Upload
teten-anggraini-3818
View
708
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KIMIA ORGANIK FISIK
“ REAKSI PERISIKLIK”
OLEH
RATNAWATI
G1C008035
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2010
KATA PENGANTAR1
Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala limpahan nikmatnya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, saya
menyadari bahwasanya makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saya sangat berharap
jikalau kedepannya dapat disempurnakan oleh penyusun yang lain. Mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Yang terakhir kalinya saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Alif selaku dosen kimia
organik fisik yang telah banyak memberikan pengetahuan terkait makalah ini. Dan kepada teman-
teman serta semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….. 3
Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………………………….....4
Pembahasan ………………………………………………………………………………………………………………………………..5
Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………… 18
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama beberapa tahun para ahli kimia tidak mampu untuk menjelaskan
suatu mekanisme reaksi terkait reaksi perisiklik secara teoritis. Namun sejak 1960
beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan reaksi- reaksi ini. R.B
Woodward dari universitas dari universitas Harvard dan R. Hofman telah
mengemukakan penjelasan berdasarkan simetri oorbitalmolekul dari pereaksi dan
produk. Perlakuan serupa dikembangkan oleh K. Fukui dimana perlakuannya dsebut
metode orbital garis depan yang akan diterapkan pada makalah iini untuk
penganalisisian reaksi perisiklik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan reaksi perisiklik?
2. Bagaimanakah tipe- tipe reaksi perisiklik?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian reaksi perisiklik
2. Untuk lebih memahami jenis- jenis atau tipe- tipe dari reaksi perisiklik
4
BAB II
PEMBAHASAN
Reaksi perisiklik merupakan reaksi poliena terkonjugasi yang berlangsung dengan
mekanisme serempak (concerted, tahap tunggal). Seperti reaksi SN2 dimana ikatan- ikatan lama
terputus ketika ikatan- baru terbentuk yang terjadi dalam satu tahap. Reaksi perisiklik dicirikan oleh
suatu keadaan transisi siklik yang melibatkan ikatan pi.
Reaksi perisiklik teraktifkan dengtan energy aktivasi yang disedaikan oleh energy panas ( terimbas
termal) atau cahaya ultraviolet (terimbas cahaya) .
Terdapat tiga tipe utama reaksi perisiklik yaitu:
1. Reaksi sikloadisi
2. Reaksi elektrosiklik
3. Penataan ulang sigmatropik
Orbital molekul poliena terkonjugasi
Suatu poliena berkonjugasi mengandung 4n atau 4n + 2 elektron pi, dalam system
berkonjugasinya dengan n ialah bilangan bulat.
System 4n yang paling sederhana diwakili oleh 1,3- butadiene, dimana n = 1. Setiap diena
berkonjugasi mengandung orbital molekul π yang mirip dengan orbital molekul 1,3 butadiena
sehingga molekul ini digunakan sebagai model bagi semua diena berkonjugasi.
Interaksi LUMO/HOMO
5
Sebelum beranjak ke penjelasan lebih lanjut, perlu diketahui orbital molekul pada system
terkonjugasi
Apa yang dimaksud dengan diena? Diena adalah nukleofil yang kaya electron.dimana disini terdapat
gugus pendonor elektron yang membuatnya lebih reaktif . diena harus dalam keadaan komformasi s-
cis karena jika tidak seperti itu tiadak akan reaktif.
Dalam 1,3 butadiena, empat orbital p digunakan dalam pembentukan molekul π. Dalam system ini, π1
(Ψ1) dan π2 (Ψ2) adalah orbital bonding sedangkan π3* (Ψ3) dan π4
* (Ψ4) adalah orbital antibonding.
6
Bisa dilihat dari gambar di atas bahwa orbital molekul dengan energy tinggi adalah yang
mempunyai banyak simpul antara inti- inti. Dalam hal ini pada keadaan Ψ4 memiliki tiga
simpul anatara inti.
Dalam keadaan dasar, keempat electron pi berada dalam dua orbital dengan energy terendah ,
π1 (Ψ1) dan π2 (Ψ2). Dalam hal ini, π2 (Ψ2) adalah orbital molekul terhuni tertinggi HOMO
(Highest Occupied Molecular Orbital) dan π3* (Ψ3) adalah Orbital Molekul Tak Terhuni
Terendah LUMO (Lowest Unoccupied Molecular Orbiatal). HOMO dan LUMO dirujuk
sebagai orbital garis depan dan merupakan orbital yang digunakan dalam metode orbital garis
depan untuk melakukan penganalisisan pada reaksi perisiklik.
System 4n + 2 pada 1,3,5- heksatriena;
7
Reaksi Perisiklik
1. Reaksi Sikloadisi
Raksi sikloadisi adalah reaksi dimana dua molekul tak jenuh menjalani suatu reaksi
adisi untuk menghasilkan produk siklik. Dalam reaksi ini dua ikatan pi diubah
8
menjadi dua ikatan sigma. Pembentukan ikatan dapat terjadi pada sistem pi pada sisi
yang sama (suprafasial) atau pada sisi berseberangan (antarafasial)
Contoh reaksi ini adalah reaksi Diels- alders
Reaksi sikloadisi [ 2 + 2 ]
Sikloadisi etilena atau dua alkena sederhana apa saja disebut sikloadisi [ 2 + 2 ]
karena disini terlibat dua electron pi + dua electron pi.
Reaksi sikloadisi tipe [ 2 + 2 ] mudah terjadi dengan adanya cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai, tetapi tidak mudah terjadi bila campuran reaksi itu
dipanaskan.
Contoh:
sikloadisi etilena yang menghasilkan siklibutana. Etilena mempunyai dua orbital
9
molekul π: π1 dan π2*. Dalam keadaan dasar, π1 merupakan orbital bonding dan
HOMO, sedangkan π2* adalah orbital antibonding dan LUMO
Dalam suatu reaksi sikloadisi, HOMO dari molekul pertama harus bertumpang tindih
dengan LUMO dari molekul kedua. Bersamaan dengan menyatunya orbital π, orbital
– orbital ini juga mengalami hibridisasi menghasilkan ikatan sigma sp3 yang baru.
Aturan Orbital Simetri Untuk Sikloadisi [4+2]
Terimbas termal
Terimbas cahaya
10
Bila etilena dipanaskan, electron π nya tidak dipromosikan, tetapi tetap dalam
keadaan dasar, π1. Dalam keadaan imbasan termal fase- fase orbital tidak dapat
berikatan sehingga reaksi ini kerap disebut reaksi terlarang simetri (symmetry
forbidden reaction). Suatu reaksi terlarang simetri dapat terjadi pada beberapa
keadaan, namun energy pengaktivan yang dibutuhkan sangat tinggi dibandingkan
reaksi- reaksi yang lain.
Namun, jika etilena disinari dengan cahaya ultraviolet, maka sebuah electron pi
dipromosikan dari orbital π1 ke π2*, tetapi tidak semua. Selanjutnya akan diperoleh
campuran molekul etilena tereksitasi dan keadaan dasar.
Sikloadisi [ 4 + 2]
Reaksi Diels- alders merupakan dikloadisi [4 + 2] yang paling dikenal. Reaksi Diels –
Alders memerlukan panas bukan cahaya ultraviolet.
11
Aturan Orbital Simetri Untuk Sikloadisi [4+2]
TERIMBAS TERMAL (Ground State)
TERIMBAS CAHAYA (excited state)
Bila suatu diena tereksitasi oleh cahaya, HOMOnya akan menjadi orbital π3*,
dan orbital molekul ini tidak dapat bertumpang tindih dengan LUMO dari
dienofil. Karena itu siklisasi [4+2] bersifat terlarang simetri.
2. Reaksi elektrosiklik
12
Reaksi elektrosiklik adalah antar- ubahan (interconversion) serempak dari suatu
poliena berkonjugasi dan suatu sikloalkena. Dalam siklisasi ini dua electron pi
digunakan untuk membentuk sebuah ikatan sigma
Pada reaksi ini hanya HOMO yang simetri yang menentukan terjadinya reaksi.
Reaksi elektrosiklik pada Diena
Reaksi elektrosiklik pada Triena
13
Reaksi elektrosiklik adalah stereoselektif. Reaksi di bawah ini bereaksi dengan imbas termal
dan imbas cahaya.
Contoh:
14
3. Penataulangan sigmatrofik
Penataan ulang sigmatrofik ialah geseran intramolekul serempak suatu atom atau
gugus atom.
Contoh:
15
[1,5] Rearrangement (H-shift)
Penataan ulang sigmatrofik dikelompokkan berdasarkan system penomoran rangkap yang
merujuk ke posisi- posisi relative atom yang terlibat dalam perpindahan (migrasi). Contoh
seperti reaksi di bawah
H-bond to be broken
1
231
H
12
3
1 45
H
4
5
Penataulangan sigmatrofik tipe [1,3] jarang, yang lazim adalah [1,5]
16
Penataulangan sigmatrofik terjadi secara suprafasial atau antarafacial, tergantung pada fase-
fase dari orbital yang berantatraksi dalam HOMO dari suatu system radikal hipotetik.
BAB III
RINGKASAN
Reaksi perisiklik merupakan reaksi serempak, terimbas termal atau terimbas cahaya,
dengan keadaan transisi siklik. Tiga tipe reaksi ini adalah
17
1. Sikloadisi
2. Elektrosiklik
3. dan penataanulang sigmatrofik.
Dalam penganalisisan reaksi perisiklik digunakan metode garis depan terlebih untuk
reaksi sikloadisi. Electron- electron dianggap mengalir dari HOMO satu molekul ke LUMO
molekul lain. Jika fase- fase orbital ini sama, reaksi ini dikatakan terizinkan simetri.
Sedangkan jika fase- fase orbital berlawanan dan menunjukkan karakter antibonding eaksi itu
disebut terlarang simetri. Sikloadisi [2 + 2] yang trizinkan simetri adalah terimbas cahaya
sedangkan sikloadisi [4+ 2] adalah terimbas termal
Dalam reaksi- reaksi elektrosiklik, komponen orbital p dari HOMO menjadi tumpang
tindih ujunt ke ujung untuk membentuk ikatan sigma y7ang baru. Agar terjadi, maka
komponen- komponen itu harus melakukan gerakan konrotasi atau disrotasi yang selanjutnya
menentukan stereokimianya.
Penataan ulang sigmatrofik bisa terjadi secara siprafasial atau antarafasial, tergantung
dari fase- fase orbital yang berintraksi dalam HOMO dari suatu system radikal hipotetik.
Geometri keadaan transisi akan menentukan mudah atau tidaknya bereaksi suatu senyawa
tertentu.
BAB IV
PENUTUP
18
Reaksi perisiklik merupakan reaksi serempak , terimbas termal atau cahaya, dengan
keadaan transisi siklik.
Reaksi perisiklik merupakan reaksi poliena terkonjugasi yang berlangsung dengan
mekanisme serempak (concerted, tahap tunggal). Seperti reaksi SN2 dimana ikatan- ikatan
lama terputus ketika ikatan- baru terbentuk yang terjadi dalam satu tahap. Terdapat tiga tipe
utama reaksi perisiklik yaitu:
1. Reaksi sikloadisi
2. Reaksi elektrosiklik
3. Penataan ulang sigmatropik
DAFTAR PUSTAKA
19
Fessenden, dan Fesenden. 1986. Kimia Organik edisi ketiga jilid dua. Jakarta: Erlangga
Angel, R. 1969. Chem, lnt Ed.Laboratory of Organic Chemistry: Helsinki University of Technology
20