Upload
bahtiar-afandi
View
241
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PANCASILA PADA ERA GLOBALISASI
Tugas Akhir Pancasila
disusun oleh:
Nama : Bahtiyar Afandi
NIM : 41113120040
Jurusan : Teknik Sipil
Program study : S1
Dosen : Erna Multahada
PENDAHUUAN
Makalah ini mencoba untuk memberi jawaban akan masalah-
masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari di kaitkan dengan
Pancasila. Hal ini diharapkan dapat menjadi pembenaran terhadap
Pancasila, sehingga akan menambah teori-teori dan memperkuat
penerapan Pancasila sebagai pondasi nasional dan ideologi dari orang
Indonesia.
Di era globalisasi ini fungsionalitas Pancasila akan diuji apakah
mampu untuk tetap mempertahankan eksistensinya. Pancasila sebagai
ideologi terbuka harus senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis
agar tidak tertinggal. Pancasila harus bisa menyesuaikan dengan
perubahan-perubahan jaman seperti sekarang ini. Hal inilah yang disebut
dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Globalisasi tidak mungkin dihindari, tetapi dengan adanya
Pancasila, kita dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung didalam
Pancasila. Sehingga kita sebagai rakyat Indonesia harus memiliki wawasan
yang luas dan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai kebaikan yang
terdapat dalam Pancasila.
Sehingga fungsi Pancasila sungguh dapat
dibanggakan karena keberhasilannya dalam mengatasi pengaruh-pengaruh
yang merugikan dari globalisasi.
Dengan memiliki wawasan yang luas dan pemahaman yang
benar terhadap Pancasila kita dapat menerapkan hidup yang benar sesuai
Pancasila di era globalisasi. Dan kita tidak perlu kehilangan jati diri dari
bangsa ini. Sehingga Indonesia akan memiliki kekuatan yang berpengaruh
terhadap dunia Internasional.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 1
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu
berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah,
namun pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan
tantangan nyata yang selalu akan kita hadapi dalam setiap kurun
waktu. Tanpa nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa misalnya kita
saksikan betapa masyarakat di
negara-negara industri maju kehilangan nilai-nilai
etik, moral, spiritual. Tanpa nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
kita saksikan betapa kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dicapai manusia justru memerosotkan nilai-nilai
kemanusiaan. Tanpa nilai-nilai persatuan dan kesatuan misalnya, jelas
pasti akan terjadi konflik-konflik antar bangsa, dan bahkan dari
dalam bangsa itu sendiri akan ada perpecahan. Tanpa nilai-nilai
kedaulatan rakyat, hal yang akan terjadi adalah munculnya
kekuatan-kekuatan otoriter yang akan menindas yang lemah, dan pada
akhirnya hanya akan mengalami keruntuhan. Tanpa nilai-nilai keadilan
sosial, misalnya kita lihat kemajuan ekonomi yang mendatangkan
kesenjangan sosial dan keresahan. Perbedaan antara yang
kaya dan yang miskin sangat jauh sekali, dan itu berpotensi
mengundang adanya kriminalitas.
Oleh karena itu dapat dikemukakan beberapa faktor yang
mendorong pemikiran mengenai keterbukaan ideologi Pancasila, yaitu:
1) Kenyataan dalam proses pembangunan nasional berencana
dan dinamika masyarakat yang berkembang sangat pesat.
2) Kenyataan menunjukkan bahwa ideologi yang tertutup dan
beku cenderung meredupkan perkembangan dirinya.
3) Pengalaman sejarah politik kita sendiri pada masa lampau yang
dipengaruhi keadaan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
4) Tekad kita untuk mengokohkan kesadaran akan nilai-nilai dasar
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 2
Pancasila yang bersifat abadi dan hasrat mengembangkan secara
kreatif dan dinamis dalam rangka mencapai tujuan nasional.
Keterbukaan ideologi Pancasila terutama ditujukan dalam
penerapan yang berbentuk pola pikir yang dinamis dan konseptual
dalam dunia modern. Dengan
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 3
demikian kita mengenal tiga tingkat nilai, yaitu nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praxis.
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa masalah yang
diangkat oleh penulis, diantaranya:
1) Apakah makna yang tepat dari Pancasila sebagai ideologi terbuka?
2) Bagaimanakah perwujudan dari Pancasila sebagai ideologi
terbuka di era globalisasi saat ini?
3) Seberapa perlukah kita untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila?
4) Pengamalan seperti apakah yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila?
5) Apa saja pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bansa dan negara Indonesia?
6) Apa sajakah yang harus kita lakukan terhadap pengaruh-pengaruh globalisasi?
3. PENDEKATAN-PENDEKATAN
Pada penulisan makalah ini, penulisan memerlukan pendekatan-
pendekatan. Hal ini untuk memudahkan baik penulis atau pembaca
untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas. Pendekatan-
pendekatan yang dipakai dalam makalah ini yaitu pendekatan secara
historis dan sosiologis.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1) Pendekatan secara historis
Benih-benih globalisasi sebenarnya telah dimulai semenjak
perluasan jalur perdagangan para pedagang Tiongkok dan India ke
negara lain kemudian para pedagang muslim di Asia dan Afrika.
Fase berikutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-
besaran oleh Eropa dan semakin pesat seiring dengan
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 4
perkembangan industri dan kebutuhan bahan baku yang
memunculkan perusahaan multinasional di dunia.
Fase selanjutnya terus berjalan dan mencapai momentumnya
ketika perang dingin berakhir dan komunisme
runtuh. Runtuhnya komunisme seakan
merupakan pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan
terbaik untuk
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 5
mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasi dari keadaan ini
adalah negara- negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai
pasar yang bebas. Hal ini selanjutnya semakin didukung oleh
perkembangan teknologi komunikasi dan transparansi yang maju
pesat yang menyebabkan batas-batas antar negara pun mulai
kabur.
Proses globalisasi berlangsung lebih cepat dengan adanya
dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
dibidang informasi, telekomunikasi dan transportasi. Dengan
kemajuan bidang tersebut maka proses interaksi antar manusia
dan bangsa diseluruh dunia terjadi lebig cepat dan lebih intensif.
Dengan dikembangkannya satelit komunikasi dan internet, maka
proses komunikasi terjadi setiap saat. Apa yang terjadi di suatu
belahan dunia, akan langsung diketahui di belahan dunia yang lain.
Dengan kemajuan bidang transportasi, proses pergerakan manusia
menjadi semakin cepat dan intensif. Hal inilah yang kemudian lebih
mendorong terjadinya proses globalisasi.
2) Pendekatan secara sosiologis
Globalisasi sebagai sebuah proses yang tidak terhindarkan lagi saat
ini karena interaksi antar bangsa semakin meningkat.
Transformasi di era globalisasi ini telah menbawa pada sebuah
kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu.
Pemahaman ini memungkinkan munculnya pendapat yang
berbeda-beda, ada yang menganggapnya sebagai proses yang
positif namun ada pula yang pesimis. Tanggapan
terhadap munculnyaglobalisasi dapat
dikelompokkan dalam dua golongan yaitu:
a. Golongan pro globalisasi yaitu mereka yang beranggapan positif bahwa
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 6
globalisasi akan menghasilkan masyarakat
dunia yang toleran dan
bertanggungjawab. Globalisasi dapat meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia.
Ketergantungan antar negara justru akan saling
menguntungkan karena tiap-tiap negara dapat melakukan
transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif
yang dimiliki.
b. Golongan anti globalisasi yaitu mereka yang pesimis
beranggapan bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena yang
negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk
penjajahan barat yang memaksa sejumlah
bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat
sebagai sesuatu yang benar. Globalisasi hanya akan membuat
negara miskin semakin tidak berdaya bangkit dari
ketergantungan terhadap negara kuat.
Dalam proses globalisasi ada beberapa saluran yang harus dilalui, seperti:
a. Lembaga-lembaga internasional yang mengatur
peraturan-peraturan internasional.
b. Lembaga-lembaga kenegaraan baik dalam hubungan
diplomatik secara bilateral maupun regional.
c. Lembaga pendidikan dan ilmu
pengetahuan. d. Lembaga keagamaan
e. Lembaga perniagaan dan industri internasional.
f. Saluran-saluran komunikasi dan telekomunikasi
internasional. g. Turisme atau wisata mancanegara.
4. PEMBAHASAN
1) Pengertian Ideologi
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 7
Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” yang berarti cita-
cita dan “logy” yang berarti pengetahuan, ilmu faham. Beberapa
pengertian tentang ideologi dapat dikemukakan di sini, di
antaranya adalah
a. W. White
“The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class
of group of people” (ideologi ialah soal cita-cita politik atau
doktrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakat atau sekelompok
manusia yang dapat dibeda-bedakan).
b. Harold H Titus
“A term used for any group of ideas concerning various
politicaland economic issues and social philosophies often
applied to a systematic schema of ideas held by group classes”
(suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita
mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 8
yang sistematik tentang cita-cita yang dijalanakan oleh
sekelompok atau lapisan masyarakat).
c. Encyclopedia Internasional
Ideologi adalah sistem gagasan , keyakinan, dan sikap yang
mendasari cara hidup suatu kelompok, kelas atau masyarakat
tertentu.
d. Drs. Moerdiono
Ideologi berarti “a system of ideas”, akan mensistematisasikan
seluruh pemikiran mengenai kehidupan ini dan melengkapinya
dengan sarana serta kebijakan dan strategi dengan tujuan
menyesuaikan keadaan nyata dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam filsafat yang menjadi induknya
e. Laboratorium Pancasila IKIP Malang
Ideologi adalah seperangkat nilai, ide dan cita-cita beserta
pedoman dan metode melaksanakannya.
f. Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang
menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara sebaiknya,
yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah
laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat kita pahami
adanya beberapa bagian pokok dalam ideologi yaitu:
Seperangkat gagasan yang disusun secara sistematis
Pedoman tentang cara hidup
Tatanan yang hendak dituju oleh suatu kelompok
(kelas, negara) Dipegang teguh oleh kelompok yang
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 9
meyakininya
Jadi ideologi merupakan hasil refleksi (perenungan) manusia
terhadap dunia kehidupannya. Sehingga keyakinan terhadap
ideologinya semakin mantap pula tekad untuk melaksanakannya.
2) Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai filsafat bangsa / negara dihubungkan dengan
fungsinya sebagai dasar negara, yang merupakan landasan ideal
bangsa Indonesia dan negara Republik Indonesia dapat disebut
pula sebagai ideologi nasional atau
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 10
disebut juga sebagai ideologi negara. Artinya Pancasila merupakan
ideologi yang dianut oleh negara (penyelenggaraan negara dan
rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli
seseorang atau sekelompok orang, disamping masih adanya
beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang
lain, sepanjang tidak bertentangan dengan ideologi negara,
sebab Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai kebenaran yang
telah dipilih oleh para pendiri negara ini, yang mana lima dasar
atau lima silanya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak
terpisahkan walaupun terbedakan sebagai dasar dan ideologi
pemersatu.
Sifat ideologi pada dasarnya terdiri dari dua macam yaitu
ideologi terbuka dan ideologi tertutup.
Ideologi terbuka adalah suatu ideologi yang memiliki keluwesan
dan kelenturan terhadap perkembangan dan tuntutan zaman.
Meskipun zaman telah berubah karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, namun substansi dan esensi ideologi
itu dapat memberi harapan-harapan yang akan memberi kehidupan
yang lebih baik sehingga mendorong perkembangan pemikiran-
pemikiran baru yang sangat dibutuhkan sesuai
dengan perkembangan zaman. Sebagai
ideologi terbuka, Pancasila harus senantiasa mampu berinteraksi
secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak boleh berubah, namun
pelaksanaannya harus kita sesuaikan dengan kebutuhan dan
tantangan nyata yang selalu akan kita hadapi dalam setiap kurun
waktu.
Ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis dan senantiasa
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Pandangan Pancasila
sebagai ideologi terbuka didorong oleh tantangan zaman. Apapila
suatu ideologi tidak memiliki dimensi fleksibilitas, maka ideologi itu
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 11
akan mengalami kesulitan bahkan mungkin kehancuran dalam
menghadapi tantangan zaman.
Adapun yang dimaksud ideologi tertutup adalah ideologi yang
beku dan tertutup terhadap perkembangan dan tuntutan zaman
sehingga ideologi itu akan tertinggal dan jika tidak mengadakan
pembaharuan (reformasi) jelas ideologi tersebut akan ditinggalkan
oleh pendukungnya.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 12
3) Perwujudan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Di Era Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah
ditentukan oleh para pendiri negara ini haruslah menjadi
sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara, berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi
Pancasila juga tidak mampu untuk menggantikan Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila terus dipertahankan
oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu
membuktikan bahwa Pancasila merupakan ideologi yang sejati
untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa
mengancam eksistensi kepribadian bangsa, dan kini mau tidak
mau, suka tidak suka, bangsa Indonesia berada di pusaran arus
globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara
Indonesia tidak mesti kehilangan jati diri, kendati hidup di tengah-
tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas kepribadian
bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan, tetapi
kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing
dengan dirinya sendiri. Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya
sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur Pancasila.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup
diri rapat- rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh
kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain. Bahkan,
negara sosialis seperti Uni Soviet yang terkenal anti dunia luar tidak
bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka kini, konsep
pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat
Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-
dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya
menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan
keterampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 13
yang berasal dari kebudayaan bangsa
lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan
rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai
kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja
yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai
apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan
tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut terletak pada
Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat
dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa,
maka nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak
dengan sendirinya. Hanya, persoalannya, dalam kondisi yang serba
terbuka seperti saat ini justru jati diri bangsa Indonesia tengah
berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak
mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar
baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat. Nilai-
nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan
nilai-nilai luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati
sanubari rakyat dinilai usang. Perhatikan saja sistem demokrasi
yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah
kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti telah
ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan Sidang Umum PBB
menganut faham demokrasi Pancasila
yang berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah
dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham
liberalisme dan semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan
Pancasila yang seharusnya dibangun dan diwujudkan rakyat dan
bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 14
sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan
keliru diterjemahkan dengan boleh berbuat semaunya dan tidak
peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain.
Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah
sudut pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia.
Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa bangsa
dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya,
seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas.
Para elite politik tampak hanya memikirkankepentingan
dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai
pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting.
Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa diserap
untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan
begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada
di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di
dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu
berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan
yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa
mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang
dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut.
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan
yang dicita-citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran
terdalam dan gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan
yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa
diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang
dimiliki suatu bangsa yang diyakini kebenarannya
serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk
mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 15
dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh
atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa
menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa
Indonesia sendiri.
Pancasila sebagai ideologi terbuka sangat mungkinmampu untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Namun demikian, faktor manusia baik pejabat negara
maupun rakyat Indonesia sangat menentukan dalam mewujudkan
nilai-nilai Pancasila dalam menyelesaikan maslah yang dihadapinya.
Sebagai contoh bagaimana warga menikmati atau menggunakan
kebebasan di era reformasi ini. Apabila tanpa memperhatikan
nilai-nilai yang diajarkan Pancasila, penggunaan kebebasan akan
menimbulkan akibat berupa kerusakan. Sebaik apapun ideologi itu ,
tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik hanya akan
menjadi angan-angan belaka.
Pancasila dirumuskan sebagai kristalisasi nilai-nilai sosial
budaya yang telah hidup dan berkembang dalam masyarakat atau
bangsa Indonesia. Dengan penegasan bahwa Pancasila sebagai
ideologi terbuka kita harus mempertajam kesadaran akan nilai-nilai
dasar Pancasila yang abadi dapat kita temukan dalam alinea ke-
empat dari Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Sedangakan
nilai instrumental adalah penjabaran nilai dasar sebagai arahan
dalam kehidupan yang nyata, namun tetap mengacu pada nilai
dasar. Adapun penjabaran nilai dasar ini melalui “konsensus
nasional” yang tidak putus-putusnya sesuai dengan perkembangan
zaman.
Maka dengan adanya pernyataan bahwa Pancasila adalah sebagai ideologi
terbuka, maka kita tetap berpegang pada nilai dasarnya yang bersifat tetap,
sedangkan nilai pelaksanaannya dapat dikembangkan sesuai
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 16
dengan dnamika masyarakat Indonesia.
Sumbangan karangan Dr. Alfian di dalam seminar “Pancasila sebagai
Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara”, menegaskan bahwa kekuatan ideologi
tergantung pada kualitas tiga dimensi.
a. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam ideologi itu secara riil berakar dan hidup dalam
masyarakat atau bangsa, terutama karena nilai-nilai dasar
tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
Pancasila memenuhi dimensi ini dengan baik.
b. Dimensi idealisme, yaitu bahwa nilai-nilai dasar ideologitersebut
mengandung idealisme, yang memberi harapan tentang masa
depan yang lebih baik melalui perwujudan
atau pengalamannya dalam praktek
kehidupan bersama-sama mereka sehari-hari dengan berbagai
dimensinya.
c. Dimensi fleksibilitas atau dimensi kelenturan, yaitu bahwa
ideologi tersebut memiliki keluwesan yang
memungkinkan dan bahkan
merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran
baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menhilangkan atau
meningkatkan hakekat atau jati diri yang terkandung dalam
nilai-nilai dasarnya. Pancasila sebagai ideologi nasional
memenuhi tiga dimensi tersebut di atas. Pancasila sebagai
ideologi memiliki dimensi fleksibilitas, karena di dalamnya
terkandung nilai-nilai sebagai berikut:
Nilai Dasar
Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 17
berubah) yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945.
Nilai-nilai dasar Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) kemudian
dijabarkan menjadi nilai-nilai instrumental dan nilai praxis
yang lebih bersifat fleksibel dalam bentuk aturan atau norma-
norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Nilai Instrumental
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara
lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan
peraturan perundang-undangan yang lainnya, dalam Tata
Urutan Peraturan Perundang- undangan Negara menurut
Undang-undang No. 10 Tahun 2004. Nilai Instrumental
dapat berubah atau diubah.
Nilai Praxis
Merupakan nilai yang sesungguhnya dilaksanakan dalam
kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara. Nilai praxis
juga dapat berubah atau diubah.
Untuk mempermudah pemahaman maka diberikan contoh nilai
dasar, nilai instrumental dan nilai praxis. Contoh nilai dasar
kerakyatan atau demokrasi (sila ke-empat Pancasila) tentang
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun
2004, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Nilai Dasar Nilai Instrumental Nilai Praxis
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 18
Sila ke-empat: Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan/perwakilan (Demokrasi)
UUD 1945 hasilamandemen- Pasal 6- Pasal 6 ayat (1)- Pasal 6 ayat (2)- UU No. 12 Tahun 2003- UU No. 23 Tahun 2003
Praktek Pemiludengan mencoblos gambar pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden
Dari gambar di atas dapat dipahami apapun
aturan sebagai nilai instrumental dan
bagaimanapun cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden diubah,
disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan kemajuan
zaman tetapi tidak boleh menghilangkan esensi (inti) dari nilai
kerakyatan atau nilai demokrasi.
Jika ditinjau dari segi pelaksanaan nilai yang dianut, maka
sesungguhnya pada nilai praxsislah ditentukan tegak atau tidaknya
nilai dasar dan nilai instrumental itu. Ringkasnya bukan pada
rumusan abstrak, dan bukan juga pada kebijaksanaan, strategi,
rencana, program atau proyek itu sendiri terletak batu ujian
terakhir dari nilai yang dianut, tetapi pada kualitas
pelaksanaannya di kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi
suatu ideologi, yang paling penting adalah bukti
pengamalannya atau aktualisasinyadalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Suatu ideologi dapat mempunyai rumusan yang amat ideal dengan
ulasan yang amat logis serta konsisten pada tahap nilai dasar dan
nilai instrumentalnya. Akan tetapi, jika pada nilai praksisnya
rumusan tersebut tidak dapat diaktualisasikan, maka ideologi
tersebut akan kehilangan kredibilitasnya.
4) Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 19
Sebagai warga masyarakat dunia, bangsa dan negara Indonesia
tidak luput dari pengaruh arus globalisasi yang sedang terjadi.
Globalisasi yang semula hanya menyentuh persoalan ekonomi,
akhirnya berkembang dan menyangkut hampir semua bidang
kehidupan, antara lain bidang ideologi, ekonomi sendiri, politik,
sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Globalisasi telah menimbulkan pengaruh yang sangat berarti dalam
berbagai dimensi kehidupan manusia , termasuk pengaruh bagi
bangsa dan negara Indonesia. Pengaruh tersebut baik pengaruh
positif maupun pengaruh negatif. Berikut ini akan diuraikan
pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bangsa dan negara
Indonesia diberbagai bidang kehidupan.
a. Bidang Ideologi
Sebagai ideologi terbuka, pada prinsipnya Pancasila dapat
menerima unsur-unsur atau nilai-nilai dasar Pancasila. Oleh
karena itu tidak menutup kemungkinan, bahwa pemahaman
dan implementasi Pancasila sebagai ideologi selalu
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini
bisa memberikan pengaruh positif terhadap ideologi bangsa dan
negara, karena bisa memperkaya khasanah budaya bangsa
yang bersifat dinamis dan fleksibel.
Namun di sampingitu, kita harus bersikap waspadaterhadap
kemungkinan pengaruh negatif globalisasi terhadap ideologi
Pancasila. Bahwa adanya globalisasi telah mampu meyakinkan
kepada sementara masyarakat Indonesia bahwa
ideologi barat yang bersumber pada
liberalisme dianggap sebagai ideologi yang paling baik.
Liberalisme dianggap mampu membawa keadaan menjadi
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 20
lebih baik, membawa ke arah kemajuan dan kemakmuran.
Maka dapat kita lihat bahwa faham liberalism mendasari hampir
semua segi kehidupan. Tuntutan kehidupan yang demokratis,
kebebasan yang luas, jaminan Hak Asasi Manusia serta
tuntutan keterbukaan diberbagai bidang kehidupan selalu
disuarakan oleh berbagai pihak. Hal ini bisa mengakibatkan
tergoyahnya kepercayaan kita terhadap ideologi Pancasila,
ditambah bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
berkepanjangan, tidak menutup kemungkinan sebagian
masyarakat akan berpaling dari ideologi Pancasila dan mencari
alternatif ideologi lain seperti ideologi liberalisme.
b. Bidang Politik
Pengaruh positif globalisasi bidang politk dapat dilihat dari hal-
halsebagai berikut:
Kehidupan politik yang demokratis berpengaruh kuat
terhadap pikiran dan kemauan bangsa Indonesia. Rakyat di
mana-mana melakukan tuntutandiadakannya perbaikan
dalam kehidupan politik dan pemerintahan.
Pemerintahyang sebelumnya bersifat tertutup
menjadi bersifat transparan. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya sorotan dari berbagai elemen masyarakat
tentang transparansi, akuntabilitas dan
profesionalisme dalam penyelenggaraan pemerintahan
negara.
Sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik
berubah menjadi desentralisasi sehingga
pemerintah daerah mempunyai kekuasaan untuk mengurus
urusan rumah tangganya sendiri.
Pemerintahyang bersifat otoriter berubah menjadi
pemerintah demokratis.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 21
Rakyat yang sebelummnya merasa terkekang
kebebasannya, sekarang bisa menikmati kebebasnnya.
Pintu kebebasan berpolitik dibuka lebar-lebar, sehingga
bermunculan partai politik bagaikan cendawan di musim
hujan. Muncul pula Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
yang menghendaki kebebasan untuk ikut serta
melakukan pengawasan terhadap kinerja pejabat-
pejabat pemerintah.
Negara dituntut untuk terus menerus mengembangkan
kesadaran warga negaranya menuju kehidupan yang
demokratis, karena demokrasi sudah menjadi tuntutan
masyarakat global. Dengan demikian berkembangnya faham
demokrasi yang mengglobal, termasuk di Indonesia
merupakan salah satu berkah globalisasi.
Selain pengaruh positif seperti di atas, kita harus waspada
terhadap adanya pengaruh negatif globalisasi di bidang politik.
Segi negatif dari pengaruh globalisasi di bidang politik antara
lain:
Adanya ancaman disintegrasi bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Euforia politik dan kebebasan yang tidak terkendali, bisa
mengabaikan nilai dan norma yang berlaku di
Indonesia, serta bisa mengarah munculnya perbuatan
anarkis yang merugikan kepentingan umum dan keutuhan
bangsa Indonesia.
Gencarnya provokasi dan budaya demokrasi yang belum
dewasa, sering menimbulkan pergolakan politik diberbagai
daerah. Hal ini bisa dilihat dihampir semua proses pemilihan
kepala daerah di seluruh Indonesia, di mana karena budaya
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 22
demokrasi yang belum matang tadi, mereka belum siap
kalah. Karena jagonya kalah, maka pendukungnya
melampiaskan emosinya dengan melakukan tindakan-
tindakan yang destruktif.
Semakin lunturnyanilai-nilai politik yang berdasarkan
semangat kekeluargaan, musyawarah mufakat
dan gotong royong. Semakin menguatnya
nilai-nilai individual, kelompok, oposisi, diktator mayoritas,
atau tirani minoritas.
c. Bidang Ekonomi
Pengaruh positif globalisasi di bidang ekonomi bagi bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut:
Terbukanya pasar bebas yang mempermudah masuknya barang-barang
produksi luar negeri ke Indonesia. Dengan globalisasi
ekonomi, Indonesia membuka diri baik terhadap produk-
produk luar negeri maupun investasi
internasional tetapi dengan konsekuensi Indonesia harus
patuh dan menaati aturan-aturan yang dibuat dalam
perjanjian regional maupun internasional.
Bisa memperoleh barang-barang yang kita butuhkan yang belum bisa
diproduksi di Indonesia dengan mudah
Masyarakat mulai mengenal berbagai produk yang canggih
dan modern, sehingga kita tidak menjadi bangsa yang gagap
teknologi. Bahkan alat- alat tersebut bermanfaat untuk
mempermudah hidup manusia.
Banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan modern yang
berasal dari modal asing yang menawarkan kemudahan dan
kenyamanan dalam berbelanja sekaligus menambah prestise.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 23
Meningkatnya kegiatan pariwisata membuka lapangan kerja
sekaligus sebagai ajang promosi produk Indonesia
Pengaruh negatif globalisasi ekonomi yang perlu kita waspadai
bahkan kita toalk adalah:
Kencenderungan berlakunya kapitalisme di negara Indonesia,
di mana perekonomian dikendalikan oleh mereka yang
bermodal kuat sehingga yang lemah akan tersingkir.
Pemerintah mingkin hanya akan berperan dalam hal regulasi
dalam pengaturan ekonomi sedangkan mekanismenya
ditentukan pasar.
Berkurangnya sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi.
Ketidakmampuan bersaing dari produk dalam negeri dalam
pasar bebas membuat ekonomi rakyat terancam karena tidak
memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif.
Masyarakat lebih banyak mengenal produk-produk yang bermerk
internasional, sehingga akhirnya mereka melupakan
produk-produk dalam negeri.
Membanjirnya barang-barang elektornik dari luar negeri menyebabkan
industri rakyat terancam gulung tikar, karena kalah bersaing
dengan produk-produk impor.
Ancaman masuknya tenaga kerja asing yang lebih profesional
dari tenaga kerja di Indonesia menyebabkan lapangan kerja di
Indonesia semakin sempit.
d. Bidang Sosial Budaya
Pengaruh positif globalisasi di bidang sosial budaya antara lain
Solidaritas sosial yang tinggi antar bangsa diberbagai negara.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 24
Hal ini dapat dilihat dari bantuan-bantuan yang diberikan oleh
berbagai negara terhadap Indonesia sewaktu terjadi bencana
alam baik tsunami di Aceh maupun gempa bumi di
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Berbagai bantuan mengalir
dari berbagai negara untuk meringankan beban warga
masyarakatyang terkena bencana. Juga mengalirnya
bantuan internasional ke Indonesia sewaktu
merebaknya wabah penyakit flu burung. Sebaliknya juga,
Indonesia pun di tengah-tengah kondisi ekonomi yang belum
baik, namun tetap memberikan bantuan kepada negara lain
yang sedang mengalami musibah.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.
Sebagian besar bangsa Indonesia sudah mengenal dan
memanfaatkan telepon, handphone, komputer dan internet
untuk berbagai macam keperluan. Semua itu bisa
mempermudah pekerjaan dalam kehidupan.
Meningkatnya turisme dan kegiatan pariwisata
Semakin banyaknya orang asing yang datang ke Indonesia
selain dapat meningkatkan pendapatan negara juga
membuka peluang terciptanya lapangan pekerjaan yang
semakin luas.
Masuknya budaya asing ke Indonesia dapat menambah kekayaan
khasanah budaya bangsa.
Namun demikian, di samping terdapat manfaat positif yang kita
peroleh, terdapat pula adanya pengaruh negatif dari adanya
globalisasi di bidang solial budaya, seperti:
Sikap dan perilaku serta gaya hidup yang sering meniru orang barat.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 25
Mereka beranggapan bahwa yang datang dan berasal dari
negara-negara barat dianggap modern. Hal ini akan
berakibat menipisnya bahkan
Menipisnya sikap sopan santun dan tata krama di
kalangan generasi muda sebagai akibat dari
dikesampingkannya norma agama, kesusilaan dan
kesopanan. Banyak generasi muda yang sudah meninggalkan
tata krama dan sopan santun. Mereka tidak tahu tata cara
dan sikap perilaku yang ditunjukkan kepada orang tua
maupun orang yang seharusnya dihormati. Banyak generasi
muda yang merasa tidak suka terhadap aturan dan
norma kehidupanyang dianggapsebagai
pengekang kebebasan.
Membudayanya gaya hidup yang komsumtif, egois dan
materialistis. Di tengah-tengah kemiskinan yang melanda
sebagian besar masyarakt Indonesia, banyak dijumpai orang-
orang yang bergaya hidup mewah, berfoya-foya sehingga
menimbulkan kecemburuan sosial.
Kepekaan sosial mulai luntur dan menipisnya sense of krisis
di kalangan sebagian masyarakat Indonesia
Semakin memudarnya apresiasi terhadapnilai-nilai
budaya lokal membawa akibat munculnya sikap
hidup:
Individualitas (mengutamakan kepentingan diri sendiri)
Pragmatisme (mengambil sesuatu yang
menguntungkan saja) Hedonisme (memuja
kenikmatan sesaat)
Permisif (membiarkan hal-hal yang dianggap tabu)
Konsumerisme (lebih suka memakai daripada memproduksi
atau suka membelanjakan uang untuk hal-hal yang kurang
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 26
produktif.
Budaya seni daerah mulai dilupakan dan ditinggalkan.
Generasi muda sudah berkurang minatnya dan
apresiasinya terhadap budaya dan kesenian daerah.
Mereka lebih suka dance daripada tari klasik. Mereka
lebih suka sinetron dibanding dengan ketoprak atau
wayang.
Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Penerapan teknologi dalam berbagai bidang membawa
akibat buruk diantaranya adalah dekompensasi
lingkungan atau menurunnya kualitas lingkungan hidup,
meningkatnya kualitas dan kuantitas tindak kriminal, dan
peningkatan pengangguran sebagai akibat mekanisasi
produksi.
Munculnya berbagai macamkrisis sepertikrisismoral, krisis
semangat, krisis kepercayaan, dan krisis ekologi.
Makin meningkatnya tindak kekerasan, sadisme,
pornografi, di tengah- tengah masyarakat.
Makin terkisisnya adat kebiasaan yang berlandaskan agama atau
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa karena
semua hal didasarkan pada rasio.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 27
5) Sikap Terhadap Pengaruh dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan
Negara Indonesia
Kehadiran era globalisasi membawa dampak positif maupun
negatif. Globalisasi membuka peluang-peluang baru untuk
peningkatan kesejahteraan manusia melalui kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi globalisasi juga
memberikan tantangan kepada suatu bangsa akan kekuatannya
menghadapi pengaruh global pada semua aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara dapatkah ia menjaga eksistensinya atau
justru menjadi korban atas semua pengaruh global tersebut. Oleh
karena itu globalisasi dapat menjadi berkah apabila suatu bangsa
dapat memanfaatkan peluang dengan tepat, tetapi akan menjadi
musibah atau mendatangkan masalah bagi bangsa yang tidak
mempunyai kesiapan untuk memasukinya.
Sebagai bangsa kita tidak mungkin menutup diri dari pergaulan dengan
bangsa asing. Keterbukaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada eraglobalisasi ini tidak mungkin kita abaikan begitu
saja. Proses akulturasi budaya sebagai akibat frekuensi hubungan
antar bangsa yang semakin intensif merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindarkan lagi. Akibatnya nilai-nilai sosial budaya negara
lain yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa kita
pun akan masuk dan berkembang di dalam masyarakat. Oleh
karena itu diperlukan sikap yang tepat dalam merespon masuknya
arus globalisasi supaya kita tidak sekedar menjadi obyek dari
segala perubahan tersebut tetapi menjadi
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 28
subyek yang mampu memilih pengaruh budaya luar dan tata nilai
yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.
Dalam menghadapi pengaruh globalisasi ada tiga sikap merespons yang
dapat dilakukan, antara lain:
a. Sikap anti modernisasi yaitu: sikap menolak semua pengaruh
modernisasi barat atau globalisasi. Pandangan yang ekstrim ini
menganggap kebudayaan barat semua negatif.
b. Sikap menerima semua pengaruh barat dan menjadikan
kebudayaan barat sebagai akibat atau asal model.
c. Sikap selektif artinya: tidak menolak atau menerima kebudayaan barat
begitu saja, akan tetapi disesuaikan dengan dasar norma-
norma dan kepribadian suatu bangsa.
Berdasarkan beberapa alternatif sikap
dalam menghadapi pengaruh globalisasi
tersebut di atas, bangsa Indonesia menentukan sikap untuk selektif
terhadap segala kemajuan yang datang. Artinya kita tidak mungkin
menutup diri dari segala perubahan tetapi kita harus tetap
waspada bahkan menolak terhadap pengaruh negatif dari
perubahan tersebut. Dengan demikian kita akan menerima segala
pengaruh yang bersifat positif demi kemajuan bangsa dan
kesejahteraan rakyat, tetapi menolak tegas segala pengaruh yang
akan membawa akibat kesensaraan rakyat dan hilangnya
kepribadian atau jati diri kita sebagai bangsa. Adapun dasar
atau ukuran nilai-nilai tersebut sesuai dengan kepribadian kita
tentu saja adalah ideologi nasional yaitu Pancasila. Artinya
pengaruh atau nilai-nilai tersebut kita hubungkan dengan Pancasila
apakah bertentangan atau justru dapat memperkaya nilai-nilai
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 29
bangsa kita dan mendatangkan kemajuan bagi bangsa.
Selain sikap selektif dengan hanya memilih nilai-nilai budaya
asing yang sesuai dengan kepribadian kita, hal yang tidak kalah
pentingnya yang harus kita upayakan adalah meningkatkan
kesiapan bangsa ini untuk menghadapi pengaruh globalisasi
yang makin deras. Oleh karena itu dalam menerima masuknya
pengaruh, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun modal asing ke
Indonesia selain bersikap selektif, kita harus meningkatkan
ketahanan nasional bangsa kita dalam aspek kehidupan. Dengan
demikian kita memiliki kesiapan
mental dalam menerima arus globalisasi tersebut sehingga kita
dapat menuju pada bangsa maju modern dengan tetap
berpegang teguh pada kepribadian atau jati diri bangsa sendiri.
Untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi di bidang
politik, maka hal-hal yang perlu ditempuh adalah:
Menumbuhkan sistem pemerintahan demokrasi yang kuat
dan tahan uji serta mampu mengelola konflik kepentingan
antar kelompok.
Mengembangkan kesadaran politik dan demokrasi terhadap warga
negara.
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena kehidupan politik.
Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politikagar
dapat menjalankan fungsi dan peranannya
secara baik dan benar.
Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara
menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 30
Menegakkan supremasi hukum.
Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
Agar bangsa kita memiliki ketahanan di bidang ekonomi maka
hal-hal yang perlu ditingkatkan oleh bangsa Indonesia maka upaya
efisiensi dan efektivitas ekonomi di era globalisasi yang harus
dilakukan antara lain:
Memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme
Melanjutkan pembangunan yang berdasarkan atas
keadilan sosial, yaitu pembangunan yang diperuntukkan
bagi kesejahteraan rakyat secara adil dan merata,
pembangunan yang bukan hanya untuk dinikmati kelompok
tertentu.
Mengurangi atau menghilangkan ketergantungan terhadap pihak
asing, artinya bersikap mandiri.
Meletakkan fondasi ekonomi yang kuat sesuai dengan
karakteristik bangsa.
Penegakan hukum yang adil, artinya menerapkan fungsi
dan tujuan hukumke semua warga negara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Aparatur negara yang bersih dan berwibawa.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 31
Sedangkan dalam aspek nilai-nilai sosial budaya hal-hal
yang harus kita lakukan guna menghadapi arus globalisasi
adalah dengan menyeleksinya dengan cara:
Membangun kesetiaan terhadap ideologi nasional yaitu Pancasila.
Mengembangkan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Menggali dan mengembangkan nilai seni budaya dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
Sikap bangsa Indonesia yang tepat dalam mengambil manfaat
dari lajunya arus globalisasi adalah:
Meningkatkan kualitas pendidikan anak bangsa.
Regulasi yang dibuat hendaknya tidak mengorbankan
kepentingan nasional secara keseluruhan.
Segenap lapisan masyarakathendaknyaberpartisipasi
untuk menghindari dampak negatif
globalisasi termasuk mengendalikan anarkisme.
Memperkokoh ketahanan nilai-nilai lokal melalui
keteladanan yang baik, termasuk meningkatkan nilai-nilai
religius.
Memantapkan identitas nasional, integrasi nasional, dan
wawasan kebangsaan melalui sifat saling menghargai,
solidaritas, keterbukaan dan toleransi.
Berdasarkan seluruh uraian di atas bangsa Indonesia dapat
merespon era globalisasi dengan tepat dan mampu memanfaatkan
peluang yang ada, menghadapi tantangan yang muncul dan
menolak dampak negatifnya maka akan terbuka jalan untuk
membangun masyarakat Indonesia yang adil, makmur, maju,
dengan tetap berkepribadian indonesia. Untuk mencapai hal ini
maka pembangunan Indonesia harus didasarkan pada hal-hal
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 32
berikut ini:
Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuah Yang Maha Esa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
tercermin dari kemampuan profesionalismenya, termasuk
di dalamnya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki rasa tanggung jawab (responsibility),
bersedia berbuat sesuatu yang bermanfaat
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 33
yang lebih banyak (willingness to do more), dan memiliki
kesadaran akan kebersamaan atau persatuan (group
consciousness).
Semakin kuatnya sumber pembiayaan pembangunan dari dalam
negeri dan semakin kecilnya ketergantungan pada
sumber pembiayaan dari luar negeri.
Meningkatnya kemandirian atau kemampuan untuk
memenuhi sendiri kebutuhan paling pokok bangsa agar
tidak menimbulkan kerawanan nasional.
Ketahanan ekonomi yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi.
Peningkatan ketahanan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan negara.
Etos kerja dan disiplin masyarakat yang tinggi.
Meningkatkan nasionalisme atau kecintaan terhadap
bangsa dan seluruh produk dalam negeri.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 34
KESIMPULAN DAN SARAN
1) Kesimpulan
Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” yang berarti cita-
cita dan “logy” yang berarti pengetahuan, ilmu faham, merupakan
hasil refleksi (perenungan) manusia terhadap dunia
kehidupannya. Sehingga keyakinan
terhadap ideologinya semakin mantap pula tekad untuk
melaksanakannya.
Pancasila sendiri sebagai sebuah ideologi merupakan
landasan ideal bangsa Indonesia dan negara Republik Indonesia
dapat disebut sebagai ideologi nasional atau disebut juga sebagai
ideologi negara yang bersumber dari kristalisasi nilai-nilai
kebenaran yang sudah ada sejak dulu di nusantara.
Dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara
hendaknya kita sebagai warga negara Indonesia harus selalu
mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan tepat sesuai
makna yang terkandung di dalamnya. Terlebih lagi di era
globalisasi ini harus semakin kuat lagi dalam menerapkannya agar
jati diri bangsa Indonesia tidak hilang.
Di era globalisasi kita menggunakan Pancasila sebagai alat
penyeleksi pengaruh-pengaruh dari globalisasi itu sendiri. Haruslah
kita menolak segala bentuk pengaruh negatif dari globalisasi agar
bangsa kita tidak hancur. Sebaliknya kita bisa menggunakan
pengaruh positif dari globalisasi untuk memperbaiki negara kita dan
memajukannya dalam segala aspek kehidupan demi terciptanya
kehidupan yang adil, makmur, maju untuk seluruh rakyat Indonesia
secara merata dan tidak pernah kehilangan jati diri bangsa kita.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 35
2) Saran
Untuk bisa memperbaiki kembali hal-hal negatif yang sering
terjadi di Indonesia, kita harus membuat agar agama menjadi
alat yang paling efektif untuk memperbaikinya. Dengan
menanamkan sejak dini arti kehidupan, dan kebenaran yang ada
dalam agama akan membantu mengefektifkan perbaikan aspek-
aspek kehidupan.
Selain itu peningkatan kualitas pendidikan juga harus
dikembangkan agar kita mempunyai generasi yang cerdas-cerdas
dan mampu memimpin bangsa ini menuju ke tingkatan yang
terbaik.
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 36
DAFTAR PUSTAKA
Jutmini, Sri dan Winarno, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan 3 untuk kelas XII SMA
dan MA, Solo: Tiga Serangkai
Modul Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA-SMK-MAK kelas XII,
2010.
ht t p : // a b dulgha n ni.blo g sp ot. c o m/ 2011 / 02 /m akala h - p eran- p an c asila-
di-era.html
ht t p : //m jie s c hool. m ultip l y . c o m/ journal / ite m/ 2 0 / Pan c asila_Seb a gai_ I d
eologi_ T er
buka_PKn_Kelas_XII_Semester_1_
Implementasi Pancasila dalam Era Globalisasi Page 37