30
MAKALAH MOTOR LISTRIK 3 FASA Disusun oleh Joni sartono 122032008 Deny Nurpariman 122032007 FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITU SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2013 1

Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik mesin

Citation preview

Page 1: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

MAKALAH

MOTOR LISTRIK 3 FASA

Disusun oleh

Joni sartono 122032008

Deny Nurpariman 122032007

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITU SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2013

1

Page 2: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

DAFTAR ISI

Halaman judul.......................................................................................................................... 1

Daftar isi .................................................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3

1.1....................................................................................................................Latar belakang

..........................................................................................................................................3

1.2................................................................................................. Tujuan penulisan makalah

..........................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4

2.1. Pengenalan motor induksi 3 fasa ...................................................................................... 4

2.2. Direct Torque Control ...................................................................................................... 7

2.3. Kontrol PI ......................................................................................................................... 7

2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa ..................................................................................... 7

2.5. Kerugian motor induksi 3 fasa ......................................................................................... 8

2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa ................................................................................... 8

2.7. Kontruksi motor induksi 3 fasa ........................................................................................ 8

2.8. Parts lainnya ..................................................................................................................... 15

2.9. Aplikasi motor induksi ada evarator ................................................................................ 16

2.10. Perawatan ...................................................................................................................... 20

BAB II KESIMPULAN .......................................................................................................... 22

Daftar pustaka .......................................................................................................................... 23

2

Page 3: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan.

Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator

ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus

yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar

(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi sangat banyak digunakan di

dalam kehidupan sehari-hari baik di industri maupun di rumah tangga. Hal ini disebabkan karena

motor induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu

diantaranya karena harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta

karakteristik kerja yang baik.

Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-fase dan motor induksi 1-fase. Motor

induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang

industri dengan kapasitas yang besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan

banyak digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air,

mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya keluaran yang rendah.

1.2. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

1. Mengerti dan memahami konsep untuk analisis motor induksi 3 fasa

2. Dapat memahami tentang aplikasi motor induksi 3 fasa di dalam dunia industri

3. Dapat memahami prinsip kerja dan kontruksi dari motor listrik 3 fasa

3

Page 4: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Motor lnduksi 3 Fasa

  Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan

menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi

3-fase dioperasikan pada sistem tenaga 3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang

industri dengan kapasitas yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa

diperlihatkan padagambar 2.1, dan contoh penerapan motor induksi ini di industri

diperlihatkan pada gambar 2.2.

a) bentuk fisik b. motor induksi dilihat ke dalam

Gambar 2.1 Motor induksi 3-fasa

4

Page 5: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industri

Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan dengan kerja

motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh data yang ditampilkan

pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3

5

Page 6: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi

Motor induksi 3 phase memiliki keunggulan diantaranya handal, tidak ada kontak antara

stator dan rotor kecuali bearing, tenaga yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada

perawatan. Akan tetapi motor induksi 3 phase memiliki kelemahan pada pengontrolan kecepatan.

Kecepatan putar motor induksi bergantung pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki

frekuensi konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada mengatur tegangan input.

Dengan ditemukannya teknologi inverter maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin

dilakukan.

Dalam beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan mengenai field

oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah lengkap dikembangkan dan banyak

digunakan dalam proses industri. Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik kontrol

torsi dari motor induksi oleh I. Takahashi yang dikenal dengan Direct Torque Control (DTC).

Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi dengan performi yang baik tanpa menggunakan

tranduser mekanik pada poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai teknik kontrol “type

sensorless” . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor akan mengakibatkan stabilitas yang

rendah dan ada noise, sehingga dalam pengemudian motor induksi dengan pemakaian khusus

menggunakan sensor mekanik akan menyulitkan.

Untuk mengontrol kecepatan motor induksi 3 phase menggunakan metode Direct Torque Control

memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah :

1. Tidak membutuhkan transformasi koordinat.

2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.

3. Tidak membutuhkan regulator arus.

4. Kurang bergantung pada parameter mesin.

Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close loop umum

digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan respon kecepatan

yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close loop disebut juga kontrol umpan balik yang

menjadikan output sebagai perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error.

Didalam suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu kerugian. Oleh karena itu,

digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan error sampai nilai minimal. Namun hal ini

6

Page 7: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang

sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.

2.2. Direct Torque Control (DTC)

Direct Torque Control (DTC) adalah kontrol berdasarkan fluks stator dalam kerangka

seferensi stator menggunakan kontrol langsung dari switching inverter. Ide dasar dari DTC adalah

perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk stator dan fluk rotor pada kondisi fluk bocor

stator tetap. Hal ini banyak dikenali untuk pengaturan torsi dan fluk cepat dan robust. Pada motor

induksi dengan rotor sangkar untuk waktu tetap rotor menjadi sangat besar, fluk bocor rotor

berubah perlahan dibanding dengan perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada keadaan

perubahan yang cepat fluk rotor cenderung tidak berubah. Perubahan cepat dari torsi

elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk

stator dapat seketika mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor tegangan

stator yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan pengaturan

langsung dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan sesuai

vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan fluk stator dengan dua daerah histerisis,

yang menghasilkan perilaku bang bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk,

torsi dan arus yang penting.

2.3. Kontrol PI

Kontrol PI merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada kontrol loop

tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan dengan metoda pengaturan yang lain seperti

Fuzzy dan Robust, Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik. Kontrol PI

terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan

Kontrol I (Integral). Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus diset untuk dapat

beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing.

2.4. Keuntungan motor induksi 3 fasa : 

Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.

Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.

7

Page 8: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.

Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.

2.5. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa

Kecepatan tidak mudah dikontrol

Power faktor rendah pada beban ringan

Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.6. Prinsip kerja motor induksi 3 fasa

Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan stator

akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron, f =

frekuensi sumber, p  = jumlah kutup

Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya pada

kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fnØ. Keterangan : E

= tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks

Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi

akan menghasilkan arus ( I ).

Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.

Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi

beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator.

Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya

perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor

(nr).

Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan dengan

Persamaan S = ns-nr/ns (100%)

Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian

tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns > nr.

Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau

asinkron.

8

Page 9: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

2.7. Konstruksi Motor Induksi 3 fasa

        Sebagaimana mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki

konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud terdiri dari 2 bagian utama

yaitu stator dan rotor. Secara lengkap dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar 1

berikut :

Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor

2.7.1. Stator

Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor sinkron dan

generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan

ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan, secara

detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.

9

Page 10: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya

Dalam alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling berbeda satu dengan

lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik yaitu 120° antar fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan

pada stator dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang diinginkan atau ditentukan.

Khusus untuk Stator pada motor-motor listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh.

Sedangkan untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah besar segmen-

segmen laminasi.

2.7.2. Rotor

Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari satu

set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik silinder dan sirkuit listrik.

Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :

Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

a. Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage Rotor)

10

Page 11: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk Batang tembaga yang dihubungkan

singkat pada setiap ujungnya kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana

gambar 2.6.

Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai

Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan aluminium yang

dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi

gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke

dalam slot rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium

berada dalam kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji

aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang

banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor Sangkar”. Alasan umum yang

diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana dan juga lebih murah harganya. Konstruksi

rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut ini, menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari

bahan tembaga atau alumunium yang dihubungkan singkat.

11

Page 12: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkar

Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam laminasi-laminasi yang

terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi satu dengan poros rotor. Sebagaimana konstruksi

tersebut di atas terutama batang-batang konduktor yang terhubung singkat, maka tidak

dimungkinkan untuk menambah ”Tahanan Luar” (yang dipasang secara seri) dengan rotor guna

keperluan ”Pengasutan”. Selain itu pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga posisinya

dibuat tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang konduktor agak dimiringkan

sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.

Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros adalah :

Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil dengungan magnetis/suara

bising)

Menghilangkan kecenderungan ”Lock atau mengunci” yang disebabkan karena interaksi

langsung antara medan magnit stator dan rotor.

Pada motor-motor dengan kapasitas kecil, batang-batang konduktor di cor menjadi satu bagian

dengan alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga yang rotornya hanya

berupa besi masip tanpa satupun konduktor. Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai ”Motor Arus

Eddy”.

12

Page 13: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

b. Rotor Belitan (Wound Rotor)

Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi dengan alur-alur sebagai tempat meletakkan

belitan (kumparan) dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti gambar 2.8.

Gambar 2.8. Rotor berlian

Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan

kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi

Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa

Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi sebagaimana belitan yang terdapat

pada stator. Belitan yang ada pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap

13

Page 14: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang posisinya dibagian depan dari

rotor serta menjadi satu dengan poros (gambar 2.6.). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub

yang dimiliki belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa sekalipun statornya hanya 2

fasa. Pengaturan belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fase adalah sama.

Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fase yang keluar dihubungkan ke 3 buah cincin

(slipring) berdasarkan jumlah fasenya. Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan

masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat dihungkan secara langsung ke

”Tahanan luar” guna keperluan pengasutan. Pada gambar 2.7 dan 2.8 di bawah ini menunjukkan

detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan rotor belitan termasuk bagian-

bagiannya

Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”

14

Page 15: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor belitan”

2.8. Parts lainnya

Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi motor induksi adalah:

Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end (DE) dan yang

lainnya di non drive-end (NDE)

Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE

Poros baja untuk transmisi torsi ke beban

Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat untuk stator

dan rotor

Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik eksternal

15

Page 16: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi

2.9. Aplikasi Motor Induksi Pada Elevator atau Lift

Salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun

penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun

jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari

mesin lift ini adalah dengan cara menaik turunkansangkar pada sebuah lorong lift dimana

gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Konstuksi umum mesin lift/elevator berupa sebuah

sangkar yang dinaik turunkan oleh mesin pengangkat, dimana yang akan direncanakan disini adalah

dua sangkar tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila salah satu sangkar naik maka

sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula untuk sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada

rel-rel dengan menggunakan alat penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar

lift tersebut tidak bergoyang pada saat berjalan.

16

Page 17: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator

1. Control System

2. Geared Machine

3. Primary Velocity Tranducer

17

Page 18: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

4. Governor

5. Hoisting Ropes

6. Roller Guide/ Guide Shoe

7. Secondary Possition Tranducer

8. Door Operator

9. Entrance Protection System

10. Load Weighing Tranducers

11. Car Safety Device 12. Traveling Cable

13. Elevator Rail

14. Counterweight

15. Compesation Ropes

16. Governor Tension Sheave

17. Counterweight Buffer

18. Car Buffer

Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian elecktro penggatur arus listrik

pada elevator. Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus listriknya adalah :

1. Motor Penggerak

Gambar 2.14. Motor penggerak

18

Page 19: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang putarannya diteruskan

dengan transmisi roda gigi cacing.Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic

brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju,

pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor

penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar

pada puli mesin ( sheave ).

2. Pulley

Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.

3. Tali Baja

Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun

sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban

yang akan diangkat.

4. Sangkar / Kereta

Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun

barang. sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada

sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki

rail. Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang

berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula

terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu

kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh (safety shoe) yang

terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu

elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button )

yang akan dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan

oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan

( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level

atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis.

19

Page 20: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight)

Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar

sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama dengan

berat maksimum sangkar ditambah 40% - 50% .

6. Rem

Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem

lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah

solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum

rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal

untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan

secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus,

hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum

rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

7. Governor Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali

pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila

kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara

sebagai berikut :

a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.

b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja

2.10. Perawatan

Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang dihilangkan

karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk

dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai

contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan

penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan

suhu. Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai

contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat

20

Page 21: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan

kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor. Sebuah

daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.

1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk mengurangi

kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk

menjamin pendinginan motor)

2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan

beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan suatu perubahan

pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus diketahui.

3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya memberi rekomendasi untuk cara dan

waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang

telah diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya

90 minyak atau gemuk yang berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan

menjenuhkan bahan isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko

kebakaran.

4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang digerakkan.

Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus,

mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang digerakkan.

5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya benar.

Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan

dan kekencangnya.

6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih untuk

membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi

pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak

yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.

21

Page 22: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

BAB III

KESIMPULAN

Motor induksi 3 fasa merupakan motor yg paling banyak d gunakan dalam bidang industri,

karena memiliki keunggulan yang handal, tidak ada kontak antara rotor dan stator kecuali bearing,

tenaga yang besar, daya listrik yang rendah dan perawatan yang minim.selain itu kontruksinya

sangat sederhana sehingga tidak terlalu sulit dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada

motor sehingga tidak menggangu jalannya produksi pada industri.

22

Page 23: Makalah (Motor Induksi 3 Phase)

DAFTAR PUSTAKA

23