka luar dan 2) kulit muka dalam. Lembar

kulit muka luar disusun dicetak dengan tinta warna kuning emas secara

simetris.

Page 15: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

Halaman judul lembar yang kedua memuat:

a. Judul skripsi/tesis

b. Nama Mahasiswa

c. NPM (Nomor Pokok Mahasiswa)

d. Nama program studi

e. Logo Universitas

f. Nama Jurusan

g. Nama Fakultas dan nama Universitas

h. Nama kota / tempat dan tahun pembuatan

4. Lembar Persetujuan

Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang

pertama memuat persetujuan pembimbing. Hal yang dicantumkan

dalam lembar persetujuan pembimbing adalah 1) teks Skripsi dan tesis

oleh ....ini telah disetujui untuk diuji, 2) nama lengkap pembimbing I

dan pembimbing II.

Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan skripsi oleh para

penguji dan direktur PPS. Pengesahan ini baru diberikan setelah

diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai

dengan saran–saran yang diberikan oleh penguji dicantumkan tanggal

– bulan – tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap

masing – masing dewan penguji dan panitia penguji, yaitu dekan /

ketua jurusan/ program studi (untuk skripsi) atau direktur PPS (untuk

tensis).

5. Abstrak

Kata abstrak ditulis ditengah halaman dengan huruf kapital,

simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Namun

penulis diketik dengan jarak 2 spasi dan kata abstrak, ditepi kiri

dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika

ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan

titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali

huruf – huruf pertama dan setiap kata) dan di akhiri dengan titik. Kata

Page 16: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

skripsi dan tesis ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma,

universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama

universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama

dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya.

Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan dibawah

nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga

sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem

informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul – judul

skripsi dan tensis abstraknya dengan mudah.

Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi dan tensisi

yang mencakup latar belakang, masalah yang teliti, metode yang

digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan

(kalau ada) saran yang diajukan. Teks dalam abstrak diketik dengan

spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua

ahalaman kertas ukuran kuarto.

6. Kata Pengantar

Dalam kata pengantar dicantumkan terima kasih penulis yang

ditunjukkan kepada orang–orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak–

pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan,

dan menyelesaikan penulisan skripsi dan tesis.

Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris

di atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik.Teks kata pengantar

diketik dengan spasi ganda ( dua spasi ). Panjang teks tidak lebih dari

dua halaman kertas kuarto. Pada bagian akhir teks (dipojok kanan–

bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebutkan nama terang.

7. Daftar Isi

Didalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan

judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat

pembuatannya didalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf

kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi

keseluruhan isi.

Page 17: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

8. Daftar Tabel

Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor

halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel

yang terdapat didalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari

satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu

dengan yang lainnya diberaris diketik dengan jarak dua spasi.

9. Daftar Gambar

Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, jusul

gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul

gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi

tunggal. Antara judul gambar yang sartu dengan yang lainnya diberi

jarak dua spasi.

10. Daftar Lampiran

Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, seryta

halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang satu*dengan

yang lainnya diberi jarak dua spasi.

11. Daftar Lainnya

Jika dalam suatu skripsi dan tesis banyak digunakan tanda – tanda

lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau

lambang – lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta,

teknik, bahasa dan lainya sebagainya). Maka perlu ada daftar khusus

mengenai lambang–lambang atau tanda–tanda tersebut.

D. Format Penulisan Bagian Naskah (Isi)

Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu

sebagai berikut:

1. Pendahuluan

2. Kajian Teori

3. Objek Penelitian

4. Analisis Data (Pembahasan)

5. Penutup

Page 18: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur –

unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi

yang terkandung dalam masing – masing unsur berikut.

1. Pendahuluan

Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi

karangan ilmiah. Bab ini juga memuat landasan kerja dan arahan

dalam penyusunan karangan ilmiah.

a. Latar Belakang Masalah

Bagian ini merupakan landasan dan pendorong (motivator)

bagi :

1) Peneliti untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi;

2) Pembaca (orang lain) untuk membaca lebih lanjut. Oleh karena

itu, latar belakang ini harus berisikan hal-hal yang menarik

minat pembaca.

Pada bagian ini, diuraikan tentang (a) masalah yang akan

diteliti,(b) Penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis

atau pun bagi orang lain (c) argumentasi yang logis antara data

(realitas) dan teori (harapan) sehingga kesenjangan ini

menimbulkan rumusan permasalahan

b. Identifikasi Masalah atau Pembatasan Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk membatasi atau

menajamkan pokok permasalahan sehingga kajian atau

pembahasannya tidak terlalu luas dan abstrak. Identifikasi masalah

bisa memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian karena

pokokpermasalahannya menjadi lebih sempit (fokus). Identifikasi

masalah harus disajikan dalam bentuk pertanyaan. Jawaban

pertanyaantersebut akan disajikan dalam simpulan.

c. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai

atau dihasilkan dalam penelitian ini, sedangkan kegunaan

Page 19: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

penelitian merupakan penegasan tentang manfaat yang akan

dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.

d. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori yang

memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip ini berguna

untuk memberikan arahan dan langkah untuk membahas masalah

yang akan diteliti. Kerangka teori ini harus menggambarkan tata

kerja teori tersebut. Contoh: Dalam teori ini, akan digunakan teori-

teori yang relevandengan masalah yang akan dikaji. Untuk

mengkaji bentukdan makna afiks verba, digunakan teori Badudu

(1992), Tadjuddin (1993), Alwi dkk. (1993), Purwo (1998), dan

Sudaryanto (1994). Untuk mengkaji verba, akan digunakanteori

Chafe (1993), Sugono dan Indiyastini (1994).

e. Metode dan Teknik penelitian

Penelitian ilmiah harus mempergunakan metode dan teknik

penelitian. Metode penelitian adalah seperangkat alat yang

tersusunsecara sistematis dan logis sedangkan teknik penelitian

adalah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode

penelitian. Metode dibedakan atas dua jenis yaitu sebagai berikut.

1) Metode kepustakaan

Metode kepustakaan meliputi metode deskriptif dan metode

komparatif. Metode deskriptif adalah untuk menganalisis dan

memaparkan data dengan apa adanya. Metode komparatif

adalah untuk membandingkan dua atau lebih

sumber data yang akan diteliti.

2) Metode analisis (lapangan)

Metode analisis atau lapangan meliputi:

Metode eksperimen : Di Laboratorium

Metode sensus : Angket

Metode survai : Wawancara

Metode studi kasus : Sampel/Perbandingan

Page 20: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

Teknik analisis meliputi: (1) analisis kuantitatif, (2) analisis

kualitatif

f. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ialah objek penelitian atau tempat

penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat dilakukan

dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.

g. Sumber Data

Suatu penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus

memaparkan sumber data. Sumber data ini merupakan bahan yang

diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku. Misalnya, novel,

majalah, surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus

dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat

digunakan sampel dan populasi.

Dalam sampel dapat diambil satu contoh data untuk

dijadikan bahan percobaan atau perhitungan, sedangkan populasi

adalah kumpulanseluruh data yang akan diteliti.

2. Kajian Teori

Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang relevan dengan

masalah yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian

terdahulu dapat melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan yang logis.

Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima,

mempertanyakan, atau menguatkan teori yang sudah ada. Teori yang

dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang

mutahir dengan berusia 5 tahun kebelakang, tetapi apabila teori lama

masih relevan, pendapat tersebut masih bisa dipakai.

3. Objek Penelitian

Dalam bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek

penelitian secara singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian). Hal

hal yang perlu dijelaskan dalam bab ini yaitu (a) sejarah objek

penelitian, (b) struktruk organisasi, dan (c) kegiatan objek penelitian.

Page 21: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

4. Pembahasan (Analisis Data)

Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam

penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan

analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan

masalah, dan penemuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).

Bab ini juga merupakan analisis atas pembatasan masalah dan tujuan

penelitian yang telah disebutkan pada bab pendahuluan. Oleh karena

itu, pembahasan ini harus konsisten dan relevan dengan bagian

sebelumnya.

5. Penutup

Bab penutup meliputi dua bagian yaitu simpulan dan saran.

a. Simpulan

Bab ini berisikan simpulan yang diperoleh dari penelitian

yang telah dilakukan. Simpulan ini adalah uraian seluruh analisis,

interpretasi, dan temuan mutahir yang telah dilakukan pada bab

analisis. Simpulan dapat pula dikatakan rangkuman atau analisis

data. Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan

masalah dan tujuan penelitian.

b. Saran

Saran merupakan rekomendasi atas hasil penelitian untuk

menindaklanjuti penelitian selanjutnya. Saran dapat ditujukan

kepada penulis lain atau pembaca untuk mngambil kebijakan

selanjutnya.

Page 22: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap,

yaitu persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan

pengonsepan, pemeriksaan/penyuntingan konsep, dan juga

penyajian/pengetikan.

b. Pada tahap persiapan harus diperhatikan pada hal pemilihan

topik/masalah, pembatasan topik dan penentuan judul, pembuatan

kerangka karya (outline).

c. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah antara

lain: jenis dan ukuran kertas, margin pengetikan, pemenggalan kata,

cara membuat penomoran, cara mengutip dan teknik penulisan

kutipan, cara penulisan catatan kaki dan penulisan daftar pustaka.

d. Format penulisan karya ilmiah bagaian awal meliputi halaman sampul,

lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, lembar persetujuan

pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan. Abstrak. kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

e. Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu

sebagai berikut: pendahuluan, kajian teori, objek penelitian, analisis

data (pembahasan) dan penutup.

B. Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut hendaknya

sebagai seorang mahasiswa kita memperhatikan tata cara dan juga dasar-

dasar dalam penulisan karya ilmiah sehingga kita dapat

mempertanggungjawabkan hasil tulisan kita kepada banyak khalayak.

Page 23: MAKALAH METODE ILMIAH (1)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.

Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta. Gramedia

Merisa, Desi. 2013. PENYUSUNAN KARYA ILMIAH. Ringkasan Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. http://www.artikelkomplit.com/2012/10/tata-cara-penulisan-karya-ilmiah.html. Diakses pada tanggal 21 September 2013.

Nur Tanjung, bahdin dkk, 2010. Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Jakarta. Kencana.

Sudjan, nana. 2009. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung. Penerbit Sinar Baru Algensindo.