21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat, maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia, sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan ii

Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar baik segi kekayaan sumber daya

alam maupun sumber daya manusia, hal ini pernah tercatat, bangsa Indonesia terbanyak

penduduk setelah Cina dan India artinya maju mundurnya kemajuan bangsa salah satunya

ditentukan oleh kualitas manusia atau lebih spesifik keluarga. Tidak dapat kita pungkiri,

sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi

keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena

itu, sudah sewajarnya bila pemerintah bersama-sama dengan segenap komponen masyarakat

berkepentingan untuk membangun keluarga-keluarga di negara kita tercinta ini agar menjadi

keluarga yang sejahtera yang dalam konteks ini kita maknai sebagai keluarga yang sehat,

maju dan mandiri dengan ketahanan keluarga yang tinggi. Terlebih Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai motor penggerak Program KB di Indonesia,

sekarang ini sangat berpihak pada upaya membangun keluarga sejahtera dengan visi dan

misinya yang telah derbaharuhi, yakni ”Seluruh Keluarga Ikut KB” dan ”Mewujudkan

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”.

Keluarga yang sejahtera, dengan demikian, tentu menjadi dambaan setiap orang untuk

mencapainya. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang

akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan

materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera setiap individu

didalamnya akan mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang sesuai dengan

potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Dalam agama Islam,  keluarga sejahtera disubstansikan dalam bentuk keluarga

sakinah. Pengertian keluarga sakinah diambil dan berasal dari Al Qur’an, yang dipahami dari

ayat-ayat Surat Ar Ruum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga adalah untuk mencapai

ketenteraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling cinta

mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam suasana

aman, tenteram, tenang dan damai, bahagia dan sejahtera namun dinamis menuju kehidupan

yang lebih baik di dunia maupun di akhirat.

ii

Page 2: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Mencermati penjelasan di atas antara keluarga sejahtera secara umum dengan kosnep

keluarga sakinah mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itu dalam makalah ini penulis

akan mencoba mendeskripsikan KB dalam pandangan Agama.

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum?

2. Bagaimana keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits?

3. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam?

4. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam?

C.      Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :

1.      Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum

2.      Untuk mendeskripsikan keluarga berencana dalam pandangan Al-Qur’an dan Hadits

3.      Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam

4.      Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

ii

Page 3: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB II

PEMBAHASAN

A.     Konsep Keluarga Berencana

1.      Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

dengan umur suami istri serta menentukan  jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan  usia perkawinan

(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk

menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur

banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta

keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung

dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang

kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar

dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

2.      Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

1. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan

2. menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan

menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69

per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan

kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang

ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah

penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan

ii

Page 4: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan

pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.

3. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama

dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan

kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

4. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari

satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk

tercapainya keluarga bahagia.

5. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan

menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan

pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan

berkualitas.

6. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu

keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan

produktif dari segi ekonomi.

3.      Sasaran Keluarga Berencana

1. Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena

kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap

kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi

peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi.

2. Sasaran Tidak Langsung

a. Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target

untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang

beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat

reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif

untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

b. Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah

maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang

diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS.

ii

Page 5: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

c. Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi

4.      Macam-macam Alat Kontrasepsi

Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya

ialah:

Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk

mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.

Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu menghalangi

ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi dan memekatkan

lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui canalis servikalis.

Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit

lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama

dengan suntik.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load

terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat

lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.

Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran

pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang

sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi yang sama

pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim. Akibat dari

sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya.

Alat-alat konrasepsi lainnya adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang

dimasukkan kedalam vagina. Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat

tradisional seperti jamuan, urut dsb.

ii

Page 6: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

B.      Keluarga Berencana Dalam Pandangan Al-Qur’an Hadits

1.      Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita laksanakan

dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

ضعافا ذرية خلفهم من تركوا لو الذين وليخششش

سديدا واليقولوا فليتقواالله عليهم خافوا“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan

dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan

mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar”.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB

diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal:

53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu

dilaksanakan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan

anak, memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

2.      Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

لتكففون عالة تدرهم أن من خير أغنياء ورثك تدر إنك

( عليه ( متفق الناس“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan

berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang

banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah

tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi

orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.

ii

Page 7: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

C.       Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam

1.      Menurut al-Qur’an dan Hadits

Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau

memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada

kaidah hukum Islam, yaitu:

على الدليل على يدل حتى االباحة األشياء فى صل اال

تحريمهاTetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti

program KB, yakni karena hal-hal berikut:

a. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

البقرة ( : التهلكة إلى بأيديكم تلقوا )195وال“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

b.  Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai dengan

hadits Nabi:

كفرا تكون أن الفقر كادا“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

c.   Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak terlalu dekat

sebagai mana hadits Nabi:

ضرار وال ضرر وال“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

2.      Menurut Pandangan Ulama’

a.      Ulama’ yang memperbolehkan

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh

Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti

progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari

kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan

keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin

ii

Page 8: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-

Mu’minun ayat: 12, 13, 14.

2)      Ulama’ yang melarang

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof.

Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu

termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:

وإياهم نرزقكم نحن إملق من أوالدكم تقتلوا وال“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan

memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

D.   Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

1      Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain,

menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini

diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan

kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :

) . . رواه ينهها فلم م ص الله وسول عهد على نعزل كنا

مسلم )Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.

2)      Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah

atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara

lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang

tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.

ii

Page 9: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan

yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut

dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang

disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah

kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri

olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh

orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat

ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang

halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria

tersebut diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak

bertentangan dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi

semangat ajaran Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan

keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah)

hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi

kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun

Internasional (ijma’al-majami). 

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana (KB) yang

dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha

pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi

tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga.

Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud

menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh

sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya.

ii

Page 10: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

Selain itu, Kb juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya

kemudlaratan. Bila dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan

dan mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam

B.      Saran

Dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat Islam  maka

penulis berharap pemerintah tidak henti-hentinya memberikan penyuluhan dan bimbingan

kepada masyarakat agar melaksanakan program pemerintah karena dengan menggunakan alat

kontrasepsi bukan berarti menolak takdir dari Allah SWT tetapi dalam rangka meningkatkan

ke Imanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT.

ii

Page 11: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

DAFTAR PUSTAKA

mas say loros. (2011). dalam as-sunnah edisi 01/tahun v/2001m/1421h] termuat dalam

: http://kanal3.wordpress.com/2011/02/13/bagaimanakah-hukum-keluarga-berencana-

kb-dalam-pandangan-islam/

drs.h. aminudin yakub,ma-wakil sekretaris komisi fatwa mui pusat 

http://keluargaberencanadalamislam.blogspot.com/2009/12/pandangan-hukum-islam-

tentang-keluarga.html

tu’nas fuaidah. (2009).  http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalam-

pandangan-islam/

surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-

Thalaq: 7.

http://windahidayatulhabibah.blogspot.com/2012/05/makalah-keluarga-berencana-

dalam.html

http://hukumberkbdalampandanganislam.blogspot.com/

ii

Page 12: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat

dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan

tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“ PANDANGAN ISLAM TENTANG KB ”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman

bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau

menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan

semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Raha, November 2013

Penulis

ii

Page 13: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................2

C.  Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep KB ........................................................................................................3

B. KB dalam pandangan Al-Quran Hadits.............................................................6

C. Hukum KB dalam Islam.....................................................................................7

D. Cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam.............................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................9

B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii

Page 14: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

MAKALAH

PANDANGAN ISLAM TENTANG

KELUARGA BERENCANA (KB)

DI SUSUN OLEH:

NAMA : RATMA NINGSIH

NIM : 2013.IB.0030

TINGKAT : I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

ii

Page 15: Makalah pandangan islam tentang kb AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA

KABUPATEN MUNA

2013 / 2014

ii