59
Makalah Operasional Bank Syariah dan Pembiayaan di Bank Mandiri Syariah Diposkan oleh Juliana Niswah Qonita on Jumat, 04 Mei 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jika menilik dari awal pendirian Bank Syariah di Indonesia, secara nasional perkembangan ekonomi Islam diwarnai oleh perkembangan pemikiran ekonomi syariah dunia dan permikiran tentang perbankan syariah,pendirian bank syariah diawali dengan berdirinya 3 BPRS di Bandung pada tahun 1991. Selain itu juga berdiri PT BPRS Hareukat di NAD. Prakarsa pendirian bank syariah di Indonesia oleh MUI melalui lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, 18-20 Agustus 1990. Hasil ini dibahas mendalam dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat munas IV MUI dibentuk tim kerja untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia sehingga PT BMI berdiri tahun 1991 dan beroperasi pada tahun 1992. Diantara manfaat dari pendirian Bank Syariah adalah sebagai pelengkap keberadaan Bank Konvensional, bank syariah digunakan sebagai alternatif transaksi perbankan konvensional, yang kedua

Makalah Operasional Bank Syariah dan Pembiayaan di Bank Mandiri Syariah.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah Operasional Bank Syariah dan Pembiayaan di Bank Mandiri Syariah

Diposkan oleh Juliana Niswah Qonita on Jumat, 04 Mei 2012BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Jika menilik dari awal pendirian Bank Syariah di Indonesia, secara nasional perkembangan ekonomi Islam diwarnai oleh perkembangan pemikiran ekonomi syariah dunia dan permikiran tentang perbankan syariah,pendirian bank syariah diawali dengan berdirinya 3 BPRS di Bandung pada tahun 1991. Selain itu juga berdiri PT BPRS Hareukat di NAD. Prakarsa pendirian bank syariah di Indonesia oleh MUI melalui lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor, 18-20 Agustus 1990. Hasil ini dibahas mendalam dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat munas IV MUI dibentuk tim kerja untuk mendirikan Bank Syariah di Indonesia sehingga PT BMI berdiri tahun 1991 dan beroperasi pada tahun 1992.

Diantara manfaat dari pendirian Bank Syariah adalah sebagai pelengkap keberadaan Bank Konvensional, bank syariah digunakan sebagai alternatif transaksi perbankan konvensional, yang kedua adalah sebagai pengakomodasi kelompok masyrakat yang antipasti terhadap dunia perbankan konvensional, dan yang terakhir sebagai salah satu upaya peningkatan mobilisasi dana masyarakat.

Lebih jauh lagi kami akan membahas prinsip operasi Bank Syariah untuk lebih mengetahui apa saja syarat beroperasinya Bank Syariah, perkembangan Bank Syariah, dan Identifikasi transaksi yang dilarang, serta bagaimana proses pembiayaan yang diberikan Bank Syariah. Disini kami menyertakan beberapa informasi, produk, profil Bank dan form pembiayaan dari salah satu Bank Syariah di Indonesia yaitu Mandiri Syariah.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Prinsip Operasional dan Strategi Pengembangan Bank Syariah ?

2. Bagaimana Proses Pembiayaan yang diberikan Bank Mandiri Syariah ?

BAB II PEMBAHASAN1. Prinsip Operasional dan Strategi Pengembangan Bank Syariah 1.1. Prinsip Operasional Bank Syariah Mengawali pembahasan tentang prinsip operasional Bank Syariah, Sistem keuangan dan perbankan Islam sendiri adalah merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam, yang tujuannya memperkenalkan sistem nilai dan etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi. Karena dasar etika ini maka keuangan dan perbankan Islam bagi kebanyakan muslim adalah bukan sekedar sistem transaksi komersial, tapi juga merupakan wadah masyarakat muslim untuk menerapkan prinsip keislaman disemua aspek kehidupan termasuk dalam kegiatan ekonomi mereka. Dibawah ini beberapa prinsip dari operasional Bank Syariah.

Prinsip Utama yang ada dalam Bank Syariah diantaranya : [1]a. Prinsip Al Taawun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan.

b. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum

c. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi

d. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah serta memberikan zakat.

Sistem Operasional Bank Syariah, sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dalam bentuk penyertaan (equity financing) maupun dalam bentuk pinjamanan (debt financing). Islam mempunyai hukum sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu melalui akad-akad bagi hasil (Profit and Loss Sharing), sebagai metode pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing), dan akad-akad jual-beli (al bai) untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan (debt financing) dengan produk produk Bank Syariah yang sudah kita ketahui dan banyak kita kaji.

Lalu mengenai prinsip dasar kegiatan usahanya Bank Syariah mempunyai batasan-batasan yang harus menjalankan usahanya berdasarkan pada syariat Islam, akibatnya Bank Syariah juga harus menetapkan dan menerapkan serta menjaga prinsip-prinsip yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.[2]a. Produk Pembiayaan [3]- Musyarakah (Joint Venture Profit Sharing)

- Mudharabah (Trustee Profit Sharing)

- Al Murabahah

- Al Bai

- Bai as Salam

- Bai al Istishna

- Sewa dan Sewa-beli (Ijarah dan Ijarah wa Iqtina)

- Al Qard al Hasan

b. Produk Penghimpunan Dana (Funding)

- Rekening Koran

Sedikit kami singgung mengenai Rekening Koran yakni jasa simpanan dana dalam bentuk Rekening Koran diberikan oleh bank Islam dengan prinsip Al Wadiah yad Dhamanah, di mana penerima simpanan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Dengan prinsip ini, bank menerima simpanan dana dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dengan kebebasan mutlak untuk menariknya kembali sewaktu-waktu.

- Rekening Tabungan (prinsip Wadiah)

- Rekening Investasi Umum (prinsip mudharabah mutlaqah)

- Rekening investasi khusus (simpanan dari pemerintah, atau nasabah korporasi dengan prinsip mudharabah)

c. Produk Jasa-jasa

- Rahn

- Wakalah

- Kafalah

- Hawalah

- Sharf (transaksi pertukaran antara emas dengan perak atau pertukaran valuta asing)

1.2. Strategi Pengembangan Bank SyariahIdentifikasi beberapa kendala yang dialami dalam pengembangkan Bank Syariah harus diketahui terlebih dahulu untuk menentukan strategi pengembangan Bank Syariah itu sendiri.

Beberapa kendala dalam pengembangan Bank Syariah diantaranya: [4]a. Sumber Daya Manusia, dengan tidak memadainya serta tidak imbangnya sumber daya manusia yang memiliki latar belakang disiplin ilmu bidang keuangan syariah dengan maraknya bank syariah

b. Kurangnya akademisi perbankan syariah yang bisa memperkenalkan kajian-kajian perbankan yang berbasis Islam, karena pada umumnya perbankan diperkenalkan dengan kajian yang konvensional sehingga masyarakat lebih familiar dengan literatur konvensional

c. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat tentang keberadaan Bank Syariah. Sosialisasi tidak hanya sekedar memperkenalkan keberadaan bank syariah di suatu tempat, tetapi juga memperkenalkan mekanisme, produk bank syariah dan instrument-instrumen keuangan bank syariah ke masyarakat.

Dengan beberapa identifikasi kendala diatas maka dapat ditentukan pula strategi pengembangan yang dapat dilakukan Bank Syariah antara lain : [5]a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbankan syariah, untuk memicu pengembangan bank syariah

b. Upaya yang lebih progresif bukan saja dari praktisi tetapi juga dari pemerintah dan ulama yang mendorong pemenuhan legalitas instrument syariah guna member ruang yang lebih lebar untuk pertumbuhan bank syariah.

c. Peningkatan kualitas bank syariah perlu dukungan akademisi untuk membangun konstruksi lembaga keuangan syariah lebih masuk akal dan diterima banyak pihak.

d. Butuh sosialisasi yang lebih agresif mengenai bank syariah.

2. Proses Pembiayaan yang diberikan Bank Mandiri Syariah Sebelum membahas tentang proses pembiayaan yang disediakan di Bank Mandiri Syariah. Kami akan mengulas beberapa teori pembiayaan yang ada dalam Bank Syariah.

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifat pengguna-annya, pembiayaan dapat dibagai menjadi:[6]a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis diguna-kan untuk dipakai memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi:

a. Pembiayaan Modal KerjaPembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi; dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

- Pembiayaan Likuiditas (Cash Financing)Bank syariah dapat menyediakan fasilitas semacam ini dalam bentuk qardh timbal balik atau yang disebut compensating balance. Melalui fasilitas ini nasabah harus membuka rekening giro, dan bank tidak memberikan bonus atas giro tersebut

- Pembiayaan Piutang (Receivable Financing)Bank Syariah memberikan qardh dalam pembiayaan utang seperti ini. - Pembiayaan Persediaan (Inventory Financing)Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk me-menuhi kebutuhan pendanaan persediaan tersebut, yaitu antara lain dengan menggunakan prinsip jual-beli (al bai) dalam dua tahap. Tahap pertama, bank mengadakan (membeli dari suplier secara tunai) barang-barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Tahap kedua, bank menjual kepada nasabah pembeli dengan pembayaran tangguh dan dengan mengambil keun-tungan yang disepakati bersama, antara bank dengan nasabah.

- Pembiayaan Modal Kerja untuk Perdagangani. Perdagangan Umum

Perdagangan umum adalah perdagangan yang dilaku-kan dengan target pembeli siapa saja yang datang membeli barang-barang yang telah disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran (retailer) maupun pedagang besar (whole seller). Pada umumnya perputaran modal kerja (working capital turnover) perdagangan semacam ini sangat tinggi, tetapi pedagang harus mempertahankan sejumlah persediaan yang cukup, karena barang-barang yang dijual itu sebatas jumlah persediaan yang ada atau telah dikuasai penjual. Untuk pembiayaan modal kerja perdagangan jenis ini skema yang paling tepat adalah skema mudharabah.

ii. Perdagangan Berdasarkan Pesanan

Perdagangan ini biasanya tidak dilakukan atau diselesai-kan di tempat penjual, yaitu seperti perdagangan antarkota, perdagangan antarpulau, atau perdagangan antarnegara. Pembeli terlebih dulu memesan barang-barang yang dibutuhkan kepada penjual berdasarkan contoh barang atau daftar barang serta harga yang ditawarkan. Biasanya pembeli hanya akan membayar apabila barang-barang yang dipesan telah diterimanya. Hal ini untuk menghindari kemungkinan risiko akibat ketidakmampuan penjual memenuhi pesanan, atau ketidaksesuaian jumlah dan kualitas barang yang dikirimkan dengan spesifikasi yang dimaksud dalam surat penawaran atau pemesanan.

b. Pembiayaan investasiPembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru.

Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah:

- Untuk pengadaan barang-barang modal;

- Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah;

- Berjangka waktu menengah dan panjang

c. Pembiayaan KonsumtifBank syariah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema:

- Al bai bi tsaman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual-beli dengan angsuran

- Al ijarah al muntahia bit tamlik atau sewa beli

- Al musyarakah mutanaqhishah atau descreasing participation, di mana secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipa-sinya

- Ar Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa.

Pembiayaan konsumsi tersebut di atas lazim digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sekunder. Sedangkan kebutuhan primer pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan pembiayaan komersil. Seseorang yang belum mampu memenuhi kebutuhan pokoknya tergolong fakir atau miskin, dan oleh karena itu ia wajib diberikan zakat atau shadaqah, atau maksimal diberikan pinjaman kebajikan (al qardh al hasan), yaitu pinjaman dengan kewajiban pengembalian pinjaman pokoknya saja, tanpa imbalan apa pun.[7]Kembali kepada sub bab pembahasan kami mengenai Pembiayaan yang ada di salah satu Bank Syariah Indonesia. Bank Mandiri Syariah adalah sebuah Kantor Cabang Syariah (KCS) yang secara legalitas dan materi telah mampu berdiri sebagai Bank Umum Syariah guna memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan transaksi perbankan secara syari dan mensosialisasikan bank syariah.

Berdasarkan dari hasil interview dengan salah satu pegawai bank Mandiri Syariah, kami bertanya seputar layanan pembiayaan serta keunggulan seperti apa yang ditawarkan oleh Bank Mandiri Syariah kepada para masyarakat/Nasabah dan apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah?

Jawaban dari pertanyaan yang kami diatas adalah pembiayaan dengan akad Musyarakah dengan 70% modal dari Nasabah dan 30% modal ditanggung Bank Mandiri Syariah, keunggulan dalam hal pembiayaan dari Bank Mandiri Syariah adalah :

a. Prinsip dan akad (Musyarakah) sesuai dengan syariah

b. Persyaratan ringan

c. Proses pembiayaan cepat

d. Angsuran ringan dan disesuaikan dengan price dari record penjualan atas usaha yang dijalankan Nasabah

e. Pembiayaan mulai dari 2.000.000,- sampai dengan 100.000.000,-

Dari pembiayaan tersebut kami mendapatkn informasi tentang pembiayaan yang ditawarkan juga memberikan pembiayaan kepada usaha mikro, yang limit pembiayaannya minimal 2.000.000 sampai dengan 10.000.000,- Dan ini kami rasa sangat menarik bagi pengusaha mikro yang mau meminjam dana dari bank syariah Mandiri. Karena kendala yang sering kali dihadapi pengusaha mikro adalah masalah permodalan. Dalam penjelasan yang diuraikan kepada bapak Friman Maghfirah Hidayah, modal usaha ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diberika kepada semua pemilik usaha mikro, baik berbentuk perorangan, perusahaan, maupun kelompok usaha/badan usaha. Dengan demikian fasilitas ini dapat diharapkan akan membantu usaha mikro memperoleh modal usaha.

Salah satu kriteria bagi penyaluran pembiayaan adalah penghasilan setiap keluarga prasejahtera ini maksimal Rp 1.5 juta tiap bulannya serta telah melakukan kegiatan usahanya paling sedikit 2 tahun. jadi jika setiap keluarga pendapatanya kurang dari 1,5 juta perbulanya maka pengajuan untuk pinjaman bank tersebut kami rasa tidak dapat dikabulkan oleh pihak bank, karena dianggap belum memenuhi kriteria. Hal ini kami rasa pada bank syariah syariah tersebut, telah mengingkari dari asas yang digunakan selama ini yaitu qardhul hasan untuk kebaikan. Jika si penerima pembiayaan tersebut tidak mempunyai penghasilan seperti yang ditargetkan oleh bank berarti si pihak bank tersebut tidak dapat membantu kepada pengusaha mikro, sama halnya dengan pihak bank tidak mau mengambil resiko dimana si peminjam ditakutkan tidak dapat mengembalikan uang tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa bank syariah tersebut masih menggunakan unsur investasi seperti bank konvensional kepada para pengusaha yang notabene pangusaha makro dan mereka semakin berlomba untuk membiayai perusahaan tersebut jika mereka tahu bahwa usaha mereka telah berkembang/maju. Jadi kesimpulan yang dapat kami ambil pada pembiayaan tersebut masih kurang memenuhi unsur diterapkannya qardhul hasan seperti yang ada pada teori bank syariah tersebut.

Hal seperti diatas dilakukan Bank Syariah untuk menanggulangi Resiko Operasional dari segi Proses Internalnya, dimana pelanggaran prosedur seperti tidak terpenuhinya kriteria penerima pembiayaan akan mempengaruhi sistem operasional bank dan merugikan setiap aktivitas fungsional perbankan itu sendiri.

Kami akan melampirkan beberapa syarat pengajuan pembiayaan, Tabel Angsuran Pembiayaan Konsumtif (Taspen), Profil Pembiayaan Warung Mikro, dan Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta produk dan layanan dari Bank Mandiri Syariah.

Beberapa layanan pembiayaan yang ditawarkan Bank Mandiri Syariah, diantaranya:[8]

1. Kredit Modal Kerja a. Musyarakah

Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Manfaat: Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil

Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.

Fasilitas: Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus diakhir periode)

Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing

Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.

Persyaratan PembiayaanKeteranganBadan UsahaPerorangan

Identitas diri dan pasangan-v

Kartu keluarga dan surat nikah-v

Copy rekening bank 3 bulan terakhirvv

Akte pendirian usahav-

Identitas pengurusv-

Legalitas usahavv

Laporan keuangan 2 tahun terakhirvv

Past performance 2 tahun terakhirvv

Rencana usaha 12 bulan yang akan datangvv

Data obyek pembiayaanvv

b. Pembiayaan Dana Berputar

Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

Akad Pembiayaan: Akad yang digunakan adalah akad musyarakah

Akad musyarakah adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau lebih pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru) yang halal dan produktif.

Manfaat: Membantu menanggulangi kesulitanlikuiditasnasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek

Nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan kebutuhanriildengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan.

Fitur: Jenis pembiayaan adalah pembiayaan modal kerja

Peruntukan pembiayaan adalah perorangan dan perusahaan

Jangka waktu pembiayaan 1 tahun dan dapat diperpanjang

Menggunakan 2 (dua) rekening, yaitu rekening giro dan rekening pembiayaan

Penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek/BG. Transfer dengan menyertakan cek/BG.

Persyaratan:1. Merupakan nasabah komersial kecil, menengah, besar dan korporasi

2. Nasabah harus membuat laporan penggunaan dana selama 1 (satu) bulan

3. Fasilitas diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja sementara dan bukan untukPermanent Working Capital, dimana bersifatself liquidating4. seiring dengan menurunnya aktifitas bisnis pada masa bersangkutan

5. Setiap periode penggunaan fasilitas Pembiayaan Dana Berputar harus digunakan untuk pencapaianrealisasi salessehingga bagi hasil dapat

6. Memiliki aktifitas rekening koran yang aktif berkaitan dengan kegiatan bisnisnya.

c. Mudharabah

PembiayaanMudharabahBSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengannisbahyang disepakati.

Manfaat: Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah

Nisbahbagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah

Angsuran berubah-ubah sesuai tingkatrevenueatau realisasi usaha nasabah (revenue sharing).

Fasilitas: Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar

Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan

Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus diakhir periode)

Bagi hasil berdasarkan perhitunganrevenue sharing Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.

Persyaratan PembiayaanKeteranganBadan UsahaPerorangan

Identitas diri dan pasangan-v

Kartu keluarga dan surat nikah-v

Copy rekening bank 3 bulan terakhirvv

Akte pendirian usahav-

Identitas pengurusv-

Legalitas usahavv

Laporan keuangan 2 tahun terakhirvv

Past performance 2 tahun terakhirvv

Rencana usaha 12 bulan yang akan datangvv

Data obyek pembiayaanvv

d. Pembiayaan Resi Gudang

Pembiayaan Resi Gudang adalah pembiayaan transaksi komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secaraindependen(independently controlled warehouse).

Peruntukkan: Perorangan

Badan Usaha.

Akad Pembiayaan:Disesuaikan dengan skema usaha nasabah (tailor made), dapat berupa:

1. Murabahah2. Mudharabah3. Musyarakah.

2. Kredit Investasi a. Murabahah

PembiayaanMurabahahBSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.

Manfaat: Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi, pabrik dan lain-lain

Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.

Fasilitas: Periode kontrak ditentukan nasabah

Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US dollar

Persyaratan PembiayaanKeteranganKonsumerProduktif

PegawaiWirausahaPegawaiWirausaha

Identitas diri dan pasanganvv-v

Kartu keluarga dan surat nikahvv-v

Slip gaji 2 bulan terakhirv---

SK pengangkatan terakhirv--v

Copyrekening bank 3 bulan terakhirvv-v

Akte pendirian usaha--v-

Identitas pengurus--v-

Legalitas usaha-vvv

Laporan keuangan 2 tahun terakhir-vvv

Past performance 2 tahun terakhir-vvv

Rencana usaha 12 bulan yang akan dating-vvv

Data obyek pembiayaanvvvv

b. Mudharabah

PembiayaanMudharabahBSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengannisbahyang disepakati.

Manfaat: Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah

Nisbahbagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah

Angsuran berubah-ubah sesuai tingkatrevenueatau realisasi usaha nasabah (revenue sharing).

Fasilitas: Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar

Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan

Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus diakhir periode)

Bagi hasil berdasarkan perhitunganrevenue sharing Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.

Persyaratan PembiayaanKeteranganBadan UsahaPerorangan

Identitas diri dan pasangan-v

Kartu keluarga dan surat nikah-v

Copy rekening bank 3 bulan terakhirvv

Akte pendirian usahav-

Identitas pengurusv-

Legalitas usahavv

Laporan keuangan 2 tahun terakhirvv

Past performance 2 tahun terakhirvv

Rencana usaha 12 bulan yang akan datingvv

Data obyek pembiayaanvv

c. Musyarakah

Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Manfaat: Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil

Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.

Fasilitas: Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau sekaligus diakhir periode)

Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing

Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.

Persyaratan PembiayaanKeteranganBadan UsahaPerorangan

Identitas diri dan pasangan-v

Kartu keluarga dan surat nikah-v

Copy rekening bank 3 bulan terakhirvv

Akte pendirian usahav-

Identitas pengurusv-

Legalitas usahavv

Laporan keuangan 2 tahun terakhirvv

Past performance 2 tahun terakhirvv

Rencana usaha 12 bulan yang akan datangvv

Data obyek pembiayaanvv

BAB III PENUTUP Kesimpulan Prinsip Utama yang ada dalam Bank Syariah diantaranya : a. Prinsip Al Taawun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan.

b. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum

c. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi

d. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah serta memberikan zakat.

Strategi Pengembangan Bank Syariaha. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbankan syariah, untuk memicu pengembangan bank syariah

b. Upaya yang lebih progresif bukan saja dari praktisi tetapi juga dari pemerintah dan ulama yang mendorong pemenuhan legalitas instrument syariah guna member ruang yang lebih lebar untuk pertumbuhan bank syariah.

c. Peningkatan kualitas bank syariah perlu dukungan akademisi untuk membangun konstruksi lembaga keuangan syariah lebih masuk akal dan diterima banyak pihak.

d. Butuh sosialisasi yang lebih agresif mengenai bank syariah.

Pembiayaan Musyarakah dari Bank Mandiri SyariahPembiayaan dengan akad Musyarakah dengan 70% modal dari Nasabah dan 30% modal ditanggung Bank Mandiri Syariah, pembiayaan tersebut kami mendapatkn informasi tentang pembiayaan yang ditawarkan juga memberikan pembiayaan kepada usaha mikro, yang limit pembiayaannya minimal 2.000.000 sampai dengan 10.000.000,- Dan ini kami rasa sangat menarik bagi pengusaha mikro yang mau meminjam dana dari bank syariah Mandiri. Karena kendala yang sering kali dihadapi pengusaha mikro adalah masalah permodalan. Dalam penjelasan yang diuraikan kepada bapak Friman Maghfirah Hidayah, modal usaha ini merupakan fasilitas pembiayaan yang dapat diberika kepada semua pemilik usaha mikro, baik berbentuk perorangan, perusahaan, maupun kelompok usaha/badan usaha. Dengan demikian fasilitas ini dapat diharapkan akan membantu usaha mikro memperoleh modal usaha.

Salah satu kriteria bagi penyaluran pembiayaan adalah penghasilan setiap keluarga prasejahtera ini maksimal Rp 1.5 juta tiap bulannya serta telah melakukan kegiatan usahanya paling sedikit 2 tahun. jadi jika setiap keluarga pendapatanya kurang dari 1,5 juta perbulanya maka pengajuan untuk pinjaman bank tersebut kami rasa tidak dapat dikabulkan oleh pihak bank, karena dianggap belum memenuhi kriteria. Hal ini kami rasa pada bank syariah syariah tersebut, telah mengingkari dari asas yang digunakan selama ini yaitu qardhul hasan untuk kebaikan. Jika si penerima pembiayaan tersebut tidak mempunyai penghasilan seperti yang ditargetkan oleh bank berarti si pihak bank tersebut tidak dapat membantu kepada pengusaha mikro, sama halnya dengan pihak bank tidak mau mengambil resiko dimana si peminjam ditakutkan tidak dapat mengembalikan uang tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa bank syariah tersebut masih menggunakan unsur investasi seperti bank konvensional kepada para pengusaha yang notabene pangusaha makro dan mereka semakin berlomba untuk membiayai perusahaan tersebut jika mereka tahu bahwa usaha mereka telah berkembang/maju. Jadi kesimpulan yang dapat kami ambil pada pembiayaan tersebut masih kurang memenuhi unsur diterapkannya qardhul hasan seperti yang ada pada teori bank syariah tersebut.

Hal seperti diatas dilakukan Bank Syariah untuk menanggulangi Resiko Operasional dari segi Proses Internalnya, dimana pelanggaran prosedur seperti tidak terpenuhinya kriteria penerima pembiayaan akan mempengaruhi sistem operasional bank dan merugikan setiap aktivitas fungsional perbankan itu sendiriMakalah Produk Pembiayaan Perbankan Syariah

9:15 PMNo comments

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangPembiayaan merupakan salah satu bentuk dari solidaritas sosial. Pemiliki modal dan orang yang membutuhkan modal untuk melakukan suatu kegiatan usaha atau untuk mengembangkan suatu usaha yang telah berjalan. Menggerakkan roda perekonomian agar lebih produktif untuk menekan tingkat pendapatan masyarakat agar mengalami peningkatan. Terciptanya lapangan pekerjaan baru dan berkurangnya angka pengangguran dengan luasnya lapangan pekerjaan yang di buka dengan adanya pembiayaan modal bagi para pebisnis.Sejak terbentuknya undang-undang mengenai perbankan syariah yang bermula dari Undang-undang No 7 Tahun 1992. Kemudian undang-undang perbankan syariah yang dipertegas kembali pada Undang-undang No. 10 Tahun 1998. Undang-undang mengenai perbankan syariah lebih memiliki titik terang ketika disahkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008. Akhirnya banyak dari sebagian perbankan membuka atau melakukan peralihan dengan membentuk perbankan syariah demi menjaga kondisi kestabilan keuangan.Dalam dunia perbankan dikenal dengan yang dinaman dengan produk pembiayaan. Pada dasarnya sepintas dari segi tujuan produk pembiayaan yang dilakukan pihak perbakan konvensional dan perbankan syariah memiliki persamaan yaitu melakukan pembiayaan atas barang atau jasa yang di kehendaki oleh nasabah dengan tujuan memperoleh keuntungan yang hanya dikehendaki pihak perbankan. Namun pada prinsipnya produk pembiyaan perbankan syariah lebih mengarah pada ahklak yaitu mengedepankan pemberian bantuan pembiayaan untuk mensejahterakan masyarakat dengan produk pembiayaan perbankan syariah itu sendiriB.Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan diatas, beberapa rumusan masalah yang penulisan akan uraikan pada bab pembahasan yaitu:1.Apa definisi pembiayaan perbankan syariah?2.Apa tujuan dari dapa pembiayaan perbankan sayariah?3.Apa manfaat dari pembiayaan perbankan syariah? dan4.Berapa macam produk pembiayaan perbankan syariah.?C.TujuanBeberapa tujuan dari penulisan makalah ini yaitu antara lain:1.Mengetahui definisi pembiayaan perbankan syariah2.Mengetahui tujuan daripada pembiayiaan3.Mengetahui manfaat perbankan syariah4.Mengetahui macam-macam produk pembiayaan perbankan syariah.BAB IIPEMBAHASANA.PENGERTIANBank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa disebut bank tanpa bunga, lembaga keuangan yang operasional dan produknya dikembagkan berlandaskan pada al-quran dan hadits.Menurut Karnaen A. Perwataatmadja, bank syariah adalah bank yang berperasi sesuai dengan prinsip-prinsip islam, yakni bank dengan tata cara operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam.[1]Bank sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dana dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yag tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya (swasta dan negara). Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif[2],dimana perbankan memeberikan sejumlah dana kepada nasabah untuk memutar uang yang dimiliki oleh perbankan dengan memperoleh margin (tambahan) atas pembiayaan.menurut ketentuan bank indonesia adalah peneneman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penentapan, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administrasi serta sertifikat wadiah bank indonesia.B.Tujuan PembiayaanPembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake holder, yakni:1.Pemilik: dari sumber pendapatan diatas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.2.Pegawai: para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bak yang dikelolanya.3.Masyarakat:Pemilik dana, sebagai pemilik mereka mengharapkan dari dana yang diinvestasi akan diperoleh bagi hasil.Debitur yang bersangkutan, dengan menyediakan dana baginya mereka membantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif).Masyarakat umumnya-konsumen, mereka memperoleh barang-barang yang dibutuhkan.4.Pemerintah: akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan.5.Bank: bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.C.FUNGSI PEMBIAYAANAda beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah kepada masyarakat penerimaan, diantaranya:1.Meningkatkan daya guna uangPara penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam prosentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas. Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/ memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Dengan demikian dana yang mengendap di bank tidak menjadi idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat, baik kemanfaatan bagi pengusaha maupun bagi masyarakat.2.Meningkatkan daya guna barangDengan bantuan pembiayaan dari bank dapat meningkatkan daya guna barang contohnya dapat memprodusir bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.3.Meningkatkan peredaran uangPembiayaan yag disalurkan via rekening-rekening koran pengusaha menciptakan paertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, promes dan sebagainya. Melalui pembiayaan peredaran uang kartal maupun uang giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik kualitatif apalagi secara kuantitatif.4.Menimbulkan kegairahan berusahaSetiap manusia adalah makhluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Karena itu pulalah maka pengusaha akan selalu berhubungan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.5.Stabiltas ekonomiDalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha antara lain:Pengendalian inflasiPeningkatan eksporRehabiltasi prasaranaPemenuh kebutuhan-kebutuhan pokok rakyatUntuk menekan arus inflasi dan berlebih-lebih lagi untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peranan penting.6.Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasionalPara usahawan yang memperoleh pembiayaan tentu saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara kumulatifd dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan lagi kedalam struktur pemodalan, maka peningkatan akan berlangsung terus menerus.Dengan earnings (pendapatan) yang terus meningkat berarti pajak perusahaan pun akan terus bertambah. Di lain pihak pembiayaan yang disalurkan untuk merangsang pertambahan kegiatan ekspor akan menghasilkan pertambahan devisa negara. Disamping itu dengan semakin efektifnya kegiatan swasembada kebutuhan-kebutuhan pokok, berarti akan dihemat devisa keuangan negara.7.Sebagai alat hubungan ekonomi internasionalBank sebagai lembaga kredit/ pembiayaan tidak hanya bergerak di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Negara-negara yang kaya atau kuat ekonominya, demi persahabatan antar negara banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang atau membangun. Bantuan tersebut tercermin dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat yang ringan yaitumargin (bunga)yang relatif rendah dan jangka waktu penggunaan yang panjang.D.Macam-Macam PembiayaanPembiayaan merupakan salah satu tugas pokok, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakandefisit unit[3] pembiayaan perbankan syariah menurut sifat penggunaanya dapat dibagi menjadi dua hal yaitu:1.Pembiayaan yang bersifat produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik untuk usaha produksi, perdagangan, maupun investasi, dan2.Pembiayaan yang bersifat konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukkan untuk penggunaan pemenuhan kebutuhan konsumtif, yaitu yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.Sedangkan pembiayaan perbankan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:1.Pembiayaan dengan prinsip jual beli(Sale and Purchase)Transaksi jual-beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:a.Pembiayaan Murabahah(Deferred Payment sale)Murabahah (al-bai bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah, yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli di mana bank menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank di tambah keuntungan (margin).Landasan hukum al-Quran pembiayaan murabahah terdapat dalam surat al-baqarah ayat 275.Alllah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah: 275.Kemudian landasan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dari Shuhaib radhiyallahu Anhu yaitu:[4] ada tiga perkara yang diberkati, jual beli yang ditangguhkan, memberi modal, dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga, bukan untuk dijual.(HR. Ibnu Majjah)Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. pencantuman dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak berubah selama berlakunya akad, cara pembayaran pada akad murabahah dilakukan dengan cicilan (bi tsaman ajil,ataumuajjal). Barang akan diserahkan segera setelah terjadinya akad.b.Pembiayaan Salam(In Font Payment sale)Pembiayaan salam dilakukan pada akad jual beli yang mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Sehingga pembayaran dilakukan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual. Sehingga transaksi ini mirip dengan jual beli ijon, namun dalam trankasi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu pembayaran barang ditentukan secara pasti.Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli, da tidak dapat berubah selama berlakunya akad. Sehingga pada umumnya akan di diterapkan dalam pebiyaan barang yang belum ada seperti pembelian komoditi pertanian oleh bank untuk dimudian dijual kembali secara tunai atau cicilan.Al-Quran dalam Surah al-Baqarah ayat 288.Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak dengan tunai untuk jangka waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.(QS. Al-Baqarah: 282).danhardist yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslimdari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tiba di Madinah, sedang orang-orang biasa melakukan salaf dalam buah-buahan selama setahun, dua tahun dan tiga tahun. Maka beliau bersabda, siapa melakukan salam dalam sesuatu, maka hendaklah dia melakukannya dengan timbangan tertentu, takaran tertentu dan sampai waktu tertentu,(HR Bukhari Muslim).Begitu jelas bahwa larangan sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, jangan kalian menjual sesuatu yang tidak ada ditanganmu. Akad untuk salam ini sesuai dengan qiyas. Syarat terpenting sebagai fuqaha ialah ada yang mengetatkan dengan menyebutkan beberapa batasan tertentu, yang sama sekali tidak didukung dalil.[5] c.Pembiayaan Istishna (Purchase by Order or Manufacture)Merupakan pembiayaan yang menyerupai produk salam, tetapi dalam istishna pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran.Skim Istinhna dalam perbankan syariah umumnya pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi.Ketentuan pembiayaan istishna adalah spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jeni, macam ukuran, mutu dan jumlahnya. Harga jual yang telah disepakati dicantumkan dalam akad istishna tidak berubah selam berlakukan akad, jika terjadi perubahan criteria pesanan dan terjadi perubahan harga setelah akad ditandatangani, seleuruh biaya tambahan tetap ditanggung nasabah.2.Pembiayaan dengan prinsip sewaIjarah (Operational Lease and Financial Lease)Prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, akan tetapi memiliki perbedaan yang terletak dari pada objek transaksinya. Pada transaksi ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa.Perinsip pembiayaan ijarah memiliki landasan dalam al-Quran dalam surat al-Baqarah ayat 233.dan, jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang paput. Bertaqwalah kamu kepada Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim[6]diriwayatkan dari ibu abbas bahwa rasulullah saw. Bersabda, berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.dan hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah[7]dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. Bersabda,berikanlah upak pekerjaan sebelum keringatnya kering.(HR. Ibju Majah).3.Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil(Profit Sharing)Beberapa produk pembiayaan perbankan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil (profit sharing) adalah sebagai berikut:a.Pembiayaan Musyarakakah (Partnership, Project Financing Participation)Merupakan pembiayaan bagi hasil (profit and loss sharing) yang dilakukan dengan bekerja sama untuk meningkatkan aset yang mereka miliki. Atau usaha bagi hasil yang melibatkan beberapa atau kedua belah pihak yang sama-sama menggaungkan sumber daya yang mereka miliki baik dalam bentuk berwujud maupun tidak berwujud.Bentuk kontribusi pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang dagangan (trading asset), kewirauswastaan (entrepreneur ship), kepandaian (skill), kepemilikan (property), peralatan (Equipment), atau intangibel aset (seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (Credit worthiness) dan barang-barang lain yang dapat dinilai dengan uang.Ketentuan umum dalam pembiayaan musyarakah dalam perbankan syariah adalah: Penyatuan modal proyek musyarakah yang kemudian dikelola bersama. Kedua belah pihak berhak memberikan kebijakan usaha yang dijalankan pelaksana usaha. Pelaksana diberikan kepercayaan (amanah) untuk menjalankan usaha dengan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:- Menggabungkan dana usaha dengan harta pribadi- Menjalankan usaha musyarakah dengan pihak lain tanpa seizin pemilik modal- Memberikan pinjaman kepada pihak lain- Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan oleh pihak lain.- Dianggap tidak bekerja sama atau mengakhiri kerjasama ketika, menarik diri dari kerjasama, meninggal dunia, tidak cakap hukum. Pengeluaran biaya dalam menjalan usaha diketahui bersama, keuntungan atau kerugian dibagi sebagaimana porsinya. Menyebutkan jenis usaha dalam akad.b. Pembiayaan Mudharabah ( Trust Financing, Trust Investement)Pembiayan mudharabah merupakan pembiayaan yang pemilik modalnya (shahib al-mall) memberikan modal secara penuh kepada pengelola (mudharib) dengan perjanjian pembagian keuntungan, sedangkan kerugian di tanggung oleh pemilik modal (shahib al-maal). Pembiayaan mudharabah yang dilakukan pihak bank merupakan pembiayaan yang memberikan kepercayaan penuh kepada pengelola, sehingga perlu adanya prinsip kehati-hatian untuk mengantisipasi kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian pengelola dana.4.Pembiayaan dengan akad pelengkapAkad pelengkap pembiayaan perbankan syariah yang ditunjukkan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan yang dibutuhkan nasabah.a.Pembiayaan Hawalah (Tranfer Service)Pembiayaan hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berhutang ditunjukkan untuk membantu perusahan untuk kelanjutan usaha produksinya. Bank mendapatkan ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecurangan nasabah dan laporan palsu atau wanprestasi yang merupakan kewajiban hawalah ke bank perlu adanya penelitian atas kemampuan pihak berutang dan kebenaran transaksi antara memindahkan piutang dengan yang berutang.b.Rahn(Mortage)Pembiayaan dengan memberikan jaminan atas pinjaman pinjaman yang telah diterimanya dari pihak perbankan. Barang yang digadai harus memiliki nilai yang sebanding dengan besarnya pinjaman, kepemilikan sendiri dan merupakan sector rill, serta dapat dikuasai oleh pihak bank, namun tidak untuk dimanfaatkan. Sebatas sebagai jaminan atas pembiayaan.Dalam surat al-Baqarah ayat 283jika kamu dalam perjalanna (dan bermuamalah tidak secara tunai) sednagkan kamu tidak memperoleh seraogn penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). (QS. Al-Baqarah: 283).Dan dipertegas dengan beberapa hadis perihal gadairahn(Mortage) yaitu sebagai berikut:[8] Aisya r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. membeli makan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi.(HR. Bukhari no. 1926 kitab al-Buyu, dan Muslim).Anas ra. Berkata, Rasulullah menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau.(HR. Bukhari no. 1927, kitab al-Buyu, Ahmad, NasaI, dan Ibnu Majah)Abi Hurairah ra. Berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, apabila ada ternah digadaikan, punggunya boleh dinaiki (oleh orang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Apabila ternah itu digadaikan, air susunya yang deras boleh diminum (oleh orang yang menerima gadai) karena ia telah mengeluarkan biaya (menjaga)nya. Kepada orang yang naik dan minum harus mengeluarkan biaya (perawatan)nya.(HR. Jamaah kecuali Muslim dan NasaI, Bukhari no. 2329, kitab ar-Rahn).Abu Hurairah ra. Berkata bahwasannya Rasulullah saw. Bersabda, barang yang digadai itu tidak boleh ditutup dari pemilik yang menggadaikannya. Baginya adalah keuntungan dan tanggung jawabnyalah bila ada kerugian (atau biaya). (HR. SyafiI dan Daruqutni).Resiko wanprestasi yang terjadi dalam pembiayaan dengan gadai diatasi dengan penjualan barang jaminan atas perintah hakim. Dengan ketentuan ketika telah melakukan peneguran secara berkala minimal 3 kali, dan ditambah dengan melakukan negosiasi kembali oleh pihak perbankan kepada nasabah. Hasil penjualan digunakan untuk menutupi kekurangan daripada pengganti atas pembiayaan yang didapat. Ketika terjadi kelebihan atas penjualan maka dikembalikan kepada si pemilik barang jaminan tersebut.c.Qarrd (Soft and Benevolent Loan)Merupakan transaksi pembiayaan yang diberikan perbankan kepada nasabah dengan tanpa mengharapkan imbalan. Dikategorikan sebagai aqd tathawwui atau akan saling membantu dan bukan komersial[9]Aplikasi pembiayaan qard dalam perbankan meliputi:1.Pinjaman talangan haji.2.Jaminan tunai (cash advanced)3.Jaminan kepada pengusaha kecil4.Pinjaman kepada pengurus bank,Landasan hokum pembiayaan qard (soft and benevolent loan) terdapat dalam al-quran dan beberapa hadis yaitu:[10] siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan (balasa) pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.(QS. Al-Hadid: 11)Ibnu Masud meriwayatkan bahwa Nabi saw. Berkata, Bukan seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya) dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) sedekah(HR. Ibnu Majah no. 2421, kitab al-Ahkam; Ibnu Hibban dan Baihaqi).Anas Bin malik berkata bahwa rasulullah berkata, aku melihat kepada waktu malam di Isra-kan, pada pintu surge tertulis: sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan qard delapan belas kali, aku bertanya, Wahai Jibril, mengapa qardhlebih utama dari sedekah?ia menjawab, karena peminta-minta suatu dan ia punya, sedangkan yang meminjamkan tidka akan meminjam kecuali karena keperluan(HR. Ibnu Majah no. 2422, kitab ahkam, dan baihaqi).d.WakalahWakalah juga merupakan salah satu pembiayaan perbankan atas perwakilan melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang. Khusus L/C, apabila dana nasabah ternyata tidak cukup, maka pembiayaan dilakukan dengan pembiayaan lain seperti, pembiayaan mudharabah, salam, ijarah, mudharabah, atau musyarakah.Landasan hokum pemberlakuaannya transaksi pembiayaa wakalah adalah seperti yang terdapat dalam Quran dan Hadis[11]dan demikian kami bangkitkan mereka agar saling bertanya di antra mereka sendiri. Berkata salah seorang diantara mereka, sudah berapa lamakah kamu berada di sini? Merek menjawab, kita sudah berada (disini) satu atau setengah hari. Berkata (yang lain lagi), tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamnya kamu berada (di sini), maka, suruhlah salah seorang diantara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik dan hendaklah ia membawa makanan itu untuk mu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut, dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.(QS. Al-Hafi: 19).jadikanlah aku bendaharawan Negara mesir. Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengalaman.(QS. Yusuf: 55).Dan dalam beberapa hadis.Yang diriwayatkan oleh malik.[12] bahwasannya Rasulullah saw. Mewakilkan kepada Abu Rafi dan seorang anshar untuk mewakilinya mengawini Maimunah binti-Harits(Malik no. 678, kitab al-Muwaththa, bab haji)dari Jabir ra. ia berkata: aku keluar pergi ke Khaibar, lalau aku dating kepada Rasulullah saw. Maka beliau bersabda, bila engkau dating pada wakilku di khaibar, maka ambilah darinya 15 wasaq.(HR Abu Dawud)[13]dari Jabir ra. bahwa Rasulullah saw. Menyemblih kurban sebanyak 63 ekor hewan dan Ali ra. disuruh menyembelih binatang kurban yang belum disembelih.(HR. Muslim).[14] Bank yang ditunjuk oleh nasabah tidak diperbolehkan melakukan tindakan sendiri tanpa adanya musyawarah dari pihak nasabah. Setiap tugas wewenang, dan tanggung jawab bank harus jelas sesuai dengan kehendak nasabah dan mengatasnamakan nasabah dalam pelaksanaan tugas.. Maka dalam hal pelaksanaan tugas tersebut bank dapat mengganti biaya berdasarkan kesepakatan bersama.e.Kafalah (Guaranty)Merupakan pembiayaan dengan pengalihan tanggung jawab kewajiban pembayaran orang kedua dalam hal ini nasabah atas orang ketiga (jasa atau objek) dengan jaminan pelaksanaan yang akan dilakukan oleh orang pertama (bank). Dan dalam pelaksanaan kegiatan ini si pemberi jasa berhak mendapatkan ganti rugi atas biaya jasa yang dikeluarkan atau diberikan.Landasan pembiayaan kafalah ini yaitu berdasarkan al-quran dan hadis.penyebu-penyebu itu berseru, kami kehilangan piala raja dan barang siapa yang dapat mengembalikkannya akan memperoleh makanan (seberat) beban unta dan akan menjamin terhadapnya(QS. Yusuf: 72).Bentuk jaminan atas kafalah dipertegas dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari[15]telah dihadapkan kepada Rasulullah saw. (mayat seorang laki-laki untuk dihalatkan) Rasulullah bertanya apakah dia mempunyai warisan? para sahabat menjawab, tidak Rasulullah bertanya lagi, Apakah dia mempunyai utang? sahabat menjawab ya, sejumlah tiga dinarRasulullah pun menyuruh para sahabat untuk menshalatkannya (tetapi beliau sendiri tidak). Abu Qatadah lalu berkata, saya menjamin utangnya, ya Rasulullah. Maka Rasulullah pun menshalatkan mayat tersebut.(HR Bukhari no. 2127, kitab al-Hawalah.Beberapa macam kafalah yang dilakukan oleh perbankan yaitu meliputi:1.Kafalah bin NafsMerupakan pemberian jaminan atas diri (personal2.Kafalah bil MalMerupakan jaminan pembayaran atas perlunasan utang atau barang3.Kafalah bit-TaslimMerupakan penjamin pengembalian atas barang yang disewa, pada waktu masa sewa berakhir.4.Kafalah al-MunjazahMerupakan jaminan mut lak yang tidak adanya batas jangka waktu dan kepengingan/tujuan tertentu5.Kafalah al-MuallaqahMerupakan jaminan penyederhanaan dari kafalah al-munjazah, baik oleh industry perbankan maupun asuransi.BAB IIIPENUTUPA.KesimpulanDari penjelasan yang telah diuraikan penulis diatas beberapa kesimpulan diambil oleh penulis terkait daripada rumusan masalah dan tujuan yaitu:1.Maskud pembiayaan perbankan syariah merupakan aktifa produktif dimana perbankan memeberikan sejumlah dana kepada nasabah untuk memutar uang yang dimiliki oleh perbankan dengan memperoleh margin (tambahan) atas pembiayaan.2.Beberapa tujuan daripada pembiayaan yang dilakukan perbankan syariah berdasarkan penempatan (stakeholder) yaitu ditujukan kepada pemilik, pegawai, masyarakat, pemerintah, bank3.Manfaat daripada perbankan syariah diantaranya yaituSebagaijembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional atau tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat4.Produk pembiayaan perbankan meliputi pembiayaan yang bersifat konsumtif atau pembiayaan yang bersifat produktif. Antara lain pembiayaan-pembiayan perbankan syariah yaitu:1.Pembiayaan berprinsip jual beli yaitu Murabahah, Salam, Istisna2.Pembiayaan berprinsip sewa yaitu Ijarah dan Ijarah munthia bit-Tamlik3.Pembiayaan berprinsip bagi hasil yaitu Musyarakah, Mudharabah4.dan beberapa pembiayaan pelengkap yaitu, Hawalah, Kafalah, Rahn, Qard, dan wakalahPembiayaan dalam Perbankan Syariah

Pembiayaan dalam Perbankan SyariahI. Latar Belakang Didalam sebuah badan seperti bank itu ada yang namanya pembiayaan yang di berikan oleh pihak pengelolah untuk nasabah. Pembiayaan tersebut di berikan nasabah guna untuk membantu nasabah yang membutuhkan dengan bentuk tagihan yang mana dalam jangka waktu tertentu dengan kesepakatan atau persetujuan antara pihak bank dan nasabah. Disini saya selaku pemakalah ingin mengupas sedikit masalah definisi pembiayaan itu sendiri dan tujuan serta fungsi dari pembiayaan.II. Rumusan Masalah1. Apa Pengertian dari Pembiayaan ?

2. Apa tujuan dari Pembiayaan ?

3. Apa Fungsi-fungsi Pembiayaan ?

4. Bagaimana Prinsip Pembiayaan ?

5. Apa saja jenis-jenis Pembiayaan ?

6. Analisis Pembiayaan ?III. Pembahasan 3.1 Pengertian Pembiayaana. Menurut KasmirPembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.b. Menurut MuhammadPembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti Bank Syariah kepada nasabah. Dalam kondisi ini arti pembiayaan menjadi sempit dan pasif.c. Dalam arti sempitPembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.d. Pembiayaan secara luasPembiayaan berartifinancingatau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.e. Menurut M. SyafiI AntonioPembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakandeficit unit.f. Berdasarkan prinsip syariahSedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan :Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.3.2 Tujuan Pembiayaan

Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pembiayaan tersebut harus dapat dinikmati oleh sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri, pertanian, dan perdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.3.3 Fungsi PembiayaanKeberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya :1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.

2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional

3. karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional.

4. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.

Unsur - unsur PembiayaanDalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam pembiayaan terkandung unsur unsur yang direkatkan menjadi satu.1.Kepercayaan.Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum sebelum pembiayaan dikucurkan harus dilakukan penyelidikan dan penelitian terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon pembiayaan sekarang dan masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etika baik nasabah terhadap bank.2.Kesepakatan.Kesepakatan antara si pemohon dengan pihak bank. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing - masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing - masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak.3. Jangka Waktu.Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.4. Risiko.Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya.Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.5. Balas Jasa.Dalam Bank konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan kepada nasabah biaya administrasi yang juga merupakan keuntungan bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.3.4 Prinsip PembiayaanDalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian dikenal dengan 5 C + 1 S , yaitu: a. CharacterYaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya. b. CapacityYaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan. c. CapitalYaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditujukan oleh rasio finansial dan penekanan pada komposisi modalnya.d. CollateralYaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi , maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. e. ConditionBank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan.f. SyariahPenilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.3.5 Jenis-jenis Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Penggunaannyaa.Pembiayaan Modal KerjaPembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memberikan modal usaha seperti antara lain pembelian bahan baku atau barang yang akan diperdagangkan.b.Pembiayaan InvestasiPembiayaan investasi adalah pembiayaan yang ditujukan untuk modal usaha pembelian sarana alat produksi dan atau pembelian barang modal berupa aktiva tetap /investaris.c.Pembiayaan KonsumtifPembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk kepentingan perseorangan ( pribadi ). Berdasarkan Cara Pembayaran / Angsuran Bagi Hasila.Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil PeriodikPembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil periodik adalah angsuran untuk jenis pokok dan bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik yang telah ditentukan misalnya bulanan.b.Pembiayaan Dengan Bagi Hasil Angsuran Pokok Periodik dan AkhirPembiayaan dengan bagi hasil angsuran pokok periodik dan akhir adalah untuk bagi hasil dibayar / diangsur tiap periodik sedangkan pokok dibayar sepenuhnya pada saat akhir jangka waktu angsuranc.Pembiayaan Dengan Angsuran Pokok dan Bagi Hasil AkhirPembiayaan dengan angsuran pokok dan bagi hasil akhir adalah untuk pokok dan bagi hasil dibayar pada saat akhir jangka waktu pembayaran, dengan catatan jangka waktu maksimal satu bulan. Berdasarkan Jangka Waktu Pemberiannyaa.Pembiayaan dengan Jangka Waktu Pendek umumnya dibawah 1 tahunb.Pembiayaan dengan Jangka Waktu Menengah umumnya sama dengan 1 tahunc.Pembiayaan dengan Jangka Waktu Panjang, umumnya diatas 1 tahun sampai dengan 3 tahun.d.Pembiayaan dengan jangka waktu diatas tiga tahun dalam kasus yang tertentu seperti untuk pembiayaan investasi perumahan, atau penyelamatan pembiayaan Berdasarkan Sektor Usaha yang dibiayaia.Pembiayaan Sektor Perdagangan (contoh : pasar, toko kelontong, warung sembako dll.)b.Pembiayaan Sektor Industri (contoh :home industri; konfeksi)LEMBAGA PEMBIAYAANLembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.a. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik untuk kegiatan Sewa Guna Usaha, dimana Penyewa Guna Usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama (Finance Lease) maupun untuk digunakan oleh Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala (Operating Lease). Kegiatan Sewa Guna Usaha dilakukan dalam bentuk pengadaan barang modal bagipenyewa Penyewa Guna Usaha, baik dengan maupun tanpa hak opsi untuk membeli barang tersebut. Dalam kegiatannnya sebagaimana dimaksud di atas, pengadaan barang modal dapat juga dilakukan dengan cara membeli barang milik Penyewa Guna Usaha yang kemudian disewa gunakan kembali. Sepanjang perjanjian sewa guna usaha masih berlaku, hak milik atas barang midal objek transaksi sewa guna usaha berada pada perusahaan sewa guna usaha.b. Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company)Perusahaan Modal Ventura (Ventura Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu bentuk penyertaan modal dari Perusahaan Modal Ventura (Investee company / Perusahaan Pasangan Usaha) untuk jangka waktu tertentu Kegiatan Modal Ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatuPerusahaan Pasangan Usaha untuk :1. Pengembangan suatu penemuan baru2. Pengembangan perusahaan yang pada tahap awal usahanya mengalami kesulitan dana3. Membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan4. Membantu perusahaan yang berada dalam tahap kemunduran usaha5. Pengembangan proyek penelitian dan rekayasa6. Pengembangan pelbagai penggunaan teknologi baru, dan alih teknologi baik dari dalam maupun luar negeri7. Membantu pengalihan pemilikan perusahaanPenyertaan modal dalam setiap Perusahaan Pasangan Usaha bersifat sementara dan tidak boleh melebihi jangka waktu 10 (sepuluh) tahun.Divestasi adalah tindakan penarikan kembali penyertaan modal yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura dari Perusahaan Pasangan Usahanya.c. Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company)Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan surat berharga. Perusahaan ini malakukan kegitan sebagai perantara dalam perdagangan surat berharga.d. Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company)Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Kegiatan Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company)1. Pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari suatu transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.2. Penata usahaan penjualan kredit serta penagihan pitang perusahaan klien.e. Perusahaan Kartu Kridit (Credit Card Company)Perusahaan Kartu Kridit (Credit Card Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. Kegiatan kartu kredit dilakukan dalam bentuk penerbitan kartu kredit yang dapatdimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembayaran pengadaan barang dan jasa.f. Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company)Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan system pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Kegiatan pembiayaan konsumen dilakukan dalam bentuk penyedia dana bagikonsumen untuk pembelian barang yang pembayarannya dilakukan secara angsuran atau berkala oleh konsumen.3.6 Analisis PembiayaanAnalisa Pembiayaan diperlukan agar memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya. Jenis Jenis Aspek yang Dianalisaa.Analisa terhadap kemauan bayar disebut analisa kualitatif.Aspek yang dianalisa mencakup karakter / watak dan komitmen dari nasabah.b.Analisa terhadap kemampuan bayar disebut dengan analisa kuantitatiF.Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan kuantitatif, yaitu untuk menentukan kemampuan bayar dan perhitungan kebutuhan modal kerja nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan bersih. Prosedur Analisis Pembiayaan1) Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami:a.Berkas pencatatanb.Data pokok dan analisis pendahuluan i. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan ii. Rencana pembelian, produksi dan penjualan iii. Jaminan iv. Laporan keuangan v. Data kualitatifdari calon debiturc.Penelitian datad.Penelitian atas realisasi usahae.Penelitian atas rencana usahaf.Penelitian dan penilaian barang jaminang.Laporan keuangan dan penelitiannya.2) Keputusan Permohonan Pembiayaana.Bahan pertimbangan pengambilan keputusanb.Wewenang pengambilan keputusan3) Analisa Setiap Aspek PembiayaanSetelah mengetahui secara jelas titik kritis dari suatu usaha calon nasabah pembiayaan, maka berikutnya adalah melakukan analisa setiap aspek yang berkaitan dengan usaha calon nasabah pembiayaan tersebut.1.Aspek Yuridisa.Kapasitas untuk mengadakan perjanjianb.Status badan sesuai dengan ketentuan hukum berlaku2.Aspek Pemasarana.Siklus hidup produkb.Produk subtitusic.Perusahaan pesaingd.Daya beli masyarakate.Program promosif.Daerah pemasarana.g.Faktor musimh.Manajemen pemasarani.Kontrak penjualan3.Aspek Teknisa.Lokasi UsahaMemiliki Surat Keterangan Domisili, Dekat pasar, bahan baku, tenaga kerja,suplyperalatan, transportasi, dan lain-lain.b.Fasilitas gedung tempat usahaIMB, SHM / HGB / Surat Sewa, daya tampung, persyaratan teknis seperti Amdal, dan lain-lain.c.Mesin-mesin yang dipakaiKapasitas, konfigurasi mesin, merk, reparasi, fleksibilitasd.Proses produksiEfesiensi proses, standar proses, desain dan rencana produksi.4.Aspek Keuangana.Kemampuan memperoleh keuntunganb.Sisa pembiayaan dengan pihak lainc.Beban rutin di luar kegiatan usahad.Arus kas5.Aspek Jaminana.Syarat ekonomib.Syarat YuridisPemantauan dan Pengawasan Pembiayaan Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaana.Kekayaan akan selalu terpantau dan menghidari adanya penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam bank.b.Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di bidang pembiayaan.c.Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di bidang peminjaman dan sasaran pencapaian yang ditetapkan.d.Kebijakan manajemen akan dapat lebih rapi dan mekanisme dan prosedur pembiayaan akan lebih dipatuhi. Media Pemantauan a.Informasi dari luar b.Informasi dari dalam c.Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa bulan berjalan d.Memberikan tanda pada laporan sehingga dapat diantisipasi jika ada kekeliruan yang lebih besar e.Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan terealisasi f.Meneliti buku-buku pembantu/ tambahan dan map-map yang berkaitan dengan peminjaman. Kunjungan Pada PeminjamTujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantauefektivitasdana yang dimanfaatkan peminjam. Hal-hal yang dilakukana.Membuat laporan kegiatan peminjamb.Laporan realisasi kerja bulananc.Laporan stok/ persediaan barangd.Laporan kegiatan investasi bulanane.Laporan hutang dan piutangf.Neraca R/ L per bulan, triwulan, dan semester Penanganan Pembiayaan BermasalahRisiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk membayar kewajiban yang telah dibebankan, untukmengantisipasihal itu maka bank syariah harus mampu menganalisis penyebab permasalahannya.1.Analisa Sebab Kemacetan I.aspek internalpeminjam kurang cakap dalam usaha tersebuitmanajemen tidak baik atau kurang rapilaporan keuangan tidak lengkappenggunaan dana yang tidak sesuai denganperencanaanperencanaan yang kurang matangdana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankanusaha tersebutII.aspek eksternalaspek pasar kurang mendukungkemampuan daya beli masyarakat kurangkebijakan pemerintahpengaruh lain di luar usahakenakalan peminjam2.Menggali potensi peminjamAnggota yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban harus dimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan mengatisipasi penyebab kemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu digali potensi yang ada pada peminjam agar dana yang telah digunakan lebihefektif3. Melakukan perbaikan akad (remedial) Penundaan pembayaran4. Memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu dan akad danmarginbaru (Rescheduling)5. Memeperkecilmarginkeuntungan atau bagi hasil