16
BEBAT Definisi Pembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka. Tujuan Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut: 1. Menahan sesuatu seperti: menahan penutup luka menahan pita traksi kulit menahan bidai menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai "splint") menahan rambut kepala di tempat 2. Memberikan tekanan, seperti terhadap : kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom adanya ruang mati (dead space) 3. Melindungi bagian tubuh yang cedera. 4. Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera. Manfaat bebat : 1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah. 2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo. 3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat meningkatkan laju darah vena. 4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas. 5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai) 6. Memberi kehangatan, misal bandage flanel pada sendi rematik. Prinsip-prinsip pembalutan Balutan harus rapat rapi jangan terialu erat karena dapat mengganggu sirkulasi.

Makalah Pembebatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BEBAT

Citation preview

BEBAT

DefinisiPembalutan/bebat adalah penutupan suatu bagian tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan dengan tujuan tertentu. Pembebatan mempunyai peran penting dalam membantu mengurangi bengkak, kontaminasi oleh mikroorganisme dan membantu mengurangi ketegangan jaringan luka.

TujuanTujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-hal berikut:1. Menahan sesuatu seperti: menahan penutup luka menahan pita traksi kulit menahan bidai menahan bagian tubuh yang cedera dari gerakan dan geseran (sebagai "splint") menahan rambut kepala di tempat2. Memberikan tekanan, seperti terhadap : kecenderungan timbulnya perdarahan atau hematom adanya ruang mati (dead space)3. Melindungi bagian tubuh yang cedera.4. Memberikan "support" terhadap bagian tubuh yang cedera.

Manfaat bebat :1. Menopang suatu luka, misal tulang yang patah.2. Mengimobilisasi luka, misal bahu yang keseleo.3. Memberikan tekanan, misal pada ekstremitas inferior dapat meningkatkan laju darah vena.4. Menutup luka, misal pada operasi abdomen yang luas.5. Menopang bidai (dibungkuskan pada bidai)6. Memberi kehangatan, misalbandage flanelpada sendi rematik.

Prinsip-prinsip pembalutan Balutan harus rapat rapi jangan terialu erat karena dapat mengganggu sirkulasi. Jangan terialu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas. Ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk merigetahui adanya gangguan sirkulasi. Bila ada keluhan balutan terialu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat, kemudian evaluasi keadaan sirkulasi.

Rumus Menghitung Tekanan Tiap Lapis Bebat (subbandage pressure)Kekuatan pada pembebatan (Kgf) x n x 4620Diameter daerah bebat (cm) x lebar bebat (cm)n = jumlah lapisan bebatCatatan :Biasanya digunakan cara yang lebih mudah yaitu memasukkan pulpen pada bebat yang telah terpasang. Jika dapat masuk dengan mudah, berarti bebat tersebut telah sesuai tekanannya.Pemilihan lebar bebat dan penentuan jumlah lapisan bebat yang tepat sangat mempengaruhi besarnya daya tekan bebat terhadap luka.

Syarat-syarat pembalutan Mengetahui tujuan yang akan dikerjakan mengetahui seberapa batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan. Tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan, bentuk besamya bagian tubuh yang akan dibalut.

Tipe-tipe pembebat :1. Strectable roller bandage Terbuat dari kain, kasa, flanel, atau bahan elastik. Kebanyakan terbuat dari kasa karena mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah longgar. Jenis-jenisnya :1. Lebar 2,5 cm : digunakan untuk jari tangan, kaki2. Lebar 5 cm : digunakan untuk leher dan pergelangan tangan3. Lebar 7,5 cm : digunakan untuk kepala, lengan atas, fibula, kaki4. Lebar 10 cm : digunakan untuk daerah femur dan pinggul5. Lebar 10-15 cm : digunakan untuk dada, abdomen, punggung.6. Triangle cloth Berbentuk segitiga dan terbuat dari kain masing-masing panjangnya 50-100 cm. Digunakan untuk bagian tubuh yang berbentuk lingkaran, atau untuk menyokong bagian tubuh yang luka. Biasa dipakai pada luka kepala, bahu, dada, tangan, kaki, lengan atas.2. Putaran Dasar Dalam Pembebatana.Putaran spiral Digunakan untuk membebat bagian tubuh yang mempunyai lingkaran sama, misal : lengan atas, kaki Putaran dibuat dengan sudut kecil 300dan setiap putaran menutup 2/3 lebar bandage dari putaran sebelumnyab.Putaran sirkuler Biasanya digunakan untuk mengakhiri pembebatan, juga untuk menutup bagian tubuh yang berbentuk silinder/tabung misalnya pada bagian proksimal jari kelima. Biasanya tidak digunakan untuk menutup daerah luka karena menimbulkan ketidaknyamanan Bebat ditutupkan pada bagian tubuh sehingga setiap putaran akan menutup dengan tepat bagian putaran sebelumnya.c.Putaran spiral terbalik Digunakan untuk membebat bagian tubuh dengan bentuk silinder yang berdiameter tidak sama, misalnya pada tungkai bawah kaki yang berotot. Bebat diarahkan ke atas dengan sudut 300, kemudian letakkan ibu jari dari tangan yang bebas di sudut bagian atas dari bebat. Bebat diputarkan membalik sepanjang 14 cm (6 inch), dan tangan yang membebat diposisikan pronasi sehingga bebat menekuk di atas bebat tersebut dan lanjutkan putaran seperti sebelumnya.d.Putaran berulang Digunakan untuk menutup bagian bawah dari tubuh misalnya tangan, jari, atau pada bagian tubuh yang diamputasi Bebat diputarkan secara sirkuler di bagian proksimal. Kemudian ditekuk membalik dan dibawa ke arah sentral menutup semua bagian distal. Kemudian bagian inferior, dengan dipegang tangan yang lain dibawa kembali ke arah kiri dari bagian sentral bebat. Pola ini dilanjutkan bergantian ke arah kanan dan kiri, saling tumpang tindih, tetapi pada putaran awal dengan 2/3 lebar bebat. Bebat kemudian diakhiri dengan dua putaran sirkuler yang bersatu di sudut lekukan dari bebat.e.Putaran angka delapan Biasanya digunakan untuk membebat siku, lutut, tumit.Bebat diakhiri dengan dua putaran sirkuler menutupi bagian sentral sendi. Kemudian bebat dibawa menuju ke atas persendian, membuat putaran seperti angka delapan. Setiap putaran dilakukan ke atas dan ke bawah dari persendian dengan menutup putaran sebelumnya dengan 2/3 lebar bebat. Lalu diakhiri dengan dua putaran sirkuler di atas persendian.

Macam-macam bahan pembalutan1. Pembalut pitaPembalut bentuk pita ada bermacam-macam: Pembalut kasa gulungBiasanya untuk pembalut luka sederhana atau pembalut gips.Pembalut kasa dipakai bila diperlukan pembalut yang kaku dan kuat misalnya untuk penutup kepala, bidai, pembalut gips (saat ini jarang dipakai)Disamping itu bisa juga dibuat dari kain katun atau kain flanel, dan seringkali dipakai untuk tujuan PPGD. Pembalut elastikTersedia di toko dengan ukuran 4 dan 6 inch.Bisa dipakai untuk berbagai tujuan: penahan, penekanan, pelindung dan penyangga, sehingga pemakaiannya sangat luas. Pembalut tricotTerdiri dari Rain seperti kain kasa sehingga agak elastik bagian tengahnya diisi kapas sehingga berbentuk bulat panjang. Tersedia di toko dengan berbagai ukuran: 2, 4 , 6 dan 10 inch. Pemakaiannya sebagai bebat, tekan, penahan, penyangga dan pelindung. Lain - lain"Stocking" elastik, terbuat dari bahan elastik dengan tekanan tertentu.Yang lain misalnya baju elastik."Butterfly", terbuat dan plester kecil untuk merapatkan luka-luka kecil tanpa dijahit.

Teknik Pembalutan Pembalut PitaPembalut gulung dapat dibuat dari kain katun, kain kasa, flanel, ataupun bahan yang elastik. Tetapi yang banyak dijual di apotik-apotik ialah yang terbuat dari kain kasa. Keuntungan kain kasa ini ialah: mudah menyerap air atau darah dan tidak gampang bergeser sehingga mengendor.1. Untuk kepala dan wajah Fascia Galenica, Mitra Hippocratis (F. Capitalis) Fascia Nadosa, Fascia Sagittalis Monoculus/Binoculus, balut telinga cara komer2. Untuk anggota badan berbentuk bulat panjang Balutan biasa berulang (dolabra cuttens): Untuk leher, telinga,tungkai Balut pucuk rebung (dolabra reversa): Untuk lengan, tungkai3. Untuk anggota badan berbentuk lonjong Dolabra reversa Balut belit ular (dolabra repens)4. Untuk persendian Balut silang (Spica, figure of eight) Balut penyu (Testudo : inversa/reversa)5. Beberapa metode lain-lain Stella Pectoris, Stella DorsiUntuk menutup dan menekan luka di dada dan punggungStella Dorsi dapat dipakai untuk fraktur ciavicula (cara lain dengan Ransel Verband) Suspensorium Mamae (simple/duplex) dari van EdenUntuk menyangga buah dada yang sakit/sehabis operasiBisa untuk balut penekan dengan sedikit modifikasi Balutan penarik/traksi kulitSesudah pleister diletakkan pada sisi tungkai, luarnya dibalut dengan balutan elastik dolabra currens pada betis dan paha, sedangkan pada lutut memakai testudo reversa.

Pembalutan di kepala

Pembalut gulung untuk kepala

Pembalut gulung untuk rahang dan pipi

Pembalut gulung untuk lengan, juga untuk betis

Pembalut gulung untuk siku

Pembalut gulung untuk jari, telapak tangan dan pergelangan tangan

Pembalut gulung untuk lutut

Pembalut gulung untuk pergelangan kaki

Pembalut gulung untuk tumit

BIDAI

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan atau letak tulang yang patah.Alat penunjang berupa sepotong tongkat, bilah papan, tidak mudah bengkok ataupun patah, bila dipergunakan akan berfungsi untuk mempertahankan, dan menjamin tidak mudah bergerak sehingga kondisi patah tulang tidak makin parah.

Tanda-tanda patah tulang atau fraktura.Bagian yang patah mengalami pembengkakan (edema)b.Daerah yang patah terasa nyeri (dolor)c.Terjadi perubahan bentuk pada bagian yang patahd.Anggota badan yang patah mengalami gangguan fungsi (functiolaesa)

Macam-macam bidai (splint)a. Splint improvisasi Tongkat : kayu, koran, majalah Fiksasi lengan dengan badan, ekstremitas bawahb. Splint konvensionalUniversal splint atas bawah

Persiapan pembidaiana.Periksa bagian tubuh dengan teliti. Periksa juga status vaskuler, neurologis, serta jangkauan gerakanb.Pilihlah bidai yang tepat

Alat-alat pokok pembidaian1. Bidai atau spalk terbuat dari kayu atau bahan lain yang kuat tetapi ringan2. Pembalut segitiga3. Kasa steril

Prinsip pembidaian1. Prinsip pembidaian melalui 2 sendi. Sebelah proksimal dan distal dari fraktur2. Pakaian yang menutup bagian yang cedera dilepas, periksa adanya luka terbuka atau tanda-tanda patah dan dislokasi.3. Periksa dan catat ada tidaknya gangguan vaskuler dan neurologis pada bagian distal yang mengalami cedera sebelum dan sesudah pembidaian.4. Tutup luka dengan kasa steril.5. Pembidaian dilakukan pada bagian proksimal dan distal daerah trauma (dicurigai patah atau dislokasi).6. Jangan memindahkan penderita sebelum dilakukan pembidaian kecuali ada di tempat berbahaya.7. Beri bantalan yang lembut pada pemakaian bidai yang kaku.8. Periksa hasil pembidaian supaya tidak terlalu longgar atau ketat.9. Perhatikan respon fisik dari pasien.

Syarat-syarat bidai Ukuran meliputi lebar dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan Panjang bidai diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang mengalami patah tulang. Usahakan bidai dengan lapisan empuk agar tidak membuat sakit Bidai harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang yang patah Bidai tidak boleh terlalu kencang atau ketat

Perhatian Pada saat pemasangan bidai ingat nyeri dapat lebih menghambat, dapat menyebabkan shock. Pada saat pemasangan bidai yang kurang hati-hati dapat mengakibatkan patah tulang makin parah. Kain segitiga untuk menyangga anggota badan atas Cara memasang bidai bagian atas Bidai untuk lengan bawah 3 buah kain segitiga untuk fiksasi patah tulang iga Bidai/fiksasi untuk cerai sendi bahu Bidai untuk jari tangan yang patah Bidai untuk patah tulang sendi lutut Bidai untuk patah tulang paha

Bantal untuk membidai tulang pinggul yang patah

Pembidaian pada paha yang patah

Apabila patah di bagian atas paha (nyeri tekan di abgian atas), bidai di sisi laur harus sampai pinggang

Apabila patah di bagian bawah (nyeri tekan di paha bagian bawah), bidai cukup sampai pinggul. Perhatikan pula bahan yang dipakai untuk pembidaian

Bidai dan bantalan untuk tempurung lutut yang patahContoh Penggunaan BidaiFraktur1.Fraktur HumerusPertolongan :1. Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap ke dalam2. Pasang bidai dari siku sampai ke atas bahu3. Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah4. Lengan bawah digendong5. Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang spalk ke lengan bawah dan biarkan tangan tergantung tidak usah digendong.6. Rujuk RS2.Fraktur AntebrachiiPertolongan :1. Letakkan tangan pada dada2. Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan3. Ikat pada daerah atas dan di bawah tulang yang patah4. Lengan digendong5. Rujuk ke RS3.Fraktur ClaviculaTanda-tanda patah tulang selangka :1. Korban tidak dapat mengangkat tangan sampai atas bahu2. Daerah yang patah nyeri tekanPertolongan :1. Dipasang ransel perban2. Bagian yang patah diberi alas terlebih dahulu3. Pembalut dipasang dari pundak kiri disilangkan melalui punggung ke axilla kanan4. Dari axilla kanan ke depan atas pundak kanan, dari pundak kanan disilangkan ke axilla kiri, lalu ke pundak kanan dan akhirnya diikat.5. Rujuk ke RS4.Fraktur FemurPertolongan :1. Pasang bidai dari : Axilla sampai sedikit melewati mata kaki Lipat paha sampai sedikit melewati mata kaki2.Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah3.Bila perlu ikat kedua kaki di atas lutut dengan pembalut untuk mengurangi pergerakan4.Rujuk ke RS5.Fraktur CrurisPertolongan :1. Pasang dua bidai sebelah dalam dan sebelah luar tungkai kaki yang patah2. Diantara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas3. Bidai dipasang antara mata kaki sampai beberapa cm di atas lutut.4. Rujuk ke RS

Dislokasi1.Dislokasi RahangGejala dan Tanda :1. Tidak bisa menutup mulut2. Rasa sakit di depan telinga3. Lunak4. Ludah mengalirPertolongan :1. DRABC2. Lepaskan gigi palsu bila ada3. Topang dagu bagian bawah4. Cari pertolongan medis

2.Dislokasi Sendi JariTindakan pertolongan :1. Biarkan pada posisi yang tidak nyeri2. Untuk sementara waktu sendi tersebut dibidai dengan menggunakan sebila bambu atau kayu yang telah dilapisi, jari dibidai dalam keadaan setengah melingkar, seolah-olah membentuk huruf O dengan ibu jari3. Bawa ke rumah sakit

3.Dislokasi Sendi BahuTanda :1. Posisi tangan sedikit abduksi, ke atas dan ke dalam2. Sendi bahu kosong3. Penonjolan tulang acromion4. Sendi siku posisi fleksi5. Adanya masa di regio subcoracoidPertolongan :1. Korban didudukkan, biarkan pada posisi paling tidak nyeri, menurut korban (posisi yang paling tidak nyeri adalah dengan menyilangkan lengan pada dada)2. Lengan ditahan dengan pembalut penyangga3. Selipkan bantalan yang lunak diantara lengan dan pada dada sisi yang sakit4. Bawa korban ke rumah sakit

4.Dislokasi Sendi PanggulTanda :1. Pemendekkan2. Sedikit adduksi3. Rotasi interna dan sedikit fleksi, dan lutut terputar ke dalam4. Nyeri pada setiap usaha menggerakkan pinggulPertolongan :1. DRABC2. Biarkan dengan posisi paling tidak nyeri yaitu dengan menekuk lututnya secara hati-hati lalu di bawah lututnya diberi ganjal dengan kain atau selimut3. Imobilisasi dengan tanda atau penopang yang kuat4. Keluarkan isi kantong celana5. Minta agar korban jangan buang air kecil dulu6. Tenangkan korban7. Hubungi ambulansJika petugas medis belum datang juga : Gunakan perban lunak di antara lutut, tungkai, dan mata kaki Pasang balut angka 8 pada kaki dan mata kaki Pasang perban lebar pada kedua lutut Panggul diganjal dengan kain atau selimut yang digulung