Upload
yadi-mps
View
215
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa’ Ta’ala
yang telah melimpahkan segenap rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun
dapat menyesaikan karya tulis ini. Shalawat beserta salam tak lupa semoga senantiasa
terlimpah curahkan ke junjungan umat kita, Baginda Nabi Muhammad Sallallahu
Alaihi Wassalam. Adanya makalah berjudul “Bioma Padang Rumput ” ini semoga
dapat dijadikan suatu motivasi dalam menuangkan kreatifitas dalam bentuk karya
sastra.
Tiada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa penulisan karya tulis
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun membutuhkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dan korektif sebagai bahan evaluasi ke depannya.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung , Maret 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian Savana ........................................................................................
B. Ciri – ciri Savana .........................................................................................
C. Pembagian Savana .......................................................................................
D. Mahluk Hidup yang terdapat di Savana .......................................................
E. Permasalahan ...............................................................................................
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu tempat ada yang tumbuh secara alami
dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Flora ataua dunia tumbuhan di
berbagai tempat di dunia pasti berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain sebagai berikut :
Iklim
Jenis tanah
Relief atau tinggi rendah permukaan bumi
Biotik (pengaruh makhluk hidup).
Adanya faktor-faktor tesebut, Indonesia memeliki keanekara- gaman jenis
tumbuh-tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar terutama suhu udara
dan curah hujan. Daerah yang curah hujannya tinggi memiliki hutan yang lebat dan
jenis tanaman lebih bervariasi, misalnya: di Pulau Sumatera dan Kalimantan
Sedangkan daerah yang curah hujannya relatif kurang tidak memiliki hutan
yang lebat seperti di Nusa Tenggara. Daerah ini banyak di tum- buhi semak belukar
dengan padang rumput yang luas.
Suhu udara juga mempengaruhi tanaman yang dapat hidup di suatu tempat.
Junghuhn telah membuat zonasi (pembatasan wilayah) tumbuh- tumbuhan di
Indonesia sebagai berikut :
Daerah panas (0 - 650 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini adalah
kelapa, padi, jagung, tebu, karet.
Daerah sedang ( 650 - 1500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah kopi, tembakau, teh, sayuran.
Daerah sejuk ( 1500 - 2500 meter), tumbuhan yang cocok di daerah ini
adalah teh, sayuran, kina, pinus.
Daerah dingin (di atas 2500 meter) tidak ada tanaman budidaya.
Bioma merupakan sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu
lokasi geografis tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya hutan
tropis, hutan gugur, hutan taiga, padang rumput, gurun, tundra, dan Padang Rumput .
Berikut ciri-ciri dari 7 bioma yang ada :
1. Hutan Tropis
• Memiliki canopy
• Dasar hutan gelap
• Memiliki kelembapan yang tinggi(rata-rata kelembapan 80 %)
• Curah hujannya 2000-2250 mm/tahun
• Temperatur 25 %
• Jenis pohon yang tumbuhdiantanya epifit, semak, perdu, herba (heterogen)
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan
permukaan tanahnya relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup
di daerah hutan basah ini adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti :
Gorila, monyetdan simpanse.
2. Hutan Taiga
• Didominasi oleh pepohonan yang memiliki daun jarum (conifer), seperti pinus,
sprice, ander, dan coniper.
• Memiliki temperature -120C hingga -100C
• Memiliki curah hujan 400 hingga 750 mm
• Musim dinginnya lebih panjang daripada musim panasnya
• Hutan ini umumnya tertutup lumut kerak yang tebal.
3. Hutan Gugur
• Daunnya hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin
• Memiliki 4 musim yaitu musim panas, gugur, dingin, dan semi.
• Didominasi oleh pohon berdaun lebar
• Curah hujan tidak merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm/tahun
• Memiliki jenis tumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan hutan tropis
• Temperaturnya 220C-170C
4. Padang Rumput
• Memiliki suhu yang bervariasi yaitu pada musim panas/kemarau 190C-300C dan
pad musim dingin 120C-200C
• Curah hujannya 200-1000 mm/tahun
• Porositas tanahnya rendah
5. Gurun
• Memiliki kelembaban udara yang rendah
• Tingkat evaporasinya tinggi
• Temperatur disiang hari 450C sedangkan di malam hari 00C
• Tanahnya tandus dan kering
• Tumbuhannya sangat sedikit yaitu ada yang berdaun kecil dan ada yang tidak
berdaun
Jenis tumbuhan yang hidup di daerah Gurun contohnya :
Kurma
Kaktus
Hewan yang terdapat di daerah gurun antara lain :
Unta
6. Tundra
• Temperaturnya -570C s/d 150C
• Memiliki curah hujan 250 mm
• Didominasi oleh Lumut kerak, lumut daun, dan spaqnum.
7. Padang Rumput
• Bersuhu panas sepanjang tahun
• Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya Padang
Rumput
• Padang Rumput berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin rendah
• Padang Rumput akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah
yang intensitas hujannya makin tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
padang rumput adalah ekosistem ditandai dengan pohon-pohon yang cukup
kecil atau banyak spasi sehingga kanopi tidak menutup. Kanopi terbuka
memungkinkan cahaya yang cukup untuk mencapai tanah untuk mendukung terputus
lapisan herba terutama yang terdiri dari rumput. Beberapa klasifikasi sistem yang juga
menyatakan savana padang rumput yang tidak ada pohon.
Hal ini sering percaya bahwa Padang Rumput banyak ruang, pohon
berserakan. Namun, dalam banyak Padang Rumput , kerapatan pohon yang lebih
tinggi dan jarak pohon lebih teratur daripada di hutan. Padang Rumput juga ditandai
dengan ketersediaan air musiman, dengan mayoritas curah hujan terbatas pada satu
musim. Padang Rumput yang berhubungan dengan beberapa jenis bioma. Padang
Rumput sering berada di antara zona transisi antara hutan dan padang pasir atau
padang rumput. Savanna mencakup 20% dari luas lahan bumi. Wilayah terbesar
adalah savana di Afrika.
Di Indonesia, Padang Rumput terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua
bagian tenggara. Padang Rumput biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan
dan padang rumput. Padang Rumput terjadi karena keadaan tanah, kebakaran yang
berulang, dan bukan disebabkan oleh keadaan iklim.
Meskipun istilah savana diyakini awalnya berasal dari Arawak kata
menggambarkan "tanah yang tanpa pohon tetapi dengan banyak rumput baik tinggi atau
pendek "(Valdes y Oviedo, 1535), pada akhir 1800-an itu digunakan yang berarti "tanah
dengan rumput dan pohon ". Sekarang mengacu pada tanah dengan rumput dan pohon
baik tersebar atau terbuka kanopi pohon.
Penjelajah Spanyol umumnya mengenal dengan istilah "Padang Rumput " disebut
padang rumput mereka menemukan sekitar Sungai Orinoco "Llanos", serta memanggil
Venezuela dan Kolombia padang rumput dengan istilah tertentu. " Cerrado " digunakan
pada Padang Rumput yang lebih tinggi di BrazilianCentral Plateau.
Banyak rumput dan komunitas campuran pepohonan, semak, dan rumput yang
digambarkan sebagai savana sebelum pertengahan abad ke-19, ketika konsep iklim
savana tropis menjadi tidak dapat dipungkiri. Sistem klasifikasi iklim ‘Köppen’ sangat
dipengaruhi oleh pengaruh suhu dan curah hujan pada tingkat pertumbuhan pohon, dan
lebih-disederhanakan asumsi nya menghasilkan konsep klasifikasi savana tropis yang
mengakibatkan ia dianggap sebagai “formasi iklim klimaks”. Penggunaan umum arti
untuk mendeskripsikan vegetasi sekarang konflik dengan arti luas namun konsep yang
disederhanakan iklim. Perbedaan ini kadang-kadang menyebabkan area seperti Padang
Rumput yang luas utara dan selatan Kongo dan Sungai Amazon untuk dikecualikan dari
kategori peta savana.
Dua faktor umum untuk semua lingkungan savana adalah curah hujan variasi dari
tahun ke tahun, dan musim keringkebakaran hutan. Padang Rumput di seluruh dunia
juga didominasi oleh rumput tropis yang menggunakan jenis C4 dalam fotosintesis. Di
Amerika, misalnya di Belize, Amerika Tengah, vegetasi savana mirip dari Meksiko ke
Amerika Selatan dan ke Karibia. Pada Amerika Utara pohon di dekatnya adalah jenis
subtropis, mulai dari barat daya pinus Pinyon untuk tenggara Pine Longleaf dan utara ek
kastanye.
B. Ciri – ciri Padang Rumput
Ciri-ciri Padang Rumput antara lain :
1. Bersuhu panas sepanjang tahun
2. Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya
Padang Rumput
3. Padang Rumput berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin rendah
4. Padang Rumput akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah
yang intensitas hujannya makin tinggi.
C. Pembagian Padang Rumput
padang rumput dengan diselingi oleh pepohonan. Padang Rumput dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Padang Rumput murni, yaitu Padang Rumput yang pepohonan penyusunnya
hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan aja.
Padang Rumput campuran, yaitu Padang Rumput yang pepohonan penyusunnya
terdiri dari berbagai jenis tumbuhan.
D. Mahluk Hidup yang terdapat di Padang Rumput
Jenis hewan yang hidup di daerah Padang Rumput adalah herbivora dan karnivora misalnya :1. Herbivora
Kuda Zebra
2. Karnivora
Macan Tutul Singa
Anjing HutanSedangkan jenis tumbuhan yang hidup di daerah Padang, seperti diantaranya rumput-
rumputan, dan jenis tumbuh-tumbuhan besar seperti jenis ekaliptus (Eucalyptus spp.).
E. Permasalahan
Pada Padang Rumput umumnya terjadi kebakaran hutan dan ekosistem yang
muncul sebagai akibat dari ulah manusia. Sebagai contoh, penduduk asli Amerika
menciptakan Padang Rumput Pra-Columbus Amerika Utara secara berkala pembakaran
di mana-tanaman tahan api adalah spesies yang dominan. Pine Barrons di lokasi yang
tersebar dari New Jersey ke pantai New England adalah sisa-sisa dari Padang Rumput .
Aborigin tampaknya telah bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran pada luas savana
di daerah tropis Australia dan New Guinea, dan kebakaran Padang Rumput di India
adalah hasil dari ulah manusia.
Kebakaran ini biasanya terbatas pada lapisan herba dan melakukan kerusakan
jangka panjang untuk pohon dewasa. Namun, kebakaran tidak berfungsi baik membunuh
atau menekan bibit pohon, sehingga mencegah pembentukan kanopi pohon terus menerus
yang akan mencegah pertumbuhan rumput lebih lanjut. Sebelumnya tanah aborigin Eropa
menggunakan praktik penyelesaian, termasuk kebakaran, vegetasi dipengaruhi dan
mungkin telah dipelihara dan perubahan flora di savana. Hal ini telah diusulkan oleh
banyak penulis bahwa pembakaran asli menciptakan struktural lebih teratur pada savana
terbuka. Aborigin membakar tentu menciptakan mosaik habitat yang mungkin
peningkatan keanekaragaman hayati dan mengubah struktur hutan dan jangkauan
geografis dari berbagai spesies hutan. Hal ini telah diusulkan oleh banyak pengarang
bahwa dengan pemindahan atau perubahan rezim pembakaran Padang Rumput
tradisional banyak digantikan oleh semak hutan dan semak belukar dengan lapisan herba
sedikit.
Konsumsi rumputan oleh ternak di hutan-hutan savana telah menyebabkan
penurunan jumlah bahan bakar yang tersedia untuk pembakaran dan mengakibatkan
kebakaran dan pendingin yang lebih sedikit. Pengenalan padang rumput asing legum juga
menyebabkan penurunan dalam kebutuhan untuk membakar untuk menghasilkan tinggi
pertumbuhan kacang hijau karena mempertahankan tingkat gizi yang tinggi sepanjang
tahun, dan karena kebakaran dapat berdampak negatif terhadap populasi legum yang
menyebabkan keengganan untuk membakar.
BAB III
KESIMPULAN
1. Padang Rumput , yaitu padang rumput yang kering dan ditumbuhi semak-
semak belukar dan juga ditumbuhi pepohonan. Padang Rumput banyak
terdapat di Afrika yang menjadi habitat hewan yang merumput (grazing
animal). Padang Rumput terdapat pula di Australia, Amerika Selatan, dan
Asia Selatan.
Di Indonesia, Padang Rumput terdapat di Nusa Tenggara Timur dan Papua
bagian tenggara. Padang Rumput biasanya merupakan daerah peralihan antara
hutan dan padang rumput. Padang Rumput terjadi karena keadaan tanah,
kebakaran yang berulang, dan bukan disebabkan oleh keadaan iklim.
2. Ciri-ciri Padang Rumput antara lain :
Bersuhu panas sepanjang tahun
Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya
Padang Rumput
Padang Rumput berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah
ke daerah yang intensitas hujannya makin rendah
Padang Rumput akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke
daerah yang intensitas hujannya makin tinggi.
3. Padang Rumput dibedakan menjadi dua, yaitu:
Padang Rumput murni, yaitu Padang Rumput yang pepohonan
penyusunnya hanya terdiri dari satu jenis tumbuhan aja.
Padang Rumput campuran, yaitu Padang Rumput yang pepohonan
penyusunnya terdiri dari berbagai jenis tumbuhan.
4. Beberapa jenis hewan yang hidup di daerah savana diantaranya kuda, zebra,
macan tutul, singa, anjing hutan, dll, sedangkan tumbuhan yang hidup disini
diantaranya rumput dan ekaliptus.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.barrameda.com.ar/ecology/the-savanna.htm
http://en.wikipedia.org/wiki/Savanna
http://id.wikipedia.org/wiki/Padang Rumput
http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Geografi/Unsur.Fisik/materi4.html
http://therockectstar.dagdigdug.com/2009/08/12/persebaran-flora-indonesia/
http://www.fiestyaputri.co.cc/2010/09/persebaran-flora-di-permukaan-bumi.html
http://andimanwno.wordpress.com/2009/01/22/bioma-Padang Rumput /
Pengertian Padang Rumput
Padang rumput adalah dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau) yang umumnya ditumbuhi rumput pendek.Padang rumput menjadi istilah di kehutanan yang tidak asing meski terdapat berbagai macam kata yang berkaitan dengan hutan. Padang rumput sendiri terletak di daerah yang memiliki musim kering yang panjang dan musim penghujan yang pendek. Hal ini dapat dilihat di kawasan Indonesia seperti Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Biasanya padang rumput terletak di daerah yang memiliki ketinggian sekitar 900-4000m diatas permukaan laut.Padang rumput ini terjadi secara alami disebabkan adanya cuaca yang mempengaruhi rendahnya curah hujan. Curah hujan yang rendah mengakibatkan tumbuhan kesulitan untuk menyerap air, sehingga tumbuhan yang dapat bertahan ialah rumput. Seperti diketahui bahwa rumput dapat hidup dan beradaptasi dalam keadaan tanah yang kering. Oleh karena itu tumbuhan rumput lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tumbuhan yang lain.Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.Savana merupakan padang rumput yang dipenuhi beberapa jenis pohon yang menyebar, biasanya terletak di wilayah tropis dan subtropicsPengertianPada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas atau bisa juga diartikan kumpulan species (terutama tumbuhan) yang mendiami tempat tertentu di bumi yang dicirikan oleh vegetasi tertentu yang dominan dan langsung terlihat jelas di tempat tersebut. Oleh karena itu biasanya bioma diberi nama berdasarkan tumbuhan yang dominan di daerah tersebut salah satunya adalah padang rumput.Padang rumput terdiri atas steppa dan prairi. Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Istilah steppa digunakan untuk menyebutkan padang rumput di Eurasia. Adapun padang rumput tinggi di Amerika Utara dinamakan prairi yang didominasi oleh jenis padang rumput Indian Grasses. Di Argentina disebut pampa dan di Hongaria disebut puszta.
Ciri-ciri padang rumput
1. • Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. • Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.3. • Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase
kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.4. • Daerah padang rumput yang relatif basah, seperti di Amerika Utara, rumputnya
mencapai 3 m, misalnya: rumput-rumput bluestem dan India Grasses.5. • Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m6. • Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia7. • Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan rumput-rumput tumbuh dengan subur.
8. • Daerah padang rumput terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Proses Terbentuknya
Terbentuknya padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan cuaca tepatnya oleh rendahnya tingkat curah hujan, yakni hanya sekitar 30 mm/ tahun. Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan alam yang kering..
Ekosistem Padang rumput
Di bumi, ada berbagai macam jenis ekosistem, salah satunya adalah ekosistem padang
rumput. Ekosistem ini terbentuk pada daerah tropik maupun subtropik yang memiliki curah
hujan di sekitar 25-30 cm/tahunnya. Di Indonesia, ekosistem padang rumput ini bisa
ditemukan di pulau Nusa Tenggara, khususnya bagian timur.
Awal terbentuknya ekosistem ini adalah dari kondisi lingkungan yang mendukung
pertumbuhan tanaman/rumput secara luas. Rumput yang melimpah ini akhirnya menarik
hewan-hewan pemakan rumput dan kelompok hewan ini pun tinggal di sana. Banyaknya
hewan herbivora ini lalu menarik hewan pemangsa (karnivora) untuk ikut datang dan
menyerang hewan-hewan pemakan rumput tersebut. Rantai makanan ini terus berputar
sehingga terbentuklah ekosistem padang rumput.
Komponen Pendukung Ekosistem Padang Rumput
Komponen dalam eksosistem terbagi menjadi dua bagian, yakni komponen abiotik dan
komponen biotik. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
a. Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan komponen dalam ekosistem yang berasal dari benda tak hidup
atau benda mati. Komponen tersebut adalah komponen fisik dan komponen kimia yang
dijadikan media atau subtrat sebagai temapt berlangsunganya hidup. Lebih tepatnya
komponen abiotik merupakan temat tinggal atau lingkungan dimana komponen biotik hidup.
Komponen abiotik sangat bervariasi dan beragam. Komponen ini dapat berbentuk benda
organik, senyawa anorganik, dan juga hal-hal yang mempengaruhi pendistribusian
organisme. Berikut adalah komponen abiotik yang mepengaruhi ekosistem padang rumput.
1. Suhu udara
Suhu udara mempengaruhi setiap proses yang terjadi pad amakhluk hidup. Sebagai contoh
adalah penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh meregulasi suhu tubuhnya.
2. Air
Air memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk yang ada di bumi. Tanpa
adanya air semua makhluk hidup yang ada mati.
3. Garam
Keberadaan garam mampu mempengaruhi suatu organisme dalam proses osmosis. Ada
beberapa organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam
yang tinggi.
4. Tanah dan batu
Karakteristik yang ada pada tanah mampu memberikan pengaruh terhadap penyebaran
organisme yang ada berdasarkan kandungan yang ada pada tanah dan batu tersebut. Beberapa
faktor yang mempengaruhi tersebut adalah pH tanah dan struktur fisik tanah serta kondisi
mineral yang dikandung oleh tanah.
5. Cahaya matahari
Tidak dapat dipungkiri bahwa sinar matahari merupakan satu-satunya energi yang
memberikan kehidupan bagi organisme yang hidup di bumi ini. Salah satu contohnya adalah
pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Tanpa adanya fotosintesi maka
tumbuhan tidak bisa hidup. Padahal tumbuhan merupakan produsen bagi organisme lainnya
yang tidak dapat digantikan oleh yang lainnya.
6. Iklim
Iklim merupakan kondisi cuaca suatu daerah dalam jangka waktu yang lama. Iklim
menentukan tingkat toleransi kehidupan suatu organisme.
b. Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen dalam ekosistem yang berupa organisme atau makhluk
hidup. Komponen biotik dalam ekosistem merupakan komponen yang selain komponen
abiotik.
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung
terbentuknya ekosistem padang rumput. Berikut adalah komponen biotik yang ada di
ekosistem padang rumput.
Organisme autotrof
Organisme ini adalah jenis organisme yang bisa membuat atau menyintesa makanan sendiri
mengandalkan cahaya matahari, air dan komponen udara sekitar. Organisme autotrof pada
ekosistem yang ada di padang rumput adalah tanaman atau rumput. Rerumputan ini pun
hidup beradaptasi dengan kelembaban lingkungan yang memiliki curah hujan yang tidak
teratur.
Organisme heterotrof
Organisme kedua ini adalah jenis organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri.
Karena tidak mampu menghasilkanan sendiri maka organisme heterotof mengfungsikan
organisme lain sebagai makanannya. Dalam hal ini adalah organisme autotrof yang
difungsikan sebagai makanan bagi organisme heterotof.
Organisme jenis ini adalah hewan pemakan rumput yang ada di padang rumput. Hewan
tersebut adalah seperti zebra, rusa, kanguru, bison, dan kuda. Hidup hewan ini bergantung
pada rumput-rumput yang hidup di sekitar mereka.
Organisme heterotrof yang lain adalah hewan pemangsa yang menjadi konsumen kedua
setelah hewan pemakan rumput. Hewan yang menjadi organisme heterotof tingkat kedua
seperti singa, anjing liar, ular, dan manusia. Hewan pemangsa yang berkeliaran di padang
rumput ini menggantungkan hidup pada hewan-hewan pemakan rumput yang menjadi target
mangsa mereka.
Tidak hanya hewan pemangsa saja yang menjadi organisme autotrof. Manusia juga termasuk
dalam organisme autotrof tingkat ke dua karena manusia tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri. Namun manusia mampu menggunakan akalnya untuk memanipulasi
makanan.
Pengurai
Komponen terakhir adalah dekomposer atau pengurai. Sebenarnya pengurai termasuk dalam
organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak bisa membuat makanan sendiri. Tugas dari
organisme yang satu ini adalah menguraikan bahan organik dari benda hidup yang sudah mati
(misal: hewan mati, daun, batang pohon, dll).
Contoh dari pengurai pada ekosistem padang rumput ini adalah jamur dan bakteri. Mereka
akan menyerap sebagian hasil penguraian dan membuang beberapa bahan sederhana untuk
digunakan kembali oleh produsen (tanaman/rumput). Penggunaan yang dilakukan oleh
produsen bermaksud sebagai tambahan makanan yang diperlukan oleh organisme autotrof
untuk bertahan hidup.
Ekosistem padang rumput adalah bagian dari kehidupan, sudah selayaknya kita sebagai
manusia ikut menjaga keseimbangan ekosistem ini. Misalnya, tidak sembarangan memburu
hewan, baik pemakan rumput maupun hewan pemangsa seperti singa.
Perlu dijaga kestimbangan alam yang ada agar alam tetap dapat asri dan eksis hingga nanti.
Memanfaatkan organisme atau makhluk yang ada dalam ekosistem pada rumput juga
diperbolehkan asalakan dengan catatan bahwa hanya dimanfaatkan sewajarnya saja dan tidak
mengarah pada terjadinya kerusakan.
Hal ini hanya akan menimbulkan putusnya rantai makanan, dan akan berakibat kacaunya
ekosistem yang pasti merugikan manusia secara perlahan.
1. Flora dan fauna di padang rumput
Oleh karena porosita (wilayah terbuka) dan drainase (sistem perairan) yang cenderung tidak
teratur, maka tanaman yang tumbuh di wilayah padang rumput juga terbatas. Tumbuhan yang
masuk ke dalam ekosistem padang rumput ini didominasi rerumputan yang pendek antara
lain grama, buffalo grasees dan masih banyak lagi lainnya. Meski demikian, padang rumput
juga dihuni beberapa jenis tumbuhan, hanya saja oleh karena keberadaan rumput yang paling
dominan sehingga ia disebut Padang Rumput.
Salah satu jenis tumbuhan unik yang ditemukan di wilayah padang rumput adalah akasia. Ia
merupakan genus semak-semak dan juga pohon. Akasia pertama kali ditemukan di wilayah
Afrika. Akasia dikenal dengan durinya. Tumbuhan akasia ini dibagi lagi ke dalam beberapa
varian yang jumlahnya mencapai 1.300 spesies dan tersebar di seluruh dunia. Akasia banyak
dijumpai tumbuh lebat di padang rumput. Ia memiliki ciri khas daun yang berukuran kecil.
Akasia ini sangat bermanfaat dan bahkan pohonnya menjadi komoditas yang banyak dicari.
Sementara itu, hewan atau fauna yang menghuni ekosistem padang rumput cukup beragam.
Biasanya mereka adalah hewan yang menjadikan rumput sebagai makanan utama. Misalnya
saja domba, zebra, kuda liar, gajah. jerapah, dan masih banyak lagi lainnya. Oleh karena
keberadaan hewan karnivora tersebut sehingga beberapa binatang pemangsa daging juga
hidup di tempat ini. Hewan karnivora tersebut adalah cheetah, singa, anjing liar, serigala dan
masih banyak lagi lainnya.
a. Stepa
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau),
stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi
oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini
juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk
menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun. Di Indonesia, wilayah
yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.
1. Ciri-ciri Fisik Bioma Stepa
a. Curah hujan relatif rendah dan tidak teratur, antara 25 – 50 cm/tahun,
b. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
c. Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
d. Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
e. Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat
bagian barat, Argentina dan Australia.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemebentukan Bioma Stepa
Steppa merupakan suatu wilayah yang ditumbuhi rumput-rumputan pendek. Terbentuknya
padang rumput secara alami lebih banyak disebabkan rendahnya tingkat curah hujan, yakni
hanya sekitar 30 mm/ tahun. Curah hujan yang rendah menyulitkan tumbuhan untuk
menyerap air. Akibatnya, hanya jenis tumbuhan rumput yang dapat bertahan hidup dan
beradaptasi dengan lingkungan alam yang kering.
Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung
terbentuknya ekosistem padang rumput, antara lain:
3. Flora dan Fauna yang Hidup
Flora
Tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang
baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi
karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput.
Fauna
Bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru
di Australia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
4. Persebaran Bioma Padang rumput di dunia:
Wilayah persebaran padang rumput di daerah tropis terdapat di Afrika, Amerika Selatan, dan
Australia Utara. Adapun di daerah iklim sedang terdapat di bagian barat Amerika Utara,
Argentina, Australia, dan Eropa terutama Rusia Selatan dan Siberia.
b. Bioma Padang Rumput
Bioma adalah sekelompok hewan dan tumbuhan yang tinggal di suatu lokasi geografis
tertentu. Bioma terbagi menjadi beberapa jenis, ditentukan oleh curah hujan dan intensitas
cahaya mataharinya.
• Bioma padang rumput
Sebuah padang rumput merupakan lapangan yang dipenuhi oleh rumput dan tanaman tak
berkayu. Dipotong untuk jerami atau dimakan oleh ternak, domba atau kambing. Bioma ini
terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air)
tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs)
dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,
singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim
sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 – 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya
dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang
baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan
porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang
hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut
padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
-
Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan
kanguru diAustralia.
Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.
Pembagian Wilayah Padang Rumput
Secara geografi, penyebaran padang rumput ini terbagi di berbagai wilayah. Penyebaran yang
berada di daerah tropis seperti di Afrika, Australia Utara dan Amerika Selatan. Sedangkan
untuk penyebaran di daerah yang beriklim yaitu terutama terdapat di Rusia Selatan dan
Siberia, selain itu juga di bagian barat Amerika Utara, Argentina, Australia dan Eropa.
Padang rumput ini biasanya dihuni oleh hewan herbivora dan karnivora seperti rusa, kerbau,
kanguru, harimau, dan sebagainya.
Jenis-jenis Padang Rumput
1. Stepa
Stepa adalah suatu dataran tanpa pohon (kecuali yang berada di dekat sungai atau danau),
stepa umumnya ditumbuhi rumput pendek dan Stepa dapat berupa semi-gurun, atau ditutupi
oleh rumput atau semak, atau keduanya, tergantung dari musim dan garis lintang. Istilah ini
juga digunakan untuk menunjukkan iklim pada suatu daerah yang terlalu kering untuk
menunjang suatu hutan, tapi tidak cukup kering untuk menjadi gurun.
Di Indonesia, wilayah yang dikenal banyak memiliki stepa adalah Nusa Tenggara Timur.
2.Padang Rumput / Savanna
Savana merupakan bioma dari tropis. Terletak di daerah yang luas di Afrika, Asia, Australia
dan Amerika Selatan. Di dalamnya tumbuhan serba dominan. Namun demikian, tidak
kekurangan pohon, meskipun ini tersebar.
Dasar savana yang berlempung dan tahan air. Karakteristik sendiri bioma ini adalah alternasi
dari rumput lembab dan kekeringan. rumput kering sangat tandus, karakteristik yang
memfasilitasi penyebaran api. Api mudah membuat pertumbuhan rumput dan menahan
perkembangan pohon, mempercepat mineralisasi dari tanah dan pertumbuhan tanaman yang
beradaptasi dengan kondisi tersebut.
3.Prairi / Prairie
Prairi adalah padang rumput yang wilayah tanahnya datar, landai, atau berbukit terutama
ditutupi oleh rumput tinggi dan tidak banyak pohon. Perintis yang pertama kali melihat
padang rumput datar Amerika Tengah Barat disebut mereka 'laut rumput. "
prairi juga disebut salah satu jenis utama vegetasi alam atau bioma (lain termasuk hutan,
semak gurun, dan tundra). Padang rumput adalah daerah di mana baik jumlah curah hujan
tahunan rendah (10-20 inci) atau rumput tidak rata curah hujan musiman mendukung dan
tanaman herba di atas pertumbuhan pohon. Dalam beberapa tempat, kondisi tanah atau
geologi juga nikmat padang rumput atas jenis vegetasi. Padang rumput yang prairi ditemukan
di setiap benua kecuali Antartika.
4.Pampa
Pampa adalah bioma padang rumput yang memliki bentuk datar, Hal ini ditemukan terutama
di Argentina dan meluas ke Uruguay. Kata Pampa berasal dari kata India Guaran tingkat
polos.
Suhu rata-rata di Pampa adalah 18 ° C. Pampas memiliki 'matahari tinggi' atau musim kering
di musim panas, yang di belahan bumi selatan pada bulan Desember. Angin berhembus
sebagian besar waktu. Iklim di Pampas yang lembab dan hangat.
Ada beragam jenis ekosistem padang rumput, antara lain:
1. Padang rumput Alpen.
2. Padang rumput pantai.
3. Padang rumput gurun.
4. Padang rumput Prairie.
5. Padang rumput basah.
Beberapa wilayah yang terkenal oleh savananya antara lain Afrika, Amerika Tengah, dan
Australia. Tapi rupanya, Indonesia juga punya beberapa padang savana yang tak kalah
indahnya!
Inilah 4 padang savana terindah di Indonesia yang dihimpun detikTravel, Rabu (21/3/2012):
1. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur
Taman Nasional Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa
Timur. Letaknya persis di sebelah utara Banyuwangi. Terlepas dari gunung yang memberinya
nama Baluran, taman nasional ini juga punya beragam vegetasi seperti hutan bakau, hutan
rawa, hingga hutan hujan tropis. Namun, padang savana mendominasi taman nasional seluas
250 kilometer persegi ini.
40% wilayah Taman Nasional Baluran diisi oleh padang savana luas, dengan jenis tanah
aluvial dan vilkanik. Beragam jenis satwa pemakan rumput hidup di sini, seperti kerbau,
kijang, dan rusa. Selain itu, ada pula banteng, kucing hutan, hingga macan tutul! Beberapa
jenis burung langka juga hidup di sini, salah satunya Walet ekor jarum (Hirundapus
caudutus). Benar-benar mirip Benua Afrika ya?
Di sini Anda bisa menikmati pemandangan padang savana yang indah, sambil mengamati
kehidupan satwa liar. Anda bisa menggunakan beberapa pos pengamatan seperti Batangan,
Bekol, Semiang, Bama, dan Manting.
2. Savana Cikasur di Gunung Argopuro, Jawa Timur
Walaupun masih kalah pamor dengan gunung-gunung tertinggi di Indonesia seperti Semeru
dan Kerinci, Gunung Argopuro punya banyak keunikan lain. Gunung dengan ketinggian
3.088 mdpl ini punya trek terpanjang di Indonesia. Selain itu, Argopuro juga terkenal dengan
pemandangannya yang indah, termasuk padang savana yang tersebar di beberapa tempat.
Gunung Argopuro terletak di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diapit dari kejauhan oleh
Gunung Semeru dan Gunung Raung. Butuh waktu kurang lebih 3 hari untuk bisa naik ke
puncaknya, dikali dua jika termasuk perjalanan turunnya. Melelahkan, namun padang savana
yang terhampar di beberapa tempat adalah obat pengusir lelah yang sangat manjur.
Beberapa tempat itu adalah Rawa Embik, Cisentor, Kaliangkek, serta puluhan tempat lain
yang sangat indah! Cikasur adalah primadona gunung ini, berupa padang savana luas dengan
sungai yang meliuk di tengah lembahnya. Ketika Anda melihat hamparan luas Cikasur dari
atas bukit, imajinasi akan langsung menyergap pikiran Anda. Betapa tidak, Cikasur bagaikan
alam mimpi jadi nyata.
Padang savana yang menghampar luas seakan tak ada habisnya. Pada musim hujan,
ilalangnya menimbulkan gradasi hijau tua dan hijau muda yang sangat cantik dipandang
mata. Kumpulan ilalang itu lalu menguning ketika musim kemarau tiba.
Kontur yang berbukit seakan menjadikan Cikasur sebuah gambar kartu pos yang tertangkap
di sudut mata. Sungai yang meliuk di tengah lembahnya mengeluarkan suara gemuruh cukup
keras. Perasaan tenang akan seketika menyergap tepat ketika Anda menginjakkan kaki di
padang savananya.
Seringkali kabut juga menghadang, menimbulkan kesan mistis namun tetap menawan. Jika
beruntung, Anda bisa menemukan kawanan burung merak!
3. Savana Sembalun di Gunung Rinjani, Lombok
Ketika Gunung Rinjani berdiri megah di hadapan mata, Anda bisa memilih satu di antara dua
jalur pendakian. Ada jalur Senaru dan Sembalun yang jadi favorit para pendaki gunung.
Namun jika memulai dari jalur Sembalun yang terletak di arah timur Rinjani, Anda akan
disambut oleh padang savana sepanjang 6 kilometer.
Savana ini terbentang mulai basecamp Sembalun hingga Pos 3 di ketinggian 2.631 mdpl.
Pemandangannya sangat menakjubkan, apalagi ketika cuaca cerah. Savana Sembalun inilah
penyebab Rinjani juga dijuluki 'gunung pantai'. Hamparan savana seakan tak ada habisnya.
Tanpa pohon, tanpa tempat berteduh. Namun, berada di savana ini akan membawa Anda ke
alam lain. Seperti sebuah mimpi, berlarian di bukit yang bentuknya mirip halaman rumah
serial Teletubbies.
Gunung Rinjani terletak di areal Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Ini adalah
gunung kedua tertinggi di Indonesia, dengan puncak setinggi 3.726 mdpl. Karena padang
savananya pula, Rinjani memegang predikat gunung paling cantik di Indonesia. Tak heran
gunung ini menjadi tujuan wajib para pecinta alam.
4. Savana Oro-oro Ombo di Gunung Semeru, Jawa Timur
Sebagai gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, Semeru punya padang savana yang sangat
indah. Warga lokal menyebutnya Oro-oro Ombo, yang memiliki arti 'padang rumput yang
luas'. Tak tanggung-tanggung, luas keseluruhan padang savana ini mencapai 100 hektar!
Pohon pinus tumbuh subur di kawasan savana, menghasilkan panorama yang sangat indah
layaknya dataran Eropa. Ketika musim hujan, Oro-oro Ombo menampakkan wujud
terbaiknya. Hamparan savana hijau siap menerjang mata. Pada pagi hari, titik-titik embun
menggelayut di dahan-dahan ilalang. Banyak pendaki bilang, Oro-oro Ombo adalah tempat
menenangkan diri yang semaput karena banyak pikiran.
Setelah melewati padang luas ini, Anda akan memasuki kawasan Cemoro Kandang yang
menjadi habitat beberapa jenis burung dan kijang