Upload
vreakidz
View
74
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Menjelaskan:- Biaya tetap- Biaya variabel- Total cost- Law of diminishing return
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Topik perekonomian memang tidak pernah surut di dunia ini. Mulai dari zaman dulu
sampai sekarang pun topik perekonomian ini masih saja hangat dibicarakan. Masalah tentang
perekonomian juga tak pernah berhenti, seolah terus menagalir bak air yang tak pernah ada
ujungnya. Apalagi pada masa sekarang ini dimana manusia semakin banyak, tehnologi
semakin canggih, tetapi susah untuk mendapatkan sepeser uang. Sehingga manusia bekerja
semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhannya yang semakin lama semakin meningkat
dan tak terbendung itu. Ditambah lagi dengan munculnya berbagai macam tehnologi yang
baru, modern, dan beraneka ragam, begitu pula pada mode pakaian, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Karena itu semua bagian dari lifestyle kaum modern saat ini. Itulah gunanya
ekonomi bagi kehidupan manusia, yaitu bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya dimana
alat pemenuhnya semakin lama semakin terbatas. Sehingga perekonomian sangatlah penting
bagi kehidupan manusia. Karena perekonomian adalah kegiatan yang penting bagi kehidupan
suatu negara, tanpa adanya perekonomian, negara kita tidak akan berjalan dengan lancar.
Seperti peristiwa yang sering terjadi akhir-akhir ini, setiap orang dapat bertindak seenaknya
sendiri, serakah, dan mungkin akan selalu timbul konflik-konflik di antara mereka.Oleh sebab
itu, setiap negara harus memiliki dasar perekonomian yang kuat. mereka harus menetukan
sistem perekonomian yang seperti apakah yang cocok diterapkan di negara mereka. mereka
juga perlu menyusun kebijakan-kebijakan yang mengatur kegiatan perekonomian mereka.
Karena perekonomian suatu negara mencerminkan kondisi penduduk negara tersebut, jika
perekonomian suatu negara berkembang dengan baik dan tentu saja akan mengakibatkan
kesejahteraan masyarakatnya juga terjamin. Akan tetapi terjadi sebaliknya, apabila
perekonomian suatu negara tidak berkembang dengan baik, kesejahteraan rakyatnya juga
tidak terjamin. Untuk itu kita harus menjalankan roda perekonomian dengan benar. Maka dari
itu tidak heran kalau banyak sekali perusahaan, CV, dan lainnya yang tumbuh pesat dewasa
ini. Baik dari perusahaan kecil maupun perusahaan yang berskala internasional. Setiap
perusahaan tersebut memiliki daya saing tersendiri yang tidak bisa diremehkan. Sehingga
dapat menghasilkan produk yang mempunyai kualitas yang bagus dimata konsumen.
Ada beberapa pelaku ekonomi sehingga perekonomian ini bisa berjalan lancar, dan salah
satunya yang memiliki peranan penting adalah produsen. Seperti yang sudah dijelaskan di
atas, perusahaan adalah salah satu contoh produsen, apalagi perusahaan manufaktur. Dengan
adanya produsen, maka akan terciptalah suatu barang yang bisa di konsumsi oleh konsumen.
Karena produsen berperan dalam memproduksi dan menghasilkan barang dan jasa yang
dibutuhkan konsumen. peran produsen sangat penting dalam rantai perekonomian. tanpa
adanya produsen, mungkin semua kebutuhan masyarakat tidak akan terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan mereka. Karena tanpa produsen, mereka harus memproduksi kebutuhan mereka
sendiri sementara kemampuan mereka terbatas.
Untuk memulai kegiatannya, biasanya seorang produsen harus menentukan dahulu
barang dan jasa seperti apa yang ingin mereka produksi. Para produsen menetukan barang dan
jasa apa yang mereka inginkan dengan cara melakukan research pasar untuk menentukan
barang dan jasa apa yang sedang dibutuhkan konsumen. Hal ini harus dilakukan terlebih
dahulu. Selanjutnya, mereka menilai kelayakannya. apakah barang itu akan mendatangkan
keuntungan, berapa biaya yang harus mereka keluarkan , dan sebagainya.setelah mereka
menilai kelayakannya mereka mulai melakukan proses produksi. mereka mulai merancang
produk dan jasa yang ingin diproduksi. Setelah itu, mereka memasarkan produk mereka ke
pasaran dan konsumen dapat langsung menikmatinya.
Untuk memahami bagaimana suatu perusahaan milik produsen berfungsi, kita mulai
dengan menganalisis perilaku produksi perusahaan tersebut. Pertama kali yang harus
dilakukan adalah kita harus menganalisis fungi produksinya, yaitu hubungan antara kuantitas
output dan kuantitas input. Di dalam sebuah fungsi produksi perusahaan, terdapat tiga konsep
produksi yang penting yang perlu dianalisis. Pertama, produk total yang menunjukkan total
output yang diproduksi dalam unit fisik. Kedua, produk marjinal yang merupakan tambahan
produk atau output yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut dengan
menganggap input lainnya konstan, dan konsep terakhir yang harus kita analisis adalah
produk rata-rata yang merupakan output total dibagi dengan unit total input. kita menganalisis
fungsi produksi karena fungsi produksi menguraikan bagaimana perusahaan dapat
memproduksi output. Jika fungsi produksi tinggi, maka perusahaan dapat berfungsi dengan
baik. Sedangkan jika fungsi produksi rendah, maka perusahaan tidak dapat berfungsi dengan
baik karena kinerja mereka menghasilkan output yang tidak sebanding dan tidak efektif.
Selain kita menganalisis fungsi produksi, tahap kedua yang harus dilakukan adalah kita
juga perlu menganalisis biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Biaya terletak pada jantung
banyak keputusan bisnis. Perusahaan harus memberi perhatian penuh terhadap biaya, sebab
setiap sen biaya akan mengurangi laba perusahaan. Biaya-biaya yang dikeluarkan suatu
perusahaan beraneka ragam, yaitu biaya tetap (FC) yang meruapakan jumlah yang harus
dibayarkan terlepas dari banyaknya output yang diproduksi. biaya variabel (VC), merupakan
biaya-biaya yang berubah sesuai dengan besarnya output. Sedangkan biaya marginal (MC)
yang merupakan tambahan biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan output, dan biaya total
(TC) merupakan total rupiah terendah yang diperlukan untuk memproduksi setiap tingkat
output q. Satu hal yang harus diketahui adalah biaya total naik sejalan dengan naiknya q.
Di dalam pembuatan makalah ini, saya akan menganalisis PT TIMAH Tbk dan anak-anak
perusahaannya (“Grup”) yang berusaha dalam bidang pertambangan, peridustrian,
perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang berhubungan dengan hasil alam yaitu timah.
Kegiatan usaha utama Perusahaan adalah berfungsi sebagai perusahaan induk yang
melakukan kegiatan investasi (investment holding company) dan melakukan jasa pemasaran
kepada Grup. Perusahaan ini berkedudukan di Pangkalpinang. Pada Perusahaan ini yang akan
saya lakukan adalah menganalisis fungsi produksinya, bagaimana hubungan antara jumlah
tenaga kerja dan produksinya. apakah perusahaan ini berfungsi dengan baik. dan apakah
penambahan tenaga kerja yang dilakukan membawa dampak terhadap naiknya produksi
timah. Saya juga akan menganalisis produk total, produk rata-rata, dan produk marjinalnya.
Selain itu, saya juga akan menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan PT TIMAH baik biaya
total, biaya tetap, maupun biaya variabelnya. semua data-data diatas akan saya sajikan dalam
bentuk tabel dan grafik sehingga lebih mudah dimengerti.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya selesaikan dalam makalah ini adalah
Apakah yang dimaksud dengan fungsi produksi, produksi total, produksi rata-
rata, dan produksi marjinal.
Bagaimana penerapan fungsi produksi dalam suatu perusahaan di Indonesia
( dalam hal ini pada PT. TIMAH).
Bagaimana hubungan antara kenaikan jumlah tenaga kerja (kenaikan input)
dengan jumlah produksi (output).
Apakah yang dimaksud biaya total, biaya tetap, biaya variable, dan biaya
marjinal.
Bagaimana penerapan biaya-biaya tersebut diatas dalam suatu perusahaan di
indonesia ( dalam hal ini pada PT. TIMAH).
I.3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah
Untuk mengetahui lebih jauh apa yang dimaksud dengan fungsi produksi,
produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan fungsi produksi dalam suatu
perusahaan di indonesia ( dalam hal ini pada PT. TIMAH).
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kenaikan jumlah tenaga kerja
(kenaikan input) dengan jumlah produksi (output).
Untuk mengetahui lebih dalam apa yang dimaksud biaya total, biaya tetap, biaya
variable, dan biaya marjinal.
Untuk mengetahui bagaimana penerapan biaya-biaya tersebut diatas dalam suatu
perusahaan di indonesia (dalam hal ini pada PT. TIMAH).
]
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. ORGANISASI BISNIS
Pada perekonomian pasar, kebanyakan produksi diorganisir dalam berbagai macam
bentuk perusahaan, baik itu perusahaan perseorangan, persekutuan, maupun perusahaan
perseroan. Untuk perusahaan perseroan akhir-akhir ini banyak yang menggunakannya.
Setiap jenis bentuk perusahaan tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan kecil bersifat fleksibel, dapat memasarkan
produk baru, dan dapat menghilang dengan cepat. Akan tetapi ada kelemahan yang tidak bisa
dihindari oleh perusahaan kecil yaitu, ketidak mampuan mengakumulasikan jumlah dana yang
besar dari kelompok penanam modal yang begitu tersebar. Masalah mengakumulasikan dana
ini teryata menjadi masalah yang utama. Sedangkan perusahaan yang berskala besar, dan
berbadan hukum yang mempunyai tanggung jawab terbatas, dia dapat mengumpulkan modal
milyaran dolar melalui pinjaman dari bank, pemegang obligasi, dan bursa saham. Dalam bab
ini akan dijelaskan tentang macam dan bentuk dari perusahaan tersebut.
Di dalam suatu perekonomian modern, perusahaan mempunyai peranan penting dalam
produksi. Sebagian besar produk yang diproduksi adalah barang dan jasa, karena pendapatan
massa yang beraneka ragam dan mereka tentu saja massa yang ekonomis. Sehingga
mengharuskan untuk memproduksi lebih banyak, supaya output dapat mencapai target yang
diharapkan. Untuk mencapai hal itu suatu perusahaan harus melakukan bauran promosi yaitu,
kombinasi metode promosi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan penerimaan
produk-produknya. Bauran promosi ini meliputi: periklaan, penjualan personal,promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat. Dengan adanya bauran ini maka akan meningkatkan
pendapatan dan akan dapat meningkatkan kualitas produk dengan menggunakan tehnologi
tercanggih, karena tehnologi produksi membutuhkan lebih banyak modal daripada hanya satu
individu yang bersedia menanggung resiko. Untuk memahami itu semua ada baiknya apabila
mengetahui bagaimana sifat dan jenis perusahaan tersebut sebenarnya. Karena dengan
mengetahui sifat dasar dari suatu perusahaan tersebut maka ini akan memudahkan untuk
menjalankannya. Di bawah ini akan dijelaskan masalah tersebut.
SIFAT PERUSAHAAN
Bisnis terjadi karena berbagai alasan, namun alasan yang paling penting adalah untuk
mengekploitir produksi massa yang ekonomis, memperoleh pendapatan, dan mengorganisir
proses produksi.
Faktor pendorong utama timbulnya organisasi produkasi dalam perusahaan berasal
dari produksi massa yang ekonomis. Produksi yang efisien membutuhkan pabrik dan mesin
serta jalur perakitan khusus. Perusahaan juga diperlukan untuk meningkatkan sumber daya
untuk produksi berskala besar. Alasan ketiga diperlukannya perusahaan untuk
mengorganisasikan produksi adalah persyaratan manajemen.
BISNIS BERSKALA KECIL, BESAR DAN YANG TAK TERBATAS
Produksi dalam sebuah perekonomian pasar terjadi pada berbagai jenis organisasi
bisnis yang bervariasi mulai dari kepemilikan perseorangan paling kecil hingga ke perusahaan
raksasa yang mendominasi kehidupan perekonomian kapitalis.Ada beberapa macam bentuk
perusahaan, yaitu:
a. Perusahaan perseorangan
yaitu bisnis klasik berskala kecil yang sering kaali disebut toko “ Mom dan Pop ”
( toko eceran). Jumlah usaha seperti itu sangat besar, namun kecil dalam jumlah total
penjualannya. Sebagian besar bisnis berskala kecil ini memerlukan segala daya upaya
pribadi pemiliknya.
b. Perusahaan persekutuan
masing-masing sekutu menyetujui untuk memberikan sebagian usaha dan modalnya,
membagi laba dalam persentase tertentu, dan tentunya menanggung kerugian ataupun
hutang perusahaan.Dewasa ini, perusahaan persekutuan hanya merupakan sebagian
kecil saja dari aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Alasannya adalah perusahaan
persekutuan mempunyai beberapa kelemahan, sehingga tidak praktis utuk
menjalankan bidang usaha berskala besar. Kelemahan utamanya adalah tanggung
jawab yang tidak terbatas.
c. Perusahaan perseroan
adalah satu bentuk organisasi bisnis yang terdafter di salah satu 50 negara bagian atau
di luar negeri, serta dimiliki oleh sejumlah pemegang saham. Perusahaan perseroan
mempunyai tanggung jawab yang terbatas, artinya investasi setiap pemilik dibatasi
hingga suatu jumlah tertentu saja. Ciri-ciri utama sebuah perusahaan perseroan
modern antara lain :
Kepemilikan ditentukan oleh siapa yang memiliki saham perseroan
tersebut.
Pada prinsipnya, pemegang saham mengendalikan perusahaan yang
mereka miliki
Manajer dan direktur perusahaan perseroan memilki kekuatan hukum
untuk melakukan pengambilan keputusan
Keunggulan perusahan perseroan, sebuah perusahaan perseroan merupakan orang
resmi atau badan hukum tersendiri yang dapat melaksanakan transaksi bisnis, perusahaan
perseroan mempunyai umur yang relatif panjang dan stabil, keputusan bisnis dilakukan
dengan suara mayoritas.
Kelemahan perusahaan perseroan, adanya tambahan pajak atas laba usaha, efisiensi
produksi seringkali memerlukan perusahaan perseroan yang berskala besar dengan modal
milyaran dolar.
II.2. TEORI PRODUKSI DAN PRODUK MARJINAL
KONSEP DASAR
Pembahasan kita mengasumsikan bahwa produsen selalu berusaha keras untuk
melakukan produksi secara efisien atau dengan biaya yang paling rendah. Dengan demikian
produsan selalu berusaha utnuk memproduksi pada tingkat output maksimum dengan
menggunakan suatu dosis input tertentu, dan dengan menghindarkan pemborosan sekecil
mungkin. Esensi sebuah kegiatan perekonomian adalah produksi. Berbagai kegiatan seperti
pemintalan benang, pengelasan bodi mobil, peleburan baja, penjahitan sepatu, penanaman
gandum dan lain-lain merupakan berbagai macam proses produksi. Standar hidup masyarakat
dewasa ini telah meningkat karena adanya rerata jumlah produksi output dalam jumlah besar.
Berkaitan dengan produksi ini ada beberapa konsep penting yang harus kita perhatikan.
Sebagai contoh dari konsep d atas adalah makanan. Kita mulai dengan membahas kasus
produksi bijih timah. Seorang pengusaha bijih timah menggunakan input (faktor produksi)
seperti alat pengeruk, kapal pengeruk, pabrik untuk mengolah biji timah. Input tersebut
dipergunakan selama proses pengolahan biji timah, dan pada saat dijual pedagang tersebut
mengambil hasilnya (output) berupabiji timah. Dalam kasus ini pula ternyata masih
menggunakan konsep yan sama yaitu pedagang selalu berusaha seefisien mungkin melakukan
produksi dengan biaya yang paling rendah. Dengan demikian, pedagang selalu berusaha untuk
mencapai tingkat output maksimum dengan komposisi input tertentu, dengan menghindari
pemborosan sekecil mungkin. Selanjutnya, dalam menentukan berapa biji timah yang akan
diolah dan berapa yang akan dijual maka pedagang tersebut berusaha memaksimumkan
keuntungan ekonomis.
FUNGSI PRODUKSI
Pada contoh kasus pengusaha biji timah tadi kita tahu bahwa input yang
dibutuhkannya seperti alat dan kapal pengeruk serta output seperti biji timah. Namun jika
pedagang tersebut hanya memiliki sejumlah alat dan kapal pengeruk, berapa banyak output
yang dapat diperoleh? Jawabannya tergantung pada keadaan serta pengolahan yang dilakukan
Si pengusaha. Pada saat tertentu, dengan pengetahuan pengolahan biji timah dan bahan-bahan
lain tertentu, hanya dapat dihasilkan sejumlah biji timah tertentu. Hubungan ini disebut
dengan faktor produksi yaitu hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi
dan input yang dipergunakan guna menghasilkan output tersebut.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi produksi merupakan hubungan
antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna
menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu. Fungsi produksi
menguraikan bagaimana perusahaan dapat memproduksi output. Fungsi produksi merupaka
dasar kurva biaya perusahaan.
PRODUK MARJINAL, RATA-RATA, DAN TOTAL
Bermula dari sebuah fungsi produksi perusahaan, kita dapat menghitung tiga konsep
produksi yang penting, yaitu produk total, produk rata-rata, dan produk marjinal. Produk total
menunjukkan total output yang diproduksi dalam unit.
Jika kita telah mengetahui produk total, maka dengan mudah kita bisa memperoleh
produk marjinal. Contohnya satu brarrel minyak atau satu ton biji timah.
Produk marjinal (marginal product) dari suatu input adalah tambahan produk atau
output yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut, dengan menganggap input
lainnya konstan. Sedangkan produk rata-rata (average product) adalah output total dibagi
dengan unit total input.
PRODUK MARJINAL DAN HUKUM HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG
Menurut hukum hasil lebih yang makin berkurang ( law of diminishing retruns ),
produk marjinal setiap unit input akan menurun sebanyak penambahan jumlah input yang
bersangkutan, dengan asumsi semua input lainnya konstan.
Mengapa fungsi produksi pada umumnya tidak terlepas dari hukum ini? Alasannya
adalah semakin banyak suatu input tertentu seprti tenaga kerja ditambahkan ke input, tanah,
mesin, dan input lainnya yang berjumlah tetap, maka tenaga kerja semakin sedikit memiliki
faktor produksi lain yang bekerja bersamanya. Contoh dari hukum tersebut adalah tanah
semakin sempit, mesin pun dipergunakan melebihi frekuensi maksimal, dan pembagian tugas
yang dilakukan terasa semakin kurang efisien.
Akan tetapi pada penerapannya harus selalu ditekankan bahwa hukum ini merupakan
hasil observasi empiris yang dilakukan secara luas dan teratur. Hukum hasil lebih yang makin
berkurang tidak berlaku untuk semua tingkat produksi. Oleh sebab itu, kita harus selalu ingat
bahwa hukum hasil lebih yang makin berkurang merupakan suatu keteraturan empiris yang
tunduk pada pengecualian, dan bukan merupakan hukum alam yang bersifat universal.
HASIL TERHADAP SKALA ( RETURNS TO SCALE )
Hukum hasil lebih yang makin berkurang dan produk marjinal menunjukkan pengaruh
peningkatan satu jenis input tertentu terhadap output, bilamana semua input lainnya dianggap
konstan. Kita telah melihat bahwa penambahan jumlah tenaga kerja (jika tanah tetap) akan
meningkatkan output biji timah dengan jumlah yang semakin kecil. Akan tetapi apa yang
terjadi terhadap produksi biji timah apabila jika semua input, tanah, tenaga kerja, mesin dan
SDM ditingkatkan dalam proporsi sama? Atau bagaimana dengan penambahan kuantitas
pekerja, komputer, robot, baja dan luas pabrik terhadap produksi kendaraan bermotor?
Pertanyaan-pertanyaan ini mengantar kita pada hasil terhadap skala (return to scale).
Hasil terhadap skala yaitu pengaruh peningkatan skala input terhadap kuantitas yang
diproduksi. Denga kata lain return to scale mencerminkan keresponsifan produk total
bilamana semua input ditingkatkan secara proporsional. Ada tiga kasus penting yang harus
dibedakan :
Constant return to scale menunjukkan kasus bilamana perubahan semua
input menyebabkan peningkatan output dengan jumlah yang sama.
Decreasing return to scale timbul bilamana peningkatan semua input
dengan jumlah yang sama menyebabkan peningkatan total output yang
kurang proporsional.
Increasing return to scale terjadi bilamana peningkatan semua input
menyebabkan peningkatan output yang lebih besar.
Produksi menunjukkan hasil atas skala yang meningkat, menurun atau konstan
bilamana peningkatan yang sama dari semua input menimbulkan peningkatan output yang
lebih besar, lebih kecil atau proporsional.
Apa pengaruhnya jika pada suatu masa terjadi peningkatan skala aktivitas ekonomi
secara umum? Apabila increasing returns berlaku, maka skala input dan produksi yang lebih
besar akan menimbulkan produktivitas yang lebih besar. Produktivitas merupakan suatu
konsep pengukuran rasio output total terhadap rata-rata input tertimbang (weighted average of
inputs). Misalnya, input perusahaan tertentu meningkat 2% dan berakibat pada output
meningkat sebesar 7% maka produktivitas (output per unit input) akan meningkat sebesar2%.
Contoh ini menerangkan bahwa peningkatan output per kapita dan standar hidup masyarakat
sebagian disebabkan oleh penerapan skala ekonomis dalam produksi. Meskipun skala
ekonomis berlaku di banyak sektor secara potensial cukup besar, namun pada beberapa hal
tertentu decreasing return masih tetap terjadi. kenyataannya Semakin besar perusahaan,
semakin sulit pula melakukan pengelolaan dan koordinasi. Meskipun perusahaan-perusahaan
besar saat ini telah didukung teknologi yang seharusnya bisa menimbulkan increasing returns
to scale, akan tetapi kesalahan dalam pengelolaan dan koordinasi serta manajemen dan
supervisi yang kurang baik bisa menimbulkan kejadian yang sebaliknya yaitu decreasing
returns to scale.
PERIODE PRODUKSI SINGKAT, JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Produksi yang efisien memerlukan waktu, sama seperti diperlukannya input
kovensional tenaga kerja. Oleh karena produksi membutuhkan waktu untuk dilaksanakan, dan
arena masa hidup modal serta faktor produksi lainnya seringkali sangat panjang, reaksi
produksi dapat berubah berdasarkan waktu yang berbeda.
Untuk memperhitungkan peranan waktu dalam proses produkasi dan biaya, kita
membedakan tiga periode waktu yang berbeda, yaitu
Periode singkat (momentary run) yaitu periode waktu yang sangat
pendek ketika taidak ada perubahan apa pun dalam produksi.
Periode jangka pendek (short run) adalah periode wakut ketika input
variable seperti bahan baku dan tenaga kerja dapat disesuaikan, tetapi
kurang cuku lama untuk melakukan penyesuaian semua input. Dalam
jangka pendek, factor non variable seperti mesin dan peralatan, tidak dapat
sepenuhnya disesuaikan ataupun dimodifikasi.
Periode jangka panjang (long run) adalah periode ketika semua factor
produksi, baik factor variable maupun nonvariabel yang digunakan oleh
perusahaan bisa diubah, termasuk buruh, bahan baku dan modal.
PERUBAHAN TEKNOLOGI
Perubahan teknologi menunjukkan perubahan dalm teknik produksi yang
mendasarinya, seperti ketika suatu produk atau proses produksi yang baru ditemukan, atau
suatu produk lama atau proses lama talah diperbaiki. Dalam situasi semacam itu, output yang
sama diproduksi dengan input yang lebih sedikit, atau lebih banyak output diproduksi dengan
jumlah input yang sama. Fungsi produksi menggeser fungsi produksi ke atas.
II.2. ANALISIS BIAYA
Biaya merupakan dasar dari banyak keputusan bisnis. Perusahaan harus memberi
perhatian penuh terhadap biaya, sebab setiap sen biaya akan mengurangi laba perusahaan.
Namun pentingnya biaya dilandasi oleh alasan yang lebih dalam, yaitu perusahaan membuat
keputusan produksi dan penjualan atas dasar biaya dan harga barang. Konsep-konsep biaya
memberikan dasar untuk memahami keputusan penawaran perusahaan dan industri
kompetitif.
BIAYA TOTAL : TETAP DAN VARIABEL
Suatu perusahaan memproduksi sejumlah output dengan memakai input seperti modal,
tenaga kerja dan bahan baku. Perusahaan memperoleh input-input tersebut pada pasar faktor
produksi. Perusahaan yang berorientasi pada laba akan dengan cermat mengamati dan
menganalisis biayanya guna mempertahankan profitabilitas.
Untuk menekan biaya serendah mungkin tidaklah sederhana. Manajer harus berusaha
mendapat bahan baku yang termurah, bahwa teknologi produksi up to date, atau keputusan
lain yang tidak bisa dihitung dengan uang dilakukan dengan cara paling ekonomis.
Dari usaha manajer tersebut, biaya tetap dan variabel merupakan biaya minimum yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi tiap tingkatan output.
Biaya tetap, Apa yang disebut biaya tetap perusahaan? Kadang-kadang biaya tetap
disebut “biaya overhead” atau “sunk cost” Biaya-biaya tersebut harus dibayarkan tanpa
memandang perusahaan berproduksi ataupun tidak, dan tidak berubah meskipun output
berubah. Karena biaya tetap (FC) adalah jumlah yang harus dibayarkan terlepas dari
banyaknya output yang diproduksi.
Biaya variable, merupakan biaya-biaya yang berubah sesuai dengan besarnya output-
termasuk biaya bahan baku. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi
output; tenaga kerja bagian produksi hingga staf-staf terkait; tenaga/daya untuk
mengoperasikan mesin;biaya tidak tetap lainnya.
Biaya total, merupakan total rupiah terendah yang diperlukan untuk memproduksi
setiap tingkat output q, Biaya total naik sejalan dengan naiknya q atau berbanding lurus,
sehingga dapat di rumuskan :
DEFINISI BIAYA MARJINAL
Biaya marjinal menunjukkan tambahan biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan output.
Angka biaya marjinal (MC) berasal dari pengurangan biaya total (TC) dengan biaya total
kuantitas sebelumnya. Disamping dapat diperoleh dari (TC), biaya marjinal (MC) juga dapat
diperoleh dengan cara lain yaitu dengan mengurangkan tiap angka VC dengan biaya variable
(VC) pada output selanjutnya. Mengapa? Karena biaya variable selalu meningkat sebesar
peningkatan biaya total.
Biaya mrjinal untuk setiap tingkat output adalah tambahan biaya yang diperlukan untuk
memproduksi 1 unit output tambahan.
BIAYA PER UNIT ATAU BIAYA RATA-RATA
Salah satu konsep biaya yang terpenting adalah biaya rata-rata, yang bila
dibandingkan dengan harga atau pendapatan rata-rata, akan menentukan apakah suatu
perusahaan mengalami rugi atau sebaliknya. Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi dengan
jumlah unit yang diproduksi.
BIAYA TETAP RATA-RATA DAN BIAYA VARIABEL RATA-RATA
Biaya tetap rata-rata (AFC) didefinisikan sebagai FC/q. Oleh karena biaya tetap total
adalah konstan, maka dengan membagi biaya ini dengan kenaikan output akan diperoleh
kurva biaya tetap rata-rata yang menurun.
Biaya variable rata-rata (AVC) sama dengan biaya variable dibagi dengan output, atau
AVC = VC/q.
TC = FC + VC
BIAYA RATA-RATA MINIMUM
Apabila biaya marjinal berada di bawah biaya rata-rata, maka biaya rata-rata akan
tertarik ke bawah, apabila biaya marjinal (MC) sama dengan biaya rata-rata (AC), maka AC
tidak naik dan tidak pula menurun, dan tetap berada pada titik minimum; bilamana biaya
marjinal (MC) berada di atas biaya rata-rata (AC), maka biaya rata-rata (AC) akan naik.
Dengan demikian: pada bagian bawah kurva biaya rata-rata (AC) yang berbentuk U,
MC = AC = AC minimum
Hasil Lebih yang Makin Berkurang dan Kurva Biaya Bentuk U
Biaya dan produktivitas adalah seperti bayangan dalam cermin. Jika hukum
diminishing returns berlaku, maka produk marjinal menurun dan kurva MC meningkat. Bila
dalam tahap awal terdapat pengembalian yang meningkat, maka MC pada awalnya turun. Jika
semua faktor produksi dapat dibeli pada harga yang tidak berubah, dan output
memperlihatkan constant return to scale, maka biaya marjinal jangka panjang selamanya akan
mendatar.
Kita dapat menyimpulkan hubungan antara hukum produktivitas dan kurva biaya
sebagai berikut: dalam jangka pendek, ketika faktor produksi seperti modal adalah tetap,
faktor produksi variabel cenderung menunjukkan fase awal dari increasing return yang
kemudian diikuti oleh diminishing return. Kurva biaya mula-mula menunjukkan fase biaya
marjinal yang menurun, diikuti oleh meningkatnya biaya marjinal (MC) setelah terjadi
diminishing return.
Produk Marjinal dan Kaidah Biaya Terendah
Kita dapat menerapkan konsep produksi untuk memahami pilihan perusahaan tentang
kombinasi terbaik dari faktor-faktor produksinya. Perusahaan yang ingin memaksimumkan
laba perlu meminimumkan biaya produksi tingkat output tertentu. Dalam kasus ini,
perusahaan akan mengikuti aturan biaya paling rendah: berbagai faktor produksi akan dipilih
sehingga produk marjinal per rupiah input sama untuk semua input.
Akuntansi Bisnis dan Biaya Oportunitas
Untuk memahami akuntansi, hubungan terpenting berikut perlu kita perhatikan:
a. Hubungan fundamental neraca antara aktiva, kewajiban, dan nilai bersih; penguraian
masing-masing unsur ini menjadi aktiva finansial dan aktiva tetap; dan sifat residu dari
nilai bersih.
b. Karakter dari ikhtisar laba rugi; sifat residu dari laba; penyusutan atas aktiva tetap.
Definisi ekonom tentang biaya lebih luas daripada definisi akuntan. Biaya ekonomi
tidak hanya meliputi pengeluaran pembelian yang nyata, tetapi meliputi pula biaya
oportunitas yang tidak terlihat, seperti biaya tenaga kerja dan pemilik perusahaan. Biaya
oportunitas ini secara ketat dibatasi penawaran dan permintaan dalam pasar yang kompetitif,
sehingga harga biasanya mendekati biaya oportunitas untuk barang dan jasa yang dipasarkan.
Penerapan terpenting biaya oportunitas timbul pada barang-barang yang tidak dipasarkan,
seperti udara bersih atau kesehatan, di mana jasa-jasa bisa sangat tinggi nilainya sekalipun
tidak diperjualbelikan di pasar.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembuktian Teori Produksi dan Produk Marjinal
Bagi sebagian besar orang, esensi suatu perekonomian adalah produksi. Sehingga
produksi adalah kunci pokok roda perekonomian. Maka dari itu, kita harus mengetahui
pengertian produksi dan apa saja yang berhubungan dengan produksi.
3.1.1 Fungsi produksi
Untuk mengetahui tentang produksi saya akan memberikan contoh dahulu tentang
pengelolaan bijih timah. Pengusaha biji timah untuk melakukan fungsi produksinya dia harus
memiliki factor input dan outputnya. Untuk input kita cukup mengetahui bahwa input yang
dibutuhkan seperti alat dan kapal pengeruk serta output seperti biji timah. Namun jika
pedagang tersebut hanya memiliki sejumlah alat dan kapal pengeruk, berapa banyak output
yang dapat diperoleh? Jawabannya tergantung pada keadaan serta pengolahan yang dilakukan
Si pengusaha. Pada saat tertentu, dengan pengetahuan pengolahan biji timah dan bahan-bahan
lain tertentu, hanya dapat dihasilkan sejumlah biji timah tertentu. Hubungan ini disebut
dengan faktor produksi yaitu hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi
dan input yang dipergunakan guna menghasilkan output tersebut.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi produksi merupakan hubungan
antara jumlah output maksimum yang bisa diproduksi dan input yang diperlukan guna
menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu. Fungsi produksi
menguraikan bagaimana perusahaan dapat memproduksi output. Fungsi produksi merupaka
dasar kurva biaya perusahaan.
Untuk memahami uraian di atas tentang factor produksi di atas, saya akan
mengaplikasikannya dalam bentuk table perhitungannya. Berikut ini adalah table perhitungan
produk total dari PT TIMAH Tbk.
Tabel perhitungan produk total PT TIMAH Tbk.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa semakin bertambah tenaga kerjanya maka
produk totalnya juga ikut bertambah.
Kurva produk total PT TIMAH Tbk.
Produk Total
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
50000
0 40535 45070 47966 49532 50289
Tenaga Kerja
Pro
du
k T
ota
l
Kurva di atas menunjukkan produk total meningkat dengan tambahan yang semakin kecil
ketika semakin banyak unit input yang ditambah.
(1) (2) (3)
(4)
Tenaga Kerja Produk Total Produk Marjinal Produk Rata-Rata
0 0 0
40.535
5.233 40.535 7,746
2.896
5.406 45.070 7,701
1.566
5.837 47.966 7,531
757
6.368 49.532 7,309
365
3.1.2 Produk Marjinal, Rata-Rata, dan Total
Bermula dari sebuah fungsi produksi perusahaan, kita dapat menghitung tiga konsep
produksi yang penting, yaitu produk total, produk rata-rata, dan produk marjinal. Produk total
menunjukkan total output yang diproduksi dalam unit.
Jika kita telah mengetahui produk total, maka dengan mudah kita bisa memperoleh
produk marjinal. Contohnya satu brarrel minyak atau satu ton biji timah.
Produk marjinal (marginal product) dari suatu input adalah tambahan produk atau
output yang diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut, dengan menganggap input
lainnya konstan. Sedangkan produk rata-rata(average product) adalah output total dibagi
dengan unit total input.
Dalam hal ini saya akan membuktikan tentang produk marjinal pada PT TIMAH Tbk.
Untuk itu Anda dapat melihat pada table perhitungan produk total PT TIMAH Tbk. di atas.
Anda dapat melihat pada kolom produk marjinal. Pada kolom produk marjinal nilainya
semakin lama semakin turun. Hal ini disebabkan karena produk marjinal berasal dari produk
total, pada produk total kita dapat melihat adanya output, dan apabila output tersebut
bertambah yang dihasilkan dari tambahan 1 unit input. Misalnya tenaga kerja yang ketiga
menambah 757 unit produk.
Di bawah ini akan saya tunjukkan kurva produk marjinal PT TIMAH Tbk.
Untuk lebih memperjelas tentang teori di atas.
Kurva produk marjinal PT TIMAH Tbk
Produk Marginal
0
1000
2000
3000
4000
5000
7.746 7.701 7.531 7.309 7.045
Tenaga Kerja
Pro
du
k M
arg
ina
l (p
er
un
it t
en
ag
a k
erj
a)
Kurva produk marjinal PT TIMAH Tbk. di atas menunjukkan produk marjinal yang
makin berkurang. Daerah yang berada di bawah kurva produk marjinal meningkat hingga
produk total yang ditunjukkan pada kurva produk total di atas.
Menurut hukum hasil lebih yang makin berkurang ( law of diminishing retruns ),
produk marjinal setiap unit input akan menurun sebanyak penambahan jumlah input yang
bersangkutan, dengan asumsi semua input lainnya konstan. Pada PT TIMAH Tbk. hasil dari
produk marjinal sesuai dengan hokum hasil lebih yang makin berkurang (law of dimishing
returns).
3.2. Pembuktian Biaya Total : Tetap dan Variabel pada Perusahaan Timah.
Suatu perusahaan memproduksi sejumlah output dengan memakai input seperti modal,
tenaga kerja dan bahan baku. Perusahaan memperoleh input-input tersebut pada pasar faktor
produksi. Perusahaan yang berorientasi pada laba akan dengan cermat mengamati dan
menganalisis biayanya guna mempertahankan profitabilitas.
Untuk menekan biaya serendah mungkin tidaklah sederhana. Manajer harus berusaha
mendapat bahan baku yang termurah, bahwa teknologi produksi up to date, atau keputusan
lain yang tidak bisa dihitung dengan uang dilakukan dengan cara paling ekonomis.
Dari usaha manajer tersebut, biaya tetap dan variabel merupakan biaya minimum yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi tiap tingkatan output.
Biaya tetap, Apa yang disebut biaya tetap perusahaan? Kadang-kadang biaya tetap
disebut “biaya overhead” atau “sunk cost” Biaya-biaya tersebut harus dibayarkan tanpa
memandang perusahaan berproduksi ataupun tidak, dan tidak berubah meskipun output
berubah. Karena biaya tetap (FC) adalah jumlah yang harus dibayarkan terlepas dari
banyaknya output yang diproduksi.
Biaya variable, merupakan biaya-biaya yang berubah sesuai dengan besarnya output-
termasuk biaya bahan baku. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi
output; tenaga kerja bagian produksi hingga staf-staf terkait; tenaga/daya untuk
mengoperasikan mesin;biaya tidak tetap lainnya.
Biaya total, merupakan total rupiah terendah yang diperlukan untuk memproduksi
setiap tingkat output q, Biaya total naik sejalan dengan naiknya q atau berbanding lurus,
sehingga dapat di rumuskan :
Untuk memperjelas uraian di atas, saya telah mempersiapkan table yang berhubungan
dengan teori di atas, yaitu table biaya variabel, biaya tetap, dan biaya total, seperti di
bawah ini.
Tabel perhitungan Biaya varibel, tetap, total PT TIMAH Tbk.
Unsur pokok biaya perusahaan adalah biaya tetap (FC) yang tidak berubah walaupun output
berubah, dan biaya variabel (VC) yang berubah sejalan dengan perubahan output. Biaya total
(1) (2) (3)
(4)
Kuantitas Biaya tetap Biaya Variabel Biaya Total(dalam ton) (dalam ribuan dolar) (dalam ribuan dolar) (dlm ribuan $)(q) (FC) (VC) (TC)
0 500.000 0 500.000
40.535 500.000 3.374.539 3.874.539
45.070 500.000 2.535.638 3.035.638
47.966 500.000 2.980.128 3.480.128
49.532 500.000 4.305.817 4.485.817
50.289 500.000 5.738.478 6.238.478
TC = FC + VC
dapat diketahui dari biaya tetap ditambah biaya variabel : TC = FC + VC. Pada tabel
perhitungan biaya total di atas telah memperlihatkan biaya total (TC) yang telah
disederhanakan untuk setiap tingkat q yang berbeda. Sebenarnya dari table di atas yang perlu
mendapat perhatian adalah kolom 1 dan 4, di mana TC meningkat dengan meningkatnya q.
Ini bukan suatu hal yang aneh karena memang dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja dan
faktor input lainnya untuk memproduksi lebih banyak barang dan faktor produksi tambahan
ini memerlukan tambahan biaya. Untuk lebih detailnya Anda bisa melihat data di atas. Secara
keseleruhan, dibutuhkan biaya sebesar $3.035.638.000untuk memproduksi 45.070 ton bijih
timah , dan $3.480.128.000 untuk memproduksi 47.966 ton bijih timah, dan begitu pula
seterusnya. Hal ini membuktikan bahwa perhitungan biaya total : tetap dan variabel untuk
perusahaan ini ternyata benar sesuai dengan teori analisis ekonomi tentang biaya.
3.3. Pembuktian Berbagai Konsep Biaya pada Perusahaan Timah
Biaya marjinal menunjukkan tambahan biaya untuk memproduksi 1 unit tambahan
output.
Angka biaya marjinal (MC) berasal dari pengurangan biaya total (TC) dengan biaya
total kuantitas sebelumnya. Disamping dapat diperoleh dari (TC), biaya marjinal (MC) juga
dapat diperoleh dengan cara lain yaitu dengan mengurangkan tiap angka VC dengan biaya
variable (VC) pada output selanjutnya. Mengapa? Karena biaya variable selalu meningkat
sebesar peningkatan biaya total.
Biaya mrjinal untuk setiap tingkat output adalah tambahan biaya yang diperlukan
untuk memproduksi 1 unit output tambahan.
3.3.1. Biaya per Unit atau Biaya Rata - Rata
Salah satu konsep biaya yang terpenting adalah biaya rata-rata, yang bila dibandingkan
dengan harga atau pendapatan rata-rata, akan menentukan apakah suatu perusahaan
mengalami rugi atau sebaliknya. Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi dengan jumlah unit
yang diproduksi atau biaya total rata-rata (average cost) adalah jumlah dari biaya tetap rata-
rata (average fixed cost) yang senantiasa menurun, ditambah dengan biaya variabel rata-rata
(average variable cost). Atau biaya total dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.
AC = AFC + AVC atau AC = TC/q
3.3.2 Biaya Tetap Rata – Rata dan Biaya Variabel Rata – Rata
Biaya tetap rata-rata (AFC) didefinisikan sebagai FC/q. Oleh karena biaya tetap total adalah
konstan, maka dengan membagi biaya ini dengan kenaikan output akan diperoleh kurva biaya
tetap rata-rata yang menurun
AFC = FC/q
Biaya variable rata-rata (AVC) (average variable cost) sama dengan biaya variable dibagi
dengan output, atau
AVC = VC/q
3.3.2. Biaya Rata Rata Minimum
Apabila biaya marjinal berada di bawah biaya rata-rata, maka biaya rata-rata akan
tertarik ke bawah, apabila biaya marjinal (MC) sama dengan biaya rata-rata (AC), maka AC
tidak naik dan tidak pula menurun, dan tetap berada pada titik minimum; bilamana biaya
marjinal (MC) berada di atas biaya rata-rata (AC), maka biaya rata-rata (AC) akan naik.
Dengan demikian: pada bagian bawah kurva biaya rata-rata (AC) yang berbentuk U,
MC = AC = AC minimum
Tabel Perhitungan Berbagai Konsep Biaya PT TIMAH Tbk.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(8)
Q FC VC TC MC AC AFC AVC (dlm ton) ($000) ($000) ($000) ($000) ($000) ($000) ($000)0 500.000 0 500.000 ~ ~ ~
83,52
40.532 500.000 3.374.539 3.874.539 95,59 65,23 83,25
46,20
45.070 500.000 2.535.638 3.035.638 67,35 32,63 56,26
102,39
47.966 500.000 2.980.128 3.480.128 72,55 18,25 62,13
203,65
49.532 500.000 4.305.817 4.805.817 97,02 10,33 86,93
325,67
50.289 500.000 5.738.478 6.238.478 124,05 6,43 114,11
Setelah mengetahui biaya marjinal, mudah bagi kita untuk menghitung biaya marjinal.
Jadi, untuk menghitung biaya marjinal (MC) dari yang unit yang kelima, kurangkan biaya
total unit keempat dari biaya total kelima MC = $ 6.238.478.000 - $ 4.805.817.000 = $
325.670.000. Semua biaya bisa dikalkulasi dari TC dari kolom 4. Kolom 5 dan 6 perlu
mendapat perhatian : Biaya tambahan atau marjinal dihitung dengan cara mengurangi baris-
baris TC yang berurutan. Untuk memperjelas table tentang perhitungan berbagai konsep
biaya PT TIMAH Tbk, saya akan menggambarkan kurvanya.
Kurva berbagai konsep biaya PT TIMAH Tbk.
Dari kurva di atas dapat di lihat bahwa garis TC selalu bertambah seiring
dengan bertambahnya kuantitas produksi. Sedangkan garis FC (fixed cost) (biaya tetap)
terlihat membentuk garis horizontal dan terlihat konstan karena biaya tetap (FC) adalah
jumlah yang harus dibayarkan terlepas dari banyaknya output yang diproduksi. Jad i FC atau
kadang-kadang biaya tetap disebut “biaya overhead” atau “sunk cost” harus dibayarkan tanpa
memandang perusahaan berproduksi ataupun tidak, dan tidak berubah meskipun output
berubah. Untuk garis VC atau biaya variable terlihat hampir menyamai garis TC karena VC
merupakan biaya-biaya yang berubah sesuai dengan besarnya output-termasuk biaya bahan
baku. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi output; tenaga kerja bagian
Biaya Total, Tetap dan Biaya Variabel
produksi hingga staf-staf terkait; tenaga/daya untuk mengoperasikan mesin;biaya tidak tetap
lainnya.
Kurva biaya Rata-rata dan biaya Marjinal PT TIMAH Tbk.
Biaya Rata-Rata, Biaya Marginal
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
110.00
120.00
0
40535
45070
47966
49532
50289
Kuantitas
Bia
ya
(d
ala
m r
ibu
an
do
lar)
MC
AFC
AVC
AC
Semua kurva biaya dapat diturunkan dari kurva biaya total. Karena biaya total terdiri
dari biaya tetap dan variabel, sedangkan untuk kurva biaya marjinal berwarna biru tuaturun
kemudian naik, seperti ditunjukkan oleh angka-angka biaya marjinal (MC) seperti terdapat
pada kolom 5 dari table perhitungan berbagai konsep biaya PT TIMAH Tbk.Tiga kurva biaya
rata-rata dalam kurva tersebut dihitung dengan biaya total, tetap, dan variabel dengan output
total :
AC = TC/q ; AVC = VC/q ; AFC = FC/q ; juga AC = AVC + AFC
Dengan catatan bahwa MC memotong AC pada titik minimum
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila biaya marjinal berada di bawah biaya rata-rata
akan tertarik ke bawah, dan apabila biaya marjinal (MC) sama dengan biaya rata-rata (AC),
maka AC tidak naik dan tidak pula menurun, dan tetap berada pada titik minimum, bilamana
biaya marjinal (MC) berada di atas biaya rata-rata (AC), maka biaya rata-rata (AC) akan naik.
Dengan demikian pada bagian bawah kurva biaya rata-rata (AC) yang membentuk U, MC =
AC = AC minimum.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah output maksimum yang bisa
diproduksi dan input yang diperlukan guna menghasilkan output tersebut,
dengan tingkat pengetahuan teknik tertentu.
2. Produk total adalah produk yang menunjukkan total output yang diproduksi
dalam unit fisik.
3. Produk rata-rata (average product) adalah output total dibagi dengan unit total
input.
4. Produk marjinal ( marginal product) adalah tambahan produk atau output yang
diakibatkan oleh tambahan satu unit input tersebut, dengan menganggap input
lainnya konstan. Sedangkan produk rata-rata(average product) adalah output
total dibagi dengan unit total input.
5. Penerapan fungsi produksi dalam suatu perusahaan di Indonesia ( dalam hal
ini pada PT TIMAH Tbk.) cukup bagus. Hal ini dibuktikan dengan adanya
tabel dan kurva perhitungan fungsi produksi berdasarkan data PT TIMAH
Tbk. yang menunjukkan bahwa data perusahaan tersebut ternyata sesuai
dengan hukum hasil lebih yang makin berkurang ( law of diminishing
returns).
6. Hubungan antara kenaikan jumlah tenaga kerja (kenaikan input) dengan
jumlah produksi (output) adalah apabila jumlah tenaga kerja naik maka akan
mempengaruhi jumlah produksinya. Jumlah produksi atau outputnya akan
bertambah juga, tetapi hal ini tidak bisa menjadi pedoman bagi pengusaha
terutama pengusaha tambang, karena bahan bakunya semakin lama semakin
berkurang tidak bisa abadi. Jadi, jumlah tenaga kerja ( kenaikan input)
semakin bertambah setiap tahunnya akan tetapi outputnya tidak bisa sesuai
harapan.
7. Biaya tetap adalah jumlah yang harus dibayarkan terlepas dari banyaknya
output yang diproduksi.
8. Biaya variabel adalah merupakan biaya-biaya yang berubah sesuai dengan
besarnya output-termasuk biaya bahan baku.
9. Biaya total adalah merupakan total rupiah terendah yang diperlukan untuk
memproduksi setiap tingkat output q, biaya total naik sejalan dengan naiknya
q atau berbanding lurus.
10. Biaya marjinal untuk setiap tingkat output adalah tambahan biaya yang
diperlukan untuk memproduksi 1 unit output tambahan.
11. Penerapan biaya – biaya tersebut di atas dalam suatu perusahaan di Indonesia
(dalam hal ini pada PT TIMAH Tbk.) adalah cukup stabil. Stabil di sini
beararti sesuai dengan teori yang ada tentang biaya. Pernyataan tersebut sesuai
dengan tabel dan kurva perhitungan tentang biaya dan konsep biaya yang lain
pada PT TIMAH Tbk. Kita bisa mulai dari biaya tetap ( FC) pada perusahaan
ini, ternyata biayanya tetapnya konstan tidak berubah sama sekali walaupun
outputnya berubah, sedangkan untuk biaya variabelnya (VC) berubah sesuai
dengan perubahan besarnya output termasuk bahan bakunya. Begitu pula
dengan biaya total ( TC) juga berubah sesuai dengan perubahan output /
berbanding lurus dengan output. Lalu untuk biaya marjinal (MC) juga ikut
berubah sesuai dengan 1 ton output tambahan yang akan diproduksi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa penerapan teori analisis biaya pada PT TIMAH Tbk.
sesuai dengan seharusnya.
4.2 Saran
1. Perlu diadakan analisis lebih lanjut tentang biaya yang dikeluarkan oleh PT
TIMAH Tbk. untuk mendapatkan laba yang optimal dengan biaya yang
minimum.
2. Perlu diadakan analisis lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan jumlah
tenaga kerja dengan penambahan jumlah produksinya.
3. Perlu diadakan analisis lebih lanjut tentang penerapan teori fungsi produksi
dan biaya-biayanya.