38
MAKALAH KIMIA INDUSTRI (AKKC 358) “INDUSTRI PELURU” DOSEN PEMBIMBING : Drs. Mahdian, M.Si DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 9 Rusnita (A1C308209) Rachmawaty (A1C310213) Rahmat fajar (A1C310217) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

MAKALAH PELURU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PELURU

MAKALAH KIMIA INDUSTRI

(AKKC 358)

“INDUSTRI PELURU”

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. Mahdian, M.Si

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 9

Rusnita (A1C308209)

Rachmawaty (A1C310213)

Rahmat fajar (A1C310217)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2012

Page 2: MAKALAH PELURU

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah kepada hamba-

hamba-Nya sehingga bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Shalawat

salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang

telah berjasa menghantarkan umat manusia menuju akhlak  yang mulia.

Shalawat salam semoga pula dilimpahkan kepada keluarga, para

sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir hayat.

Makalah yang kami beri judul “Industri Peluru” ini dibuat dengan

tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Industri   pada

Faku l t a s Keguruan dan I lmu Penge t ahuan (FKIP) Un ive r s i t a s

Lambung Mangkura t Ban j a rmas in jurusan Pendidikan Kimia.

Dalam penyusunannya, kami mengalami beberapa kendala.

Namun, beruntung ada pihak yang bersedia membantu kelancaran penyusunan

makalah ini. Oleh karena itu, kamiucapkan terima kasih kepada segenap pihak

yang telah membantu kami.

Kami s ada r bahwa maka l ah i n i mas ih memi l i k i ke l emahan

dan keku rangan . O leh karena itu, kami memohon maaf atas kekurangan

tersebut. Kami juga senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan

saran yang membangun agar kelak kami bisa berkarya lebih baik

lagi.Harapan kami, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita

semua. Semoga pula makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Banjarmasin, Desember 2012

Penyusun

Page 3: MAKALAH PELURU

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

.................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................

.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................

.................................................................................................................................1

1. Latar Belakang....................................................................................

............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

.................................................................................................................................2

1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Peluru …………………......... 2

2. Bagian-Bagian Peluru.................................................................................

.....................................................................................................................6

3. Jenis-Jenis Peluru........................................................................................

.....................................................................................................................7

4. Proses Pembuatan Peluru ...........................................................................

.....................................................................................................................14

5. Cara Kerja Peluru …………………………………………………….......

.....................................................................................................................17

6. Efek Peluru pada Tubuh ……………………………………………….....

.....................................................................................................................18

BAB III PENUTUP ...........................................................................................

..............................................................................................................................22

1. Kesimpulan................................................................................................

................................................................................................................22

Page 4: MAKALAH PELURU

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Suatu negara yang kuat akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan industri

teknologi pertahanan yang mandiri. Filosofi ini penting untuk mendukung misi

negara menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah. Memiliki pertahanan

yang tangguh adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa. Kemampuan

pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, tetapi juga

simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, ataupun

kepentingan nasional. Efektivitas pertahanan negara turut ditentukan juga oleh

kemampuan industri pertahanan dan persenjataan dalam memenuhi kebutuhan

pengadaan dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) secara mandiri.

Secara umum, suatu industri persenjataan di dirikan dengan tujuan untuk

mendukung sistem pertahanan dibidang persenjataan dilingkungan TNI & POLRI,

yang bermanfaat untuk memperdayakan sumber daya manusia (SDM) serta untuk

Page 5: MAKALAH PELURU

memajukan industri dalam negeri. Disamping itu agar Indonesia tidak selalu

bergantung dengan produk luar negeri.

Salah satunya adalah industri peluru. Industri peluru ini sendiri tidak

banyak berdiri di Indonesia. Hal ini mungkin menyangkut dengan terbatasnya

bubuk mesiu yang tersedia sehingga masih mengandalkan impor dari negara-

negara asing. Padahal propelan sendiri merupakan salah satu unsur terpenting

peluru.

Tim penulis akan mencoba menerangkan tentang peluru, dari segi

pengertian dan sejarahnya, jenis dan bagiannya, proses serta cara kerjanya sampai

dengan efek peluru sendiri dalam tubuh.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Dan Sejarah Perkembangan Peluru

Dalam Bahasa Inggris peluru berarti "bullet" berasal dari kata "boulette"

sedangkan dalam Bahasa Prancis merupakan “pelouro atau pellouro” yang berarti

"bola kecil". Peluru merupakan suatu amunisi berupa proyektil padat yang

ditembakkan dari senjata api atau senapan angin, yang terbuat dari logam,

umumnya dari timbal. Awalnya, peluru merupakan bola logam atau bola batu

yang ditembakkan dengan menggunakan ketapel sebagai senjata dan sebagai alat

untuk berburu. Setelah senjata api ditemukan, peluru ditembakkan dengan

menggunakan bahan peledak seperti bubuk mesiu.

Page 6: MAKALAH PELURU

Dibandingkan dengan perkembangan teknologi senjata api yang lebih

maju, pada kurun waktu antara tahun 1500 sampai 1800, teknologi peluru

berkembang dengan sangat lambat. Peluru masih berbentuk bulat sederhana (bola)

dan terbuat dari timah, dan hanya berbeda dalam diameternya saja.

Peluru pada awalnya merupakan bola timah yang berukuran lebih kecil

dari lubang laras senapan. Peluru kemudian dibungkus dalam kertas tambalan

sehingga peluru tetap berada di depan bubuk mesiu. Karena jika peluru tidak

berada di depan bubuk mesiu maka akan berisiko menyebabkan laras senapan

meledak. Peluru tidak dibuat lebih pas dengan lubang laras senapan karena

menyebabkan peluru lebih sulit untuk diisikan, terutama setelah lubang laras

dipakai untuk menembak sebelumnya. Dan karena alasan ini, senapan awalnya

tidak digunakan untuk tujuan militer.

Peluru "kerucut" pertama dirancang oleh Kapten John Norton dari

Angkatan Darat Inggris pada tahun 1823. Peluru Norton memiliki cekungan pada

dasarnya sehingga ketika ditembakkan dasar peluru akan menjadi lebih luas

karena pengaruh tekanan agar peluru lebih stabil ketika melesat di dalam laras

senjata. Dewan Ordnance Inggris menolak rancangan peluru tersebut karena

Page 7: MAKALAH PELURU

mereka lebih percaya dengan peluru berbentuk bola yang telah digunakan selama

300 tahun.

Seorang pembuat senjata api berkebangsaan Inggris yang bernama

William Greener menemukan peluru Greener pada tahun 1836. Peluru buatannya

sangat mirip dengan peluru buatan Norton kecuali bahwa cekungan pada dasar

pelurunya dilengkapi dengan sebuah sumbat kayu sehingga dapat memaksa dasar

peluru untuk melebar dan peluru pun dapat meluncur dengan baik di dalam laras

senjata dan ditembakkan dengan lebih akurat. Pengujian membuktikan bahwa

peluru Greener sangat efektif tetapi peluru rancangannya juga ditolak untuk

penggunaan militer karena dinilai terlalu rumit untuk dibuat.

Bola timah lunak yang disebut "Minié Ball" diperkenalkan pertama kali

pada tahun 1847 oleh Claude Étienne Minié, Seorang kapten di Angkatan Darat

Perancis. Minié Ball buatannya ini sangat mirip dengan peluru Greener. Peluru

tersebut berbentuk kerucut dengan cekungan di bagian dasarnya, dan dilengkapi

dengan sumbat besi kecil. Ketika ditembakkan, sumbat besi akan mendorong

Page 8: MAKALAH PELURU

rongga cekungan di bagian dasar peluru, sehingga memperbesar sisi peluru yang

menyebabkan peluru meluncur dengan baik di dalam laras senjata.

Pada tahun 1855, Inggris menggunakan Minié Ball untuk senapan Enfield

mereka. Minié Ball pertama kali digunakan secara luas dalam Perang Saudara di

Amerika Serikat. Sekitar 90% dari korban medan pertempuran dalam perang ini

disebabkan oleh Minié Ball yang ditembakkan dari senapan.

Antara tahun 1854 dan 1857, Sir Joseph Whitworth melakukan

serangkaian percobaan panjang dengan menggunakan senapan dan menemukan

bahwa sebuah peluru akan lebih efektif jika dibuat dalam bentuk yang lebih kecil

dan memanjang. Peluru Whitworth dibuat agar sesuai dengan alur dari senapan

mekanis. Senapan Whitworth tidak pernah diadopsi oleh pemerintah, meskipun

digunakan secara luas untuk tujuan perlombaan menembak antara tahun 1857 dan

1866.

Sekitar tahun 1862, W.E. Metford melakukan serangkaian percobaan

lengkap pada peluru dan senapan, dan menemukan sistem penting senapan ringan

dengan ditambahkan spiral pada laras senapannya, dan peluru yang lebih keras.

Senapan dan peluru buatannya ini akhirnya diadopsi untuk dipakai oleh tentara

Inggris.

Page 9: MAKALAH PELURU

Perubahan penting berikutnya dalam sejarah peluru terjadi pada tahun

1882, ketika Mayor Eduard Rubin, direktur di Laboratorium Swiss Army di Thun,

menemukan peluru terselubung tembaga. Permukaan timah pada peluru yang

ditembakkan dapat meleleh karena suhu panas dan gesekan dengan laras senapan.

Karena tembaga memiliki titik lebur yang lebih tinggi, dan lebih keras, peluru

terselubung tembaga dapat ditembakkan dengan kecepatan yang lebih tinggi.

Kemajuan Eropa dalam ilmu aerodinamika mengilhami pembuatan peluru

Spitzer. Pada awal abad ke-20, sebagian besar tentara dunia mulai berpindah

memakai peluru Spitzer. Peluru ini dapat ditembakkan untuk jarak yang lebih

jauh, lebih akurat dan lebih bertenaga.

Kemajuan terakhir dalam bentuk peluru adalah "ekor perahu", basis efisien

untuk peluru Spitzer. Desain ekor perahu akan mengurangi gesekan dengan udara

dengan cara mengalirkan udara sepanjang permukaan peluru. Kombinasi pertama

peluru Spitzer dengan peluru perahu-ekor dilakukan oleh seorang letnan kolonel

Desaleux yang bernama Balle "D". Peluru ini diperkenalkan sebagai amunisi

militer standar pada tahun 1901, untuk senapan Lebel Perancis 1886.

2. Bagian-Bagian Peluru

Page 10: MAKALAH PELURU

Peluru terdiri dari :

1. Proyektil (Projectile) atau anak peluru,

yang ditembakkan dengan kecepatan

tinggi;

2. Selongsong (Cartridge), yang menjadi

wadah proyektil peluru dan mesiu;

3. Propelan, misalnya Gunpowder (bubuk

mesiu) atau cordite;

4. Rim, bagian bawah dari selongsong;

5. Primer/Blasting cap, yang menyulut

mesiu guna meledakkan atau

menembakkan proyektil peluru. Biasanya

terbuat dari peledak yg sensitif seperti lead styphnate atau mercury

fulminat yg dicampur dengan sulfur dan pecahan gelas asahan).

3. Jenis-Jenis Peluru

Secara garis besar, peluru diklasifikasikan berdasarkan bentuk kepala

proyektilnya. Adapun jenis-jenis yang beredar sekarang adalah :

* kepala lancip (sharp point)

Biasanya proyektil jenis ini digunakan untuk menmbus sasaran yang relatif

keras seperti tulang

* kepala bulat (dome point)

Proyektil jenis ini digunakan secara umum untuk kegiatan berburu, kelebihan

proyektil jenis ini memiliki akurasi yang baik dan hasil perkenaan yang

mematikan

Page 11: MAKALAH PELURU

* kepala rata (flat point)

Umumnya digunakan untuk perlombaan dimana sasaran yang ditembak adalah

kertas, Flat poin, menghasilkan lubang tembakan yang rata sehingga

memudahkan dalam penilaian

* kepala ganda.

Jenis peluru secara rinci adalah sebagai berikut :

Full Metal Jacket (FMJ)/ball , adalah inti timbal yg dilapisi seluruh

permukaannya atau permukaan depan dan samping saja dengan tembaga atau

kupronikel dengan tujuan agar anak peluru yg berkecepatan tinggi tidak

menyisakan serpihan timbal atau jenis metal inti lainnya dalam laras yg

membuat laras macet pada penembakan selanjutnya. Anak peluru ini sangat

baik untuk menembus baja, tembok dan baju anti peluru apalagi jika metal inti

terbuat dari bahan yg keras. Kelemahannya adalah daya rusaknya pada tubuh

manusia tidak terlalu besar seperti pada peluru-peluru untuk berburu hewan

atau peluru jenis lain yang ujungnya datar atau berongga. Ini dikarenakan

proyektil ini cendrung untuk tembus saja tanpa membuat luka yang lebar di

dalam tubuh, kecuali FMJ ini telah dimodif sedemikian rupa sebagaimana

kebanyakan FMJ sekarang Misalnya dengan cara meringankan bagian depan

peluru dan membiarkan bagian belakang lebih berat (disebut berat

belakang/berat ekor). Caranya misalnya bagian depan interior anak peluru dari

bahan yg ringan seperti alumunium dan belakang timbal. Dengan posisi titik

berat yg cendrung ke belakang/ekor menyebabkan ketika proyektil ini

menembus kulit, ketidak-seimbangan terjadi, dan anak peluru jungkir balik di

dalam badan menciptakan rongga-rongga yang besar.

Peluru ball ini dapat dibuat berupa multi/banyak seperti gambar di bawah ini,

sehingga sekali tembak dua atau lebih anak peluru keluar sekaligus.

Page 12: MAKALAH PELURU

gambar peluru multiball

Hollow point , adalah peluru yang memiliki lubang atau cekungan pada

hidungnya dengan tujuan agar bentuk peluru tersebut berekspansi melebar saat

menghantam target untuk mengurangi daya tembus dan merusak jaringan

tubuh (jenis ini sangat sering digunakan oleh pemburu). Dengan bentuk

seperti ini otomatis titik berat peluru menjadi lebih ke belakang peluru

sehingga meningkatkan akurasi, karena kecepatan peluru lebih terjaga dan

ketahanan terhadap pembelokan oleh angin lebih baik. Jadi peluru jenis ini

sangat baik untuk target yg jauh secara presisi sehingga baik digunakan oleh

sniper.

gambar peluru hollow point.

Page 13: MAKALAH PELURU

perubahan bentuk peluru hollow setelah menghantam target

gambar perubahan peluru hollow setelah menghantam target, tampak depan

Armor Piercing (AP) , Armor Piercing Discarding Sabot (APDS), & Armor

Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot (APFSDS), adalah peluru yang

dirancang untuk menembus baja. Pada peluru AP di dalam inti peluru ada

“anak peluru” yang terbuat dari bahan yang sangat keras seperti tungsten,

depleting uranium dan sejenisnya. Selama perjalanan peluru, “anak peluru”

tetap berada di dalam peluru. Namun ketika menghantam target “anak peluru”

ini tetap kuat menembus sampai batas tertentu walau kulit-kulitnya sudah

hancur terkena baja target.

gambar irisan penampang peluru AP

Berbeda dengan AP, pada peluru sabot anak peluru-lah (sub-proyektil) yang

menuju sasaran, sedangkan kulit atau pelapisnya (sabot) lepas di perjalanan,

perhatikan gambar di bawah :

Page 14: MAKALAH PELURU

peluru Mk149 APDS, terlihat kulit terlepas dengan sendirinya.

Peluru jenis ini dirancang untuk mendapatkan energi kinetik yang besar (dari

kecepatan dan massa jenis yang besar) dalam menghantam target. Mula-mula

digunakan pada peluru tank, namun kemudian digantikan oleh APFSDS yang

menggunakan sirip (fin). Sedangkan APDS masih dipakai pada senjata kaliber

kecil dan menengah. Peluru ini terdiri dari sabot (biasanya terbuat dari bahan

metal yg ringan dan kuat) dan sub proyektil (biasanya terbuat dari tungsten

atau alloy antara tungsten dengan besi, kobalt, tembaga atau nikel), namun

antara mereka tidak menyatu dan dapat lepas ketika keluar laras.

Sebelum penembakan sub-proyektil dan sabot terkunci bersama, akibat

gaya gesek antara sabot dan sub proyektil menyebabkan mereka berputar

bersama di dalam laras (setiap peluru dalam laras berputar disebabkan adanya

ulir dalam laras yg akan kita bicarakan nanti). Setelah keluar laras sabot

terlepas dengan sendirinya, dan akibat ukuran sub-proyektil yang kurus dan

tajam pada hidungnya dan massa jenis yg besar menyebabkan gaya gesek

udara (drag force) menjadi jauh berkurang. Kecepatan keluar laras (muzzle

velocity) peluru ini lebih besar dari peluru yg biasa dipakai, sebab massa

keseluruhan sabot dan sub-proyektil lebih ringan dari peluru biasa, sehingga di

dalam laras kecepatannya lebih tinggi. Akibat gaya gesek yg kecil setelah di

luar laras menyebabkan kecepatan peluru tetap stabil tinggi seperti saat awal

keluar laras.

Sebagai gambaran peluru meriam L15 APDS (kaliber 120mm) dapat

menembus 355mm baja RHA pada jarak 1 Km.

Page 15: MAKALAH PELURU

Pada panjang batang peluru sub-proyektil lebih dari 6-7 kali diameternya

menyebabkan sub-proyektil tidak stabil secara aerodinamis di udara walaupun

ia berputar (spin). Selain itu perputaran (spin) ini melemahkan daya tembus

pada baja. Untuk memperbaiki ini maka digunakan sirip panah pada ekor

peluru sub-proyektil, disebut APFSDS. Dan peluru ini ditembakkan pada laras

meriam smooth bored, artinya tidak berulir (mulus), jadi peluru APFSDS tidak

berputar. Pada tank dimensi sub-proyektil ini adalah berdiameter 2-3 cm dan

panjang 50-60 cm.

gambar peluru APFSDS

Incendiary , atau peluru bakar. Antara lapisan kulit tembaga dan inti timbal

pada hidung peluru diberi zat campuran Barium Nitrat (Ba(NO3)2 )dan

Magnesium atau zat Phosporus untuk menghasilkan efek terbakar saat

menghantam target. Peluru AP juga bisa diberi efek ini sehingga dikenal

sebagai API (Armour Piercing Incendiary).

Page 16: MAKALAH PELURU

gambar peluru API, perhatikan isian zat bakar pada dalam hidung

Peluru API sangat baik dalam menghantam helikopter tempur seperti Apache

dan Tiger.

Peluru Explosive, adalah peluru yang berisi bahan peledak dan meledak jika

menghantam target. Hidung peluru diberi pemantik picu pukul (percussion

primers) sehingga ketika menghantam target primary explosive (yg sensitif

thd pukulan/hantaman) akan meledak akibat hantaman untuk kemudian

meledakkan detonator di dalam peluru sehingga HE (High Explosive) pun

meledak. Sebagai safety biasanya mula2 posisi HE berada jauh dari percussion

primers dan terkunci di situ, setelah picu senjata bekerja dan peluru melewati

laras yg berulir maka peluru tersebut berputar di dalam laras. Perputaran ini

menyebabkan kunci HE terbuka (kunci bekerja berdasarkan gaya sentripetal

yang timbul akibat perputaran, jika badan peluru berputar maka timbul gaya

sentripetal pada kunci sehingga kunci itu membuka dan HE terdorong akibat

dorongan pegas).

Gambar peluru setelah penembakan

Detonator

Gambar peluru sebelum penembakan dalam posisi aman

HE dapat lolos ke depan mendekati picu pukul

Arah gaya sentripetal (keluar pusat sumbu rotasi)

HE tertahan di belakang kunci

Kunci pengaman mula2 mengatup

Picu pukul (percussion primers)

Page 17: MAKALAH PELURU

peluru HE

Tracer, adalah peluru-peluru yang diberi zat kimia tertentu pada bagian

ekornya, sehingga setelah penembakan zat ini dapat terbakar menyala dan

jejak peluru dapat kelihatan jelas. Tujuan peluru diberi tracer adalah agar

pengguna dapat mengetahui dengan jelas apakah arah tembakan sudah benar

menuju sasaran yg diinginkan.

gambar beberapa peluru tracer

Dummy, adalah peluru untuk kepentingan latihan saja.

Peluru hampa atau peluru kosong, adalah peluru di mana selongsong tidak

berisi propelan atau tidak menggunakan proyektil peluru.

Terdapat pula jenis peluru yang terbuat dari bahan non-logam untuk

mengurangi fungsi mematikannya, seperti peluru karet, peluru lilin, peluru plastik,

dan amunisi biji-bijian. Peluru tidak mematikan mulai digunakan secara luas oleh

Page 18: MAKALAH PELURU

Pasukan Anti Huru-Hara di seluruh dunia setelah pemerintah Amerika

menggunakannya untuk meredakan massa demonstran anti perang Vietnam pada

tahun 1960-an.

4. Proses Pembuatan Peluru

Peluru dibuat dengan cara dicor (casting) dari lelehan timbal (molten

lead). Gambar di bawah ini adalah cara membuat peluru:

gambar: kiri: pembuatan anak peluru, kanan: pembuatan selongsong

Lelehan timbal dituang ke dalam cetakan, didinginkan secara cepat dan

dilepaskan dari cetakan. Hasil cetakan agar lebih halus dan presisi dipress lagi

dalam cetakan dengan alat press (pengerjaan dingin). Pembuatan peluru kaliber yg

kecil biasanya hanya dengan pengerjaan dingin, yaitu dengan pengepressan pada

cetakan. Agar lebih baik lagi permukaan peluru dilapisi dengan tembaga melalui

proses elekroplating (cara elektrolisis). Tujuan pelapisan agar tidak mudah

berkarat dan menghasilkan permukaan yg lebih keras.

Page 19: MAKALAH PELURU

Sedangkan bahan selongsong terbuat dari lembaran kuningan atau

tembaga yg di–“punch” (ditekan) dengan menggunakan alat punch/alat pon.

Selongsong peluru adalah benda yang merupakan wadah yang membungkus

proyektil atau anak peluru dan terdiri dari propelan (biasanya bubuk mesiu), rim,

dan primer. Bubuk mesiu berfungsi sebagai pencetus ledakan yang mendorong

proyektil peluru dengan energi kinetik. Selongsong peluru baru di kenal pada

penggunaan amunisi senjata api modern. Senapan api jenis awal seperti senapan

kopak, senapan lontak atau pemuras belum mengenal penggunaan "selongsong"

pada sebuah peluru.

Sedangkan proyektil terbuat dari lead (timbal) dan biasanya permukaannya

dilapisi tembaga atau kuningan (peluru ball).

Page 20: MAKALAH PELURU

Peluru kemudian diisi dengan propelan berupa bubuk mesiu dengan menggunakan

mesin. Bubuk mesiu atau bubuk hitam adalah bahan peledak yang terbuat dari

campuran belerang, arang, sulfur, fosfor dan kalium nitrat, yang membakar sangat

cepat.

Ukuran peluru disebut “Kaliber”. Kaliber peluru ini di lambangkan dengan angka

yang ada hubungannya dengan diameter peluru atau diameter dalam dari laras.

Page 21: MAKALAH PELURU

Misalnya peluru kaliber 5,56 x 39mm yg digunakan pada AK-74 artinya memiliki

diameter 5,56mm dan panjang selongsong 39 mm. Demikian pula kaliber7,62 x

51NATO artinya diameter peluru itu 7,62 mm dan panjang selongsong 51 mm

NATO artinya standar NATO. Sering sekali hanya ukuran diameternya saja

disebutkan misalnya kaliber 9 mm yg biasa dipakai pada standar pistol atau SMG

(berujung bulat). Kaliber yg terkenal lainnya adalah 12,7 mm.

Kadang-kadang ukuran kaliber menggunakan satuan inchi, misalnya kaliber 0,22

inchi disingkat kaliber .22 artinya diameter dalam laras ukurannya 0,22 inchi.

Kaliber .308 winchester sama dengan kaliber 7,62 x 51NATO

Demikian juga dengan kaliber senjata, misalnya meriam kaliber 105 artinya

diameter dalam laras 105 mm. Namun untuk meriam ada aturan kode misalnya

meriam16"/50 artinya diameter dalam 16 inchi dan panjang meriam 50x

diameternya itu artinya 50x16 = 800 inchi. Atau kode misalnya meriam tank 75

mm L/48 artinya diameter dalam laras 75 mm dan panjang laras 48x diameternya.

5. Cara Kerja Peluru

Sebuah proyektil pada peluru yang ditembakkan dari senjata api dapat

mencapai kecepatan 1500 meter per jam. Jauh lebih cepat dari kecepatan lari

manusia. Bagian bawah peluru berisi primary explosif, sehingga jika dipukul oleh

pelatuk senjata, bagian tengah cup ini akan menekan explosif ke bantalan (anvil)

sehingga peledak ini akan menyala dan menyemburkan nyala melalui flash hole

(lubang nyala) menuju propelan untuk kemudian propelan pun menyala.

Antara selongsong dengan proyektil tidak menyatu, selongsong dalam

posisi menjepit proyektil, ketika propelan terbakar akan timbul tekanan gas yg

tinggi ke segala arah, sehingga anak peluru ini terdorong ke depan meninggalkan

selongsong bergerak menyusuri laras senjata. Sedangkan selongsong terdorong ke

belakang dan dibuang ke luar senjata secara otomatis, atau selongsong tertahan di

dalam pangkal laras dan dibuang secara manual dengan menarik breech blok oleh

pengguna (mode tembak satu-satu pada sniper atau model kuno).

Page 22: MAKALAH PELURU

6. Efek Peluru Pada Tubuh

Ketika peluru menghantam target efek yang terjadi beragam. Ada yang

hanya sekedar tembus saja, misalnya peluru yang dirancang untuk menembus

baja, dan ada yang menimbulkan kerusakan yang hebat sebelum keluar dari tubuh.

Ketidak stabilan peluru ketika menghantam jaringan justru meningkatkan fatalitas

tubuh target, sebab peluru tersebut di dalam jaringan tubuh dapat berguling-guling

sebelum tembus ke belakang. (misalnya pada peluru yang titik beratnya dirancang

ke bagian belakang /ekor).

Gambar bagaimana peluru meninggalkan luka di dalam tubuh (untuk peluru AK-

47)

Ada juga peluru yang dirancang berdeformasi (berubah bentuk) dengan

mudah jika menghantam target, misalnya membuat lubang cekungan pada hidung

Breech block

Pelatuk bergerak memukul bawah peluru

Selongsong dan propelan

Anak peluru

Laras senjata

Page 23: MAKALAH PELURU

peluru seperti pada peluru jenis hollow. Atau membiarkan adanya ruang kosong

udara di dalam peluru, seperti pada peluru AK-74, selain berat ekor di dalam jaket

peluru tersebut ada lapisan kosong udara sepanjang 5mm sehingga ketika peluru

menghantam target terjadi gerak geser pada peluru yang menambah

ketidakstabilan peluru selama melewati jaringan tubuh.

gambar bagaimana peluru AK-74 berjalan di dalam jaringan tubuh korban (bisa

saja peluru keluar tubuh dalam arah yg terbalik)

Ada juga peluru yang dirancang mudah pecah menjadi serpihan yang

banyak pada tubuh sehingga menambah besarnya luka pada jaringan. Peluru jika

menghantam tulang menimbulkan pecahan-pecahan tulang yang berfungsi sebagai

“peluru-peluru” tambahan pada jaringan tubuh.

Page 24: MAKALAH PELURU

Kemudian kecepatan yang tinggi saat menghantam tubuh memperbesar

kemungkinan peluru itu menjadi pecahan-pecahan di dalam jaringan tubuh,

berikut ini gambar hubungan antara kecepatan peluru dengan pecahan yang

terbentuk.

Sebuah proyektil pada peluru dapat melukai organ vital apabila proyektil

yang ditembakkan tepat didada ke arah jantung. proyektil tersebut akan masuk

menembus kulit, merobek daging dan pembuluh darah. Ketika proyektil tersebut

bertemu dengan penghalang seperti daging, tulang, dan otot, ujung proyektil pada

peluru akan terbelah dan melebar. Tepat seperti bunga yang mekar. Sedangkan

Page 25: MAKALAH PELURU

gelombang kejut pada peluru tersebut akan memberikan tekanan yang sangat kuat

pada organ di sekitar proyektil. Proyektil peluru akan terus melaju dan

menghancurkan rusuk, dan menembus jantung. Darah anda akan mengalir tumpah

keluar dan membanjiri rongga dada termasuk paru-paru. peluru akan terus

bergerak kedepan dengan energi yang sangat besar. Menembus dan merobek otot

jantung. Tekanan darah akan turun dengan drastis dan jantung akan berhenti

karena mengalami shock dan kerusakan yang parah. Proyektil atau lebih dikenal

dengan anak peluru ini akan berhenti disuatu tempat didalam tubuh anda karena

kehabisan energi atau jika masih memiliki energi yang cukup besar, proyektil

akan menembus badan anda dan menguras darah yang tersisa.

Efek kerusakan yang mucul pertama jika tertembak adalah pendarahan,

yang berpotensial terjadinya hypovolemic shock (keadaan berkurangnya volume

darah). Dengan gejala kurangnya pasokan oksigen ke organ vital. Efek yang

umum jika tertembak adalah exsanguinasi atau pendarahan besar-besaran, hypoxia

(kurangnya pasokan oksigen yang dibawa oleh darah) yang disebabkan oleh

pneumothorax (kondisi teperangkapnya udara diantara dinding dada dan paru-

paru dan membuat paru-paru tertekan), dan kerusakan fatal pada susunan syaraf

pusat. Luka akibat terkena tembakan sangat bervariasi dari kasus demi kasus.

Tergantung lokasi luka, dari mana arah masuknya proyektil, dan juga jalur peluru

ketika menembus badan. Luka tembak yang tidak fatal dapat menimbulkan efek

yang permanen meskipun korban dapat memulihkan diri. Sedangkan setelah efek

trauma luka tersebut, anda masih berurusan dengan yang namanya infeksi. Tapi

anda tak perlu mengalami semua itu jika tertembak tepat dikepala.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 26: MAKALAH PELURU

1. Peluru merupakan suatu amunisi berupa proyektil padat yang ditembakkan

dari senjata api atau senapan angin, yang terbuat dari logam, umumnya

dari timbal.

2. Peluru terdiri dari Proyektil (Projectile) atau anak peluru, Selongsong

(Cartridge), Propelan, Rim, dan Primer/Blasting cap.

3. Secara garis besar peluru dibedakan berdasarkan bentuk proyektil atau

anak pelurunya, yang antara lain kepala lancip (sharp point), kepala bulat

(dome point), kepala rata (flat point), dan kepala ganda. Sedangkan secara

rinci jenis-jenis peluru antara lain :

a. Full Metal Jacket (FMJ)/ball

b. Hollow point

c. Armor Piercing (AP) , Armor Piercing Discarding Sabot (APDS), &

Armor Piercing Fin Stabilized Discarding Sabot (APFSDS),

d. Incendiary

e. Peluru Explosive

f. Tracer,

g. Dummy

h. Peluru hampa atau kosong

i. Peluru berbahan non-logam

4. dalam proses pembuatan peluru, Peluru dibuat dengan cara dicor (casting)

dari lelehan timbal (molten lead).

5. Selongsong peluru terbuat dari lembaran kuningan atau tembaga yg

di–“punch” (ditekan) dengan menggunakan alat punch/alat pon.

Sedangkan proyektil terbuat dari lead (timbal) dan biasanya permukaannya

dilapisi tembaga atau kuningan (peluru ball).

6. Ukuran peluru disebut “Kaliber” yang dilambangkan dengan angka yang

ada hubungannya dengan diameter peluru atau diameter dalam dari laras.

7. Saat peluru ditembakkan, dan ketika pelatuk sebuah senjata ditarik, pin

pemicu tembakan akan memukul primer dan memicunya. Percikan api

akan terjadi akibat pukulan pin pada primer dan akan membakar gas pada

Page 27: MAKALAH PELURU

bubuk mesiu. Gas yang terbakar dari bubuk mesiu mendorong proyektil

peluru lepas dari selongsongnya. Setelah peluru terlepas, tekanan pada

selongsong akan hilang menjadikan selongsong tersebut terlontar keluar

dari ruang pembakaran. Selongsong peluru bersifat kedap udara dan akan

mengunci ruang pembakaran amunisi dari segala arah kecuali pada bagian

bawah selongsong tersebut.

8. Sebuah proyektil atau anak peluru yang ditembakkan ke tubuh makhluk

hidup, akan yang berdampak pada kerusakan organ vital salah satunya

adalah jantung, menyebabkan tekanan darah akan turun dengan drastis dan

jantung akan berhenti karena mengalami shock dan kerusakan yang parah.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Sejarah Peluru (online).

http://www.berbagaihal.com/2011/06/sejarah-peluru.html

Diakses pada tanggal 3 Desember 2012

Page 28: MAKALAH PELURU

Anonim. 2012. Bubuk Mesiu (online). http://id.wikipedia.org/wiki/Bubuk_mesiu

Diakses pada tanggal 3 Desember 2012

Anonim. 2012. Bullet (online). http://en.wikipedia.org/wiki/Bullet

Diakses pada Tanggal 3 Desember 2012

Arie. 2012. Bagaimana Cara Membuat Bubuk Mesiu (online).

http://id.answers.yahoo.com/question/index?

qid=20120906073403AAndrMw

Diakses pada tanggal 3 Desember 2012

Surya, Ipung. 2012. Begini Cara Peluru Membunuh Anda (online).

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/13/begini-cara-peluru-

membunuh-anda/

Diakses Pada Tanggal 3 Desember 2012

UnikQu Blog. 2011. Proses Pembuatan Peluru (online). http://unik-

qu.blogspot.com/2011/07/proses-pembuatan-peluru.html

Diakses pada tanggal 4 Desember 2012