25
NUTRITIONAL ASSESMENT VITAMIN A SEMI QUESTIONAIRE (VASQ) METHOD 9 Desember 2014 Disusun Oleh : TRI ANGGI PURNASARI NIM 145070309111038 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Makalah Na Metode 24 Hours Vasq

Embed Size (px)

DESCRIPTION

VASQ

Citation preview

NUTRITIONAL ASSESMENT

VITAMIN A SEMI QUESTIONAIRE (VASQ) METHOD

9 Desember 2014

Disusun Oleh :

TRI ANGGI PURNASARI

NIM 145070309111038

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

A. Pendahuluan

Perkembangan ilmu gizi telah berkembang pesat di dunia. Sehingga banyak metode untuk mengetahui status gizi dan zat gizi yang dibutuhkan individu maupun populasi. Hal yang sering dilakukan adalah Nutritional Assessment, yaitu dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengiterpretasikan informasi untuk menentukan status gizi kesehatan individu maupun kelompok yang dipengaruhi oleh intake makanan, kecukupan gizi, dan energi yang digunakan.

Dalam melakukan penilaian terhadap intake makanan dilakukan dengan metode dietary assessment. Metode ini merupakan metode langsung terhadap subyek dan cara yang sensitif untuk mengatasi permasalahan gizi awal. Salah satu metode dietary assessment yang akan dibahas penulis adalah Vitamin A Semi Quantitative (VASQ). Karena vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro yang dibutuhkan untuk tubuh dalam proses pertumbuhan, reproduksi dan deferensiasi sel (Viveka Persson, et al, 2002). Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin A masih rendah di konsumsi oleh masyarakat.

Penilaian asupan makanan dengan metode tersebut bertujuan untuk mengukur apakah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang cukup atau belum sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan. Dalam studi yang dilakukan Nutritionand Health Surveillance System (NHSS), dan Departemen Kesehatan (2001) pada makalah Rani (2012) menunjukkan sekitar 50% anak Indonesia usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari. MenurutWHO (2001) dalam makalah Rani (2012) melaporkan bahwa setiap 1 menit, 12 orang anak di dunia menjadi buta, dan 4 di antaranya bermukim di Asia Tenggara (Arisman, 2005). Untuk perbaikan intake vitamin A harus dilakukan sedini mungkin karena dapat mempengaruhi masa yang akan datang.

Oleh karena itu maka dibutuhkan sebuah metode khusus untuk mengetahui banyaknya asupan vitamin Adan membantudalam evaluasipeningkatanintake vitaminA pada masyarakat yaitu dengan menggunakan metode 24-hour recall Vitamin A Semi Quantitative (VASQ).

24 hour VASQ method adalah salah satu metode dalam dietary assessment. Dalam melaksanakan metode ini digunakan 24 hours recall questionary untuk mengetahui konsumsi makanan responden, sehingga data yang dihasilkan bisa digunakan untuk mengestimasi intake vitamin A. Dalam methode ini, hampir sama dengan metode 24 hours recall yangmembedakan adalah dalam VASQ method ini lebih ditekankan kandungan vitamin A yangdikonsumsi seseorang.

B. Pengertian Metode 24 hours VASQ

Vitamin A Semi Quantitative (VASQ) merupakan metode dietary assessmentyangberkaitandenganmetode24HourRecallnamunlebihspesifikuntukmenghitungdan mengestimasi asupan vitamin A pada suatu populasi dengan metode yang relative cepat dan sederhana. Metode 24 hours VASQ ini didasarkan pada kuisioner recall 24 hours mengenai makanan dan minuman yang telah dikonsumsi oleh responden dengan detail mulai dari komposisibahan makanan dan ukuran perporsinya.

C. Tujuan Metode 24 Hour VASQ

Metode 24 hour VASQ telah dikembangkan untuk memperkirakan asupan vitamin A populasi dalam relatif cepat dan cara sederhana.Hal ini dapat digunakan dalam jumlah besar survei dan sistem pengawasan.Data dapat digunakan untuk mengukur asupan vitamin A dari populasi atau kelompok tertentu, memantau perubahan asupan melalui waktu, membandingkan asupan antara populasi, mengidentifikasi kontribusi empat kelompok makanan yang berbeda meliputi sayuran, buah-buahan, makanan hewani dan makanan yang diperkaya untuk intake vitamin A dan mengidentifikasi populasi berisiko vitamin A defisiensi.Data intake vitamin A tidak boleh ditafsirkan pada tingkat individu.

D. Pengembangan Metode 24 hours VASQ

Darimetodesebelumnyayaitusemi-kuantitatif24-hourrecall,metode inidikembangkanuntukevaluasiprogramhomegardeningdiBangladesh.Selanjutnya, metode ini juga digunakan dalam sebuah survey vitamin A nasional di Vietnam dan diNutritionSurveillanceProjectdi JawaTengah-Indonesia. Metode ini hanya menanyakan tentang konsumsi makanan hari sebelumnya kemudian baru dilanjutkan pengklasifikasian vitamin A.

Dua sumber vitamin A dibedakan,yaitu makanan nabati dan makanan hewani. Kuisioner 24-hour recall diberikan dan makanan yang dikonsumsi diberi kode berdasarkan kadar vitamin A, dan ukuran porsi.

Tabel 1. Kategori jenis makanan

Jenis Makanan

Jumlah Vitamin A

Makanan Nabati

Makanan Nabati

Makanan Nabati

Makanan Hewani

Makanan Hewani

250 RE / 100 g

250 RE / 100 g

Tabel 2. Kategori ukuran porsi

Porsi

Berat (gram)

Small

Medium

Large

< 25

25-75

>75

E. Uraian Metode 24 hours VASQ

1. Membuat kode makanan dan kode kandungan vitamin A

Berdasarkan pada kuesioner 24 hours recall yang diambil dari responden yang mencakup semua makanan dan minuman yang dikonsumsi 24 jam sebelumnya beserta detail bahan danukuran porsi. Setiap bahan yang mengandungvitamin Aditetapkan dalam dua kode, yaitu:

a. Kode makanan (food code)

Berdasarkan pada jenis makanan dan kandungan vitamin A yang terkandung didalamnya.

Tabel 3. Kode makanan berdasarkan jenis makanan

Kode Makanan

Deskripsi

Kandungan Vitamin A (RE/100g)

V1/F1/A1

Sayuran 1/Buah 1/Makanan Hewani 1

> 250

V2/F2/A2

Sayuran 2/Buah 2/Makanan Hewani 2

50 - 250

V3/F3/A3

Sayuran 3/Buah 3/Makanan Hewani 3

< 50

Ft

Makanan Diperkaya

1 - 7000

Kategori buah juga termasuk labu, ubi jalar merah dan kuning, karena bioavailabilitas karotenoidnya lebih sebanding dengan buah-buahan daripada sayuran.Namun wortel diklasifikasikan dalam kategori sayuran, karena bioavailabilitas karotenoidnya lebih sebanding dengan karotenoid dari sayuran berdaun.Makanan yang diperkaya mengacu pada semua makanan yang vitamin A (retinol atau -karoten) telah ditambahkan, misalnya susu formula, penyapihan makanan, mie, dll

b. Kode kandungan vitamin A ( vitamin A content code)

Berdasarkan kandungan vitamin A yang dikonsumsi individu, terdapat 6 kelompok/kategori kandungan vitamin A. Angka yang digunakan untuk perhitungan intake vitamin A untuk masing-masing kategori adalah sbb:

Tabel 4. Kode kandungan vitamin A

Kategori Kandungan Vitamin A

Kandungan Vitamin A yg digunakan untuk Perhitungan (RE)

< 20 RE

10

20 75 RE

47,5

76 150 RE

112,5

151- 350 RE

250

351 750 RE

550

> 750 RE

950

Untuk bayi dan anak-anak, ASI yang mereka konsumsi juga perlu dicatat (baik itu eksklusif, dengan MP-ASI, atau tidak mendapatkan ASI).

2. Pengembangan daftar makanan saat di lapangan kerja

Untuk menetapkan kode makanan dan kandungan vitamin A yang sesuai, setelah mengumpulkan data 24-hr recallpetugas membuat list tentang daftar makanan berdasarkan:

a. Kandungan vitamin A per 100 gram

b. Food codes (kode makanan)

c. Porsi yang biasa dikonsumsi (gram)

Untuk menetapkan kode makanan dan kode vitamin maka list atau daftar tersebut akan lebih mudah digunakan ketika bahan makanan disusun berdasar alphabet tiap kategori. Ketika membuat daftar bahan makanan, perlu diingat bahwa karena perbedaan bioavabilitas pada karotenoid, labu dan talas digolongkan dalam buah-buahan, sedangkan wortel termasuk dalam sayuran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Perhatikan labu dan ubi jalar harus harus dimasukkan dalam kelompok buah.

2) Hanya mencakup hidangan terdiri dari beberapa bahan ketika resep yang benar-benar standar.

3) Sebaiknya, hidangan campuran yang dikodekan oleh bahan, bukan sebagai hidangan itu sendiri.

4) Untuk hidangan berair, hanya jumlah bahan harus ditulis, bukan kandungan air.

Pada negara-negara berkembang, seringkali didasarkan menggunakan analisis spektrofotometri, yang sering overestimates kandungan provitamin A, diperlukan kecermatan ketika memutuskan di mana data yang digunakan untuk vitamin A yang berasal sayuran dan buah-buahan.

3. Akurasi dalam mengukur ukuran porsi makanan

Untuk menetapkan vitamin yang terkandung dalam bahan makanan, akurasi harus cukup teliti sesuai dengan kode kandungan makanannya.

Contoh:

2 sdmbayam matang, dengan kandungan vitaminA 467 RE/100 g,memiliki berat36 gr dan mengandung 168 RES.

Dapat dilihat bahwa baik 2 atau 3 sdm yang mengandung 168 atau 252 RES yang dikonsumsi tidak terlalu berpengaruh, karena itu semua memiliki kode 151-350RE.

Tingkat akurasi paling besar dibutuhkan untuk bahan makanan yang mengandungvitamin A relatif tinggi, tetapi dimakan dalam jumlah kecil, seperti wortel dan hati.

4. Faktor Konversi untung menghitung kandungan vitamin A pada sayuran, buah-buahan, makanan hewani dan nabati.

Institute of Medicine (IOM) yang berasal konversi baru Faktor-faktor untuk memperkirakan jumlah setara aktivitas retinol (RAE) diperoleh dariAcarotenoids provitamindalam makanan.IVACG telah mengikuti rekomendasi ini dan diterbitkan bookmark dengan berikut ini direkomendasikan faktor konversi.

1 RAE (retinol activity equivalent), setara dengan:

2 g -carotene in oil

26 g -carotene from leafy vegetables and carrots

12 g -carotene from fruits and red/orange/yellow vegs

24 g -carotene from pro-vitamin A carotenoids

21 g -carotene from mixed diet (excluding palm oil)

Nilai-nilai ini adalah dua kali lipat sebelumnya FAO / WHO merekomendasikan faktor 6 mg-carotene atau 12 mg provitamin lainnya Acarotenoids = 1 RE (Retinol setara).Retinol yang setara (RAE) diperkenalkan oleh US Institute of Medicine (IOM) untuk menggantikan retinol setara '(RE). Namun, IOM hanya digunakan dua dari empat referensi yang tersedia di bioefficacy -karoten dalam minyak.

Satu studi menemukan faktor 2:1 yang menganggap bahwa IU (unit internasional) -karoten dan salah satu IU retinol memiliki berat yang sama, dan karena itu juga berasal sebuah faktor konversi dari 2:1 bukan 4:1 yang menggunakan berat IU.Bahkan, referensi dua lainnya yang tidak disebut untuk menemukan 3,5: 1 dan 4,0:1.Demikian pula untuk bioavailabilitas -karoten dari buah-buahan dan sayuran, IOM hanya dikembangkan negara, bukan untuk orang dari negara-negara berkembang.

Dengan asumsi campuran sayuran buah-buahan dari 4:1, faktor konversi untuk pakan campuran akan menjadi: 21 mgcarotene dari diet campuran (tidak termasuk minyak sawit) = 1 RAE.Karena masalah dengan faktor konversi yang diperoleh oleh IOM dijelaskan di atas, dan karena temuan di negara-negara berkembang, kami sarankan menggunakan faktor konversi yang disebutkan terakhir untuk-carotene dari 26: 1 untuk sayuran dan wortel, dan 12:1 untuk buah-buahan dan merah / orange / kuning sayuran.Untuk karotenoid provitamin A lainnya faktor konversi 52: masing-masing 1,:1 dan 24.Karena metode 24-VASQ memperkirakan vitamin Asupan dari sayuran, termasuk wortel, dan buah-buahan dari, termasuk merah ubi jalar dan labu, secara terpisah, dua faktor konversi dapat digunakan di mana berlaku. Kebanyakan tabel komposisi makanan daftar kandungan vitamin A dari makanan di setara retinol, yang didasarkan pada faktor konversi lama 6: 1 untuk carotenedan 12: 1 untuk karotenoid provitamin A lainnya.Ketika nilai-nilai ini digunakan, koreksi untuk faktor konversi baru dapat dilakukan setelah vitamin A intake per kelompok makanan telah diperkirakan, dengan membagi asupan vitamin A untuk buah-buahan dan oleh 4.33 untuk sayuran hijau dan wortel.

Untuk makanan hewani tidak ada koreksi yang diperlukan.Untuk makanan yang diperkaya itu tergantung pada penambah digunakan.Ketika retinol digunakan untuk fortifikasi, koreksi tidak diperlukan, tetapi ketikaSS-carotene telah digunakan, di atas Faktor konversi disebutkan harus digunakan, kecuali makanan adalah minyak atau penyebaran lemak.Untuk kasus terakhir, faktor konversi dari 3 dapat digunakan.

Animal = 1

Fortified food = 1

Fruits = 0,5

Vegetables = 0,23

Perkiraan asupan vitamin A dari ASI

Metode 24 VASQ menilai asupan vitamin A dari makanan hewani, sayuran, buah-buahan dan makanan yang diperkaya, tetapi anak-anak yang diberi ASI juga mendapatkan sejumlah besar vitamin A dari ASI.Dalam rangka untuk menilai kecukupan asupan vitamin A pada tingkat kelompok, perkiraan umum kasar asupan vitamin A dari ASI dapat dilakukan.

RE bagi anak-anak yang disusui, berdasarkan pada asumsi bahwa kandungan vitamin A dalam ASI dari ibu di negara-negara berkembang adalah sekitar 1,00 umol / L (setara dengan 571 RE / L).

ASI eksklusif : 800 ml, mengandung 450 RE.

ASI non eksklusif berusia 18 bulan: 175 ml, mengandung 100 RE.

Namun, sangat sulit untuk menilai asupan vitamin A dari ASI pada tingkat individu.Oleh karena itu, hubungan antara vitamin A asupan dan status vitamin A mungkin harus dianalisis secara terpisah untuk sebagian ASI anak-anak dan untuk anak-anak yang tidak disusui lagi

5. Memilih komposisi makanan sesuai data yang digunakan

Pembuatan daftar bahan makanan oleh petugas, dipisahkan dengan:

1) Mengidentifikasi porsi ukuran

2) Memperkiraan berat badan

3) Menghitung kandungan vitamin A

4) Memilih kandungan vitamin A yang paling baik (RE/100 gr)

6. Menyimpulkan data dan menghitung asupan

1) Data kuisioner 24 hours recall

2) Menetapkan kode

3) Meringkas kode dalam tabel

4) Entri data

F. Langkah-Langkah Menggunakan Metode 24 hours VASQ

Contoh form :

1. Melakukan 24-h recall secara detail meliputi bahan makanan penyusun, porsi, cara pengolahan

2. Menentukan kode makanan sesuai jenis bahan makanan (kandungan vitamin A/100 g BM)

Lihat tabel kelompok makanan pada Modul VASQ HKI 2006 hal-32

3. Menentukan kode kandungan vitamin A (jumlah vitamin A berdasarkan jenis BM dan porsi yang dikonsumsi)

Contohnya pada menu pagi salah satunya adalah Chicken Meat 1smallpcdengan berat 28gram.

Berdasarkan Sample food list, Chicken Meat 1small pcdengan berat 28gram mengandung 78RE, berarti kode kandungan vitamin A nya adalah pada 76-150 RE.

4. Memasukkan data intake vitamin A dalam Tabel Ringkasan

5. Menghitung asupan vitamin A berdasarkan kode kandungan vitamin A untuk setiap kategori dan mempertimbangkan faktor konversi dari -carotene ke RAE

G. Kekurangan Metode 24 hours VASQ

1. Tergantung pada ingatan (subyek mungkin gagal mengingat semua makanan yang telah dimakan atau dapat menambahkan makanan yang sebenarnya tidak dikonsumsi).

2. Kurang cocok untuk anak-anak dan lanjut usia.

3. Cenderung terjadi kesalahan dalam menentukan porsi yang dikonsumsi sehingga mempengaruhi dalam penilaian intake vitamin A.

4. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak (over estimate) dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit (under estimate).

5. Tidak dapat menghitung variasi konsumsi makanan individu sehari-hari beserta asupan vitamin bila hanya dilakukan recall satu hari.

6. Pewawancara harus mempunyai skill yang bagus.

7. Terjadinya perlawanan dari responden atas ketidaknyamanan ketika diwawancarai.

8. Terjadinya kesalahan pada pengkodean makanan dalam database sehingga akan menyebabkan kesalahan dalam menentukan kandungan vitamin A dalam makananyang dikonsumsi.

9. Penghilangan dressing, saus dan minuman akan mengakibatkan rendahnya perkiraan intake vitamin A yang dikonsumsi.

H. Kelebihan Metode 24 hours VASQ

1. Sederhana, mudah dan cepat serta tidak membebani responden.

2. Dapat digunakan sama baiknya untuk peserta buta huruf.

3. Subyek tidak memerlukan pelatihan khusus.

4. Relatif tidak mahal karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.

5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari.

I. Sumber Kesalahan pada Metode 24 hours VASQ

1. Kesalahan/bias dari pengumpul

Pengaruhsikapbertanya,dalammengarahkanjawaban,mencatathasilwawancara atau sengaja membuat data sendiri.

Pengaruh situasi, misalnya perbedaan sikap pewawancara di rumah responden,karena ada orang lain yang ikut mendengarkan dan keinginan untuk merahasiakandata responden.

Perbedaan status antara responden dan pewawancara sehingga terjadimisskomunikation.

Kesalahan dalam mengkonversikan makanan ke dalam ukuran rumah tangga.

2. Kesalahan/bias dari responden

Terbatasnya ingatan responden.

Responden salah dalam memperkirakan makanan yang dikonsumsi kedalam URT.

Keinginan untuk menyenangkan pewawancara.

Asal dalam menjawab pewawancara.

Kecenderungan menambah-nambahkan atau mengurang-ngurangi makanan yangdikonsumsi.

3. Kesalahan/bias karena alat

Ketidaktepatan dalam mengkonversikan makanan yang dikonsumsi ke dalamURT.

4. Kesalahan/bias dari DKBM

Kesalahan penentuan nama bahan makanan/jenis bahan makanan yang digunakan.

Perbedaan kandungan zat gizi dari makanan yang tidak sama, karena tingkat kematangan tidak sama.

Tidak adanya komposisi informasi mengenai komposisi makanan jadi atau jajanan.

5. Kesalahan/bias karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan, perbedaanpenyerapan dan penggunaanzat gizi tertentu berdasarkan perbedaan fisiologi tubuh.

J. Kesimpulan

1. Vitamin A Semi Quantitative (VASQ) lebih spesifik untuk menghitung danmengestimasi asupan vitamin A pada suatu populasi dengan metode yang relativecepat dan sederhana.

2. Metode 24 hours VASQ didasarkan pada kuisioner recall 24 hours

K. Saran

1. Sebaiknya daftar jenis makanan pada tabel food code dan citamin A content code diperbanyak jenisnya.

2. Lebih diperhatikan lagi dalam pengambilan data agar sesuai prosedur sehinggakemungkinan terjadi kesalahan dapat diminimalkan dan dapat ditarik kesimpulanantara asupan makanan responden dengan resiko penyakit.

3. Para petugas sebaiknya diberi pelatihan agar semakin mahir dan ahli untuk melakukan metode VASQ ini.

4. Sebaiknya pemerintah melakukan VASQ ini rutin setiap tahunnya, agar angka kejadian defisiensi vitamin A dapat diturunkan.

Daftar Pustaka

Halati, Siti dkk. 2006. 24 VASQ Method For Estimating Vitamin A intake.http://www.hki.org/research/24_VASQ_Method_VitA_Intake_2006.pdf.Diakses pada 30 November 2014.

24 Hour VASQ Method 18