Upload
searifez-clasicief
View
134
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pancasila
Citation preview
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia,
Rahmat, dan Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul ‘
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ‘ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Filsafat Pancasila.
Saya berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun saya menyadari
bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi
penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan saya terima
dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila Sebagai Sistem
Filsafat dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang
diberikan untuk membuat makalah ini saya ucapkan terima kasih..
Jombang, 26 September 2015
Penulis
1
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………..1
Daftar Isi ……………………………………………………………………………..1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………….…….3
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………. 4
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………... 4
1.4. Manfaat ...……………………………………….………………......4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat………………………………………..….……5
2.2 Pancasila sebagai sistem filsafat………………………..…….…..9
2.3 Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat.…..14
2.4 Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar Dan Arah Keseimbangan Antara
Hak dan kewajiban ……………………………………………...16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………...18
Saran…………………………………………………………………… 18
Daftar Pustaka ……………………………………………………….....19
BAB 1
2
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan masyarakat dunia yang semakin cepat secara langsung ataupun tidak
langsung mengakibatkan perubahan besar pada berbagai bangsa di dunia.Gelombang besar
kekuatan internasional dan transnasional melalui globalisasi telah mengancam, bahkan
mengasai eksistensi Negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Akibat yang langsung
terlihat adalah terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan kebangsaan karena adanya
perbenturan.
kepentingan antara nasionalisme dan internasionalisme. Permasalahan kebangsaan dan
kenegaraan di Indonesia menjadi semakin kompleks dan rumit manakala ancaman
internasional yang terjadi di satu sisi, pada sisi yang lain muncul masalah internal, yaitu
maraknya tuntutan rakyat, yang secara objektif mengalami suatu kehidupan yang jauh dari
kesejahteraan dan keadilan sosial. Paradoks antara kekuasaan global dengan kekuasaan
nasional ditambah konflik internal seperti gambaran di atas, mengakibatkan suatu tarik
menarik kepentingan yang secara langsung mengancam jati diri bangsa. Nilai-nilai baru yang
masuk, baik secara sujektif maupun objektif, serta terjadinya pergeseran nilai di tengah
masyarakat yang pada akhirnya mengancam-prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat
Indonesia. Prinsip dasar yang telah ditemukan oleh peletak dasar (The founding fathers)
Negara Indonesia yang kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip dasar filsafat
bernegara, itulah pancasila. Dengan pemahaman demikian, maka pancasila sebagai filsafat
hidup bangsa Indonesia saat ini mengalami ancaman dengan munculnya nilai nilai baru dari
luar dan pergeseran nilai-nilai yang terjadi Secara ilmiah harus disadari bahwa suatu
masyarakat suatu bangsa, senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau filsaat hidup
masing-masing, yang berbeda dengan bangsa lain didunia. Inilah yang disebut sebagai local
genius
(kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai local wisdom (kearifan local)
bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan
hidup dan filsafat hidup dengan bangsa lain.
Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya Negara Indonesia
merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab suatu pertanyaan yang fundamental “di
atas dasar apakah Negara Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan
3
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
mendasar ini akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-Indonesia.
Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada nilai-nilai pancasila sebagai
filsafat bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistim
filsafat. Pemahaman demikian memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek
ontology, epistemology, dan aksiologi dari kelima sila pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1 Pengertian filsafat dan dasar filsafat pancasila,
2 Arti Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia,
3 Kedudukan dan pandangan integralistik Pancasila sebagai sistem filsafat ,
4 Dasar sehingga Pancasila di jadikan Sebagai Sistem Filsafat bangsa Indonesia .
1.2 Tujuan
Adapun Tujuan Umum dan Khusus dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui aspek dari isi pencasila sebagai filsafat
2. Mengetahui makna khusus dari pancasila sebagai sistem filsafat
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Guna menambah wawasan para mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam
makalah ini.
b. Mengembangkan agar kami bisa mengetahui tujuan khusus pancasila.
c. Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah dengan
benar.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
2.1. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, filsafat adalah istilah atau kata yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari dua kata yaitu philo, philos, philein, yang mempunyai
arti cinta/ pecinta/ mencintai dan sophia yang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran. Jadi secara harafiah istilah filsafat adalah cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran
yang hakiki. Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu
secara metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk mencari hakikat sesuatu. Dengan
kata lain, filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha mencari
kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Kata filsafat untuk pertama kali digunakan oleh
Phythagoras (582 – 496 SM). Dia adalah seorang ahli pikir dan pelopor matematika yang
menganggap bahwa intisari dan hakikat dari semesta ini adalah bilangan. Namun demikian,
banyaknya pengertian filsafat sebagaimana yang diketahui sekarang ini adalah sebanyak
tafsiran para filsuf itu sendiri. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu :
1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki.
2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada
kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak
disangsikan lagi.
3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya
sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian
muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak
terbatas.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti proses dan
filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan
5
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan
filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai
pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu berarti Pancasila mempunyai fungsi
dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
Pancasila adalah dasar Filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam UUD 1945,
dundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama dengan UUD
1945.
Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila adalah landasan filosofis
yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai)
yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk Filsafat Pancasila sendiri digolongkan sebagai berikut :
1. Bersifat religius yang berarti dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal
adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan
sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia.
2. Memiliki arti praktis yang berarti dalam proses pemahamannya tidak sekedar mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, serta hasrat ingin tahu, tapi hasil pemikiran yang berwujud
filsafat pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life /
weltanschaung) agar mencapai kebahagiaan lahir dan bathin (Pancasilais).
2.1.1. Obyek Filsafat
6
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung
dengan suatu obyek), yang mendalam dan daya pikir subyek manusia dalam memahami
segala sesuatu untuk mencari kebenaran. Berpikir aktif dalam mencari kebenaran adalah
potensi dan fungsi kepribadian manusia. Ajaran filsafat merupakan hasil pemikiran yang
sedalam-dalamnya tentang kesemestaan, secara mendasar (fundamental dan hakiki). Filsafat
sebagai hasil pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau sistem nilai, baik
berwujud pandangan hidup (filsafat hidup) maupun sebagai ideologi yang dianut suatu
masyarakat atau bangsa dan negara. Filsafat demikian, telah tumbuh dan berkembang
menjadi suatu tata nilai yang melembaga sebagai suatu paham (isme) seperti kapitalisme,
komunisme, fasisme dan sebagainya yang cukup mempengaruhi kehidupan bangsa dan
negara modern. Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia menyelidik obyek yang tidak
terbatas yang ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya dapat dibedakan menjadi :
a. obyek material filsafat :
yaitu obyek pembahasan filsafat yang mencakup segala sesuatu baik yang bersifat
material kongkrit seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain, maupun
sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral,
pandangan hidup dan lain sebagainya.
b. obyek formal filsafat :
cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut.
Suatu obyek material tertentu dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang yang
berbeda. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang merupakan
cabang-cabang filsafat. Adapun cabang-cabang filsafat yang pokok adalah :
a..Metafisika, yang membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis yang meliputi
bidang : ontologi (membicarakan teori sifat dasar dan ragam (kenyataan), kosmologi
(membicarakan tentang teori umum mengenai proses kenyataan, dan antropologi.
b. Epistemologi, adalah pikiran-pikiran dengan hakikat pengetahuan atau kebenaran.
c. Metodologi, adalah ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk memperoleh pengetahuan.
d. Logika, ádalah membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dapat mengambil
kesimpulan yang benar.
7
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
e. Etika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan tingkah laku manusia tentang baik-
buruk
f. Estetika, membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan hakikat keindahan kejelekan.
2.1.2. Aliran-Aliran Filsafat
Aliran-aliran utama filsafat yang ada sejak dahulu hingga sekarang adalah sebagai
berikut :
a. Aliran Materialisme, aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk
mahluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya
benda ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum
kausalitas) yang bersifat objektif.
b. Aliran Idealisme/Spiritualisme, aliran ini mengajarkan bahwa ide dan spirit manusia yang
menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas realitas dirinya dan
kesemestaan karena ada akal budi dan kesadaran rohani manusia yang tidak sadar atau mati
sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas kesemestaan. Jadi hakikat diri dan
kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide dan spirit)
c. Aliran Realisme, aliran ini menggambarkan bahwa kedua aliran diatas adalah bertentangan,
tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis). Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama
kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata. Kehidupan seperti tampak pada tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan manusia mereka hidup berkembang biak, kemudian tua dan akhirnya
mati. Pastilah realitas demikian lebih daripada sekadar materi. Oleh karenanya, realitas
adalah panduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual, jiwa, dan
rohaniah). Khusus pada manusia tampak dalam gejala daya pikir, cipta, dan budi. Jadi
menurut aliran ini, realitas merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan
nonmateri.
2.2. Pancasila sebagai sistem filsafat
8
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
2.2.1. Pancasila Sebagai Jati diri Bangsa Indonesia
Kedudukan dan fungsi Pancasila harus dipahami sesuai dengan konteksnya, misalnya
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia, sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia. Seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri.
Secara sendiri-sendiri namun bilamana dikelompokan maka akan kembali pada dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Pancasila pada hakikatnya adalah sistem nilai (value system) yang
merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia sepanjang sejarah, yang
berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara keseluruhannya
terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia.
Hal itu bisa dilihat dari proses terjadinya Pancasila yaitu melalui suatu proses yang
disebut kausa materialisme karena nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup sejak
jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan yang diyakini
kebenarannya itu menimbulkan tekad bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan dalam sikap
dan tingkah laku serta perbuatannya.
Di sisi lain, pandangan itu menjadi motor penggerak bagi tindakan dan perbuatan
dalam mencapai tujuannya. Dari pandangan inilah maka dapat diketahui cita-cita yang ingin
dicapai bangsa, gagasan kejiwaan apa saja yang akan coba diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Satu pertanyaan yang sangat fundamental disadari sepenuhnya oleh para pendiri
negara Republik Indonesia adalah :”di atas dasar apakah Negara Indonesia didirikan” ketika
mereka bersidang untuk pertama kali di lembaga BPUPKI. Mereka menyadari bahwa makna
hidup bagi bangsa Indonesia harus ditemukan dalam budaya dan peradaban bangsa Indonesia
sendiri yang merupakan perwujudan dan pengejawantahan nilai-nilai yang dimiliki, diyakini
dan dihayati kebenarannya oleh masyarakat sepanjang masa dalam sejarah perkembangan
dan pertumbuhan bangsa sejak lahirnya.
Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan
dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik. Mereka menciptakan tata nilai
yang mendukung tata kehidupan sosial dan tata kehidupan kerohanian bangsa yang memberi
corak, watak dan ciri masyarakat dan bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
9
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
masyarakat dan bangsa lainnya. Kenyataan yang demikian itu merupakan suatu kenyataan
objektif yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.
Jadi nilai-nilai Pancasila itu diungkapkan dan dirumuskan dari sumber nilai utama yaitu :
a. nilai-nilai yang bersifat fundamental, universal, mutlak, dan abadi dari Tuhan Yang
Maha Esa yang tercermin dalam inti kesamaan ajaranajaran agama dalam kitab suci
b. nilai-nilai yang bersifat kolektif nasional yang merupakan intisari dari nilai-nilai
yang luhur budaya masyarkat (inti kesatuan adat-istiadat yang baik) yang tersebar di
seluruh nusantara.
2.2.2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem filsafat.
Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Lazimnya sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. suatu kesatuan bagian-bagian
b. bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
c. saling berhubungan dan saling ketergantungan
d. kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan sistem)
e. terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Pada hakikatnya setiap sila Pancasila merupakan suatu asas sendiri sendiri, fungsi
sendiri-sendiri namun demikian secara keseluruhan adalah suatu kesatuan yang sistematis
dengan tujuan (bersama) suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
2.2.3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat Organis
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan peradaban, dalam
arti, setiap sila merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan Pancasila. Oleh karena
itu, Pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk tunggal, dengan akibat setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya. Di samping itu, di antara sila
satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Kesatuan si;a-sila yang bersifat organis tersebut
10
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
pada hakikatnya secara filisofis bersumber pada hakikat dasar ontologis manusia sebagai
pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia ”monopluralis” yang
memiliki unsur-unsur susunan kodrat jasmani-rohani, sifat kodrat individu-mahluk sosial, dan
kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri-mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-
unsur itu merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis harmonis.
2.2.4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan Berbentuk Piramida
Hirarkhis dan piramidal mempunyai pengertian yang sangat matematis yang
digunakan untuk menggambarkan hubungan sila-sila Pancasila dalam hal urut-urutan luas
(kuantiítas) dan juga dalam hal isi sifatnya. Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu
rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari silasila sebelumnya atau diatasnya.
Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila mempunyai ikatan yang kuat pada
setiap silanya sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan suatu keseluruhan yang
bulat. Oleh karena itu, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi basis dari sila-
sila Pancasila berikutnya.
Secara ontologis hakikat Pancasila mendasarkan setiap silanya pada landasan, yaitu :
Tuhan, Manusia, Satu, Rakyat, dan Adil. Oleh karena itu, hakikat itu harus selalu berkaitan
dengan sifat dan hakikat negara Indonesia. Dengan demikian maka, sila pertama adalah sifat
dan keadaaan negara harus sesuai dengan hakikat Tuhan; sila kedua sifat dan keadaan negara
harus sesuai dengan hakikat manusia; sila ketiga sifat dan keadaan negara harus satu; sila
keempat adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat rakyat; dan sila kelima
adalah sifat dan keadaan negara harus sesuai dengan hakikat adil. Contoh rumusan Pancasila
yang bersifat hirarkis dan berbentuk pyramidal adalah : sila pertama, Ketuhanan Yang Maha
Esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-
perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2.5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Saling Mengisi
Dan Saling Mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang majemuk tunggal, hirarkhis pyramidal juga
memiliki sifat saling mengisi dan salng mengkualifikasi. Hal itu dimaksudkan bahwa setiap
sila terkandung nilai keempat sila lainnya, dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila
11
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya. Contoh rumusan kesatuan sila-sila
Pancasila yang mengisi dan saling mengkualifikasi adalah sebagai berikut : sila Ketuhanan
Yang Maha Esa adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2.6. Pancasila Sebagai Ilmu
Filsafat seabagai induk ilmu pengetahuan. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu,
kepastian pancasila sebagai system filsafat. Pancasila sebagai system filsafat adalah
pengungkapan. Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup
hakikat pancasila sebagai suatu system pengetahuan. Pancasila sebagai system filsafat pada
syarat-syarat filsafat sebagai ilmu adalah pengetahuan hidup “atau filsafat Negara republic
Indonesia yang berdasarkan uud-45 dan pancasila.
Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis
karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan ilmu
memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola pemikiran
bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya rasiolah yang
dominan.
Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil. Alam
dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa
dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori
ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada manusia
sendiri.
Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bias menjumpai pandangan-
pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan
akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005). Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata
science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti
“keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang
dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan
perubahan makna sehingga berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11
observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau
12
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
prinsip apa yang dikaji. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima
yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang
berasal dari kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science
(sains).
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga disebut
epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge,
pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F.
Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology,
ontology
2.2.7. Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
Keberadaan Pancasila telah terbukti mampu mempersatukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari perpecahan. Dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika,
Pancasila menjadi nilai rujukan kebersamaan atas beragam budaya dan etnis dari Sabang
sampai Merauke. Dari kenyataan inilah maka fungsi dan peranan Pancasila meliputi:
a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
d. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia
e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia
f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia
g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia
h. Pancasila sebagai moral pembangunan
i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila
Filsafat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah kristalisasi dari
nilai-nilai yang dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan
tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya menjadi negara yang sejahtera (Wellfare State).
2.3. Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat
13
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
Apabila kita bicara tentang filsafat, ada dua hal yang patut diperhatikan, yaitu filsafat
sebagai metode dan filsafat sebagai suatu pandangan, keduanya sangat berguna untuk
memahami Pancasila. Di sisi lain, kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah
hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan
dasar ontologis, dasar epistemologi dan dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila. Filsafat
Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan
kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertian secara
mendasar dan menyeluruh. Pembahasan filsafat dapat dilakukan secara deduktif (dengan
mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi
keutuhan pandangan yang komprehensif dan secara induktif (dengan mengamati gejala-gejala
sosial budaya masyarakat, merefleksikannya dan menarik arti dan makna yang hakiki dari
gejala-gejala itu). Dengan demikian, filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep
kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada
umumnya.
1. Aspek Ontologis
Ontologi menurut Runes, adalah teori tentang adanya keberadaan atau eksistensi.
Sementara Aristoteles, menyebutnya sebagai ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu dan
disamakan artinya dengan metafisika. Jadi ontologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki
makna yang ada (eksistensi dan keberadaan), sumber ada, jenis ada, dan hakikat ada,
termasuk ada alam, manusia, metafisika dan kesemestaan atau kosmologi. Dasar ontologi
Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karenanya
disebut juga sebagai dasar antropologis. Subyek pendukungnya adalah manusia, yakni : yang
berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang
berkeadilan pada hakikatnya adalah manusia. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks
negara Indonesia, Pancasila adalah filsafat negara dan pendukung pokok negaraadalah rakyat
(manusia).
2. Aspek Epistemologi
Epistemologi adalah bidang/cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan,
metode, dan validitas ilmu pengetahuan. Pengetahuan manusia sebagai hasil pengalaman dan
14
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
pemikiran, membentuk budaya. Bagaimana manusia mengetahui bahwa ia tahu atau
mengetahui bahwa sesuatu itu pengetahuan menjadi penyelidikan epistemologi. Dengan kata
lain, adalah bidang/cabang yang menyelidiki makna dan nilai ilmu pengetahuan, sumbernya,
syarat-syarat dan proses terjadinya ilmu, termasuk semantik, logika, matematika dan teori
ilmu.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan
negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian seperti itu
telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan (belief system) sehingga telah
menjelma menjadi ideologi (mengandung tiga unsur yaitu :
1. logos (rasionalitas atau penalaran)
2. pathos (penghayatan), dan
3. ethos (kesusilaan).
3. Aspek Aksiologi
Aksiologi mempunyai arti nilai, manfaat, pikiran dan atau ilmu/teori. Menurut
Brameld, aksiologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki :
a. tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan keindahan,
c. sosio politik yang berwujud ideologi.
Kehidupan manusia sebagai mahluk subyek budaya, pencipta dan penegak nilai,
berarti manusia secara sadar mencari memilih dan melaksanakan (menikmati) nilai. Jadi nilai
merupakan fungsi rohani jasmani manusia. Dengan demikian, aksiologi adalah cabang fisafat
yang menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai,
termasuk estetika, etika, ketuhanan dan agama. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
dikemukakan pula bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya yang bersifat material saja
tetapi juga sesuatu yang bersifat nonmaterial/rokhaniah. Nilai-nilai material relatif mudah
diukur yaitu dengan menggunakan indra maupun alat pengukur lainnya, sedangkan nilai
rokhaniah alat ukurnya adalah hati nurani manusia yang dibantu indra manusia yaitu cipta,
rasa, karsa serta keyakinan manusia.
15
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
2.4. Nilai-Nilai Pancasila Menjadi Dasar Dan Arah Keseimbangan Antara Hak Dan
Kewajiban
Pandangan mengenai hubungan antara manusia dan masyarakat merupakan falsafah
kehidupan masyarakat yang memberi corak dan warna bagi kehidupan masyarakat. Pancasila
memandang bahwa kebahagiaan manusia akan tercapai jika ditumbuh-kembangkan hubungan
yang serasi antara manusia dengan masyarakat serta hubungan manusia dengan Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Apabila memahami nilai-nilai dari sila-sila Pancasila akan terkandung beberapa
hubungan manusia yang melahirkan keseimbangan antara hak dan kewajiban antar hubungan
tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Hubungan Vertikal
Adalah hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sebagai penjelmaan dari
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam hubungannya dengan itu, manusia memiliki
kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhkan/menghentikan
larangan-Nya, sedangkan hak-hak yang diterima manusia adalah rahmat yang tidak terhingga
yang diberikan dan pembalasan amal perbuatan di akhirat nanti.
2. Hubungan Horisontal
Adalah hubungan manusia dengan sesamanya baik dalam fungsinya sebagai warga
masyarakat, warga bangsa maupun warga negara. Hubungan itumelahirkan hak dan
kewajiban yang seimbang.
3. Hubungan Alamiah
Adalah hubungan manusia dengan alam sekitar yang meliputi hewan,tumbuh-tumbuhan
dan alam dengan segala kekayaannya. Seluruh alam dengansegala isinya adalah untuk
kebutuhan manusia. Manusia berkewajiban untuk melestarikan karena alam mengalami
penyusutan sedangkan manusia terus bertambah. Oleh karena itu, memelihara kelestrian alam
merupakan kewajiban manusia, sedangkan hak yang diterima manusia dari alam sudah tidak
16
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
terhingga banyaknya. Kesimpulan yang bisa diperoleh dari filsafat Pancasila adalah Pancasila
memberikan jawaban yang mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi filsafat
tentang negara Indonesia.
BAB III
PENUTUP
17
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
3.1. Kesimpulan
Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil beberapa
kesimpulan dari atas adalah filsafat adalah ilmu yang paling umum yang mengandung usaha
mencari kebijaksanaandan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat
dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal itu
berarti Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam
sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.
3.2. Saran
Berdasarkan uraian di atas menurut saya, warga negara Indonesia merupakan
sekumpulan orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia. Oleh karena itu sebaiknya
warga negara Indonesia harus lebih meyakini atau mempercayai, menghormati, menghargai
menjaga, memahami dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan oleh para pahlawan
khususnya dalam pemahaman bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar falsafat negara
Indonesia. Sehingga kekacauan yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia ini.
DAFTAR PUSTAKA
18
Pendidikan Pancasila PancasilaSebagai sistem filsafat 2015
- http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-filsafat-pancasila
3875.html. Diakses pada tanggal 24 september 2015
- http://bazrinakperblogku.blogspot.com/2012/12/makalah-pancasila-sebagai-
Sistem-filsafat.html. Diakses pada tanggal 24 september 2015
- http://kutukuliah.blogspot.com/2012/07/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
Diakses pada tanggal 25 september 2015
- http://cara2rico.wordpress.com/2013/03/10/makalah-kewarganegaraan-pancasila-
sebagai-sistem- filsafat/ Diakses pada tanggal 26 september 2015
19