Upload
rizki-adriadi-ghiffari
View
39
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas sistem informasi perencanaan lanjut
Citation preview
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT)
Disusun Oleh
GUSTI ADITYA RAHADYAN 36111000
NILUH PUTU SUKMA DEWI 3611100055
RIZKI ADRIADI GHIFFARI 3611100067
GATOT SUBROTO 36121000
Model Builder
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT) | PENDAHULUAN 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini peran data GIS di dunia penataan ruang sangat dibutuhkan. Untuk membuat analisis
lokasi dan penggunaan lahan yang tepat, diperlukan pertimbangan dari segi daya dukung lingkungan
melalui analisis kemampuan lahan (AKL). Analisis ini telah diatur pada peraturan pemerintah. dalam
melakukan analisis kemampuan lahan diperlukan input data berupa peta ketinggian dan kemiringan
lereng yang telah terbagi dalam 5 klasifikasi ketinggian dan kelerengan. Namun data yang terdapat
pada penyedia peta hanya peta kontur.
Untuk mendapatkan data tersebut diperlukan berbagai tahapan analisis yang memakan
banyak waktu dan tenaga. Sehingga dengan adanya Slope dan Height Analisis Tools diharapkan
pengerjaan analisis kemampuan lahan dapat dilakukan lebih cepat tanpa harus cemas dengan
ketersediaan data ketinggian dan kemiringan lereng. Data yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Gambar : Peta Ketinggian dan Kemiringan Lereng
(Sumber : Penulis, 2014)
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan SHCT adalah mempersingkat proses penyediaan data analisis SKL/AKL
dan meningkatkan tingkat ketelitian data input untuk analisis SKL/AKL.
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT) | PEMBAHASAN 2
PEMBAHASAN
2.1. Tahapan Pembuatan Alat
Pembuatan alat dimulai dengan pemilihan model-model analisis yang digunakan. Pada SHC
Tools, digunakan model analisis sebagai berikut :
Create TIN : digunakan untuk mengolah data kontur yang basis datanya Polyline menjadi 3d
topografi dengan metode triangulasi
TIN to Raster : mengkonversi data TIN menjadi raster agar dapat di analisis slope
Slope analysis : untuk menganalisis kemiringan lereng dalam satuan persen atau derajat
Reclassify : untuk mengelompokkan beberapa nilai menjadi kelompok nilai pada attribute
tabel. Klasifikasi yang digunakan berdasarkan pada pedoman analisis SKL/AKL oleh
Kementerian Pekerjaan Umum.
Tabel Klasifikasi Ketinggian dan Kelerengan
Peta Ketinggian Peta Kelerengan Nilai
> 3000 m dpl > 40 % 1
2000 – 3000 m dpl 15 – 40 % 2
1000 – 2000 m dpl 8 – 15 % 3
500 – 1000 m dpl 2 – 8 % 4
0 – 500 m Dipl 0 – 2 % 5 (Sumber : Kementerian PU, 2008)
Raster to Polygon : untuk mengkonversi data raster menjadi shapefile
Clip : digunakan untuk membatasi wilayah analisis
Selanjutnya, dilakukan penyusunan tools analisis diatas ke dalam suatu rangkaian model
builder. Model yang disusun memiliki 2 output, yaitu peta ketinggian dan peta kemiringan lereng.
Skema model builder yang telah disusun dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar : Skema Model Builder SHCT
(Sumber : Penulis, 2014)
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT) | PEMBAHASAN 3
Setelah skema model builder selesai dibuat, tahapan selanjutnya adalah pembuatan GUI
(Graphic User Interface). GUI adalah tampilan ketika SHCT digunakan. Pembuatan GUI difokuskan
pada pembuatan 2 kolom input (data kontur dan wilayah analisis), serta pembuatan informasi
bantuan yang ditampilkan pada sisi kanan GUI. GUI yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar : Tampilan GUI dari SHCT
(Sumber : Penulis, 2014)
Setelah melalui rangkaian proses pembuatan, kini SHCT telah dapat digunakan.
2.2. Cara Penggunaan Alat
Tata cara penggunaan alat SHCT sangat mudah, dan langsung bisa dipraktekkan. Caranya
adalah sebagai berikut :
Masukkan peta kontur yang telah berformat polyline (.shp) pada kolom data kontur
Masukkan peta batas wilayah yang telah berformat polygon (.shp) pada kolom wilayah analisis
Klik Ok, dan tunggu hingga proses selesai
Peta ketinggian dan kemiringan lereng akan otomatis muncul di layer setelah proses selesai
Secara visual, tahapan-tahapan diatas dapat ditampilkan sebagai berikut :
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT) | PEMBAHASAN 4
Gambar : Tahapan Penggunaan SHCT
(Sumber : Penulis, 2014)
2.3. Keunggulan dan Kelemahan Alat
Keunggulan dari SHCT adalah sebagai berikut:
mempersingkat waktu analisis yang dibutuhkan untuk menghasilkan peta ketinggian dan
kemiringan lereng
tampilan yang user friendly, sehingga sangat mudah dioperasikan
kebutuhan data awal yang relatif mudah didapatkan
tingkat ketelitian analisis yang tinggi
kelemahan dari SHCT adalah sebagai berikut :
sangat bergantung dengan software ArcGIS dalam penggunaannya
apabila wilayah analisis sangat luas, keberhasilan penggunaan SHCT bergantung pada spec
komputer yang digunakan. Jika tidak memenuhi syarat, akan terjadi error
membutuhkan ruang penyimpanan yang besar, karena menghasilkan banyak intermediate
data.
1
2
3
SLOPE AND HEIGHT CLASSIFICATION TOOLS (SHCT) | PENUTUP 5
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan model builder dalam pembuatan alat-alat analisis baru sangat membantu kinerja
Planner dalam menyelesaikan analisis keuangan di rencana tata ruang. Salah satu alat analis yang
dapat dibuat adalah SHCT yang berguna dalam efisiensi waktu penyediaan data ketinggian dan
kemiringan lereng. Output data dari SHCT berguna sebagai input data dari analisis SKL/AKL.
3.2. Rekomendasi
Diharapkan adanya pengembangan lanjutan dari SHCT yang mungkin dapat menyelesaikan
analisis SKL/AKL hanya dalam beberapa langkah singkat. Hal ini didasarkan pada kerumitan analisis
SKL/AKL apabila harus dilakukan secara konvensional melalui panduan yang telah disediakan
Kementerian PU.