Upload
umye558520219
View
90
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
Perbenihan dan Sterilisasi
Oleh:
UMI MALINDA
2011210250
C/8
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2012
1 | M i k r o b i o l o g i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup akan membutuhkan tempat tinggal dan
membutuhkan sumber makanan untuk bertahan hidup dan berkembang biak.
Mikroba merupakan jasad hidup atau jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan
keadaan kasap mata karena ukurannya sangat kecil. Bukan hanya ukurannya saja
yang kecil, mikroba juga memiliki keanekaragaman bentuk dan jenisnya.
Keanekargaman inilah yang menuntut mikroba melakukan metabolisme untuk
memenuhi nutrisi yang dibutuhkan selama masa hidupnya. Lingkungan salah
satunya yang sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi mikroba yang
sangat beraneka ragam. Kumpulan bahan organik maupun anorganik yang
diperlukan sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya mikroba merupakan salah
satu media pertumbuhan (perbenihan) mikroba. Pembuakan, isolasi, identifikasi,
produksi sel biasanya dilakukan untuk menganalisis suatu mikroba.
Sterilisasi ialah suatu tindakan yang dilakukan untuk membebaskan alat
atau media dari mikroba. Dalam pengujian atau penelitian mikrobilogi, kontaminasi
dapat terjadi apabila semua alat yang digunakan tidak steril. Semua alat dan
bahan perbenihan dapat dikatakan steril jika telah terbebas dari segala mikroba.
Terbebas dari segala mikroba disini adalah terbebas dari mikroba baik dalam
bentuk sel vegetatif maupun spora.
B. Tujuan Praktikum
1. Memilih dan menemukan jenis pertumbuhan yang sesuai untuk suatu uji.
2. Membuat beberapa perbenihan dasar yang digunakan dalam praktek
mikrobiologi.
3. Melakukan sterilisasi alat dan media dengan sterilisasi panas lembab
menggunakan autoklaf dan panas kering menggunakan oven.
4. Melakukan uji sterilitas terhadap media-media yang telah disterilkan untuk
memastikan bahwa media-media tersebut telah steril.
C. Manfaat Praktikum
2 | M i k r o b i o l o g i
Diharapkan dari hasil praktikum, mahasiswa dapat mengetahui dan
memilah serta memilih jenis pertumbuhan yang sesuai untuk suatu uji mikroba.
Membuat beberapa perbenihan dasar yang digunakan dalam praktek mikrobiologi,
dapat melakukan sterilisasi alat dan media dengan sterilisasi panas lembab
menggunakan autoklaf dan panas kering menggunakan oven. Serta diharapkan
mahasiswa dapat mealkukan uji sterilitas terahadap media-media yang telah
disterilkan untuk memastikan bahwa media-media tersebut telah steril.
3 | M i k r o b i o l o g i
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Perbenihan
Media atau perbenihan yaitu campuran bahan-bahan tertentu dengan
aquadest yang dapat menumbuhkan bakteri, virus, jamur atau parasit. Pada
derajat keasaman dan inkubasi tertentu (Soemarno, 1998).
Media merupakan suatu kumpulan zat-zat organik dan anoganik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba dengan syarat-syarat tertentu tertentu
seperti mengandung unsur-unsur makanan yang sesaui, tidak mengandung
zat inhibitor serta memiliki PH dan tekanan osmosis yang sesuai dengan
kondisi optimal yang dibutuhkan mikroba. Organisme hidup memerlukan nutrisi
untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan anorganik diperoleh dari
lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrient diambil dari lingkungan
kemudian ditransformasikan mealui membran plasma menuju sel. Di sel
beberapa nutrisi diolah menghasilakan energi yang digunakan dalam proses
seluler. (Lim, 1998)
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya .
bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan larutan media
cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel yang konstituen
(yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml medium yang cocok
dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap milimeternya, maka
terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri terjadi dengan
proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap bajteri
membentuk dinding sel baru. (Volk, 1993).
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus dilakukan
adalah memahami kebutuhan dasarnya, kemudian memformulasikan suatu
medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi organisme
bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk
masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan
air suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung kaldu pepton, air dengan air kualitas
4 | M i k r o b i o l o g i
air sadah sudah dapat menyebabkan terbentunya endapan fosfat dan
magnesiumfosfat (Hadioetomo, 1993).
Tujuan media buatan dalam mikrobiologi, yaitu:
1. Sebagai tempat lingkungan mikroba untuk tetap tumbuh di luar tubuh
inang.
2. Memberikan nutrisi bagi mikroba di luar tubuh inang atau lingkungan
normalnya.
3. Mengisolasi mikroba dengan jenis tertentu secara selektif, serta
menyuburkan / meningkatkan jumlah mikroba yang terisolasi dalam
jumlah yang kecil.
4. Mengidentifikasi jenis mikroba yang tumbuh berdasarkan sifatnya
terhadap jenis media yang menumbuhkannya.
5. Mempertahankan laju pertumbuhan mikrobia (batch culture).
(Anggraeny, R.N, 2009)
B. Klasifikasi Media
a. Media berisi bahan-bahan yang berdasarkan fungsinya dapat dibagi
menjadi 6, yaitu:
1. Nutrisi: protein / peptida / asam amino
Komponen protein yang diperlukan mikroorganisme adalah peptone,
tegantung kebutuhannya dapat berupa meat peptone maupun non meat
peptone ( casein dan soya peptone ) ataupun campuran kedduanya.
2. Energi: bahan yang diapaki adalah karbohidarat, yang paling banyak
digunakan adalah glukosa.
3. Logam dan mineral: dapat dibagi menjadi:
Komponen makro contohnya: Na, Cl, Ca, Mg, Fe.
Komponen mikro contohnya: Zn, Mn, Bi
Logam dan mineral terkandung di dalam peptone, buffer, dan agar,
sehingga seringkali tercantum di dalam komposisi media.
4. Buffer: untuk pertumbuhan mikroorganisme tertentu.
Dibutuhkan pada pH yang optimum. Contoh bahan buffer: fosfat, citrat,
asetat dan asam amino spesifik.
5. Indikator: penambahan indikator merupakan cra efektif untuk mendeteksi
fermentasi karbohidrat spesifik.
5 | M i k r o b i o l o g i
6. Bahan selektif: bahan selektif dapat berupa bahan kimia atau antibiotika
yang ditambahkan pada medium yang bertujuan untuk menekan
pertumbuhan mikroroganisme yang tidak diinginkan sehingga hanya
mikroorganisme yang diinginkan saja yang dapat tubuh.
b. Media menurut konsistensinya / kepadatannya/ sifat fisiknya, yaitu:
1. Padat (solid) : adanya penambahan karagenan atau agar, gelatin, silica
gel, ditempatkan pada plate atau tabung (miring). Bahan agar yang
utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga
genus gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 1000
derajat C dan akan cair apabila kurang lebih 43 derajat C.
Menurut Scahlegel (i993) agar merupakan media tumbuh yang ideal
yang diperkenalkan melalui metode bacteriological. (Hadioetomo,
1993).
2. Setengah padat (semisolid): penambahan agar separuh dari komposisi
ditempatkan pada tabung (tegak):
Untuk melihat pergerakan (motilitas) mikrobia. Contohnya seperti SIM
semi solid agar, Cary and Blair.
3. Cair (broth): tanpa adanya pemadat seperti agar.
Media (broth) misalnya air pepton, bouillon, nutrient broth tarozzi dan
lain-lain. Media cair pembuatannya imasukkan dalam tabung atau labu.
(Anggraeny, R.N, 2009)
C. Macam macam perbenihan
1. Berdasarkan kegunaannya, yaitu:
- Perbenihan dasar (pokok)
Perbenihan dasar digunakan sebagaiperbenihan pendahuluan, dimana
semua jasad renik umumnya apa tumbuh dalam media ini.
- Perbenihan yang diperkaya
Perbenihan yang diperkaya digunakan untuk menumbuhkan jasad
renim secara optimal terlebih dahulu sebelum ditanamkan pada media
yang lain, sehingga mudah untuk diisolasi.
- Perbenihan selektif / diferensial
Perbenihan selektif / diferensial adalah suatu perbenihan dimana koloni
dari suatu jasad renik dapat dibedakan denan koloni jasad renik
lainnya.
- Perbenihan inklusif
6 | M i k r o b i o l o g i
perbenihan ini hanya dapat menumbuhkan satu jasad renik, sedangkan
jasad renik lainnya dapat dihambat pertumbuhannyaatau tidak dapat
tumbuh sama sekali.
- Perbenihan pengangkutan / transportasi
Perbenihan ini digunakan untuk menyimpan sementara contoh untuk
dibawa ke laboratorium pemeriksaan.
- Assay media
Perbenihan ini digunakan untuk pemeriksaan terhadap antibiotika,
asam amino, dan vitamin.
D. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada. Sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak lagi ada jasad
renik yang dapt berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad
renik yang paling tahan panas, yaitu sporabakteri (Fardiaz, 1992). Sterilsasi
adalah tahap yang paling wal yang penting dari proses pengujian mikrobiologi.
Sterilsasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba
hidup dan spora-sporanya.
Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu:
1. Sterilasi uap (panas lembab).
2. Sterilisasi panas kering.
3. Sterilisasi dengan penyaringan.
4. Sterilisasi dengan gas.
5. Sterilisasi dengan radiasi.
Metode yang paling umum digunakan untuk sterilisasi alat dan bahan
pengujian mikrobiologi adalah metode sterilisasi uap (panas lembab) dan
metode sterilisasi panas kering.
a. Sterilisasi uap
Sterilisasi uap dilakukan dengan autoklaf mengguanakn uap air dalam
tekanan sebagai pensterilnya. Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan
terkoagulasi dan dirusak pada temperature yang lebih rendah
dibandingkan bila tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran
bakteri oleh uap air panas adalah karena terjadinya denaturasi dan
koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
7 | M i k r o b i o l o g i
b. Sterilisasi panas kering
Sterilisasi panas kering basanya dilakukan dengan menggunakan
oven pensteril. Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh
mikroba dibanding uap air panas, maka metode ini memerlukan temperatur
yang lebih tnggi diwaktu yang lebih panjang. Sterilisasi panas kering
biasanya ditetapkan pada temperature 160-170 derajat celcius dengan
waktu 1-2 jam.
Sterilisasi panas kering umunya digunakan untuk senyawa-
senyawa yang tidak efektif untuk di sterilakn dengan uap airpanas, karena
sifatnya yang tidak dapa ditembus atau tidak tahan dengan uap air.
Senyawa-senyawa tersebut meliputi minyak lemak, gliserin (berbagai jenis
minyak) dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini juga
efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Karena suhunya
sterlisasi yang tinggi sterilisasi panas kering tidak dapat digunakan untuk
alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (contoh: alat ukur) dan
penutup karet atau plastik.
c. Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan
yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volatile).
Cairan yang disterilkan dilewatkan ke suatu saringan (ditekan dengan gaya
sentrifugasi atau pompa vakum) yang berpori dengan diameter yang cukup
kecil untuk menyaring bakteri. Virus tidak akan tersaring dengan metode
ini.
d. Sterilisasi gas
8 | M i k r o b i o l o g i
Steriisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Messkipun gas dengan cepat berpenetrasi
ke dalam pori dan serbuk padat. Sterilisasi adalah fenomena permukaan
dan mikroorganisme yang terkristal akan di bunuh. Sterilisasi gas biasanya
digunakan untuk bahan yang tidak bisa difiltrasi, tidak tahan panas dan
tidak tahan radiasi atau cahaya.
e. Sterilisasi dengan radiasi
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat diguanakan untuk
mensterilakan jaringan yang telah diawetkan maupun jaringan segar.
9 | M i k r o b i o l o g i
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam membuat perbenihan dan sterilisasi yaitu:
tabung-tabung reaksi yang telah bersih, cawan petri bersih, gelas ukur, labu
erlenmeyer, gelas kimia, pipet volume, pembakar bunsen( lampu spiritus), rak
tabung, kapas berlemak, alumunium foil/ kertas kraft, benang kasur serta
autoklaf.
2. Bahan dan Media
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkanuntuk dipergunakan dalam membuat
prbenihan dan sterilisasi yaitu: ar suling (aquadest), perbenihan kaldu pepton,
serta perbenhan nutrien agar (NA) untuk media dasar bakteri.
B. Cara kerja
1. Membuat perbenihan
Terlebih dahulu persiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, dan
pastikan semua alat dalam keadaan bersih. Setelah semua alat bersih dan
bahan sudah ada, tempatkan serbuk nutrient agar (NA) dan serbuk kaldu
pepton (KP) ke dalam erlenmeyer keceil dan larutkan menggunakan aquadest
sampai 50 ml. Aduk-aduk, pastikan semua serbuk tersebut larut kemudian
panaskan hingga mendidih, didihkan selama 1-2 menit. Ukur sampai batas pH
yang diperlukan tercapai, tutup dengan kapas berlemak. Sterilkan.
- Perbenihan kaldu pepton
Masukkan perbenihan cair kaldu pepton sebanyak 5 ml kedalam
tabung reaksi yang bersih, kemudian tutup tabung menggunakan kapas
berlemak. Lakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf.
- Perbenihan agar tegak
Masukkan nutrient agar cair hangat (yang masih cair) masing-masing
sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih, lalu sumbat
dengan kapas berlemak. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf.
Setelah steril, letakkan dalam tabung reaksi hingga memadat.
- Perbenihan agar miring
Masukkan nutrient agar cair hangat (yang masih cair) masing-masing
sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi yang bersih, lalu sumbat
10 | M i k r o b i o l o g i
dengan kapas berlemak. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf.
Setelah steril, letakkan dalam tabung reaksi dalam keadaan miring
hingga memadat.
- Perbenihan agar lempeng
Secara aseptik, pindahkan sebanyak 15-20 ml media agar (NA) yang
masih dalam keadaan cair dan telah steril (sterilisasi di awal)
dituangkan kedalam cawan petri yang juga steril. Tutup kembali cawan
petri, biarkan hingga memadat.
2. Sterilisasi dengan Autoklaf
- Media yang telah dibuat dalam wadah (kecuali agar lempeng, di
sterilisasi diawal) di bungkus, pastikan tertutup rapat, tempatkan pada
keranjang untuk di sterilkan. Tabung yang beris media cair serta media
agar (agar tegak, agar miring) ditutup dengan kapas berlemak, dillapisi
dengan kertas kraft dan diikat dengan benang kasur, tempatkan pada
rak tabung atau bejana yang sesuai.
- Alat-alat gelas non volumetrik yang etalh di cuci bersih seperti cawan
petri, tabung reaksi yang telah diberi sumbat kapas berlemak
dibungkus dengan kertas krep / koran dan diikat dengan benang kasur.
Kemudian tempatkan dalam keranjang untuk di sterilkan menggunakan
autoklaf bersama dengan media-media.
- Masukkan keranjang yang berisi media-media dan alat-alat gelas
dalam autoklaf. Nyalakan autoklaf, sterilkan selama 15-20 menit pada
suhu kurang lebih 120 derajat celcius dengan tekanan 15 ib/inci.
3. Sterilisasi menggunakan oven
- Alat-alat gelas volumetrik yang telah dibersihkab seperti pipet volume
dan gelas ukur dibungkus dengan alumunium foil/ kertas krep/koran
dan ikat dengan benang kasur.
- Masukkan alat-alat yang telah dibungkus tersebut dalam oven.
- Sterilisasi selama 1,5 jam pada suhu 160-170 derajat celcius.
11 | M i k r o b i o l o g i
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan beberapa media dan sterilisasi
Nama media Bentuk Sifat fisik Hasil uji media
Kaldu pepton Perbenihan cair Jernih, tidak
berwarna
-
Nutrien agar Agar tegak Jernih, tidak
berwarna
-
Agar miring Jernih, tidak
berwarna
-
Agar lempeng Jernih, tidak
berwarna
-
B. Pembahasan
Dihasilkan dari pengamatan membuat beberapa media yaitu media kaldu
pepton dan nutrien agar dengan hasil uji sterilisasi media (-). Ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi pertumbuhan mikroba dalam media , dengan tidak ada tanda-
tanda terbentuknya kekeruhan ataupun partikel partikel yang mengapung/
mengendap pada media cair kaldu pepton, dan tidak adanya koloni-koloni mikroba
pada permukaaan nutrien agar, baik agar miring, agar tegak maupun agar
lempeng.
Dapat dikatakan uji perbenihan mikroba ini berhasil karena tidak terjadi
kontaminasi. Pngerjaan uji sterilisasi yang teliti dan bersih yang membuat tidak
terjadinya kontaminasi.
12 | M i k r o b i o l o g i
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari uji perbenihan dan sterilisasi didapat hasil uji yang bernilai (-) yang berarti uji
coba dapat dilakukan secara baik, karena tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Ini di
karenakan pengerjaan uji coba yang baik , teliti , bersih dan rapih sehingga tidak
terjadi kontaminasi.
2. Dibuat beberapa perbenihan dasar yaitu dengan media kaldu pepton dan nutrient
agar (tegak, miring, lempeng).
3. Dilakukan sterilisasi alat seperti cawan petri dan pipet volume serta sterilisasi
media kaldu pepton dan nutrien agar menggunakan autoklaf pada panas lembab
dan dengan menggunakan oven pada panas kering.
4. Dilakukan uji akhir sterilisasi terhadap media kaldu pepton dan agar nutrien untuk
memastikan bahwa memdia-media tersebut telah steril dan tidak terkontaminasi.
13 | M i k r o b i o l o g i
DAFTAR PUSTAKA
- Radji, Maksum.2010. Buku Ajar Mikrobiologi: panduan mahasiswa
farmasi. Jakarta: EGC.
- Staf pengajar FKUI. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta .
14 | M i k r o b i o l o g i