Upload
nissa-maulina
View
263
Download
19
Embed Size (px)
DESCRIPTION
minyak gaharu
Citation preview
MAKALAH
Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)Mata KuliahFarmakognosi
OLEUM AQUARILA
Dosen:
Dr.Katrin, MS., Apt.
Disusun oleh:
Nissa Maulina
1506777240
MAGISTER HERBAL FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini sekitar 200 jenis minyak atsiri diperdagangkan di pasar dunia dan tidak
kurang dari 80 jenis diantaranya diproduksi secara kontinyu. Sekitar 20 jenis minyak atsiri
Indonesia dikenal di pasar dunia, 15 diantaranya sudah menjadi komoditi ekspor yaitu minyak
serai wangi, nilam, akar wangi, kenanga, ylangylang, kayu putih, daun cengkeh, gagang
cengkeh, cendana, pala, massoi, kruing, gaharu, lawang, dan terpentin; sedangkan potensinya
lebih dari 40 jenis. Minyak atsiri digunakan dalam pembuatan obat-obatan, parfum, kosmetika,
sabun, detergen, flavor dalam makanan dan minuman, dan aromaterapi. Disamping mengekspor,
Indonesia juga mengimpor beberapa jenis minyak atsiri yang sebagian dapat dihasilkan di
Indonesia. Pada tahun 2006, Indonesia mengimpor minyak atsiri sebesar 815.797 kg dengan nilai
US $ 7,36 juta (Anonimous, 2006). Oleh sebab itu pengembangan minyak atsiri Indonesia
ditujukan untuk meningkatkan ekspor dan substitusi impor, sehingga dapat menyediakan bahan
baku untuk industri dalam negeri yang berarti juga dapat menghemat devisa.
Semakin berkembangnya industri obat-obatan, parfum, kosmetika, pengolahan makanan-
minuman, aromaterapi, dan lain-lain, kebutuhan akan minyak atsiri akan semakin besar, baik
volume maupun jenisnya. Salah satu minyak atsiri yang sangat potensial untuk dikembangkan
adalah minyak atsiri dari kayu gaharu, atau yang lebih dikenal dengan minyak Aquilaria.
Gaharu merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi. Hampir
semua bagian pohon gaharu ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk, tidak banyak
bagian yang terbuang. Kayu gaharu yang terinfeksi atau disebut gubal mempunyai nilai jual yang
sangat tinggi, sementara gubal gaharu kualitas rendah dapat disuling untuk produksi minyak
dengan harga yang sangat menjanjikan. Oleh sebab itu gaharu ini sangat efektif apabila
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia.
Gaharu atau gubal gaharu (agarwood, eaglewood) merupakan komoditas ekspor yang
banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri parfum, obat-obatan, dan dupa. Berdasarkan
maanfaat yang dihasilkan oleh tanaman ini, maka dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut
mengenai potensial gaharu terutama terkait minyak atsiri gaharu.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan secara umum mengenai tanaman gaharu (Aquillaria sp)
b. Menjelaskan mengenai minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman gaharu
c. Menjabarkan manfaat dari tanaman gaharu baik dari dunia kesehatan maupun bidang
lainnya
d. Merupakan nilai ujian tengah semester mata kuliah farmakognosi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaharu (Agar wood, Eagle wood)
Gaharu adalah sejenis resin tapi bukan resin yang dihasilkan oleh pohon gaharu,
melainkan resin yang terbentuk karena adanya infeksi pada pohon tersebut. Infeksi ini
mengakibatkan sumbatan pada pengaturan makanan, sehingga menghasilkan suatu zat
phytalyosin sebagai reaksi dari infeksi tersebut. Infeksi didapat dari hasil perlukaan yang
disebabkan oleh alam (serangan hama dan penyakit seperti serangga, jamur, bakteri) atau karena
sengaja dilukai oleh manusia. Zat phytalyosin inilah yang merupakan resin gubal gaharu di
dalam pohon keras dari jenis Aquilaria spp. Zat yang berbau wangi jika dibakar ini tidak keluar
dari batang gubalnya, tetapi mengendap menjadi satu dalam batang. Hal ini terjadi pada tanaman
yang sakit dan tidak pada pohon yang sehat. Proses inilah yang menyebabkan terbentuknya
gaharu dalam batang. Gubal gaharu adalah bagian gubal gaharu yang mengandung damar wangi
dengan konsentrasi yang lebih rendah.
Gaharu diperoleh dari sejenis tumbuhan famili Thymeliaceae dan bermarga Aquilaria
yaitu Aquilaria agaloccha Rox, namun gaharu dapat juga diperoleh dari family lain yaitu
Leguminoceae dan Euphorbiaceae. Saat ini Aquilaria malaccensis merupakan jenis yang paling
baik dalam menghasilkan minyak gaharu (Tarigan, 2004).
Aquilaria malaccensis merupakan salah satu tanaman kehutanan yang telah
dikembangkan dengan teknik kultur jaringan. Tanaman ini merupakan salah satu hasil hutan non
kayu Indonesia yang memiliki nilai jual yang sangat mahal. Potensi gaharu yang sangat tinggi
biasanya berasal dari jenis Aquilaria malaccensis, Aquilaria macrophylum, Aquilaria . Dan yang
paling tinggi hasil gaharunya adalah jenis A. malaccensis (Sumarna, 2005). Berikut beberapa
contoh gaharu yang dihasilkan di Indonesia dari genus Aquilaria (Tabel.1)
Table 1. Beberapa jenis Aquilaria spp
2.1.1 Taksonomi Tumbuhan
Berdasarkan Interagency Taxonomic Information System (ITIS) sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision: Embryophyta
Division : Tracheophyta
Sub division : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Superorder : Rosanae
Order : Malvales
Family : Malvalaceae
Genus : Aquilaria
Spesies : Aquilaria malaccensis Lam
2.1.2 Sinonim
Tumbuhan ini memiliki sinonim sebagai berikut:
Aquilaria agallocha Roxb.
Aquilaria secundaria Rumph. ex DC
Aquilaria secundana
2.1.3 Morfologi Tanaman
Aquilaria malaccensis memiliki morfologi atau ciri-ciri fisiologi yang sangat unik,
dimana tinggi pohon ini mencapai 40 meter dengan diameter 60 cm. Pohon ini memiliki
permukaan batang licin, warna keputihan, kadang beralur dan kayunya agak keras. Tanaman ini
memiliki bentuk daun lonjong agak memanjang, panjang 6-8 cm, lebar 3-4 cm, bagian ujung
meruncing. Daun yang kering berwarna abu-abu kehijaun, agak bergelombang, melengkung,
permukaan daun atas-bawah licin dan mengkilap, tulang daun sekunder 12-16 pasang. Tanaman
ini memiliki bunga yang terdapat diujung ranting, ketiak daun, kadang-kadang di bawah ketiak
daun. Berbentuk lancip, panjang sampai 5 mm. Dan buahnya berbentuk bulat telor, tertutup rapat
oleh rambut-rambut yang berwarna merah. Biasanya memiliki panjang hingga 4 cm lebar 2,5 cm.
Gambar 1. Aquilaria malaccensis
Gaharu memiliki beberapa nama daerah seperti : ahir, karas, gaharu, garu, halim, kereh,
mengkaras dan seringak.
Penyebaran
Penyebarannya di hutan India, Burma, Semenanjung Malaysia, Philipina dan Indonesia. Di
Indonesia menyebar di wiliyaha Sumatera (Sibolangit, Bangka, Jambi, Riau dan Sumatera
Selatan), Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Gaharu tumbuh pada ketinggian hingga 750
mdpl pada hutan dataran rendah dan pegunungan, pada daerah yang beriklim panas dengan suhu
rata-rata 32C dan kelembaban sekitar 70 %, dengan curah hujan kurang dari 2000 mm/tahun.
Pemanfaatan
Kayunya yang keras dan ringan, tekstur kasar, berwarna putih krem hingga kuning
kecoklatan. Pohon jenis ini ada yang menghasilkan damar (gaharu) maupun tidak. Apabila tidak
menghasilkan gaharu, kayu dapat digunakan untuk kotak, interior dan souvenir. Pohon yang
menghasilkan gaharu mengandung lebih dari 12 macam komponen kimia yang berkhasiat
sebagai obatsakit ginjal, sakit gigi, rematik. Tanaman ini juga menghasilkan sifat wangi yang
dapat digunakan sebagai parfum, pewangi ruangan, penyegar badan dan bahan pembuatan dupa.
Kulit bagian dalam digunakan sebagai bahan pakaian dan tali.
Seecara klinis gaharu juga dapat digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakatnya.
Seperti obat untuk penyakit ginjal, sakit perut, asma, hepatitis, sironis, pembengkakan lever,
limpa bahan antibiotik untuk TBC, reumatik, kanker, malaria radang lambung dll. Selain itu
gaharu juga sudah dimanfaatkan bukan hanya gubalnya akan tetapi bagian daun, batang, kulit
batang dan akarnya juga sudah dimanfaatkan sebagai bahan untuk merawat wajah dan
menghaluskan kulit.
Kandungan Kimia
Dari analisis kandungan kimia yang telah dilakukan gaharu memiliki enam komponen
utama berupa furanoid sesquiterpen diantaranya a-agarofuran, b-agarofuran dan agarospirol.
Selain itu gaharu juga mengandung minyak berupa chromone. Chromone biasanya dapat
menyebabkan bau harum dari gaharu ketika dibakar. Sementara kandungan minyak atsiri yang
banyak dikandung gaharu adalah sequiterpenoida, cudesmana dan paleman (Sumarna, 2005).
2.2 Oleum Aquarila
Minyak aquarila merupakan oleoresin aromatic yang ditemukan pada batang Aquarila
agallocha Roxb. Tumbuhan ini terdapat di Bangladesh , India Timur dan bagian lain dari South
East Asia ( Gibson , 1977) . Penelitian ini meliputi minyak esensial dan identifikasi jamur isolat
dari tiga sampel agarwood dikumpulkan di wilayah Sylhet dari Bangladesh. Pohon gaharu A.
agallocha merupakan asset bagi negara India, Bangladesh. Eaglewood yang memiliki wangi
yang khas digunakan sebagai dupa di Mesir, Saudi. Minyak essensial eaglewood juga digunakan
sebagai stimulant, obat jantung, tonik dan karminatif. Penggunaannya juga sangat luas dalam
kosmetik dan industri farmasi. Sementara di Jepang oleum eaglewood ini digunakan sebagai obat
penenang.
Teknik Budidaya
a. Pemilihan Jenis
Memilih jenis merupakan aspek utama dalam budidaya pohon penghasil gaharu, kepentingan
jenis erat hubungannya dengan permintaan pasar, kualitas, nilai jual dan nilai guna produk
gaharu yang dihasilkan serta produk barang jadi yang dihasilkan (parfum, kosmetika, obat
herbal). Pada sisi lain kepentingan lain adalah status kondisi sumberdaya pohon penghasil serta
kualitas gaharu yang dihasilkan dan kenyataan lapang menunjukan bahwa genus Aquilaria spp
dan Gyrinops sp yang telah masuk Appendix II CITES dapat dibebaskan dari kuota bila produk
gaharu bersumber dari hasil budidaya (penangkaran).Beberapa jenis pohon penghasil gaharu
yang prosfektif dipilih memiliki nilai komersial dan berkualitas serta memiliki peluang pasar
untuk dibudidayakan dari genus Aquilaria spp, adalah A. malaccensis Lamk, A. microcarpa, A.
fillaria , A. beccariana dll dan dari genus Gyrinops antara lain jenis G. versteegii, G. rosbergii, G.
moluccana dll.
b. Pemilihan Lahan
Para pencari gaharu mengestimasi bahwa lahan-lahan marginal dengan kesuburan rendah pada
daerah beriklim panas bercurah hujan kurang dari 1000 mm/th, merupakan daerah yang cepat
menghasilkan gaharu.
c. Persiapan Benih
Dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: pengumpulan benih jatuh dan memanen buah-buah
matang (dikeringanginkan sehingga akan menghasilkan kecambah)
d. Penyemaian Benih
e. Panen
Buah dapat dipanen jika telah berwarna coklat kehitaman. Pengunduhan sebaiknya dilakukan
langsung dari pohon tidak berupa buah yang telah terlepas dari tubuhnya.
2.3 Metode Ekstraksi
Minyak atsiri dari gaharu dapat diekstraksi dengan beberapa metode yang termasuk
penyulingan (biasanya menggunakan air atau uap), ekstraksi pelarut, karbon ekstraksi dioksida,
menekan serta ekstraksi Florasol / fitol dingin.
Minyak atsiri yang diekstrak berasal dari tanaman yang sehat, jamur alami diinokulasi
tanaman (super agar) dan sekrup buatan disuntikkan tanaman. Semua tiga jenis bahan tanaman
dikumpulkan dari Sylhet, jatuh dan dikeringkan. Bahan yang dihaluskan direndam di air suling
sampai 14 hari dan disaring terpisah. Campuran air filtrat ditempatkan dengan alat untuk isolasi
minyak oleh hidrodistilasi. Setelah 72 jam minyak esensial dikumpulkan secara terpisah dan
dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrat. Minyak kemudian disimpan dalam wadah tertutup
dibawah pendingin sebelum analisis. Selanjutnya minyak dianalisa menggunakan GCMS dengan
membaca puncak-puncak yang terbentuk sebagai hasil kromatografi.
Minyak yang dihasilkan dari tanaman A. agallocha mengandung 0.15% (w/v), 0.80%
(w/v) and 0.35% (w/v) minyak atsiri dari penyulingan tersebut. Pemeriannya berupa minyak
yang tidak berwarna, memiliki bau yang menyenangkan. Setelah dinalisa menggunakan GC-MS
maka ditemukan duapuluh sembilan senyawa dalam minyak yang sehat, tiga senyawa dalam
super minyak dan lima senyawa dalam buatan.
Berikut adalah tabel kandungan kimia dari Aquarilla spp berdasrkan hasil GC-MS
Penelitian yang dilakukan oleh Bhuiyan, et.all memperlihatkan adanya perbedaan kandungan
antara gaharu sehat dengan gaharu yang sakit. Adapun kandungan tersebut ialah sebagai berikut:
Gaharu Sehat (Melalui Induksi)
Tanaman yang sehat mengandung octacosane (19.83%), naphthalene, 1,2,3,5,6,7,8,8a-octahydro-
1,8adimethyl-7-(1-methylethenyl)-, [1R-(1.alpha.,7.beta., 8a.alpha.)]- (12.67%), 5-
isobutyramido-2-methyl pyrimidine (13.52%), caryophyllene oxide (11.25%) and (.+-.)-cadinene
(5.46%).
Gaharu Sakit (Natural Gaharu)
Hasil penelitian menunjukkan adanya cycloheptane, 4-methylene-1-methyl-2- (2-methyl-1-
propen-1-yl)-1-vinyl- (46.17%), caryophyllene oxide (33.00%) and 7-Isopropenyl-4amethyl-1-
methylenedecahydronaphthalene (20.83%), diisooctyl phthalate (71.97%), 1H-
cycloprop[e]azulen-4-ol, decahydro-1,1,4,7-tetramethyl-, [1ar-(1a.alpha.,4.beta., 4a.beta.,
7.alpha., 7a.beta., 7b.alpha.)]- (9.16%), hexadecanoic acid (7.05%), naphthalene,
1,2,3,5,6,7,8,8aoctahydro-1,8a-dimethyl-7-(1-methylethenyl)-, [1R- (1.alpha.,7.beta.,8a.alpha.)]-
(6.45%) and aristolene (5.36%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bhuiyan, et.all maka disimpulkan pada
tanamn gaharu yang sehat mengandung minyak aquarila lebih rendah dibandingkan tanaman
yang sakit. Hal ini dikarenakan tanaman yang sakit tidak perlu menggunakan induksi akan
terbentuknya eksudat cukup melaui beberapa fase pada metabolism tubuhnya. Penelitiannya juga
membuktikan bahwasanya aquarila spp merupakan penghasil octacosane, cycloheptane, 4-
methylene-1- methyl-2-(2-methyl-1-propen-1-yl)-1-vinyl- dan diisooctyl phthalate.
BAB III
KESIMPULAN
1. Produk gaharu ditetapkan sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu unggulan yang memiliki
nilai komersial tinggi.
2. Produk gaharu selain dimanfaatkan sebagai bahan industri parfum dan kosmetika, sesuai
perkembangan paradigma dunia pengobatan, gaharu juga dibutuhkan dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat herbal.
3. Perlu dilakukannya meningkatkan induksi gaharu agar komposisi kandungan kimia gaharu
sehat sama dengan gaharu sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Review of Significant Trade Aquilaria malaccensis diakses dari
https://cites.org/eng/com/pc/14/E-PC14-09-02-02-A2.pdf (20 Oktober 2015)
Benedict, Ashwin.C. 2009. EXTRACTION OF THE ESSENTIAL OIL OF AQUILARIA
MALACCENSIS (GAHARU) USING HYDRO-DISTILLATION AND SOLVENT
EXTRACTION METHODS. Faculty of Chemical & Natural Resources Engineering
Universiti Malaysia Pahang diakses dari
http://umpir.ump.edu.my/868/1/Ashwin_Charles_Benedict.PDF (20 Oktober 2015)
Bhuiyan, et.al; 2009. Analysis of essential oil of eaglewood tree (Aquilaria agallocha Roxb.) by
gas Chromatography Mass Spectrometry. Bangladesh J Pharmacol Ed.4; 24-28 diakses
dari http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?
doi=10.1.1.430.6065&rep=rep1&type=pdf (20 Oktober 2015)
Chen Huai, et.al; 2012. Chemical Constituents of Agarwood Originating from the Endemic
Genus Aquilaria Plants. Journal Chemistry and Biodiversity Ed. 9. Institue of Medicinal
Plant Development: China diakses dari
http://agarwood.org.cn/UploadFiles/201463094718360.pdf (20 Oktober 2015)
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2004. Informasi Singkat Benih Aquarila malaccensis
Lamk diakses dari http://bpthsulawesi.net/files/Aquilaria%20malaccensis.pdf (20
Oktober 2015)
Ma’mun., Shinta.S, Karakteristik Minyak Atsiri Potensial. Badan Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatik diakses http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/file/Perkembangan
%20TRO/edusvol20no2/5Mamun.pdf (20 Oktober 2015)
Sumarna, Yana. 2012. Budidaya jenis Pohon Penghasil Gaharu. DEPARTEMEN
KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN
PUSAT LITBANG PRODUKTIVITAS HUTAN diakses dari
http://forda-mof.org/files/Budidaya_gaharu.pdf (20 Oktober 2015)