32
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI SEKOLAH CALON PERWIRA Jl. Bhayangkara No. 166 Sukabumi OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA POLRES KOTIM DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOBA Makalah Disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir Tahap Dasar Keperwiraan Polri OLEH : WAHYU SATIYO BUDIARJO NOSIS : 1102020150 SEKOLAH INSPEKTUR POLISI ANGKATAN XL TA. 2011

MAKALAH NARKOBA WAHYU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH NARKOBA WAHYU

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH CALON PERWIRA

Jl. Bhayangkara No. 166 Sukabumi

OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA POLRES KOTIM

DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Makalah

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir

Tahap Dasar Keperwiraan Polri

OLEH :

WAHYU SATIYO BUDIARJONOSIS : 1102020150

SEKOLAH INSPEKTUR POLISI ANGKATAN XL TA. 2011

SECAPA SUKABUMI

Page 2: MAKALAH NARKOBA WAHYU

LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA POLRES KOTIM

DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Oleh,

NAMA : WAHYU SATIYO BUDIARJO

NOSIS : 1102020150

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir masa dasar keperwiraan Polri

Program Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan XL Tahun Ajaran 2011 telah disetujui oleh

pembimbing seperti tertera di bawah ini :

Sukabumi, Mei 2011

Pembimbing,

Page 3: MAKALAH NARKOBA WAHYU

LEMBAR KONSULTASI

N A M A : WAHYU SATIO BUDIARJO

NOSIS : 1102020150

TON :

PANGKAT : SISWA SIP ANGKATAN XL

JUDUL : OPTIMALISASI KEMAMPUAN PERSONEL SAT RESNARKOBA

POLRES KOTIM DALAM RANGKA MENEKAN ANGKA

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

NOTANGGAL MATERI YANG

DIKONSULTASI

SARAN

PEMBIMBING

TTD

PEMBIMBINGMASUK KELUAR

Page 4: MAKALAH NARKOBA WAHYU

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT hanya dengan taufik serta

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah karya tulis akademik dengan judul

“Optimalisasi Kemampuan Personel Sat Resnarkoba Polres Kotim Dalam Rangka Menekan

Angka Penyalahgunaan Narkoba”. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu syarat

untuk memenuhi salah satu tugas akhir masa dasar keperwiraan Polri pada Program Studi

Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan XL. TA. 2011, di Secapa Sukabumi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi bahasa,

penulisan, sistematika, maupun isinya. Akan tetapi penulis sangat berharap makalah ini

dapat bermanfaat bagi Kepolisian pada umumnya khususnya bagi para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak

khususnya dari para pembimbing. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Bapak

2. Bapak

3. Bapak

4. Bapak

5. Bapak dan Ibu/ para pejabat dan Gadik pada Secapa Polri Sukabumi.

6. Bapak AKBP Abdul Hasyim, SH, M.Si selaku Kapolres Kotawaringin Timur yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis.

7. Bapak Iptu Winarko selaku Kasat Resnarkoba Polres Kotim serta rekan-rekan

anggota Polri yang telah banyak membantu.

8. Rekan Siswa SIP Angkatan XL tahun 2011, sebagai teman diskusi yang tidak dapat

penulis tulis namanya satu persatu.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara sekalian diterima Allah SWT sebagai

amal soleh, amin.

Penulis berharap semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan

sumbangan yang berharga bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Sukabumi, Mei 2011

Penulis,

i

Page 5: MAKALAH NARKOBA WAHYU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………..

1. Umum ………………………………………………………………………….

2. Pengertian Umum ………………………………………………………...…..

3. Dasar ……………………………………………………………………….….

4. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………..

5. Ruang Lingkup ………………………………………………………………..

6. Permasalahan ……………………………………………………………..….

7. Persoalan ………………………………………………………………….…..

8. Sistematika ………………………………………………………………...….

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………..…..

9. Situasi ………………………………………………………………………….

10. Kinerja Satresnarkoba Polres Kotim dalam Menekan Angka

Penyalahgunaan Narkoba ……………………………………………….…..

11. Faktor yang mempengaruhi ……………………………………………..…..

12. Kondisi yang diharapkan ………………………………………………..…..

13. Upaya yang dilakukan ………………………………………………………..

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………..

14. Kesimpulan ……………………………………………………………….…..

15. Saran ……………………………………………………………………….….

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….…..

i

ii

1

1

2

3

4

4

5

5

5

6

7

7

9

12

13

14

16

16

16

iii

Page 6: MAKALAH NARKOBA WAHYU

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

Page 7: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Dinamika kehidupan yang semakin komplek dan pengaruh globalisasi yang

begitu cepat menyebabkan terjadinya perubahan budaya masyarakat Indonesia yang

berdampak pada perkembangan berbagai bentuk gangguan kemanan dan ketertiban

masyarakat. Begitu halnya dengan kejahatan di bidang narkotika. Dewasa ini,

narkoba sudah mulai merambak ke berbagai belahan dunia, khususnya di Indonesia.

Bahkan dari kalangan atas sampai menengah kebawah telah banyak menjadi korban

dari zat adiktif tersebut.

Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila

disalahgunakan atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat .

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika

mengatur bahwa mengimpor, mengekspor, memproduksi, menanam, menyimpan,

mengedarkan, dan/atau menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan

pengawasan yang ketat dan seksama serta bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat merugikan

dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan manusia, masyarakat,

bangsa, dan negara serta ketahanan nasional Indonesia.

Tindak pidana Narkotika merupakan tindak pidana yang bersifat transnasional

yang dilakukan dengan menggunakan modus operandi yang tinggi, teknologi canggih,

didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah banyak menimbulkan

korban, terutama di kalangan generasi muda bangsa yang sangat membahayakan

kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu Kepolisian dituntut

untuk bekerja secara proaktif, efektif dan efesien dalam melakukan pencegahan dan

pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika serta

Prekursor/bahan baku pembuatan Narkotika.

1

Dari sekian banyak tersangka yang berhasil diamankan oleh satuan reserse

Narkoba Polres Kotim rata-rata berusia antara 20 hingga 45 tahun, artinya merupakan

usia produktif. Bahkan beberapa diantaranya merupakan remaja ataupun pelajar. Hal

ini tentu mengundang keprihatinan yang sangat mendalam dari berbagai pihak

khususnya dari para orang tua. Oleh karena itu Polres Kotim dalam hal ini Satuan

Page 8: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Reserse Narkoba dituntut untuk lebih aktif dalam memberantas segala bentuk tindak

pidana narkotika di wilayah Hukum Polres Kotim guna meyelematkan generasi muda

dari cengkraman bahaya narkoba demi kemajuan bangsa di masa yang akan datang.

2. Pengertian Umum

Dalam makalah ini yang dimaksud dengan :

a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang

dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-

Undang ini.

b. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang

dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika.

c. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan

menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi

atau nonekstraksi dari sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya,

termasuk mengemas dan/atau mengubah bentuk Narkotika.

d. Peredaran Gelap Narkoba dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan

atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan

hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana Narkoba dan Prekursor

Narkotika.

e. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan

memindahkan Narkotika dari satu tempat ke tempat lain dengan cara, moda,

atau sarana angkutan apa pun.

2

f. Pecandu Narkoba adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

Narkotika dan obat-obatan terlarang dalam keadaan ketergantungan pada

Narkotika dan obat-obatan terlarang, baik secara fisik maupun psikis.

Page 9: MAKALAH NARKOBA WAHYU

g. Ketergantungan Narkoba adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk

menggunakan Narkotika dan obat-obatan terlarang secara terus-menerus

dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan

apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,

menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.

h. Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau

melawan hukum.

3. Dasar

a. Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

b. Undang-undang nomor 35 tahun 2005 tentang Narkotika.

c. Skep Kapolri No.Pol : Skep/82/XII/2006 tanggal 15 Desember 2006 tentang

petunjuk tekhnis penyidikan.

d. Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek.

e. Laporan Kesatuan Polres Kotim tahun 2010.

f. Laporan Anev Sitkamtibmas Tahun 2010 Polres Kotim.

3

4. Maksud dan Tujuan

a Maksud

Page 10: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk dijadikan bahan masukan

bagi Personel Polri khususnya satuan Resnarkoba agar lebih optimal dalam

melakukan pencegahan dan pemberantasan bahaya penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor/bahan baku pembuatan Narkotika.

b. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini untuk :

1) Mengetahui bagaimana Personel Sat Resnarkoba melaksanakan tugas-

tugas pencegahan dan penindakan serta pemberantasan tindak pidana

narkotika.

2) Mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan tugas-tugas

tersebut.

3) Mengetahui hasil yang dicapai oleh satuan Resnarkoba Polres Kotim.

5. Ruang Lingkup

a. Obyek yang diteliti tertuju pada kemampuan personel Sat Resnarkoba Polres

Kotim.

b. Pelaksanaan tugas tugas-tugas pencegahan dan penindakan serta

pemberantasan tindak pidana narkotika.

c. Tempat penelitian adalah Satuan Reserse Narkoba Polres Kotim.

4

6. Permasalahan

Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah merumuskan/

mengidentifikasi masalah, karena setiap pelaksanaan penelitian bertolak dari

Page 11: MAKALAH NARKOBA WAHYU

adanya masalah yang jelas, sehingga tidak akan menimbulkan salah

pengertian dalam menafsirkan setiap masalah. Maka dalam penelitian ini

penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Optimalisasi

Kemampuan Personel Sat Resnarkoba Polres Kotim Dalam Rangka Menekan

Angka Penyalahgunaan Narkoba”

7. Persoalan

Untuk memperoleh arah yang jelas dan tepat guna mencapai tujuan penelitian,

penulis menggunakan beberapa anggapan persoalan sebagai berikut :

a. Bagaimana kemampuan personel Satuan Resnarkoba Polres Kotim dalam

rangka menekan angka penyalahgunaan narkoba ?.

b. Faktor-faktor apa saja yang menghambat keberhasila pelaksanaan tugas

penanggulangan penyalahgunaan narkoba ?.

c. Hasil yang telah dicapai Sat Resnarkoba dalam menekan angka

penyalahgunaan narkoba ?.

8. Sistematika

Sistematika yang tersaji adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah yang diuraikan

dalam Umum, Pengertian Umum, Dasar, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup,

Permasalahan, Persoalan dan Sistematika.

5

BAB II PEMBAHASAN

Dalam Bab ini penulis membahas kondisi saat ini dan faktor-faktor yang

mempengaruhi dan kondisi yang diharapkan.

Page 12: MAKALAH NARKOBA WAHYU

BAB III PENUTUP

Bab ini merupakan Bab Penutup yang merangkum isi secara keseluruhan menjadi

beberapa kesimpulan dan saran yang direkomendasikan.

6

Page 13: MAKALAH NARKOBA WAHYU

BAB III

PEMBAHASAN

9. Situasi

a. Situasi Wilayah

Secara geografis wilayah hukum Polres Kotawaringin Timur terletak di

diantara 111º 0’ 50” BT – 113 º 0’ 46” BT dan 0 º 23’ 14” LS – 3 º 32’ 54” LS,

yang berbatasan dengan wilayah :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Kalbar.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Katingan.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seruyan.

Luas wilayah Kabupaten Kotim ± 16.496 Km 2 yang terdiri dari 15

Kecamatan dan 150 Desa / kelurahan termasuk Desa Persiapan / Unit

Pemukiman Transmigrasi ( UPT ) dan Pemukiman Masyarakat Suku Terasing

( PMST). Kab. Kotim sebagian besar Wilayahnya terdiri dari hutan belantara

seluas ± 609.665 Km² atau 36,96 % dari seluruh wilayah Kab. Kotim,

sedangkan perkebunan seluas 174.186 Km2 ( 10, 56 % Wilayah Kotim ), rawa

– rawa ± 161.996 Km 2 , dataran ± 5.828 Km 2 dan Pertanahan lainnya seluas

366,86 Km2 dialiri oleh satu Sungai besar yakni Sungai Mentaya dengan

panjang 400 Km.

Secara umum, Keadaan topografis Kabupaten Kotawaringin timur

bervariasi. Sebagaian besar merupakan Daratan Rendah yang meliputi bagian

selatan sampai bagian tengah memanjang dari Timur ke Barat. Sedangkan

bagian utara daerah ini merupakan daratan tinggi yang berbukit dan jenis tanah

yang mendominasi wilayah ini adalah tanah jenis padsolik merah kuning,

walaupun ada beberapa bagian juga ditemui jenis tanah lainnya seperti alluvial,

Oraganosal, Lithosol dan sebagainya.

7

Page 14: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Hidrologi Daerah ini dicirikan dengan adanya sungai – sungai yang

membelah dan mengalir dari utara ke selatan, diantaranya sungai – sungai

yang dijumpai di wilayah ini terdapat beberapa sungai yang lebar sampai 400 –

500 meter dengan panjang mencapai + 400 Km.

Penduduk Kabupaten Kotim, menurut data Statisik terakhir berjumlah

339.439 Jiwa, yang terdiri dari laki – laki 176.983 jiwa dan perempuan 162.456

jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 5,38 % terdiri dari berbagai macam

etnis. Etnis yang mendominasi adalah suku dayak, kemudian Banjar, Jawa,

Melayu, flores, Madura, Bugis dan masih banyak etnis lainnya. Sumber Daya

Alam yang berlimpah terdiri dari hasil hutan, emas, biji besi serta hasil tambang

lainnya mengakibatkan sebagian besar penduduk Kotawaringin Timur

menggantungkan hidupnya dari alam. Namun setelah banyak berdirinya

perkebunan sawit perlahan-lahan paradigma tersebut mulai bergeser dengan

tidak menggantungkan hidupnya hanya dari alam, banyak masyarakat yang

mulai ikut bekerja di perusahaan-perusahaan sawit, berdagang dan lain

sebagainya.

b. Situasi Kamtibmas

Menurut data dari Laporan Analisa dan Evaluasi Sitkamtibmas Polres

Kotim tahun 2010, pada tahun 2010 perkara yang dilaporkan sebanyak 634

dan mengalami peningkatan sebanyak 61 kasus dibandingkan yang terjadi

selama tahun 2009 yaitu sebanyak 553 kasus. Sedangkan penyelesaian

perkara di tahun 2009 sebanyak 355 kasus (61,9%) menurun sebanyak 24

kasus (9,7%) dibandingkan di tahun 2010 yang menyelesaikan kasus

sebanyak 331 kasus(52,2%).

Berdasarkan data dari Satuan Reserse Narkoba Polres Kotawaringin

Timur, bahwa di tahun 2009 Jumlah Tindak Pidana Narkotika yang ditangani

sebanyak 53 kasus dengan 72 Tersangka. Sedangkan selama tahun 2010

mengalami penurunan sebanyak 16 kasus dengan 37 perkara. Sedangkan

jumlah Tersangka juga mengalami kenaikan sebanyak 18 orang. Meskipun dari

segi kuantitas mengalami penurunan, namun dari segi kualitas mengalami

8

Page 15: MAKALAH NARKOBA WAHYU

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari besarnya barang

bukti yang berhasil disita oleh Satuan Resnarkoba Polres Kotim. Di tahun 2009

barang bukti narkotika jenis shabu-shabu yang diamankan sebanyak 26,3

gram, sedangkan di tahun 2010 meningkat menjadi 48,47 gram. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin canggihnya dan beragam modus operandi yang

dilakukan oleh para pelaku dalam melakukan tindak pidana narkotika.

Pemetaan yang dilakukan oleh Satresnarkoba Polres Kotim menunjukkan

bahwa wilayah Kota Sampit yang terdiri dari kecamatan Ketapang dan

Baamang merupakan wilayah yang paling rawan terjadi penyalahgunaan

narkoba, baik itu pemakai, pengedar/ penjual maupun Bandar besar (pemodal).

Sedangkan untuk wilayah lainnya masih sebatas pemakai dan jumlahnya

masih relatif kecil.

Kekuatan Personel Polres Kotim sampai triwulan I tahun 2011 sebanyak

550 personel atau ( 80,64 % dari DSPP) yang terdiri dari 548 anggota Polri

dan 12 PNS. Sedangkan penempatan personel pada satuan , fungsi staf

maupun pada tingkat Polsek diprioritaskan pada satuan Polsek tertentu sesuai

dengan tingkat kerawanan daerah dan volume kegiatan yang dihadapi untuk

mendukung pelaksanaa tugas di lapangan. Kemampuan perorangan Personel

Polres Kotim secara umum cukup baik namun bila dihubungkan dengan sikap

kritis masyarakat terhjadap kinerja Polri dewasa ini, maka perlu dilakukan

peningkatan profesionalisme Polri melalui Pendidikan Kejuruan, Kursus –

kursus atau pelatihan – pelatihan Fungsi sehingga Polri kedepan diharapkan

betul – betul dapat melakukan tugas sesuai dengan harapan Pimpinan.

10. Kinerja Satuan Reserse Narkoba Polres Kotim dalam menekan angka

penyalahgunaan Narkoba.

Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kotawaringin Timur yang

merupakan pemekaran dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) yang baru

terbentuk pada tahun 2010 dengan jumlah personel sebanyak 10 orang terbagi

dalam 2 unit sidik/lidik.

9

Page 16: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Berdasarkan Keputusan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September

2010 Paragraf 4 pasal 47 bahwa tugas Satresnarkoba adalah melaksanakan

pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan, pengawasan penyidikan tindak pidana

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berikut prekursornya, serta

pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban

penyalahgunaan Narkoba.

Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, Satresnarkoba

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba berikut prekursornya.

b. pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban

penyalahgunaan Narkoba.

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dilakukan oleh Unit

Reskrim Polsek.

d. Penganalisaan kasus beserta penanganannya, serta mengkaji efektivitas

pelaksanaan tugas Satresnarkoba.

Fungsi yang diselenggarakan oleh Satresnarkoba diantaranya adalah

Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba berikut prekursornya. Dan mekanisme yang digunakan oleh

Satresnarkoba dalam proses penyidikan tindak pidana Narkoba di wilkum

Polres kotim adalah sebagai berikut :

a. Informasi mengenai terjadinya tindak pidana narkoba melalui call centre 112

atau SMS ke contact person Satresnarkoba Polres Kotim.

b. Dilakukan penyelidikan oleh anggota Satresnarkoba Polres Kotim dengan cara

pengamatan, pemantauan dan observasi di lapangan untuk dilakukan

penangkapan apabila cukup bukti.

c. Melaksanakan Operasi Kepolisian Mandiri Kewilayahan Pekat Telabang

maupun Operasi Kepolisian Terpusat Hani Bersinar dengan sasaran kejahatan

di bidang narkoba.

10

Page 17: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Setiap Proses Penyidikan diawali dari pembuatan Laporan Polisi dan adanya

pengaduan Masyarakat dilakukan melalui proses sebagai berikut :

a. Proses Penyelidikan, meliputi :

1) Pembuatan Surat Perintah Penyelidikan,

2) Penyusunan Rencana penyelidikan,

3) Pembuatan Laporan hasi penyelidikan.

b. Proses Penyidikan, yang meliputi :

1) Pembuatan Laporan Polisi Model “A” sebagai dasar proses peyidikan

2) Pembuatan Rencana Penyidikan.

3) Melaksanakan gelar perkara guna menentukan Tersangka

4) Pemeriksaan terhadap Tersangka dan Saksi; dilakukan interogasi

terlebih dahulu terhadap Tersangka dan saksi sebelum dituangkan ke

dalam BAP

5) Melakukan penggeledahan badan dan tempat

6) Melakukan penyitaan terhadap barang bukti

7) Melengkapi Administrasi penyidikan

8) Pemberitahuan perkembangan proses penyidikan kepada keluarga

Tersangka/ Terlapor

9) Pemberkasan

10) Koordinasi dengan JPU

11) Penyerahan Tersangka dan barang bukti ke JPU apabila berkas sudah

dinyatakan lengkap.

c. Penetapan Tersangka

Penetapan Tersangka diawali dari gelar perkara kasus yang sedang

ditangani dengan mempertimbangkan minimal terpenuhinya 2(dua) alat bukti

dan selanjutnya pimpinan gelar dan para peserta sepakat mengambil

kesimpulan untuk menetapkan Tersangkanya dengan ketentuan tercukupinya

syarat formil (pasal 184 KUHAP) dan unsur-unsur materiil.

11

Page 18: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Disamping melakukan upaya penegakan hukum, Satresnarkoba Polres

Kotim bekerja sama dengan BNK Kotim dan Sat Binmas Polres Kotim proaktif

melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba ke sekolah-sekolah, ormas

melalui seminar dan lain sebagainya.

11. Faktor yang mempengaruhi

a. Faktor penghambat

Beberapa faktor yang menghambat kinerja Satresnarkoba Polres Kotim

dalam rangka menekan angka penyalahgunaan narkoba antara lain :

1) Kuantitas dan kualitas personel Satresnarkoba yang terbatas, hal ini

dapat dilihat dari jumlah personel yang hanya berjumlah 10 orang dan

yang sudah melaksanakan pendidikan kejuruan sesuai bidang tugas

Reserse Narkoba maupun reserse umum hanya 5 orang (50%)

sehingga kurang mendapatkan hasil yang maksimal.

2) Satresnarkoba Polres Kotim merupakan pemekaran dari Satreskrim dan

baru terbentuk pada tahun 2010, jadi kinerjanya dirasa kurang optimal.

3) Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

4) Anggaran untuk dukungan operasional anggota masih di bawah standar.

5) Kesadaran masyarakat akan hukum dan bahaya narkoba masih rendah.

6) Sebagian kecil penduduk Kotim masih beranggapan bahwa

pemberantasan narkoba hanyalah tugas kepolisian semata, sehingga

masyarakat kurang mau membantu atau takut untuk memberikan

informasi tentang penyalahgunaan narkoba.

b. Faktor Pendukung

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan Polres Kotim khususnya

Satresnarkoba dalam menekan angka penyalahgunaan narkoba adalah

sebagai berikut :

1) Dukungan dari sebagian besar masyarakat untuk peningkatan kinerja

khususnya dalam pemberantasan tindak pidana narkotika di wilkum

Polres Kotim.

12

Page 19: MAKALAH NARKOBA WAHYU

2) Meningkatnya pasrtisipasi masyarakat atau Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam pengawasan kinerja kepolisian.

3) Kerjasama dengan insan pers dalam membentuk opini publik guna

mendukung kamtibmas dan penegakan hukum tindak pidana narkoba.

4) Adanya kebijakan pimpinan Polri yang bersifat desentralisasi dalam

pelaksanaan tugas dan wewenang.

5) Adanya kebijakan Kapolres Kotim yang memberikan reward kepada

personel yang berprestasi seperti halnya personel yang berhasil

mengungkap kasus narkoba.

6) Kesadaran dan disiplin yang tinggi dari personel Polres Kotim

khususnya personel Satresnarkoba untuk bekerja secara professional

dalam memberantas segala bentuk penyalahgunaan narkoba di wilkum

polres kotim.

12. Kondisi yang diharapkan

Secara umum, Satresnarkoba bertugas untuk  menyelenggarakan / membina

fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkotika dan obat - obatan

berbahaya (Narkoba) dan  Menyelenggarakan penyuluhan dan pembinaan dalam

rangka mencegah dan merehabilitasi korban / penyalahgunaan Narkoba. Secara garis

besar peranan Satresnarkoba dalam penanganan tindak pidana guna menekan angka

penyalahgunaan narkoba di wilkum Polres Kotim adalah sebagai berikut :

a. Sebagai garda terdepan polri dalam memberantas tindak pidana narkoba.

b. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika

dan Prekursor Narkotika

c. Bekerjasama dengan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Kotim dalam

pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor

Narkotika

d. Bekerjasama dengan BNK Kotim dan Sat Binmas Polres Kotim dalam

memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan

peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;

e. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam

pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika

Narkotika;

13

Page 20: MAKALAH NARKOBA WAHYU

f. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Ukuran keberhasilan yang diharapkan dalam optimalisasi Satresnarkoba dalam

rangka menekan angka penyalahgunaan Narkoba adalah sebagai berikut :

a. Terciptanya suatu kondisi masyarakat Kotawaringin Timur yang bebas dari

penyalahgunaan Narkoba.

b. Terwujudnya masyarakat yang sadar hukum dan sadar akan bahaya

penyalahgunaan narkoba.

c. Terciptanya efek jera dari para pelaku penyalahgunaan narkoba di wilkum

Polres Kotim.

d. Para Pelaku tindak pidana narkoba dapat diproses secara profesional dan

transparan serta cepat tanpa ada pihak-pihak yang merasa dirugikan sesuai

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

13. Upaya yang dilakukan

Adapun upaya – upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja

satresnarkoba Polres Kotim adalah sebagai berikut :

a. Peningkatan pengawasan melakat (waskat) Kasat Resnarkoba terhadap

anggotanya dalam hal profesionalitas personel dalam proses penyelidikan dan

penyidikan perkara Narkoba sampai penyerahan berkas perkara ke JPU.

b. Mengadakan pelatihan responsive terhadap penanganan tindak pidana

Narkoba.

c. Mengikutkan personel Satresnarkoba untuk mengikuti pendidikan kejuruan

Reserse atau intelijen.

d. Mengadakan penyuluhan secara berkala tentang dampak penyalahgunaan

narkoba di wilayah hukum polres kotim.

e. Penghapusan berbagai bentuk pungli dan diskriminasi pelayanan.

f. Menciptakan lingkungan kerja yang ramah, tegas dan humanis.

g. Tidak ragu-ragu dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang hasil

penyidikan tindak pidana narkoba untuk menjamin kepastian hukum.

14

Page 21: MAKALAH NARKOBA WAHYU

Dan yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan profesionalitas personel

adalah sebagai berikut :

a. Tingkatkan Waskat terhadap Anggota

b. APP sebelum melaksanakan tugas

c. Tingkatkan pembinaan mental anggota

d. Melakukan bimbingan konseling bagi anggota yang melanggar, bila perlu

dijatuhi hukuman.

e. Meningkatkan kemampuan personel sesuai bidang tugasnya (Dikjur)

f. Memberikan reward and punishment kepada anggota yang berprestasi.

Pelaksanaan tugas pemberantasan narkoba harus didukung oleh fungsi-fungsi

lain agar tercipta situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif terbebas

dari narkoba.

15

Page 22: MAKALAH NARKOBA WAHYU

BAB III

PENUTUP

14. Kesimpulan

a. Partisipasi dan dukungan masyarakat sangat membantu tugas kepolisian.

Tidak mungkin Polisi dapat bekerja sendiri dalam memberantas Narkoba tanpa

ada bantuan dan partisipasi dari masyarakat.

b. Peningkatan kemampuan personel Polri dapat dilakukan secara berlanjut dan

berkesinambungan guna meningkatkan profesionalitas anggota dalam

melaksanakan tugas-tugas kepolisian.

c. Komitmen dari seluruh anggota Polri khususnya Polres Kotawaringin Timur

untuk bertekad memberantas dan meminimalisir peredaran dan perdagangan

gelap narkoba di Wilkum Polres Kotim.

15. Saran

a. Kemampuan Personel Polri harus ditingkatkan guna menunjang tugas-tugas

kepolisian yang semakin komplek.

b. Jumlah personel Polri di setiap fungsi agar disesuaikan dengan jumlah DSP

pada Keputusan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010.

c. Perlu dibangun online system dan sms centre untuk mempermudah

masyarakat dalan memberikan laporan dan memantau atau memonitor

perkembangan perkara yang dilaporkan tersebut.

16

Page 23: MAKALAH NARKOBA WAHYU

DAFTAR PUSTAKA

(2002). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia

(2005). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2005 tentang Narkotika

(2006). Skep Kapolri No.Pol : Skep/82/XII/2006 tanggal 15 Desember 2006 tentang petunjuk

tekhnis penyidikan.

(2010).Peraturan Kapolri Nomor 23 tahun 2010 tanggal 30 September 2010 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada Tingkat Polres dan Polsek.

(2010). Laporan Kesatuan Polres Kotim tahun 2010.

(2010). Laporan Anev Sitkamtibmas tahun 2010 Polres Kotim.

(2010). Intel Dasar Polres Kotim tahun 2010

iii